Studi Korelasional Antara Pola Asuh Orangtua Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" Yang Mengontrak Usulan Penelitian di Bandung.

(1)

v

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orangtua dengan prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas “X” yang Mengontrak Usulan Penelitian di Bandung. Pemilihan sampel

menggunakan metode purposive sampling. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan peneltian korelasional.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pola asuh disusun oleh peneliti berdasarkan teori dimensi pola asuh oleh Baumrind (1979), yang terdiri dari 20 item dengan realibilitas dimensi kontrol 0,702 dan dimensi afeksi 0,809. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur prokrastinasi akademik disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek prokrastinasi teori Ferrari (1995), yaitu penundaan, kelambanan, kesenjangan waktu, dan melakukan kegiatan yang menyenangkan dibanding pengerjaan dan penyelesaian UP. Kuosiener terdiri dari 31 item dengan realibilitas 0,876. Validitas alat ukur berkisar dari 0,327 sampai 0,834.

Berdasarkan pengambilan data terhadap 90 responden, didapati bahwa 65,6% mahasiswa memiliki derajat prokrastinasi tinggi, sedangkan 34,4% mahasiswa memiliki derajat prokrastinasi rendah. Berdasarkan pengolahan data menggunakan uji analisis Chi Square dengan program SPSS 17.00, diperoleh koefisien korelasi untuk pola asuh dan prokrastinasi akademik sebesar 0,288 dengan taraf kekeliruan sebesar 5%. Kesimpulan yang diperoleh adalah semakin sering

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” menghayati menerima kontrol dan

afeksi dari orangtua maka kecenderungan derajat prokrastinasi akademik pun semakin tinggi. Sebaliknya, semakin jarang menghayati mendapatkan kontrol dan afeksi dari orangtua, maka derajat prokrastinasi akademik terkait pengerjaan dan penyelesaian UP pun semakin rendah

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui faktor yang memengaruhi derajat prokrastinasi akademik adalah kecemasan dan time-management. Oleh karena itu, peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan kecemasan dan time-management dengan prokrastinasi akademik terhadap

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” yang Mengontrak Usulan Penelitian di Bandung.


(2)

Abstract

This research is an correlation studies concerning the patterns of parenting and academic procrastination. The purpose of this research is to give an overview of patterns of parenting and academic procrastination on Faculty of Psychology at the University "X". The selection of the sample using purposive sampling method. The design used in this study is correlational design of other research.

Measuring instrument used to measure the pattern of care is made by the researcher based on theoretical dimensions of parenting by Baumrind (1979), which consists of 20 items with reliability of the control dimension is 0.702 and the dimension affection is 0.809. Measuring instrument used to measure academic procrastination compiled by researchers based on aspects of the theory of procrastination Ferrari (1995), those are delay, inaction, gap time, and doing fun activities than work and completion of UP. Measuring instrument consists of of 31 items.

Based on 90 respondents, founded that 65.6% of students have a high degree of procrastination, and 34.4% of students have a low degree of procrastination. Based on analysis of data processing using Chi Square test with SPSS 17.00, the correlation coefficient obtained for parenting and academic procrastination of 0,288 with a standard error of 5%. The conclusion is that the more often students of Faculty of Psychology, University "X" live up to receive parental control and affection from the tendency of the degree of academic procrastination even higher. Conversely, the less appreciate the gain control and affection from parents, the degree of academic procrastination related completion of UP was lower.

Based on the results of the study, known factors that influence the degree of academic procrastination is anxiety and time-management. Therefore, the researchers propose suggestions for further research on the relationship of anxiety and time-management with academic procrastination to the students of the Faculty of Psychology University "X" whose Contracting Usulan Penelitian in Bandung.


(3)

x

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman Judul……….………i

Halaman Lembar Pengesahan……...……….………..………..…...ii

Pernyataan Orisinalitas Laporan ………...iii

Lembar Persetujuan Publikasi……….….iv

Abstrak……….…………..………. v

Abstract………...……… vi

Kata Pengantar ……….…...…..……...vii

Daftar Isi ………..………...……...x

Daftar Tabel……….….……xiv

Daftar Bagan……….…….……..xv

Daftar Lampiran………..….……xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………...….………..1

1.2Identifikasi Masalah ……….….………..….…….11

1.3Maksud dan Tujuan Maksud Penelitian………...………..……..11

Tujuan Penelitian………..………...……….11

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis……….………..……..………..12


(4)

1.4.2 Kegunaan Praktis………..………....….……..12

1.5Kerangka Pemikiran ……….…...13

1.6Asumsi Penelitian ………..…………...….…….23

1.7Hipotesis………..23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pola Asuh Orangtua………....24

2.1.1 Dimensi Pola Asuh Orangtua ………...……….…..…..25

2.1.2 Tipe Pola Asuh Orangtua ………..…...31

2.1.3 Perkembangan Pola Asuh Orangtua……..……….….……...37

2.2 Prokrastinasi ……….……....39

2.2.1 Definisi Prokrastinasi Akademik……….…...…….…....…...39

2.2.2 Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik………...…….……...………....45

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik….…….48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ……….,.……,…...….,,…..…..51

3.2 Prosedur Penelitian ………....…,…….……,.…..…,,.…..…..51

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3. Variabel Penelitian ………..………..……..……….…………..52

3.3.2 Definisi Konseptual ……….….………..52


(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha

3.3.3.1 Pola Asuh Orangtua………...….…….53

3.3.3.2 Prokrastinasi Akademik……….……...……..54

3.4 Alat Ukur 3.4.1 Alat Ukur Pola Asuh Orangtua ……….………...55

3.4.2 Alat Ukur Prokrastinasi Akademik………..…….……….56

3.4.3 Prosedur Pengisian Kuesioner ………..…...……...58

3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ……….……...….………...59

3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ………...….……….…….……….60

3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ……….……….……….….…...…....61

3.5Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi sasaran ……… .………...62

3.5.2 Karakteristik Populasi ……….……. ……….…..63

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ………... …….….…..63

3.6Teknik Analisis Data ………. ..…..…….…..63

3.7Hipotesis Statistik……… ….……...….…64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian……….66

4.2 Gambaran Hasil Penelitian………69

4.2.1 Gambaran Hasil Korelasi Pola Asuh dengan Prokrastinasi Akademik..69


(6)

4.2.3 Gambaran Hasil Penelitian Prokrasinasi Akademik……….……..……71

4.2.4Gambaran Tabulasi Silang Tipe Pola Asuh Orangtua Dengan Prokrastinasi Akademik………...73

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian………..…….….….73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..….….…77

5.2 Saran 5.2.1 Saran Teoritis………..……78

5.2.2 Saran Praktis……….………..78

DAFTAR PUSTAKA ………....…...…….... 80

DAFTAR RUJUKAN………...……..…..81 LAMPIRAN


(7)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Pola Asuh Orangtua Tabel 3.2 Kisi-Kisi Alat Ukur Prokrastinasi Akademik Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Gambaran Responden berdasarkan usia

Tabel 4.3 Gambaran Responden berdasarkan Angkatan

Tabel 4.4 Gambaran Responden berdasarkan Frekuensi mengontrak UP Tabel 4.5 Gambaran Korelasi Pola Asuh Orangtua dengan Prokrastinasi

Akademik

Tabel 4.6 Hasil Tipe Pola Asuh Orangtua

Tabel 4.7 Gambaran Derajat Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”

Tabel 4.8 Gambaran Tabulasi Silang Tipe Pola Asuh Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik


(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Bagan Kerangka Pikir……….….. 21 Bagan 3.1 Bagan prosedur penelitian……….…50


(9)

xvi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 :

Kuesioner Pola Asuh Orangtua Kuesioner Prokrastinasi Akademik LAMPIRAN 2 :

Validitas alat ukur Realibilitas alat ukur LAMPIRAN 3 :

Hasil tabulasi silang prokrastinasi akademik dengan data pribadi Hasil tabulasi silang prokrastinasi akademik dengan data penunjang


(10)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Setiap manusia mempunyai potensi di dalam diri yang dapat dikembangkan dan dimaksimalkan melalui bimbingan dan tuntunan yang terarah, teratur, dan berkesinambungan. Salah satu sarana untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh individu adalah melalui pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mengajarkan mengenai ilmu pengetahuan, keterampilan, dan tata cara berperilaku yang baik sehingga dapat menghasilkan individu yang dapat menggunakan kompetensi yang dimilikinya secara optimal (M.Glassman, 2001). Begitu pula dengan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi mempunyai potensi untuk mengembangkan diri secara maksimal.

Pendidikan mempunyai jenjang dimana untuk dapat melangkah ke tingkat selanjutnya, seorang peserta didik harus memenuhi standar yang telah ditentukan. Seorang mahasiswa strata satu dinyatakan lulus apabila telah membuat karya ilmiah atau yang biasa disebut skripsi untuk kemudian hasil penelitian tersebut dibuat jurnal ilmiah (www.dikti.go.id, diakses pada 8 Maret 2012). Skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan akademis di Perguruan Tinggi.

Di Fakultas Psikologi Universitas “X”, proses penyusunan skripsi dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah Usulan Penelitian, dimana mahasiswa


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha dituntut untuk menyelesaikan penelitian ilmiah dari bab 1 sampai bab 3 untuk melakukan seminar. Tahap kedua adalah Skripsi, dimana mahasiswa dituntut menyelesaikan bab 4 dan bab 5 yang kemudian diuji hasilnya pada Sidang Sarjana. Di Fakultas Psikologi Universitas “X”, seorang mahasiswa dinyatakan lulus apabila telah menempuh 146 sks, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2.00 dengan syarat nilai D tidak lebih dari 6 SKS, lulus Sidang Sarjana dengan nilai minimal C, dan telah mengumpulkan jurnal ilmiah berdasarkan hasil penelitian skripsi (Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas “X”, Februari 2012).

Apabila mengacu pada kurikulum yang disusun oleh fakultas, diharapkan mahasiswa psikologi Universitas “X” dapat menyelesaikan program studi dalam jangka waktu 4 tahun. Pada kenyataannya banyak mahasiswa yang membutuhkan waktu lebih dari 4 tahun untuk lulus. Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas “X”, dari 153 mahasiswa yang lulus pada periode April 2010 - April 2011, hanya terdapat 27 orang yang mampu lulus tepat waktu yaitu empat tahun, sementara 126 mahasiswa lainnya berasal dari angkatan-angkatan sebelumnya yang sudah lebih dari 4 tahun menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas “X”.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ pada angkatan 2007, sebanyak 79% mahasiswa mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian (UP) lebih dari satu kali dan hanya 21% mahasiswa yang berhasil menyelesaikan UP dalam satu semester. Syarat mahasiswa untuk dapat mengontrak mata kuliah skripsi adalah telah lulus dari mata kuliah Usulan Penelitian.


(12)

Apabila mahasiswa belum lulus UP, mahasiswa tidak bisa mengontrak mata kuliah skripsi dan harus mengontrak kembali mata kuliah UP di semester berikutnya. Hal ini cenderung mengakibatkan keterlambatan kelulusan mahasiswa bersangkutan, karena apabila UP terhambat maka skripsi dan sidang juga akan terhambat. Oleh karena itu, UP menjadi salah satu mata kuliah penting karena menentukan kelulusan mahasiswa tepat waktu.

Kriteria kelulusan mata kuliah UP yaitu, mahasiswa telah menyelesaikan bab 1 sampai dengan 3, dan juga baik dosen pembimbing utama maupun dosen pendamping bersedia menandatangani lembar pengesahan untuk kemudian UP tesebut diajukan untuk mengikuti seminar. Banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa untuk dapat menyelesaikan UP. Mahasiswa harus melakukan bimbingan rutin, baik dengan dosen pembimbing utama maupun dosen pendamping. Mahasiswa juga harus menentukan topik penelitian, memilih dan mencari teori yang sesuai dengan penelitian yang diteliti, mengerjakan revisi UP, menghubungi dan membuat janji bimbingan dengan dosen, mencari atau membuat alat ukur yang sesuai dengan usulan penelitian, membaca referensi atau text book mengenai teori yang akan digunakan dalam penelitian UP.

Banyak faktor yang memengaruhi proses penyelesaian UP. Faktor di luar diri mahasiswa seperti dosen yang sulit ditemui dan sulit mendapatkan text book yang lengkap bisa menjadi penghalang untuk menyelesaikan UP tepat waktu. Faktor dari dalam diri mahasiswa seperti rasa malas, tidak berusaha menghubungi dosen untuk bimbingan, kurang motivasi, tidak yakin akan kemampuan dirinya, tidak bisa


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha membagi waktu dengan kegiatan lain juga bisa menjadi alasan keterlambatan tersebut. Salah satu perilaku yang biasanya dilakukan mahasiswa yang bisa menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian UP adalah perilaku menunda mengerjakan UP atau yang biasa disebut dengan prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi akademik adalah suatu kebiasaan atau pola perilaku berupa penundaan, dimana penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas akademis (Ferrari dkk, 1995). Ferarri (1995) membedakan prokrastinasi menjadi prokrastinasi fungsional dan prokrastinasi disfungsional. Prokrastinasi fungsional merupakan penundaan mengerjakan tugas dengan tujuan memperoleh informasi yang lengkap dan akurat. Sebaliknya, prokrastinasi disfungsional merupakan penundaan menyelesaian tugas yang penting dan mendesak karena alasan atau kegiatan yang tidak membantu penyelesaian tugas tersebut. Dalam penelitian ini, yang dimaksud sebagai prokrastinasi adalah prokrastinasi disfungsional.

Prokrastinasi akademik sehubungan dengan penyelesaian tugas UP bisa dilakukan mahasiswa dalam berbagai bentuk. Mahasiswa bisa menunda memulai mempersiapkan langkah awal penelitian, seperti menunda mencari fenomena, menunda mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung penelitian, menunda menghubungi dosen pembimbing untuk mengatur jadwal bimbingan, ataupun menunda mencari teori. Bentuk penundaan yang lainnya adalah mahasiswa lamban dalam mengerjakan UP, seperti menunda mengambil keputusan tentang topik penelitian yang hendak diteliti, menunda membaca buku teori yang hendak digunakan


(14)

dalam penelitian, tidak segera mengerjakan revisi setelah bimbingan dengan dosen, bisa juga dengan mengulur-ngulur waktu untuk bertemu dosen. Mahasiswa juga bisa disebut menunda mengerjakan UP ketika melanggar jadwal yang telah direncanakan sebelumnya untuk mengerjakan UP, cenderung terlambat dari target menyelesaikan UP, baik target yang ditentukan oleh diri sendiri maupun target batas waktu pengumpulan yang ditentukan Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas “X”. Penundaan yang dilakukan mahasiswa bisa juga seperti memprioritaskan kegiatan lain yang hanya bersifat hiburan seperti berjalan-jalan, menonton, mengobrol, dan melakukan aktivitas yang tidak mendukung penyelesaian UP.

Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya perilaku prokrastinasi akademik. Ada 2 faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kondisi fisik seperti kelelahan dan kondisi psikis yaitu self regulasi, tingkat kecemasan, motivasi, dan kontrol diri. Faktor eksternal yaitu gaya pengasuhan orangtua dan kondisi lingkungan rendah pengawasan turut memengaruhi seseorang untuk melakukan prokrastinasi (Ferrari,1995).

Selain sebagai peserta didik, mahasiswa juga mempunyai peran sebagai seorang anak dalam keluarga. Ferrari (1995) menjelaskan bahwa prokrastinasi muncul tidak terlepas dari pengalaman masa kanak-kanak dan kesalahan dalam pengasuhan anak. Dapat dikatakan juga bahwa perlakuan orangtua terhadap anak, terutama masa kanak-kanak, dapat memengaruhi prokrastinasi yang dilakukan kelak.

Prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa tidak lepas dari peran orangtua terkait cara orangtua mengasuh, mendidik, dan mengajarkan anak. Anak


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha dapat modeling tingkah laku orangtua. Perlakuan orangtua berupa cara atau sistem tertentu sebagai usaha untuk membantu tumbuh dan berkembang dengan merawat, membimbing, dan mendidik anak agar mampu menggunakan potensi yang dimilikinya yang disebut sebagai pola asuh (Baumrind, 1980). Pola asuh merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak sehari-hari. Penghayatan anak terhadap perlakuan orangtua memengaruhi pembentukan kepribadian, tingkah laku, serta kebiasaan anak. Kebiasaan yang dapat terbentuk salah satunya adalah perilaku mahasiswa dalam menunda mengerjakan dan menyelesaikan UP.

Pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anak tidak terlepas dari adanya pemberian kontrol dan afeksi (Baumrind,1980). Kontrol muncul dalam bentuk kendali orangtua di dalam kehidupan anak. Sementara afeksi muncul dalam bentuk kasih sayang dan perhatian orangtua pada anak. Variasi dari derajat kontrol dan afeksi menghasilkan tipe-tipe pola asuh orangtua.

Baumrind (Santrock, 2003) membagi tipe dalam gaya pengasuhan, yaitu authoritarian (autoritarian) adalah gaya pengasuhan yang mengutamakan disiplin, banyak tuntutan, komunikasi kurang hangat, bersifat membatasi, dan menghukum. Kemudian ada authoritative (autoritatif) yaitu gaya pengasuhan yang mendorong dan membebaskan anak namun tetap memberikan batasan untuk mengendalikan tindakan anak. Kemudian ada tipe permissive. Permissive dibagi menjadi 2, permissive indulgent yaitu orangtua bersifat memanjakan, sangat terlibat dengan kehidupan anak tetapi sedikit sekali menuntut atau mengendalikan mereka dan permissive neglected


(16)

yaitu orangtua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, sangat jarang memberi perhatian maupun batasan untuk mengendalikan tingkah laku anak. Perlakuan yang berbeda ini dapat menyebabkan perbedaan cara anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan, dalam konteks ini mahasiswa yang sedang menyusun UP.

Berdasarkan survei awal terhadap sepuluh orang mahasiswa psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah UP di Universitas “X”, dua orang dari sepuluh orang mahasiswa menyatakan bahwa selama ini orangtuanya banyak menerapkan kontrol, namun jarang memberi afeksi. Orangtua selalu menuntut agar mereka berprestasi, namun jarang bertanya dan berdiskusi mengenai pelajaran maupun kesulitan-kesulitan yang mereka alami. Orangtua dirasakan seringkali memaksakan kehendak mereka, mereka jarang bisa mengkomunikasikan keinginan mereka kepada orangtua karena takut orangtua marah. Tindakan orangtua yang demikian dihayati sering membuat mereka cemas karena takut mengecewakan orangtua apabila tidak bisa melakukan sesuai dengan tuntutan dari orangtua mereka. Tuntutan yang demikian besar dari orangtua dihayati membuat mereka takut melakukan kesalahan ketika membuat tugas, begitu pula dengan pengerjaan UP. Satu orang menyatakan bahwa dia sengaja menghindar untuk menemui dosen atau menunda mengumpulkan revisi karena merasa apa yang dia kerjakan belum sesuai dengan keinginan dosen sehingga akhirnya UP tidak bisa selesai dalam satu semester. Sementara seorang lagi menyatakan, karena ia terbiasa oleh tuntutan yang dirasakan tinggi dari orangtua, menjadikannya tidak mengalami kesulitan dalam pengerjaan UP. Ia memenuhi jadwal bimbingan dengan dosen dan mengumpulkan revisi secepatnya, hanya saja, ia


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha mengalami kesulitan mencari text book yang lengkap yang membuatnya terhambat untuk menyelesaikan UP dalam jangka waktu satu semester.

Sebanyak lima orang mahasiswa menyatakan bahwa selama ini orangtua mereka sering menerapkan aturan namun juga sering memberi perhatian kepada mereka. Orangtua memberi masukan mengenai berbagai macam permasalahan dalam hidup mereka, baik akademis maupun non-akademis. Mereka juga menghayati bahwa orangtua telah memberi semangat untuk mengerjakan UP, contohnya mereka diingatkan orangtua apabila dinilai terlalu banyak bermain dibandingkan mengerjakan UP. Orangtua mengijinkan mereka untuk mengemukakan pendapat atau membebaskan mereka untuk memilih hal yang mereka sukai, namun orangtua tetap memberi batasan seperti mengingatkan untuk memprioritaskan tugas akademik. Perhatian dan dukungan dari orangtua yang dirasakan membuat dua dari lima orang mahasiswa merasa dipercaya oleh orangtua mereka. Mereka tidak mau mengecewakan orangtua mereka dengan cara berusaha untuk melakukan apa yang disarankan oleh orangtua. Dalam pengerjaan UP, mereka mengatakan selalu berusaha menyicil dan berusaha bimbingan dengan dosen agar UP mereka cepat selesai, mereka juga mengatakan mendahulukan pengerjaan UP dibandingkan bermain dengan teman-teman. Sementara dua orang lainnya dari lima orang mahasiswa ini mengaku bahwa dukungan dan perhatian dari orangtua membuat mereka termotivasi untuk mengerjakan UP sehingga mereka menjadi lebih bersemangat untuk menyelesaikan UP sesuai dengan target yang ditetapkan. Satu orang dari lima orang mahasiswa mengaku justru perhatian dan dukungan dari orangtua dihayati menjadi


(18)

beban. Ia merasa khawatir akan mengecewakan orangtuanya. Ia berusaha menghilangkan kekhawatiran tersebut dengan menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-temannya. Akibatnya, pengerjaan dan penyelesaian UP pun tertunda.

Dua orang dari sepuluh orang mahasiswa mengatakan bahwa orangtua mereka sering memberi afeksi namun jarang menerapkan disiplin dalam kehidupan mereka. Orangtua selalu berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka tanpa banyak menetapkan aturan. Orangtua jarang menuntut prestasi baik akademik maupun non-akademik dari mereka. Orangtua juga mengijinkan mereka pergi bermain kapan saja. Terkait pengerjaan dan penyelesaian UP, orangtua memberi kebebasan pada mereka untuk selesaikan kuliah kapan saja, tanpa menetapkan target kelulusan. Mereka menghayati tidak merasa ada tekanan untuk segera menyelesaikan UP. Mereka mengatakan lebih mendahulukan bermain bersama teman-teman dibandingkan mengerjakan UP. Mereka merasa tidak terpacu untuk segera mengerjakan dan menyelesaikan UP tepat waktu.

Sementara satu orang mahasiswa menghayati bahwa dari kecil ia tidak terbiasa untuk berdiskusi dengan orangtua. Orangtua dihayati jarang memberi perhatian maupun batasan untuk bertingkah laku. Ia merasa tidak dekat secara emosional dengan orangtua. Orangtua tidak bisa dijadikan tempat untuk berkeluh kesah dan ia pun merasa kurang mendapatkan kasih sayang sebab orangtua terlalu sibuk bekerja. Selain itu, ia jarang berinteraksi dengan orangtua. Dalam hal akademik, ia merasa orangtua sangat jarang bertanya mengenai prestasi ataupun pelajarannya di sekolah. Begitu pula dalam pengerjaan UP, orangtua dirasakan tidak


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha pernah bertanya apalagi memberikan saran. Keadaan tersebut dihayati mahasiswa sebagai keadaan yang membuatnya merasa malas dan tidak termotivasi untuk segera mengerjakan UP. Ia merasa apapun yang dilakukan tidak akan mendapat perhatian dari orangtuanya. Ia sengaja menunda untuk mengerjakan dan menyelesaikan UP, dan lebih memilih untuk menyibukan diri bersama teman-teman dengan kegiatan lain. Berdasarkan survei awal, sepuluh orang mahasiswa mempunyai penghayatan yang berbeda-beda terkait pola asuh dari orangtua. Ada yang menghayati bahwa orangtua menuntut, membebaskan, memanjakan, ataupun cenderung tidak peduli. Semua perlakuan tersebut dihayati membawa pengaruh yang berbeda terhadap perilaku prokrastinasi mahasiswa terkait pengerjaan dan penyelesaian UP. Perbedaan ini membuat peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku prokrastinasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang sedang mengontrak mata kuliah UP.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang akan diteliti yaitu seberapa besar hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengontrak UP di Universitas “X” Bandung.


(20)

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini diadakan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengontrak UP di Universitas “X” Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku prokrastinasi akademik dan faktor-faktor lain yang memengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengontrak UP di Universitas “X” Bandung.


(21)

12

Universitas Kristen Maranatha 1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa ke dalam bidang ilmu Psikologi Pendidikan.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara pola asuh orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kepada Fakultas Psikologi Universitas “X” mengenai peran pola asuh orangtua mahasiswa yang sedang menyusun UP dan kaitannya dengan perilaku prokrastinasi akademik yang terjadi. Informasi ini dapat digunakan sebagai data tambahan perihal permasalahan prokrastinasi akademik di fakultas.

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada dosen pembimbing UP di Fakultas Psikologi Universitas “X” perihal perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan jadwal bimbingan yang teratur kepada mahasiswa bimbingannya.


(22)

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada mahasiswa yang sedang menyusun UP sehingga dapat memahami peran pola asuh orangtua terhadap prokrastinasi akademik.

1.5Kerangka Pikir

Di Fakultas Psikologi Universitas “X”, UP merupakan mata kuliah prasyarat untuk dapat mengontrak Skripsi. Waktu yang ditentukan oleh fakultas untuk menyelesaikan mata kuliah UP adalah satu semester. Namun berbagai kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dapat menyebabkan UP tidak selesai dalam satu semester sehingga mahasiswa harus mengontrak kembali mata kuliah UP di semester berikutnya.

Kesulitan yang seringkali dialami oleh para mahasiswa tersebut diantaranya adalah kesulitan mencari topik penelitian, mencari literatur dan bahan bacaan yang berhubungan dengan topik penelitian, menemui dosen pembimbing, membagi waktu dengan kegiatan lain, dan sebagainya. Sebagian mahasiswa berhasil mengatasi tantangan maupun kesulitan yang ada sehingga dapat mengerjakan dan menyelesaikan UP tepat waktu. Tidak semua mahasiswa berhasil mengatasi kesulitan dan hambatan pengerjaan dan penyelesaian UP sehingga harus mengontrak UP lebih dari satu semester. Cara mahasiswa mengerjakan UP berbeda-beda. Sebagian mahasiswa mengerjakan secara berkesinambungan dan intensif baik dalam mengerjakan laporan UP maupun melakukan bimbingan dengan dosen, namun


(23)

14

Universitas Kristen Maranatha sebagian mahasiswa lainnya menunda-nunda dalam penyelesaian UP. Perilaku menunda-nunda mengerjakan tugas akademik disebut dengan prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi memiliki 4 aspek (Ferrari, 1995), yaitu penundaan dalam memulai dan menyelesaikan tugas, kelambanan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas, dan kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan. Seorang mahasiswa yang menunda dalam memulai dan menyelesaikan UP, menyadari bahwa UP harus diselesaikan namun cenderung menunda untuk memulai dan apabila sudah memulai cenderung tidak menyelesaikan tanpa alasan yang jelas. Mahasiswa menunda atau sengaja mengulur-ulur waktu baik dalam menyusun UP, mencari dan membaca teori, maupun bimbingan dengan dosen sehingga tidak bisa memenuhi jadwal mengerjakan UP atau bimbingan yang sudah direncanakan.

Ferrari (1995) membagi faktor yang memengaruhi prokrastinasi menjadi 2 kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kondisi yang berada di dalam individu, meliputi kondisi fisik dan psikologis individu (self-regulation, motivation, tingkat-kecemasan, dan self-control). Faktor eksternal adalah lingkungan di luar individu yaitu berupa gaya pengasuhan orangtua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang rendah pengawasan (Ellis & Knaus, 1977, dalam Ferari dkk.,1995). Faktor-faktor diatas sedikit banyak memengaruhi perilaku prokrastinasi mahasiswa.


(24)

Seorang anak dalam tumbuh kembangnya tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan sekitarnya, terutama dari keluarga dan peran orangtua. Menurut Erikson, tingkah laku anak pada tahap perkembangan sebelumnya memengaruhi tingkah laku anak pada tahap perkembangan selanjutnya. Tahap perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, dengan demikian, pola asuh yang diterapkan orangtua sejak kecil memberi pengaruh dalam perilaku anak, baik dalam pembentukan karakter dan kepribadian, seperti self-esteem, motivasi, kecemasan, maupun self-regulation-nya.

Selama kegiatan pengasuhan, orangtua akan memberi batasan, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, perhatian,serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru anak yang kemudian secara sadar atau tidak sadar akan memengaruhi aspek-aspek kepribadian dalam diri anak dan perilaku anak sehari-hari. Meskipun telah beranjak dewasa, mahasiswa tidak terlepas dari pengaruh orangtua. Orangtua tetap berpengaruh dalam kehidupan anak, seperti adanya pemberian dukungan, nasehat, aturan, dan sebagainya.

Pola asuh yang diterapkan orangtua merupakan kombinasi dari pemberian kontrol dan afeksi. Pemberian kontrol dan afeksi orangtua terhadap mahasiswa berbeda-beda derajatnya. Ada orangtua yang sering memberikan kontrol dan sering pula memberi afeksi kepada mahasiswa, ada orangtua yang memberikan jarang memberi kontrol namun sering memberi afeksi, ada pula orangtua yang jarang memberikan kontrol maupun afeksi, dan ada juga orangtua yang sering memberi kontrol namun jarang memberi afeksi.


(25)

16

Universitas Kristen Maranatha Baumrind (Santrock, 2003) membagi tipe pola asuh, yaitu authoritarian, authoritative, permissive indulgent dan permissive neglected. Orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan authoritarian merupakan orangtua yang dominan. Orangtua banyak menuntut tanpa memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengemukakan pendapatnya, komunikasi cenderung satu arah, selain itu mahasiswa kurang mendapatkan respon dan kurang mendapatkan perhatian dari orangtua. Tingkah laku orangtua tersebut dapat membuat mahasiswa merasa cemas, stress, dan tertekan sebab banyaknya tuntutan, namun mahasiswa tidak dapat mengemukakan keinginannya. Orangtua menuntut kepatuhan total dari mahasiswa. Keadaan ini dapat menjadikan anak tumbuh menjadi anak yang mudah gelisah, penakut, mudah putus asa, tidak pandai mengambil keputusan, termasuk dalam pengerjaan tugas UP. Mahasiswa terbiasa untuk mengikuti tuntutan dan keinginan orangtua. Adanya kontrol yang kuat dapat membuat mahasiswa menjadi dependen karena tidak terbiasa untuk mengambil keputusan sendiri. Sebagai mahasiswa yang dituntut untuk dapat mandiri, mahasiswa menjadi kesulitan untuk mengatur waktu dan memprioritaskan kegiatan yang semestinya dilakukan karena terbiasa diatur oleh orangtua. Mahasiswa tidak terbiasa berinisiatif. Hal tersebut dapat memengaruhi motivasi, seperti mahasiswa menjadi terbiasa dimotivasi secara ekstrinsik, tidak ada motivasi intrinsik dari diri sendiri dalam mengerjakan tugas.

Mahasiswa takut gagal dalam memenuhi tuntutan yang diberikan, cemas akan hasil pengerjaan UP, cemas akan melakukan banyak kesalahan dan takut dimarahi dosen. Kecemasan dan kekhawatiran tersebut membuat mahasiswa cenderung


(26)

menunda-nunda pengerjaan UP untuk menghindari pertemuan dengan dosen dari jadwal yang sudah ditentukan. Penundaan ini dapat mengakibatkan mahasiswa tidak menyelesaikan UP dalam jangka waktu yang ditentukan oleh fakultas, yaitu satu semester dan akibatnya harus mengontrak kembali mata kuliah UP lagi di semester berikutnya.

Orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan authoritative biasanya bersikap terbuka, memberikan kontrol dan tuntutan kepada mahasiswa, namun disertai dengan komunikasi dua arah sehingga mahasiswa bisa mengutarakan keinginannya. Orangtua juga memberi afeksi, misalnya dalam bentuk perhatian dan pemberian semangat pada mahasiswa. Orangtua memberi tuntutan namun tetap merespon keinginan anak, mau mendengarkan, dan mau berdiskusi dengan mahasiswa. Orangtua memberikan nasehat dan pandangan secara terbuka, mau mendengarkan pendapat dari mahasiswa. Mahasiswa diberi kebebasan untuk menentukan pilihan dalam hidupnya. Keadaan yang demikian membuat mahasiswa merasa dihargai dan diberi kepercayaan oleh orangtua. Mahasiswa memiliki rasa percaya diri, terbiasa untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain, mampu mengutarakan pendapat, dan pandai berinisiatif. Mahasiswa terbiasa untuk mengambil keputusan, namun tetap mendapatkan arahan dari orangtua. Dalam hal pengerjaan UP, orangtua memberi nasehat, pendapat, mau meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak mengenai kesulitan dan masalah dalam pengerjaan UP. Ketika mahasiswa tidak bersemangat, orangtua memberikan dukungan semangat dalam pengerjaan UP. Mahasiswa menilai dan memutuskan untuk mengerjakan UP tanpa menunda karena


(27)

18

Universitas Kristen Maranatha sadar bahwa hal tersebut berguna bagi dirinya. Mahasiswa dapat menilai keuntungan dan kerugian apabila tidak segera menyelesaikan tugas UP. Pertimbangan tersebut dapat membuat mahasiswa menyadari bahwa lebih baik untuk lulus cepat waktu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dalam diri dan membuat mahasiswa merasa bersemangat untuk segera menyelesaikan UP sehingga tidak menunda mengerjakan dan menyelesaikan UP. Kemampuan komunikasi yang baik juga dapat mendukung proses bimbingan dengan dosen, mahasiswa terbiasa untuk mengemukakan pendapatnya dan melakukan diskusi sehingga dapat menunjang pengerjaan dan penyelesaian UP.

Orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan permissive indulgent biasanya memanjakan anaknya. Orangtua terlalu membebaskan mahasiswa dalam segala hal tanpa adanya tuntutan ataupun kontrol, mahasiswa dibolehkan untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Orangtua memberi kasih sayang pada anaknya, namun kurang disertai batasan dalam bertingkah laku. Hal ini mengakibatkan mahasiswa menjadi kurang dapat mengandalkan diri sendiri, suka mendominasi orang lain, ataupun suka melawan. Tingkah laku yang demikian dapat berpengaruh pada pengerjaan UP. Mahasiswa terbiasa untuk diikuti semua keinginannya, dimanjakan, tidak terbiasa dengan adanya tuntutan dan disiplin. Dalam mengerjakan UP, mahasiswa merasa tanpa perlu berusaha, orangtua sudah menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan untuk dirinya. Mahasiswa tidak dituntut untuk menyelesaikan tanggung jawabnya untuk segera lulus, orangtua sekedar memenuhi kebutuhan anak. Keadaan yang demikian dapat menyebabkan mahasiswa bebas melakukan apa yang


(28)

ia kehendaki. Self-control yang dimiliki mahasiswa cenderung kurang karena tidak terbiasa mengikuti aturan. Mahasiswa tidak memenuhi jadwal yang sudah ditetapkan, misalnya dalam mengerjakan revisi atau bimbingan dengan dosen. Mahasiswa kurang bisa memprioritaskan kegiatan, misalnya dengan mendahulukan bermain dibandingkan mengerjakan UP. Tidak adanya tuntutan namun tetap diberi perhatian menyebabkan mahasiswa kurang dapat bertanggung jawab, begitu pula ketika mengerjakan dan menyelesaikan UP. Mahasiswa tidak merasa diberi beban, tidak ada kecemasan dalam diri yang mendorong mahasiswa untuk segera mengerjakan dan menyelesaikan UP, sehingga mahasiswa kurang termotivasi dan terpacu untuk segera menyelesaikan UP, dan akhirnya melakukan penundaan. Tidak terbiasa mengatur waktu pun menyebabkan mahasiswa kurang mampu meregulasi dirinya sendiri, sehingga jadwal bimbingan pun tidak dipenuhi dan akibatnya UP tidak selesai dalam satu semester.

Orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan permissive neglectfull biasanya cenderung kurang peduli akan kebutuhan mahasiswa, mengabaikan keinginan mahasiswa. Orangtua tidak menuntut, jarang berkomunikasi secara terbuka dengan mahasiswa. Kondisi demikian dapat dikatakan lenient atau rendah pengawasan. Kondisi lenient akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik, karena tidak adanya pengawasan akan mendorong seseorang untuk berperilaku tidak tepat waktu (Dossett, dkk, Bijou, dkk, dalam Ferrari, dkk., 1995). Dalam pengerjaan UP, mahasiswa merasa tidak diawasi dan tidak diberi batasan waktu dalam mengerjakan baik oleh dosen maupun oleh orangtua, sehingga mahasiswa merasa


(29)

20

Universitas Kristen Maranatha terpacu karena tidak adanya target untuk segera dicapai. Mahasiswa tidak termotivasi baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Mahasiswa cenderung tidak merasa cemas apabila tidak mampu memenuhi target dari fakultas karena orangtua tidak memberi sanksi apapun. Tidak adanya perhatian maupun aturan ini dapat menyebabkan mahasiswa cenderung berlambat-lambat dalam mengerjakan dan menyelesaikan UP, baik itu menyusun lay-out UP, mencari ataupun membaca teori, maupun menyusun metodologi penelitian sehingga tidak bisa selesai tepat waktu yaitu dalam satu semester.

Faktor–faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah kondisi fisik dan psikis. Keadaan fisik dan kondisi kesehatan yang lemah dapat mengakibatkan mahasiswa menunda mengerjakan UP. Misalnya faktor kelelahan atau fatigue. Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak (Bruno, 1998; Millgram, dalam Ferrari, dkk, 1995). Mahasiswa yang mempunyai jadwal yang padat atau sambil bekerja paruh waktu atau aktif dalam organisasi sehingga waktunya habis digunakan untuk kegiatan-kegiatan di luar UP dan kegiatan tersebut menyebabkan mahasiswa lelah dapat pula menyebabkan perilaku prokrastinasi semakin sering dilakukan dalam pengerjaan UP.

Kondisi psikis mahasiswa juga dapat memengaruhi terjadinya prokrastinasi. Menurut Millgram., dkk.(dalam Rizvi,1998), trait kepribadian individu yang turut memengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya self regulation. Tuntutan sebagai mahasiswa adalah mampu mandiri dalam


(30)

merencanakan, mengatur, dan melaksanakan rencana, misalnya dalam time management. Dalam hal mengerjaan tugas UP, mahasiswa yang mampu mengatur dan membagi waktu dalam menyusun jadwal bimbingan dan jadwal kegiatan lain mempunyai resiko lebih kecil untuk menunda pengerjaan UP.

Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan memengaruhi prokrastinasi, dimana semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk prokrastinasi akademik (Briordy, dalam Ferrari, dkk, 1995). Rendahnya self-control pun akan memengaruhi perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Mahasiswa yang kurang bisa mengontrol dirinya dalam bermain, mengerjakan UP, maupun melakukan kegiatan lain dapat mengakibatkan prokrastinasi semakin sering dilakukan.

Tingkat kecemasan yang dimiliki juga dapat memengaruhi prokrastinasi akademik. Kecemasan akan kemampuan bersosialisasi, takut gagal dalam mengerjakan tugas karena merasa tidak mampu, dapat membuat mahasiswa menunda mengerjakan dan memilih melakukan aktivitas lain yang dihayati lebih menyenangkan untuk meredakan kecemasannya, seperti melakukan hobi atau relaksasi. Pengalihan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pengerjaan dan penyelesaian UP sangat merugikan mahasiswa karena dapat mengakibatkan adanya kesenjangan waktu dari target yang telah ditetapkan untuk menyelesaikan UP.

Berdasarkan uraian dapat dilihat bahwa pola asuh yang diterapkan orangtua kepada mahasiswa berhubungan dengan prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa Universitas ‘X’ dalam hal pengerjaan dan penyelesaian UP.


(31)

22

Universitas Kristen Maranatha Bagan Kerangka Pikir

Bagan 1.5 Bagan Kerangka Pikir Dimensi : 1. Kontrol 2. Afeksi -Kondisi fisik -Kondisi psikis Tipe : 1.authoritarian 2.authoritative 3.permissive indulgent 4. permissive neglectfull Mahasiswa yang Mengontrak UP Tinggi Pola Asuh

Orangtua Prokrastinasi

Akademik

Rendah

Aspek :

1.penundaan dalam memulai dan menyelesaikan menyusun laporan UP 2. kelambanan dalam menyusun laporan UP

3.kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam menyusun laporan UP

4. kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan dibanding menyusun laporan UP


(32)

1.6Asumsi

 Pola Asuh orangtua merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tingkah laku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Pola Asuh orangtua dibagi menjadi 4 yaitu tipe authoritarian, authoritative, dan permissive neglectfull dan permissive indulgent.

 Prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dapat berupa penundaan dalam memulai dan menyelesaikan UP, kelambanan dalam mengerjakan UP, kesenjangan waktu antara rencana dan kenyataan dalam mengerjakan UP, dan kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dihayati lebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan UP.

 Pola Asuh orangtua merupakan salah satu faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1.7Hipotesis

Terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” yang mengontrak UP di Bandung.


(33)

77

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diketahui gambaran umum mengenai hubungan pola asuh orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengontrak UP di

Universitas “X”, dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pola asuh yang diterima dari orangtua mempunyai hubungan yang kurang erat dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Artinya semakin sering mahasiswa menghayati mendapatkan kontrol dan afeksi dari orangtua belum tentu semakin sering melakukan prokrastinasi. Sebaliknya, semakin jarang mahasiswa menghayati mendapatkan kontrol dan afeksi dari orangtuanya belum tentu semakin jarang melakukan prokrastinasi akademik terkait pengerjaaan dan penyelesaian Usulan Penelitian.

2. Faktor dalam diri mahasiswa yang memengaruhi prokrastinasi akademik adalah kecemasan dan time-management. Sebagian besar mahasiswa (75%) yang menghayati sering merasa cemas dan sebagian besar mahasiswa (71.4%) yang menghayati mampu mengatur dan membagi waktu dalam melakukan aktivitas diketahui jarang melakukan prokrastinasi. Sementara faktor fisik


(34)

yaitu cacat secara fisik, mudah lelah, mudah sakit dan faktor psikis yaitu motivasi internal dan eksternal serta kemampuan self-control diketahui tidak memengaruhi prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian sejenis, disarankan agar meneliti faktor eksternal yang dapat memengaruhi mahasiswa dalam melakukan prokrastinasi akademik, yaitu penelitian mengenai hubungan antara kecemasan dan time-management dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah UP.

5.2.2 Saran Praktis

1) Bagi pihak fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengumumkan deadline yang pasti terkait pengumpulan UP jauh-jauh hari sebelumnya agar mahasiswa dapat memperhitungkan waktu dan persiapan untuk mengumpulkan UP tepat waktu.

2) Bagi pihak dosen pembimbing UP Fakultas Psikologi Universitas “X”, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk


(35)

79

Universitas Kristen Maranatha membuat jadwal bimbingan teratur dan berkesinambungan dengan mahasiswa bimbingannya, misalnya dengan menerapkan aturan minimal tatap muka seminggu sekali dan menerapkan sanksi apabila mahasiswa melanggar peraturan tersebut.

2) Bagi mahasiswa fakultas psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian, disarankan untuk meningkatkan pengetahuan dan penguasaan mengenai teori penelitian UP, dan disarankan juga untuk mengatur waktu dengan efektif dalam mengerjakan UP, misalnya dengan membuat jadwal (schedule) yang teratur dengan dosen pembimbing.


(36)

Baumrind, D. 1991. The influence of parenting style on adolescent competence and substance use. Journal of Early Adolescence, 11(1), 56-95.

Becker (1964)., Wijk, H., and Molander, H. 2009 “Family and friend provide most social support for the bereaved” Palliative Medicine vol 23 pp 141-149. Burka dan Yuen, 1983; dalam Solomon dan Rothblum.1984. Procrastination in

College Student Is a Marker for Unhealthy Behaviors, Study Indicates. The Chronicle of Higher Education.

Ferrari, J.R. Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. 1995. Procrastination and task Avoidance, Theory, Research and Treathment. New York: Plenum Press Fuhrmann, B.S. 1990 Adolescence. 2nd ed. Glenview, Illionis: A Devision of

Scott,Foresman and Company

Hurlock, E.B. (1989). Developmental Psychology. A Life-Span Approach. India: Tata McGraw- Hill Pub. Company Ltd.. 8th ed (reprinted)

Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodology : A step-by-step Guide For Beginners. London : SAGE Publications Ltd.

Maccoby, E., and C.N. Jacklin .1980. Psychology of Sex Differences. Stanford ; Stanford University Press.

Santrock, J.W, 1985, Adult Development and Aging, Iowa : Wm, C. Brown. Sumadi Suryasubrata.1983. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif).

Jakarta: Bumi Aksara.

Sutrisno Hadi.1987. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.


(37)

81

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

 (Darling & Steinberg, 1993 (diterbitkan 2007). The Relationship among Parenting Styles Experienced during Childhood, Anxiety, Motivation, and Academic Success in College Students. [Versi Elektronik]. Journal college student retention, 9, 149-167.

 (http://www.carleton.ca/tpychyl/, diakses 11 Agustus 2011

 http://www.mwsc.edu/psychology/research/ psy302, diakses pada 5 September 2011

 http://www.rusmanmalili.com/pdf/prokrastinasi-akademik-pdf.html, diakses pada 8 Desember 2011

www.dikti.go.id, diakses pada 8 Maret 2012

 Glassman., M. (2001). Power through appointment [Electronic version]. Social Science Research, 29, 535-555.

 http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/statistika_probilitas/bab1-teknik_penarikan_sampel.pdf, diakses pada 1 April 2012


(1)

1.6Asumsi

 Pola Asuh orangtua merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tingkah laku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

Pola Asuh orangtua dibagi menjadi 4 yaitu tipe authoritarian, authoritative, dan permissive neglectfull dan permissive indulgent.

 Prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dapat berupa penundaan dalam memulai dan menyelesaikan UP, kelambanan dalam mengerjakan UP, kesenjangan waktu antara rencana dan kenyataan dalam mengerjakan UP, dan kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dihayati lebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan UP.

 Pola Asuh orangtua merupakan salah satu faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1.7Hipotesis

Terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” yang mengontrak UP di Bandung.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diketahui gambaran umum mengenai hubungan pola asuh orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengontrak UP di Universitas “X”, dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pola asuh yang diterima dari orangtua mempunyai hubungan yang kurang erat dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Artinya semakin sering mahasiswa menghayati mendapatkan kontrol dan afeksi dari orangtua belum tentu semakin sering melakukan prokrastinasi. Sebaliknya, semakin jarang mahasiswa menghayati mendapatkan kontrol dan afeksi dari orangtuanya belum tentu semakin jarang melakukan prokrastinasi akademik terkait pengerjaaan dan penyelesaian Usulan Penelitian.

2. Faktor dalam diri mahasiswa yang memengaruhi prokrastinasi akademik adalah kecemasan dan time-management. Sebagian besar mahasiswa (75%) yang menghayati sering merasa cemas dan sebagian besar mahasiswa (71.4%) yang menghayati mampu mengatur dan membagi waktu dalam melakukan aktivitas diketahui jarang melakukan prokrastinasi. Sementara faktor fisik


(3)

yaitu cacat secara fisik, mudah lelah, mudah sakit dan faktor psikis yaitu motivasi internal dan eksternal serta kemampuan self-control diketahui tidak memengaruhi prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian sejenis, disarankan agar meneliti faktor eksternal yang dapat memengaruhi mahasiswa dalam melakukan prokrastinasi akademik, yaitu penelitian mengenai hubungan antara kecemasan dan time-management dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah UP.

5.2.2 Saran Praktis

1) Bagi pihak fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengumumkan

deadline yang pasti terkait pengumpulan UP jauh-jauh hari sebelumnya agar

mahasiswa dapat memperhitungkan waktu dan persiapan untuk mengumpulkan UP tepat waktu.

2) Bagi pihak dosen pembimbing UP Fakultas Psikologi Universitas “X”, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk


(4)

79

membuat jadwal bimbingan teratur dan berkesinambungan dengan mahasiswa bimbingannya, misalnya dengan menerapkan aturan minimal tatap muka seminggu sekali dan menerapkan sanksi apabila mahasiswa melanggar peraturan tersebut.

2) Bagi mahasiswa fakultas psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian, disarankan untuk meningkatkan pengetahuan dan penguasaan mengenai teori penelitian UP, dan disarankan juga untuk mengatur waktu dengan efektif dalam mengerjakan UP, misalnya dengan membuat jadwal (schedule) yang teratur dengan dosen pembimbing.


(5)

Baumrind, D. 1991. The influence of parenting style on adolescent competence and

substance use. Journal of Early Adolescence, 11(1), 56-95.

Becker (1964)., Wijk, H., and Molander, H. 2009 “Family and friend provide most

social support for the bereaved” Palliative Medicine vol 23 pp 141-149.

Burka dan Yuen, 1983; dalam Solomon dan Rothblum.1984. Procrastination in

College Student Is a Marker for Unhealthy Behaviors, Study Indicates. The

Chronicle of Higher Education.

Ferrari, J.R. Johnson, J.L. & Mc Cown, W.G. 1995. Procrastination and task

Avoidance, Theory, Research and Treathment. New York: Plenum Press

Fuhrmann, B.S. 1990 Adolescence. 2nd ed. Glenview, Illionis: A Devision of Scott,Foresman and Company

Hurlock, E.B. (1989). Developmental Psychology. A Life-Span Approach. India: Tata McGraw- Hill Pub. Company Ltd.. 8th ed (reprinted)

Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodology : A step-by-step Guide For Beginners. London : SAGE Publications Ltd.

Maccoby, E., and C.N. Jacklin .1980. Psychology of Sex Differences. Stanford ; Stanford University Press.

Santrock, J.W, 1985, Adult Development and Aging, Iowa : Wm, C. Brown. Sumadi Suryasubrata.1983. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif).

Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

 (Darling & Steinberg, 1993 (diterbitkan 2007). The Relationship among Parenting Styles Experienced during Childhood, Anxiety, Motivation, and Academic Success in College Students. [Versi Elektronik]. Journal college student retention, 9, 149-167.

 (http://www.carleton.ca/tpychyl/, diakses 11 Agustus 2011

 http://www.mwsc.edu/psychology/research/ psy302, diakses pada 5 September 2011

 http://www.rusmanmalili.com/pdf/prokrastinasi-akademik-pdf.html, diakses pada 8 Desember 2011

www.dikti.go.id, diakses pada 8 Maret 2012

 Glassman., M. (2001). Power through appointment [Electronic version].

Social Science Research, 29, 535-555.

 http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/statistika_probilitas/bab1-teknik_penarikan_sampel.pdf, diakses pada 1 April 2012


Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Mengenai Kecemasan Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 29

Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Mata KUliah Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 1 37

Studi Korelasi Mengenai Self-Efficacy dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2008 yang Mengontrak Usulan Penelitian di Universitas “X” Bandung.

0 0 38

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Kembali Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

2 7 33

Hubungan Antara Self-Control dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Usulan Penelitian di Fakultas "X" Universitas "Y" Bandung.

0 0 51

Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2006 Fakultas Psikologi di Universitas "X" Bandung (Penelitian Ini Dilakukan Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian Lanjutan).

1 1 37

Studi Korelasi Antara Derajat Stress Dengan Derajat Sense of Humor Pada Mahasiswa Yang Mengontrak Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 38

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Baru Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

0 0 53

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

4 6 26

Hubungan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan dan Prokrastinasi Akademik (Penelitian Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyelesaikan Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung).

4 7 54