Dasar Molekuler Dari Karsinogenesis (Studi Pustaka).

ABSTRAK
DASAR MOLEKULER DARI KARSINOGENESIS

Leonardo
Pembimbing I: Freddy Tumewu Andries, dr., M S
Pembimbing II: Ellya Rosa Delima, dr.
Kanker adalah bentuk umum dari semua tumor ganas. Neoplasma merupakan
massa yang abnormal dari jaringan, pertumbuhannya yang berlebihan dan tidak
teratur dengan jaringan normalnya dan tetap dalam sifat yang berlebihan setelah
penghentian dari rangsang yang menimbulkannya.
Gen yang mengatur pertumbuhan sel normal disebut protoonkogen, dan
aktivasi dari beberapa gen dengan mutasi titik, amplifikasi, atau ketidaknormalan
akan mengubah gen-gen tersebut menjadi onkogen. Gen-gen yang normalnya
mengendalikan pertumbuhan disebut penekan tumor, dan munculnya
ketidaknormalan pertumbuhan sel jika gen-gen tersebut kehilangan fungsinya.
Gen retinoblastoma (RB) merupakan contoh dari beberapa gen penekan tumor.
Gen penekan tumor lainnya adalah gen p53. Jalur Rb dan p53, termasuk onkogen
lainnya dan penekan tumor merupakan jalur yang paling sering mengalami
gangguan dalam kanker. Juga, induksi dari p53 akan mengakibatkan apoptosis.
Dari 5-10 akumulasi mutasi dari sel akan mengakibatkan sel tersebut berubah dari
bentuk normalnya menjadi bentuk yang ganas lengkap.

Dengan mengetahui dasar molekuler dari karsinogenesis, diharapkan dapat
menurunkan angka kematian dan insidensi akibat kanker.

IV

ABSTRACT
THE BASIC MOLECULAR OF CARCINOGENESIS

Leonardo
Tutor I : Freddy Tumewu Andries, dr., M S
Tutor II: Ellya Rosa Delima, dr.
Cancer is the common term for all malignant tumors. A neoplasm is an
abnormal mass of tissue, the growth of which exceeds and is uncoordinated with
that of the normal tissues and persists in the same excessive manner after
cessation of the stimuli which evoked the change.
Gene that promote normal cell growth are referred to as protooncogenes, and
activation of such genes by point mutation, amplification, or dysregulation
converts them to oncogenes. Genes that normally restrain growth are called
tumor suppressors, and unregulated cell growth arises if their function is lost. The
retinoblastoma gene (RB) is a paradigm of such a tumor suppressor gene.

Another tumor suppressor gene is the p53 gene. The Rb and p53 pathways each
includes other oncogenes and tumor suppressors that are frequently disrupted in
cancer. Also, induces p53-mediated apoptosis. From 5 to 10 accumulated
mutations are thought to be necessary for a cell move from the normal to the fully
malignant phenotype.
With knowing the basic molecular of carcinogenesis, we hope decrease the
mortality and incidence rate.

v

DAFTARISI
Halaman
I
ii

JUDUL
LEMBAR PERSETUJU AN

LEMBARPERNYATAAN
ABSTRAK


1ll

A BST/?A C~T

V

IV

KA T A PENGANT AR

vi

DAFT AR ISI ...

vii

DAFT AR T ABEL
DAFT AR GAMBAR


IX
X

BABI

1.1
1.2
1.3
1.4

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Identifiksasi Masalah
Maksud dan Tujuan
Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1
2
2

3

BAB n TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Dasar karsinogenesis
2.2 Karsinogen ekstemal
...
2.2.1 Bahan-bahan kimiawi
2.2.1.1 Polisiklik aromatik hidrokarbon
2.2.1.2 Aromatik amin
2.2.1.3 Nitrosamin
2.2.1.4 Zat pewama azo
2.2.1.5 Agen alkilating/penggaraman
2.2.2 Energi radiasi
2.2.2.1 Sinar ultraviolet
2.2.2.2 Radiasi pengion
2.2.3 Onkogenik mikroba
2.2.3.1 Virus onkogenik
2.2.3.1.1 Virus onkogenik DNA
2.2.3.1.1.1 Human papillomavirus
2.2.3.1.1.2 Virus Epstein-Barr

2.2.3.1.1.3 Hepatitis B virus dan hepatitis C virus
2.2.3.1.2 Virus onkogenik RNA
2.2.3.2 Helicobacter pylori
2.2.3.3 Agen biologi
2.2.3.3.1 Hormon
2.2.3.3.2 Mikotoksin
2.2.3.3.3 Parasit
VlI

4
6
6
7
8
8
9
10
10
10
11

12
12
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18

2.2.3.4 Karsinogen lain
2.2.3.4.1 Asbestos.. ...
...
2.2.3.4.2 Metal
2.3 Dasar molekuler dari karsinogenesis
2.3.1 Tanda kemampuan tumbuh sendiri
2.3.1.1 Faktor pertumbuhan

2.3.1.2 Reseptor faktor pertumbuhan
2.3.1.3 Protein pentransduksi sinyal
2.3.1.4 Protein regulator inti
2.3.1.5 Aktivasi onkogen
2.3.1.5.1 Mutasi titik
2.3.1.5.2 Translokasi
...
2.3.1.5.3 Amplifikasi gen..
2.3.1.6 Siklin dan sik1independen kinase
2.3.2 Tak mengindahkan tanda penghambat pertumbuhan
2.3.2.1 Rb, suatu gen supresor tumor, terlibat dalam pembentukan
retinoblastoma
2.3.2.2 Gen Rb dan siklus sel
2.3.2.3 Jalur transforming growth factor r3
2.3.2.4 Gen supresor tumor p53 bekerja sebagai pengawal genom...
2.3.2.5 Sejumlah gen yang meningkatkan kerentanan terhadap

kankertelah berhasil ditemukan

...


...

2.3.3 Menghindari apoptosis
2.3.4 Kemungkinan replikasi yang tidak ada batastlya
2.3.5 Perkembangan yang mempertahankan angiogenesis
2.3.6 Mekanisme invasi dan metastasis
2.3.6.1 Invasi matrik ekstraseluler
2.3.6 1.1 Pelepasan sel tumor satu sarna lain
2.3.6.1.2 Perlekatan dengan komponen matriks
2.3.6.1.3 Degradasi matriks ekstraseluler
2.3.6.1.4 Migrasi sel tumor
2.4 Disseminasi vaskuler dan homing sel tumor
2.5 Dasar molekuler bagi karsinogenesis multi langkah
2.6 Progresi dan heterogenitas sei tumor
2.7 Perubahan kariotipik pada sel tumor

19
19
19

20
20
21
22
23
24
25
25
25
25
26
28
28
29
32
33

36
37
40

41
42
43
43
43
44
44
44
48
48
49

BAB ill PEMBAHASAN

51

BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

...

54

54

/

DAFT AR PUST AKA
RIW AYAT HIDUP

55
56

VIII

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabe11.1 Beberapa onkogen retrovirus
Tabel1.2 Beberapa sifat gen p53 dan produk proteinnya

IX

17
35

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Diagram alir yang menunjukkan skema sederhana dari dasar
molekuler kanker
Gambar 2.2 Ringkasan beberapa jalur metabolik untuk perubahan dari
prokarsinogen kimiawi menjadi karsinogen utama yang aktif
Gambar 2.3 Mekanisme integrasi gen onkogenik virus, atau transkrip DNA,
ke dalam DNA sel host
Gambar 2.4 Enam perubahan dasar dari fenotip keganasan
Gambar 2.5 Aksi dari gen Ras
Gambar 2.6 Skema siklus dari siklin, cyclin-dependent kinases
Gambar 2.7 Siklus Rb dalam pengaturan Gl-S dari siklus sel
Gambar 2.8 Hilangnya gen penghambat tumor dan Retinoblastoma yang
diturunkan
Gambar 2.9 Siklus p53 yang memelihara integritas genom
Gambar 2.10 Skema reseptor CD95 yang menginduksi kerusakan DNA
Gambar 2.11 Patogenesis metastasis tumor melalui pembuluh darah
Gambar 2.12 Skema sederhana kejadian invasi membrana basalis oleh sel
tumor
Gambar 2.13 Model molekuler evolusi dari kanker kolorektal sebagai akibat
peralihan dari adenoma-karsinoma

x

6
9
16
21
24
28
31
32
36
40
46
47
48

RIWAYATHIDUP

- Nama

: Leonardo

- Nomor Pokok Mahasiswa: 0110147

- Tempat dan tanggallahir
- Alamat

: Tasikmalaya, 7 Oktober 1982
: Goooog Sabeulah No.1 Tasikmalaya-46122

- Riwayat Pendidikan
SDK BPK PENABUR

, Tasikmalaya, tahoo lulus 1995

SLTPK BPK PENABUR, Tasikmalaya, tahun lulus 1998
SMUK BPK PENABUR , Tasikmalaya, tahoo lulus 2001

56

BABf
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Secara medik umum neoplasma biasa disebut sebagai tumor dan ilmu tentang
tumor disebut onkologi (oncos = tumor, logos = ilmu). Sebetulnya istilah tumor
berarti suatu benjolan yang sebenarnya dapat ditimbulkan antara lain oleh radang,
oedema atau perdarahan ke dalam jaringan, akan tetapi istilah ini seakan lebih
ditujukan untuk suatu massa neoplastik yang dapat menimbulkan benjolan pada
pennukaan tubuh (R. Sjamsuhidajat, 2003; Andries, 2001).
Istilah onkogen berasal dari kata onkos bahasa Yunani yang berarti massa atau
tumor. Karsinogenesis terutama digunakan dalam kaitannya dengan mekanisme
terjadinya tumor ganas (kanker). Prinsip karsinogenesis dapat digunakan untuk
menerapkan mekanisme yang dapat membedakan tumor jinak dan ganas. 01eh
karena itu sebagian peneliti epidemiologi, klinik dan eksperimental ditujukan
terutama pada tumor ganas (Marks D B, Marks A D & Smith C M, 1996).
Insiden tumor ganas di setiap negara tidak sama, baik insiden keseluruhan
maupun insiden spesifik. Insiden di Eropa Utara dan Amerika Utara umumnya
tinggi (200-350 per 100.000 penduduk), di Eropa Selatan, Asia Barat dan Tengah,
serta A'11erikaTengah dan Selatan sedang (150-200 per 100.000 penduduk), dan
di Asia Selatan, Timur, serta Afrika agak rendah (75-150 per 100.000 penduduk).
Insiden kanker di Indonesia diperkirakan 180 per 100.000 penduduk. Struktur
umur pada suatu populasi besar pengaruhnya terhadap insiden kanker. Bilajumlah
orang tua banyak, insiden kankernya tinggi karena kanker agak jarang ditemukan
pada anak-anak (R. Sjamsuhidajat, 2003).
Frekuensi relatif kanker pada beberapa daerah di Indonesia tidak sarna. Yang
banyak ditemukan ialah karsinoma serviks uteri, karsinoma hepatoseluler,
karsinoma payudara, karsinoma paru, dan leukemia (R. Sjamsuhidajat, 2003).

2

Diduga kuat bahwa rahasia kanker terletak dalam sel normal itu sendiri dalam
bentuk proto-onkogen (c-onk). Tetapi bagaimana gen-gen ini ditransformasikan
menjadi onkogen aktif dan bagaimana pada akhirnya menimbulkan perubahan
fenotip yang khas kanker, masih belum tersingkap, meskipun sudah ada titik-titik
terang. Tetapi perubahan genetik yang identik sekarang telah ditemukan dalam
banyak tipe kanker, meskipun bentuknya dihubungkan dengan perubahan gen
spesifik tertentu (Robbins, 1995).
Mekanisme terjadinya neoplasma disebut onkogenesis, yang berkaitan dengan
penyebab semua jenis tumor. Baik tumor jinak maupun ganas. Khusus untuk
mekanisme teIjadinya tumor ganas diberi nama karsinogenesis. Karsinogenesis,
yang berhubungan dengan tumor ganas lebih mengkhawatirkan dan lebih
berbahaya. Berdasarkan penyebab kanker yang belum diketahui dengan jelas dan
perubahan genetik yang menyertainya, maka pengetahuan mengenai dasar
molekuler karsinogenesis dan abnormalitas genetik ini perlu dibahas lebih lanjut
(Robbins, 1995).
1.2 Identifikasi masalah
Bagaimana dasar molekuler dari karsinogenesis.
1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud

dari penulisan

Inl adalah untuk memahami

dasar molekuler

dari

karsinogenesis.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menambah
molekuler dari karsinogenesis bagi para pembaca.

informasi mengenai dasar

3

1.4 Manfaat Karya Tulis IImiah

Manfaat akademis penulisan ini adalah menanamkan minat mahasiswa
kedokteran terhadap penelitian di bidang onkologi yang berhubungan dengan
karsinogenesis.
Manfaat praktis penulisan ini adalah untuk menambah wawasan bagi
masyarakat luas tentang dasar molekuler dari karsinogenesis.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Beberapa penelitian mutakhir telah meningkatkan pengetahuan kita mengenai
dasar molekuler karsinogenesis. Kerusakan genetik non letal merupakan inti dari
karsinogenesis, sejumlah kerusakan genetik atau mutasi mungkin diperoleh dari
aksi agen-agen lingkungan sepeni zat-zat kimiawi, radiasi, virus atau diturunkan
secara genetik. Karsinogenesis adalah proses-proses yang mencakup banyak
langkah pada tingkat fenotik dan genotik. Kerusakan dari pada gen-gen pengatur
normal seperti proto-onkogen, gen supresor tumor (gen p53 dan gen RB), gen
yang mengatur apoptosis, dan gen-gen yang mengatur perbaikan DNA yang
rusak, kemudian mutasi-mutasi pada genom dari sel-sel somatis. Singkatnya,
berbagai agen yang menyebabkan kanker semuanya dapat bekerja melalui efeknya
pada or~ogen. Gen ini dapat mulai membentuk protein yang abnormal atau
mungkin menghasilkan protein yang normal, tetapi pada waktu yang tidak tepat
protein ini akan menyebabkan sel mengalami transformasi atau keganasan.
4.2 Saran

Melihat besamya manfaat pengetahuan mengenai dasar molekuler dari
karsinogenesis yang erat hubungannya dengan kanker atau tumor ganas, maka
diharapkan para pembaca dapat lebih meningkatkan pengetahuannya mengenai
karsinogenesis sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan dapat mencegah
atau mengurangi angka kesakitan atau kematian akibat kanker di kemudian hari
dengan memp,erhatikan cara hidup yang lebih baik. Misalnya dengan makan
sehat/gizi seimbang (antioksidan yang terdapat pada buah dan sayuran dapat
mencegah kanker), olah raga rutin, menghindari rokok serta kehidupan rohani dan
jasmani yang sehat.

54

DAFT AR PUST AKA

Andries F T., 2001. Dasar molekuler bagi kanker dalam Neoplasma. Bandung:
F.LT.A. haI.32-43.
Cotran R S., Kumar V., Collins T. 1999. Neoplasia in Pathologic
Disease. 6th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co. p.276-305.

Departement of Bacteriology-University of Wisconsin-Madison.
Helicobacter pylori Causing Adenocarcinoma.
http://www.bact.wisc.edu/Bact330/hpylori.html, 25 Februari 2004.

Basis of

2004.

Gondhowiardjo S., 2004. Proliferasi Sel dan Keganasan dalam Majalah
Kedokteran Indonesia. Volum : 54., Jakarta: Yayasan Penerbitan ill!. haI. 28998.
Kumar V., Cotran RS., Robbins S.L., 2003., Neoplasia in Basic pathology. 7th ed.
Philadelphia: Saunders. p. 178-95.

Marks D B, Marks A D & Smith C M. 1996. Onkogen dan Biologi Molekuler
Kanker in Basic Medical Chemistry: A Clinical Approach. Philadelphia:
William & Wilkins. p. 256-258.
Murray R K. 2000. Kanker, Gen kanker & Faktor Pertumbuhan dalam Biokimia
Harpers. Edisi 25. Toronto. Appleton & Lange. hal. 779-796.
Robbins & Kumar. 1995. Neoplasi dalam Buku Ajar Patologi 1. 4th ed. Jakarta:
EGC. hal. 230-232.

Sjamsuhidajat R 2003. Neoplasia dalam Buku Ajar llmu Bedah. 2nd ed. Jakarta:
EGC. hal. 137-139.
Underwood lC.E. 1999. Karsinogenesis dan neoplasia dalam Patologi Umum dan
, Sistemik. 2nd ed. Jakarta: EGC. hal. 273; 279-284.

55