Rancangan dan Uji Coba Konseling Individu Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pada Guru Tetap SMAK "X" Jakarta.

(1)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Rancangan dan Uji Coba Konseling Individu untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dalam Bekerja pada Guru Tetap SMAK “X” Jakarta. Maksud penelitian adalah mengujicobakan rancangan konseling individu sebagai intervensi untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada guru tetap SMAK “X” Jakarta. Adapun tujuan dari penelitian adalah memperoleh rancangan konseling individu yang teruji yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada guru tetap SMAK “X”Jakarta

Penelitian ini digolongkan ke dalam metode quasi experimental. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner berdasarkan teori Mc.Clelland. Alat ukur tersebut diberikan pada 11 orang guru tetap sebagai responden penelitian yang mengikuti pre-test. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah konseling dan motivasi berprestasi.

Hasil Penelitian menjelaskan bahwa dari 11 guru sebagai responden penelitian pada pretest menunjukkan 6 orang (54.55% dari responden) memiliki motivasi berprestasi tinggi dan 5 orang (45.45% dari responden) memiliki motivasi berprestasi rendah. Konseling diberikan kepada responden yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Jumlah responden yang bersedia mengikuti proses konseling adalah 2 orang. Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap uji coba rancangan program konseling adalah adanya respon positif dari responden.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah rancangan program konseling belum teruji digunakan untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang rendah pada guru SMAK “X” Jakarta. Hal ini dikarenakan belum dilakukannya post test untuk mengukur seberapa besar dampak konseling pada motivasi berprestasi. Namun, konseling yang dilakukan mendapatkan umpan balik positif dari responden. Dari hasil penelitian ini diajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya : dilakukan post-test terhadap intervensi konseling untuk mengetahui efektivitas dari intervensi tersebut serta menggunakan subjek penelitian yang lebih besar dari lingkungan sekolah yang lebih bervariasi.


(2)

ABSTRACT

The title of the research is trial of design and Individual Counseling to Improve Achievement Motivation in Work on permanent teachers of SMAK "X" Jakarta. Intension of this research is to trial the individual counseling design as an intervention to improve achievement motivation of SMAK "X" Jakarta. As for the research of this purpose is to obtain the proven individual counseling design that can be used to increase achievement motivation of permanent teachers in SMAK "X" Jakarta.

This research is classified into quasi experimental methods. The Measuring instruments used in this study is a questionnaire based on the theory Mc.Clelland. The measuring instrument was given to 11 permanent teachers as research respondents who followed the pre-test. The variables that will be examined in this study is counseling and achievement motivation. Trial counseling program design evaluation using evaluation sheets counseling given to respondents counseling.

Research explains that of the 11 teachers as respondents in the pretest study showed 6 people (54.55% of the respondents) have high achievement motivation. Meanwhile, 5 people (45.45% of the respondents) have low achievement motivation. Counseling given to respondents who have low achievement motivation. The number of respondents who are willing to follow the process of counseling is 2 people. The results of evaluation of the pilot counseling program design is the existence of a positive response and assist respondents in an increase in achievement motivation.

The conclusion of this research is untested counseling program designed is used to increase the low achievement motivation on teacher SMAK " X " Jakarta . This is because it does not yet post-test to measure how big the impact of counseling on achievement motivation . However , counseling is done to get a positive feedback from the respondents . From the results of this study presented some suggestions for further research : do the post-test counseling against intervention to determine the effectiveness of these interventions and the use of research subjects greater than the school environment more varied .


(3)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………..i

Lembar Orisinalitas LaporanPenelitian………...ii

Lembar Pernyataan Publikasi Penelitian………iii

Abstrak………iv

Kata Pengantar………....vi

Daftar Isi………..ix

Daftar Tabel……….……….xiii

Daftar Bagan………..…………...xiv

Daftar Lampiran………...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………1

1.2 Identifikasi Masalah………...7

1.3 Maksud dan Tujuan………7

1.3.1 Maksud Penelitian………..7

1.3.2 Tujuan Penelitian ………...7

1.4 Kegunaan Penelitian………...7

1.4.1 Kegunaan Teoritis……….7


(4)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Motivasi Berprestasi……….9

2.1.1 Pengertian Motivasi………..9

2.1.2 Pengertian Motivasi Berprestasi……….10

2.1.3 Karakteristik Individu yang memiliki Motivasi Berprestasi………..11

2.2 Guru………13

2.2.2 Pengertian Guru………..13

2.2.2 Peran Guru………..14

2.2.3 Kinerja Guru………..……….15

2.2.3.1 Pengertian Kinerja……….……….15

2.2.3.2 Pengertian Kinerja Guru………….………16

2.2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja………17

2.2.4 Kompetensi Guru………18

2.2.5 Penilaian Kinerja………22

2.3 Hubungan antara Motivasi dan Berprestasi dan Kinerja………23

2.4 Bentuk Intervensi……….…...24

2.5 Konseling………...…....….28

2.5.1 Definisi Konseling………..26

2.5.2 Tujuan Konseling………...27

2.5.3 Langkah-Langkah Konseling………..30

2.6 Tahapan Perkembangan Karir ………...32


(5)

2.9 Hipotesa Penelitian……….42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian………..43

3.2 Variabel Penelitian………..44

3.2.1 Definisi Konseptual………....44

3.2.1.1 Konseling………… ………..44

3.2.1.2 Motivasi Berprestasi ………..44

3.2.2 Definisi Operasional………...44

3.2.2.1 Konseling ………..44

3.2.2.2 Motivasi Berprestasi ………..45

3.3 Metode Pengumpulan Data……….46

3.4 Alat Ukur Motivasi Berprestasi ……….47

3.5 Validitas Alat Ukur Motivasi Berprestasi………...48

3.6 Reliabilitas Alat Ukur Motivasi Berprestasi………...49

3.7 Subjek Penelitian……….………...50

3.7.1 Karakteristik Populasi ……….50

3.8 Rancangan Program Konseling………..50

3.8.1 Waktu………...50

3.8.2 Tempat………..50

3.8.3 Rancangan Konseling Individual……….51


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil………56

4.1.1 Gambaran Responden Penelitian ………..56

4.1.2 Gambaran Responden Penelitian pada saat Pre-Test……….56

4.1.3 Gambaran Motivasi Berprestasi Responden………..58

4.1.4 Gambaran Responden yang Mengikuti Konseling……….59

4.1.5 Hasil Umpan Balik Konseling………61

4.2 Pembahasan………65

4.2.1 Motivasi Berprestasi Guru……….65

4.2.2 Proses Konseling………66

4.2.2.1 Responden A………..………67

4.2.2.2 Responden B………..………70

4.3 Keterbatasan Penelitian………..75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan……….77

5.2. Saran………...….77

5.2.1. Saran Teoritis………..77

5.2.2 Saran Praktis………...78

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4 Pembagian item-item dalam Kuesioner

Kuesioner Motivasi Berprestasi………..47

Tabel 3.4.2 Penilaian Jawaban Motivasi Berprestasi……….48

Tabel 3.6 Reliabilitas Kriteria Guilford………..50

Tabel 3.8.3 Rancangan Program Konseling Individual……….52

Tabel 4.1.2 Gambaran Responden secara Keseluruhan Pada saat Pre-Test………57

Tabel 4.1.3 Gambaran Motivasi Berprestasi………..58

Tabel 4.1.4 Gambaran Responden Penelitian pada Saat Intervensi………...59


(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.7 Bagan Kerangka Pikir………41 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian………43


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6

Kuesioner Motivasi Berprestasi

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Motivasi Berprestasi Validitas Item Alat Ukur Motivasi Berprestasi

Lembar Evaluasi Konseling

Lembar Kesediaan Mengikuti Konseling


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan Indonesia menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tinggi atau rendahnya sumber daya manusia merupakan cerminan dari tinggi atau rendahnya mutu pendidikan. UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. The United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2011 melaporkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indonesia mengalami penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan ke-121 dari 185 negara. Data terakhir menunjukkan kenaikan, namun jika dilihat jumlah negara partisipan, hasilnya, Indonesia tidak naik peringkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia masih tertinggal. Data lain yang diperoleh dari artikel pada website BBC 2012 memberitakan bahwa menurut tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson bahwa Sistem Pendidikan Indonesia menempati Peringkat terendah di dunia (Kompasiana, 2013)


(11)

2

Sumber daya manusia yang merupakan ujung tombak pendidikan terletak pada guru. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan (BPSDMPK) dan Peningkatan Mutu Pendidikan (PMP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Syahwal Gultom memberikan pernyataan yang dijelaskan dalam Antara News (27 September 2013), bahwa mutu dan kualitas guru di Tanah Air saat ini masih rendah. Berdasarkan data tersebut perlu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sekaligus mutu pendidikan yaitu dengan meningkatkan kinerja guru.

Guru yang memiliki kinerja yang baik adalah pada saat guru berhasil menunjukkan bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik di dalam proses pembelajaran. Kinerja guru mempunyai kriteria tertentu. Kinerja dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang seorang guru. Kompetensi guru berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Macam-macam kompetensi yang harus dimiliki guru antara lain berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 (dalam Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2008), yaitu : kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui profesi


(12)

3

Pengertian setiap kompetensi itu adalah sebagai berikut : pertama, kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; kedua, kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik; ketiga, yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat; keempat, yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran dan substansi keilmuan yang menaungi materinya serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuwan. Kompetensi-kompetensi tersebut bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Kinerja guru merupakan faktor penting bagi keberhasilan pendidikan sekaligus menilai tingkat kualitas seorang guru.

Demikian juga SMAK “X” sebagai sekolah yang memiliki target menjadikan siswa-siswi yang berkarakter terhadap iman kristiani serta memliki prestasi-prestasi akademik. Sehingga dengan target tersebut diharapkan guru-guru yang memiliki kompetensi yang menunjang serta kinerja yang tinggi dimana guru diharapkan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja yang


(13)

4

oleh Kepala Sekolah. Adapun yang menjadi kriteria penilaian seorang guru dilihat dari absensi, keterlambatan kerja, supervisi.

Status pada guru-guru SMAK “X” Jakarta terdiri dari status guru tetap dan guru honor. Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan kepada guru tetap dengan melihat penilaian kinerja guru yang memiliki status guru tetap cenderung lebih rendah daripada guru honor. Hal lain yang menyebabkan penelitian ini lebih difokuskan pada guru tetap adalah banyaknya tugas dan tanggung jawab yang tidak diselesaikan tepat waktu ataupun tidak dilakukan sesuai job description yang telah diatur lebih banyak terjadi pada guru tetap.

Jumlah guru tetap pada SMAK “X” Jakarta terdiri dari 11 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Sekolah menunjukkan 9 dari 11 guru, memiliki tingkat keterlambatan yang tinggi. 7 dari 11 orang guru memiliki tingkat ketidakhadiran yang tinggi. Hasil penilaian supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terdapat 5% guru dalam kategori di atas rata-rata, 9% guru dalam kategori rata-rata atas, 18 % guru dalam kategori rata-rata bawah, dan 18% guru dalam kategori dibawah rata-rata. Penyebab ketidakhadiran dan keterlambatan yang tinggi dikarenakan macetnya lalu lintas, urusan keluarga, kondisi kesehatan guru, dan lain sebagainya. Nilai supervisi yang memiliki nilai dalam kategori rata-rata bawah disebabkan tidak dilaksanakannya beberapa hal dalam proses pengajaran seperti tidak adanya penyampaian tujuan pembelajaran di awal pembelajaran, tidak dilakukan penyampaian penarikan kesimpulan pada materi pelajaran, cara mengajar yang cenderung monoton, berkas-berkas untuk supervisi


(14)

5

memiliki nilai dalam kategori di bawah rata-rata disebabkan tidak adanya persiapan mengajar. Hal lain yang menunjukkan rendahnya kinerja guru tetap disebabkan oleh banyaknya tugas-tugas yang tidak diselesaikan dengan tepat waktu, sikap guru di kelas dalam mengajar ataupun di dalam kelas, dan sikap guru terhadap anak didik. Paling terbesar adalah penyelesaian tugas yang tidak tepat waktu atau tidak diselesaikan.

Teguran dan peringatan sudah diberikan pada guru yang memiliki tingkat keterlambatan, ketidakhadiran yang tinggi, penyelesaian tugas yang tidak tepat waktu, namun tidak menunjukkan adanya perubahan. Menurut Kepala Sekolah, tidak adanya perubahan dikarenakan tidak adanya kompensasi yang diberikan dari pihak yayasan jika para guru melakukan pekerjaan yang sesuai dengan standard atau aturan yang diberikan selain itu para guru tetap, cenderung merasa lebih aman karena status guru tetap yang mereka sandang.

Peneliti melakukan wawancara dengan 7 orang guru yang menunjukkan nilai kinerja yang cenderung rendah. Dari hasil wawancara tersebut dinyatakan bahwa dua orang guru mengatakan tugas-tugas terlalu banyak, sulit membagi waktu dan adanya masalah keluarga. Lima orang guru yang lain mengatakan bahwa selain tugas yang banyak, guru-guru tidak mendapatkan kompensasi dari ketepatan penyelesaian tugas-tugas yang diberikan, selain itu pimpinan yaitu Kepala Sekolah cenderung memberikan teguran ataupun kritik dibanding ucapan terima kasih ataupun pujian jika tugas diselesaikan tepat waktu. Hal tersebut membuat keinginan mereka menurun untuk melakukan dan menyelesaikan


(15)

6

Rendahnya kinerja yang terjadi pada guru tetap tidaklah disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki oleh para guru. Kepala Sekolah menegaskan bahwa para guru tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik dan memadai sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan sebagai seorang guru. Sehingga dari indikasi yang terlihat di atas, penyebab rendahnya kinerja adalah rendahnya motivasi berprestasi guru. Menurut Robbins (2001) kinerja diartikan sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan (ability) dan motivasi (motivation) sehingga kinerja = f ( A x M ). Jika ada yang tidak memadai, kinerja itu akan dipengaruhi secara negatif. Sebagaimana dijelaskan bahwa guru memiliki kemampuan yang memadai namun motivasi yang dimiliki guru tidak memadai sehingga kinerja guru rendah. Indikasi tersebut didukung dari hasil kuesioner motivasi berprestasi yang diberikan kepada 11 orang guru tetap didapatkan gambaran motivasi berprestasi guru yaitu 5 orang dari guru tetap memiliki motivasi berprestasi yang rendah. Ini menunjukkan hampir setengah dari guru tetap memiliki motivasi berprestasi yang rendah. Adapun kuesioner motivasi berprestasi ini disusun berdasarkan teori motivasi berprestasi dari McClelland yang terdiri dari aspek tanggung jawab, mempertimbangkan resiko, umpan balik dan kreatif-inovatif.

Penelitian ini juga dikhususkan untuk membuat rancangan intervensi yang diberikan kepada guru sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasinya. Adapun rancangan intervensi yang dilakukan adalah konseling individu. Konseling individu dilakukan untuk mendengarkan aspirasi para guru selain itu


(16)

7

motivasi beprestasi mereka sehingga terjadi perubahan perilaku dalam bekerja serta meningkatnya penilaian kinerja.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat ditarik suatu identifikasi masalah yaitu: Apakah rancangan konseling individu yang dibuat dalam penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi berprestasi guru tetap SMAK “X” Jakarta.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Mengujicobakan rancangan konseling individu untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada guru tetap SMAK “X” Jakarta.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

Memperoleh rancangan konseling individu yang teruji yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada guru tetap SMAK “X” Jakarta.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoritis

Memperkaya khasanah Psikologi Industri dan Organisasi dan Psikologi Pendidikan khususnya dalam proses konseling dalam peningkatan


(17)

8

1.4.2 Kegunaan praktis

• Memberikan informasi mengenai pentingnya motivasi berprestasi bagi guru di dalam bekerja. Informasi ini pun dapat digunakan sebagai feedback kepada guru yang bersangkutan.

• Rancangan intervensi konseling dapat pula menjadi panduan bagi sekolah untuk diimplementasikan agar guru dapat tetap meningkatkan motivasi berprestasi agar terciptanya siswa yang berprestasi serta peningkatan mutu pendidikan di sekolah.


(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka disimpulkan hal-hal berikut :

1. Rancangan program konseling belum teruji untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang rendah pada guru SMAK “X” Jakarta karena belum dilakukan pengukuran post-test

2. Program konseling yang dirancang mendapatkan umpan balik positif dari responden.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan saran teoritis dan saran praktis sebagai berikut :

5.2.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian ini tidak dilakukan post-test terhadap intervensi konseling untuk mengetahui efektivitas dari intervensi tersebut sehingga untuk penelitian selanjutnya, dilakukan post test untuk melihat efektivitas dari intervensi yang telah dilakukan serta dapat diketahui dampak perubahan pada variabel penelitian sebelum dan sesudah diberikan konseling


(19)

78

2. Pada penelitian selanjutnya, item pada pre-test mengarah pada tugas guru yang lebih spesifik sehingga pada pemberian intervensi dapat lebih sesuai yaitu bagian tugas apa yang dilakukan guru yang menurunkan motivasi berprestasi

3. Melakukan penelitian lanjutan pada penelitian selanjutnya mengenai konseling sebagai intervensi dalam meningkatkan motivasi berprestasi dengan menggunakan subjek penelitian yang lebih besar dan dari lingkungan sekolah yang lebih bervariasi.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil pre test bagi sekolah, perlu dilakukan suatu sesi diskusi berkala untuk peningkatan motivasi berprestasi guru sehingga terjadi peningkatan motivasi berprestasi yang konsisten dan dapat berdampak pada kinerja guru serta mutu pendidikan sekolah.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rahman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana As`ad Moh. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Galia Indonesia

Brammer, L.,M., Abrego, P.,J., & Shorstrom., E.,L. 1993. Therapeutic Counselling and Psychotherapy. 6th edition. Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall

Cummings, Thomas G. & Worley, Christopher G. (2009). Organizational Development & Change. Canada: South Western Cengage Learning. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta. 2008

Gibson, dkk. 1987. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid 1, Alih Bahasa Djarkasih, Erlangga, Jakarta

Graziano, A.M & M.L. Raulin. 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, 4th ed. Boston: Allyn & Bacon

Hall, C.S. & Lindzey, G. 1978. Theories of personality. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Henson, K. T. & Eller, B. F. 1999. Educational Psychology for Effective Teaching. Belmont : Wadsworth Publishing Company.

McClelland, D.C.et al. 1953. The Achievement Motives. New York : Appleton Century Croffts

McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. New York : Cambridge University Pers

McCormick, Ernest. J., Tiffin, Joseph.1979. Industrial Psychology. 6th edition. New Delhi: Prentice -Hall of India.

McLeod, John. 2006. Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus. Jakarta : Kencana


(21)

Narayana Rao, S. 1981. Counselling Psychology. New Delhi : Tata McGraw – Hill Pusbilshing Company Limited

Osipow, SH. 1983. Theories of Career Development (3rd ed). New Jersey : Prentice Hall Internasional Inc.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008.Perilaku Organisasi. Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat

Sitepu, N. 1995. Analisis Korelasi.Bandung: Unit Pelayanan Statistika FMIPA Universitas Padjajaran

Steers, R.M., & Porter, L.W., 1987. Motivation and Work Behavior. USA: McGraw-Hill inc

Willis, Sofyan S. 2010. Konseling Individual (Teori & Praktek). Bandung: Alfabeta

Suparlan. 2008. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Winkel, W.S. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia


(22)

DAFTAR RUJUKAN

Munawaroh, Azizatul.2012. Program Intervensi Achievement Motivation Training untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pegawai pada Kantor Pelayanan Percontohan A. Depok: Tesis Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Psikologi Peminatan Terapan Sumber Daya Manusia.

Brahmasari. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinandan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya padaKinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT Pei Hai International Wiratama Indonesia) .Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 1, No 2 Ayal, Jimmy. 2013. Kemdikbud Akui Kualitas Guru masih Rendah.

http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah. Akses : 12 Maret 2014

Dellasera, Qory. 2013. Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei). http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. Akses : 26 Maret 2014

Tania, Joan . 2012. Perancangan dan Uji Coba Modul Achievement Motivation Training untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dalam Bekerja pada Karyawan Produksi Level Pelaksana di PT “X” Farmasi Bandung. Bandung: Tesis Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Arninditha, Nadya. 2012. Pemberian Coaching dan Konseling untuk

Meningkatkan Perilaku Proaktif dan Menurunkan Intensi untuk Keluar pada Executive Trainee Batch 4(Studi pada PT. XYZ). Depok: Tesis Program Sudi Psikologi Profesi Peminatan Psikologi Industri dan Organisasi


(1)

1.4.2 Kegunaan praktis

• Memberikan informasi mengenai pentingnya motivasi berprestasi bagi

guru di dalam bekerja. Informasi ini pun dapat digunakan sebagai feedback kepada guru yang bersangkutan.

• Rancangan intervensi konseling dapat pula menjadi panduan bagi sekolah

untuk diimplementasikan agar guru dapat tetap meningkatkan motivasi berprestasi agar terciptanya siswa yang berprestasi serta peningkatan mutu pendidikan di sekolah.


(2)

77 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka disimpulkan hal-hal berikut :

1. Rancangan program konseling belum teruji untuk meningkatkan motivasi

berprestasi yang rendah pada guru SMAK “X” Jakarta karena belum dilakukan pengukuran post-test

2. Program konseling yang dirancang mendapatkan umpan balik positif dari

responden.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan saran teoritis dan saran praktis sebagai berikut :

5.2.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian ini tidak dilakukan post-test terhadap intervensi konseling untuk mengetahui efektivitas dari intervensi tersebut sehingga untuk penelitian selanjutnya, dilakukan post test untuk melihat efektivitas dari intervensi yang telah dilakukan serta dapat diketahui dampak perubahan pada variabel penelitian sebelum dan sesudah diberikan konseling


(3)

2. Pada penelitian selanjutnya, item pada pre-test mengarah pada tugas guru yang lebih spesifik sehingga pada pemberian intervensi dapat lebih sesuai yaitu bagian tugas apa yang dilakukan guru yang menurunkan motivasi berprestasi

3. Melakukan penelitian lanjutan pada penelitian selanjutnya mengenai

konseling sebagai intervensi dalam meningkatkan motivasi berprestasi dengan menggunakan subjek penelitian yang lebih besar dan dari lingkungan sekolah yang lebih bervariasi.

5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil pre test bagi sekolah, perlu dilakukan suatu sesi diskusi berkala untuk peningkatan motivasi berprestasi guru sehingga terjadi peningkatan motivasi berprestasi yang konsisten dan dapat berdampak pada kinerja guru serta mutu pendidikan sekolah.


(4)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rahman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana As`ad Moh. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Galia Indonesia

Brammer, L.,M., Abrego, P.,J., & Shorstrom., E.,L. 1993. Therapeutic

Counselling and Psychotherapy. 6th edition. Englewood Cliffs. NJ:

Prentice Hall

Cummings, Thomas G. & Worley, Christopher G. (2009). Organizational Development & Change. Canada: South Western Cengage Learning. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta. 2008

Gibson, dkk. 1987. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid 1, Alih Bahasa Djarkasih, Erlangga, Jakarta

Graziano, A.M & M.L. Raulin. 2000. Research Methods, A Process of Inquiry, 4th ed. Boston: Allyn & Bacon

Hall, C.S. & Lindzey, G. 1978. Theories of personality. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Henson, K. T. & Eller, B. F. 1999. Educational Psychology for Effective

Teaching. Belmont : Wadsworth Publishing Company.

McClelland, D.C.et al. 1953. The Achievement Motives. New York : Appleton Century Croffts

McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. New York : Cambridge University Pers

McCormick, Ernest. J., Tiffin, Joseph.1979. Industrial Psychology. 6th edition. New Delhi: Prentice -Hall of India.

McLeod, John. 2006. Pengantar Konseling : Teori dan Studi Kasus. Jakarta : Kencana

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Suparlan


(5)

Hill Pusbilshing Company Limited

Osipow, SH. 1983. Theories of Career Development (3rd ed). New Jersey :

Prentice Hall Internasional Inc.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008.Perilaku Organisasi. Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat

Sitepu, N. 1995. Analisis Korelasi.Bandung: Unit Pelayanan Statistika FMIPA Universitas Padjajaran

Steers, R.M., & Porter, L.W., 1987. Motivation and Work Behavior. USA: McGraw-Hill inc

Willis, Sofyan S. 2010. Konseling Individual (Teori & Praktek). Bandung: Alfabeta

Suparlan. 2008. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Winkel, W.S. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia


(6)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Munawaroh, Azizatul.2012. Program Intervensi Achievement Motivation Training untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pegawai pada Kantor Pelayanan Percontohan A. Depok: Tesis Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Psikologi Peminatan Terapan Sumber Daya Manusia.

Brahmasari. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinandan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya padaKinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT Pei Hai International Wiratama Indonesia) .Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 1, No 2 Ayal, Jimmy. 2013. Kemdikbud Akui Kualitas Guru masih Rendah.

http://www.antaranews.com/berita/397722/kemdikbud-akui-kualitas-guru-masih-rendah. Akses : 12 Maret 2014

Dellasera, Qory. 2013. Kualitas Pendidikan Indonesia (Refleksi 2 Mei). http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html. Akses : 26 Maret 2014

Tania, Joan . 2012. Perancangan dan Uji Coba Modul Achievement Motivation Training untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dalam Bekerja pada Karyawan Produksi Level Pelaksana di PT “X” Farmasi Bandung. Bandung: Tesis Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Arninditha, Nadya. 2012. Pemberian Coaching dan Konseling untuk

Meningkatkan Perilaku Proaktif dan Menurunkan Intensi untuk Keluar pada Executive Trainee Batch 4(Studi pada PT. XYZ). Depok: Tesis Program Sudi Psikologi Profesi Peminatan Psikologi Industri dan Organisasi