KAJIAN HASIL BELAJAR KALKULUS II.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015
KAJIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA KALKULUS
Ni Made Asih1, I Nyoman Widana2
Jurusan Matematika,FMIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Indonesia
2
Jurusan Matematika,FMIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Indonesia
[email protected]
[email protected]
1
ABSTRAK
Mata kuliah Kalkulus adalah mata kuliah dasar dan wajib yang diadakan di Jurusan Matematika
pada semester satu dan dua. Sampel yang dipakai adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah
kalkulus II tahun ajaran 2014-2015. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor interen dan
eksteren. Faktor interen salah satunya adalah dari siswa sendiri berupa kesiapan siswa dalam menghadapi
perkuliahan, sedangkan faktor eksteren adalah waktu belajar dirumah, siswa bekerja, keaktifan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung, dan media belajar. Untuk keaktifan siswa dalam Proses Belajar
Mengajar akan dilaksanakan dengan kombinasi Metode Demostrasi dan Metode Student Centered
Learning (SCL), metode demonstrasi adalah model pembelajaran yang mendemokan, memaparkan,
menjelaskan baik berupa alat peraga, objek ataupun mendemokan materi/Konsep dan Metode Student
Centered Learning (SCL) adalah Model Pembelajaran yang berfokus pada kreatifitas siswa dalam proses
belajar mengajar, diharapkan siswa lebih aktif dan berperan serta dalam Proses belajar mengajar (PBM).
Hubungan keberhasilan belajar siswa dan faktor interen dan faktor eksteren akan dilihat hubungannya
dengan menggunakan analisis regresi berganda, pada dasarnya analisis regresi berganda mendefinisikan
analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan (the explained variabel)
dengan satu variabel atau lebih variabel yang menerangkan (the explanatory). Hasil penelitian
mendeskripsikan bahwa Mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan 94,44% dari Test1 dan 77,77%
dari Test 2, yang artinya mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan sudah diatas 50%, proses belajar
mengajar (PBM) berjalan dengan baik sehingga keberhasilan belajar memenuhi target pembelajaran.
Sedangkan Model terbaik yang diperoleh dari Analisis Linier Regresi berganda adalah,
Y= 0,216+ 6,689X5+ 3,526X6
Model menjelaskan bahwa variabel Ujian Tengah Semester-UTS(X5) dan Ujian Akhir SemesterUAS(X6) yang memengaruhi hasil belajar, sedangkan R2 dengan nilai 83,9% yang artinya keberhasilan
belajar dapat diterapkan dengan baik oleh keenam variable sehingga kombinasi model pembelajaran
Metode Demostrasi dan Metode Student Centered Learning (SCL) efektif dilaksanakan dikelas
Kalkulus II Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.
Kata kunci: Analisis Regresi Berganda , Keberhasilan Belajar , Model pembelajaran Demonstrasi, Model
pembelajaran SCL.
I. PENDAHULUAN
Komponen-komponen pembelajaran salah satunya yang memepengaruhi adalah guru dan siswa.
Kadangkala guru berusaha menciptakan situasi yang kondusif untuk merangsanag motivasi siswa, untuk
belajar dengan baik. Khususnya mata pelajaran Matematika, Indonesia masih ketinggalan dibandingkan
dengan banyak negara di dunia, bahkan negara tetangga (Marpaung,1999). Dalam bidang Matematika,
Indonesia berada pada urutan ke 34 dari 38 negara peserta (Anam,2005). Hasil studi PISA (Program for
International Student Assessment) tahun 2003 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa Indonesia, baik
dalam Literasi membaca, matematika, maupun sains tampak jauh tertinggal.
Di Tingkat Perguruan tinggi , khususnya di Universitas Udayana sistem pembelajaran sudah mulai
dikembangkan. Di tingkat universitas, kategori usia siswa dan pola berpikir, tingkah laku dapat dikatakan
dewasa dan mandiri. Proses belajar mengajar pun diusahkan menyenangkan dan tidak membosankan dan
berjalan secara mandiri dengan saran dan prasarana yang tersedia. Dijurusan matematika Fakultas MIPA
Universitas Udayana, seluruh siswa yang memilih jurusan matematika otomatis sudah pasti senang dan
menyenangi matematika walaupun mata ajar ini dianggap sulit oleh beberapa siswa lain. Hanya saja
bagaimana cara Dosen yang memberikan PBM dan melaksanakan perkuliahan agar kelas menjadi bergairah
dan menyenangkan, supaya prestasi siswa meningkat. Sebagai mata kuliah yang akan dipakai objek dalam
PBM ini adalah mata Kuliah Kalkulus II, mata kuliah ini keluar setiap semester genap dan merupakan mata
kuliah wajib. Selama ini kalkulus II memperoleh hasil belajar yang masih rendah dan masih tidak sesuai
dengan target penilaian pendidikan. Hal ini dikarenakan model pembelajarannya adalah metode
2
konvensional, yang hanya mentransfer ilmu secara manual dan monoton, kadangkala menjenuhkan. Oleh
karena itu Dosen ingin mengubah model pembelajaran dengan model pembeljaran demonstrasi dan SCL.
Adapun akan dikaji juga keberhasilan hasil belajar siswa dengan melihat variable lain yaitu, waktu belajar
dirumah, siswa bekerja, keaktifan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan media belajar. Untuk
keaktifan siswa dalam Proses Belajar Mengajar akan dilaksanakan dengan kombinasi metode Demostrasi dan
metode Student Centered Learning (SCL). Dari latar belakang maka peneliti ingin melakukan penelitian
tentang kajian hasil belajar siswa kalkulus dengan analisis regresi linier berganda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan belajar.
Keberhasilan belajar adalah tercapainya keadaan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keberhasilan
belajar bisa diketahui dengan evaluai karena evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Keberhasilan belajar siswa dikelas kalkulus
yang peneliti pakai acuannya adalah nilai IPK mahasiswa pada semester 2, seberapa besar pengaruh yang
didapatkan selama PBM kalkulus dengan nilai IPK yang diperolehnya. Keberhasilan beljar disini digunakan
sebagai variable Respon (Y).Adapun beberapa aspek yang perlu diperhatikan dari keberhasilan belajar adalah
(a).Indikator Keberhasilan Belajar;Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:(a).Daya serap terhadap bahan pelajaran yang
diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, (kognitif), (b). Perilaku yang
digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal (afektif). Namun
yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap
pelajarannya;(b).Penilaian Keberhasilan:Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan
mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian; (c).Tingkat
Keberhasilan:Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar
yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru.
Metode pembelajaran Demonstrasi
Pengertian model pembelajaran demonstrasi menurut Jusuf Djajadisastra,dkk(1989) mengemukakan
bahwa model demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara
langsung objeknya atau cara melakukan kegiatan, atau prosesnya. Sedangkan menurut Nana Sudjana(2000)
mengatakan bahwa model demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif, sebab membantu para siswa
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan olahan yang benar, nyata benar. Dari Syaiful Bahri
Djamariah dan aswan Zain (1996) mengemukakan bahwa model demonstrasi adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada para siswa suatu proses memperoleh hasil,
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai
dengan penjelasan lisan.Dengan model demonstrasi ini siswa dapat menerima pelajaran dengan kesan yang
mendalam, membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.Berdasarkan beberapa pendapat tentang model
demonstrasi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa model demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan memepertunjukkan secara langsung objeknya, atau cara melakukan suatu kegiatan atau
prosesnya.Tujuan penggunaan metode demonstarsi ialah untuk menjelaskan suatu bahan pelajaran yang tidak
mungkin hanya diberikan secara lisan saja. Langkah langkah pelaksanaan metode ini adalah pertama
persiapan/perencanaan untuk menciptakan kondisi belajar untuk pelaksanaan pembelajaran, kedua
pelaksanaan dengan tahapan menjelaskan prosedur atau proses, diamati dan diikuti oleh siswa, sikap kritis
siswa, tanya jawab, memberikan siswa untuk bergantian mendemokan materi dan soal, membuat penilaian,
dan ketiga memberikan tugas baik secara lisan maupun tertulis dalam evaluasi yang baik dan benar.(Desak
dan asih,2013).
Model Pembelajaran SCL
a.Pengertian SCL
Berikut ini beberapa pengertian SCL dari berbagai literatur; Rogers (1983), SCL merupakan hasil dari
transisis perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi
kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi
atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten, Kember (1997), SCL
merupakan sebua kutub proses pembelajaran yang menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan
sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan, Harden dan Crosby
(2000), SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses
dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.
3
Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning (SCL) adalah suatu
model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran
ini berbeda dari model belajar Instructor-Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan
dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif. Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta
didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan
berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat
menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta
sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri apa yang
akan dipelajarinya .Student-Centered Learning , yang menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan
individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang
suka dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia
yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan,
kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan
global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan.
b. Model Pembelajaran SCL
Materi dan model penyampaian pembelajaran dalam SCL secara lengkap meliputi 3 aspek, yaitu (1)
isi ilmu pengetahuan (IPTEK), (2) sikap mental dan etika yang dikembangkan, dan (3) nilai-nilai yang
diinternalisasikan kepada para mahasiswa. Di dalam proses SCL terdapat hubungan “tarik-menarik” antara
learner support dan learner control (http//google.com.2014.Pendidikan-Konsep SCL).
Analisis Regresi Linier Berganda.
Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk
meneliti pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tergantung dengan skala pengukuran
yang bersifat metrik baik untuk variabel bebas maupun variabel tergantungnya. Gujarati (2006)
mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan (the
explained variabel) dengan satu variabel atau lebih variabel yang menerangkan (the explanatory). Bentuk
umum model regresi linier berganda dengan variabel respon Y tunggal dan sekumpulan variabel bebas
X1,X2,...,Xn (neter,1997) yaitu;
��=�0+�1��1+�2��2+⋯+�����+�� ; �=1,2,3,…,�
Keterangan:
Yi
= nilai variabel respon pada amatan ke-i
βi
= parameter (i=1,2,3,...,n).
Xi1,Xi2,...,Xin
= konstanta yang diketahui nilainya
εi
= galat saling bebas dan menyebar normal N(μ,σ2) untuk i= 1,2,...,n
III.METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung oleh peneliti dalam melaksanankan penelitiannya, data diperoleh dari hasil
pembelajaran dengan kombinasi metode demonstrasi dan metode SCL, terdapat enam variable amatan yaitu
X1(tanggung jawab), X2(ketarampilan/psikomotorik), X3(kemandirian),X4(keaktifan), X5(UTS), X6(UAS),
serta penyebaran angket untuk mendata mahasiswa dari sudut pandang yang lain. Sampel yang akan dipakai
adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah kalkulus II.,serta penyebaran angket.
Identifikasi variable akan dijelaskan pada table dibawah ini.
Tabel 1.Identifikasi variable adalah sebagai berikut;
Variabel
Indikator
Skala
Variabel
Hasil belajar mahasiswa dari hasil IPK
Nominal
Respon (Y)
Variabel
Tanggung Jawab(X1)
Nominal
bebas (X)
Ketrampilan/Psikomotorik(X2)
Nominal
Kemandirian(X3)
Nominal
Keaktifan(X4)
Ujian Tengah Semester/test 1(X5)
Ujian Akhir Semester/test II (X6)
Nominal
Nominal
Nominal
Langkah-alangkah analisis yang dilakukan adalah;(a).Melakukan penilaian proses pembelajaran pada metode
Demonstrasi dan Student Centered Learning (SCL); (b).Melakukan pencatatan atau pendataan hasil
PBM;(c).Melakukan test 1 dan test 2;(d).Melakukan analisis Regresi;(e).Melakukan uji parsial;(f).Melihat
niali R untuk mengetahui seberapa besar pengaruh semua variable terhadap Y.
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas Kalkulus II pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Udayana di semester kedua Genap tahun ajaran 2014-2015, banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
kalkulus II keseluruhan adalah 54 orang mahasiswa, dengan pelaksanaan Kombinasi metode Demonstrasi
dan SCL. Materi yang diberikan disesuaikan dengan materi yang telah ada yang biasa diberikan pada
semester kedua di mata kuliah kalkulus II pada jurusan matematika FMIPA universitas Uadayana. Berikut
adalah data penilaian proses PMB pada kombinasi metode terlihat pada table 2.
Tabel 2. Penilaian proses Pembelajaran pada Metode Demonstrasi dan SCL.
No
Aspek yang dinilai
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Partisipasi
a.Kehadiran Penuh
b.Tidak hadir
Tanggung Jawab(X1)
a.Penuh
b.Cukup
Ketrampilan/Psikomotorik(X2)
Kemandirian(X3)
a.Mandiri
b.Cukup
Kriteria Keaktifan(X4)
a. Aktif
b.Cukup Aktif
c.Tidak Aktif
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
52
2
96,29
3,7
38
16
54
29,63
7,04
100
42
12
77,78
22,22
49
5
0
90,74
9,26
0
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap
kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan
dan bertanggung jawab atas keterlibatannya (https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi). Partisipasi yang
terlihat pada table 1 adalah 96,29% (52 orang) mahasiswa yang mempunyai kehadiran penuh yang artinya
setiap PBM berlangsung selama 6 bulan selalu hadir mengikuti perkuliahan dengan baik. Tanggung jawab
adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dsb.(http://kamusbahasaindonesia.org/tanggung%20jawab/mirip). Pada table 1 terdapat 29,63
% (38 orang) mahasiswa yang memiliki tanggung jawab penuh dalam artian mahasiswa tersebut bertanggung
jawab sekali terhadap tugas, latihan soal, pertanyaan dari dosen atau dari temannya sendiri untuk membuat
hasil belajarnya menjadi lebih baik. Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada
kemampuan fisik dan kerja otot ( Bloom 1979). Dalam pengembangannyapun mata pelajaran yang berkaitan
dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–
reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang
dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu (http://www.kompasiana.com/aloevera/penilaian-ranah
psikomotorik_5528bf00f17e6144028b45bc), untuk psikomotorik dari PBM yang dilakukan di kelas aklkulus
II ada 54 orang mahasiswa tau 100% mahsiswa terlibat penuh dari segi psikomotorik. Menurut Masrun
(1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan
sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir
dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa
percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya (https://piyakpiyek.wordpress.com/tag/apa-itukemandirian/). Tabel 1 menunjukkan bahwa hany 42 orang mahasiswa atau 77,78% mahasiswa yang mandiri
penuh denga segala kegiatan PBM dan semua tugas dan ujian yang diberikan selama PBM berlangsung.
Keaktifan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar.(
http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html). Sebagian besar yaitu 90,74 %
mahasiswa aktif mengikuti proses PBM dikelas Kalkulus II.
Ujian 1 dilaksanakan pada saat materi sudah berjalan setengan dari keseluruhan materi yaitu materi
dari kelompok I sampai dengan kelompok IV, sehinggan diperoleh hasil ujian dari setiap mahasiswa yaitu
dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 50.Berikut data dari ujian 1 pada table 3.
5
Tabel 3. Data Nilai Tes Ujian Tahap 1(UTS)/TEST I (X5)
Klp
Interval Nilai
Kategori
Jumlah
Nilai
Frekuensi
%
1.
80-100
Amat baik
14
25,93
2.
70-79
Baik
12
22,22
3.
4.
56-69
0-55
Cukup
Kurang
25
3
46,29
5,56
54
100
Jumlah
Sedangkan untuk pendataan dari ujian 1 pada table 3, diperoleh dari ujian tengah semester (UTS)
menunjukkan bahwa sebagian besar nilai siswa ada pada kategori cukup yaitu rentang 56 – 69 atau 46,29%
yang mengartikan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti PBM dalam ujian individu mempunyai nilai
cukup, akan tetapi banyak juga siswa yang memperoleh nilai yang amat baik dan baik yaitu 26 siswa atau
48,15% yang artinya proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Pendataan dari ujian 2 diperoleh dari ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan pada saat materi
sudah berjalan keseluruhan dari keseluruhan materi yaitu materi dari kelompok I sampai dengan kelompok
VII, sehinggaa diperoleh hasil ujian dari setiap mahasiswa yaitu dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai
terendah yaitu 50.Berikut data dari ujian 2 pada table 4.
Tabel 4. Data Nilai Tes Ujian Tahap 2 (UAS)/TEST II (X6)
Klp
Interval Nilai
Kategori
Jumlah
Nilai
Frekuensi
%
Amat baik
23
42,59
1.
80-100
2.
70-79
Baik
13
24,07
3.
4.
56-69
0-55
Cukup
Kurang
12
6
22,22
11,11
54
100
Jumlah
Pendataan dari ujian 2 pada table 4, diperoleh dari ujian akhir semester (UAS) menunjukkan bahwa
sebagian besar nilai siswa ada pada kategori amat baik dan baik yaitu rentang 100 - 79 atau 66,59% yang
mengartikan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti PBM dalam ujian individu mempunyai nilai bagus
dan memuaskan, akan tetapi siswa yang memperoleh nilai yang cukup yaitu 12 siswa atau 22,22% yang
artinya siswa yang mengalami kegagalan ujian individu seakin berkurang dari ujian 1, sehingga proses
belajar mengajar berjalan dengan baik.
Pada tahapan untuk uji kenormalan data, digunakan untuk mengetahui apakah data normal atau tidak , karena
jika normal dapat dilakukan analisis regresi linier berganda didapat hasil dari software dibawah ini;
Probability Plot of C1
Normal
99
Mean
StDev
N
AD
P-Value
95
90
80
Percent
70
60
50
40
30
20
10
5
1
50
60
70
80
90
100
C1
Gambar 1. Plot kenormalan
71.54
8.746
52
0.659
0.081
6
Pada plot terlihat bahwa nilai p adalah 0,081> 0,05, mengartikan bahwa data menyebar normal dan analisis
regresi dapat dilakukan untuk mendapatkan model. Sedangkan analisis regresi linier berganda dari keenam
variable memberikan sumbangan nilai terlihat pada table 5.
Tabel 5. Analisis Regresi Liniear Berganda.
Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
(Con
6.871
31.790
stant)
X1
.323
.244
.104
X2
-.395
.337
-.071
1
X3
.195
.191
.108
X4
.206
.223
.120
X5
.384
.057
.505
X6
.203
.057
.298
a. Dependent Variable: Y
Model Regresi Linier berganda dari Hasil Belajar dalam penelitian ini variable yang diduga dapat
menjelaskan hasil belajar mahasiswa antara lain x1,x2,x3,x4,x5,x6. Model umum yang diperoleh adalah,
Berdasarkan hal tersebut setelah analisis regresi dengan tahapan analisisnya kemudian dilakukan analisis
simultan dengan hipotesis;
H0 : tidak ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y
H1 : ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y
Hasil analisis simultan diperoleh nilai p = 0,00 jika dibandingkan dengan α = 0,05 yang berarti tolak H 0 yaitu
tidak ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y. Selanjutnya untuk melihat variable bebas mana yang
bepengaruh dilakukan uji Parsial yaitu uji t, pada table 6 dibawah ini;
Tabel 6. Uji t Parsial.
Model
t
Sig.
(Con
.216
.830
stant)
X1
1.325
.192
X2
-1.170
.248
1
X3
1.024
.311
X4
.923
.361
X5
6.689
.000
X6
3.526
.001
Berdasarkan table uji t parsial ada dua variable yang signifikan karena mempunyai nilai p < α, berarti hanya
var x5 dan var x6 yang berpengaruh terhadap Y, sehingga model terbaik yang diperoleh,
Sedangkan untuk melihat pengaruh keseluruhan variable terhadap Y dapat dilihat pada nilai R 2nya, yaitu
pada table 7;
Tabel 7. Nilai R2
Model
1
R
R Square
.926a
.858
Adjusted R
Square
.839
Model matematika mengartikan bahwa setiap variable memberikan pengaruh terhadap hasil belajar,
sedangkan nilai p adalah 0,000 yang mengartikan bahwa ada pengaruhnya penerapan kombinasi model
pembelajaran Model pembelajaran Demonstrasi dan Model pembelajaran SCL terhadap hasil belajar siswa,
terlihat juga pada nilai Adjusted R2 adalah 83,9% yang artinya keberhasilan belajar dapat diterapkan dengan
7
baik oleh variable x1,x2,…,x6 dan PBM berlangsung dengan baik dan sukses sehingga kombinasi model
pembelajaran ini efektif dilaksanakan dikelas Kalkulus II pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Udayana.
KESIMPULAN
Mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan 94,44% dari Test1 dan 77,77% dari Test 2, yang
artinya mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan sudah diatas 50%, proses belajar mengajar berjalan
dengan baik sehingga keberhasilan belajar memenuhi target pembelajaran. Terdapat dua variable yaitu X5
dan X6 yang signifikan karena mempunyai nilai p < α, yang berpengaruh terhadap Y, sehingga model terbaik
adalah, Y= 0,216+ 6,689X5+ 3,526X6 , Sedangkan R2 dengan nilai 83,9% yang artinya keberhasilan belajar
dapat diterapkan dengan baik oleh keenam variable sehingga kombinasi model pembelajaran efektif
dilaksanakan dikelas Kalkulus II. Disarankan juga untuk menerapkan model pembelajaran lain dan
menambah beberapa variabel untuk meningkatkan hasil belajar.
Ucapan Terimakasih
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ( LPPM)
Universitas Udayana dan seluruh mahasiswa angkatan 2014 yang mengambil mata kuliah Kalkulus II di
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Djajadisastra,Jusuf.1989.Administrasi pendidikan dan Metodologi Pengajar an.Bandung:Proyek BPG
tertulis,Depdikbud
Marpaung, Y. 1999. Mengejar Ketertinggalan Kita dalam PendidikanMatematika. Mengutamakan Proses
Berpikir dalamPembelajaran Matematika. Makalah Disampaikan dalamUpacara
Pembukaan Program S3 Pendidikan Matematika UNESA, Tanggal 10 September
1999.
Nana,Sudjana.1996.Cara Belajar siswa Aktif dalam proses belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru
Algensindo
Nilakusmawati,Desak Nila dan Asih Ni Made.2013.Kajian Teoritis Beberapa Model Pembelajaran. Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Udayana.
Muhibbin Syah, 2005,Psikologi Belajar , Jakarta:Pt.Raja Grafindo Persada
Priyatno,Dwi.2008.SPSS(statistical Product and Service Solution) untuk analisis data dan uji
statistika .Diterbitkan oleh MediaKom.Yogyakarta.
Sudjana,Prof Dr.1992.Metode Statistika .Edisi kelima.Penerbit Tarsito Bandung.
Varberg,Dale dan Edwin J Purcell dan Steven E.Rigdon.2010. Kalkulus II.Edisi kesembilan jilid I .Penerbit
Erlangga (IKAPI)
-----------------------.http//google.com.2014.Pendidikan-Konsep SCL.ditulis tanggal 28 agustus 2010.
______________.https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi, diakses tanggal 24 agustus 2015
______________.http://kamusbahasaindonesia.org/tanggung%20jawab/mirip,
diakses
tanggal
24
agustus2015
______________.http://www.kompasiana.com/aloevera/penilaian-ranah, diakses tanggal 24 agustus 2015
______________.http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html), diakses tanggal 24
agustus 2015
KAJIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA KALKULUS
Ni Made Asih1, I Nyoman Widana2
Jurusan Matematika,FMIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Indonesia
2
Jurusan Matematika,FMIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Indonesia
[email protected]
[email protected]
1
ABSTRAK
Mata kuliah Kalkulus adalah mata kuliah dasar dan wajib yang diadakan di Jurusan Matematika
pada semester satu dan dua. Sampel yang dipakai adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah
kalkulus II tahun ajaran 2014-2015. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor interen dan
eksteren. Faktor interen salah satunya adalah dari siswa sendiri berupa kesiapan siswa dalam menghadapi
perkuliahan, sedangkan faktor eksteren adalah waktu belajar dirumah, siswa bekerja, keaktifan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung, dan media belajar. Untuk keaktifan siswa dalam Proses Belajar
Mengajar akan dilaksanakan dengan kombinasi Metode Demostrasi dan Metode Student Centered
Learning (SCL), metode demonstrasi adalah model pembelajaran yang mendemokan, memaparkan,
menjelaskan baik berupa alat peraga, objek ataupun mendemokan materi/Konsep dan Metode Student
Centered Learning (SCL) adalah Model Pembelajaran yang berfokus pada kreatifitas siswa dalam proses
belajar mengajar, diharapkan siswa lebih aktif dan berperan serta dalam Proses belajar mengajar (PBM).
Hubungan keberhasilan belajar siswa dan faktor interen dan faktor eksteren akan dilihat hubungannya
dengan menggunakan analisis regresi berganda, pada dasarnya analisis regresi berganda mendefinisikan
analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan (the explained variabel)
dengan satu variabel atau lebih variabel yang menerangkan (the explanatory). Hasil penelitian
mendeskripsikan bahwa Mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan 94,44% dari Test1 dan 77,77%
dari Test 2, yang artinya mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan sudah diatas 50%, proses belajar
mengajar (PBM) berjalan dengan baik sehingga keberhasilan belajar memenuhi target pembelajaran.
Sedangkan Model terbaik yang diperoleh dari Analisis Linier Regresi berganda adalah,
Y= 0,216+ 6,689X5+ 3,526X6
Model menjelaskan bahwa variabel Ujian Tengah Semester-UTS(X5) dan Ujian Akhir SemesterUAS(X6) yang memengaruhi hasil belajar, sedangkan R2 dengan nilai 83,9% yang artinya keberhasilan
belajar dapat diterapkan dengan baik oleh keenam variable sehingga kombinasi model pembelajaran
Metode Demostrasi dan Metode Student Centered Learning (SCL) efektif dilaksanakan dikelas
Kalkulus II Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.
Kata kunci: Analisis Regresi Berganda , Keberhasilan Belajar , Model pembelajaran Demonstrasi, Model
pembelajaran SCL.
I. PENDAHULUAN
Komponen-komponen pembelajaran salah satunya yang memepengaruhi adalah guru dan siswa.
Kadangkala guru berusaha menciptakan situasi yang kondusif untuk merangsanag motivasi siswa, untuk
belajar dengan baik. Khususnya mata pelajaran Matematika, Indonesia masih ketinggalan dibandingkan
dengan banyak negara di dunia, bahkan negara tetangga (Marpaung,1999). Dalam bidang Matematika,
Indonesia berada pada urutan ke 34 dari 38 negara peserta (Anam,2005). Hasil studi PISA (Program for
International Student Assessment) tahun 2003 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa Indonesia, baik
dalam Literasi membaca, matematika, maupun sains tampak jauh tertinggal.
Di Tingkat Perguruan tinggi , khususnya di Universitas Udayana sistem pembelajaran sudah mulai
dikembangkan. Di tingkat universitas, kategori usia siswa dan pola berpikir, tingkah laku dapat dikatakan
dewasa dan mandiri. Proses belajar mengajar pun diusahkan menyenangkan dan tidak membosankan dan
berjalan secara mandiri dengan saran dan prasarana yang tersedia. Dijurusan matematika Fakultas MIPA
Universitas Udayana, seluruh siswa yang memilih jurusan matematika otomatis sudah pasti senang dan
menyenangi matematika walaupun mata ajar ini dianggap sulit oleh beberapa siswa lain. Hanya saja
bagaimana cara Dosen yang memberikan PBM dan melaksanakan perkuliahan agar kelas menjadi bergairah
dan menyenangkan, supaya prestasi siswa meningkat. Sebagai mata kuliah yang akan dipakai objek dalam
PBM ini adalah mata Kuliah Kalkulus II, mata kuliah ini keluar setiap semester genap dan merupakan mata
kuliah wajib. Selama ini kalkulus II memperoleh hasil belajar yang masih rendah dan masih tidak sesuai
dengan target penilaian pendidikan. Hal ini dikarenakan model pembelajarannya adalah metode
2
konvensional, yang hanya mentransfer ilmu secara manual dan monoton, kadangkala menjenuhkan. Oleh
karena itu Dosen ingin mengubah model pembelajaran dengan model pembeljaran demonstrasi dan SCL.
Adapun akan dikaji juga keberhasilan hasil belajar siswa dengan melihat variable lain yaitu, waktu belajar
dirumah, siswa bekerja, keaktifan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan media belajar. Untuk
keaktifan siswa dalam Proses Belajar Mengajar akan dilaksanakan dengan kombinasi metode Demostrasi dan
metode Student Centered Learning (SCL). Dari latar belakang maka peneliti ingin melakukan penelitian
tentang kajian hasil belajar siswa kalkulus dengan analisis regresi linier berganda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan belajar.
Keberhasilan belajar adalah tercapainya keadaan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keberhasilan
belajar bisa diketahui dengan evaluai karena evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Keberhasilan belajar siswa dikelas kalkulus
yang peneliti pakai acuannya adalah nilai IPK mahasiswa pada semester 2, seberapa besar pengaruh yang
didapatkan selama PBM kalkulus dengan nilai IPK yang diperolehnya. Keberhasilan beljar disini digunakan
sebagai variable Respon (Y).Adapun beberapa aspek yang perlu diperhatikan dari keberhasilan belajar adalah
(a).Indikator Keberhasilan Belajar;Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa
suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:(a).Daya serap terhadap bahan pelajaran yang
diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, (kognitif), (b). Perilaku yang
digariskan dalam tujuan pengajaran/ TIK telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal (afektif). Namun
yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap
pelajarannya;(b).Penilaian Keberhasilan:Tes prestasi belajar dapat digunakan untuk mengukur dan
mengevaluasi tingkat keberhasilan dan dapat digolongkan kedalam jenis penilaian; (c).Tingkat
Keberhasilan:Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar
yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru.
Metode pembelajaran Demonstrasi
Pengertian model pembelajaran demonstrasi menurut Jusuf Djajadisastra,dkk(1989) mengemukakan
bahwa model demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara
langsung objeknya atau cara melakukan kegiatan, atau prosesnya. Sedangkan menurut Nana Sudjana(2000)
mengatakan bahwa model demonstrasi adalah metode mengajar yang efektif, sebab membantu para siswa
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan olahan yang benar, nyata benar. Dari Syaiful Bahri
Djamariah dan aswan Zain (1996) mengemukakan bahwa model demonstrasi adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada para siswa suatu proses memperoleh hasil,
situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai
dengan penjelasan lisan.Dengan model demonstrasi ini siswa dapat menerima pelajaran dengan kesan yang
mendalam, membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.Berdasarkan beberapa pendapat tentang model
demonstrasi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa model demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan memepertunjukkan secara langsung objeknya, atau cara melakukan suatu kegiatan atau
prosesnya.Tujuan penggunaan metode demonstarsi ialah untuk menjelaskan suatu bahan pelajaran yang tidak
mungkin hanya diberikan secara lisan saja. Langkah langkah pelaksanaan metode ini adalah pertama
persiapan/perencanaan untuk menciptakan kondisi belajar untuk pelaksanaan pembelajaran, kedua
pelaksanaan dengan tahapan menjelaskan prosedur atau proses, diamati dan diikuti oleh siswa, sikap kritis
siswa, tanya jawab, memberikan siswa untuk bergantian mendemokan materi dan soal, membuat penilaian,
dan ketiga memberikan tugas baik secara lisan maupun tertulis dalam evaluasi yang baik dan benar.(Desak
dan asih,2013).
Model Pembelajaran SCL
a.Pengertian SCL
Berikut ini beberapa pengertian SCL dari berbagai literatur; Rogers (1983), SCL merupakan hasil dari
transisis perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi
kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar. Perubahan ini terjadi setelah banyak harapan untuk memodifikasi
atmosfer pembelajaran yang menyebabkan siswa menjadi pasif, bosan dan resisten, Kember (1997), SCL
merupakan sebua kutub proses pembelajaran yang menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan
sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan pengetahuan, Harden dan Crosby
(2000), SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan siswa untuk sukses
dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh guru.
3
Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa Student Centered Learning (SCL) adalah suatu
model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran
ini berbeda dari model belajar Instructor-Centered Learning yang menekankan pada transfer pengetahuan
dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif. Dalam menerapkan konsep Student-Centered Leaning, peserta
didik diharapkan sebagai peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan
berinitiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat
menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta
sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu mahasiswa dapat memilih sendiri apa yang
akan dipelajarinya .Student-Centered Learning , yang menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan
individu, menjanjikan model belajar yang menggali motivasi intrinsik untuk membangun masyarakat yang
suka dan selalu belajar. Model belajar ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia
yang dibutuhkan masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan,
kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, keahlian teknis, serta wawasan
global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan.
b. Model Pembelajaran SCL
Materi dan model penyampaian pembelajaran dalam SCL secara lengkap meliputi 3 aspek, yaitu (1)
isi ilmu pengetahuan (IPTEK), (2) sikap mental dan etika yang dikembangkan, dan (3) nilai-nilai yang
diinternalisasikan kepada para mahasiswa. Di dalam proses SCL terdapat hubungan “tarik-menarik” antara
learner support dan learner control (http//google.com.2014.Pendidikan-Konsep SCL).
Analisis Regresi Linier Berganda.
Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk
meneliti pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tergantung dengan skala pengukuran
yang bersifat metrik baik untuk variabel bebas maupun variabel tergantungnya. Gujarati (2006)
mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang diterangkan (the
explained variabel) dengan satu variabel atau lebih variabel yang menerangkan (the explanatory). Bentuk
umum model regresi linier berganda dengan variabel respon Y tunggal dan sekumpulan variabel bebas
X1,X2,...,Xn (neter,1997) yaitu;
��=�0+�1��1+�2��2+⋯+�����+�� ; �=1,2,3,…,�
Keterangan:
Yi
= nilai variabel respon pada amatan ke-i
βi
= parameter (i=1,2,3,...,n).
Xi1,Xi2,...,Xin
= konstanta yang diketahui nilainya
εi
= galat saling bebas dan menyebar normal N(μ,σ2) untuk i= 1,2,...,n
III.METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung oleh peneliti dalam melaksanankan penelitiannya, data diperoleh dari hasil
pembelajaran dengan kombinasi metode demonstrasi dan metode SCL, terdapat enam variable amatan yaitu
X1(tanggung jawab), X2(ketarampilan/psikomotorik), X3(kemandirian),X4(keaktifan), X5(UTS), X6(UAS),
serta penyebaran angket untuk mendata mahasiswa dari sudut pandang yang lain. Sampel yang akan dipakai
adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah kalkulus II.,serta penyebaran angket.
Identifikasi variable akan dijelaskan pada table dibawah ini.
Tabel 1.Identifikasi variable adalah sebagai berikut;
Variabel
Indikator
Skala
Variabel
Hasil belajar mahasiswa dari hasil IPK
Nominal
Respon (Y)
Variabel
Tanggung Jawab(X1)
Nominal
bebas (X)
Ketrampilan/Psikomotorik(X2)
Nominal
Kemandirian(X3)
Nominal
Keaktifan(X4)
Ujian Tengah Semester/test 1(X5)
Ujian Akhir Semester/test II (X6)
Nominal
Nominal
Nominal
Langkah-alangkah analisis yang dilakukan adalah;(a).Melakukan penilaian proses pembelajaran pada metode
Demonstrasi dan Student Centered Learning (SCL); (b).Melakukan pencatatan atau pendataan hasil
PBM;(c).Melakukan test 1 dan test 2;(d).Melakukan analisis Regresi;(e).Melakukan uji parsial;(f).Melihat
niali R untuk mengetahui seberapa besar pengaruh semua variable terhadap Y.
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas Kalkulus II pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Udayana di semester kedua Genap tahun ajaran 2014-2015, banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
kalkulus II keseluruhan adalah 54 orang mahasiswa, dengan pelaksanaan Kombinasi metode Demonstrasi
dan SCL. Materi yang diberikan disesuaikan dengan materi yang telah ada yang biasa diberikan pada
semester kedua di mata kuliah kalkulus II pada jurusan matematika FMIPA universitas Uadayana. Berikut
adalah data penilaian proses PMB pada kombinasi metode terlihat pada table 2.
Tabel 2. Penilaian proses Pembelajaran pada Metode Demonstrasi dan SCL.
No
Aspek yang dinilai
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
Partisipasi
a.Kehadiran Penuh
b.Tidak hadir
Tanggung Jawab(X1)
a.Penuh
b.Cukup
Ketrampilan/Psikomotorik(X2)
Kemandirian(X3)
a.Mandiri
b.Cukup
Kriteria Keaktifan(X4)
a. Aktif
b.Cukup Aktif
c.Tidak Aktif
Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
52
2
96,29
3,7
38
16
54
29,63
7,04
100
42
12
77,78
22,22
49
5
0
90,74
9,26
0
Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap
kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan
dan bertanggung jawab atas keterlibatannya (https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi). Partisipasi yang
terlihat pada table 1 adalah 96,29% (52 orang) mahasiswa yang mempunyai kehadiran penuh yang artinya
setiap PBM berlangsung selama 6 bulan selalu hadir mengikuti perkuliahan dengan baik. Tanggung jawab
adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarakan, dsb.(http://kamusbahasaindonesia.org/tanggung%20jawab/mirip). Pada table 1 terdapat 29,63
% (38 orang) mahasiswa yang memiliki tanggung jawab penuh dalam artian mahasiswa tersebut bertanggung
jawab sekali terhadap tugas, latihan soal, pertanyaan dari dosen atau dari temannya sendiri untuk membuat
hasil belajarnya menjadi lebih baik. Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada
kemampuan fisik dan kerja otot ( Bloom 1979). Dalam pengembangannyapun mata pelajaran yang berkaitan
dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–
reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang
dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu (http://www.kompasiana.com/aloevera/penilaian-ranah
psikomotorik_5528bf00f17e6144028b45bc), untuk psikomotorik dari PBM yang dilakukan di kelas aklkulus
II ada 54 orang mahasiswa tau 100% mahsiswa terlibat penuh dari segi psikomotorik. Menurut Masrun
(1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan
sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir
dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa
percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya (https://piyakpiyek.wordpress.com/tag/apa-itukemandirian/). Tabel 1 menunjukkan bahwa hany 42 orang mahasiswa atau 77,78% mahasiswa yang mandiri
penuh denga segala kegiatan PBM dan semua tugas dan ujian yang diberikan selama PBM berlangsung.
Keaktifan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar.(
http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html). Sebagian besar yaitu 90,74 %
mahasiswa aktif mengikuti proses PBM dikelas Kalkulus II.
Ujian 1 dilaksanakan pada saat materi sudah berjalan setengan dari keseluruhan materi yaitu materi
dari kelompok I sampai dengan kelompok IV, sehinggan diperoleh hasil ujian dari setiap mahasiswa yaitu
dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 50.Berikut data dari ujian 1 pada table 3.
5
Tabel 3. Data Nilai Tes Ujian Tahap 1(UTS)/TEST I (X5)
Klp
Interval Nilai
Kategori
Jumlah
Nilai
Frekuensi
%
1.
80-100
Amat baik
14
25,93
2.
70-79
Baik
12
22,22
3.
4.
56-69
0-55
Cukup
Kurang
25
3
46,29
5,56
54
100
Jumlah
Sedangkan untuk pendataan dari ujian 1 pada table 3, diperoleh dari ujian tengah semester (UTS)
menunjukkan bahwa sebagian besar nilai siswa ada pada kategori cukup yaitu rentang 56 – 69 atau 46,29%
yang mengartikan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti PBM dalam ujian individu mempunyai nilai
cukup, akan tetapi banyak juga siswa yang memperoleh nilai yang amat baik dan baik yaitu 26 siswa atau
48,15% yang artinya proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Pendataan dari ujian 2 diperoleh dari ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan pada saat materi
sudah berjalan keseluruhan dari keseluruhan materi yaitu materi dari kelompok I sampai dengan kelompok
VII, sehinggaa diperoleh hasil ujian dari setiap mahasiswa yaitu dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai
terendah yaitu 50.Berikut data dari ujian 2 pada table 4.
Tabel 4. Data Nilai Tes Ujian Tahap 2 (UAS)/TEST II (X6)
Klp
Interval Nilai
Kategori
Jumlah
Nilai
Frekuensi
%
Amat baik
23
42,59
1.
80-100
2.
70-79
Baik
13
24,07
3.
4.
56-69
0-55
Cukup
Kurang
12
6
22,22
11,11
54
100
Jumlah
Pendataan dari ujian 2 pada table 4, diperoleh dari ujian akhir semester (UAS) menunjukkan bahwa
sebagian besar nilai siswa ada pada kategori amat baik dan baik yaitu rentang 100 - 79 atau 66,59% yang
mengartikan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti PBM dalam ujian individu mempunyai nilai bagus
dan memuaskan, akan tetapi siswa yang memperoleh nilai yang cukup yaitu 12 siswa atau 22,22% yang
artinya siswa yang mengalami kegagalan ujian individu seakin berkurang dari ujian 1, sehingga proses
belajar mengajar berjalan dengan baik.
Pada tahapan untuk uji kenormalan data, digunakan untuk mengetahui apakah data normal atau tidak , karena
jika normal dapat dilakukan analisis regresi linier berganda didapat hasil dari software dibawah ini;
Probability Plot of C1
Normal
99
Mean
StDev
N
AD
P-Value
95
90
80
Percent
70
60
50
40
30
20
10
5
1
50
60
70
80
90
100
C1
Gambar 1. Plot kenormalan
71.54
8.746
52
0.659
0.081
6
Pada plot terlihat bahwa nilai p adalah 0,081> 0,05, mengartikan bahwa data menyebar normal dan analisis
regresi dapat dilakukan untuk mendapatkan model. Sedangkan analisis regresi linier berganda dari keenam
variable memberikan sumbangan nilai terlihat pada table 5.
Tabel 5. Analisis Regresi Liniear Berganda.
Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
(Con
6.871
31.790
stant)
X1
.323
.244
.104
X2
-.395
.337
-.071
1
X3
.195
.191
.108
X4
.206
.223
.120
X5
.384
.057
.505
X6
.203
.057
.298
a. Dependent Variable: Y
Model Regresi Linier berganda dari Hasil Belajar dalam penelitian ini variable yang diduga dapat
menjelaskan hasil belajar mahasiswa antara lain x1,x2,x3,x4,x5,x6. Model umum yang diperoleh adalah,
Berdasarkan hal tersebut setelah analisis regresi dengan tahapan analisisnya kemudian dilakukan analisis
simultan dengan hipotesis;
H0 : tidak ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y
H1 : ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y
Hasil analisis simultan diperoleh nilai p = 0,00 jika dibandingkan dengan α = 0,05 yang berarti tolak H 0 yaitu
tidak ada pengaruh var x1,x2,…,x6 terhadap Y. Selanjutnya untuk melihat variable bebas mana yang
bepengaruh dilakukan uji Parsial yaitu uji t, pada table 6 dibawah ini;
Tabel 6. Uji t Parsial.
Model
t
Sig.
(Con
.216
.830
stant)
X1
1.325
.192
X2
-1.170
.248
1
X3
1.024
.311
X4
.923
.361
X5
6.689
.000
X6
3.526
.001
Berdasarkan table uji t parsial ada dua variable yang signifikan karena mempunyai nilai p < α, berarti hanya
var x5 dan var x6 yang berpengaruh terhadap Y, sehingga model terbaik yang diperoleh,
Sedangkan untuk melihat pengaruh keseluruhan variable terhadap Y dapat dilihat pada nilai R 2nya, yaitu
pada table 7;
Tabel 7. Nilai R2
Model
1
R
R Square
.926a
.858
Adjusted R
Square
.839
Model matematika mengartikan bahwa setiap variable memberikan pengaruh terhadap hasil belajar,
sedangkan nilai p adalah 0,000 yang mengartikan bahwa ada pengaruhnya penerapan kombinasi model
pembelajaran Model pembelajaran Demonstrasi dan Model pembelajaran SCL terhadap hasil belajar siswa,
terlihat juga pada nilai Adjusted R2 adalah 83,9% yang artinya keberhasilan belajar dapat diterapkan dengan
7
baik oleh variable x1,x2,…,x6 dan PBM berlangsung dengan baik dan sukses sehingga kombinasi model
pembelajaran ini efektif dilaksanakan dikelas Kalkulus II pada Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Udayana.
KESIMPULAN
Mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan 94,44% dari Test1 dan 77,77% dari Test 2, yang
artinya mahasiswa yang memperoleh nilai memuaskan sudah diatas 50%, proses belajar mengajar berjalan
dengan baik sehingga keberhasilan belajar memenuhi target pembelajaran. Terdapat dua variable yaitu X5
dan X6 yang signifikan karena mempunyai nilai p < α, yang berpengaruh terhadap Y, sehingga model terbaik
adalah, Y= 0,216+ 6,689X5+ 3,526X6 , Sedangkan R2 dengan nilai 83,9% yang artinya keberhasilan belajar
dapat diterapkan dengan baik oleh keenam variable sehingga kombinasi model pembelajaran efektif
dilaksanakan dikelas Kalkulus II. Disarankan juga untuk menerapkan model pembelajaran lain dan
menambah beberapa variabel untuk meningkatkan hasil belajar.
Ucapan Terimakasih
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ( LPPM)
Universitas Udayana dan seluruh mahasiswa angkatan 2014 yang mengambil mata kuliah Kalkulus II di
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA
Djajadisastra,Jusuf.1989.Administrasi pendidikan dan Metodologi Pengajar an.Bandung:Proyek BPG
tertulis,Depdikbud
Marpaung, Y. 1999. Mengejar Ketertinggalan Kita dalam PendidikanMatematika. Mengutamakan Proses
Berpikir dalamPembelajaran Matematika. Makalah Disampaikan dalamUpacara
Pembukaan Program S3 Pendidikan Matematika UNESA, Tanggal 10 September
1999.
Nana,Sudjana.1996.Cara Belajar siswa Aktif dalam proses belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru
Algensindo
Nilakusmawati,Desak Nila dan Asih Ni Made.2013.Kajian Teoritis Beberapa Model Pembelajaran. Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Udayana.
Muhibbin Syah, 2005,Psikologi Belajar , Jakarta:Pt.Raja Grafindo Persada
Priyatno,Dwi.2008.SPSS(statistical Product and Service Solution) untuk analisis data dan uji
statistika .Diterbitkan oleh MediaKom.Yogyakarta.
Sudjana,Prof Dr.1992.Metode Statistika .Edisi kelima.Penerbit Tarsito Bandung.
Varberg,Dale dan Edwin J Purcell dan Steven E.Rigdon.2010. Kalkulus II.Edisi kesembilan jilid I .Penerbit
Erlangga (IKAPI)
-----------------------.http//google.com.2014.Pendidikan-Konsep SCL.ditulis tanggal 28 agustus 2010.
______________.https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi, diakses tanggal 24 agustus 2015
______________.http://kamusbahasaindonesia.org/tanggung%20jawab/mirip,
diakses
tanggal
24
agustus2015
______________.http://www.kompasiana.com/aloevera/penilaian-ranah, diakses tanggal 24 agustus 2015
______________.http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html), diakses tanggal 24
agustus 2015