Efek Larvasida Infusa Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Larva Aedes sp.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

EFEK LARVISIDA INFUSA BUAH DELIMA (Punica granatum L.) TERHADAP LARVA Aedes sp.

Bima Indra Permana, 2012

Pembimbing 1 : Hj. Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes., PA (K) Pembimbing 2 : Rita Tjokropranoto, dr., Msc

Latar Belakang Nyamuk Aedes sp. merupakan vektor terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue. Selama 4 dekade, Indonesia menjadi negara dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara, sehingga diperlukan upaya pengendalian vektor yang lebih baik. Temephos telah digunakan sebagai kontrol utama, namun penggunaan yang terlalu sering telah menimbulkan resistensi, sehingga dibutuhkan bahan alternatif sebagai pengganti kontrol. Buah delima dapat menjadi alternatif yang baik untuk pengendalian nyamuk.

Tujuan Penelitian mengetahui efek larvisida dari infusa buah delima terhadap larva Aedes sp.

Metode Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Data yang diukur adalah jumlah larva yang mati setelah 24 jam pemberian infusa.

Hasil Penelitian Hasil Uji ANOVA untuk seluruh perlakuan konsentrasi infusa buah delima menunjukkan nilai F : 127,419 dengan nilai p = 0,000. Hasil Uji Tukey HSD menunjukkan infusa buah delima dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 2% dan 4% memberikan perbedaan yang sangat signifikan terhadap kelompok kontrol negatif akuades dengan p = 0,001, dan infusa buah delima dengan konsentrasi 4% memilifi efek yang setara dengan temephos.

Simpulan Buah delima memiliki efek larvisida terhadap larva Aedes sp


(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

LARVICIDE EFFECT OF POMEGRANATE FRUIT (Punica granatum L.) ON Aedes sp. LARVAE

Bima Indra Permana

Tutor 1: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes Tutor 2: Rita Tjokropranoto, dr., MSc

Background: Aedes sp. was known as a primary vector of Dengue Hemorrhagic

Fever. Indonesia was a country with highest incidence in South East Asia in four decades, thus, a better vector control is required. Temephos has been used as primary control, but repetitive uses caused resistency, thus, alternative control could be a good option. One of good option is Pomegranate.

Purpose: Finding larvicide effect of infused Pomegranate fruit on Aedes sp. larvae.

Method: The design of this research is comparative laboratory experimental research with completely randomized design (CRD). Data measured is dead larvae after 24 hours.

Results: ANOVA results for all treatment shown p value = 0.000. Tukey HSD

test shown that 0.5%, 1%, 2% and 4% infused pomegranate was highly significant compared to negative control aquadest with p value = 0.000, and 4% infused pomegranate has commensurate effect compared to temephos.

Conclusion: Pomegranate fruit has larvicide effect on Aedes sp. larvae.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Cover ... i

Surat Pernyataan... ii

Lembar persetujuan ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

Kata pengantar ... vi

Daftar isi ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi masalah ... 2

1.3 Maksud dan tujuan ... 2

1.4 Manfaat penelitian ... 2

1.5 Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian ... 3

1.6 Kerangka pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit yang disebabkan Nyamuk Aedes ... 4

2.1.1 Demam Berdarah Dengue ... 4

2.1.2 Chikungunya ... 5

2.1.3Yellow Fever ... 5

2.1.4 Zika ... 5

2.2 Penanganan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes ... 5

2.3 Upaya Pengendalian Vektor Nyamuk Aedes sp ... 6

2.3.1 Kebersihan Lingkungan ... 6

2.3.2 Larvisida ... 6


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.3.4 Indoor Residual Spray... 6

2.4 Nyamuk Aedes sp ... 7

2.4.1 Siklus hidup Nyamuk Aedes sp. ... 7

2.4.1.1 Telur ... 8

2.4.1.2 Larva ... 8

2.4.1.3 Pupa ... 9

2.4.1.4 Nyamuk dewasa ... 10

2.5 Temephos ... 11

2.5.1 Resistensi Aedes terhadap temephos ... 11

2.6 Buah Delima... 12

2.6.1 Taksonomi Buah Delima ... 13

2.6.2 Kandungan Buah Delima ... 13

2.6.3 Buah Delima sebagai larvisida ... 14

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat,Bahan, dan Subjek Penelitian ... 15

3.1.1 Alat Penelitian ... 15

3.1.2 Bahan penelitian ... 15

3.1.3 Subjek Penelitian ... 15

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

3.3 Metode Penelitian... 16

3.3.1 Desain penelitian ... 16

3.3.2 Variabel penelitian ... 16

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 16

3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 16

3.3.3 Besar Pengulangan dan Replikasi ... 17

3.4 Prosedur Penelitian... 18

3.4.1 Persiapan Bahan Uji ... 18

3.4.2 Pembuatan Infusa ... 18

3.4.3 Penghitungan Dosis ... 19


(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.5.1 Hipotesis Statistik ... 19

3.5.2 Kriteria Uji ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian... 20

4.2 Uji Hipotesis ... 23

4.3 Pembahasan ... 24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 26

5.2 Saran ... 26

Daftar pustaka ... 27

Lampiran ... 30


(6)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Terhitung dari tahun 1968-2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2010).

Angka kematian DBD di Indonesia pada awal-awal terjadinya kasus sangat tinggi. Menurut data Kemenkes tahun 2014, provinsi dengan Angka kematian tertinggi adalah Jawa Barat (178 kematian), Jawa Timur (159 kematian) dan Jawa Tengah (107 kematian). Angka kematian nasional telah mengalami penurunan, tetapi terdapat 5 provinsi dengan Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian yang masih tinggi (>2%) yaitu Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Gorontalo dan Maluku. Hal ini perlu mejadi perhatian bagi provinsi yang belum memenuhi target agar meningkatkan upaya yang dapat menurunkan angka tersebut (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Beberapa upaya pencegahan DBD adalah program 4M (mencuci, menguras, mengubur, dan memantau), pengendalian vektor nyamuk Aedes antara lain penyemprotan dengan menggunakan insektisida dan penggunaan kelambu. Sedangkan untuk pengendalian larva nyamuk digunakan larvisida dengan bahan kimia dan kontrol biologis menggunakan ikan pemakan jentik. Kontrol secara kimia merupakan komponen yang paling penting dalam usaha pengendalian vektor (Sukowati, 2010).

Temephos, insektisida organofosfat, adalah larvisida yang disarankan oleh WHO. Penggunaan temephos yang terlalu sering menimbulkan resistensi seperti yang terjadi di Kamboja, Brazil dan beberapa negara di Asia Tenggara (Shetty, et al 2015). Terdapatnya bukti resistensi dari larva Aedes sp., diharapkan ada usaha pemanfaatan tanaman sebagai pengganti temephos (Ghosh, et al., 2012). Salah satunya adalah menggunakan buah delima (Punica granatum L.).


(7)

2 Universitas Kristen Maranatha Buah delima telah diteliti memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, antiaterosklerotik dan anti kanker, selain itu buah ini juga kaya akan senyawa yang berpotensi sebagai larvisida yaitu alkaloid, tannin dan terpenoid (Sreekumar, et al., 2014). Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa senyawa alkaloid, tannin dan terpenoid tersebut memiliki efek larvisida terhadap Aedes sp. Sehingga diharapkan buah delima dapat menjadi larvisida alternatif pengganti temephos (Cania & Setyanimgrum, 2013).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah infusa buah delima (Punica granatum L.) berefek larvisida terhadap

larva nyamuk Aedes sp.

2. Apakah infusa buah delima (Punica granatum L.) dengan konsentrasi 4%

memiliki efek yang setara dengan temephos.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah buah delima dapat bersifat sebagai larvisida.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah air infusa buah delima (Punica granatum L.) berefek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp. dan untuk mengetahui apakah air infusa buah delima (Punica granatum L.) memiliki efek yang setara dengan temephos.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat akademis dari penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang efek larvisida alami dari tumbuhan yaitu Punica granatum L.

Manfaat praktisnya adalah memberitahukan kepada masyarakat bahwa buah delima dapat digunakan sebagai salah satu terapi alternatif dalam pemutusan rantai demam berdarah.


(8)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 (Mekanisme Buah Delima sebagai Larvisida) Buah delima (Punica granatum L.) memiliki beberapa senyawa yang diketahui berefek larvisida. Senyawa tersebut antara lain adalah alkaloid, tanin dan terpenoid (Sreekumar, et al., 2014). Alkaloid bersifat toksik terhadap larva, yang bekerja sebagai racun saraf bagi larva dengan menghambat enzim acethylcholinesterase yang menyebabkan larva paralisis. Kematian disebabkan oleh paralisis otot pernafasan larva (Zammit, et al., 2014).

Kandungan lain yang berefek larvisida yaitu terpenoid yang bersifat antifeedant terhadap larva. Senyawa ini memberikan efek penurunan kemampuan untuk mencari nutrisi pada larva yang menyebabkan kematian karena kelaparan. Senyawa antifeedant bekerja pada sistem saraf larva yang menghambat stimulasi makan (Arivoli & Tennyson, 2013).

Tannin juga bersifat toksik dan mengganggu proses penyerapan protein larva yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan. Tannin memiliki kemampuan untuk menginaktivasi adenosin, enzim, dan protein sel. Selain itu senyawa ini juga mendestruksi membran sel larva yang akhirnya menyebabkan kematian larva. (Lumowa & Nova, 2015).


(9)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Infusa buah delima berefek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp.

2. Infusa buah delima konsentrasi 4% memiliki efek yang setara dengan


(10)

26 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

a. Infusa buah delima memiliki efek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp. b. Infusa dengan konsentrasi 4% memiliki efek setara dengan temephos.

5.2 Saran

a. Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan lain dari buah delima. b. Penelitian mengenai onset kerja dari sifat larvisida buah delima.

c. Dapat dilakukan penelitian efek larvisida buah delima dalam bentuk sediaan lain seperti ekstrak.


(11)

27 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arivoli, S., & Tennyson, S. (2013). Antifeedant activity, developmental indices and morphogenetics variations of plant extracts against Spodoptera litura (Fab (Lepidoptera : Noctuidae)). Journal of Entomogy and Zoology Studies, 1(4), 92.

Aviram, M., & Rosenblat, M. (2012, October 10). Pomegranate Protection Against Cardiovascular Disease. Evidence BAsed Complementary and Alternative Medicine.

Bhowmik, D., Gopinath, H., Kumar, B. P., Duraivel, S., G., A., & Kumar, K. P. (2013). Medicinal Uses of Punica granatum and its health benefit. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(5).

Borghetti, F., Lima, E. C., & Silva, L. d. (2012, October 8). A simple procedure for the purifications of active fractions in aqueous extracts of plant with allelopathic properties. Acta Botanica Brasilica, 27(1).

Cania, E. B., & Setyanimgrum, E. (2013, February). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Legundi (vitex trifolia) terhadap larva Aedes aegypti. Medical Journal of Lampung University, 2(4).

Centers for Disease Control and Prevention. (2013, January 24). Clinical Description for Case Definition : Dengue. Retrieved January 31, 2016, from

Centers for Disease Control and Peevention:

http://www.cdc.gov/dengue/clinicalLab/caseDef.html

Dahham, S. S., Ali, M. N., Tabassum, H., & Khan, M. (2010). Studies of Antimicrobial and Antifungal Activity of Pomegranate (Punica granatum L.). American - Eurasian Journal of Agriculture and Environment, 9(3). Department of Defense USA. (2016, March 2). Aedes Msoquito Vector Control.

Armed Forces Vest Management Board Technical Guide, 47, 19-25. Doliba, N. M., Qin, W., Vinogradov, S. A., Wilson, D. F., & Matschinsky, F. M.

(2010, September). Palmitic acid acutely inhibits acetylcholine-but not GLP-! stimulated insulin secretion in most pancreatic islets. American Jounal of Physiology Endocrinology and Metabolism, 299(3).

Fischer, M. (2015). Dengue, Chikungunya and Other Mosquito-Borne Disease. CDC Pulic Health Grand Grounds, 3.

Ghosh, A., Chowdhury, N., & Chandra, G. (2012, May). Plant extracts as Potential Mosquito Larvicides. The Indian Journal of Medical Research, 135(5), 582-585.


(12)

28 Universitas Kristen Maranatha Grisales, N., Poupardin, R., Gomez, S., Fonseca-Gonzalez, I., Renson, H., &

Lenhart, A. (2013, September 13). Temephos Resistance in Aedes aegypti in Colombia Compromises Dengue Vector Control. PLOS Neglected Tropical Disease, 7(9), 1-2.

Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan Percobaan Aplikatif.

Kalu, I. G., Ofoegbu, U., Oreogbusi, J., Nwachukwu, C. U., & Ibeh, B. (2011, March 18). Larvicidal activities of ethanol extracts of Aliium sativum (garlic bulb) against the filarial vector, Culex quinquefasciatus. Journal of MEdicinal Plants Research, 4(6), 496-498.

Kemenkes RI. (2010, August). Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI, 2, 1.

Kementerian Kesehatan RI. (2015, January 8). Demam Berdarah Biasanya Meningkat di Bulan Januari. p. 2.

Kementrian Kesehatan RI. (2015, September). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Health Statistics, 154.

Kulkarni, A. P. (2010). Bioactive Molecules from Pomegranate Fruit Wast (Pith with Capillary Membrane). Central Food Tenchnological Research Institutes.

Laihad, F. J., Harijanto, P., & Poespoprodjo, J. R. (2011). Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Triwulan I, 11. Lestari, B. D., Gama, Z. P., & Rahardi, B. (2010). Identifikasi Nyamuk di Kelurahan

Sawojajar Kota Malang. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya.

Lumowa, T., & Nova, P. (2015). Larvicidal Activity of Syzygium plyanthum W. leaf extracts against Aedes Aegypti L Larvae. Program Health Science, 5(1), 103.

Mulyatno, K. C., Yamanaka, A., Ngadino, & Konishi, E. (2012, January). Resistance of Aedes aegypti Larvae to Temephos in Surabaya, Indonesia. South East Asian Journal Tropical Medical Public Health, 43(1), 2-3. Nugroho, A. D. (2013). Perbedaan Jumlah Kematian Larva Aedes aegypti Setelah

Pemberian Abate Dibandingkan Dengan Pemberian Serbuk Serai (Andropogon nardus). 2.

Owen, R. L. (2007, July 1). The Historican Medical Library of The College of Physicians of Philadelphia. Retrieved from http://www.historyofvaccines.org/content/female-and-male-aedes-aegypti


(13)

29 Universitas Kristen Maranatha Rahimi, H. R., Arastoo, M., & Ostad, S. N. (2011, October). A Comprehensve

Review of Punica granatum (Pomegranate) Properties in Toxicological, Pharmacological, Cellular and Molecular Biology Research. Iranian Journal of Pharmaceutical Research, 11(2).

Shetty, V., Sanil, D., & Shetty, N. (2015, January 5). Inheritance Pattern of Temephos Resistance, an Organophospate Insecticide, in Aedes aegypti (L.). Genetics Research International, 2.

Sreekumar, S., Sithul, H., Muraleedharan, P., Azeez, J. M., & Sreeharshan, S. (2014, April 10). Pomegranate Fruit as a Rich Source of Biologically Active Compounds. Biomed Research International.

Sukowati, S. (2010, August). Masalah Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Penegendaliannya di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi, 2. Tikar, S. N., Mendki, M. J., Sharma, A. K., Sukuraman, D., Veer, V., Prakash, S.,

& Parashar, B. D. (2011). Resistence status of the malaria vector mosquitoes Anoheles stephensi and Anopheles subpictus towards adulticides and larvicides in arid and semi-arid areas of India. Journal of Insect Science, 11(85), 2-6.

World Health Organization. (2010). Temephos. WHO Specifications and Evaluations For Public Health Pesticides.

Zammit, M., Shoemake, C., Attard, E., & Azzopardi, L. M. (2014, May 27). The Effect of Anabasine and Alkaloid Extracts of Nicotiana Glauca on Lepidopterous Larvae. International Journal of Biology, 6(3), 50.


(1)

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 (Mekanisme Buah Delima sebagai Larvisida) Buah delima (Punica granatum L.) memiliki beberapa senyawa yang diketahui berefek larvisida. Senyawa tersebut antara lain adalah alkaloid, tanin dan terpenoid (Sreekumar, et al., 2014). Alkaloid bersifat toksik terhadap larva, yang bekerja sebagai racun saraf bagi larva dengan menghambat enzim acethylcholinesterase yang menyebabkan larva paralisis. Kematian disebabkan oleh paralisis otot pernafasan larva (Zammit, et al., 2014).

Kandungan lain yang berefek larvisida yaitu terpenoid yang bersifat antifeedant terhadap larva. Senyawa ini memberikan efek penurunan kemampuan untuk mencari nutrisi pada larva yang menyebabkan kematian karena kelaparan. Senyawa antifeedant bekerja pada sistem saraf larva yang menghambat stimulasi makan (Arivoli & Tennyson, 2013).

Tannin juga bersifat toksik dan mengganggu proses penyerapan protein larva yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan. Tannin memiliki kemampuan untuk menginaktivasi adenosin, enzim, dan protein sel. Selain itu senyawa ini juga mendestruksi membran sel larva yang akhirnya menyebabkan kematian larva. (Lumowa & Nova, 2015).


(2)

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Infusa buah delima berefek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp.

2. Infusa buah delima konsentrasi 4% memiliki efek yang setara dengan


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

a. Infusa buah delima memiliki efek larvisida terhadap larva nyamuk Aedes sp. b. Infusa dengan konsentrasi 4% memiliki efek setara dengan temephos.

5.2 Saran

a. Perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan lain dari buah delima. b. Penelitian mengenai onset kerja dari sifat larvisida buah delima.

c. Dapat dilakukan penelitian efek larvisida buah delima dalam bentuk sediaan lain seperti ekstrak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arivoli, S., & Tennyson, S. (2013). Antifeedant activity, developmental indices and morphogenetics variations of plant extracts against Spodoptera litura (Fab (Lepidoptera : Noctuidae)). Journal of Entomogy and Zoology Studies, 1(4), 92.

Aviram, M., & Rosenblat, M. (2012, October 10). Pomegranate Protection Against Cardiovascular Disease. Evidence BAsed Complementary and Alternative Medicine.

Bhowmik, D., Gopinath, H., Kumar, B. P., Duraivel, S., G., A., & Kumar, K. P. (2013). Medicinal Uses of Punica granatum and its health benefit. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 1(5).

Borghetti, F., Lima, E. C., & Silva, L. d. (2012, October 8). A simple procedure for the purifications of active fractions in aqueous extracts of plant with allelopathic properties. Acta Botanica Brasilica, 27(1).

Cania, E. B., & Setyanimgrum, E. (2013, February). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Legundi (vitex trifolia) terhadap larva Aedes aegypti. Medical Journal of Lampung University, 2(4).

Centers for Disease Control and Prevention. (2013, January 24). Clinical Description for Case Definition : Dengue. Retrieved January 31, 2016, from

Centers for Disease Control and Peevention:

http://www.cdc.gov/dengue/clinicalLab/caseDef.html

Dahham, S. S., Ali, M. N., Tabassum, H., & Khan, M. (2010). Studies of Antimicrobial and Antifungal Activity of Pomegranate (Punica granatum L.). American - Eurasian Journal of Agriculture and Environment, 9(3). Department of Defense USA. (2016, March 2). Aedes Msoquito Vector Control.

Armed Forces Vest Management Board Technical Guide, 47, 19-25. Doliba, N. M., Qin, W., Vinogradov, S. A., Wilson, D. F., & Matschinsky, F. M.

(2010, September). Palmitic acid acutely inhibits acetylcholine-but not GLP-! stimulated insulin secretion in most pancreatic islets. American Jounal of Physiology Endocrinology and Metabolism, 299(3).

Fischer, M. (2015). Dengue, Chikungunya and Other Mosquito-Borne Disease. CDC Pulic Health Grand Grounds, 3.

Ghosh, A., Chowdhury, N., & Chandra, G. (2012, May). Plant extracts as Potential Mosquito Larvicides. The Indian Journal of Medical Research, 135(5),


(5)

582-Grisales, N., Poupardin, R., Gomez, S., Fonseca-Gonzalez, I., Renson, H., & Lenhart, A. (2013, September 13). Temephos Resistance in Aedes aegypti in Colombia Compromises Dengue Vector Control. PLOS Neglected Tropical Disease, 7(9), 1-2.

Hanafiah, K. A. (2005). Rancangan Percobaan Aplikatif.

Kalu, I. G., Ofoegbu, U., Oreogbusi, J., Nwachukwu, C. U., & Ibeh, B. (2011, March 18). Larvicidal activities of ethanol extracts of Aliium sativum (garlic bulb) against the filarial vector, Culex quinquefasciatus. Journal of MEdicinal Plants Research, 4(6), 496-498.

Kemenkes RI. (2010, August). Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI, 2, 1.

Kementerian Kesehatan RI. (2015, January 8). Demam Berdarah Biasanya Meningkat di Bulan Januari. p. 2.

Kementrian Kesehatan RI. (2015, September). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Health Statistics, 154.

Kulkarni, A. P. (2010). Bioactive Molecules from Pomegranate Fruit Wast (Pith with Capillary Membrane). Central Food Tenchnological Research Institutes.

Laihad, F. J., Harijanto, P., & Poespoprodjo, J. R. (2011). Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Triwulan I, 11. Lestari, B. D., Gama, Z. P., & Rahardi, B. (2010). Identifikasi Nyamuk di Kelurahan

Sawojajar Kota Malang. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya.

Lumowa, T., & Nova, P. (2015). Larvicidal Activity of Syzygium plyanthum W. leaf extracts against Aedes Aegypti L Larvae. Program Health Science, 5(1), 103.

Mulyatno, K. C., Yamanaka, A., Ngadino, & Konishi, E. (2012, January). Resistance of Aedes aegypti Larvae to Temephos in Surabaya, Indonesia. South East Asian Journal Tropical Medical Public Health, 43(1), 2-3. Nugroho, A. D. (2013). Perbedaan Jumlah Kematian Larva Aedes aegypti Setelah

Pemberian Abate Dibandingkan Dengan Pemberian Serbuk Serai (Andropogon nardus). 2.

Owen, R. L. (2007, July 1). The Historican Medical Library of The College of

Physicians of Philadelphia. Retrieved from


(6)

Rahimi, H. R., Arastoo, M., & Ostad, S. N. (2011, October). A Comprehensve Review of Punica granatum (Pomegranate) Properties in Toxicological, Pharmacological, Cellular and Molecular Biology Research. Iranian Journal of Pharmaceutical Research, 11(2).

Shetty, V., Sanil, D., & Shetty, N. (2015, January 5). Inheritance Pattern of Temephos Resistance, an Organophospate Insecticide, in Aedes aegypti (L.). Genetics Research International, 2.

Sreekumar, S., Sithul, H., Muraleedharan, P., Azeez, J. M., & Sreeharshan, S. (2014, April 10). Pomegranate Fruit as a Rich Source of Biologically Active Compounds. Biomed Research International.

Sukowati, S. (2010, August). Masalah Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Penegendaliannya di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi, 2. Tikar, S. N., Mendki, M. J., Sharma, A. K., Sukuraman, D., Veer, V., Prakash, S.,

& Parashar, B. D. (2011). Resistence status of the malaria vector mosquitoes Anoheles stephensi and Anopheles subpictus towards adulticides and larvicides in arid and semi-arid areas of India. Journal of Insect Science, 11(85), 2-6.

World Health Organization. (2010). Temephos. WHO Specifications and Evaluations For Public Health Pesticides.

Zammit, M., Shoemake, C., Attard, E., & Azzopardi, L. M. (2014, May 27). The Effect of Anabasine and Alkaloid Extracts of Nicotiana Glauca on Lepidopterous Larvae. International Journal of Biology, 6(3), 50.