PHAKSI ARWENDHA C9509074

(1)

commit to user

i

PERANCANGAN KOMIK “BANU PENGEN JADI BAIK”

SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN MORAL

SECARA ISLAMI

Tugas Akhir

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

PHAKSI ARWENDHA NIM. C9509074

FAKULTAS ASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Penulisan Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pembimbing I

Drs. AHMAD ADIB, M.Hum, Ph.D NIP. 196207081992031001

Pembimbing II

NIDYAH WIDYAMURTI, S.Sn. NIDN. 0626097401

Koordinator Tugas Akhir

Drs. AHMAD ADIB, M.Hum, Ph.D NIP. 196207081992031001


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

MOTTO

‘Bara g siapa ya g e e puh jala e ari il u aka aka di udahka oleh Allah agi ya e ari surga.”


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya tugas akhir ini di persembahkan kepada :

1. Ayah, ibu, dan saudara tercinta


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan sebuah karya tugas akhir yan berjudul PERANCANGAN ILUSTRASI KOMIK “ BANU PENGEN JADI BAIK “ SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN MORAL SECARA ISLAMI PADA ANAK.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat yang wajib dilaksanakan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III program studi DIII Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis sadar bahwa apa yang telah diperoleh ini tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis semata tetapi hasil dari keterlibatan berbagai pihak. Oleh sebab Itu diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D Selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D Selaku Kepala Program Studi DIII Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai koordinator Tugas Akhir. 3. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D selaku pembimbing 1.


(7)

commit to user

vii

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran akan diterima dengan tangan terbuka

Surakarta, Maret 2012


(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Perancangan ... 5

BAB II IDENTIFIKASI DATA ... 6

A. Data Produk ... 6

B. Target ... 21

C. Kompetitor ... 22

BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 25


(9)

commit to user

ix

B. Konsep Perancangan ... 27

BAB IV VISUALISASI KARYA ... 80

A. Komik... 80

B. Media Promosi... 84

BAB V PENUTUP ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA


(10)

PERANCANGAN KOMIK

“BANU PENGEN JADI BAIK”

SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN MORAL SECARA ISLAMI Phaksi Arwendha1

Drs.Ahmad Adib, M.Hum.Ph.D2Nidyah Widyamurti, S.Sn.3 ABSTRAK

2012. Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Komik “Banu

Pengen Jadi Baik” sebagai media pendidikan moral secara islami. Adapun masalah yang dikaji adalah bagaimana menyampaikan pesan moral yang bersifat Islami agar lebih disukai oleh anak-anak. Penulisan cerita dalam komik “Banu Pengen Jadi Baik” ini bersumber dari sebuah buku Islami yang berjudul Keluhan Manusiawi karangan Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid. Komik ini dirancang dengan ide cerita yang tidak monoton dan visualisasi komik yang dibuat lebih menarik dan berkualitas, agar pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan tidak membosankan. Target market dari komik ini adalah perorangan dengan usia 10-25 tahun, sedangkan target audience dari komik ini adalah perorangan dengan rentang usia 10-15 tahun. media penunjang promosi komik ini terdiri dari 8 jenis karya halaman.Yaitu : T- Shirt, ,Sticker, Gantungan Kunci, Book Mark, pin, Mug, X Banner,dan Poster.

1

Nama mahasiswa dengan NIM C 9509074

2DosenPemimbing I


(11)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang pasti memiliki keluhan-keluhan dalam mensikapi problematika yang dihadapi dalam kehidupan ini. Problematika tersebut umumnya banyak dijumpai saat ini juga di alami anak-anak, misalnya sering anak terlambat atau tertinggal sholat Subuh, sering tertawa berlebihan yang terkesan menganggap sepele segala sesuatu dan tidak pernah serius, sering berfikir negatif, cenderung pesimis dalam menghadapi setiap masalah, tidak dapat berfikir jernih dalam menghadapi segala sesuatu, selalu mengedepankan emosi dan amarah, dan lain-lain. Sesuatu yang dianggap sepele namun dapat berdampak fatal dan perlu diwaspadai, karena bila perilaku ini sudah menjadi kebiasaan pada anak-anak, kebiasaan ini akan dianggap sebagai sesuatu yang wajar, bila dibiarkan akan bardampak pada penyakit hati. Hal inilah saat ini sudah berkembang di masyarakat dan dianggap sebagai hal yang biasa. Apabila tidak diperdulikan, kebiasaan ini akan berpengaruh pada generasi yang akan datang. Berakibat pada kesesatan dan krisis moral, yang mengarah pada perbuatan kriminal, korup, dan menurunnya kualitas sumber daya manusia di generasi mendatang. Diperlukan edukasi yang bisa mengatasi dampak yang lebih buruk. Menyediakan media yang baik adalah salah satu solusinya. Buku merupakan salah satu media yang sangat cocok untuk menyampaikan edukasi pada anak-anak, karena dengan membaca


(12)

commit to user

buku secara tidak langsung anak-anak akan menyerap informasi dan merekam segala pesan yang disampaikan buku tersebut.

Membaca adalah sarana yang tepat untuk memperoleh wawasan-wawasan dan ilmu pengeahuan sebagai bekal yang penting dalam kehidupan kita, karena dengan membaca seseorang akan mengetahui banyak hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Pada umumnya media cetak yang dijumpai saat ini, seperti : koran, majalah, tabloid, dan buku - buku bacaan yang bersifat ilmiah ataupun rohani dinilai sebagai sesuatu yang membosankan bagi anak-anak. Minat baca anak-anak saat ini menurun, salah satunya disebabkan aleh kemampuan buku memberikan daya tarik bagi mereka masih kurang. Anak-anak biasanya lebih suka untuk menghabiskan waktu dengan bermain game, seperti play station, PC game yang memang menyajikan daya tarik audio visual sesuai dengan karakter mereka, kondisi ini lebih di perparah lagi dengan munculnya warnet-warnet yang menyediakan permainan game online yang banyak menyita waktu mereka . Faktor-fakor seperti inilah yang menyebabkan anak – anak saat ini menjadi malas belajar dan membaca, sehingga prestasi mereka dalam lingkungan sekolah menjadi menurun. Padahal membaca adalah kunci seseorang untuk bisa memperoleh pengetahuan yang lebih, sehingga dengan pengetahuan yang lebih akan berpengaruh pada pola tingkah laku, sikap, dan intelektual seseorang. Untuk itu diperlukan buku yang mampu menyampaikan pesan-pesan yang menarik bagi anak-anak.

Media baca berupa buku–buku cerita bergambar atau disingkat dengan cergam adalah salah satu media baca yang tepat dan saat ini masih memungkinkan


(13)

commit to user

untuk bisa diminati oleh anak–anak, karena anak-anak cenderung akan merasa bosan bila membaca buku-buku yang didalamnya tidak terdapat gambar-gambar yang dapat menarik minat baca mereka. Cergam berupa komik sangatlah akrab dengan dunia anak-anak. Dengan cerita bergambar berupa komik anak-anak akan lebih tertarik untuk membaca isi cerita dalam buku tersebut, selain itu komik merupakan cerita bergambar yang didukung dengan visual berupa ilustrasi yang menggambarkan berbagai kejadian secara menarik yang menyajikan percakapan antara tokoh satu dengan yang lainnya, sehingga akan dapat memunculkan imajinasi pembaca. Melalui komik, pesan yang disampaikan dalam buku cerita tersebut akan mudah dipahami oleh pembaca. Dalam karya tugas akhir ini penulis ingin menyampaikan cerita satu sisi kehidupan anak-anak yang mengandung pesan-pesan yang berupa pendidikan moral dan rohani yang disajikan dalam bentuk komik.

Komik adalah bentuk karya seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian cerita. Saat ini komik bukanlah suatu produk yang sulit untuk kita cari di pasaran. Akan tetapi keberadaan produk komik produksi dalam negeri sangatlah memprihatinkan. Popularitas komik-komik dalam negeri yang dulunya sangat disukai saat ini kian hari kian meredup. Produk komik yang banyak di jumpai di pasaran adalah produk komik import. Kebanyakan komik-komik tersebut menampilkan kisah super hero seperti Batman, Superman, Spiderman dan lain-lain. Cerita dan aksi didalamnya bersifat fantasi dan hanya memunculkan


(14)

commit to user

imajinasi maupun angan-angan semata. Komik yang menyampaikan pesan edukasi baik secara moral ataupun rohani masih cukup sulit untuk di temui.

Mayoritas dari seluruh penduduk indonesia adalah pemeluk agama Islam tapi ketaatan dan kesadaran dalam beribadah dan berperilaku, terutama dari kalangan anak-anak dinilai masih kurang bahkan semakin hari semakin memprihatinkan. Dalam TA ini, penulis akan menampilkan salah satu kehidupan anak-anak dalam bentuk komik secara Islami. Ilustrasi yang ada pada komik diharapkan akan akan dapat mempermudah penyampaian informasi yang ada didalam komik tersebut dan meningkatkan daya tangkap anak akan pesan-pesan moral yang ada didalamnya. Melalui imajinasi yang dimunculkan oleh komik anak-anak dapat merealisasikan pesan-pesan positif yang tersirat pada komik tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana merancang ilustrasi “ buku komik” dengan pendidikan moral yang islami tersebut agar diminati anak-anak?

b. Bagaimana menentukan media promosi yang efektif untuk memperkenalkan buku komik tersebut kepada target pembacanya?


(15)

commit to user

C. Tujuan Perancangan

a. Merancang komik semenarik mungkin dengan cara membuat alur cerita yang menarik dan tidak monoton sehingga anak-anak dapat tertarik untuk membacanya.

b. Merancang media promosi yang efektif untuk memperkenalkan buku komik tersebut kepada taget pembacanya


(16)

commit to user

BAB II

IDENTIFIKASI DATA

A. Data Produk

1. Pengertian Komik

Komik dalam etimologi bahasa Indonesia berasal dari kata “comic”, yang kurang lebih secara semantik berarti “lucu”, “lelucon” atau kata komikos berasal dari kata komos „revel’ bahasa Yunani yang muncul sekitar abad ke-16. Menurut M.S. Gumelar dalam buku “Comic Making” mendefinisikan, “Komik adalah urutan-urutan gambar yang ditata sesuai tujuan dan filosofi pembuatnya hingga pesan cerita tersampaikan, komik cenderung diberi lettering yang diperlukan sesuai kebutuhan”. (M.S. Gumelar, 2004 : 7)

Di tahun 1985, Eisner mendefinisikan teknis dan struktur komik sebagai squential art,”susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”. (http://kanggofuru.wordpress.com/ 2012/05/07/pengertian_komic/ download tanggal: 19 mei 11.09).

Menurut pendapat Scott Mc Cloud dalam buku “Understanding Comic” yang dikutip dalam buku “Comic Making” mendefinisikan “juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and / or produce an aesthetic response in the reader.” (M.S. Gumelar, 2004 : 7). dari pendapat diatas Scott Mc Cloud


(17)

commit to user

menekankan bahwa komik merupakan, “Gambar berjajar dalam urutan yang disengaja, dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menhasilkan respon estetik dari pembaca”

Di tahun 1996, Will Eisner menerbitkan buku “Graphic Storytelling”, dimana ia mendefinisikan komik sebagai “tatanan gambar dan balon kata yang berurutan dalam sebuah buku komik”. (http://kanggofuru.wordpress.com/2012/05/07/pengertian_komic/

download tanggal : 19 mei 11.09).

2. Sejarah Keberadaan Komik Indonesia

Keberadaan komik Indonesia bukanlah hal yang baru melainkan sudah ada sejak zaman nenek moyang. Cara bercerita dengan menggunakan gambar sudah dikenal di Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan di kepulauan Nusantara. Salah satu contoh cara bercerita menggunakan gambar ini pada masa kerajaan Hindu, Budha dan Islam. Hal ini terbukti dengan adanya relief-relief yang terdapat pada candi-candi seperti yang terdapat pada candi Borobudur yang menyimpan sebelas seri bas relief yang mencakup sekitar 1.460 adegan. Adegan-adegan dalam relief tesebut memiliki deretan cerita yang bertujuan untuk membimbing para peziarah agar melakukan renungan-renungan tentang ajaran Budha Gautama dan menunjukkan jalan menuju nirwana. Selain candi Borobudur, candi Prambanan juga memiliki relief-relief yang menceritakan pertempuran antara Rama dan Rahwana dalam kisah Ramayana sebagai media yang


(18)

commit to user

digunakan untuk mengajar umat Hindu, Kemudian tokoh penyebar agama Islam seperti Sunan Kali Jaga juga memperkenalkan wayang kulit sebagai media untuk menyampaikan dakwah. Kesenian wayang beber dan wayang kulit menurut Marcel Bonef juga merupakan cikal bakal komik, karena menampilkan tipe penceritaan berupa gambar. (Marcell Bonneff, 2008 : 16-19) dalam buku Komik Indonesia.

Komik Indonesia pada awal kelahirannya dapat di bagi menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik. Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1938 dapat ditemukan pada media harian Belanda seperti De Java Bode yang menerbitkan komik berbahasa belanda “seperti Flippie Flink” karya Clinge Doorenboss, kemudian D’orient minguan yang pertama kali memuat Flash Gordon”. Sebelumnya di tahun 1930 komik dari Timur sudah mulai muncul melalui media Sin Po yang berbasa melayu. Setiap minggunya Sin Po menerbitkan karya-karya lucu Kho Wan Gie. Pada tahun 1931 “Put On” untuk pertamakalinya terbit dan menjadi salah satu bacaan yang dsukai pembaca. “Put On” terbit rutin pada hari jumat dan sabtu melalui surat kabar Sin Po dan mulai populer hingga sebelum akhirnya surat kabar Sin Po dilarang terbit (1931-1960). Kemudian Warta Bhakti, melanjutkan untuk memuat strip itu. “Put On” menghibur masyarakat Jakarta hingga namanya semakin populer dan digunakan sebagai julukan untuk menjuluki orang gendut yang bodoh. Sang penulis Kho Wang Gie berhasil mengisi satu halaman penuh di Pantja


(19)

commit to user

Warna, majalah bulanan dalam kelompok Sin Po, hanya dengan memulai membuat lima panel dalam Sin Po.

Setelah media Sin Po yang mulai menerbitkan “Put On” pada tahun 1931, pada tahun 1939 kelompok media “Melayu Tiong Hoa”, Keng Po, mencoba untuk mengorbitkan tokoh serupa dengan nama Si Tolol pada Majalah Star (1939-1942) yang kemudian bertukar menjadi Star Weekly. Star Weekly juga mencoba memunculkan tokoh “Oh Koen” tetapi kepopulerannya tidak bisa mengalahkan “Put On”.

Meskipun kemunculan komik di Indonesia cukup dini dengan seri yang mengesankan itu, tetapi sebenarnya komik di Indonesia mulai tumbuh pada awal perang dunia. Di Solo, Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang berjudul “Mentjari Poetri Hidjaoe” melalui mingguan Ratu Timur.

Pada masa pendudukan Jepang, pers dibrangus dan dimanfaatkan untuk keperluan propaganda Asia Timur Raya. Harian Sinar Matahari di Yogyakarta selain memuat “Pak Loeloer” (1942), juga memuat legenda termansyhur “Roro Mendoet”. Legenda dengan juru gambar B. Margono ini tidak ada kaitannya dengan kekaisaran Jepang.

Selama tahun-tahun pertama setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, berbagai ancaman yang membebani republik ini menghambat media massa untuk menata diri. Salah satu kesulitan itu adalah susahnya memperoleh kertas. Meskipun demikin, di awal tahun 1950an, salah satu pionir komik bernama Abdulsalam menerbitkan komik strip


(20)

commit to user

heroiknya di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah Pendudukan Jogja”, bercerita tentang agresi militer Belanda ke atas kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan oleh harian “Pikiran Rakyat” dari Bandung. Sebagian pengamat komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama yang di buat oleh artis komik Indonesia.

Pada tahun 1947, banyak komik-komik dari Amerika yang disisipkan sebagai suplemen mingguan surat kabar. Berbagai upaya telah gagal untuk menahan serbuan komik Amerika dalam media massa Indonesia. Sindikat besar distributor komik, seperti King Featur Syndicate, tidak menyia-nyiakan pasar yang luas ini. Salah satunya Tarzan yang hadir di Keng Po sejak 1947. Setelah itu pada tahun 1952 mulai banyak keluarga Indonesia yang mengenal tokoh-tokoh komik Amerika seperti “Rip Kirby” karya Alex Raymond, “Phantom” karya Wilson Mc Coy, “Johnny Hazard” karya Frank Robbins dan lain-lain. Yang kemudian oleh penerbit seperti Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang, dikumpulkan menjadi sebuah buku komik. Untuk mengimbangi pengaruh “Tarzan” ditengah-tengah beredarnya komik-komik asing, beberapa penerbit seperti mingguan Keng Po dan Star Weekly menyajikan kisah petualangan legendaris “Sie Djin Koei” (Hsueh Jen-Kuei) melalui Siaw Tik Kwei, salah seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar. “Sie Djin Koei” adalah seorang jenderal dan pendekar yang hidup pada masa kaisar Toay Cung (627-649) dari dinasti Tang. Komik ini berhasil melampaui popularitas “Flash Gordon” dan super hero


(21)

commit to user

lainnya. “Sie Djin Koey” dikatakan sebagai komik pertama yang mempelopori komik silat yang populer pada tahun 1968.

Pada tahun 1954, terjadi perubahan arah yang ganda. Setelah melihat keberhasilan komik-komik Amerika, komikus Indonesia segera berkarya untuk menciptakan komik sendiri mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. Namun disisi lain, karena komikus mau dibayar rendah, banyak pula yang membuat cerita lepas mencapai tiga puluh halaman. Sejak itulah komik dikenal luas dan menjadi produksi asli Indonesia, dan dapat dikatakan produksi komik strip dalam media massa berhenti. Komikus Indonesia mulanya menyulih teks asli didalam panel ke dalam teks Indonesia, terkadang terjemahan harfiah kemudian diantara mereka ada yang mulai menjiplak komik-komik King Feature Syndicate. Tokoh tokoh imitasi dari Amerika mulai bermunculan, misalnya Sri Asih karya R.A. Kosasih. Komik terbitan tahun 1954 yang diterbitkan oleh penerbit Melodi di Bandung itu, melukiskan kisah petualangan perempuan super mirip dengan Superman dan dianggap dengan komik Indonesia yang pertama dengan komikusnya R.A. Kosasih sebagai Bapak Komik Indonesia. Selain “Sri Asih”, masih terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya, diantaranya “Puteri Bintang” dan “Garuda Putih” karya Johnlo, yang mendapatkan inspirasi dari “Superman”, kemudian “Kapten Komet” karya Kong Ong yang terinspirasi dari kisah petualangan “Flash Gordon”, kemudian muncul masalah yang timbul berupa protes dari para pendidik terhadap komik dari


(22)

commit to user

barat, bahkan produksi imitasi (Sri Asih). Mereka juga mengkritik komik bukan hanya dari segi bentuknya yang tidak mendidik, melainkan juga dari segi gagasannya yang dianggap berbahaya. Pada tahun 1954 para pendidik sempat berfikir untuk menghentikan penerbitan komik untuk selamanya, namun beberapa penerbit seperti Melodi di bandung dan Keng Po di jakarta bereaksi dengan memberikan orientasi baru pada komik Indonesia. Mereka mengerti bahwa komik harus menggali sumber kebudayaan nasional, dan memberikan sumbangan bagi pembangunan kepribadian bangsa untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Evolusi tersebut merupakan akibat dari suatu pergerakan yang lebih besar yang menyentuh segala bidang kreasi seni. Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan politis, dibawah komando Soekarno, mulai berusaha membebaskan diri dari pengaruh budaya barat dengan menegaskan kepribadian nasionalnya. Sejak itu muncul komik jenis baru, yaitu disebut dengan komik wayang. Terbitan pertama muncul antara tahun 1954-1955, dengan lahirnya “Gatot Katjha” tebitan Keng Po, “Raden Palasara”, karya Johnlo, seri panjang “Mahabarata” karya R.A. Kosasih muncul dengan jilid-jilid pertamanya terbitan Melodi. Masyarakat menyambut hangat kemunculan komik wayang, sehingga pendidik yang masih menentang komik tidak punya alasan lagi untuk melontarkan kritik. Para pendidik pun puas dengan terbitnya majalah “Anak Tjahaja”. Majalah ini banyak memuat cerita bergambar dan diterbitkan setiap peretengahan bulan oleh penerbit Melodi. Pada tahun 1956 akhirnya Bandung menjadi pusat produksi komik. Penerbit


(23)

commit to user

melodi telah menyasar dengan tepat dan menduduki tempat pertama. R.A. Kosasih sebagai komikus utama Melodi tidak takut tersaingi meskipun ada beberapa penerbit lain yang mengikuti jejaknya, yang tersebar di Bandung, pada tahun 1958 ada enam penerbit, di Jakarta, dan Surabaya. Di awal tahun 1960-an, banyak komikus yang mendapat ilham dari repertoar klasik wayang purwa. Setelah tahun 1960-an minat orang pada komik wayang mulai menurun, sehingga pada tahun 1968 penerbit terakhir terpaksa menunda selama tiga bulan produksinya yang hampir seluruhnya adalah cetakan ulang.

Pada tahun 1960-1963 sebuah penerbit yang bernama Casso di Medan juga mencoba mengikuti pergerakan komik wayang di Jawa, tetapi kurang mendapat sambutan dari masyarakat di daerah itu. Kondisi itu menyebabkan penerbit tersebut segera meminta para komikus untuk membuat cerita komik dengan legenda Minang Kabau, Tapanuli, Deli kuno. Langkah itu segera diikuti penerbit-penerbit lain sehingga sekitar tahun 1962, ketika produksi komik di Jawa menurun, di kota itu justru mencapai puncaknya. Beberapa penerbit besar di Medan seperti Casso dan Haris terus mendorong para komikus ternama seperti Djas, Zam Nuldyn, dan Tangguan Hardjo. Tangguan Hardjo dinilai sebagai komikus dengan keahlian ilustrator, gambarnya yang cermat, dilandasi pengetahuan dokumenter, dan dinamis. Pada tahun 1963 Medan juga menghasilkan komik perjuangan bangsa Indonesia. Sekitar tahun 1963 komik perjuangan kembali disukai dan berkembang di Jakarta dan Surabaya.


(24)

commit to user

Pada tahun 1965 beredar sejumlah besar komik yang disiapkan di Cina dan UniSoviet kemudian diproduksi di Indonesia. Pada tahun yang sama harian Rakjat, harian komunis terbit di ibu kota memuat komik yang mengisahkan “Peristiwa Indramaju” yaitu peristiwa rakyat yang memporakporandakan polisi lalu menguasai tanah untuk dibagi-bagikan. Sebaliknya pada peristiwa Coup D’ Etat, muncul komikus yang mengisahkan tentang penculikan dan pembunuhan pada malam antara tanggal 30 September dan 1 Oktober.

Pada tahun 1964-1966 setelah komik terbebas dari politisasi, kisah-kisah cinta dalam kehidupan remaja mulai bermunculan. Setelah peristiwa berdarah Oktober 1965, angkatan bersenjata menganggap bahwa kelompok yang bertanggung jawab adalah partai Komunis, karena itu pengawasan dilakukan di segala kalangan, baik militan maupun partisipan. Pada tahun 1966 pengawasan terus dilakukan namun moral mengalami perubahan radikal. Para pemuda berunjuk rasa turun ke jalan dan menuntut para penanggung jawab Coup D’Etat. Mereka memasuki toko buku dan menyita karya-karya dan bacaan murahan yang melanggar moral serta bertentangan dengan Pancasila kemudian menyerahkan pada yang berwenang.

Pada tahun 1967-1971 pertumbuhan komik bebas dari pengarahan yang ketat, tidak ada kesinambungan yang memadai, tidak ada kesetiaan pada satu jenis publik pembaca. Para komikus dan penerbit tidak benar-benar memilih kategori pembaca yang bekerja secara sistematis untuk kelas umur tertentu. (Marcell Bonneff, 2008 : 19-43


(25)

commit to user

3. Sejarah Perkembangan Komik Islami Di Indonesia

Awal dekade 1980an, komik Indonesia pernah berjaya dan menjadi salah satu media yang sangat disukai oleh generasi muda. Saat itu berbagai genre komik digemari dan memiliki pasar yang menjanjikan, Seperti tema cerita rakyat, wayang, roman, silat, komedi, horor, superhero, kepahlawanan, dan agama. Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, memiliki banyak sekali komik-komik bertema Islam. Walaupun secara umum media komik merupakan sarana hiburan, namun dapat juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Khusus pada masa keemasan itu, komik-komik bertema Islam pada umumnya berkisar diantara tema kepahlawanan pejuang nasional, syiar agama, dan petualangan, yang kerap menyampaikan pesan moral. Bagi sebagian pihak, memvisualisasikan wujud manusia dan makhluk hidup lainnya dalam bentuk gambar tidak diperkenankan oleh agama, karena dikhawatirkan akan mengkultuskan seorang tokoh dan mengurangi kadar keimanan kepada Allah SWT. Dalam banyak hal kekhawatiran ini memiliki latar belakang alasan yang kuat, terutama banyaknya catatan sejarah perihal visualisasi tersebut. Sebagian kalangan melihat visualisasi dari sisi positif dan mengaplikasikannya untuk tujuan pendidikan. Visualisasi materi pendidikan adalah salah satu metode yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada pembaca terutama anak dan remaja. Komik sebagai media budaya pop merupakan salah satu format yang tepat sebagai suplemen pendidikan. Analogi yang sama juga digunakan oleh para Wali beberapa ratus tahun


(26)

commit to user

silam dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dengan menggunakan media wayang kulit atau wayang golek. Bermula dari sinilah banyak di jumpai komik Indonesia bertemakan pendidikan Islam.

Beberapa diantara komik Islami di Indonesia juga mengisahkan tentang kepahlawanan seperti, komik Jaka Sembung (karya Djair Warni) dan Gina (karya Gerdi WK), yang isi ceritanya menyisipkan pesan-pesan moral dan dakwah. Seiring dengan melesunya industri komik nasional dipertengahan dekade 1980an, komik pendidikan Islam juga mulai hilang dari peredaran. Kedatangan komik-komik import membawa kerugian. Peredaran komik bertemakan Islami di periode tersebut akhirnya mulai meredup, tergeser oleh popularitas komik-komik dari luar negeri.

Usaha untuk membangkitkan komik nasional Islami mulai muncul kembali diawal dekade 1990an. Beberapa penerbit buku-buku Islam seperti Aku Anak Saleh, As-Syaamil, MQ dan DAR Mizan mulai menjajaki peluang komik Islam. Usaha keras tersebut mulai membuahkan hasil, Salah satu buku komik bertema Islam terbaik yang bisa dijumpai adalah Komik Nabi Muhammad SAW karya Nur Wahidin (DAR Mizan, 1997) sebanyak 12 buku dengan total 1.825 halaman.

Di awal tahun 2000an, di berbagai toko buku besar, pameran buku nasional, dan bazaar buku dilingkungan sekolah mulai mengikutsertakan komik bertema Islami. Peningkatan popularitas komik slami di era tersebut ditandai dengan semakin seringnya penerbit-penerbit komik Islami merekrut para komikus muda untuk mempublikasikan karyanya.


(27)

commit to user

(http://komikindonesia.com/index.php?Itemid=2&id=28&option=com_cont ent&task=view. diakses tanggal 3mei 2012)

4. Bentuk Dan Jenis Komik

Berdasar bentuk dan jenisnya, komik dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Karikatur

Karikatur adalah jenis komik yang hanya memiliki 1 gambar saja dan di dalamnya berisi gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan. Karikatur biasanya terdapat pada koran maupun majalah yang kebanyakan digunakan untuk mengkritik.

b. Comic Strip

Comic strip merupakan Penggalan-penggalan cerita pendek seperti komik, biasanya tersedia hanya 3 sampai 6 panel dan ceritanya harus bersambung atau berseri.

c. Comic Book

Comik book adalah buku komik yang biasanya memiliki jumlah halaman maksimal 40 halaman, buku ini biasanya diterbitkan setiap minggu- bulanan.

d. Manga

Manga adalah komik Jepang yang menggunakan gaya penggambaran yang berbeda dari semua komik. Karakter pada komik Manga biasanya memiliki ciri khas mata yang besar, hampir seperti kartun tetapi realistis.


(28)

commit to user

Di Indonesia, komik Manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri dan warna bukunya hitam putih, kecuali cover bukunya. Kertas yg digunakan adalah kertas buram.

e. Novel Grafis

Novel grafis hampir sama dengan Comic Book, hanya ceritanya lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk membacanya. Jumlah halaman pada novel grafis bisa lebih dari 100 halaman, bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.

f. Motion Comic

Motion Comic adalah komik atau novel grafis yang diubah menjadi animasi gambar lewat komputer, sehingga kita tidak perlu membacanya karena sudah dijadikan video. Proses berbicaranya tidak menggunakan balon kata tapi menggunkan voice actor ( pengisi suara) sebagai tokoh yang dimainkannya. Motion Comic merupakan komik zaman modern dengan mengeluarkan improvement baru, yaitu sesuatu yang tidak perlu dibaca.

5. Teknik/ Gaya gambar

Setiap komik mempunyai klasifikasi tersendiri berkenaan dengan masalah gaya gambar. Secara garis besar teknik menggambar dalam pembatan


(29)

commit to user

komik di seluruh dunia mempunyai empat klasifikasi atau aliran gaya gambar utama. Gaya atau teknik gambar tersebut diantaranya adalah: a. Cartoon style

Sesuai dengan komik yang telah penulis rancang, yaitu komik pendidikan moral secara islami pada anak, gaya cartoon style atau gaya gambar lucu merupakan gaya yang penulis pilih untuk menyusun komik ini, karena cartoon style merupakan gaya gambar dengan obyek tokoh yang dibuat lucu, sehingga karakter pada komik dengan gaya cartoon style ini sangat cocok untuk anak-anak. Ada beberapa contoh tokoh-tokoh dengan gaya kartun di sejumlah bagian negara. Contoh gaya gambar kartun di Amerika Serikat dan Eropa, antara lain Mighty Mouse, Donald Duck, Asterix & Obelix, Tintin, dan lain-lain.

b. Semicartoon style

Semi cartoon style atau semirealism style. Gaya semi kartun merupakan gabungan gaya realis dan kartun. Karikatur adalah ciri paling khas dari gaya ini. Ada banyak pula gaya-gaya lainnya tergantung dari kemampuan menggambar realis dan kartun yang digabungkan. Ini merupakan level atau tingkatan dari pembuat komik atau comic artist itu sendiri. Aliran semirealis atau semikartun ini juga banyak sekali variasinya. Contoh gaya gambar di Amerika Serikat antara lain Teen Titans, Batman gaya semikartun. Gambar semikartun di Jepang bisa dilihat pada Sailormoon, Dragon Ball, Naruto, dan sebagainya. Adapun


(30)

commit to user

semikartun lokal antara lain Sawung Kampret, Doyok, Ali Topan, dan lain-lain.

c. Realism style

Realism style atau gaya gambar realis, dimana gaya gambar komik dibuat semirip mungkin (cenderung) mendekati anatomi dan fisiologi, postur tubuh, wajah, dan ras manusia atau satwa, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Aliran realis menampilkan gaya gambar manusia yang mengarah pada wajah ras dari mana komik tersebut berasal. Jika pembuat komiknya dari Jepang, misalnya, maka gambar wajah yang digambar cenderung wajah ras orang Jepang. Demikian juga komikus Amerika Serikat atau Eropa, cenderung membuat gambar wajah Caucasian. Sama halnya dengan ras negro, Timur Tengah, India, dan negara kita Indonesia, akan cenderung untuk membuat komik dengan gaya gambar realis dari rasnya sendiri. Contoh gaya realis dari AS dan Eropa adalah Kingdom Come, Trigan, Storm, dan Justice. Jepang punya gaya realis pada komik Y’s, City Hunter, dan Crying Freeman. Indonesia juga punya, yakni Godam, Gundala, Caroq, Alia, Komodo, dan sebagainya.

d. Fine art style.

Gaya gambar fine art adalah gaya gambar di mana komikus menggambar sesuai dengan apa yang timbul di pikirannya, tanpa melihat


(31)

commit to user

orang tersebut punya latar belakang seni atau tidak. Hasil karyanya cenderung dekoratif atau abstrak. Tujuan utama pembuatan gambar fine art adalah rasa seni itu sendiri tanpa diikat oleh bentuk kartun, semikartun, dan realis. Tidak terikat pula oleh aturan perspektif, pencahayaan, maupun shading.

B. Target 1. Target Market

Sasaran utama perancangan komik bertema Islami ini adalah anak-anak agar kesadaran anak-anak dalam beribadah lebih meningkat dan mengetahui dampak dari setiap perbuatan-perbuatan yang dianggap sepele, sehingga dalam setiap melakukan sesuatu anak-anak akan lebih berhati-hati. Target market tersebut ditinjau dari segmentasi berikut :

a. Demografi :

1) Usia : 10 - 15 tahun

2) Jeniskelamin : Laki-laki & Perempuan 3) Pendidikan : SD - SMP

4) Agama : Islam b. Geografi : seluruh indonesia

c. Psikografi : 1) Anak yang ingin belajar tentang perilaku dalam agama islam.

2) Anak yang tertarik dengan komik- komik islami


(32)

commit to user

2. Target Audience

a. Demografi :

1. Usia : 10 - 25 tahun

2. Jeniskelamin : Laki-laki & perempuan 3. Pendidikan : SD - Maha Siswa

4. Agama : Islam

b. Geografi : Sumatra, Jawa, Bali

C. Kompetitor

Sebuah karya ilustrasi komik yang di terbitkan oleh DAR! mizan yang berjudul “ Komik Anak Sekolah Gokil Lagi”. Komik ini cenderung menggunakan karakter khas manga. Hal ini dapat dilihat dari ciri fisik yang di munculkan pada karakter yaitu salah satu ciri yang sangat nampak adalah mata yang besar. Komik ini bercerita tenang kenakalan seorang anak sekolah yang selalu membuat ulah. Berikut penulis tampilkan cover dari komik kompetitor.


(33)

commit to user

a. Komik Anak Sekolah “ Gokil Lagi”.

a. Tema komik : Pendidikan moral b. Format komik : Komik buku c. Ukuran Buku : 14,5 x 19 cm d. Gaya gambar : Manga

e. Visualisasi : Cover full color, isi hitam putih f. Pengarang : Erick s

g. Penerbit : DAR! Mizan

Alasan pemilihan komik “ Gokil Lagi “ sebagai kompetitor adalah komik ini sama-sama mengangkat tema tentang pendidikan moral anak sebagaimana tema komik yang telah penulis rancang.


(34)

commit to user

b. Rafa The Smart Moslem “Ayo Pulang Hari Sudah Malam”

a. Tema komik : Pendidikan moral b. Format komik : Komik buku c. Ukuran Buku : 13x 17,5 cm d. Gaya gambar : Manga

e. Visualisasi : Cover full color, isi hitam putih f. Pengarang : Marsiraji Tahir

g. Penerbit : Tiga Serangkai

Alasan pemilihan komik “ Rafa The Smart Moslem “ sebagai kompetitor adalah komik ini sama-sama mengangkat tema tentang pendidikan moral anak sebagaimana tema komik yang telah penulis rancang.


(35)

commit to user

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Karya tugas akhir yang dirancang terdiri dari buku komik dan media promosi serta gagasan visual dalam perancangan komik yang berjudul “Banu Pengen Jadi Baik” ini mengutamakan visual berupa karakter tokoh dan ide cerita yang dibuat menarik untuk anak-anak. Ide cerita dalam komik ini di ambil dari sebuah buku Islami yang berjudul “Keluhan Manusia dan Terapi Islam” karangan Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid.

Judul buku : Keluhan Manusiawi dan Terapi Islam Penulis : Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Penerbit : Pustaka Mantiq


(36)

commit to user

Jumlah halaman : 84 halaman

Sinopsis : Buku ini berisi tentang berbagai macam problematika yang sering dialami oleh seseorang serta solusi secara Islami yang berdasar pada hadist-hadist shahih untuk memberikan jawaban dan jalan keluar dari masalah tersebut.

Unique selling preposition dari perancangan komik “Banu Pengen Jadi Baik” ini adalah unsur pendidikan moral secara Islami yang terkandung pada cerita yang ada didalamnya. Pemilihan judul “Banu Pengen Jadi Baik” ini dipilih karena penulis merasa judul ini dapat menarik perhatian pembaca. Penggunaan gaya cartoon style penulis pilih karena gaya ini bersifat lucu dan disukai oleh anak-anak, sehingga gaya ini cocok digunakan pada perancangan komik ini. Selain itu, gaya cartoon style ini dapat mendukung identifikasi pembaca terhadap karakter sehingga pembaca dapat dengan mudah menerima gagasan dan pesan dari cerita komik ini, sedangkan untuk media promosi pendukung komik “Banu Pengen Jadi Baik” adalah menggunakan beberapa media promosi dengan visualisasi dan promosi yang mampu menarik perhatian konsumen.

B. Konsep Perancangan 1. Konsep Perancangan Buku Komik

Komik merupakan salah satu media baca yang hingga saat ini masih sangat digemari oleh banyak kalangan di Indonesia. Karena itu komik dijadikan sebagai salah satu media yang tepat untuk menyampaikan pesan edukasi terutama pada anak-anak. Saat ini banyak ditemui


(37)

komik-commit to user

komik edukasi beredar di pasaran, namun komik yang bersifat pendidikan moral secara islami saat ini masih sulit untuk ditemui, sehingga dengan komik “Banu Pengen Jadi Baik” dihapkan dapat ikut meramaikan perkomikan ndonesia terutama yang bersifat pendidikan moral secara islami dan ikut berkompetisi dengan komik-komik lain yang telah menjamur dipasaran.

Berdasar tinjauan umum komik yang beredar di Indonesia serta pengamatan bentuk pada komik yang memiliki daya tarik, maka perancangan komik “Banu Pengen Jadi Baik” dibuat sebagai berikut:

a. Tema Cerita

Komik ini mengankat tema cerita tentang kehidupan dan kebiasaan sehari-hari seorang anak dalam proses pencarian jati diri. Anak tersebut sering melakukan kebiasaan yang kurang baik sehingga ada salah satu guru yang membenci kebiasaannya itu. Satu ketika anak tersebut dinasehati oleh temannya tentang akibat buruk dari kebiasaanya itu tetapi tetap saja dia tidak mempercayai kata-kata temannya. Setelah tertimpa masalah barulah anak itu mulai percaya dengan kata-kata temannya itu dan mulai berusaha untuk berubah.

Tema cerita dalam kisah tersebut dikemas dengan konsep Islami, sedangkan pengambilan setting di rumah dan di lingkungan sekolah dipilih sebagai ide cerita.

Gaya perancangan komik ini adalah gaya penyampaian gagasan cerita yang dapat diikuti pembaca melalui kehidupan sehari-hari


(38)

commit to user

karakter tokoh utama. Alur cerita progresif atau alur maju, yaitu menceritakan dari kiisah awal hingga akhir.

b. Fungsi Komik

Fungsi komik dalam perancangan ini adalah sebagai media pendidikan moral secara Islami, menumbuhkan kesadaran anak dalam kegiatan ibadah, dan memperbaiki sikap dan perilaku yang kurang baik pada kebiasaan anak.

c. Format Komik

Komik dalam bentuk buku yang berukuran A5 dengan jumlah halaman sebanyak 68 halaman dan cover color, serta halaman isi grayscale. Pemilihan format itu bertujuan untuk menekan biaya produksi, sehingga harga produk komik ini dapat diterima oleh konsumen dari semua kalangan.

d. Balon Kata dan Spesial Efek

Balon kata dan spesial efek berpedoman pada kebiasaan yang berlaku pada buku komik, yaitu pada percakapan menggunakan balon kata yang berbentuk bulat atau oval, kemudian untuk kata-kata yang diungkapkan dalam hati menggunakan balon kata dengan outline bergelombang. e. Visualisasi Gambar

1) Teknik Gambar

Teknik gambar menggunakan teknik garis dan blok dengan pewarnaan grayscale. Intensitas gelap dan terang dari efek blok


(39)

commit to user

memberi kesan ruang pada obyek, sehingga obyek nampak lebih berdimensi.

2) Stilasi dan Distorsi Bentuk Figur

Gaya gambar menggunakan jenis cartoon style atau gaya gambar kartun, karena cartoon style merupakan gaya gambar yang memberi kesan lucu pada karakter dan lebih familiar bagi anak-anak, sehingga dengan gaya ini diharapkan anak-anak akan lebih mudah menangkap pesan yang disampaikan dalam komik ini.

3) Desain Aksesoris

Desain aksesoris berupa kostum, dan perlengkapannya disesuaikan dengan setiap adegan yang terjadi.

4) Setting

Seting yang dibuat sesuai dengan adegan cerita yaitu bangunan sekolah, rumah dan semua lingkungan yang digunakan oleh tokoh utama untuk berinteraksi.

5) Teknik Komunikasi dan Persuasi Lewat Gambar

Teknik komunikasi atau percakapan yaitu menggunakan: adegan percakapan tunggal dalam satu panel, adegan percakapan antara tokoh dari panel satu ke panel berikutnya, dan adegan percakapan antara beberapa tokoh dalam satu panel.

6) Pemilihan Bingkai

Perancangan bingkai atau panel dalam komik ini menggunakan garis yang dibuat tidak beraturan dengan bentuk segi empat, segi


(40)

commit to user

tiga, dan trapesium, yang disesuaikan dengan adegan-adegan dan anggel pengambilan gambar pada posisi adegan tertentu. sehingga dengan bentuk panel yang variatif ini dapat mendramatisir suasana adegan yang terjadi dalam panel tersebut.

7) Urutan Bingkai

Urutan bingkai atau panel ini disesuaikan dengan cara membaca buku yang lazim di Indonesia, yaitu dari kiri kekanan dan atas kebawah.

8) Pesan Komik

Komik yang penulis rancang ini mengandung pesan yang berupa pendidikan moral secara Islami. Beberapa pesan tersebut diantaranya adalah tentang kerugian dan solusi untuk mengatasi kebiasaan seperti, bangun kesiangan dan meninggalkan sholat subuh, kebiasaan mudah marah, dan banyak tertawa.

9) Isi Komik

a. Sinopsis Cerita

Cerita ini berawal ketika tokoh utama yang bernama Banu yang memiliki kebiasaan buruk terutama kebiasaan sering terlambat sekolah karena kebanyakan begadang, tidak merngerjakan sholat subuh, dan banyak tertawa . Suatu hari saat diadakan ulangan, Banu terlambat masuk sekolah. Karena semalaman banu tidak belajar, banu berusaha mencontek pekerjaan temannya yang bernama Jono tetapi dia ketahuan oleh


(41)

commit to user

pak guru yang akhirnya memarahi dan menghukumnya dihalaman sekolah. Setelah sepulang sekolah Jono berbincang bincang dengan Banu dan menasehatinya agar dia tidak bangun kesiangan dan mau mengerjakan sholat subuh. Kemudian setelah banu sampai dirumah dia tertidur dan bermimpi buruk akibat dari kelalaiannya itu. dia sangat ketakutan hingga terbawa saat dia bangun. Mulai dari itu banu mulai sedikit demi sedikit tersadar dan mencoba untuk belajar memperbaiki diri. b. Pembagian Halaman

1. Halaman judul dan pengarang 2. Halaman gambar prolog 3. Halaman isi

c. Script Komik : Halaman 1

1. Suasana pagi dengan iringan suara ayam berkokok. 2. Banu masih tidur dengan lelap

3. Banu : “Waaaaa... aku kesiangan lagi!”

4. Banu : “Aduh bisa – bisa nanti dimarahi pak guru lagi, gawat!”

Halaman 2

1. Banu : “Ma, aku berangkat dulu ya.” Mama : “Eh, kamu nggak sarapan dulu?” Banu : “Nggak, udah telat ni”.


(42)

commit to user

2. Banu : “Ayo... ayo.... jangan sampai telat uh.. uh.. uh..” ( Banu mengendarai sepeda dengan rasa cemas) 3. Banu : “Aduh gawat, sudah telat”.

Halaman 3

1. Pak Naziman : “Kemana lagi si Banu, Sudah siang begini Belum juga datang, dasar anak malas.” Jono : “Itu dia pak”. ( pembicaraan pak Naziman

dan Jono di ruang kelas.) 2. Pak Naziman : “Hey banu cepat kesini kamu!”

Banu : “Ba... baik p pak”. Aduh payah malah sekarang jamnya pak Naziman, bisa mati aku dimarahi ( sambil bergurau )

3. Pak Naziman : “Dasar anak malas, tiap hari selalu saja telat dan bikin masalah, mau jadi apa kamu nantinya!”

Banu : “Maaf pak” Halaman 4

1. Banu : “Hari ini ada PR nggak Jon?”

Jono : “Nggak ada tu, ngomong-ngomong kenapa kamu selalu telat sih ban?”

Banu : “Habis bangun ku selalu kesiangan sih jon, soalnya tiap malem aku begadang.”


(43)

commit to user

selembar kertas tas di taruh di depan.” Banu : “A..apa!, u..ulangan?”

3. Banu : “Aduh gimana ini, O, iya aku kan bisa nyontek Jono.”

4. Banu : “Jon.. Jon pinjem punyamu dong, sebentar saja.”

Jono : “Enak saja kamu, makanya belajar dong.” Halaman 5

1. Pak Naziman : “Banu!” ( Banu ketahuan menyontek pekerjaan Jono. )

2. Pak Naziman : “Mau nyontek ya?”

3. Pak Naziman : “Keluar kamu sekarang juga, berdiri sampai pulang nanti.”

Banu : “Ta..tapi pak pak” Naziman : “Nggak ada tapi-tapian.” 4. Banu di skors di halaman sekolah

Halaman 6

1. Pak Naziman : “Baiklah, sekarang kamu sudah boleh pulang. Lain kali jangan diulangi lagi,

mengerti!”

Banu : “Baik pak terimakasih”

2. Jono : “Ngomong-ngomong kenapa tiap malam kamu begadang?”


(44)

commit to user

Banu : “Habis banyak acara sih, kadang main game, nonton TV, pokoknya banyak deh.” (saat perjalanan pulang)

3. Jono : “Lho kalau tiap hari kamu kesiangan , terus sholat subuhnya?”

4. Banu : “Oh itu, emang apa pentingnya enakan juga tidur hahahaha.”

5. Jono : “Hus ngawur kamu!, justru sholat subuh itu pahalanya seperti sholat malam.”

Halaman 7

1. Jono : “Sholat subuh adalah sholat yang paling utama disisi Allah”

2. Jono : “Dan yang paling penting kita akan selalu dijaga oleh Allah dan dijamin masuk surga”

3. Banu : “Ya udah, aku duluan ya jon.” Jono : “Oke hati-hati.”

Halaman 8

1. Banu : “Mungkinkah yang dikatakan Jono itu Benar ya? Tapi itu kan Cuma katanya.” (berfikir dalam hati ) 2. Banu : “Aku pulang” (sesampainya Banu di rumah) Halaman 9

1. Banu : “Jadi kepikiran omongannya jono terus ni.” (berfikir dalam hati)


(45)

commit to user

2. Beberapa menit kemudian banu tertidur dan bermimpi 3. Banu : “Dimana aku? Kenapa tak ada apapun

disini?” 4. Banu : “Apa aku sudah.”

5. Banu : “Emm, apa itu, waa... gawat jadi benar benar aku sudah mati, tidak!... Tidak mungkin itu terjadi!”

(dalam mimpi, Banu melihat papan bertuliskan surga dan neraka)

Halaman 10

1. Banu : “Dimana aku ini!”

2. Banu : “Lho itu kan keluarga dan teman-teman ku, kenapa mereka disana ya? Aku harus kesana”

3. Banu : “Papa.... Mama.. aku datang.” Halaman 11

1. Banu : “Aduh” ( dalam mimpi, Banu tersandung ) 2. Banu : “Hwaaaaaaaa” (dalam mimpi, banu terjatuh dari

tebing )

3. Banu : “Aaaaa.” (teriakan banu terbawa hingga saat ia terbangun)

4. Banu : “Ternyata cuma mimpi”

5. Banu : “Hiii... tapi ternyata serem juga orang mati itu, mendingan sekarang aku tidur biar besok pagi bisa solat subuh.”


(46)

commit to user

Halaman 12

1. Banu : “Sebenarnya masih ngantuk tapi apa boleh buat kalo ingat mimpi itu jadi ngeri.” (keesokan hari

saat Banu bangun subuh)

2. Banu : “Hmmm ngantuknya bukan main udah gitu dingin lagi, uh... males”

3. Suasana masjid saat selesai sholat subuh Halaman 13

1. Pak Haji : “Nak bangun sholatnya sudah selesai” (pak Haji membangunkan Banu yang teridur saat sholat) 2. Banu : “Eh.. pak Haji, maaf pak ketiduran” (sambil

tersenyum malu) Pak Haji : “hehehe dasar kamu Banu.. Banu.”

3. Pak Haji : “Apa kamu selalu tidur terlalu larut nak? Sampai- sampai tidurmu tadi nyenyak sekali”

4. Banu : “Benar pak Haji, tapi saya ingin berubah”

5. Banu : “Apakah sholat subuh itu penting pak Haji?” Pak Haji : “Semua sholat wajib itu penting nak.”

Halaman 14

1. Pak Haji : “Tapi sholat subuh itu memiliki keutamaan tersendiri.... dan sholat subuh itu akan terasa berat bagi orang munafik.”


(47)

commit to user

3. Pak Haji : “Itu lain Banu.. kamu kan mau berusaha untuk berubah”

4. Pak Haji : “Dan yang perlu diingat... Bahayanya meinggalkan sholat subuh adalah, Allah akan

berprasangka buruk kepada orang tersebut.” Banu : “Wow!”

5. Banu : “Jadi gimana solusinya agar tidak bangun kesiangan pak?”

6. Pak Haji : “Takbir ( bersegera ) tidur, bersuci dan berzikir, luruskan niat dan berazimah untuk mengerjakan sholat fajar, zikir ketika bangun tidur, minta tolong sahabat atau keluarga untuk

membangunkan.” Halaman 15

1. Pak Haji : “Bisa juga dengan berdo’a menggunakan wasilah (saran) pengingat, memercikkan air

kewajah orang yang tidur, tidak tidur menyendiri, tidak di tempat tersembunyi, tak terlalulama.” 2. Pak Haji : “Menyalakan lampu setelah tidur, tidak banyak

makan sebelum tidur, mengikuti petunjuk nabi, mengerjakan kiamulail menjelang subuh, tidur siang, jangan telat tidur, dan ikhlas karena Allah.”


(48)

commit to user

3. Banu : “Ya sudah terimakasih pak besok Banu Ingin belajar lebih banyak lagi dari bapak.”

Pak Haji : “Silahkan nak selama saya paham insya Allah saya bantu.”

Halaman 16

4. Pak Haji : “Alhamdulillah anak itu mau berubah, sebenarnya dia anak yang polos.”

5. Banu : “Akhirnya ini adalah pertama kalinya aku bisa berangkat tepat waktu.”

6. Banu : “Aku berangkat dulu ya ma.”

7. Banu : “Aku tak sabar melihat ekspresi teman-teman disekolah saat melihatku nanti hihihi.” Halaman 17

1. Banu berjalan di depan kelas dan nampak ekspresi keheranan dari murid-murid yang duduk di sekitarnya, salah satu dari anak-anak itu berkata : “Eh tumben dia tidak telat bukannya dia pemecah rekor telat di SMP kita”.

2. Suasana sekolah saat bel mulai berbunyi Halaman 18

1. Jono : “Tumben kamu nggak telat”

Banu : “Iya dong, aku tadi kan sholat subuh dulu, jadi mau nggak mau bisa bangun pagi” 2. Pak Naziman : “Selamat pagi anak-anak.” (pak Naziman


(49)

commit to user

memasuki ruang kelas ) Banu : “Kenapa jam nya pak Naziman jadi

sekarang?” (berfikir dalam benak sambil keheranan)

3. Pak Naziman : “Berhubung pak Supri berhalangn hadir maka jam saya di ajukan pagi ini, jadi silahkan buka buku sejarah kalian halaman 48.”

4. Pak Naziman : “Apa aku tidak salah lihat“

(pak Naziman kaget melihat Banu tidak terlambat lagi )

Halaman 19

1. Pak Naziman : “Tumben kamu tidak telat.. ya sudah , buka buku mu halaman 48.”

2. Pak Naziman : “Hari ini kita akan membahas tentang perang dunia II.”

3. Jono : “Tumben dia berfikir serius.” (berkata dalam hati sambil keheranan melihat banu ) Banu : “Sepertinya aku tidak asing dengan orang

ini.... tapi siapa ya?” ( berfikir dan masih penasaran )

4. Banu : “Hihihi.” ( menahan tawa sambil membayangkan tokoh perang dunia II


(50)

commit to user

yang dibandingkan dengan gurunya ) 5. Jono : “Sebenarnya apa yang kamu ketawakan

Ban?” Banu : “Hihihi.... coba lihat ini Jon.”

Halaman 20

1. Pak Naziman : “Perhatikan ini anak-anak.” (sambil menunjuk tulisan di papan tulis) Banu : “Lihat, bandingkan ini dengan pak

Naziman hihihi.”

2. Banu : “Coba kalau dipakaikan kostum yang sama pasti akan... hihihihi.” (bergurau sambil

membayangkan gurunya) 3. Jono : “Hus!.. gawur kamu, biar galak begitu, tapi

dia kan masih guru kita.” Halaman 21

1. Jono : “Tapi ini memang mirip sih hihihihi.” Banu : “Aku bilang juga apa... sekarang kamu

baru sadar kan hihihihi.”

2. Pak Naziman : “Uhh, Anak itu dari tadi kenapa tertawa terus ya?” (pak Naziman mulai merasa terganggu dengan tingkah banu)


(51)

commit to user

Halaman 22

1. Banu : “Selain wajahnya mirip, pak Naziman juga galak, ditambah lagi tidak pernah senyum dan suka marah-marah. jadi sepertinya cocok dengan karakter tokoh ini Jon.” 2. Jono : “Eh Ban, ngomong-ngmong kalau dirumah

apa dia juga seperti itu ya?”

3. Banu : “Umm.. mungkin dia memang selalu begitu Jon”

Jono : “Apakah waktu kecil pak guru juga begitu Ya?”

Halaman 23

1. Banu : “Hahaha.. aku malah kepikiran waktu masih bayi apakah kumisnya seperti itu.” 2. Jono : “Hihihi... ngawur kamu, mana ada bayi

yang lahir langsung tumbuh kumis.” 3. Banu : “Mungkin saja itu bukan kumis Jon, tapi

bulu hidung huahahaha.” Jono : “Hihihihi.”

4. Pak Naziman : “Banu! Kenapa dari tadi kamu tertawa terus, apanya yang lucu!!! Setiap hari selalu saja kamu membuat masalah... sekali lagi kamu tertawa, saya akan


(52)

commit to user

keluarkan kamu dari ruang ini” (sambil marah) Banu : “I..iya pak, maaf.”

Halaman 24

1. Banu : “Tu.. kan Jon, padahal kamu juga ikut ketawa tapi yang dimarahi cuma aku.” Jono : “Habis kamu sih yang mulai duluan.” 2. Banu : “Padahal selama ini aku kan selalu menjadi

murid yang baik.” 3. Jono : “Humm, murid baik ya?!, memangnya

selama ini berapa nilai terbaik ulangan mu?”

4. Banu : “Hehehe... sudah.. sudah.. jangan dibahas lagi.”

Halaman 25

1. Suasana sekolah saat bel tanda istirahat berbunyi

2. Pak Naziman : “Baiklah anak-anak saya rasa cukup sekian pertemuan kita pada pagi hari ini, selamat berisirahat.”

3. Pak Naziman : “Banu! Besok lagi kalau kamu masih seperti itu, aku tidak akan memberimu toleransi,mengerti!”


(53)

commit to user

Halaman 26

1. Banu : “Aku masih penasaran lho dengan kebiasaan pak Naziman dirumah.”

Jono : “Aku juga, dia orangnya sangat tertutup dan misterius.”

2. Banu : “Bagaimana kalo pulang nanti kita ikuti dia Jon?” 3. Jono : “Ngapain sih, itu kan perbuatan yang tidak baik

Ban, apa lagi dia guru kita.” Banu : “Bukan begitu jon, kita Cuma pengen tahu

kebiasaannya kok, siapa tahu kalau di rumah pak guru orangnya ramah.”

4. Jono : “Umm... gimana ya... ok lah kalau begitu.”

5. Banu : “Jon, laper ni ke kantin yuk.“ Jono : “Boleh juga.”

6. Mereka berjalan menuju kantin Halaman 27

1. Banu : “Hmm dari kejauhan saja aromanya sudah bikin laper.”

2. Jono : “Hari ini menunya apa bu?” Ibu kantin : “Itu lihat saja daftar menu nya.”

3. Banu : “Bu minta sotonya sama es teh.” Halaman 28


(54)

commit to user

2. Ibu kantin : “ini mas” jono : “termakasih”

3. Banu : “Jon, habis ini mapel nya apa?” Jono : “matematika ban, emang kamu nggak liat

jadwalnya?”

4. Banu : “nggak pernah, jadi tiap hari semua bukunya aku bawa biar nggak repot mikirin jadwal” 5. Jono : “dasar kamu Ban, malesnya nggak pernah

Hilang.” Halaman 29

1. Banu : “Jon... Jon.. coba lihat itu, sepertinya aku belum pernah lihat orang itu.”

Jono : “Iya aku juga, kira-kira siapa ya?” 2. Banu : “Apa jangan-jangan dia guru baru ya?”

3. Jono : “Mana mungkin ban, semua guru disini kan belum ada yang pensiun.”

4. Banu : “Ah nggak usah dipikir siapa dia, tapi yang jelas

penampilannya jelek sekali hahahaha.” Jono : “Nggak lucu ban, kamu lama-lama nyebelin, nggak

bisa diajak ngomong serius.” Halaman 30

1. Banu : “Ini jadinya berapa.” Ibu kantin : “Rp 6000.- mas.”


(55)

commit to user

2. Banu : “Ini bu, uang nya ibu.” Ibu kantin : “Terimakasih.”

3. Banu : “Hmm. lega nya kalo perut udah kenyang.” Halaman 31

1. Jono : “Ayo Ban cepetan”

2. Banu : “Sebentar ini kan baru ngitung kembalian.”

3. Jono : “Padahal dari tadi kan uang nya Cuma Rp 10.000,- masa ngitung segitu aja lama banget.” (berkata dalam hati )

4. Banu : “Oke, ayo.”

5. Jono : “Aku masih penasaran dengan orang yang tadi, kira-kira siapa ya?”

Halaman 32

1. Banu : “yee... kamu tanya aku, terus aku tanya siapa.” Jono : “Uh dasar kamu... emang sukanya ngelantur.”

2. Banu : “Coba lihat itu jon, itu kan orang yang tadi.. sepertinya dia menuju kelas kita.”

3. Jono : “Tapi kenapa dia bersama pak Eko ya?”

4. Tampak pak Eko bersama dengan orang baru itu berjalan menuju kelas

Halaman 33

1. Pak Eko : “Selamat siang anak-anak.”


(56)

commit to user

membantu saya mengajar matematika selama tiga bulan kedepan.”

3. Pak Eko : “Selamat bekerja sama ya, dan hormati dia seperti guru kalian sendiri.”

4. Pak Eko : “Silahkan berkenalan mas.... tapi saya tinggal dulu ya.”

Amad : “Baik pak.”

5. Amad : “Selamat siang adik-adik, perkenalkan; nama saya Amad Syarifudin dari Universitas Peduli Bangsa. saya disini hanya tiga bulan, jadi saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik.”

6. Banu : “Coba lihat jon, penampilannya buruk sekali.” Jono : “Uh... kamu setiap lihat orang pasti selalu dinilai

dari penampilannya, itu kan tidak baik ban.” Halaman 34

1. Banu : Kalo dibanding pak Naziman kan, penampilannya lebih jelek dia hihihihi...

Jono : “Dasar kamu ban, tidak pernah berfikir positif.. mencela orang itu kan tidak baik.”

2. Banu : “Wah payah... imajinasimu ternyata kurang.” 3. Jono : (bengong sambil keheranan dengan kata-kata

banu.)


(57)

commit to user

dikait sampai leher, rambut licin, kacamata yang extra besar dan tebal.... dia culun sekali hihihihi.” Halaman 35

1. Jono : “Kasihan dia,.. baru kenalan saja sudah di ejek penampilannya.”

Banu : “Hihihi.. ya maaf, habis emang lucu sih.. imajinasiku kan tinggi.”

2. Amad : “Baik lah adik-adik sekarang kita mulai pelajarannya ya.”

3. Banu : “Uh.. pasti akan sangat membosankan”

4. Jono : “Emang ada mata pelajaran yang menurut mu menyenangkan?”

5. Banu : “Hehehe... nggak ada sih.”

6. Jono : “Tapi ngomong-ngomong kamu kok aneh ya?” 7. Banu : “Emang apanya yang aneh?”

Halaman 36

1. Jono : “Kalau urusan sekolah selalu malas, tapi kenapa duduk mu di kursi paling depan?”

2. Banu : “Oh itu.. , dulu aku memang pengen duduk di belakang tapi datang ku telat jadi cuma dapet sisa.” 3. Jono : “Makanya kalau datang musti pagi, jadi bisa milih

bangku sesuka mu.”


(58)

commit to user

dari sore atau malam, kadang juga waktu subuh.” 5. Jono : “Hihihihi.. memang pada rajin ya kalau masalah

milih bangku paling belakang”

6. Amad : “Adik adik tenang dulu ya,... aduh mau ngomong apa lagi ya, tatapan mereka semakin lama semakin membuatku grogi.” ( sambil berfikir dalam hati ). 7. Amad : “Emm.... adik-adik berhubung masih pertemuan

pertama, jadi kita ngobrol dulu aja ya... biar makin akrab.”

8. Banu : “Saya Banu mas.” Jono : “Eh emang siapa yang tanya nama kamu!”

Halaman 37

1. Amad : “Ow iya maaf sampai lupa, silahkan

perenalkan diri kalian,... kamu Banu ya... kalau

kamu?” Jono : “Saya Jono mas.”

2. Banu : “Ngomong-ngomong rumahnya mana mas?”

3. Amad : “Saya dari Kebon Salak.” Banu : “Mas nya ngaco , masak dari Kebon Salak sih

huahahaa”

4. Amad : “Itu memang nama daerahnya, kalo kamu rumah nya mana?”


(59)

commit to user

6. Jono : “Ditanya serius kok jawabnya begitu,.... jangan diambil hati ya mas dia orangnya memang suka bercanda.”

7. Amad : “Nggak apa-apa kok dek , uh menyebalkan rasanya aku ingin...” ( sambil berkata dalam hati ) Halaman 38

1. Amad : “Mau ngomong apa lagi ya, aku harus cari ide ( sambil berkata dalam hati)

2. Banu : “Kenapa bengong mas, kehabisan bahan ya?” 3. Jono : “Diam kamu Ban! Itu tidak sopan.”

4. Amad : “Sebentar ya dek saya tinggal ke toilet dulu.” 5. Amad : ”Aduh payah mau ngomong apa lagi ya?, yang ini

sudah, yang ini juga, wah payah semakin grogi jadi semakin susah ngomong, di tambah lagi anak yang menyebalkan itu uh!”

6. Amad : “Aku harus segera kembali ke kelas.”

7. Banu : “Kenapa dia lama sekali ya Jon?” Jono : “Entah lah.”

8. Banu : “Jangan-jangan dia melarikan diri Jon hahaha.” 9. Jono : “Jangan berfikir yang tidak-tidak.”

Halaman 39

1. Jono : “Kenapa dari tadi kamu selalu tertawa setiap ngomong ban?, padahal itu tidak lucu.”


(60)

commit to user

2. Banu : “Selera humor mu memang payah Jon.” 3. Jono : “Bukan aku yang payah, tapi lihat dirimu.” 4. Jono : “Tertawa berlebihan itu berbahaya lho Ban.” 5. Banu : “Siapa bilang, tertawa itu kan sehat.”

6. Jono : “kamu kalau dibilangin nggak percaya, buktinya dari tadi kamu menertawakan sesuatu yang tidak lucu.”

7. Banu : “Hahahaha kamu bercanda ya?” 8. Jono : “Nah terbukti kan.”

Halaman 40

1. Banu : “Kamu serius Jon?” Jono : “Apa aku pernah mengada-ada.”

2. Amad : “Aku harus bisa ngomong, aku harus.” 3. Amad : “Tapi kalau grogi jadi.”

4. Amad : “Bagaimana ini.” Halaman 41

1. Amad : “Maaf adik-adik, kalian pasti sudah menunggu lama ya.”

2. Amad : “Eh..” ( kaget )

3. Pak Eko : “Halo bagaimana mengajarnya mas?,

menyenangkan bukan?” Amad : “I..iyap..pak”


(61)

commit to user

Amad : “Silahkan pak.”

5. Pak Eko : “Berhubung sekolah kita ada rapat mendadak, maka kalian dipersilahkan untuk belajar dirumah.”

6. Amad : “Akhirnya ada penyelamat juga.” 7. Amad : “Huhu... saat yang aku tungg-tunggu

akhirnya datang juga.” Halaman 42

1. Suasana sekolah saat siswa-siswa berhamburan pulang. Halaman 43

2. Banu : “Jon acara nanti jadi nggak?” Jono : “Acara yang mana?”

3. Banu : “Tentang pak Naziman.” Jono : “O... itu.”

4. Jono : “Nggak jadi aja deh, lagi pula itu kan tidak baik.” 5. Banu : “O ya Jon, tentang yang kamu ceritakan tadi

bagaimana?”

Jono : “Tentang tertawa tadi?, ya kalau itu sih tergantung kamu.”

6. Banu : ”Maksudmu?”

7. Jono : “Yang jelas tertawa berlebihan itu berdampak buruk pada psikologi, bisa-bisa kamu disangka gila Ban.”


(62)

commit to user

Halaman 44

1. Banu : “Apa sampai seperti itu Jon?

Jono : ya begitulah, yang jelas tertawa itu secukupnya saja, jangan berlebih.”

2. Banu : “Jadi begitu ya?”

3. Banu : “Tapi kenapa kamu tadi juga ketawa waktu aku ngomongin pak Naziman dikelas?

4. Jono : “Aku kan sudah bilang tertawa itu boleh, tapi jangan berlebihan.”

5. Jono : “Hati-hati lho ban, banyak tertawa itu bisa.” 6. Banu : “Stop, Kamu kerjanya Cuma nakut-nakutin aja.” Halaman 45

1. Banu : “Mendingan ngomongin masalah lain saja, ow ya

bagaimana kalo kita nanti main kasti?” Jono : “Umm.. gimana ya?, baik lah aku nanti ngajak

temen-temen dulu.”

2. Banu : “Oke... sampai ketemu nanti.” 3. Banu : “lalalala....lalalala.”

4. Banu : “Aku pulang.” Mama : “Tumben jam segini sudah pulang.”

5. Banu : “Hemm.... makanannya sudah disiapkan semua... wah asyik, menu faforit ku”.


(63)

commit to user

1. Banu : “Mendingan nonton TV dulu aja.” 2. Banu : “Hahahaha... hahahaha.”

3. Mama : “Anak itu kenapa ya?” 4. Banu : “Huahahaa.”

5. Mama : “Kamu kenapa nak?”

6. Banu : “Ini lho ma acara nya lucu banget.”

7. Mama : “Hemm, ada-ada saja anak ini, dasar anak-anak,” Halaman 47

1. Mama : “Memangnya apa yang kamu tonton sih?” Banu : “Ini lho ma.”

2. Mama : “Memang nya bagian mana yang lucu?” ( bengong sambil keheranan )

3. Mama : “Apa anak ini.... jangan jangan dia!.... apa perlu di bawa ke psikiater ya?.”

4. Mama : “Nggak mungkin.... berfikir apa aku ini, nggak mungkin anakku seperti ini.”

Halaman 48

1. Banu : “O iya ma, aku ada janji sama teman, aku pergi dulu ya.” Mama : “Eh tunggu sebentar, kamu mau kemana?” 2. Banu : “Kasih tahu nggak ya? Hahaha.. aku mau main

kasti kok ma, aku berangkat dulu ya?” 3. Mama : “Eh tunggu.”


(64)

commit to user

4. Mama : “Ada apa ya dengan anak itu, kenapa anak itu jadi semakin ngelantur ya?”

5. Banu : “Lalalala...lalalala.”

6. Banu : “Gimana Jon, jadi main nggak?” Jono : “Jadi dong”

7. Jono : “Itu temen-temen udah pada nunggu.” Halaman 49

1. Pak Naziman : “Akhirnya sampai juga di rumah, benar- benar hari yang melelahkan.”

2. Pak Naziman : “Akhirnya bisa istirahat juga.” 3. Pak Naziman : “Hemm apa ini, lumpur!”

4. Pak Naziman : “Uh!!! Kucing siapa yang melakukan ini!” 5. Pak Naziman : “Padahal aku kan ingin istirahat.. payah,

betul-betul payah.”

6. Pak Naziman : “Apa? Dsini juga ada, disini juga.. dimana- mana ada lumpur arrgh!”

7. Jono : “Siapkan dirimu Fan.” 8. Jono : “Ayo pukul bolanya.” Halaman 50

1. Fandi : “Hiat.”

2. Banu : “Gawat.. bolanya kena lagi.... ternyata dia hebat juga”.


(65)

commit to user

4. Jono : “Horee kita berhasil.”

5. Banu : “Kalo Cuma begitu sih aku juga bisa.” 6. Jono : ”Mana buktinya, dari tadi kamu Cuma jadi

Penjaga.”

7. Banu : “Lihat saja nanti.”

8. Teman-teman : “Ayo semangat Jon, ayo kamu pasti bisa.” 9. Jono memegang pemukul bola sambil bersiap-siap

Halaman 51

1. Banu : “Pasti meleset.” 2. Jono : “Nggak mungkin!”

3. Banu : “Kamu kan yang terakhir, jadi kamu penentu lho Jon.”

4. Banu : “Kamu pasti meleset hahahahaha.” Jono : “Uh sial.. aku jadi grogi” (berbicara dalam

hati).... “Aku pasti bisa” Teman-teman : “Ayo cepat pukul bolanya, apa yang kamu

Tunggu”

5. Jono : “Baiklah lemparkan bolanya.” 6. Jono : “Terima ini!!!.... hiat.”

7. Banu : “Ti.. tidak mungkin... ow iya, dia kan payah kalau berlari.”

8. Jono : “Apa aku bilang hahaha.” Banu : “Lihat ini jon bolanya aku bawa, lari lah


(66)

commit to user

sekencang-kencangnya hahaha.” Halaman 52

1. Jono : “Sial!!, aku kan tidak bisa lari kencang.” 2. Banu : “Hahaha.. Cuma segitu ya.”

3. Banu : “Rasakan ini!!! Hiat.” 4. Jono : “Tidaaaak.”

5. Ekspresi wajah teman-teman yang ikut tegang 6. Jono : “Yah sial.. jadi gantian jaga deh.” Halaman 53

1. Banu : “Hahahaha.... selamat jaga ya.”

2. Jono : “Uh!! lihat saja nanti... aku balas kamu.” 3. Banu : “Coba saja.”

4. Jono : “Jangan sombong dulu Ban.” 5. Banu : “Ayo lempar saja bolanya.”

6. Eka : “Hiat.” Banu : “Hahaha sebentar, aku belum siap.”

7. Eka : “Jangan bercanda Ban ayo pukul yang benar.” 8. Jono : “Iya ni... lama-lama banyak tingkah, ayo pukul

yang benar.” Halaman 54

1. Eka : “Baik lah kali ini serius ya.”

2. Eka : “Hiat.” Banu : “Haahaha... sebentar aku belum benar-benar siap.”


(67)

commit to user

3. Eka : “Serius lah Ban ini kesempatan terakhir kita!” 4. Banu : “Baik lah.”

5. Eka : “Ini bolanya.”.

6. Banu : “Lihat kemampuan ku, hiat.”

7. Jono : “Kamu arahkan kemana bolanya Ban, bisa-bisa kena orang.”

8. Jono : “Aduh gawat... gawat.” Halaman 55

1. Pak Naziman : “Akhir nya selesai juga, humm.” 2. Pak Naziman : “Akhirnya bisa berstirahat juga.” 3. Pak Naziman : “Kalau begini sih jadi lebih enak

dipandang.”

4. Pak Naziman : “Aduuuh!!! kepala ku.” Halaman 56

5. Pak Naziman : “Lan..lantainya... jadi kotor lagi.” 6. Pak Naziman : “Uuuhhh!!! Ulah siapa ini!”

7. Jono : “Aduh gawat beneran kena orang.” Banu : “Apa.. beneran kena orang ya?”

8. Jono : “Gimana ni.. kita bisa dihajar, kamu sih, dari tadi mainnya nggak serius.”

9. Pak Naziman : “O.. jadi anak-anak nakal itu.. akan ku beri pelajaran mereka.”


(68)

commit to user

1. Banu : “Apa!! o..orang i..itu adalah pak

Naziman?! kalau ini baru gawat.” 2. Jono : “Ini lah akibat ulah mu, coba kalau kamu

dari tadi serius.”

3. Pak Naziman : “Siapa yang melempar bola ini!” 4. Jono : “Ba..Banu p..pak.”

5. Pak Naziman : “O.. jadi lagi-lagi kamu... memang dimana- mana kamu selalu bikin ulah.”

6. Pak Haji : “Wah ada apa itu?.. hmm.. sebaiknya saya segera kesana saja.”

Halaman 58

1. Pak Naziman : “Kamu memang kurang ajar ya, dasar anak bandel”

2. Banu : “Maaf pak tapi kan itu tidak sengaja.” 3. Pak Naziman : “Kamu memang tidak bisa diberi ampun.” 4. Pak Naziman : “Rasakan ini!.. apa ?!.. siapa ini, lepaskan!” 5. Pak Haji : “Sebenarnya ada apa pak Naziman.”

6. Pak Naziman : “Eh pak haji... maaf pak, ini lho anak-anak bandel ini melempar bola sampai kena saya”.

Halaman 59

7. Banu : “Maaf pak tapi itu tidak sesngaja.” 8. Pak Naziman : “Diam kamu!”


(69)

commit to user

9. Pak Haji : “Sudah lah pak, mereka kan masih anak- anak.”

10.Pak haji : “Lagi pula masalah ini kan bisa dibicarakan baik-baik.”

11.Pak Haji : “Jadi tadi awalnya bagai mana?” Jono : “Tadi kami bermain kasti, tapi ketika

giliran banu dia malah banyak tertawa dan tidak serius, jadi pukulannya melenceng sampai kena pak guru.”

12.Banu : “Tapi itu memang tidak sengaja pak.” 13.Pak Naziman : “Tidak sengaja apanya!! Lihat ini hasilnya

dasar anak nakal.” Halaman 60

1. Pak Haji : “Sudah-sudah, kalian jangan saling

Menyalahkan.” Pak Naziman : “Tapi anak ini memang sudah kelewatan

Pak.”

2. Pak Haji : “Akan lebih bijak jika anda introspeksi diri pak, dan sebaiknya jangan mudah marah.” 3. Pak Naziman : “Saya sebenarnya tidak suka marah pak,

tapi semenjak mengajar anak ini saya jadi

begini.” Pak Haji : “Coba lah berfikir dengan kepala dingin


(70)

commit to user

pak..dia kan masih anak-anak.”

4. Pak Haji : “Marah adalah godaan yang berasal dari setan, terjadi karena adanya kejelekan-kejelekan dan berbagai musibah yang tidak diketahui oleh Allah.”

Naziman : “Lalu saya harus bagaimana?”

5. Pak Haji : “Minta lah perlindungan dari Allah.” Nabi SAW bersabda : “Sungguh akan aku ajarkan satu kalimat seandainya diucapkan seseorang maka hilanglah yang didapatkannya (godaan setan) seandainya dia mengatakan A’udzubillahi minasyaithan (Aku berlindung kepada ALLah dari godaan setan ).

Halaman 61

1. Pak Naziman : “O jadi begitu ya pak.”

2. Pak Haji : “Ada juga cara lain pak, yaitu dengan berdiam diri”. “apabila seseorang diantara kita marah maka hendak lah berdiam diri.”( HR. Bukhari)

3. Pak Naziman : “Tapi saat kita marah kan tidak bisa tenang karena emosi


(71)

commit to user

wasiat Nabi SAW.”.... dari Abu Huraira R.A bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW: Berwasiatlah kepadaku. Nabi SAW bersabda: Janganlah kamu marah.” (Beliau mengulanginya 3 kali).

4. Pak Haji : “Jangan marah pasti masuk janah.”

5. Pak Naziman : benarkah demikian pak? Banu ` : apa?!

Pak Haji : “Barang siapa yang menahan marah, walaupun ia mampu melakukannya, pasti Allah akan mengisi hatinya dengan ridha pada hari kiamat. (HR> Thabrani).

Halaman 62

1. Pak Haji : “Bukan kah itu yang diinginkan oleh setiap orang pak.”

Pak Naziman : “Wah sungguh luar biasa ya pak.” 2. Pak Haji : “Cara lain lagi agar terhindar dari marah

adalah : ikutilah petunjuk Rasulullah dalam menghindar marah, mengetahui kedudukan tinggi orang yang mampu menahan marah, mengetahui bahwa


(72)

commit to user

menahan marah adalah ciri orang bertaqwa

3. Pak Haji : “Sadar ketika diperingatkan, mengetahui akibat buruk dari marah, bercermin, dan berdo’a.”

4. Pak Haji : “Jadi intinya marah hanyalah membawa kerugian pak.”

5. Pak Nazman : “O jadi begitu pak, terimakasih atas nasihat nya

Pak Haji : “Sama-sama pak, kita sesama muslim harus saling mengingatkan.”

Halaman 63

1. Pak Haji : “O iya... saya dengar Banu tadi banyak tertawa ya sampai-sampai terlibat masalah ini.”

2. Banu : “Tapi itu memang tidak sengaja pak.” Pak Haji : “Iya saya paham.”

3. Pak Haji : “Tertawa itu memang boleh nak, tetapi jangan berlebihan dan alangkah baiknya kalau kita tersenyum, karena senyum adalah sodaqoh.”

4. Banu : “Umm.. padahal kalo masalah tertawa itu kan memang susah dihindari pak.”


(73)

commit to user

Pak Haji : “Dari segi ilmu ada dua solusi yaitu dengan mengikuti petunjuk Nabi... tidak lah beliau tertawa kecuali hanya sekedar senyum... terapi kedua yaitu mengetahui bahayanya tertawa.”

Halaman 64

1. Banu : “Apa?!.. ja..jadi tertawa itu bahaya pak?” 2. Pak Haji : “Makanya kamu jangan terlalu banyak

tertawa

3. Pak Haji : “Jangan lah banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa akan

mematikan hati.” Banu : “Ha?.. hatiku?”

Jono : “Wah payah sekali dayatangkapnya.” 4. Jono : “Maksudnya pak haji bukan organ hati

yang itu tau.” Banu : “Kamu nggak usah ikut-ikutan, emang tau

apa kamu?” Pak Haji : “Sudah kalian jangan bertengkar.”

5. Pak Haji : “O iya, hampir lupa, ada cara lain untuk mengatasi banyak tertawa.”

6. Pak Haji : “Yaitu dari segi amali.” Halaman 65


(74)

commit to user

1. Pak Haji : “Dengan dzikir maut, yaitu mengingat kematian, alam kubur, hari akhir, dan segala sesuatu didalamnya.”

2. Banu : “Lho padahal itu sudah saya lakukan, tapi kenapa tetap banyak tertawa pak?” 3. Pak Haji : “Benarkah begitu?”

4. Banu : “Iya pak saya selalu takut lewat kuburan, apalagi kalo malem pasti ada pocong sama tuyul, hiii serem.”

5. Pak Haji : “Bukan begitu maksudnya yang harus kita takutkan adalah hisab, shirat, neraka dan semua yang akan kita alami setelah mati.” 6. Jono : “Nah... begitu yang benar, bukan seperti yang kamu pkirkan, takut kok sama tuyul.”

7. Banu : “Emang kamu nggak takut sama tuyul?”

Halaman 66

1. Jono : “Hehehe.. bukan takut sih cuma agak geli ngelihatnya.”

2. Banu : “Uh ... sama saja!”

3. Jono : “Sudah jangan dibahas lagi, lagian kenapa jadi ngomongin tuyul sih.”


(75)

commit to user

berikutnya, yaitu dengan memikirkan keadaan kaum Muslim yang banyak ditindas, menjauhi bergaul dengan orang yang suka bersendau gurau.”

5. Jono : “Umm... berarti saya nggak bagus kalo deket-deket sama Banu ya pak.” 6. Banu : “Eh.. emang kenapa?”

7. Jono : “Lhoh.. kamu kan juga sudah dengar sendiri dari pak Haji.”

8. Banu : “Enak saja!! memangnya aku seperti itu?” 9. Jono : “Ya begitulah.”

Halaman 67

1. Banu : “Tapi aku kan pengen berubah.”

2. Pak Haji : “Ya boleh lah main sama Banu, lagi pula dia kan mau berubah.”

Banu : “Tu kan boleh.” Jono : “Kamu sih, nggak pernah bisa berfikir

serius.”

3. Banu : “Baik lah mulai hari ini nggak ada bercanda lagi.”

4. Pak Haji : “Ada lagi cara untuk menghindari tertawa.. yaitu menahan tertawa dan mengubah pembahasan yang mengantar tertawa.”


(76)

commit to user

5. Pak Haji : “Nah dengan begini baik pak Naziman maupun, Banu sebaiknya menyadari kerugan dari perangai yang mudah marah maupun banyak tertawa.. jadi alangkah baiknya kita menghindari segala sesuatu yang merugikan diri kita.”

Banu : “Kalau begitu saya minta maaf pak guru.. dan saya berjanji mulai hari ini saya akan

berubah menjadi lebih baik.” Pak Naziman : “Sama-sama Banu, saya mulai hari ini juga

akan berusaha untuk berubah.. mari kita bersaing untuk berbuat kebaikan.”

Halaman 68

1. Pak haji : “Oh iya sampai lupa,.. saya mau pergi ketempat pak RT dulu, mau ada perlu.” Pak Naziman : “Silahkan pak Haji.”

2. Banu : “Kalau begitu ayo main lagi, ayo pak ikutan main.”

Pak Naziman : “Ayo... siapa takut.”

3. Pak Haji : “Alhamdulillah, tidak kusangka ternyata mereka bisa seakrab itu.”


(77)

commit to user

Desain karakter yang penulis pilih menggunakan karakter dengan gaya gambar cartoon style. Cartoon style atau gaya gambar lucu ini penulis pilih karena gaya ini bersifat lucu, dan familiar dengan anak-anak sehingga dengan pemililan gaya ini diharapkan akan lebih memudahkan pembaca yang berusia anak-anak untuk menyerap pesan yang disampaikan dalam komik “Banu Ingin Jadi Baik” ini. Dalam pembuatan karakter dengan gaya cartoon style” penulis juga memiliki referensi karakter dari sebuah komik karya Walt Disnep’s yang diterbitkan oleh PT Gramedia, yang berjudul “Paman Gober, Kutukan Keping Keberutungan”. Karakter dalam komik ini penulis pilih sebagai referensi, karena karakter dalam komik ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu penggambaran ekspresi dan bahasa tubuh yang dapat mengajak dan mempermudah pembaca dalam memahami isi pesan yang disampaikan dalam komik tersebut. Perancangan komik ini penulis mencoba merancang karakter dengan desain yang dapat menghibur, tidak membosankan, dan diharapkan dapat mempermudah pembaca untuk dapat memahami pesan yang disampaikan dalam komik “Banu Ingin Jadi Baik” ini.

Dalam perancangan tokoh ini penulis menggunakan beberapa tokoh utama dengan karakter berikut ini:


(78)

commit to user

a. Banu

Banu adalah seorang anak dari keluarga dengan ekonomi yang mampu, tetapi memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik. Meskipun demikian Banu memiliki beberapa perangai yang dapat mengubah kebiasaannya tersebut, yaitu tekad dan keyakinan untuk menjadi anak yang lebih baik.

Tampilan fisik :

Usia : 12 tahun

Jenis kelamin : laki-laki Tinggi/Berat : 130 cm/42 kg Ciri khas : berambut keriting

Sifat : pemalas, suka usil, suka mengeluh, penakut, periang mau belajar dari kesalahan.


(79)

commit to user

Konsep karakter :

Ciri fisik Banu dibuat dengan tinggi badan dan ukuran berat badan yang telah ditentukan untuk menampilkan postur anak-anak. penampilan karakter Banu yang apa adanya dengan model rambut yang keriting dan tidak tertata untuk menonjolkan kepolosan sifat anak-anak yang masih belum memiliki kesadaran dalam berbuat baik.

b. Jono

Jono adalah seorang anak dari keluarga dengan ekonomi yang mampu, dan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik, namun emosinya masih labil . Meskipun demikian Jono merupakan anak yang pandai dan suka mengajak orang lain untuk berbuat baik.


(1)

5) Pin

a. Ukuran : Diameter 5,8 cm

b. Ilustrasi : Logo, Karakter Tokoh

c. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS

d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2

e. Bahan : Plastik

f. Teknik Pembuatan : Press

g. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi


(2)

6) Gantungan Kunci

a. Ukuran : Diameter 4,5 cm

b. Ilustrasi : Logo, Karakter Tokoh

c. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS

d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2

e. Bahan : Plastik

f. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi


(3)

7) Mug

a. Ukuran : 14 cm x 8 cm

b. Ilustrasi : Logo, Karakter Tokoh

c. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS

d. Visualisasi : Adobe Photoshop CS2

e. Bahan : keramik

f. Teknik Pembuatan : Digital printing

g. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi


(4)

8) T-shit

a. Ukuran : All size

b. Typografi : Showcard Gothic, Comic Sans MS

c. Bahan : Cotton

d. Teknik Pembuatan : Digital printing

e. Distribusi : Sebagai merchandise untuk koleksi


(5)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat berpengaruh pada semakin mudahnya budaya luar yang masuk ke negara Indonesia. Beberapa media yang sangat berperan untuk menyisipkan budaya tersebut diantaranya adalah internet, TV, game online, dan playstation. sehingga tanpa disadari media-media tersebut dapat merusak perilaku dan kebiasaan generasi seperti yang terjadi saat ini. Selain itu kurangnya media yang bersifat mendidik secara moral yang dapat disukai oleh anak-anak juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada perilaku generasi saat ini.

Hal itu menggugah hati nurani penulis untuk membuat media komunikasi visual berupa komik yang bersifat pendidikan moral secara Islami yang dikemas secara ringan dengan sedikit unsur humor, diharapkan komik ini mampu menarik perhatian anak-anak dan mempermudah anak-anak dalam menyerap informasi berupa pesan moral yang disampaikan melalui komik ini.

Dengan diproduksinya komik pendidikan moral secara Islami ini, maka penulis ikut berupaya untuk memperbaiki perilaku generasi saat ini dari kebiasaan-kebiasaan yang bersifat negatif.


(6)

B. Saran

Perancangan komik “Banu Pengen Jadi Baik” mampu menjadi sarana alternatif untuk menyampaikan pesan yang berupa pendidikan moral secara Islami pada anak-anak, sehingga perlu diperbanyak lagi keberadaan komik yang mengangkat tema pendidikan moral dan islami, agar generasi mendatang tidak terjerumus pada budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang bersifat negatif. Selain itu agar komik yang bersifat pendidikan moral dapat diminati, sebaiknya :

2. komik dikemas semenarik mungkin dengan konsep yang tidak kalah

menariknya dengan komik-komik yang hanya sekedar bersifat menghibur. 3. Diperlukan ide-ide yang segar dan dapat menghibur agar pembaca tidak

mudah bosan dan pesan moral yang disampaikan lebih mudah dipahami. 4. Diperlukan visualisasi yang mendukung agar tampilan komik yang dibuat