BAB VI sistem politik di indonesia

Waktu: 8 x 45
Menit
(Keseluruhan
KD)

STANDAR KOMPETENSI:

6. Menganalisis Sistem Politik di
Indonesia.

KOMPETENSI DASAR :

6.1. Mendeskripsikan Infrastruktur Dan
Suprastruktur Politik Di Indonesia.
6.2. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik
Di Berbagai Negara.
6.3. Menampilkan Peran Serta Dalam Sistem
Politik Di Indonesia.

Waktu : 4 x 45
Menit

STANDAR
KOMPETENSI :
6. Menganalisis
Sistem Politik
di Indonesia

KOMPETENSI
DASAR :
6.1.
Mendeskripsik
an
Infrastruktur
Dan
Suprastruktur
Politik Di
Indonesia.

(Indikator)
Hasil Yang
Diharapkan:







Menguraikan Pengertian Sistem Politik.
Mendeskripsikan Ciri-ciri Umum, Macammacam Sistem Politik Dan Demokrasi Sebagai
Sistem Politik.
Menganalisis Infrastruktur Politik Dari Masa
Ke Masa Di Indonesia.
Menganalisis Suprastruktur Politik Di
Indonesia.

Rusandi S.
Pengertian Sistem
David Easton
Politik, Fungsi dan
Robert Dahl,
Kapabilitas

dll.
Ciri-ciri Umum dan Macammacam Sistem Politik
INFRASTRUKTUR
Demokrasi Sebagai Sistem
DAN
Politik
SUPRASTRUKTU
R POLITIK DI
Pasca
INDONESIA
Kemerdekaan
Kel. Kepentingan




Infrastruktur
Politik
Suprastruktu
r Politik


Kel. Penekan
Media
Komunikasi
Tokoh
Politik

1. SISTEM
POLITIK
a. Pengertian
Sistem Politik
Dalam arti umum, politik adalah
“macam-macam kegiatan dalam
suatu sistem politik/negara yang
menyangkut proses menentukan
dan sekaligus melaksanakan
tujuan-tujuan
itu”.
Kata ”politik” (Yunani)
”polis”sistem

= negara
kota. “Polis” berarti “city state” –
merupakan segala aktivitas yang dijalankan
oleh Polis untuk kelestarian dan
perkembangannya “politike techne”
(politika).
Politik pada hakikatnya “the art and science
of government” atau seni dan ilmu

Dalam pengertian lain, politik dapat
diartikan :
• Seni dan ilmu meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional.
• Usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik
Aristoteles).
• Hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemerintahan dan
negara.
• Merupakan kegiatan yangg diarahkan

untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat.

Batasan sistem politik menurut
beberapa ahli ;
a. Rusandi

Simuntapura, sistem politik ialah
mekanisme seperangkat fungsi atau
peranan dalam struktur politik dalam
hubungan satu sama lain yang
menunjukkan suatu proses yang langgeng.

b.Sukarna, sistem politik ialah tata cara
mengatur neg.
c. David Easton, sistem politik dapat
diperkenalkan sebagai interaksi yang
diabstraksikan dari seluruh tingkah laku
sosial sehingga nilai-nilai dialokasikan
secara otoritatif kepada masyarakat.


Sistem Politik
Menurut Kautsky
 Sistem Tradisional, ada pada masyarakat praindustrialisasi (Kelas Ningrat = menguasai tanah
dan produksi yang menduduki pemerintahan; Tani =
menerima kekuasaan dari kaum ningrat; Menengah
= menduduki pemerintahan, militer dan agama).
 Sistem Totalitarianism , ingin mengendalikan
masyarakat secara total (agama, keluarga, olah
raga, dll). Mereka memerlukan teknologi dan
senjata modern.
 Sistem Totalitarianism Ningrat, kelas ini memegang
kekuasaan dengan metode totaliter dalam
memerintah, buruh dan tani tidak memiliki cukup
kekuatan. Proses industrialisasi dan gerakan
nasionalis merupakan ancaman.

 Sistem Totaliterianism Cendekiawan, sistem ini
dipimpin kaum ningrat yang didukung oleh
kaum menengah/cendekiawan dan kapitalis.

 Sistem Demokrasi, semua golongan mempunyai
kesempatan turut serta dalam proses politik
dan pemerintah, dengan ciri-ciri :
a. kedaulatan ada ditangan rakyat,
b.pemerintah berdsrkan persetujuan dari yang
diperintah,
c. kekuasaan mayoritas,
d.jaminan HAM dan jaminan golongan
minoritas,
e. pemilu jujur dan adil,
f. persamaan didepan hukum,
g.pembatasan kekuasaan secara
konstitusional.

FUNGSI SISTEM
POLITIK
 Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik
dalam menjalankan fungsinya (eksistensi) di
lingkungan yang lebih luas.
 Konversi, menggambarkan kegiatan

pengolonganahan input menjadi ouput mulai
dari : penyampaian tuntutan, perangkuman
tuntutan menjadi tindakan pembuatan
aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi,
dan komunikasi.
 Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan
rekruitmen yang bertujuan memantapkan
bangunan struktur politik dari sistem politik.

2 Fungsi Utama Sistem politik : Perumusan
kepentingan rakyat, dan Pemilihan pemimpin
serta pejabat pembuat keputusan.

KAPABILITAS SISTEM
POLITIK
 Regulatif, merupakan penyelenggaraan
pengawasan terhadap tingkah laku individu dan
kelompok yang ada di dalamnya.
 Ekstraktif, merupakan pengelolaan SDA dan SDM
untuk mencapai tujuan dari sistem politik.

 Distributive, hasil pengelolaan SDA untuk
didistribusikan kepada masyarakat.
 Responsif, kemampuan sistem politik dalam
menanggapi tekanan dari masyarakat.
 Simbolik, efektivitas simbol dari sistem politik
terhadap lingkungan intra dan ekstra masyarakat.
 Domestik dan Internasional, suatu sistem politik
berinteraksi di lingkungan domestik dan
internasional.

1. Fungsi integrasi dan
adaptasi terhadap
SISTEM POLITIK
masyarakat, baik ke
MENCAKUP :
dalam maupun keluar.
2. Penerapan nilai-nilai
dalam masyarakat
berdasarkan
kewenangan.

3. Penggunaan kewenangan
atau kekuasaan, baik
secara sah ataupun tidak.

B. CIRI-CIRI UMUM SISTEM
POLITIK
Sistem Politik Menurut Almond,
Memiliki 4 (Empat) Ciri-ciri :
 Mempunyai kebudayaan
politik .
 Menjalankan fungsifungsi .
 Memiliki spesialisasi.
 Merupakan sistem

CARA KERJA SISTEM POLITIK
BERDASARKAN INPUT DAN OUTPUT YANG
DIGAMBARKAN OLEH HOOGERWERF
SISTEM
EKONO
MI

MASUKAN
(INPUT)
UMPAN
BALIK
MASUKAN (Input)
Referensi
Kebijaksanaan
sarana kekuasaan

Sistem
Budaya
Politik
Struktur
Pengemba
Integra
ngan Politiksi
UMPAN
BALIK

Dampak
kebijaksan
aan
pemerinta
HASIL
h
(Output)
Kebijaksana
an
Dampak
pemerintah
kebijaksan
aan
pemerinta
h
SISTEM
TEKNIS

C. MACAM-MACAM SISTEM
POLITIK
Almond
dan Powell, membagi 3 (tiga)
kategori sistem politik yakni :

 Primitif yang intermittent (bekerja
dengan sebentar-sebentar istirahat).
 Tradisional dengan struktur-struktur
bersifat pemerintahan politik yang
berbeda-beda dan suatu kebudayaan
“subyek”.
 Modern di mana struktur-struktur politik
yang berbeda-beda, berkembang dan
mencerminkan aktivitas budaya politik
“participant”.

Klasifikasi sistem politik
menurut Alfian :
• Otoriter/Totaliter
• Anarki
• Demokrasi
• Demokrasi dalam transisi.
Ramlan Surbakti
mengklasifikasikan
sistem politik dengan
kriteria :
1. Otokrasi Tradisional,
2. Totaliter,
3. Demokrasi,
4. Negara Berkembang

MENURUT ALMOND DAN COLEMAN, MACAMMACAM SISTEM POLITIK YANG BANYAK
BERLAKU DI NEGARA BERKEMBANG:
1. Demokrasi Politik,
2. Demokrasi
Terpimpin,
3. Oligarki
Pembangunan,
4. Oligarki Totaliter,
5. Oligarki Tradisional

D. DEMOKRASI SEBAGAI
SISTEM POLITIK
Menurut Bingham Powel, Jr., sistem politik
demokrasi ditandai :
• Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa
pemerintah tersebut mewakili keinginan rakyatnya.
• Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan
untuk mem-peroleh legitimasi, dilaksanakan melalui
pemilu.
• Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti
proses pemili-han (memilih/dipilih).
• Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa
dipaksa.
• Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar
(kebebasan berbicara, berorganisasi dan pers).
Setiap partai politik berusaha untuk memperoleh
dukungan.

2. SUPRA STRUKTUR DAN INFRA
STRUKTUR POLITIK DI INDONESIA
a. Infrastruktur
Politik
Berdasarkan teori politik, infra struktur politik
mencakup :
a. Partai politik (political party),
b. Kelompok kepentingan (interest group),
c. Kelompok penekan (pressure group),
d. Media komunikasi politik (political
communication media), dan
e. Tokoh politik (political figure).

Hak dasar sebagai bangsa yang merdeka
dan berdaulat serta bebas dari segala
macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD
1945, alinea I), dan hak dasar sebagai
warga negara :








Sebagai warga negara dan penduduk Indonesia
(Pasal 26),
Bersamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan (Pasal 27 ayat (1)),
Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang
layak (Pasa 27 ayat 2),
Kemerdekaan berserikat, mengeluarkan pikiran
lisan dan tulisan (Pasal 28),
Mempertahankan hidup sebagai hak asasi manusia
(Pasal 28A)
Jaminan beragama dan pelaksanaanya (Pasal 29
ayat (2)),
Ikut serta dalam usaha hankam negara (Pasal 30),

b.PARTAI POLITIK (POLITICAL PARTAI)
DI INDONESIA
Eksistensi
parpol
merupakan
prasyarat,
baik sebagai
sarana
penyaluran
aspirasi
rakyat,
maupun dalam
proses
penyelenggar
aan negara

Cara Memperoleh
Kekuasaan ;

 Pertama, secara
legal (ikut pemilu
legislatif).
 Kedua, secara ilegal
(melakukan
subversib, revolusi
atau coup d`etat).

1)MASA PRA KEMERDEKAAN
Budi Utomo (Jkt, 20 Mei 1908), merupakan
organisasi modern pertama yang melakukan
perlawanan secara non fisik.
dalam
perkembangannya
menjadi partaipartai politik
yang didukung
kaum terpelajar
dan buruh tani.

 Sarekat Islam (1912),
 Muhammadiyah (1912),
 Indische Partij (1912),
 PKI (1921),
 PNI (1927),
 Partai Rakyat Indonesia
(1930),
 Partai Indonesia (1931),
 Partai Indonesia Raya
(1931).

2)MASA PASCA KEMERDEKAAN (TAHUN
1945 – 1965)
Tumbuh suburnya partai-partai politik,
didasarkan pada Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945.

KLASIFIKASI PARTAI POLITIK MENURUT DASAR/ASASNYA
KETUHANAN
 Partai
Masjumi,
 Partai
Sjarikat
Indonesia,
 Pergerakan
Tarbiya
Islamiah
(Perti),
 Partai
Kristen
Indonesia
(Parkindo),
 Dll.

KEBANGSAAN

 Partai Nasional
Indonesia (PNI)
 Partai Indonesia Raya
(Parindra)
 Partai Rakyat
Indonesia (PRI)
 Partai Demokrasi
Rakyat (Banteng)
 Partai Rakyat
Nasional (PRN)
 Partai Kebangsaan
Indonesia (Parki)

MARXISME








Partai
Komuni
s
Indones
ia (PKI)
Partai
Sosialis
Indones
ia
Partai
Murba
Partai
Buruh
Permai

NASIONALI
SME
Partai
Demokrat
Tionghoa
(PTDI)
Partai
Indonesia
Nasional
(PIN)
IPKI

Alfian, mengelompokkan partai politik hasil
Pemilu 1955 :
1. Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN,
PIR Hazairin, Parindra, SKI, dan PIRWongsonegoro).
2. Partai Islam (Masjumi, NU, PSII, dan
Perti).
3. Aliran Komunis (PKI)
4. Aliran Sosialis (PSI, dan GTI).
5. Aliran Kristen (Partai Katolik, dan
Parkindo).

Kehidupan politik masa demokrasi liberal
(1955–1959), banyak ditandai pergantian
kabinet.
Persaingan antar elit partai politik besar,
telah membawa negara pada instabilitas
politik, sehingga mandeknya pembangunan
ekonomi dan rawannya keamanan.
Akibat konflik berkepanjangan
pada Badan Konstituante
(merumuskan UUD yang bersifat),
mendorong Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5
Juli 1959 yang selanjutnya
melahirkan demokrasi terpimpin.

3)MASA ORDE BARU (TAHUN
1966 - 1998)
Orde Baru
(1966)
melakukan
pembenaha
n institusi
politik,
karena
jumlah
parpol yang
banyak,
tidak
menjamin
stabilitas

PARPOL PESERTA PEMILU
1971 :

• Golongan Karya (Golkar),
• Partai Nasional Indonesia
(PNI),
• Nahdatul Ulama (NU),
• Partai Katolik,
• Partai Murba,
• Partai Syarikat Islam Indonesia
(PSII),
• Ikatan Pendukung
Kemerdekaan Indonesia (IPKI),
• Partai Kristen Indonesia
(Parkindo),
• Partai Muslimin Indonesia
(Parmusi),
• Partai Islam Perti (Persatuan

Hasil Pemilu 1971, menunjukkan
kemenangan
Karya partai politik ;
Terjadi Golongan
penyederhanaan
Partai berbasis Islam (NU, Parmusi, PSII,
dan Partai Islam) menjadi Partai Persatuan
Pembangunan (PPP);
Partai berbasis sosialis dan nasionalis
(Parkindo, Partai Katolik, PNI, Murba dan
IPKI) menjadi Partai Demokrasi Indonesia
Berdasarkan
(PDI).
UU No. 3
Tahun 1975,
Pemilu 1977
dan 1982
1. PPP (ke-Islaman dan ideologi Islam)
hanya diikuti 2. Golongan Karya (kekaryaan dan
3 (tiga)
keadilan sosial)
peserta :
3. PDI (demokrasi, kebangsaan/
nasionalisme dan keadilan).

PERBANDINGAN PEROLEHAN SUARA PARTAI
PESERTA PEMILU SELAMA ORDE BARU
Partai Politik Peserta Pemilu
No

Tahun
Pemil
u

Partai
Persatuan
Pembangunan
(PPP)

Golongan Karya
(Golkar)

1.

1971

14.833.942 (96)

34.348.673
(236)

5.516.849 (30)

2.

1977

18.722.138 (99)

39.313.354
(232)

5.459.987 (29)

3.

1982

20.871.880 (94)

48.334.724
(242)

5.919.702 (24)

4.

1987

13.701.428 (61)

62.783.680
(299)

9.324.708 (40)

5.

1992

16.624.647 (62)

66.599.331
(282)

14.565.556 (56)

6.

1997

25.340.028 (89)

84.187.907
(325)

3.463.225 (11)

Partai
Demokrasi
Indonesia
(PDI)

4)MASA/ ERA REFORMASI (TAHUN 1999
S.D. SEKARANG)
Berdasarkan
UU No. 3/1999, partai-partai politik di
Indonesia diberikan kesempatan hidup kembali
mengikuti pemilu multi partai
N
O

NAMA PARTAI POLITIK

N
O

NAMA PARTAI POLITIK

1.

Partai Indonesia Baru (PIB)

12.

Partai Kebangsaan Merdeka

2.

Partai Kristen Indonesia (Krisna)

13.

(PKM)

3.

Partai Nasional Indonesia (PNI)

14.

P. Demokrasi Kasih Bangsa

4.

Partai Aliansi Demokrat Indonesia

15.

(PDKB)

5.

P. Kebangkitan Muslim Indonesia

16.

Partai Amanat Nasional (PAN)

6.

Partai Umat Islam (PUI)

17.

Partai Rakyat Demokrat (PRD)

7.

Partai Kebangkitan Umat (PKU)

18.

P. Syarikat Islam Indonesia 1905

8.

Partai Masyumi Baru (PMB)

19.

Partai Katolik Demokrat

9.

P. Persatuan Pembangunan (PPP)

20.

Partai Pilihan Rakyat (Pilar)

10.

P. Syarikat Islam Indonesia (PSII)

21.

Partai Rakyat Indonesia (PARI)

11.

P. Demokrasi Indonesia Perj (PDIP)

48. Partai Bulan Bintang (PBB)
................

c.KELOMPOK KEPENTINGAN
(INTEREST GROUP)
Jenis-jenis kelompok kepentingan :
 Kelompok Anomik (kelompok spontan dan
tidak memiliki nilai/norma),
 Kelompok Asosiasional (biasanya jarang
terorganisir dan kegiatannya kadangkadang),
 Kelompok Institusional ( merupakan
kelompok pendukung kepentingan
institusional; seperti partai politik,
korporasi bisnis, dll.),
 Kelompok Assosiasonal (merupakan
kelompok yang terorga-nisir yang
menyatakan kepentingan dari suatu

Kegiatan kelompok kepentingan di dalam
suatu negara, sangat bergantung kepada
sistem politik pemerintah apakah
menerapkan sistem kepartaian tunggal/ dua
partai/ lebih.
Pada sistem partai
tunggal, kelompok
kepentingan sangat
dibatasi, karena
pemerintahan
totaliter. Pada
umumnya dianut
oleh negara
komunis (Rusia,
RRC, Vietnam,
Korea Utara, Kuba

Pada sistem dua
partai/ lebih,
kelompok
kepentingan
berpeluang
tumbuh dan
berkembang
dengan pesat.
Pada umumnya

d.KELOMPOK PENEKAN
(PRESSURE GROUP)

Kelompok penekan, dapat dipergunakan
rakyat untuk menyalurkan aspirasinya
dengan sasaran mempengaruhi atau
membentuk kebijaksanaan pemerintah.

Contoh
institusi
Kelompok
penekan

 Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM),
 Organisasi sosial keagamaan,
 Organisasi Kepemudaan,
 Organisasi Lingkungan Hidup,
 Organisasi pembela Hukum
dan HAM,
 Yayasan atau Badan hukum
lainnya.

e.MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (POLITICAL
COMMUNICATION MEDIA)
Media komunikasi politik, dapat berfungsi
untuk menyampaikan informasi dan
persuasi mengenai politik baik dari
pemerintah kepada masyarakat maupun
Media sebaliknya.
komunikasi ;
surat kabar,
telefon,
faximile,
internet,
Dapat memainkan
peran penting
televisi, radio,
terhadap penyampaian
film, dan
informasi serta
sebagainya. membentuk/mengubah
pendapat umum dan
sikap politik publik.

f. TOKOH POLITIK (POLITICAL
FIGURE)
Pengangkatan tokoh politik dilakukan
melalui proses :

 Transformasi dari peranan-peranan
non-politis (keagamaan, kebudayaan,
status sosial, dll.) untuk memainkan
peranan politik yang bersifat khusus.
 Pengangkatan dan penugasan untuk
menjalankan tugas-tugas politik.

Menurut Lester G. Seligman, bahwa
proses pengangkatan tokoh-tokoh
politik berkaitan dengan :
 Legitimasi elit politik,
 Masalah kekuasaan,

 Representativitas elit
politik, dan
 Hubungan antara
pengangkatan tokoh-tokoh
politik dengan perubahan
politik.

G. SUPRASTRUKTUR
POLITIK
Merupaka
n mesin
politik
resmi
sebagai
penggera
k politik
formal.

Pada Negara Monarki, pemerintahan
dikuasai oleh keluarga bangsawan.
Raja/Ratu, berperan sebagai lambang
kebesaran/alat pemersatu. Kabinet
dapat dibentuk berdasarkan pemilu
(tergantung tingkat
pendemokrasiannya).
Pada Negara Republik, elit politik ada
yang memegang kekuasaannya
secara diktator. Namun juga banyak
yang bersifat demokratis (tergantung
Konstitusi/UUD negaranya).

Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya
elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :
 Eksekutif (pelaksana undang-undang),
 Legislatif (pembuat undang-undang), dan
 Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang)
dengan sistem pembagian atau pemisahan
kekuasaan.

Supra
struktur
politik
mantap

Didukung infra
struktur politik
(rakyat, partai politik
dan ormas), dalam
pemerintahan melalui
wakil-wakilnya.

Mekanisme pemerintahan
(infrastruktur dan suprastruktur
politik) dapat memenuhi fungsinya,
manakala Sistem Politik mampu :
1.Mempertahankan pola (tata cara, normanorma dan prosedur-prosedur yang
berlaku).
2.Menyelesaikan ketegangan
(menyelesaikan, konflik dan perbedaan
pendapat) yang memuaskan semua pihak.
3.Melakukan perubahan (kemampuan
adaptasi dengan perkembangan baik di
dalam maupun luar negeri).
4.Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi
keinginan masyarakat untuk mencapai

Waktu : 4 x 45
Menit

Standar
Kompetensi :
6. Menganalisis
Sistem Politik
di Indonesia..

Kompetensi Dasar :
6.2. Mendeskripsikan
Perbedaan Sistem
Politik Di Berbagai
Negara.
6.3. Menampilkan
Peran Serta Dalam
Sistem Politik Di
Indonesia.

(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :


Mendeskripsikan Pendekatan Sistem Politik
Negara.



Menganalisis Perbedaan Sistem Politik Negara
(Inggris, RRC, Dan Republik Indonesia).



Menganalisis Partisipasi Politik Warga Negara.



Menganalisis Faktor-faktor Pendukung
Partisipasi Politik.

Pendekatan Sistem
Politik Negara
PERBEDAAN
SISTEM
POLITIK DAN
PERAN SERTA
DALAM
SISTEM
POLITIK DI
INDONESIA





Inggris
RRC
Indones
ia

Perbedaan Sistem Politik
Negara

Partisipasi
Politik WN
Faktor-faktor
Pendukung
Partisipasi
Pol.

Bentuk
Partisipasi
Tingkatan
Partisipasi
Pendidikan Politik
Kesadaran Politik
Sosialisasi Politik

3. PERBEDAAN SISTEM POLITIK DI
BERBAGAI
NEGARA
a. Pendekatan
Sistem Politik
Negara

Setiap negara memiliki sistem politik yang
berbeda. untuk mempelajari proses politik
suatu negara diperlukan beberapa
 Sejarah
pendekatan :
 Sosiologis
 Kultural / Budaya
 Psycho-Sosial (Kejiwaan
masyarakat)
 Filsafat
 Ideologi
 Konstitusi dan Hukum

B. PERBEDAAN SISTEM POLITIK
NEGARA
a).
Sistem Politik Negara
Inggris
N
O

FAKTOR
YANG
MEMPENGA
RUHI

URAIAN / KETERANGAN

1.

Latar
Belakang
Sejarah

Sejak abad 19, Inggris berubah menjadi
masyarakat industri modern. Para politisi mulai
menyesuaiakan sistem politik tsb. Mereka juga
dihadapkan pada masalah upaya membangun
kesejahteraan warganegaranya.

2.

Kondisi
Sosiologis

Kondisi masyarakat Inggris dalam waktu cepat
mampu bersaing dengan negara–negara lain
yang
lebih
dahulu
merintis
ke
arah
industrialisasi. Meskipun masyarakat Inggris
”bersifat
kekotaan”,
namun
tetap
menghendaki sistem monarki dengan satu raja
dan banyak bangsa.

3.

Kondisi

Sebagian masyarakat Inggris dikenal sebagai

4. Kondisi
PsychoSosial /
Kejiwaan
masyaraka
t

Mayoritas
masyarakat
sangat
menghormati simbol-simbol kekuasaan
negara (ratu/raja, lembaga pemerintah,
dll). Mereka senantiasa menunjukkan
ketaatannya
kepada
undang-undang
politik azasi.

5. Pedoman
Filsafat

Masyarakat sangat mendukung rejim yang
berkuasa, manakala para penguasa juga
mentaati undang-undang politik asasi,
dan
jika
dilanggar
maka
akan
mengahadapi
perlawanan.
Kejahatan
sangat tercela dan dianggap melawan
masyarakat.

6. Paham
atau
Ideologi
yang
diterapkan

Penerapan
ideologi
negara,
adalah
ideologi liberal. Dalam kehidupan seharihari, sangat menghormati kebebasan dan
hak-hak asasi manusia.

7. Pedoman
Konstitusi

Kekuasaan pemerintah, lebih banyak
dibatasi oleh konvensi dari pada hukum

Penyelenggaraan pemerintah,
dilaksanakan oleh :
 Kabinet (Perdana menteri dan dewan
menteri) serta parlemen (Majelis Rendah
dan Majelis Tinggi).
 Parlemen dalam merumuskan kebijakan
pemerintah dibatasi, karena cara kerjanya
diawasi oleh kabinet.
 Perdana Menteri dapat memastikan bahwa
setiap usul yang diajukan pemerintahnya,
akan disetujui dalam bentuk yang
dikehendaki parlemen.

b). Sistem Politik Negara
RRC
FAKTOR YANG

N
MEMPENGARU
O
HI

URAIAN / KETERANGAN

1. Latar
Belakang
Sejarah

Proses kehidupan sistem politik di China,
merupakan produk revolusi menggantikan
sistem kerajaan yang telah bertahan
berabad-abad. Revolusi demi revolusi,
menjadikan Partai Komunis Cina (PKC)
sebagai
penguasa
dan
membentuk
pemerintahan komunis sampai dengan
sekarang.

2. Kondisi
Sosiologis

Pada masyarakat Cina, lembaga-lembaga
sosial yang dominan adalah keluarga.
Mereka mengakui wewenang kekuasaan
para pemimpinnya atas tingkah laku
sosialnya. Kesetiaan harus diarahkan pada
kepentingan kolektif dan bukan pada
ikatan-ikatan pribadi.

3. Kondisi
Kultural/
Budaya

Pemerintah Cina sejak tahun 1949, telah
mengupayakan pendidikan sabagai salah
satu alat yang paling efektif untuk

4. Kondisi
PsychoSosial /
Kejiwaan
masyara
kat

Negara Cina memiliki wilayah dan penduduk
terbesar di dunia. Sebelum menjadikan
Partai Komunis Cina berkuasa, selalu dilanda
perang saudara. Dewasa ini, mereka bangga
karena memiliki kekayaan budaya tinggi
yang diwariskan oleh para pendahulunya.

5. Pedoman Mayoritas masyarakat Cina memiliki tingkat
Filsafat
kepercayaan
diri
tinggi.
Sifat-sifat
antusiasme, kepahlawanan, pengorbanan,
dan usaha bersama – mendapatkan nilai
tinggi. Azas percaya diri sendiri mempunyai
implikasi nasional maupun internasional.
6. Paham
atau
Ideologi
yang
diterapk
an

Revolusi Cina telah berlangsung selama
puluhan tahun sebelum partai komunis
menjadi kekuatan yang besar dalam politik
Cina
dan
mulai
menguasai
pemerintahannya.
Anti
imperialisme
merupakan
unsur
paling
kuat
dalam
pembentukan ideologi komunis.

7. Pedoman Berdasarkan

Konstitusi

1954,

organ

PENGUASA KOMUNIS CINA SELALU
BERUPAYA:
 Mengikutsertakan warganya dalam kegiatan
politik secara teratur dan terorganisir melalui;
gerakan masa, keanggotaan dalam organisasi
masa, dan partisipasi dalam pengelolaan unitunit produksi).
 Dalam kaderisasi calon-calon pemimpin
komunis, dilakukan; rekruitmen aktivis, kader
dan anggota partai.
 Masuk menjadi anggota PKC merupakan
tindakan yang menentukan dalam rekruitmen
politik yang akan memperoleh promosi dan
kekuasaan.

C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
Faktor
No

Yang
Mempenga
ruhi

Uraian / Keterangan

1. Latar
Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial
Belakang Belanda dan bala tentara Jepang untuk
Sejarah
mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus
1945.
Pasca
proklamasi
kemerdekaan, para pemimpin Indonesia
terlibat dalam proses politik dengan mencari
format berdasarkan demokrasi Pancasila.
2. Kondisi
Sosiologis

Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras
dan antar Golongan telah dipersatukan
dalam kesatuan politik dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian,
upaya saling menghormati dan kerja sama
dalam membangun kerukunan hidup penting
untuk ditegakkan.

3. Kondisi
Kultural/

Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
dibangun atas dasar sendi-sendi multi

4 Kondisi
. PsychoSosial /
Kejiwaa
n
masyara
kat

Bangsa
Indonesia,
sebelum
menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara selalu dapat
dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan
semangat rela berkorban dan cinta tanah air
bangsa Indonesia mampu sejajar dengan
bangsa-bangsa
lain
di
dunia.
Bangsa
Indonesia sangat menentang segala mecam
bentuk penjajahan.

5 Pedoma
.n
Filsafat

Pancasila dalam sistem politik Indonesia,
telah dijadikan dasar dan motivasi dalam
segala sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
untuk
mencapai
tujuan
nasionalnya sebagaimana terkandung di
dalam Pembukaan UUD 1945.

6 Paham
. atau
Ideologi
yang
diterapk
an

Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila, akan selalu dikaitkan dengan
proses
politik
dalam
pengaturan
penyelengga-raan pemerintahan negara yang
meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.

DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN SISTEM
DEMOKRASI
PANCASILA DENGAN PRINSIP :
a. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut
di dalam Pembukaan UUD 1945, serta
penjabarannya dalam Batang Tubuh dan Penjelasan
UUD 1945.
b. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
c. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas
kelembagaan yang diharapkan segala sesuatunya
dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu
sesuai UUD 1945.
d. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di
dalam penjelasan UUD 1945.

SISTEM POLITIK DEMOKRASI PANCASILA MENGHARGAI
NILAI-NILAI MUSYAWARAH SEBAGAI BERIKUT:
1.Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;
2.Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama;
4.Musyawarah harus diliputi olh semangat
kekeluargaan;
5.Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima
dan melaksanakan keputusan musyawarah;
6.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur;
7.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjun-jung
tinggi harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.

Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya
Demokrasi
Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang
Penerapannya
Dijabarkan Dalam :
 Pemerintahan Berdasarkan Hukum.
 Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
 Pengambilan Keputusan Berdasakan
Musyawarah
 Peradilan yang Bebas dan Merdeka
 Partai Politik (Parpol) dan Organisasi
Sosial Politik (Orsospol)

ASPEK - ASPEK DEMOKRASI
PANCASILA:
a. Aspek formal
b. Aspek materiil
c. Aspek normatif (kaidah)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
SESUAI DENGAN
PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
PANCASILA:
a.Keseimbangan antara hak dan
kewajiban,
b.Persamaan,
c. Kebebasan yang
bertanggungjawab,

Penugasan Praktik
Kewarganegaraan
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem
Politik di Berbagai Negara, dilanjutkan Penugasan
dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan
sebagai berikut :
1. Berikan penjelasan singkat, apa sajakah perbedaan pokok
dalam menentukan cara bekerjanya sistem politik sebagai
berikut :
N
CARA KERJA
URAIAN SINGKAT
O
1.

Sosial Politik

.......................................................
...................

.......................................................
Rekruitmen
2.
...................
Politik
2. Berikan tanggapan penjelasan, bagaimanakah pola
.......................................................
Komunikasi
pembinaan
dan proses
politik pada masyarakat Inggris
3.
...................
Politik
yang dikenal
sangat patuh
kepada peraturan perundangan
dan disiplin dalam kehidupan seharihari ! ................................................................................
..............

3.Dalam sistem politik negara Cina
berdasarkan Konstitusi Tahun 1954,
terdapat 3 elit politik yang sangat
berpengaruh. Berikan penjelasan singkat
tugas pokok elit politik tersebut !
KONGGRES
RAKYAT
NASIONAL

DEWAN
NEGARA

MAHKAMAH
RAKYAT TERTINGGI

............................... ............................... .................................
...
...
.

4.Tuliskan persamaan dan perbedaan
Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi
Pancasila yang pernah dipraktikkan dalam
sistem politik negara Inodnesia !
DEMOKRASI TERPIMPIN

DEMOKRASI PANCASILA

................................................ .................................................
.....
......

C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK
DI INDONESIA
a.Partisipasi
Politik
Warga
Negara
Partisipasi politik, merupakan penentuan
sikap dan
 keterlibatan hasrat setiap individu dalam
situasi dan kondisi organisasinya,
sehingga pada akhirnya :
 Mendorong individu tersebut berperan
serta dalam pencapaian tujuan
organisasi,
 Mengambil bagian dalam setiap
pertanggungjawaban bersama.

PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK
MENURUT PARA AHLI :
 Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatankegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui
darimana mereka mengambil bagian dalam proses
pemilihan penguasa dan secara langsung, dalam proses
pembentukan kebijaksanaan umum.
 Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik
adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal yang
sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi
seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakantindakan yang diambil oleh mereka.
 Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan
kegiatan seseorang dalam partai politik. Partisipasi
politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana
seseorang turut serta dalam proses pemilihan

BENTUK-BENTUK PARTISIPASI
POLITIK
NONKONVENSIONAL
KONVENSIONAL
 Pemberian Suara
(voting)

 Pengajuan petisi
 Berdemonstrasi

 Diskusi politik

 Konfrontasi

 Kegiatan kampanye

 Mogok

 Membentuk dan

 Tindak kekerasan

bergabung dalam

politik terhadap harta

kelompok

benda.

Kepentingan.
 Komunikasi

 Tindak kekerasan
politik terhadap

7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK
INDIVIDUAL MENURUT MILBRATH M.L.
GOEL :
NO

BENTUK
PARTISIPASI

URAIAN / KETERANGAN

1.

Aphatetic
Inactives

Tidak beraktifitas dan
tidak pernah memilih.

partisipatif,

2.

Passive
Supporters

Memilih
secara
reguler/teratur,
menghadiri
Parade patriotik, membayar seluruh
pajak,
“mencintai negara”.

3.

Contact
Specialist

Pejabat penghubung lokal (daerah),
propinsi
dan nasional dalam masalah-masalah
tertentu.

4 Communic
. ators

Mengikuti
informasi
politik,
mengirim pesan dukungan dan
protes
terhadap
pemimpinpemimpin partai politik.

5 Party and
. Campaign
Workers

Bekerja untuk partai politik atau
kandidat, meyakinkan orang lain
tentang
bagaimana
memilih,
bergabung
dan
mendukung
partai
politik,
dipilih
jadi
kandidat partai politik.

6 Community Bekerja dengan orang-orang lain
. Activist
berkaitan
dengan
masalahmasalah lokal dan melakukan
kontak terhadap pejabat-pejabat
berkenaan dengan isu-isu sosial.
7 Protesters
.

Bergabung dengan demonstrasi
publik di jalanan, melakukan

Tingkatan atau piramida
partisipasi politik menurut David F.
Roth dan Frank L. Wilson (1980).

Aktivis

(Menyimpang)
Pembunuh politik, teroris,
pembajak

Pejabat umum, pejabat parpol
sepenuh waktu, pimpinan
kelompok kepentingan
Petugas kampanye, aktif dalam
parpol/kelompok kepentingan, aktif
dalam proyek-proyek sosial
Partisip
an
Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha
meyakinkan orang, memberikan suara dalam pemilu, mendiskusikan
masalah politik, perhatian pada perkembangan politik.
Pengam
at
Orang Yang
apolitis

TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK,
SANGAT TERGANTUNG DARI AKIBAT YANG
DISEBABKANNYA :

 Menduduki jabatan politik atau administratif.
 Mencari jabatan politik atau administratif.
 Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.
 Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.
 Keanggotan aktif suatu organisasi semu
politik (quasi-political).
 Keanggotan pasif suatu organisasi semu
politik (quasi-political).
 Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi,
dan sebagainya.
 Partisipasi dalam diskusi politik informal
minat dalam bidang politik.
 Voting (pemberian suara).

b.FAKTOR-FAKTOR
PARTISIPASI POLITIK
1) PENDIDIKAN
POLITIK

PENDUKUNG

Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat
diartikan sebagai usaha sadar untuk
mengubah proses sosialisasi politik
masyarakat sehingga mereka memahami
dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang
terkandung dalam suatu sistem politik
yang ideal yang hendak dibangun.
Pendidikan politik sebenarnya
dimaksudkan untuk mewujudkan atau
setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader
yang dapat diandalkan untuk memenuhi
harapan masyarakat luas, dalam arti yang
benar-benar memahami semangat yang
terkandung di dalam perjuangan sebagai

Melalui pendidikan politik, diharapkan
kader-kader anggota partai politik
akan memperoleh manfaat :
1.Dapat memperluas pemahaman,
penghayatan dan wawasan terhadap
masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat
politis.
2.Mampu meningkatkan kualitas diri dalam
berpolitik dan berbudaya politik sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3.Lebih meningkatkan kualitas kesadaran
politik rakyat menuju peran aktif dan
partisipasinya terhadap pembangunan

2) KESADARAN POLITIK
Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik
adalah suatu proses batin yang menampakkan
keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi
(hal terpenting) urusan kenegaraan dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah
sama, sangat tergantung pada latar belakang
pendidikannya. Kaum elit dan kelompok
menengah, nampak relatif lebih baik.
Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat
pendidikannya rendah, diperlukan pembinaan
yang intensif.

PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA
MASYARAKAT DAPAT DILAKSANAKAN
DENGAN
:
No
Bidan
Implementasi Partisipasi politik
g

1.

Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara
langsung ataupun tidak
langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,
b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR,
Presiden, DPR, Menteri, dan sebagainya,
c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi,
dan lain-lain.

2.

Ekono Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif
mi
dalam kegiatankegiatan antara lain :
a. Menciptakan
sektor-sektor
ekonomi
yang
produktif baik dalam bentuk jasa, barang,
transportasi, komunikasi, dan sebagainya.
b. Melalui
keahlian
masing-masing,
dapat
menciptakan produk-produk unggulan yang

3. Sosial Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatankegiatan a.l. :
Buda a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat
ya
menunjukkan prestasi belajar yang tinggi.
b. Menjauhkan
diri
dari
perbuatan
yang
melanggar hukum , seperti: tawuran, narkoba,
merampok, berjudi, dan sebagainya.
c. Profesional dalam bidang pekerjaannya,
disiplin, dan produktivitas tinggi untuk
menunjang
keberhasilan
pembangunan
nasional.
4.

Hank Setiap warga negara dapat ikut serta secara
am
aktif dalam kegiatankegiatan antara lain :
a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan
kemampuan dan profesinya masing-masing.
b. Senantiasa
memelihara
ketertiban
dan
keamanan wilayah atau lingkungan tempat
tinggalnya.
c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa

2) SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi politik

adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan proses
dengan jalan mana orang belajar tentang
politik dan mengembangkan orientasi pada
politik.
Sarana
Dalam
Sosialisasi
Politik

Keluarga
(family)

Sekolah


Partai
Politik

Penugasan Praktik
Kewarganegaraan
Setelah mempelajari materi-materi tentang :
Partisipasi Politik, Faktor-faktor Pendukung
Partisipasi Politik, dilanjutkan Penugasan dengan
menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai
1.berikut
Berikan
: penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk
partisipasi politik sebagai berikut :
NO

1.

2.

BENTUK
PARTISIPA
SI
Passive
Support

Contact
Specialist

URAIAN SINGKAT
.............................................................
.............................................................
.............................................................
.....................

..............................................
..............................................
..............................................

2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik
warga negara di dalam sistem politik negara
Indonesia ! .............................................................
...............................................................
Berikan 2 (dua) contoh yang anda
ketahui : ...............................................................
............................................................

3. Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya
pendidikan politik warga negara dalam sistem
politik negara Indonesia dan berikan contohnya !
……………………………………………………………………………
……......

SOAL ESSAY/URAIAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan
singkat dan jelas !
1. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik
menurut Almond !
2. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi
tujuan partai politik di Indonesia pada masa orde
baru dan era reformasi !
3. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di
Indonesia semakin meningkat, berikan alasan
penjelasannya !
4. Berikan penjelasan tentang pentingnya pendidikan
politik dalam kegiatan partisipai politik di
Indonesia !
5. Berikan masing-masing 2 (dua) contoh wujud

STUDI KASUS
PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS,
DAYA ARTIKULASI MENURUN
Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran
jika sekarang kekuatan di luar negara muncul dengan kekuatan yang
lebih kentara. Kondisi ini memperlihatkan betapa partai politik sekarang
mengalami krisis. Hal ini disampaikan oleh pengamat Fachry Ali dalam
diskusi tentang sikap partai politik terhadap masalah diplomasi
pertahanan dan keamanan nasional yang diselenggarakan Majelis Pakar
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006.
Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil
pemilu. Namun, pemerintah yang terpilih tidak mampu membuatg koalisi
nasional secara besar-besaran. “Problemnya, presiden terpilih yang
berasal dari partai kecil akan bermasalah ketika berhadapan dengan
parlemen. Untungnya ada Jusuf Kalla, yang berhasil menguasai Golkar
sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di parlemen,” ujarnya.
Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan
pemerintah dan rakyat. Bahkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), yang sudah menempatkan diri sebagai oposisi, tidak punya
kepandaian menangkap esensi persoalan. Mereka tidak punya
kemampuan meluncurkan persoalan pada saat yang tepat. “Jadinya,
fungsi oposisi hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan hanya hal-hal

TAGIHAN
TUGAS :
1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali
apa telah ditulis sesuai dengan persepsi yang ada
dibenak anda !
2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang
terjadinya “krisis” dan “menurunnya daya artikulasi”
partai politik di Indonesia pasca pemilu 2004 !
3. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya
dalam membangun artikulasi partai politik guna
meningkatkan kinerja di parlemen !
4. Sebagai pelajar, apa yang harus dilakukan sebagai
bentuk partisipasi ploitik?
5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan
guna meningkatkan kinerja pemerintah dengan mitra
kerjanya parlemen :
a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan !
b. Sebagai ketua suatu partai politik !
c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat !

INQUI
RI
Carilah referensi dari berbagai sumber
untuk mengkaji ulang tentang rumusan dan
penerapan
sistem
politik
demokrasi
Pancasila
(berikut
gambar-gambar
pendukungnya) yang berkaitan dengan tata
cara pengambilan keputusan !
1.Pahami kembali tentang rumusan
“demokrasi Pancasila ”, dan buatlah
skenario (simulasi atau role play) wujud
demokrasi Pancasila dalam pengambilan
keputusan di sekolah !
2.Carilah topik-topik dari berbagai sumber
(mass media cetak atau elektronik) sekitar
pelaksanaan sistem politik demokrasi
Pancasila (cara pengambilan keputusan),
3.Kemudian lakukan demonstrasi dalam