Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak.
VOLUME IV, NOMOR 2, DESEMBER 2015
JURNAL FARMASI UDAYANA
VOLUME IV
NOMOR 2
HALAMAN 1 - 100
EDISI DESEMBER 2015
PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN - BALI
(2)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 i
JURNAL FARMASI UDAYANA
INFORMASI BAGI PENULIS
DAFTAR ISI
Deskripsi
Pembaca
Editor
Petunjuk Penulisan
DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan
Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian
dan
review article
pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif,
original dan didasarkan pada
scientific
. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini
meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,
farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,
teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman
serta evaluasi klinik obat.
PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika,
farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia
dan statistika
EDITOR
Penanggung jawab
: Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si
Pengarah
: Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si
Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si
Dr.rer.nat. IMAG. Wirasauta, M.Si., Apt
Editor
:
Ketua Dewan Redaksi
: Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt
Wakil Dewan Redaksi
: Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt
Mitra Bestari:
Ketua
: Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt
Anggota:
a.
Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi)
b.
I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi)
c.
Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi)
(3)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 ii
PETUNJUK PENULISAN
PENDAHULUAN
Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
topik artikel akan melewati proses
review
terlebih dahulu oleh editor, dan (2)
artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di
jurnal lain atau media publikasi yang lain.
Tipe artikel
Artikel hasil penelitian
Review article
Naskah
review article
harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),
pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,
daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai
kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan
1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus
diberi halaman 1.
FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya
Conflict of interest
yang meliputi
pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun
sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan
Contoh hal yang potensial menyebabkan
Conflict of interest
antara lain pekerja,
konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau
sumber dana yang lain.
Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan
sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak
dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan
semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara
eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan
penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam
bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari
plagiarisme
Konstribusi
Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,
sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.
(4)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 iii
Kepemilikan artikel
Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel
yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau
menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui
draf akhir yang akan dipublikasikan
Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah
urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau
mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh
corresponding author
yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan
meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau
diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis
yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas
Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.
PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli
menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu
kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.
Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok
bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.
Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci
atau kesimpulan dari hasil penelitian
Bahan dan metode
Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan
penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,
hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan
Hasil
Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas
Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan
mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan
dari penelitian sebelumnya
(5)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 iv
Kesimpulan
Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan
kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil
Appendik
Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan
seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1
Informasi penting dalam struktur artikel
Judul
Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan
matematika dan singkatan
Nama penulis dan institusi
Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di
bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan
supercript
di belakang
nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode
pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis
Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi
semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci
harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis
Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka
alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat
dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat
utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap
menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic
Abstrak
Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus
menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan
umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak
menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama
penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak
umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu
sendiri
Gambar
Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat
menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan
(6)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 v
dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran
gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi
dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5
x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word
Kata kunci
Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari
penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)
Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman
pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada
abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.
Ucapan terima kasih
Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel
sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,
sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang
berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain
sebagainya)
Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang
berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI
Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel
dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data
yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain
dari artikel
Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum
dipublikasikan dan
personal communication
tidak direkomendasikan dimasukkan
di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan
In Press
menunjukan
bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan
sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan
jurnal ini.
Aturan penulisan pustaka
Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat
lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,
maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.
Penulisan buku
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit).
judul buku
: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit
(7)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 vi
Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin
Buku dengan banyak penulis
Dua-enam penulis
Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.:
Allen & Unwin
Lebih dari 6 penulis
Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk
Buku yang memiliki editor
Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan
Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:
Pluto Press
Buku yang memiliki penulis dan editor
Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard
Bab yang terdapat di dalam buku
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor.
judul
buku
. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit
Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel.
singkatan jurnal
,
volume (issue), halaman
Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit).
judul
. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota
Sumber penulisan singkatan jurnal
Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html
List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php
CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html
Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir
sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai
corresponding author
:
alamat email
kode pos
nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload
Kata kunci
(8)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 vii
Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian
naskah
Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya
Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini
Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam
teks
Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal
dari sumber lain (termasuk web)
SETELAH ARTIKEL DITERIMA
Perbaikan
Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada
corresponding author
(melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh
untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan
penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan
gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama
dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk
dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami
akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga
diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat
penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati
hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.
Naskah yang dipublikasikan
Artikel akan diberikan kepada
corresponding author
dalam bentuk pdf melalui
email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan
disertai dengan cover jurnal.
(9)
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015 viii
DAFTAR ISI
Hal Halaman Judul ………... Informasi Bagi Penulis di Jurnal Farmasi Udayana ... Petunjuk Penulisan ... Daftar Isi ………...
i ii viii 1 Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Kulit Batang Bidara (Ziziphus mauritiana
Auct. non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur
Balb/C ……… 1
2 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kedondong Hutan Terhadap Volume Organ Hati Mencit Betina ... 8 3 Pengaruh Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) Sebagai Permeation Enhancer Terhadap Karakter Fisik dan Pelepasan Ketoprofen dari Matriks Patch Transdermal ………. 11 4 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Terhadap Volume
Organ Ginjal Mencit Betina ………... 17 5 Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar α-mangostin pada Gel Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan KLT-Spektrofotodensitometri ……. 20 6 Uji Eritema dan Edema Secara In Vivo pada Natrium Lauril Sulfat 10% ……… 25
7 Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen Andrografolid dari Herba Sambiloto ………. 29 8 Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata Terhadap Berat Organ Ginjal
Mencit Betina ………. 33
9 Optimasi Formula Matriks Patch Ketoprofen Transdermal Menggunakan Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Bunga Cempaka Putih (Michelia alba) sebagai
Permeation Enhancer ………. 37 10 Pemisahan Fraksi Terpenoid dari Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk (Sauropus
androgynous (L.) Merr) Menggunakan Kromatografi Kolom ………... 45
11 Uji Sifat Fisik Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.), Daun Binahong (Anredera cordifolia), dan Herba Pegagan (Centella asiatica) sebagai Antiluka Bakar ………... 48
12 Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Hati Mencit
Jantan ... 53 13 Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus mauritiana Auct.
non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur Balb/C … 56
14 Pengaruh Penggunaan Propilenglikol dan Mentol Terhadap Matrik Patch
Transdermal Ekstrak Air Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f) Nees. 60
15 Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.)
Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak ... 66 16 Rendemen VCO (Virgin Coconut Oil) yang Diperoleh dengan Penambahan
Enzim Papain dan Bromealin ……… 72 17 Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan ………... 76 18 Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) ………... 82
19 Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) pada Sel Kanker Payudara Secara In Vitro dan In Silico ………... 91
20 Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Ginjal Mencit
(10)
Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak (Warditiani, N. K, Indrani, A.A.I. S., Sari, N. A. P. P., Swasti, I.A.S., Dewi,
N.P.A.K., Widjaja I.N.K., Wirasuta, I M.A.G.)
66
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI TERPENOID DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS
(L.) MERR) TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS, L.) JANTAN
GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN KAYA LEMAK
Warditiani, N. K.
1,
Indrani, A.A.I. S.1, Sari, N. A. P. P.1, Swasti, I.A.S.1, Dewi, N.P.A.K.1,Widjaja
I.N.K.
1,
Wirasuta, I M.A.G.1
1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Anak Agung Istri Sinta Indrani
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalam Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 703837
Email: sintaindrani@gmail.com Abstrak
Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) diketahui memiliki aktivitas sebagai
antidislipidemia. Senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol 90% yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan terpenoid. Salah satu kandungan kimia yang diduga memiliki aktivitas sebagai antidislipidemia yaitu terpenoid. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi terpenoid daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) terhadap profil lipid darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
Penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu: ekstraksi, fraksinasi dengan kromatografi kolom lambat dengan pelarut campur kloroform:metanol (9:1-1:9 v/v) dan induksi pakan kaya lemak selama 30 hari sebelum perlakuan. Kelompok penelitian dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kontrol negatif (CMC Na 0,1%), kontrol positif (simvastatin 1,8 mg/kgBB), dan perlakuan yang diberikan dua variasi dosis fraksi terpenoid daun katuk yaitu 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB selama 21 hari dengan pembawa CMC Na 0,1%. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL menggunakan reaksi enzimatis. Data yang diperoleh diolah secara statistik.
Hasil pemisahan menggunakan metode kromatografi kolom lambat didapatkan 7 fraksi terpenoid. Fraksi terpenoid daun katuk pada dosis 50mg/kgBB dan 100mg/kgBB memiliki pengaruh yang baik terhadap profil lipid dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL serta meningkatkan kadar HDL (p<0,05).
Kata Kunci: Sauropus androgynus (L.) Merr, terpenoid, kromatografi kolom lambat, profil lipid.
1. Pendahuluan
Dislipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolestrol total, Low Density Lipoprotein (LDL) di dalam darah dan tingginya kadar trigliserida yang disertai
dengan penurunan kadar High Density
Liporotein (HDL) (Musunuru, 2010).
Pada kondisi dislipidemia, tingginya kadar LDL yang beredar dalam darah diidentifikasi sebagai faktor risiko potensial untuk terjadinya stress oksidatif yang memicu meningkatnya peroksidasi lipid pada membran lipid dan
menjadi faktor resiko pemicu berbagai penyakit, salah satunya yaitu penyakit jantung koroner. WHO memperkirakan dari setengah lebih kasus penyakit jantung iskemik yang terjadi di dunia berkaitan dengan kondisi dislipidemia, dimana angka kematiannya telah mencapai lebih dari empat juta tiap tahunnya (Singh, et.al., 2011).
Pengobatan dislipidemia harus disertai dengan perubahan pola hidup seperti berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik dengan olahraga yang cukup, serta mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol untuk menurunkan
(11)
Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak (Warditiani, N. K, Indrani, A.A.I. S., Sari, N. A. P. P., Swasti, I.A.S., Dewi,
N.P.A.K., Widjaja I.N.K., Wirasuta, I M.A.G.)
67 kadar kolesterol. Terapi dislipidemia yang sering digunakan sebagai terapi lini pertama adalah golongan statin (Oxford dan King, 2002).
Penggunaan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan dikalangan masyarakat yang semakin meningkat mengakibatkan penelitian mengenai tanaman obat semakin berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah memiliki keuntungan dengan adanya banyak jenis tumbuhan obat yang berpotensi sebagai bahan baku obat. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian-penelitian mengenai pengembangan obat dari tanaman seperti uji efektivitas sehingga dapat diketahui aktivitas tumbuhan obat tersebut dalam mengobati suatu penyakit. Salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaakan sebagai tanaman obat diantaranya adalah daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr).
Daun katuk secara tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Warditiani, dkk., (2014), Ekstrak etanol daun katuk yang mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida telah teruji memiliki aktivitas antidislipidemia pada dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB yang mampu menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
Kandungan senyawa terpenoid, yang terdapat pada daun katuk diduga memiliki aktivitas sebagai antidislipidemia. Terpenoid berperan dalam menghambat biosintesis kolesterol dengan mengatur degradasi enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG-KoA) reduktase (Bradfute dan Simoni, 1994). Menurut penelitian Machaba dkk. (2014), menunjukkan
bahwa senyawa triterpenoid (
Methyl-3β-hydroxylanosta-9,24-dien-21-oate) yang diisolasi dari kulit batang Protorhus longifolia (Benrh) Engl memiliki aktivitas antidislipidemia yang diuji secara in-vivo. Pemberian secara per oral isolat triterpenoid dengan dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol dan LDL, serta meningkatkan HDL secara signifikan pada tikus yang diinduksi pakan kaya lemak (Machaba dkk., 2014).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi terpenoid daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) terhadap profil lipid tikus putih (Rattus norvegicus, L.) jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
2. Bahan dan Metode
2.1 Pembuatan Fraksi Terpenoid
Sejumlah 1,5 Kg serbuk kering Sauropus Androgynus dimaserasi dengan 7 L etanol 90%. Kemudian disaring dan ampasnya diremaserasi dua kali. Maserat dijadikan satu dan diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom lambat menggunakan fase gerak bergradien yaitu kloroform : metanol dengan perbandingan 9:1 v/v sampai 1:9 v/v. 2.2Aklimatisasi Hewan Uji
Tiga puluh (30) ekor tikus dengan berat badan 150-200 gram dikandangkan pada kondisi lingkungan standard (suhu 25±1oC, kelembaban 55±5% dan fase terang gelap = 12:12 jam). Tiap kandang berisi 6 ekor tikus dan diberi akses bebas untuk air minum dan pakan.
2.3 Pemberian Perlakuan pada Tikus untuk Tahap Pengujian
Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, 6 ekor tikus disetiap kelompoknya dan diberikan perlakuan sebagai berikut: kelompok 1 (kontrol normal) diberikan pakan standar BR-1 dan aquadest, klompok II (kontrol negatif) diberikan pakan kaya lemak dan CMC Na 0,1%; kelompok III (kontrol positif) diberikan pakan kaya lemak dan simvastatin dosis 1,8 mg/kgBB/hari; kelompok IV diberikan pakan kaya lemak dan larutan uji fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB; kelompok V diberikan pakan kaya lemak dan larutan uji fraksi terpenoid dosis 100 mg/kgBB.
Setelah aklitimasi, tikus siap diinduksi pakan kaya lemak dengan campuran pakan meliputi pakan BR-1 80%, lemak babi 15% dan kuning telur 5% selama 52 hari. Masing-masing kelompok diberikan perlakuan sesuai dengan kelompok perlakuannya. Pada hari ke 31 dan 52 dari masing-masing kelompok dilakukan pengukuran kadar total kolestrol,
(12)
Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak (Warditiani, N. K, Indrani, A.A.I. S., Sari, N. A. P. P., Swasti, I.A.S., Dewi,
N.P.A.K., Widjaja I.N.K., Wirasuta, I M.A.G.)
68 trigliserida dan HDL dalam serum darah untuk melihat pengaruh pemberian fraksi terpenoid terhadap profil lipid tikus.
2.4 Pengukuran Kadar Kolesterol Total,
Trigliserida, HDL dan LDL
Darah yang diambil ditampung dan
didiamkan selama 15 menit lalu disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah serum terpisah, dipipet sebanyak 10µL lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi.
Standar kolesterol dengan konsentrasi 200 mg/dL, blanko dan sampel serum masing-masing diambil sebanyak 10 µL dengan pipet mikro, kemudian ditambahkan dengan 1000 µL reagen kolesterol. Reagen disimpan pada suhu 2-8 ºC. Larutan divortex. Dinkubasi pada suhu 20-25oC selama 20 menit. Absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombag 500 nm.
Pengukuran trigliserida dilakukan dengan menggunakan standar trigliserida konsentrasi 200 mg/dL, blanko dan sampel serum masing-masing diambil sebanyak 10 µL dengan pipet mikro, kemudian ditambahkan dengan 1000 µL reagen trigliserida. Reagen disimpan pada suhu 2-8 ºC. Larutan divortex. Dinkubasi pada suhu 20-25oC selama 20 menit. Absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombag 500 nm.
Untuk pengukuran HDL, standar
kolesterol dengan konsentrasi 200 mg/dL, blanko dan sampel serum masing-masing dambil 200 µL, lalu ditambahkan dengan 500 µL reagen presipitan HDL di vortex, larutan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 20-25oC C, disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 4500 rpm. Diambil bagian supernatan sebanyak 100 µL, kemudian tambahkan reagen kolesterol 1000 µL di inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 oC. Absoransinya dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500 nm. Reagen disimpan pada suhu 2-8 ºC.
Kadar LDL dalam supernatan serum diperhitungkan dengan rumus:
2.5 Analisis Data
Data yang diperoleh berupa kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL dianalisis secara statisik dengan SPSS. Data diuji normalitasnya dengan Shapiro-Wilk dan homogenitasnya dengan uji Levene. Data dianalisis dengan uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok dan selanjutnya dilakukan uji Mann-Withney dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui kelompok yang memberikan perbedaan bermakna. Dikatakan berbeda bermakna apabila p<0,05 dan tidak berbeda bermakna apabila p>0,05.
Fraksi terpenoid dikatakan memiliki pengaruh terhadap profil lipid tikus apabila salah satu atau kombinasi dari penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL serta peningkatan kadar HDL pada kelompok perlakuan berbeda bermakna (p<0,05) dengan kelompok kontrol negatif.
3. Hasil
Dari hasil fraksinasi, diperoleh 7 fraksi yang mengandung terpenoid yaitu fraksi ke 11 hingga fraksi ke 17.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. Penelitian ini menggunakan sampel berupa 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar (Rattus novergicus) umur 4 minggu dengan berat badan 150-200 gram. Hewan percobaan dibagi secara acak menjadi 5 grup yang masing-masing berjumlah 6 ekor. Grup tikus normal merupakan kelompok I dan grup tikus yang mengalami dislipidemia terdapat pada kelompok II III, IV, dan V. Grup II merupakan kelompok negatif yang diberikan diet kaya lemak dan CMC-Na 0,1 % dan grup III yang merupakan kelompok positif diberikan simvastatin 1,8 mg/kgBB. Tikus IV dan V diberikan diet kaya lemak dan fraksi terpenoid dengan dosis 50 dan 100 mg/kgBB selama 21 hari. Kemudian kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL diukur secara spektrofotometri UV-Vis.
Hasil uji Shapiro-Wilk dan Levene test dari data kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal (p>0,05 ) namun data tidak homogen (p<0,05). Oleh
(13)
Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak (Warditiani, N. K, Indrani, A.A.I. S., Sari, N. A. P. P., Swasti, I.A.S., Dewi,
N.P.A.K., Widjaja I.N.K., Wirasuta, I M.A.G.)
69 sebab itu, dilakukan uji non parametrik dengan uji Kruskal-Wallis untuk melihat adanya kelompok percobaan yang memberikan perbedaan bermakna. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05) pada kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL dari kelima kelompok tikus sebelum perlakuan dan setelah pemberian fraksi.
Tabel 1. Kadar rata-rata lipid tikus sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan
Kadar rata-rata lipid Sebelum perlakuan
KT TG HDL LDL
N 51,56
± 7,43 112,42 ±34,39 14,14 ±1,12 17,99 ±4,18 (-) 102,43
±10,89 151,75 ±4,97 7,05 ±0,90 65,03 ±10,71 (+) 83,02
±1,81 166,23 8,93 6,38 ±2,77 43,40 ±3,37
TI 82,68
±14,38 156,25 ±3,88 8,84 ±1,74 42,59 ±12,37 TII 82,39
±3,90 152,74 ±6,95 8,04 ±1,53 43,80 ±5,34
Setelah perlakuan
KT TG HDL LDL
N 52,85
±0,87 112,24 ±23,08 27,13 ±1,88 3,28 ±1,93 (-) 128,34
±19,11 161,92 ±9,48 3,17 ±1,61 92,78 ±17,09 (+) 40,47
±13,58 33,44 ±18,35 15,15 ±2,45 18,64 ±15,40
TI 47,75
±2,94 54,24 ±10,83 15,81 ±2,45 21,10 ±2,08 TII 45,39
±5,55 52,96 ±30,15 15,45 ±2,60 19,35 ±7,66 Keterangan: N = normal, (-) = negatif, (+) = positif, TI = perlakuan fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB, TII = perlakuan fraksi terpenoid dosis 100 mg/kgBB.
4. Pembahasan
Berdasarkan hasil induksi pakan kaya lemak yang diberikan selama 30 hari telah berhasil menaikkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL di atas normal, serta menurunkan HDL di bawah normal, pada semua kelompok perlakuan yang diinduksi pakan kaya lemak. Berdasarkan uji statistik Mann-Withney dengan taraf kepercayaan 95%, menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok normal yang tidak diinduksi dengan pakan kaya lemak dengan 4 kelompok lainnya yang diinduksi dengan pakan kaya lemak. Oleh sebab itu, hewan uji pada kelompok-kelompok tersebut dapat dinyatakan menderita dislipidemia.
Hewan uji yang telah mengalami dislipidemia selanjutnya diberikan perlakuan pemberian simvastatin, fraksi terpenoid dosis 50 mg/KgBB dan dosis 100 mg/KgBB selama 21 hari. Hasil uji Mann-Withney menunjukkan nilai p<0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 50 mg/KgBB dan kelompok perlakuan dosis 100 mg/KgBB. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian fraksi terpenoid daun katuk dosis 50 mg/KgBB dan 100 mg/KgBB memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, maupun meningkatkan kadar HDL.
Kemampuan simvastatin sebagai obat antidislipidemia menunjukkan bahwa simvastatin memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, maupun meningkatkan kadar HDL (p<0,05). Untuk megetahui kemampuan fraksi terpenoid daun katuk dengan simvastatin, dapat dilihat dengan membandingkan antara kelompok positif dengan kelompok perlakuan dosis 50 mg/KgBB dan perlakuan dosis 100 mg/KgBB. Hasil uji Mann-Withney menunjukkan bahwa pemberian fraksi terpenoid daun katuk dosis 50 mg/KgBB dan 100 mg/kgBB mempunyai kemampuan yang sebanding atau tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan simvastanin dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL.
(14)
Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak (Warditiani, N. K, Indrani, A.A.I. S., Sari, N. A. P. P., Swasti, I.A.S., Dewi,
N.P.A.K., Widjaja I.N.K., Wirasuta, I M.A.G.)
70 Kemampuan fraksi terpenoid daun katuk dengan simvastatin juga dilihat dari selisih kadar lipid sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Selisih kadar lipid menunjukkan bahwa pemberian fraksi terpenoid daun katuk dosis 100 mg/KgBB memiliki kemampuan yang sebanding dengan simvastatin dalam menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL dengan nilai p>0,05. Begitu pula dengan pemberian fraksi terpenoid daun katuk dengan dosis 50 mg/kgBB, namun kadar trigliserida berbeda bermakna dengan simvastatin yang artinya pada dosis ini tidak mampu menurunkan kadar trigliserida yang sebanding dengan simvastatin. Fraksi terpenoid daun katuk dosis 50 mg/kgBB dan dosis 100 mg/kgBB menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna (p>0,05) kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL antara fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB dengan fraksi terpenoid dosis 100 mg/kgBB, dan dilihat berdasarkan hasil selisih kadar lipid sebelum perlakuan dan setelah perlakuan menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pengaruh fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB dan dosis 100 mg/kgBB adalah sebanding. Fraksi terpenoid daun katuk dengan dosis yang lebih rendah telah efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL.
Terpenoid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengahambat enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG-KoA) reduktase yang merupakan enzim dalam sintesis kolesterol (Bradfute dan Simoni, 1994). Triterpenoid dari daun Cyclocarya paliurus dapat memberikan penghambatan terhadap enzim lipase pankreas yang berperan dalam mencerna trigliserida dari makanan di usus kecil. Lipase pankreas bertanggung jawab atas emulsifikasi lipid sebelum penyerapan usus. Penghambatan lipase pankreas akan menghambat penyerapan lemak dan menurunkan atau mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah (Lunagariya dkk., 2014). Senyawa terpenoid pada tanaman Globularia alypum L. diduga memiliki peran dalam
meningkatkan aktivitas enzim Lecithin
Cholesterol Acylterase (LCAT). Suatu enzim plasma yang disebut dengan LCAT mengubah
kolesterol bebas menjadi kolesterol ester, kemudian kolesterol ester ini dimasukkan ke dalam inti partikel lipoprotein membentuk HDL. HDL ini disirkulasikan melalui darah dan memasukkan lebih banyak kolesterol dari darah dan jaringan kembali ke hati (Djellouli dkk., 2014).
5. Kesimpulan
Fraksi terpenoid daun katuk memiliki pengaruh baik terhadap profil lipid yang dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL dengan dosis 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
6. Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasihkepada DITJEN DIKTI atas bantuan biaya pada penelitian ini, juga terima kasih kepada tim Bahan Alam Unud atas bantuan teknis dalam mempersiapkan alat bahan dalam pengujian aktivitas.
PUSTAKA
Djellouli1, F., D. Krouf1, M. Bouchenak, M.A.L. Dubois. 2014. Favorable Effects of Globularia alypum L. Lyophilized Methanolic Extract on the Reverse Cholesterol Transport and Lipoprotein Peroxidation in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research, 6(4):758-765.
Lunagariya, N.A., N.K. Patel, S.C. Jagtap, dan K.K. Bhutani. 2014. Inhibitors Of Pancreatic Lipase: State Of The Art and Clinical Perspectives. Experimental and Clinical Sciences Journal, 13:897-921.
Machaba, K.E., S.Z.Z. Cobongela, R.A. Mosa, L.A. Oladipupo, T.G. Djarova, dan A.R. Opoku. 2014. In Vivo Anti-hyperlipidemic Activity of the Triterpene from the Stem Bark of
(15)
Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak (Warditiani, N. K, Indrani, A.A.I. S., Sari, N. A. P. P., Swasti, I.A.S., Dewi,
N.P.A.K., Widjaja I.N.K., Wirasuta, I M.A.G.)
71
Protorhus longifolia (Benrh) Engl. Lipids in Health and Disease, 13(1): 1-7
Musunuru, K. 2010. Atherogenic dyslipidemia: cardiovascular risk and dietary intervention. Lipids, Vol.45 (10).
Oxford, A.W., F.D. King. 2002. Progress in Medical Chemistry. Amsterdam : Elsevier Science. P.1-5
Singh, A.K., S.K. Singh, N. Singh, N. Agrawal and K. Gopal. 2011. Obesity and Dyslipidemia. InterJ Biol Med, Vol 2 (3). P. 824-828.
Warditiani, N.K., N.M.P. Susanti, I.N.K. Widjaja, dan I.N.A. Budiman. 2014.
Ethanol Extracts of Sauropus
androgynus (L) Merr. Activity Antihyperlipidemia of High Fat Diet-Fed Rats. Proceeding on International Conference of Pharmaceutical Care. Malang, Indonesia.
(1)
PENGARUH PEMBERIAN FRAKSI TERPENOID DAUN KATUK (SAUROPUS ANDROGYNUS (L.) MERR) TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS, L.) JANTAN
GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN KAYA LEMAK
Warditiani, N. K.
1,
Indrani, A.A.I. S.1, Sari, N. A. P. P.1, Swasti, I.A.S.1, Dewi, N.P.A.K.1,Widjaja
I.N.K.
1,
Wirasuta, I M.A.G.1
1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Anak Agung Istri Sinta Indrani
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalam Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 703837
Email: sintaindrani@gmail.com
Abstrak
Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) diketahui memiliki aktivitas sebagai antidislipidemia. Senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol 90% yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan terpenoid. Salah satu kandungan kimia yang diduga memiliki aktivitas sebagai antidislipidemia yaitu terpenoid. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi terpenoid daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) terhadap profil lipid darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
Penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu: ekstraksi, fraksinasi dengan kromatografi kolom lambat dengan pelarut campur kloroform:metanol (9:1-1:9 v/v) dan induksi pakan kaya lemak selama 30 hari sebelum perlakuan. Kelompok penelitian dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari kontrol negatif (CMC Na 0,1%), kontrol positif (simvastatin 1,8 mg/kgBB), dan perlakuan yang diberikan dua variasi dosis fraksi terpenoid daun katuk yaitu 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB selama 21 hari dengan pembawa CMC Na 0,1%. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL menggunakan reaksi enzimatis. Data yang diperoleh diolah secara statistik.
Hasil pemisahan menggunakan metode kromatografi kolom lambat didapatkan 7 fraksi terpenoid. Fraksi terpenoid daun katuk pada dosis 50mg/kgBB dan 100mg/kgBB memiliki pengaruh yang baik terhadap profil lipid dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL serta meningkatkan kadar HDL (p<0,05).
Kata Kunci: Sauropus androgynus (L.) Merr, terpenoid, kromatografi kolom lambat, profil lipid. 1. Pendahuluan
Dislipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolestrol total, Low Density Lipoprotein (LDL) di dalam darah dan tingginya kadar trigliserida yang disertai dengan penurunan kadar High Density Liporotein (HDL) (Musunuru, 2010).
Pada kondisi dislipidemia, tingginya kadar LDL yang beredar dalam darah diidentifikasi sebagai faktor risiko potensial untuk terjadinya stress oksidatif yang memicu meningkatnya peroksidasi lipid pada membran lipid dan
menjadi faktor resiko pemicu berbagai penyakit, salah satunya yaitu penyakit jantung koroner. WHO memperkirakan dari setengah lebih kasus penyakit jantung iskemik yang terjadi di dunia berkaitan dengan kondisi dislipidemia, dimana angka kematiannya telah mencapai lebih dari empat juta tiap tahunnya (Singh, et.al., 2011).
Pengobatan dislipidemia harus disertai dengan perubahan pola hidup seperti berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik dengan olahraga yang cukup, serta mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol untuk menurunkan
(2)
67 kadar kolesterol. Terapi dislipidemia yang sering digunakan sebagai terapi lini pertama adalah golongan statin (Oxford dan King, 2002).
Penggunaan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan dikalangan masyarakat yang semakin meningkat mengakibatkan penelitian mengenai tanaman obat semakin berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang berlimpah memiliki keuntungan dengan adanya banyak jenis tumbuhan obat yang berpotensi sebagai bahan baku obat. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian-penelitian mengenai pengembangan obat dari tanaman seperti uji efektivitas sehingga dapat diketahui aktivitas tumbuhan obat tersebut dalam mengobati suatu penyakit. Salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaakan sebagai tanaman obat diantaranya adalah daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr).
Daun katuk secara tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Warditiani, dkk., (2014), Ekstrak etanol daun katuk yang mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida telah teruji memiliki aktivitas antidislipidemia pada dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB yang mampu menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
Kandungan senyawa terpenoid, yang terdapat pada daun katuk diduga memiliki aktivitas sebagai antidislipidemia. Terpenoid berperan dalam menghambat biosintesis kolesterol dengan mengatur degradasi enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG-KoA) reduktase (Bradfute dan Simoni, 1994). Menurut penelitian Machaba dkk. (2014), menunjukkan bahwa senyawa triterpenoid (Methyl-3β
-hydroxylanosta-9,24-dien-21-oate) yang diisolasi dari kulit batang Protorhus longifolia (Benrh) Engl memiliki aktivitas antidislipidemia yang diuji secara in-vivo. Pemberian secara per oral isolat triterpenoid dengan dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol dan LDL, serta meningkatkan HDL secara signifikan pada tikus yang diinduksi pakan kaya lemak (Machaba dkk., 2014).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi terpenoid daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) terhadap profil lipid tikus putih (Rattus norvegicus, L.) jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
2. Bahan dan Metode
2.1 Pembuatan Fraksi Terpenoid
Sejumlah 1,5 Kg serbuk kering Sauropus Androgynus dimaserasi dengan 7 L etanol 90%. Kemudian disaring dan ampasnya diremaserasi dua kali. Maserat dijadikan satu dan diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya dilakukan fraksinasi dengan kromatografi kolom lambat menggunakan fase gerak bergradien yaitu kloroform : metanol dengan perbandingan 9:1 v/v sampai 1:9 v/v. 2.2Aklimatisasi Hewan Uji
Tiga puluh (30) ekor tikus dengan berat badan 150-200 gram dikandangkan pada kondisi lingkungan standard (suhu 25±1oC, kelembaban 55±5% dan fase terang gelap = 12:12 jam). Tiap kandang berisi 6 ekor tikus dan diberi akses bebas untuk air minum dan pakan.
2.3 Pemberian Perlakuan pada Tikus untuk Tahap Pengujian
Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, 6 ekor tikus disetiap kelompoknya dan diberikan perlakuan sebagai berikut: kelompok 1 (kontrol normal) diberikan pakan standar BR-1 dan aquadest, klompok II (kontrol negatif) diberikan pakan kaya lemak dan CMC Na 0,1%; kelompok III (kontrol positif) diberikan pakan kaya lemak dan simvastatin dosis 1,8 mg/kgBB/hari; kelompok IV diberikan pakan kaya lemak dan larutan uji fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB; kelompok V diberikan pakan kaya lemak dan larutan uji fraksi terpenoid dosis 100 mg/kgBB.
Setelah aklitimasi, tikus siap diinduksi pakan kaya lemak dengan campuran pakan meliputi pakan BR-1 80%, lemak babi 15% dan kuning telur 5% selama 52 hari. Masing-masing kelompok diberikan perlakuan sesuai dengan kelompok perlakuannya. Pada hari ke 31 dan 52 dari masing-masing kelompok dilakukan pengukuran kadar total kolestrol,
(3)
trigliserida dan HDL dalam serum darah untuk melihat pengaruh pemberian fraksi terpenoid terhadap profil lipid tikus.
2.4 Pengukuran Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, HDL dan LDL
Darah yang diambil ditampung dan didiamkan selama 15 menit lalu disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah serum terpisah, dipipet sebanyak 10µL lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi.
Standar kolesterol dengan konsentrasi 200 mg/dL, blanko dan sampel serum masing-masing diambil sebanyak 10 µL dengan pipet mikro, kemudian ditambahkan dengan 1000 µL reagen kolesterol. Reagen disimpan pada suhu 2-8 ºC. Larutan divortex. Dinkubasi pada suhu 20-25oC selama 20 menit. Absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombag 500 nm.
Pengukuran trigliserida dilakukan dengan menggunakan standar trigliserida konsentrasi 200 mg/dL, blanko dan sampel serum masing-masing diambil sebanyak 10 µL dengan pipet mikro, kemudian ditambahkan dengan 1000 µL reagen trigliserida. Reagen disimpan pada suhu 2-8 ºC. Larutan divortex. Dinkubasi pada suhu 20-25oC selama 20 menit. Absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombag 500 nm.
Untuk pengukuran HDL, standar kolesterol dengan konsentrasi 200 mg/dL, blanko dan sampel serum masing-masing dambil 200 µL, lalu ditambahkan dengan 500 µL reagen presipitan HDL di vortex, larutan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 20-25oC C, disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 4500 rpm. Diambil bagian supernatan sebanyak 100 µL, kemudian tambahkan reagen kolesterol 1000 µL di inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 oC. Absoransinya dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500 nm. Reagen disimpan pada suhu 2-8 ºC.
Kadar LDL dalam supernatan serum diperhitungkan dengan rumus:
2.5 Analisis Data
Data yang diperoleh berupa kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL dianalisis secara statisik dengan SPSS. Data diuji normalitasnya dengan Shapiro-Wilk dan homogenitasnya dengan uji Levene. Data dianalisis dengan uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis untuk mengetahui perbedaan masing-masing kelompok dan selanjutnya dilakukan uji Mann-Withney dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui kelompok yang memberikan perbedaan bermakna. Dikatakan berbeda bermakna apabila p<0,05 dan tidak berbeda bermakna apabila p>0,05.
Fraksi terpenoid dikatakan memiliki pengaruh terhadap profil lipid tikus apabila salah satu atau kombinasi dari penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL serta peningkatan kadar HDL pada kelompok perlakuan berbeda bermakna (p<0,05) dengan kelompok kontrol negatif.
3. Hasil
Dari hasil fraksinasi, diperoleh 7 fraksi yang mengandung terpenoid yaitu fraksi ke 11 hingga fraksi ke 17.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. Penelitian ini menggunakan sampel berupa 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar (Rattus novergicus) umur 4 minggu dengan berat badan 150-200 gram. Hewan percobaan dibagi secara acak menjadi 5 grup yang masing-masing berjumlah 6 ekor. Grup tikus normal merupakan kelompok I dan grup tikus yang mengalami dislipidemia terdapat pada kelompok II III, IV, dan V. Grup II merupakan kelompok negatif yang diberikan diet kaya lemak dan CMC-Na 0,1 % dan grup III yang merupakan kelompok positif diberikan simvastatin 1,8 mg/kgBB. Tikus IV dan V diberikan diet kaya lemak dan fraksi terpenoid dengan dosis 50 dan 100 mg/kgBB selama 21 hari. Kemudian kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL diukur secara spektrofotometri UV-Vis.
Hasil uji Shapiro-Wilk dan Levene test dari data kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal (p>0,05 ) namun data tidak homogen (p<0,05). Oleh
(4)
69 sebab itu, dilakukan uji non parametrik dengan uji Kruskal-Wallis untuk melihat adanya kelompok percobaan yang memberikan perbedaan bermakna. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05) pada kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL dari kelima kelompok tikus sebelum perlakuan dan setelah pemberian fraksi.
Tabel 1. Kadar rata-rata lipid tikus sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan
Kadar rata-rata lipid Sebelum perlakuan
KT TG HDL LDL
N 51,56 ± 7,43 112,42 ±34,39 14,14 ±1,12 17,99 ±4,18 (-) 102,43
±10,89 151,75 ±4,97 7,05 ±0,90 65,03 ±10,71 (+) 83,02
±1,81 166,23 8,93 6,38 ±2,77 43,40 ±3,37 TI 82,68
±14,38 156,25 ±3,88 8,84 ±1,74 42,59 ±12,37 TII 82,39
±3,90 152,74 ±6,95 8,04 ±1,53 43,80 ±5,34
Setelah perlakuan
KT TG HDL LDL
N 52,85 ±0,87 112,24 ±23,08 27,13 ±1,88 3,28 ±1,93 (-) 128,34
±19,11 161,92 ±9,48 3,17 ±1,61 92,78 ±17,09 (+) 40,47
±13,58 33,44 ±18,35 15,15 ±2,45 18,64 ±15,40 TI 47,75
±2,94 54,24 ±10,83 15,81 ±2,45 21,10 ±2,08 TII 45,39
±5,55 52,96 ±30,15 15,45 ±2,60 19,35 ±7,66 Keterangan: N = normal, (-) = negatif, (+) = positif, TI = perlakuan fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB, TII = perlakuan fraksi terpenoid dosis 100 mg/kgBB.
4. Pembahasan
Berdasarkan hasil induksi pakan kaya lemak yang diberikan selama 30 hari telah berhasil menaikkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL di atas normal, serta menurunkan HDL di bawah normal, pada semua kelompok perlakuan yang diinduksi pakan kaya lemak. Berdasarkan uji statistik Mann-Withney dengan taraf kepercayaan 95%, menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok normal yang tidak diinduksi dengan pakan kaya lemak dengan 4 kelompok lainnya yang diinduksi dengan pakan kaya lemak. Oleh sebab itu, hewan uji pada kelompok-kelompok tersebut dapat dinyatakan menderita dislipidemia.
Hewan uji yang telah mengalami dislipidemia selanjutnya diberikan perlakuan pemberian simvastatin, fraksi terpenoid dosis 50 mg/KgBB dan dosis 100 mg/KgBB selama 21 hari. Hasil uji Mann-Withney menunjukkan nilai p<0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 50 mg/KgBB dan kelompok perlakuan dosis 100 mg/KgBB. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian fraksi terpenoid daun katuk dosis 50 mg/KgBB dan 100 mg/KgBB memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, maupun meningkatkan kadar HDL.
Kemampuan simvastatin sebagai obat antidislipidemia menunjukkan bahwa simvastatin memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, maupun meningkatkan kadar HDL (p<0,05). Untuk megetahui kemampuan fraksi terpenoid daun katuk dengan simvastatin, dapat dilihat dengan membandingkan antara kelompok positif dengan kelompok perlakuan dosis 50 mg/KgBB dan perlakuan dosis 100 mg/KgBB. Hasil uji Mann-Withney menunjukkan bahwa pemberian fraksi terpenoid daun katuk dosis 50 mg/KgBB dan 100 mg/kgBB mempunyai kemampuan yang sebanding atau tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan simvastanin dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL.
(5)
Kemampuan fraksi terpenoid daun katuk dengan simvastatin juga dilihat dari selisih kadar lipid sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Selisih kadar lipid menunjukkan bahwa pemberian fraksi terpenoid daun katuk dosis 100 mg/KgBB memiliki kemampuan yang sebanding dengan simvastatin dalam menurunkan kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL dengan nilai p>0,05. Begitu pula dengan pemberian fraksi terpenoid daun katuk dengan dosis 50 mg/kgBB, namun kadar trigliserida berbeda bermakna dengan simvastatin yang artinya pada dosis ini tidak mampu menurunkan kadar trigliserida yang sebanding dengan simvastatin. Fraksi terpenoid daun katuk dosis 50 mg/kgBB dan dosis 100 mg/kgBB menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna (p>0,05) kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL antara fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB dengan fraksi terpenoid dosis 100 mg/kgBB, dan dilihat berdasarkan hasil selisih kadar lipid sebelum perlakuan dan setelah perlakuan menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang bermakna. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pengaruh fraksi terpenoid dosis 50 mg/kgBB dan dosis 100 mg/kgBB adalah sebanding. Fraksi terpenoid daun katuk dengan dosis yang lebih rendah telah efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL.
Terpenoid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengahambat enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG-KoA) reduktase yang merupakan enzim dalam sintesis kolesterol (Bradfute dan Simoni, 1994). Triterpenoid dari daun Cyclocarya paliurus dapat memberikan penghambatan terhadap enzim lipase pankreas yang berperan dalam mencerna trigliserida dari makanan di usus kecil. Lipase pankreas bertanggung jawab atas emulsifikasi lipid sebelum penyerapan usus. Penghambatan lipase pankreas akan menghambat penyerapan lemak dan menurunkan atau mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah (Lunagariya dkk., 2014). Senyawa terpenoid pada tanaman Globularia alypum L. diduga memiliki peran dalam meningkatkan aktivitas enzim Lecithin Cholesterol Acylterase (LCAT). Suatu enzim plasma yang disebut dengan LCAT mengubah
kolesterol bebas menjadi kolesterol ester, kemudian kolesterol ester ini dimasukkan ke dalam inti partikel lipoprotein membentuk HDL. HDL ini disirkulasikan melalui darah dan memasukkan lebih banyak kolesterol dari darah dan jaringan kembali ke hati (Djellouli dkk., 2014).
5. Kesimpulan
Fraksi terpenoid daun katuk memiliki pengaruh baik terhadap profil lipid yang dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL dengan dosis 50 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.
6. Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasihkepada DITJEN DIKTI atas bantuan biaya pada penelitian ini, juga terima kasih kepada tim Bahan Alam Unud atas bantuan teknis dalam mempersiapkan alat bahan dalam pengujian aktivitas.
PUSTAKA
Djellouli1, F., D. Krouf1, M. Bouchenak, M.A.L. Dubois. 2014. Favorable Effects of Globularia alypum L. Lyophilized Methanolic Extract on the Reverse Cholesterol Transport and Lipoprotein Peroxidation in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research, 6(4):758-765.
Lunagariya, N.A., N.K. Patel, S.C. Jagtap, dan K.K. Bhutani. 2014. Inhibitors Of Pancreatic Lipase: State Of The Art and Clinical Perspectives. Experimental and Clinical Sciences Journal, 13:897-921.
Machaba, K.E., S.Z.Z. Cobongela, R.A. Mosa, L.A. Oladipupo, T.G. Djarova, dan A.R. Opoku. 2014. In Vivo Anti-hyperlipidemic Activity of the Triterpene from the Stem Bark of
(6)
71 Protorhus longifolia (Benrh) Engl. Lipids in Health and Disease, 13(1): 1-7
Musunuru, K. 2010. Atherogenic dyslipidemia: cardiovascular risk and dietary intervention. Lipids, Vol.45 (10).
Oxford, A.W., F.D. King. 2002. Progress in Medical Chemistry. Amsterdam : Elsevier Science. P.1-5
Singh, A.K., S.K. Singh, N. Singh, N. Agrawal and K. Gopal. 2011. Obesity and Dyslipidemia. InterJ Biol Med, Vol 2 (3). P. 824-828.
Warditiani, N.K., N.M.P. Susanti, I.N.K. Widjaja, dan I.N.A. Budiman. 2014. Ethanol Extracts of Sauropus androgynus (L) Merr. Activity Antihyperlipidemia of High Fat Diet-Fed Rats. Proceeding on International Conference of Pharmaceutical Care. Malang, Indonesia.