Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Dhawuhan Ngembang di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang T1 152009013 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan interpretasi data yang penulis
paparkan dalam kajian “Makna Tradisi Dhawuhan di Desa Cukil Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut Makna Tradisi
Dhawuhan adalah untuk penghormatan kepada lelembut dan menyucikan diri dan
melestarikan lingkungan. Hal itu terlihat dari tindakan-tindakan dalam upacara
sesaji. Sesaji sebagai wujud persembahan dimaksudkan untuk menjaga
keselarasan dan keseimbangan hidup antara alam sekitar dengan alam gaib.
Melalui penyiraman Dawet di atas batu yang dikeramatkan dengan tujuan untuk
meminta hujan yang baik bagi masyarakat Desa Cukil. Makna Tradisi Dhawuhan
juga dapat menjalin rasa kebersamaan, gotong-royong, tidak membeda-bedakan
agama, tidak ada perbedaan antara orang yang kaya dan orang yang miskin.
B.
1.
Saran
Kepada sesepuh-sesepuh Desa Cukil
Dalam pelaksanaan Tradisi Dhawuhan hendaknya setiap upacara dibacakan
sejarah singkat diadakannya Tradisi Dhawuhan agar semua peserta khususnya
remaja supaya mengerti adanya Tradisi Dhawuhan sehingga setiap warga
melestarikan tradisi mereka.
2.
Kepada Masyarakat
Pelaksanaan Tradisi Dhawuhan hendaknya tetap dipertahankan dan
dilestarikan oleh semua komunitas masyarakat
Desa Cukil. Agar Tradisi
Dhawuhan tidak luntur, dengan melibatkan generasi muda. Selain sebagai
identitas daerah juga dapat meningkatkan hubungan sosial antara warga
masyarakat di Desa Cukil.
3.
Kepada Pemerintah
Tradisi Dhawuhan hendaknya mendapat perhatian yang khusus, karena
dapat berpotensi untuk menjadi daya tarik wisata sehingga akan meningkatkan
pendapatan daerah. Caranya wisatawan dilibatkan untuk membantu memasak,
membawa sesaji dan makan bersama.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan interpretasi data yang penulis
paparkan dalam kajian “Makna Tradisi Dhawuhan di Desa Cukil Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut Makna Tradisi
Dhawuhan adalah untuk penghormatan kepada lelembut dan menyucikan diri dan
melestarikan lingkungan. Hal itu terlihat dari tindakan-tindakan dalam upacara
sesaji. Sesaji sebagai wujud persembahan dimaksudkan untuk menjaga
keselarasan dan keseimbangan hidup antara alam sekitar dengan alam gaib.
Melalui penyiraman Dawet di atas batu yang dikeramatkan dengan tujuan untuk
meminta hujan yang baik bagi masyarakat Desa Cukil. Makna Tradisi Dhawuhan
juga dapat menjalin rasa kebersamaan, gotong-royong, tidak membeda-bedakan
agama, tidak ada perbedaan antara orang yang kaya dan orang yang miskin.
B.
1.
Saran
Kepada sesepuh-sesepuh Desa Cukil
Dalam pelaksanaan Tradisi Dhawuhan hendaknya setiap upacara dibacakan
sejarah singkat diadakannya Tradisi Dhawuhan agar semua peserta khususnya
remaja supaya mengerti adanya Tradisi Dhawuhan sehingga setiap warga
melestarikan tradisi mereka.
2.
Kepada Masyarakat
Pelaksanaan Tradisi Dhawuhan hendaknya tetap dipertahankan dan
dilestarikan oleh semua komunitas masyarakat
Desa Cukil. Agar Tradisi
Dhawuhan tidak luntur, dengan melibatkan generasi muda. Selain sebagai
identitas daerah juga dapat meningkatkan hubungan sosial antara warga
masyarakat di Desa Cukil.
3.
Kepada Pemerintah
Tradisi Dhawuhan hendaknya mendapat perhatian yang khusus, karena
dapat berpotensi untuk menjadi daya tarik wisata sehingga akan meningkatkan
pendapatan daerah. Caranya wisatawan dilibatkan untuk membantu memasak,
membawa sesaji dan makan bersama.