Pengaruh Kinerja Bauran Eceran terhadap Niat Beli Ulang Konsumen pada Toko Mayasari.

(1)

ABSTRAK

Dalam persaingan yang cukup ketat pada saat ini mengakibatkan munculnya banyak perusahaan yang berfungsi sebagai retailer, yang menjual lini poduknya secara spesifik (specialty store). Masalah yang diteliti adalah niat beli ulang konsumennya, kinerja bauran ecerannya, dan pengaruh kinerja bauran eceran terhadap niat beli ulang konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan data primer dan data sekunder, dengan pengumpulan data melalui studi lapangan (Field research, yang terdiri dari pengamatan/observasi, wawancara/interview, kuesioner kepada 171 orang), studi kepustakaan (Library Research). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah prosedur convenience sampling.

Bauran eceran (retailing mix, yang terdiri dari product assortment, service

and store atmosphere, price decision, promotion decision, dan palce decision)

dapat diartikan sebagai kombinasi berbagai faktor yang digunakan pengecer dalam memuaskan keinginan konsumen dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Pengecer merupakan perantara terakhir dalam menyampaikan barang kepada konsumen akhir untuk konsumsi pribadi, bukan untuk diolah atau dijual kembali, dan merupakan perusahaan yang penjualannya ditujukan kepada konsumen akhir, untuk pemakaian pribadi dan bukan bisnis. Dengan kata lain

retailer adalah pelaku utama kegiatan retailing. Toko khusus (Specialty Store)

biasanya menjual lini produk yang lebih sempit dengan ragam yang lebih banyak dalam lini produk tersebut. Setiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda sehingga menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen, yang pada akhirnya berdampak pada niat beli ulang konsumen.

Toko Mayasari sudah berdiri di kota Bandung selama 9 tahun (tepatnya bulan Desember 1998), dengan jumlah pekerja sebanyak 100 orang. Selama berdirinya, toko Mayasari telah mengalami perkembangan dibandingkan pada awal didirikannya di Kota Jakarta (tepatnya bulan Juli 1998) karena Toko Mayasari telah mendirikan berbagai cabang di berbagai tempat yaitu di kota Surabaya, Pulau Batam, Kota Samarinda-Kalimantan Timur.

Hasil analisis SPSS 11.5 menunjukkan bahwa tingkat KMO-nya sebesar 0,718 berarti sampel mencukupi dan pemprosesan data dapat dilanjutkan. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil uji reliabilitas untuk kinerja bauran eceran (X) memiliki Cronbach’s Alpha sebesar 0,6794, sedangkan untuk niat beli ulang konsumen (Y) memiliki Cronbach’s Alpha sebesar 0,6695. Jadi persamaan regresi linier sederhananya adalah:Y = 8.786 + 0.160x. Dari tabel 4.42 hasil perhitungan, terlihat bahwa nilai F hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel x (kinerja bauran eceran) dengan variabel y (niat beli ulang konsumen).

Dari penelitian yang telah dilakukan, kinerja bauran eceran yang dilakukan Toko Mayasari dilaksanakan dengan cukup baik, niat beli ulang konsumen pun dinilai cukup baik oleh konsumen/responden. Saran untuk Toko Mayasari adalah menambah atau memperbaiki kinerja bauran eceran yang kurang dan mempertahankan atau meningkatkan kinerja bauran eceran yang sudah dinilai


(2)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

1.5 Kerangka Pemikiran... 5

1.6 Pengujian Hipotesis... 11

1.7 Metode Penelitian... 11

1.7.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 12

1.7.2 Jenis dan Sumber Data... 15

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data... 15

1.7.4 Metode Pengambilan Sampel... 16

1.7.5 Menentukan Ukuran Sampel... 16

1.7.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 16


(3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Retailing... 23

2.1.1 Pengertian Retailing... 23

2.1.2 Pengertian Retailer... 23

2.1.3 Fungsi Retailer... 24

2.1.4 Klasifikasi Retailer... 25

2.1.5 Specialty Store... 30

2.2 Retailing Mix (Bauran Eceran)... 32

2.2.1 Definisi Bauran Eceran... 32

2.2.2 Strategi Eceran... 33

2.2.3 Elemen-elemen Bauran Eceran... 34

2.3 Kepuasan Konsumen... 36

2.3.1 Metode Mengukur Kepuasan Pelanggan... 37

2.4 Perilaku Konsumen... 39

2.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen... 39

2.4.2 Perilaku setelah Pembelian... 39

2.4.3 Niat Beli Ulang Konsumen... 41

2.5 Pengaruh Kinerja Bauran Eceran (variabel x) Terhadap Niat Beli Ulang Konsumen (variabel y)... 42

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 45


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden... 57

4.2 Kinerja Bauran Eceran (Variabel x)... 61

4.3 Niat beli Ulang Konsumen (Variabel y)... 72

4.4 Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) dan Bartlett’s Test... 74

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas... 74

4.5.1 Uji Validitas... 74

4.5.2 Uji Reliabilitas... 75

4.5 Analisis Regresi Linier Sederhana... 76

4.6 Pengujian Hipotesis... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 81

5.2 Saran... 85

DAFTAR PUSTAKA... xii


(5)

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Operasional Variabel... 13

Tabel 1.2 Bobot Nilai Pertanyaan... 17

Tabel 1.3 Bobot Nilai Pertanyaan... 17

Tabel 2.1 Jenis-jenis Pengecer Toko... 25

Tabel 2.2 Jenis-jenis Pengecer Tanpa Toko... 27

Tabel 2.3 Jenis-jenis Organisasi Eceran... 29

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden... 57

Tabel 4.2 Usia Responden... 58

Tabel 4.3 Pekerjaan Responden... 58

Tabel 4.4 Kapan Terakhir Responden Berbelanja... 59

Tabel 4.5 Biasanya Responden Berbelanja Bersama... 59

Tabel 4.6 Responden Pertama Kali Mengetahui Dari... 59

Tabel 4.7 Seberapa Sering Responden Berbelanja... 60

Tabel 4.8 Lama Mengenal... 60

Tabel 4.9 Tersedia Banyaknya Ragam/Variasi Produk... 61

Tabel 4.10 Keberadaan Produk Dikenal dan Diketahui Responden... 61

Tabel 4.11 Tersedianya Kelengkapan Produk... 62

Tabel 4.12 Kualitas Produk Dinilai Baik... 62

Tabel 4.13 Rasa Dari Produk Memenuhi Selera Konsumen... 62

Tabel 4.14 Pelayanan Pramuniaga Bersikap Ramah dan Sopan... 63

Tabel 4.15 Pelayanan Pramuniaga Cepat Menanggapi Permintaan Konsumen... 63


(6)

Tabel 4.16 Pramuniaga Memberikan Keterangan Yang Mudah Dimengerti

Konsumen... 64

Tabel 4.17 Pramuniaga Cepat Tanggap Terhadap Keluhan Konsumen... 64

Tabel 4.18 Pramuniaga Berpenampilan Rapi dan Menarik... 65

Tabel 4.19 Ruangan Cukup Nyaman... 65

Tabel 4.20 Penerangan Cukup Terang... 66

Tabel 4.21 Tersedianya Tempat Untuk Menunggu Antrian... 66

Tabel 4.22 Terdapatnya Kejelasan Pembedaan Letak Antar Jenis Produk 66 Tabel 4.23 Kemenarikan Penataan Produk Pajangan... 67

Tabel 4.24 Kualitas Produk Yang Ditawarkan Sesuai Dengan Harganya... 67

Tabel 4.25 Harga Produk Sesuai Dengan Daya Beli Konsumen... 68

Tabel 4.26 Papan Nama Terlihat Dengan Jelas... 68

Tabel 4.27 Papan Nama Terlihat Menarik... 69

Tabel 4.28 Konsumen Menemukan Iklan di Media Cetak... 69

Tabel 4.29 Terdapat Penyebaran Info Mulut ke Mulut... 70

Tabel 4.30 Konsumen Mudah Menemukan Lokasi... 70

Tabel 4.31 Banyaknya Sarana Transportasi Yang Lewat Lokasi... 71

Tabel 4.32 Tempat Parkiran di Semua Lokasi Cukup Luas... 71

Tabel 4.33 Tempat Parkiran di Semua Lokasi Aman Untuk Kendaraan.... 72

Tabel 4.34 Banyaknya Ragam/Variasi Produk yang Tersedia yang Mempengaruhi Konsumen Berbelanja Lagi... 72

Tabel 4.35 Pelayanan & Suasana Toko Mempengaruhi Konsumen Berbelanja Lagi... 73


(7)

Tabel 4.36 Harga Dan Rasa Produk Mempengaruhi Konsumen Berbelanja

Lagi... 73

Tabel 4.37 Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) dan Bartlett’s Test... 74

Tabel 4.38 Hasil Validitas... 75

Tabel 4.39 Hasil Reliabilitas... 76

Tabel 4.40 Coefficients(a).……….. 77

Tabel 4.41 ANOVA(b)………... 78

Tabel 4.42 Hasil Perhitungan... 78

Tabel 4.43 Model Summary... 79


(8)

Daftar Gambar

1.1 Bagan Kerangka Pemikiran... 10 3.1 Struktur Organisasi Mayasari... 46


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Adanya kemajuan di berbagai bidang menciptakan kebutuhan hidup manusia yang semakin beraneka ragam dalam memenuhi kebutuhannya akan pangan, produsen melihat adanya peluang bisnis untuk memenuhi kebutuhan tersebut, antara lain seperti yang dilihat sekarang, banyak terdapat berbagai variasi restoran (rumah makan), café, toko roti, toko kue, dan sebagainya. Para produsen tersebut mengembangkan produk dengan berbagai macam kreasi dan inovasi yang bertujuan menarik perhatian konsumen. Akan tetapi tidak semua konsumen puas akan keberadaan para produsen dalam menyalurkan dan mendistribusikan produk mereka ke konsumen. Dengan demikian, produsen yang berfungsi sebagai pencipta produk, perlu bekerjasama dengan penyalur yang dapat membantu suksesnya produk tersebut diterima oleh konsumen.

Jadi dibutuhkan peranan para pedagang eceran atau yang dikenal dengan sebutan retailer, yang berfungsi sebagai mata rantai terakhir dalam penyaluran produk. Pada saat ini, kita sudah melihat banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berfungsi sebagai retailer, yang menjual lini produknya secara spesifik (specialty store). Sebagai akibatnya, terjadi persaingan yang cukup ketat antar toko-toko khusus yang menjual produk yang sejenis. Oleh karena itu produsen membutuhkan kreativitas yang tinggi untuk menciptakan diferensiasi, yang mampu membedakan toko tersebut dengan toko yang lain, agar dapat menarik


(10)

perhatian konsumen dan memenangkan persaingan dengan toko-toko khusus yang menjual lini produk yang sejenis. Bagaimana pembelanja menilai toko Anda adalah faktor penentu apakah mereka akan mengunjungi dan membeli dari toko Anda. Merupakan fakta bahwa konsumen menilai dan memilih peritel berdasarkan citra yang mereka proyeksikan. Contohnya Toko Mayasari adalah toko khusus yang melayani masyarakat akan pangan yaitu kue dan roti, yang merupakan salah satu makanan pokok yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Toko Mayasari menawarkan berbagai macam kue yang diolah sedemikian rupa sehingga terdapat berbagai macam bentuk kue dan roti yang memiliki rasa dan aroma yang berbeda. Toko Mayasari memilih pasar konsumen dengan masyarakat kelas sosial atau berpendapatan menengah ke atas di kota Bandung. Hal tersebut dapat dilihat pada kisaran harga yang agak sulit dijangkau bagi masyarakat kelas sosial atau berpendapatan kurang dikota Bandung.

Toko Mayasari sudah berdiri di kota Bandung selama 9 tahun (tepatnya bulan Desember 1998). Selama berdirinya, Toko Mayasari telah mengalami perkembangan dibandingkan pada awal didirikannya di Kota Jakarta (tepatnya bulan Juli 1998) karena Toko Mayasari telah mendirikan berbagai cabang di berbagai tempat yaitu di kota Surabaya, Pulau Batam, Kota Samarinda-Kalimantan Timur.

Dalam memenangkan suatu persaingan, Toko Mayasari harus memiliki strategi yang tepat, agar dapat bersaing dengan toko-toko yang menjual produk yang sama di kota Bandung. Tentunya dalam memenangkan persaingan dengan para pesaingnya, Toko Mayasari harus berupaya untuk mengubah strateginya,


(11)

agar berdampak pada meningkatkan penjualan toko tersebut, sehingga diharapkan dapat memiliki posisi yang kuat dalam persaingan memperebutkan konsumen. Toko Mayasari pun harus memiliki karakteristik yang menjadikan keunggulan dalam menghadapi keunggulan dengan para pesaingnya. Keunggulan itu dapat disampaikan melalui bauran eceran (retailing mix), yang terdiri dari product

assortment, service and store atmosphere, price decision, promotion decision, dan

place decision (Kotler, 2003:540).

Kinerja bauran eceran Toko Mayasari belum tentu dapat diterima dengan baik dan sama oleh para konsumennya. Setiap konsumen tentu akan memberikan tanggapan yang berbeda-beda pula. Setiap konsumen mempunyai persepsi atas kinerja bauran eceran yang dilakukan Toko Mayasari. Persepsi tersebut dipengaruhi oleh berbagai informasi dari word of mouth, past experience,

personal needs, sampai external communication lainnya yang mereka terima.

Perbedaan persepsi konsumen atas kinerja pada tiap-tiap elemen bauran eceran Toko Mayasari, akan menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen, yang pada akhirnya berdampak pada niat beli ulang konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan survei untuk mengetahui lebih dalam tentang apa yang dipersepsikan konsumen. Dari hal inilah dapat diketahui, elemen-elemen bauran eceran manakah yang perlu diperhatikan secara khusus dan diperbaiki sehingga dapat memunculkan niat beli ulang konsumen pada Toko Mayasari.


(12)

Berdasarkan semua uraian yang telah dikemukakan, penulis melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kinerja Bauran Eceran Terhadap Niat Beli Ulang Konsumen Pada Toko Mayasari”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang masalah di atas mengenai pentingnya peranan kinerja bauran eceran dalam meningkatkan niat beli ulang konsumen pada Toko Mayasari, maka penulis dapat mengungkapkan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja bauran eceran pada Toko Mayasari? 2. Bagaimana niat beli ulang konsumen pada Toko Mayasari?

3. Apakah kinerja bauran eceran berpengaruh terhadap niat beli ulang konsumen pada Toko Mayasari?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kinerja bauran eceran yang dilakukan oleh Toko Mayasari. 2. Mengetahui niat beli ulang konsumen pada Toko Mayasari.

3. Mengetahui pengaruh kinerja bauran eceran terhadap niat beli ulang konsumen pada Toko Mayasari.


(13)

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan hasilnya dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi Penulis.

Untuk memenuhi syarat menempuh ujian kesarjanaan dan menambah pengetahuan yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang diperoleh.

2. Bagi Perusahaan.

Sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan pengambilan keputusan guna memperbaiki kekurangan yang ada, khususnya mengenai bauran eceran.

3. Bagi rekan-rekan mahasiswa/i dan pihak lain yang membutuhkan hasil penelitian ini, sebagai tambahan dalam memahami dunia pemasaran khususnya mengenai bauran eceran.

1.5. Kerangka Pemikiran

Sebuah usaha perdagangan tentunya tidak akan pernah lepas dari persaingan antar perusahaan yang saling beradu taktik dan strategi, agar lebih unggul dari para pesaing-pesaingnya untuk mendapatkan konsumen, yang diharapkan akan menjadi pelanggan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan bagi perusahaan. Namun tentunya strategi yang dilakukan haruslah inovatif dan memiliki keunggulan tersendiri yang dapat atau sukar ditiru oleh para pesaing lainnya, sehingga perusahaan tersebut tidak mudah kehilangan konsumen, akibat strategi yang monoton, mudah diantisipasi, dan ditiru oleh perusahaan lain.


(14)

Semakin berkembangnya dan semakin canggihnya teknologi menyebabkan keinginan manusia semakin lama semakin beragam. Dalam hal ini, para pelaku bisnis melihat adanya sebuah peluang dalam memenuhi keinginan manusia tersebut. Peluang itu antara lain dengan membuka toko-toko yang berfungsi sebagai penyalur produk bagi konsumen akhir. Toko-toko tersebut antara lain dapat berbentuk Specialty Store, yaitu toko khusus yang menjual lini produk yang lebih sempit dengan ragam yang lebih banyak dalam lini produk tersebut (Kotler, 2000:593).

Agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan usahanya, maka pemilik toko harus menggunakan strategi eceran yang tepat, demi kelangsungan usahanya. Menurut Levy dan Weitz (2001:171):

“A retail strategy is a statement identifying (1)the retailer’s target market,

(2) the format the retailer plans to use to satisty the target market’s need,

and (3) the bases upon which the retailer plans to build a sustainable

competitive advantage”

Sebuah usaha eceran (retailing) meliputi semua kegiatan yang dilibatkan dalam penjualan atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir, yang membeli untuk kebutuhan pribadi tidak untuk dibisniskan.

Terdapat dua kepentingan tentang bagaimana produk ditempatkan pada tempat dimana konsumen ingin memperolehnya. Pertama adalah kepentingan produsen. Produsen berkepentingan agar produknya ditempatkan pada tempat yang tepat, sehingga menstimulasi konsumen untuk membelinya. Kedua adalah


(15)

pengecer yang berkepentingan agar konsumen terstimulasi untuk membeli produk-produk dari berbagai produsen yang ditawarkan.

Menurut Bilson Simamora (2003:163), perilaku konsumen bukanlah sekedar mengenai pembelian barang. Lebih dari itu, perilaku konsumen adalah suatu hal yang dinamis, yang mencakup suatu hubungan interaktif antara afektif dan kognitif, perilaku dan lingkungan. Perilaku konsumen juga melibatkan pertukaran antara dua pihak atau lebih, dimana masing-masing antara dua pihak atau lebih tersebut memberi dan menerima sesuatu yang berharga.

Untuk menjalankan strategi pemasaran kepada pasar sasaran yang dituju dan meraih keunggulan kompetitif dari para pesaingnya, diperlukan suatu alat atau strategi sistem kerangka yang disebut retailing mix (bauran eceran). Menurut Levy dan Weitz (2001:25), “the retail mix is the combination of factors retailers

use to satisfy customer needs and influence their purchase decisions”

Kotler (2003:540) menyatakan ada lima komponen yang menyusun bauran eceran, yaitu:

1. Product Assortment and Procurement

2. Service and Store Atmosphere

3. Price Decision

4. Promotion Decision


(16)

Berikut uraian dari bauran eceran tersebut:

1. Product Assortment and Procurement

Product Assortment adalah semua produk yang ditawarkan untuk dijual.

Product Assortment ini harus sesuai dengan harapan pasar sasaran. Para pengecer menghadapi tantangan yang mengharuskannya untuk memperhatikan Product Assortment breadth dan depth, sehingga mereka dapat menentukan atau memilih salah satu dari empat strategi berikut :

a. Narrow & Shallow Assortment

Sedikit jenis barang atau jasa yang ditawarkan dan assortment yang terbatas untuk setiap jenis. Contoh: warung makan

b. Narrow & Deep Assortment

Sedikit jenis barang atau jasa yang ditawarkan dan assortment yang luas untuk setiap jenis. Contoh: toko makanan

c. Wide & Shallow Assortment

Banyak jenis barang atau jasa yang ditawarkan dan assortment yang luas untuk setiap jenis. Contoh: cafetaria

d. Wide & Deep Assortment

Banyak jenis barang atau jasa yang ditawarkan dan assortment yang luas untuk setiap jenis. Contoh: restoran besar

Setelah memutuskan strategi product assortment, pengecer harus menetapkan

procurement sources (sumber-sumber yang dapat diperoleh), policies


(17)

2. Service and Store Atmosphere

Pengecer juga harus memutuskan bauran jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Jenis bauran jasa tersebut antara lain:

a. Pre-Purchase Service

antara lain meliputi penerimaan telepon dan mail order, advertising,

display interior, kamar pas, dan jam belanja.

b. Post-purchase service

antara lain meliputi shipping and delivery, pengambilan barang, pembungkusan kado, alterations, dan tailoring.

c. Anciliary service

antara lain meliputi informasi umum, parkir, wc, penitipan barang, dan restoran.

3. Price Decision

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar pelanggan atau konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa.

Harga merupakan salah satu variabel yang cukup penting bagi kelangsungan hidup pengecer dalam menjalankan usahanya.

4. Promotion Decision

Beberapa alat promosi atau promotion tools yang digunakan pengecer , yaitu: iklan, menerbitkan kupon potongan harga, sampai produk, sampai pada pemberian reward kepada pembeli.


(18)

5. Place Decision

Tempat / place merupakan salah satu alat yang paling penting yang dapat menentukan keberhasilan pengecer. Lokasi yang biasanya dipilih para pengecer untuk menjalankan usahanya antara lain di daerah pusat bisnis, pusat perbelanjaan regional, pusat perbelanjaan lingkungan, jalur perbelanjaan, atau dalam toko yang lebih besar.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bauran eceran menentukan hampir semua aspek yang dibutuhkan oleh para pengecer dalam menjalankan usahanya, terutama aspek vital dalam pengoperasian suatu usaha. Kinerja dari setiap elemen dalam bauran eceran inilah yang akan mempengaruhi pembentukan persepsi konsumen pada toko tersebut, yang selanjutnya membentuk tingkat kepuasan konsumen dan juga dapat menentukan tindakan konsumen selanjutnya, yaitu niat beli ulang konsumen.

Bagan 1.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Kinerja Bauran Eceran

Price Decision Service & Store

Atmosphere Product

Assortment & Procurement

Promotion Decision

Place Decision

Kualitas Nilai

Kepuasan Konsumen

Niat Beli Ulang Konsumen


(19)

1.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah secara statistik ada pengaruh kinerja bauran eceran untuk itu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dengan nilai kritis, dimana tingkat kepercayaan 95% dan taraf signifikasi dengan alpha = 5%, yaitu:

Ho : menyatakan tidak terdapat pengaruh antara variabel x (kinerja bauran eceran) dan variabel y (niat beli ulang konsumen).

H1 : menyatakan terdapat pengaruh antara variabel x (kinerja bauran eceran) dan variabel y (niat beli ulang konsumen).

1.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam melakukan penulisan ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang melukiskan keadaan perusahaan saat ini, dimaksudkan memberikan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta sifat dan hubungan antara fenomena yang diteliti dengan berusaha mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk kemudian menarik kesimpulan (Sugiyono, 2004:21). Kemudian data diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan saran perbaikan.


(20)

1.7.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan dua variabel sesuai dengan judul penelitian yang mempunyai hubungan kausal atau sebab akibat. Operasi variabel ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel independen atau variabel bebas.

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang tidak bergantung pada variabel yang lain, akan tetapi diperkirakan bahwa variabel ini mampu mempengaruhi variabel lainnya. Biasanya variabel ini disimbolkan dengan X. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai variabel yang lain. Dalam judul penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah kinerja bauran eceran..

2. Variabel dependen atau variabel tidak bebas.

Variabel dependen atau variabel tidak bebas adalah variabel yang bergantung pada variabel yang lain sehingga variabel ini dipengaruhi oleh variabel lainnya yang sifatnya independen. Biasanya variabel ini disimbolkan dengan Y. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah niat beli ulang.


(21)

Tabel 1.1 Operasional Variabel Variabel Konsep Variabel Sub Variabel

Indikator Ukuran Skala

Independe nt variabel (x): Kinerja bauran eceran Faktor-faktor yang diguna-kan dalam mempen garuhi keputus-an pembeli-an Product Assortment Service & Store Atmosphere -Pelayanan Pramuniaga -Suasana Toko -Ragam/variasi produk -Keberadaan produk -Kelengkapan produk -Kualitas produk -Rasa -Sikap -Tanggapan permintaan -Keterangan -Tanggapan terhadap keluhaan konsumen -Penampilan -Ruang toko -Penerangan toko -Tempat menunggu -Pembedaan letak

antara jenis produk

-Banyaknya ragam/variasi produk

-Keberadaan produk dikenal dan

diketahui konsumen

-Tersedianya kelengkapan produk

-Kualitas produk yang baik

-Rasa memenuhi selera konsumen

- Bersikap ramah dan sopan

- Cepat menangani permintaan

-Memberikan keterangan yang

mudah dimengerti

- Cepat tanggap terhadap keluhan

konsumen

- Penampilan rapi dan menarik

-Kenyamanan ruang toko

-Kecukupan penerangan toko

-Tersedianya tempat menunggu

-Kejelasan pembedaan letak antar

jenis produk Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(22)

-Price -Promotion - Place -Penataan produk pajangan -Kesesuaian harga

-Papan nama toko

-Iklan di media cetak

-Informasi

-Lokasi

-Tempat Parkir

-Kemenarikan penataan produk

pajangan

-Kesesuaian harga dengan

kualitas produk yang ditawarkan

-Kesesuaian harga dengan daya

beli konsumen

-Kejelasan papan nama toko

-Kemenarikan papan nama toko

-Tingkat ditemukannya iklan toko

tersebut di media cetak

-Adanya penyebaran info mulut

ke mulut

-Kemudahan dalam menemukan

lokasi

-Banyaknya sarana transportasi

yang lewat lokasi tersebut

-Keluasan lahan parkir

-Keamanan kendaraan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Dependent Variabel (y): Niat Beli Ulang Pelangga n loyal terhadap produk yang dipasark an Niat beli ulang

Niat beli ulang -Ragam produk yang tersedia

mempengaruhi konsumen untuk

berbelanja lagi

-Pelayanan dan suasana toko

mempengaruhi konsumen untuk

berbelanja lagi

-Harga dan rasa mempengaruhi

konsumen berbelanja lagi

Ordinal

Ordinal


(23)

1.7.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui pengamatan.

• Data Primer, diperoleh melalui wawancara langsung dengan pimpinan dan beberapa tenaga penjual dan juga beberapa pelanggan.

• Data Sekunder, diperoleh dengan mempelajari literatur, brosur, dan informasi-informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian di perusahaan.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Field research (studi Lapangan)

a. Pengamatan (observasi)

Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboraturium), terhadap objek yang diteliti (populasi). Pengamatan disebut juga penelitian lapangan (Sugiyono, 2004:21).

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti (Sugiyono, 2004:21). c. Kuesioner

Yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Soeratno dan Arsyad 1993).


(24)

2. Library Research (Studi Kepustakaan)

Library research merupakan studi kepustakaan yang dilakukan dengan

membaca buku-buku dalam masalah yang akan dibahas.

1.7.4 Metode Pengambilan Sampel

Metode Pengambilan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

prosedur convenience sampling, yaitu orang yang paling mudah ditemui atau

dimintai kesediaannya mengisi kuesioner.

1.7.5 Menentukan Ukuran Sampel

Ukuran sampel adalah banyaknya individu, subyek atau elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel.

Menurut Malhotra (1993), besarnya jumlah sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5 X jumlah variabel. Jika variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah 100 (5X20). Maka saya melakukan pengambilan sampel dari banyaknya konsumen sebesar 171 orang.

1.7.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk menganalisis pengaruh kinerja bauran eceran dengan niat beli ulang konsumen, maka data yang diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan metoda statistik dan program SPSS.


(25)

Untuk mengukur nilai tambah digunakan skala Likert dimana jawaban tersebut diberi bobot sebagai berikut:

- Bobot jawaban responden untuk pertanyaan yang mengacu pada kinerja bauran eceran.

Tabel 1.2

Bobot Nilai Pertanyaan

BOBOT KATEGORI

5 Sangat Setuju

4 Setuju 3 Ragu-ragu

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

- Bobot jawaban responden untuk pertanyaan yang mengacu pada niat beli ulang konsumen.

Tabel 1.3

Bobot Nilai Pertanyaan

BOBOT KATEGORI

5 Sangat Setuju

4 Setuju 3 Ragu-ragu

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Dalam teknik pengolahan data, data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis. Jenis-jenis analisa data adalah sebagai berikut :


(26)

1. Kualitatif

Data yang diteliti dalam bentuk keterangan-keterangan atau uraian untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam perusahaan. Dalam analisa data kualitatif ini, penulis akan menganalisa tanggapan responden terhadap pengaruh kinerja bauran eceran dengan menggunakan tabel-tabel yang akan menggambarkan pendapat responden mengenai sikap mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bentuk kuesioner. Untuk keperluan analisis, penulis mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penelitian pada setiap pertanyaan dan jawaban.

2. Kuantitatif

Yaitu data yang diteliti dan dianalisis dalam bentuk angka-angka dan

perhitungan metode statistik (SPSS) untuk menganalisa pengaruh kinerja bauran eceran (variabel x) terhadap niat beli ulang konsumen (variabel y). Dalam hal ini penulis menggunakan rumus koefisien regresi sederhana. Regresi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan. Menurut Hasan (2003:220), Analisis Regresi juga digunakan untuk menentukan bentuk dari hubungan antar variabel. Tujuan utama dalam penggunaan analisis itu adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan garis regresinya. Sedangkan menurut Sugiyono (1999:204), Regresi sederhana


(27)

didasarkan pada hubungan fungsional ataupun variabel kausal, satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

3. Statistik uji

Untuk menguji koefisien ranking, digunakan statistik uji t dengan rumus : Tingkat keyakinan95% sehingga tingkat kesalahan sebesar 5%.

- Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2001:41), reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Pengukuran ulang (Repeated Measure)

Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. b. Pengukuran sekali saja (One Shot)

Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan memakai koefisien Cronbach’s

Alpha. Rules of Thumb yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha harus

lebih besar dari 0,60. Uji reliability : Langkah-langkah : 1. analyze


(28)

2. scale 3. reliability

- Desaiptivefer

- item

- scale

- scale if item detected - inter item

-corelation

- anova table

- summaries

- corelation

Reliability jika Cronbach alfa >0.6

- Uji Validitas

Menurut Ghozali (2001:45), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Jadi uji validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul–betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Mengukur validitas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

a. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.


(29)

b. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate anatara masing–masing skor indikator dengan total skor konstruk.

c. Uji dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Analisis faktor konfirmasi digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas atau apakah indikator–indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Pengujian validitas dilakukan melalui Confirmatory Factor Analysis (CFA), menunjukkan bahwa convergent validity dapat diterima karena memiliki factor loading lebih dari 0,40 serta pada taraf signifikansi 5%.

Uji Validitas : Langkah-langkah : 1. analyze

2. data reduction 3. factor analyze

- KMO

- Anti image

- extraction : coreraltion matrik, factor solution number of factor

principal componen

- rotation : varimax, rolated solution

- option : exclude eases listwise suppers absolute value less

Fungsi validitas : untuk mengkonfergenkan (mengumpulkan) var x dari dimensi yang sama dalam komponen yang sama


(30)

- kriteria KMO

Nilai > 0,5 dan sig < 0,05 (Kaiser & Rice 1974)

Dan untuk mengetahui apakah kinerja bauran eceran berhubungan dengan niat beli ulang konsumen adalah dengan cara:

1. Analyze 2. Regression 3. Linear

Lalu akan muncul kotak Linear regression kemudian masukan hasil total Niat beli ulang konsumen ke kolom dependen dan kinerja bauran eceran ke kolom independen, lalu klik statistic dan pilih estimates dan model fit kemudian klik continue lalu OK. Jika sig lebih kecil dari 0.05 berarti kinerja bauran eceran berpengaruh terhadap niat beli ulang. Besarnya pengaruh kinerja bauran eceran terhadap niat beli ulang dapat dilihat dari hasil R

square.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penulis melakukan penelitian yaitu di pabrik dan seluruh Toko Mayasari berada khususnya kota Bandung yaitu di Jl. Sumber Sugih belakang no.41-Soekarno Hatta, Bandung dan Jl. Kebon Kawung No.22 B & C, Jl.Sukamukti No.10, Jl.Cihampelas No.110, Jl.Kebon Kawung di dalam Stasiun K.A. Sebelah Utara, Jl.Surya Sumantri 63 A, Jl.Dr.Junjunan 143-149 LGF A-4 No.7 (di BTC). Penelitian dilakukan terhitung sejak bulan Febuari sampai Agustus.


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Atas dasar analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Toko Mayasari telah melaksanakan Kinerja Bauran Eceran yang terdiri dari 5 elemen bauran eceran, yaitu product assortment and procurement (produk-produknya seperti : Pisang bolen keju, Pisang bolen coklat, Nanas bolen, Peuyeum bolen, Suuk bolen, Durian bolen, Cheesse roll, Coklat roll, Banana roll, Lapis panggang), service and store atmosphere (pelayanan pramuniaga dan suasana toko), price decision (harga dimulai dari: Rp 14.000,00 – Rp 27.000,00), promotion decision (promosi seperti : mengeluarkan selebaran, spanduk, kartu nama, melalui MQ TV (sekarang), Radio FM Ardan, Mara), dan place decision (tempat/lokasi di daerah Bandung : Jl. Sumber Hegar Raya No.12 – perumahan Sumber Sari, Jl. Kebon Kawung di dalam stasiun K.A. Sebelah Utara, Jl.Surya Sumantri 63 A, Jl. Dr. Junjunan 143-149 LGF A-4 No.17 (didalam pusat perbelanjaan BTC), diantara lokasi Toko Mayasari, lokasi yang paling strategis adalah hampir sebagian lokasi toko strategis karena dari elemen bauran ecerannya sebagian besar lokasi toko menggunakan bauran eceran yang terkendali/sama disemua Toko Mayasari dimana pun, terutama mengenai pelayanan pramuniaganya di semua tempat, pelayanan


(32)

sebelum benar-benar kerja dan ditempatkan disalah satu Toko Mayasari tersebut sehingga dalam menghadapi konsumen, konsumen merasa senang yang menyebabkan puas dan mau datang membeli di Toko Mayasari lagi) dengan cukup baik.

2. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan sampel sebanyak 171 responden, dapat kita lihat bagaimana kinerja bauran eceran di Toko Mayasari telah dilaksanakan dengan cukup baik, hal ini dapat kita lihat dari sebagian besar diantara responden menilai produk (seperti: Pisang bolen keju, Pisang bolen coklat, Nanas bolen, Peuyeum bolen, Suuk bolen, Durian bolen, Cheesse roll, Coklat roll, Banana roll, Lapis panggang) yang ditawarkan berkualitas dengan baik, sesuai dengan kebutuhan dan selera mereka serta tersedia banyaknya ragam/variasi produk. Selain itu mereka berpendapat bahwa harga (dimulai dari Rp 14.000,00 – Rp 27.000,00) yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk serta daya beli mereka. Pelayanan pramuniaga Toko Mayasari pun dinilai cukup baik karena bersikap ramah dan sopan, cepat tanggap terhadap permintaan konsumen, memberikan keterangan yang mudah dimengerti konsumen, berpenampilan rapi dan menarik. Lokasi Toko Mayasari pun terletak di tempat-tempat strategis seperti dekat dengan Universitas Kristen Maranatha Bandung dan perumahan-perumahan yang cukup terkenal dikota Bandung (seperti Perumahan Sumber Sari, Perumahan Taman Cibaduyut Indah tepatnya di Taman Cibaduyut Indah Ruko R.2) dengan mayoritas konsumennya berasal dari tingkat usia dan tingkat daya beli yang bervariasi sehingga barang (produk) yang ditawarkan lebih


(33)

beragam/bervariasi. Selain itu terletak di tempat-tempat strategis lainnya yang memberi nilai tambah bagi konsumen maupun bagi pengelola toko, karena semakin strategis dan mudah dijangkau maka konsumen semakin sering mengunjungi sehingga penjualan pun dapat meningkat.

3. Berdasarkan hasil kuesioner juga dapat kita ketahui bahwa communication

mix yang dilakukan Toko Mayasari sudah cukup berhasil karena dapat kita

lihat dari 171 orang responden, 58.5% responden telah lama mengenal 1-5 tahun, 28.1% responden telah mengenal >5 tahun, selain itu pun 76.6% responden telah mengetahui dan mengenal keberadaan produk Toko Mayasari. Apabila dilihat dari frekuensi terbesar dari persentase-persentase diatas, mereka tahu tentang Toko Mayasari dari keluarga atau teman, hal ini membuktikan bahwa opini masyarakat tentang image Toko ini cukup baik sehingga mereka menyebarkan word of mouth yang terbaik, promosi yang cukup baik seperti papan nama Toko Mayasari yang terlihat jelas dan terlihat menarik. Selain itu nampaknya ruangan toko yang cukup nyaman, penerangan toko yang cukup terang, tersedianya tempat untuk menunggu antrian, terdapat kejelasan pembedaan letak antar jenis produk, kemenarikan penataan produk pajangan juga cukup menarik minat pembeli untuk datang ke Toko Mayasari untuk berbelanja lagi karena Toko Mayasari lokasinya mudah ditemukan, banyaknya sarana transpotasi yang melewatinya, tempat parkirannya pun cukup luas dan aman untuk kendaraan.

4. Juga berdasarkan tanggapan responden yang telah diolah dapat kita lihat bahwa pada umumnya strategi bauran eceran yang dilakukan Toko Mayasari


(34)

cukup baik. Hal ini terbukti dari sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap kebijakan ini.

5. Dalam hal niat beli ulang konsumen, responden juga menilai dengan angka yang cukup baik yaitu 70.2% responden setuju dalam hal banyaknya ragam/variasi produk yang tersedia mempengaruhi konsumen berbelanja lagi, 61.4% responden setuju dalam hal pelayanan dan suasana toko mempengaruhi konsumen berbelanja lagi, 69.6% responden setuju dalam hal harga dan rasa produk mempengaruhi konsumen berbelanja lagi.

6. y Selain itu berdasarkan perhitungan statistik dan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel x (kinerja bauran eceran) dengan variabel y (niat beli ulang konsumen) karena nilai F hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak., maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel x (kinerja bauran eceran) dengan variabel y (niat beli ulang konsumen). Berdasarkan koefisien determinasi dapat kita ketahui pula 7.618% niat beli ulang konsumen (variabel y) dipengaruhi oleh kinerja bauran eceran (variabel x), sedang sisanya sebesar 92.382% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

y Hasil penelitian secara keseluruhan menjelaskan bahwa kinerja bauran eceran berpengaruh terhadap niat beli konsumen, akan tetapi pengaruhnya sangat kecil. Hal ini dapat dilihat dari adjusted R square kinerja bauran eceran sebesar 0,071 atau 7.1 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 0,929 atau 92.9 % (faktor lainnya tersebut adalah nama mereknya toko


(35)

Mayasari karena nama merek toko Mayasari sudah banyak dikenal sebagaian orang khususnya dikota Bandung, hampir semua penduduk kota Bandung sudah mengenal Toko Mayasari sehingga nama mereknya Toko Mayasari harus dibangun lebih kuat lagi agar dapat bertahan didalam persaingan dengan toko-toko yang sejenis dan dapat memenangkan persaingannya) dengan signifikansi sebesar 0,000.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan strategi kinerja bauran eceran di Toko Mayasari, dan diharapkan saran-saran ini dapat bermanfaat bagi perusahaan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada masa sekarang, dimana persaingan kian memanas, hendaknya Toko

Mayasari mampu mempertahankan kelebihan-kelebihan yang telah dimiliki, seperti tetap konsisten dalam strategi kinerja bauran eceran, dengan berusaha menyediakan produk-produk yang berkualitas sesuai dengan selera konsumen, dengan harga sesuai dengan target konsumen yang dituju (harga terjangkau), tempat/lokasi yang strategis serta informasi yang mudah diterima oleh pelanggan baru, penataan toko (suasana toko) yang baik hingga pelayanan pramuniaga terhadap konsumen yang maksimal.

2. Kinerja bauran eceran yang telah dilakukan Toko Mayasari hendaknya harus ditingkatkan pada masa mendatang. Salah satunya dengan cara pelayanan yang belum memuaskan (yaitu dalam hal kecepatan tanggap pramuniaga


(36)

terhadap keluhan konsumen) karena 46.2% responden menjawab atau memberi respon ragu-ragu, perusahaan harus segera memperbaikinya, dengan cara menanggapi keluhan konsumen sehingga konsumen merasa puas dan tidak segan untuk menyampaikan keluhan mereka dan jika perlu perusahaan dapat menyediakan kotak saran. Serta dalam hal promosi (yaitu konsumen menemukan iklan di media cetak), 35.1% responden menjawab/merespon ragu-ragu terhadap hal tersebut, maka perusahaan harus segera memperbaiki promosi yang masih kurang ini dengan cara memasang iklan dimedia cetak. 3. Berkaitan dengan niat beli ulang konsumen, hendaknya pihak pengelola Toko

Mayasari berusaha untuk lebih mengerti keinginan-keinginan konsumen , sehingga konsumen merasa terikat tidak hanya secara fisik namun secara emosi hingga pada akhirnya ia tertarik untuk berbelanja lagi. Dalam hal ini, pengelola toko berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan para pelnggannya misalnya dengan mengajak pelanggan untuk terbuka mengemukakan saran dan keluhan-keluhan secara lisan saat konsumen berbelanja di Toko atau dengan menyediakan kotak saran. Hal tersebut bermanfaat khususnya dalam hal kepuasan konsumen, niat beli ulang konsumen tinggi, yang mengakibatkan loyalitas konsumen terhadap Toko mayasari.

4. Selain bauran eceran Toko Mayasari yang perlu ditingkatkan, nama merek Toko Mayasari pun harus lebih ditingkatkan dalam benak dan ingatan konsumen, dengan membangun komponen nama mereknya dengan gambaran seorang koki kue yang membuat, menyajikan, menyediakan hasil olahannya yang berkualitas tinggi dengan rasa yang memenuhi selera setiap


(37)

konsumennya dengan banyaknya ragam/variasi yang disediakan sehingga menyebabkan setiap konsumen akan terkesan dengan hasil olahan seorang koki pembuat kue-kue/roti-roti tersebut.

5. Kelemahan Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini tidak dapat menunjukkan sub variabel (product assortment, service & store atmosphere,

price, promotion, place) mana yang paling berpengaruh terhadap niat beli

ulang konsumen pada Toko Mayasari, oleh karena itu disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat dianalisis sub variabel mana yang paling berpengaruh dalam penelitiannya.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Berman, B., Joel R.Evans. (1998). 7 th edition. Retail Management A Strategic Approach. New Jersey : Prentice-Hall

Kotler, P. (2003). 11th edition. Marketing Management. New Jersey : Prentice-Hall.

Kotler, P., Gary Armstrong. (2000). 5th edition. Marketing An Introduction. New Jersey: Prentice-Hell

Levy, M.., Barton A.Weitz. (2001). 4th edition. Retailing Management. Boston : Irwin Mc Graw-Hill

Sekaran, U. (2003). 3rd edition. Research Methods For Business : A Skill-Building Approach. New York : John Wiley and Dons, Inc

Supranto, J. (2001). Edisi 2. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Yogyakarta: Andi

Tjiptono, F. (2000). Edisi 2. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi

Stanton, WJ., Michael J. Etzel, and Bruce J. Walker (2001). 12th edition. Marketing. Boston : Mc Graw- Hill Inc

Schiffman, L.G., Leslie Lazar Kanuk. (2000). 7th edition Consumer Behavior. New Jersey : Prentice-Hell

Bilson Simanora; “ Membongkar Kotak Hitam Konsumen ” ; PT Gramedia Pustaka Utama, 2003


(39)

Lynda, Wee Keng Neo, Tong Kok Wing; “ 4 Langkah Penting Dalam Manajemen Pusat Perbelanjaan Asia ”; PT Bhuana Ilmu Populer, 2005.

Lynda, Wee Keng Neo, Tong Kok Wing; “ Orientasi Cepat Seputar Bisnis Ritel Modern di Asia ”; PT Bhuana Ilmu Populer, 2005

Hendri Ma’ruf , “ Pemasaran Ritel ”; PT Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Berman, Barry, Joel R. Evans; Retail Management “ A Strategic Approach ”; Pearson, 2004

Djaslim Saladin; Manajemen Pemasaran “ Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan & Pengendaliaan “; Erlangga, 2002

Kotler, Philip & Gary Armstrong; Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, edisi kedelapan, Erlangga, 2001

Kotler, Philip & A.B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku 2, Salemba Empat, 2001

Kotler, Philip; Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, PT Prenhallindo, Jilid 2, 2002

Lamb, Hair, Mc Daniel; Pemasaran, Buku 2, Salemba Empat, 2001

Sri Rahayu, Aplikasi SPSS Versi 12,00 dalam Riset Pemasaran, CV.ALFABETA BANDUNG, 2005


(1)

cukup baik. Hal ini terbukti dari sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap kebijakan ini.

5. Dalam hal niat beli ulang konsumen, responden juga menilai dengan angka yang cukup baik yaitu 70.2% responden setuju dalam hal banyaknya ragam/variasi produk yang tersedia mempengaruhi konsumen berbelanja lagi, 61.4% responden setuju dalam hal pelayanan dan suasana toko mempengaruhi konsumen berbelanja lagi, 69.6% responden setuju dalam hal harga dan rasa produk mempengaruhi konsumen berbelanja lagi.

6. y Selain itu berdasarkan perhitungan statistik dan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel x (kinerja bauran eceran) dengan variabel y (niat beli ulang konsumen) karena nilai F hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak., maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel x (kinerja bauran eceran) dengan variabel y (niat beli ulang konsumen). Berdasarkan koefisien determinasi dapat kita ketahui pula 7.618% niat beli ulang konsumen (variabel y) dipengaruhi oleh kinerja bauran eceran (variabel x), sedang sisanya sebesar 92.382% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

y Hasil penelitian secara keseluruhan menjelaskan bahwa kinerja bauran eceran berpengaruh terhadap niat beli konsumen, akan tetapi pengaruhnya sangat kecil. Hal ini dapat dilihat dari adjusted R square kinerja bauran eceran sebesar 0,071 atau 7.1 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 0,929 atau 92.9 % (faktor lainnya tersebut adalah nama mereknya toko


(2)

Mayasari karena nama merek toko Mayasari sudah banyak dikenal sebagaian orang khususnya dikota Bandung, hampir semua penduduk kota Bandung sudah mengenal Toko Mayasari sehingga nama mereknya Toko Mayasari harus dibangun lebih kuat lagi agar dapat bertahan didalam persaingan dengan toko-toko yang sejenis dan dapat memenangkan persaingannya) dengan signifikansi sebesar 0,000.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan strategi kinerja bauran eceran di Toko Mayasari, dan diharapkan saran-saran ini dapat bermanfaat bagi perusahaan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada masa sekarang, dimana persaingan kian memanas, hendaknya Toko

Mayasari mampu mempertahankan kelebihan-kelebihan yang telah dimiliki, seperti tetap konsisten dalam strategi kinerja bauran eceran, dengan berusaha menyediakan produk-produk yang berkualitas sesuai dengan selera konsumen, dengan harga sesuai dengan target konsumen yang dituju (harga terjangkau), tempat/lokasi yang strategis serta informasi yang mudah diterima oleh pelanggan baru, penataan toko (suasana toko) yang baik hingga pelayanan pramuniaga terhadap konsumen yang maksimal.

2. Kinerja bauran eceran yang telah dilakukan Toko Mayasari hendaknya harus ditingkatkan pada masa mendatang. Salah satunya dengan cara pelayanan yang belum memuaskan (yaitu dalam hal kecepatan tanggap pramuniaga


(3)

terhadap keluhan konsumen) karena 46.2% responden menjawab atau memberi respon ragu-ragu, perusahaan harus segera memperbaikinya, dengan cara menanggapi keluhan konsumen sehingga konsumen merasa puas dan tidak segan untuk menyampaikan keluhan mereka dan jika perlu perusahaan dapat menyediakan kotak saran. Serta dalam hal promosi (yaitu konsumen menemukan iklan di media cetak), 35.1% responden menjawab/merespon ragu-ragu terhadap hal tersebut, maka perusahaan harus segera memperbaiki promosi yang masih kurang ini dengan cara memasang iklan dimedia cetak. 3. Berkaitan dengan niat beli ulang konsumen, hendaknya pihak pengelola Toko

Mayasari berusaha untuk lebih mengerti keinginan-keinginan konsumen , sehingga konsumen merasa terikat tidak hanya secara fisik namun secara emosi hingga pada akhirnya ia tertarik untuk berbelanja lagi. Dalam hal ini, pengelola toko berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan para pelnggannya misalnya dengan mengajak pelanggan untuk terbuka mengemukakan saran dan keluhan-keluhan secara lisan saat konsumen berbelanja di Toko atau dengan menyediakan kotak saran. Hal tersebut bermanfaat khususnya dalam hal kepuasan konsumen, niat beli ulang konsumen tinggi, yang mengakibatkan loyalitas konsumen terhadap Toko mayasari.

4. Selain bauran eceran Toko Mayasari yang perlu ditingkatkan, nama merek Toko Mayasari pun harus lebih ditingkatkan dalam benak dan ingatan konsumen, dengan membangun komponen nama mereknya dengan gambaran seorang koki kue yang membuat, menyajikan, menyediakan hasil olahannya yang berkualitas tinggi dengan rasa yang memenuhi selera setiap


(4)

konsumennya dengan banyaknya ragam/variasi yang disediakan sehingga menyebabkan setiap konsumen akan terkesan dengan hasil olahan seorang koki pembuat kue-kue/roti-roti tersebut.

5. Kelemahan Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini tidak dapat menunjukkan sub variabel (product assortment, service & store atmosphere,

price, promotion, place) mana yang paling berpengaruh terhadap niat beli

ulang konsumen pada Toko Mayasari, oleh karena itu disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat dianalisis sub variabel mana yang paling berpengaruh dalam penelitiannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Berman, B., Joel R.Evans. (1998). 7 th edition. Retail Management A Strategic

Approach. New Jersey : Prentice-Hall

Kotler, P. (2003). 11th edition. Marketing Management. New Jersey : Prentice-Hall.

Kotler, P., Gary Armstrong. (2000). 5th edition. Marketing An Introduction. New Jersey: Prentice-Hell

Levy, M.., Barton A.Weitz. (2001). 4th edition. Retailing Management. Boston : Irwin Mc Graw-Hill

Sekaran, U. (2003). 3rd edition. Research Methods For Business : A Skill-Building Approach. New York : John Wiley and Dons, Inc

Supranto, J. (2001). Edisi 2. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Yogyakarta: Andi

Tjiptono, F. (2000). Edisi 2. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi

Stanton, WJ., Michael J. Etzel, and Bruce J. Walker (2001). 12th edition.

Marketing. Boston : Mc Graw- Hill Inc

Schiffman, L.G., Leslie Lazar Kanuk. (2000). 7th edition Consumer Behavior. New Jersey : Prentice-Hell

Bilson Simanora; “ Membongkar Kotak Hitam Konsumen ” ; PT Gramedia Pustaka Utama, 2003


(6)

Lynda, Wee Keng Neo, Tong Kok Wing; “ 4 Langkah Penting Dalam

Manajemen Pusat Perbelanjaan Asia ”; PT Bhuana Ilmu

Populer, 2005.

Lynda, Wee Keng Neo, Tong Kok Wing; “ Orientasi Cepat Seputar Bisnis

Ritel Modern di Asia ”; PT Bhuana Ilmu Populer, 2005

Hendri Ma’ruf , “ Pemasaran Ritel ”; PT Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Berman, Barry, Joel R. Evans; Retail Management “ A Strategic Approach ”; Pearson, 2004

Djaslim Saladin; Manajemen Pemasaran “ Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan & Pengendaliaan “; Erlangga, 2002

Kotler, Philip & Gary Armstrong; Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, edisi kedelapan, Erlangga, 2001

Kotler, Philip & A.B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku 2, Salemba Empat, 2001

Kotler, Philip; Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, PT Prenhallindo, Jilid 2, 2002

Lamb, Hair, Mc Daniel; Pemasaran, Buku 2, Salemba Empat, 2001

Sri Rahayu, Aplikasi SPSS Versi 12,00 dalam Riset Pemasaran, CV.ALFABETA BANDUNG, 2005