Efek Jus Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Wanita Dewasa Penderita Hipertensi.
iv
ABSTRAK
EFEK JUS BUAH DELIMA (
Punica granatum
L.) TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA WANITA DEWASA
PENDERITA HIPERTENSI
Virgina Destiana S, 2013.
Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.
Pembimbing II : Rizna Tyrani, dr., M.Kes.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
stroke
dan
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007
menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. Salah satu
bahan alam yang secara empiris telah diketahui mempunyai efek menurukan
tekanan darah adalah buah delima (
Punica granatum L)
, kandungannya berupa
senyawa-senyawa antara lain kalium dan
soluble polyphenol
seperti
tannin,
ellagic tannin, anthocyanin, cathechin, gallic
dan
ellagic acid
.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek dari jus buah delima terhadap
penurunan tekanan darah khususnya pada wanita dewasa penderita hipertensi.
Metode penelitian adalah eksperimental semu dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan desain
pre test
dan
post test
. Penelitian ini dilakukan
pada 30 orang wanita dewasa penderita hipertensi dengan rentang usia 20-70
tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dalam satuan
mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi 200 ml jus delima dengan
menggunakan
Automatic Blood Pressure Monitor
. Analisis data menggunakan uji
t berpasangan dengan
α
=0,05.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa rerata tekanan darah setelah
mengonsumsi jus buah delima sebesar 142,93/95,37 mmHg lebih rendah
dibandingkan tekanan darah rerata sebelum meminum jus buah delima yaitu
sebesar 159,23/98,70 mmHg (p<0.01).
Kesimpulan penelitan adalah jus buah delima menurunkan tekanan darah pada
wanita dewasa penderita hipertensi.
(2)
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF POMEGRANATE JUICE (Punica granatum L.)
ON LOWERING BLOOD PRESSURE IN ADULT WOMEN WITH
HYPERTENSION
Virgina Destiana S, 2013
Tutor I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.
Tutor II : Rizna Tyrani, dr., M.Kes.
Hypertension is the third cause of death after stroke and tuberculosis, which
reached 6.7% of the population of deaths at all ages in Indonesia. Health
Research by
Riskesdas Balitbangkes
showed that the national prevalence of
hypertension in 2007 is 31.7%. One of the natural ingredients that are empirically
known could lower the blood pressure is pomegranate (Punica granatum L),
which the the ingredient are potassium and soluble polyphenols such as tannins,
ellagic tannins, anthocyanins, cathechin, gallic and ellagic acid.
The purpose of this study was to determine the effects of pomegranate juice on
blood pressure in hypertension adult.
The method used in this study is a quasi-experimental study with a completely
randomized design (CRD), with the design of pre-test and post test. The research
was conducted on 30 adult women with hypertension with age range 20-70 years,
measured systolic and diastolic blood pressure in units of mm Hg after and before
consuming 200 ml of pomegranate juice by using Automatic Blood Pressure
Monitor. Data analysis using a paired t test with
α
= 0.05.
The experimental results showed that the average blood pressure after consuming
pomegranate juice 142.93/95.37 mmHg lower than the mean blood pressure
before drinking pomegranate juice 159.23/98.70 mmHg (p <0.01).
The conclusion used in this study is pomegranate juice lowers blood pressure
in adult women with hypertension.
(3)
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
1.4.1 Manfaat Akademis ... 2
1.4.2 Manfaat Praktis ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis ... 4
1.6 Metode Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tekanan Darah ... 6
2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah ... 7
2.1.1.1 Faktor Utama ... 7
2.1.1.2 Faktor Tambahan ... 12
2.2 Cara Pengukuran Tekanan Darah ... 15
(4)
ix
2.4 Kelainan Tekanan Darah ... 24
2.4.1 Hipotensi ... 24
2.4.2 Hipertensi ... 24
2.4.2.1 Penyebab Hipertensi ... 24
2.5 Delima (Punica granatum L.) ... 32
2.5.1 Taksonomi dan Morfologi Tumbuhan ... 32
2.5.2 Kandungan Delima (Punica grantum L.) ... 34
2.5.3 Khasiat Delima (Punica grantum L.) ... 38
2.5.4 Toksisitas Delima(Punica grantum L.) ... 39
2.5.5 Efek Buah Delima terhadap Penrunan Tekanan Darah ... 40
BAB III BAHAN/ SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan/ Subjek Penelitian ... 42
3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 42
3.1.2 Subjek Penelitian ... 42
3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41
3.2 Metode Penelitian ... 43
3.2.1 Desain Penelitian ... 43
3.2.2 Variabel Penelitian ... 43
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 43
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 43
3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 44
3.3 Prosedur Kerja ... 44
3.3.1 Persiapan Subjek Penelitian ... 44
3.3.2 Persiapan Bahan Uji ... 45
3.3.3 Cara Pemeriksaan ... 45
3.3.4 Data Analisis ... 46
3.3.5 Aspek Etik Penelitian ... 47
(5)
x
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 48
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 54
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN ... 58
(6)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Definisi Bunyi Korotkoff ... 18
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Berdasarkan WHO ... 27
Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah JNC 7 ... 28
Tabel 2.4 Klasifikasi Hipertensi pada Usia di Atas 18 Tahun ... 28
Tabel 2.5 Kandungan Senyawa pada Buah Delima 154 Gram,105 kalori ... 35
Tabel 2.6 Kandungan Senyawa Buah Delima 100 Gram ... 35
Tabel 2.7 Kandungan Elemental Buah Delima ... 36
Tabel 4.1 Rentang Usia Subjek Penelitian ... 48
Tabel 4.2 Tekanan Darah Rerata Sistolik dan Diastolik Sesudah dan
Sebelum Meminum Jus Buah Delima ... 49
(7)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 Mekanisme Penurunan Tekanan Darah dengan Jus Buah Delima .. 3
Gambar 2.1 Faktor yang Menentukan Curah Jantung ... 8
Gambar 2.2 Pengukuran Tekanan Darah Metode Palpasi ... 17
Gambar 2.3 Pengukuran Tekanan Darah Metode Auskultasi ... 19
Gambar 2.4 Mekanisme Vasokontriktor Renin Angiotensin pada Pengaturan
Tekanan Arteri ... 21
Gambar 2.5 Sistem Renin Angiotensin ... 23
Gambar 2.6 Prinsip Terjadinya Hipertensi ... 30
(8)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 58
Lampiran II Informed Consent ... 59
Lampiran III Tabel Hasil Penelitian Perubahan Tekanan Darah
Sebelum dan Sesudah Minum Jus Buah Delima serta
Waktu Perubahannya ... 60
Lampiran IV Tabel Hasil Penelitian Perubahan Tekanan Sistolik
Sebelum dan Sesudah Minum Jus Buah Delima ... 61
Lampiran V Tabel Hasil Penelitian Tekanan Diastolik Sebelum dan
Sesudah Minum Jus Buah Delima ... 62
Lampiran VI
Tabel Paired Sample Statistics Tekanan Darah Setelah dan
Sebelum Meminum Jus Buah Delima (Punica grantum L.)
pada Wanita Dewasa Hipertensi ... 63
Lampiran VII Tabel Paired Sample Corellations Tekanan Darah Setelah
dan Sebelum Meminum Jus Buah Delima
(Punica granatum L.) pada Wanita Dewasa Hipertensi ... 64
Lampiran VIII Tabel Paired Sample Tests Tekanan Darah Setelah dan
Sebelum Meminum Jus Buah Delima (Punica granatum L.)
pada Wanita Dewasa Hipertensi ... 65
(9)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hipertensi menurut kriteria
JNC VII (The Seventh Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure
), 2003,
didefinisikan sebagai tekanan darah sistol 140 mmHg atau lebih atau tekanan
darah diastol 90 mmHg atau lebih, atau sedang dalam pengobatan antihipertensi
(American Heart Association
, 2003).
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
stroke
dan
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007
menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Pengendalian hipertensi merupakan sebuah proses yang rumit dan perlu
melibatkan beberapa disiplin ilmu, seperti ilmu gizi dan ilmu penyakit dalam.
Tujuannya untuk melakukan pencegahan primer, deteksi awal dan penanganan
yang memadai untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Hipertensi dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat seperti
mengurangi asupan garam, mengontrol berat badan dengan membatasi asupan
lemak, mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok dan melakukan aktivitas
fisik yang teratur. Hipertensi juga dapat diobati dengan menggunakan obat anti
hipertensi seperti
ACE inhibitor
, diuretik, kalsium antagonis, dan vasodilator.
Saat ini masyarakat sering memanfaatkan bahan alam karena
mempunyai
potensi menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain untuk penyakit hipertensi.
Salah satu bahan alam yang secara empiris telah diketahui mempunyai efek
menurunkan tekanan darah adalah buah delima. Kandungan senyawa-senyawa
yang terdapat di dalam buah delima antara lain
potassium
(Kalium) dan
soluble
polyphenol
seperti
tannin, ellagic tannin, anthocyanin, cathechin, gallic
dan
(10)
2
ellagic acid
(Dalimartha, 2011).
1.2
Identifikasi Masalah
Apakah jus buah delima dapat menurunkan tekanan darah terhadap wanita
dewasa penderita hipertensi ?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiah ini adalah untuk mengetahui efek jus buah delima terhadap
penurunan tekanan darah pada wanita dewasa penderita hipertensi.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Akademis
Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan farmakologi bahan alam, khususnya buah delima dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
1.4.2
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini untuk menjadikan buah delima sebagai obat
alternatif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
(11)
3
1.5
Kerangka Penelitian dan Hipotesis Penelitian
1.5.1
Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Mekanisme penurunan tekanan darah dengan jus buah delima
Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah
yaitu curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme terjadinya hipertensi
dipengaruhi oleh kadar renin yang beredar dalam darah dan bekerja dengan
mengkatalisis penguraian angiotensin menjadi angiotensin I. Angiotensin I
berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu angiotensin II dengan bantuan
Angiotensin
Converting Enzyme (ACE).
Angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan
darah karena bersifat sebagai vasokonstriktor dan dapat merangsang pengeluaran
aldosteron. Aldosteron meningkatkan tekanan darah dengan jalan retensi natrium.
Kalium sendiri adalah sebuah senyawa yang bisa membantu untuk menjaga
(12)
4
tekanan darah dan menyeimbangkan cairan dalam tubuh dengan cara mengurangi
retensi natrium dan air, sehingga terjadi penurunan volume plasma, curah jantung,
tekanan perifer, dan tekanan darah.. Selain kadar kalium yang tinggi, delima juga
memiliki sifat
ACE inhibitor
yang alami.
ACE inhibitor
alami ini mengurangi
kerja enzim, yang memicu tingginya tekanan darah, sampai 36% nya. Sifat seperti
ACE inhibitor
alami yang dimiliki senyawa
soluble polyphenols
soluble
polyphenol
seperti
tannin, ellagic tannin, anthocyanin, cathechin, gallic
dan
ellagic acid
. (Dalimartha, 2011).
Konsumsi jus delima yang kaya tanin, memiliki sifat anti-aterosklerosis yang
dapat berhubungan dengan anti-oksidatif kuat. Baru-baru ini antioksidatif terbukti
dapat mengurangi tekanan darah. Sebelumnya jus buah delima telah dibuktikan
dapat menipiskan aterosklerosis, sehingga jus buah delima dapat dijadikan
sebagai proteksi yang luas terhadap penyakit kardiovaskuler yang dapat
berhubungan dengan efek penghambatan stres oksidatif dan aktivitas
ACE
(Aviram M, 2001).
Penelitian sebelum yang sudah dilakukan adalah penelitian yang menyatakan
bahwa jus delima bekerja sebagia
ACE
inhibitor alami yang menurunkan kadar
ACE
sampai 36% dan mereduksi tekanan sistolik sebesar 5% . penelitian ini
dilakukan kepada penderita hipertensi yang mengonsumsi 50 ml jus buah delima
selama 2 minggu, yang mengandung 1.5 mmol polifenol total (Aviram M, 2001).
1.5.2
Hipotesis Penelitian
Jus buah delima menurunkan tekanan darah pada wanita dewasa penderita
hipertensi.
(13)
5
1.6
Metodologi Penelitian
Metodologi bersifat prospektif eksperimental semu dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan desain
pre test
dan
post test.
Data yang diukur adalah
tekanan darah sistol dan diastol (mmHg) sebelum dan sesudah minum jus delima.
Pengukuran dilakukan dengan cara gabungan palpasi dan auskultasi, pada posisi
duduk dengan tangan diletakkan diatas paha dan kaki menyentuh lantai. Analisis
data menggunakan uji t berpasangan dengan
α
= 0,05. Pengolahan data
menggunakan perangkat lunak komputer dengan kemaknaan berdasarkan nilai
p
≤
(14)
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Jus buah delima berefek menurunkan tekanan darah pada wanita dewasa
penderita hipertensi
5.2 Saran
Penelitian jus buah delima terhadap penurunan tekanan darah perlu dilanjutkan
dengan subjek penelitian yang lebih banyak dan pada subjek penelitian pria
penderita hipertensi.
Jus buah delima sebaiknya dikonsumsi secara rutin pada orang penderita
hipertensi dan juga orang normal untuk mencegah terjadinya pembentukan plak
yang berakhir dengan peningkatan tekanan darah tinggi.
Saran bagi masyarakat yang ingin menggunakan jus buah delima sebagai
pengobatan alternatif hipertensi sebaiknya dibuat dari buah delima yang segar
dan disertakan bijinya (di
blender
), karena adanya senyawa polifenol yang
berkhasiat dalam penurunan tekanan darah.
(15)
66
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Virgina Destiana Suhendar
NRP
: 1010038
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 5 Desember 1991
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Boeing Utara 22, Komplek Melong Green Garden,
Cimahi Selatan 40534
Riwayat Pendidikan :
SD YWKA, Bandung, Lulus Tahun 2004.
SMP Taruna Bakti, Bandung, Lulus Tahun 2007.
SMA Taruna Bakti, Bandung, lulus Tahun 2010.
(16)
Efek Jus Buah Delima (Punica granatum L.) terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Wanita Dewasa Penderita Hipertensi
Virgina Destiana S
.
1, Hana Ratnawati
2, Rizna Tyrani
3 1. Fakultas Kedokteran, Universitas Ktisten Maranatha, Bandung 2. Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung3. Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. Salah satu bahan alam yang secara empiris telah diketahui mempunyai efek menurukan tekanan darah adalah buah delima (Punica granatum L), kandungannya berupa senyawa-senyawa antara lain kalium dan soluble polyphenol seperti tannin, ellagic tannin, anthocyanin,
cathechin, gallic dan ellagic acid.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek dari jus buah delima terhadap penurunan tekanan darah khususnya pada wanita dewasa penderita hipertensi.
Metode penelitian adalah eksperimental semu dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan desain pre test dan post test. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang wanita dewasa penderita hipertensi dengan rentang usia 20-70 tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dalam satuan mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi 200 ml jus delima dengan menggunakan Automatic Blood Pressure Monitor. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa rerata tekanan darah setelah mengonsumsi jus buah delima sebesar 142,93/95,37 mmHg lebih rendah dibandingkan tekanan darah rerata sebelum meminum jus buah delima yaitu sebesar 159,23/98,70 mmHg (p<0.01).
Kesimpulan penelitan adalah jus buah delima menurunkan tekanan darah pada wanita dewasa penderita hipertensi.
Kata Kunci : Delima, Punica granatum L., Tekanan darah, Hipertensi.
ABSTRACT
Hypertension is the third cause of death after stroke and tuberculosis, which reached 6.7% of the
population of deaths at all ages in Indonesia. Health Research by Riskesdas Balitbangkes showed
that the national prevalence of hypertension in 2007 is 31.7%. One of the natural ingredients that are empirically known could lower the blood pressure is pomegranate (Punica granatum L), which the the ingredient are potassium and soluble polyphenols such as tannins, ellagic tannins, anthocyanins, cathechin, gallic and ellagic acid.
The purpose of this study was to determine the effects of pomegranate juice on blood pressure in hypertension adult.
The method used in this study is a quasi-experimental study with a completely randomized design (CRD), with the design of pre-test and post test. The research was conducted on 30 adult women with hypertension with age range 20-70 years, measured systolic and diastolic blood pressure in units of mm Hg after and before consuming 200 ml of pomegranate juice by using Automatic Blood Pressure
(17)
The experimental results showed that the average blood pressure after consuming pomegranate juice 142.93/95.37 mmHg lower than the mean blood pressure before drinking pomegranate juice 159.23/98.70 mmHg (p <0.01).
The conclusion used in this study is pomegranate juice lowers blood pressure in adult women with hypertension.
Keywords : Pomegranate, Punica granatum L., Blood Pressure, Hypertension
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga,yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (1).
Saat ini masyarakat sering memanfaatkan bahan alam karena mempunyai potensi menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain untuk penyakit hipertensi. Salah satu bahan alam yang secara empiris telah diketahui mempunyai efek menurukan tekanan darah adalah buah delima. Kandungan senyawa-senyawa yang terdapat di dalam buah delima antara lain potassium (Kalium) dan soluble
polyphenol seperti tannin, ellagic tannin,
anthocyanin, cathechin, gallic dan ellagic acid
(2) .
TUJUAN PENELITIAN
Inghin mengetahui apakah Jus Buah Delima dapat menurunkan tekanan darah.
ALAT, BAHAN, DAN CARA
Metode penelitian adalah eksperimental
semu dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan desain pre test dan post test. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan
α=0,05. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang
wanita dewasa penderita hipertensi dengan rentang usia 20-70 tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dalam satuan mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi jus delima dengan menggunakan
Automatic Blood Pressure Monitor. Subjek
penelitian diistirahatkan 10 menit, kemudian diukur tekanan darahnya dua kali dengan jeda 5 menit dan dirata-rata. Kemudian, subjek penelitian diberikan 200 ml jus buah delima yang harus dihabiskan sekaligus. Tunggu kembali 10 menit, kemudian tekanan darah diukur kembali dengan jeda 5 menit sampai dua
kali berturut-turut sama atau terjadi peningkatan kembali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Rentang Usia Subjek Penelitian Rentang
Usia (tahun)
Jumlah Persentase
(%)
26 – 30 2 6.67 31 - 35 4 13.33 36 – 40 6 20.00 41 – 45 7 23.33 46 – 50 6 20.00 51 – 55 1 3.33 56 - 60 1 3.33 61 – 65 1 3.33 66 – 70 2 6.67
TOTAL 30 100
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rerata usia terbanyak adalah antara 41 sampai 45 tahun, yaitu sebanyak 23,33%. Hal ini sesuai pendapat menurut Gunawan (2001) bahwa prevalensi hipertensi umumnya terjadi pada usia lebih darai 40 tahun dan sebuah jurnal telah dibuktikan proporsi kelompok usia 45-54 tahun dan lebih tua selalu lebih tinggi pada kelompok hipertensi dibandingkan responden yang mempunyai tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg dan belum pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan.
Terdapat 2 orang subjek penelitian berusia 26-30 tahun hal ini dilibatkan adanya faktor genetik. Pada rentang usaia 32-40 tahun terdapat 10 orang penderita hipertensi (33.3%).
Tingginya jumlah penderita hipertensi pada usia kurang dari 40 tahun kemungkinan dipicu
(18)
oleh faktor risiko seperti kebiasaan hidup yaitu kebiasaan makan mie instan dan gorengan serta stress pekerjaan yang dihadapinya.
Berdasarkan suatu jurnal Majalah Kedokteran Indonesia vol. 59 telah disimpulkan bahwa kelompok usia 25-34 tahun mempunyai risiko hipertensi 1,56 kali di- bandingkan usia 18-24 tahun. Risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan bertambahnya usia dan kelompok usia >75 tahun berisiko 11,53 kali.
Tabel 2 Tekanan Darah Rerata Sistol dan Diastol Sebelum dan Setelah Meminum Jus Buah Delima pada Wanita Hipertensi
Tabel 2 : Rerata tekanan darah sistolik sesudah meminum jus buah delima adalah sebesar 142,93 mmHg (SD=20,68) lebih rendah dibandingkan rerata tekanan darah sistol sebelum meminum jus buah delima sebesar 159,23 mmHg. (SD=19,48) dengan perbedaan sebesar 18,43 mmHg (p<0,01). Sedangkan rerata tekanan darah diastolik sesudah meminum jus buah delima adalah sebesar 95,37 mmHg (SD = 11,48) lebih rendah dibandingkan rerata tekanan darah sistolik sebelum meminum jus buah delima adalah sebesar 98.70 mmHg (SD=11,10) dengan perbedaan 3,33 mmHg (p<0,01).
DISKUSI
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm Hg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan (3). Nilai tekanan darah ditentukan oleh
perkalian Cardiac Output (CO) dengan Total
Perpheral Resistancel (TPR), (BP = CO X
TPR). Adanya perubahan pada salah satu dari kedua faktor tersebut tanpa disertai kompensasi dapat cenderung merubah nilai tekanan darah. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa per menit oleh ventrikel kiri atau kanan ke dalam aorta atau truncus pulmonalis. Banyaknya curah jantung ditentukan oleh frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup (CO = HR x SV). Isi sekuncup adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel setiap kali sistol. Tahanan perifer total (TPR) merupakan gabungan tahanan pembuluh darah perifer yang dipengaruhi oleh besar diameter pembuluh darah(4) (3).
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari 40 tahun) (5)
. Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The
Seventh Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and
treatment of High Blood Pressure), 2003,
didefinisikan sebagai tekanan darah sistol 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastol 90 mmHg atau lebih, atau sedang dalam pengobatan antihipertensi (6).
Hipertensi dibagi 2 jenis yaitu, hipertensi esensial atau hipertensi primer atau hipertensi idiopatik. Hipertensi jenis ini merupakan hipertensi tanpa didasari patologis yang jelas. Penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan (diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain) (7). Hipertensi jenis kedua yaitu hipertensi sekunder meliputi 5-10% dari semua kasus hipertensi, namun berbeda dengan hipertensi esensial, penyebab hipertensi sekunder bisanya dapat diobati. hipertensi yang termasuk dalam kelompok ini antar lain hipertensi akibat ginjal yaitu hipertensi renal, hipertensi hormonal, dan hipertensi neurogenik (8).
Penyebab Hipertensi digilongkan menjadi 3, yaitu faktor keturunan (genetik), ciri perseorangan (umur, jenis kelamin, dan ras), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain seperti meokok, konsumsi alkohol, dan obat-obatan) (5).
Penurunan tekanan darah sistol dan diastol setelah meminum jus buah delima dikarenakan buah delima mengandung senyawa flavonoid berupa antosianin yang berperan penting dalam N Rerata St.
Deviasi Uji t
Sistol
Pre 30 159,23 19,48
p<0,01 Post 30 142,93 20,68
Diastol
Pre 30 98,70 11,10
p<0,01 Post 30 95,37 11,48
(19)
menurunkan tekanan darah. Flavonoid akan mempengaruhi kerja dari angiotensin converting
enzyme (ACE) yang akan menghambat
perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, yang menyebabkan vasodilatasi sehingga TPR menurun dan dapat menurunkan tekanan darah. Kadar plasma angiotensin II dan aldosteron menurun, sedangkan kadar plasma angiotensin I dan aktivitas renin plasma meningkat karena mekanisme kompensasi. Sekresi aldosteron, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di samping sistem renin angiotensin, mungkin kembali ke nilai awal pada terapi jangka panjang. Karena efek vasokonstriksi angiotensin II paling kuat antara lain pada pembuluh darah ginjal, maka berkurangnya pembentukkan angiotensin II oleh penghambat ACE menimbulkan vasodilatasi renal yang kuat, sehingga terjadi peningkatan aliran darah ginjal. Penurunan tekanan darah oleh penghamabat ACE disertai dengan penurunan resistensi perifer, tanpa disertai refleks takikardi (9).
Selain itu buah delima mengandung kalium yang sangat tinggi (259 mg/100 g), sehingga kalium yang tinggi tersebut dapat menjaga tekanan osmotik, selain itu fungsi kalium ini dapat membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolism karbohidrat(10). Buah delima mengandung mineral Natrium yang sangat rendah (3 mg/ 100g). Hal ini menguntungkan karena natrium berpotensi menimbulkan hipertensi (10).
SIMPULAN
Jus buah delima menurunkan tekanan darah pada wanita dewasa penderita hipertensi.
SARAN
Penelitian jus buah delima terhadap
penurunan tekanan darah perlu dilanjutkan dengan subjek penelitian yang lebih banyak dan pada subjek penelitian pria penderita hipertensi. Jus buah delima sebaiknya dikonsumsi secara rutin pada orang penderita hipertensi dan juga orang normal untuk mencegah terjadinya pembentukan plak yang berakhir dengan peningkatan tekanan darah tinggi.
Saran bagi masyarakat yang ingin menggunakan jus buah delima sebagai pengobatan alternatif hipertensi sebaiknya dibuat dari buah delima yang segar dan disertakan bijinya (diblender), karena adanya senyawa polifenol yang berkhasiat dalam penurunan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. [Online].; 2012. Available from: HYPERLINK "http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press- release/810-hipertensi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html"2.
Dalimartha. Khasiat Buah dan Sayur Jakarta: Panebar Swadaya; 2011.3.
Guyton , Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th ed. Jakarta: EGC; 2008.4.
Sherwood l. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. 6th ed. Yesdelita dN, editor. Jakarta: EGC; 2011.5.
Gunawan dL. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta: Kanisius; 2001.6.
American Heart Association. Hypertension. American Heat Associaton Journals. 2003 December 1.7.
Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi FKUI. 5th ed. Gunawan SG, editor. Jakarta: Gaya Baru; 2007.8.
Silbernagl S, Lang F. Teks & Atlas Berwarna PATOFISIOLOGI Liena dTR&d, editor. Jakarta: EGC; 2007.9.
MS, BK. Principles and Practice og Phytotherapy London: Churchill Livingstone; 2000.10.
Anonim. Health Secret of Delima (Pomegranate) Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2012.11.
Aviram M DL. Pomegranate juice consumption inhibits serum angiotensin converting enzym activity and reduces systolic blood pressure. PubMed.gov US National Library of Medicine National Institutes of Health. 2001 September.12.
Wahgude H, Mohan M, Kasture S, Balaraman R. Punica granatum attenuates Angiotensin-II Induced Hypertension in Wistar Rats.International Journal of PharmaTech Research CODEN (USA). 2010 Jan-Mar; 2.
(20)
55
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. (2003, December 1). Hypertension. American Heat
Associaton Journals .
Anonim. (2012). Health Secret of Delima (Pomegranate). Jakarta, Indonesia: PT.
Elex Media Komputindo.
Aram, V. (2003). The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.
From http://www.jama-ama-assn.org
Aviram M, D. L. (2001, September). Pomegranate juice consumption inhibits
serum angiotensin converting enzym activity and reduces systolic blood
pressure. PubMed.gov US National Library of Medicine National
Institutes of Health .
Beevers, D. G. (2002). Tekanan Darah. (A. L. Ryadi, Ed.) Jakarta: Dian Rakyat.
Dalimartha, d. S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Vol. 3). Jakarta,
Indonesia: Puspa Swara.
Dalimartha, d. S., & Adrian, d. (2011). Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta, DKI
Jakarta, Indonesia: Panebar Swadaya.
Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. (2007). Farmakologi dan Terapi (5
ed.). (S. G. Gunawan, Ed.) Jakarta: Gaya Baru.
Ganong, W. F. (2005). Review of Medical Physiology. Singapore: Mc Graw Hill.
Gardner, F. S. (2007). Smart Treatment for High Blood Pressure. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Gunawan, d. L. (2001). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.
Guyton, & Hall. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (9 ed.). Jakarta,
Indonesia: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Textbook of Medical Physiology (11th Edition
ed.). (W. Schmitt, Ed.) Philadelphia: Elsevier Saunders.
(21)
56
Haq, F., Rehman, S., Ahmad, H., Iqbal, Z., & Ullah, R. (2012). Elemental
Analysis of Paeonia emodi and Punica granatum by Atomic Absorption
Spectroscopy. American Journal of Biochemistry .
Hariana, D. H. (2008). Tumbuhan Obat & Khasiatnya (Vol. seri 1). Jakarta,
Indonesia: Panebar Swadaya.
Houssay. (1955). Human Physiology. London, Toronto, New York: Mc Graw Hill
Book Company .
Ir. H. Rahmar, M. (2007). Delima. Yogyakarta, Indonesia: KANISIUS.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia) Retrieved from
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertensi-penyebab-kematian-nomeor-tiga.html
Mills. S., & Bone. K. (2000). Principles and Practice og Phytotherapy. London:
Churchill Livingstone.
Masud, I. (1996). Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: ECG.
Mohrman, D. E., & Heller, L. J. (2003). Cardiovascular Physiology (Vol. 5). New
York: Lange Medical Books.
Nafrialdi. (2007). Farmakologi dan Terapi FKUI (5 ed.). (S. G. Gunawan,
Penyunt.) Jakarta: Gaya Baru.
National Heart, Lung, and Blood Institute. (2004). The Seventh Reportof The
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health Publisher.
Scanlon, V. C., & Sanders, T. (2007). Philadelphia: F. A Davis Company.
Sherwood, l. (2011). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem (edisi 6 ed.). (d. N.
Yesdelita, Ed., & d. B. Pendit, Trans.) Jakarta: EGC.
Silbernagl, S., & Lang, F. (2007). Teks & Atlas Berwarna PATOFISIOLOGI. (d.
T. Liena, Ed., & d. I. Mochtar, Trans.) Jakarta, Indonesia: EGC.
The McGill Physiology Virtual Laboratory . (2013, July Tuesday). Retrieved from
http://www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/cardio/palpa.htm
The McGill Physiology Virtual Laboratory. (2013, July Tuesday). Retrieved from
http://www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/cardio/auscul.htm
(22)
57
Wahgude, H., Mohan, M., Kasture, S., & Balaraman, R. (2010). Punica granatum
attenuates Angiotensin-II Induced Hypertension in Wistar Rats.
International Journal of PharmaTech Research CODEN (USA) , 2.
Yogiantoro, M. (2006). Hipertensi Essensial Dalam Aru W Sudoyo, Bambang
Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam.
(1)
The experimental results showed that the average blood pressure after consuming pomegranate juice 142.93/95.37 mmHg lower than the mean blood pressure before drinking pomegranate juice 159.23/98.70 mmHg (p <0.01).
The conclusion used in this study is pomegranate juice lowers blood pressure in adult women with hypertension.
Keywords : Pomegranate, Punica granatum L., Blood Pressure, Hypertension PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga,yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (1).
Saat ini masyarakat sering memanfaatkan bahan alam karena mempunyai potensi menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain untuk penyakit hipertensi. Salah satu bahan alam yang secara empiris telah diketahui mempunyai efek menurukan tekanan darah adalah buah delima. Kandungan senyawa-senyawa yang terdapat di dalam buah delima antara lain potassium (Kalium) dan soluble polyphenol seperti tannin, ellagic tannin, anthocyanin, cathechin, gallic dan ellagic acid (2)
.
TUJUAN PENELITIAN
Inghin mengetahui apakah Jus Buah Delima dapat menurunkan tekanan darah.
ALAT, BAHAN, DAN CARA
Metode penelitian adalah eksperimental semu dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan desain pre test dan post test. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang wanita dewasa penderita hipertensi dengan rentang usia 20-70 tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dalam satuan mmHg setelah dan sebelum mengonsumsi jus delima dengan menggunakan Automatic Blood Pressure Monitor. Subjek penelitian diistirahatkan 10 menit, kemudian diukur tekanan darahnya dua kali dengan jeda 5 menit dan dirata-rata. Kemudian, subjek penelitian diberikan 200 ml jus buah delima yang harus dihabiskan sekaligus. Tunggu kembali 10 menit, kemudian tekanan darah diukur kembali dengan jeda 5 menit sampai dua
kali berturut-turut sama atau terjadi peningkatan kembali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Rentang Usia Subjek Penelitian Rentang
Usia (tahun)
Jumlah Persentase (%) 26 – 30 2 6.67 31 - 35 4 13.33 36 – 40 6 20.00 41 – 45 7 23.33 46 – 50 6 20.00 51 – 55 1 3.33 56 - 60 1 3.33 61 – 65 1 3.33 66 – 70 2 6.67
TOTAL 30 100
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rerata usia terbanyak adalah antara 41 sampai 45 tahun, yaitu sebanyak 23,33%. Hal ini sesuai pendapat menurut Gunawan (2001) bahwa prevalensi hipertensi umumnya terjadi pada usia lebih darai 40 tahun dan sebuah jurnal telah dibuktikan proporsi kelompok usia 45-54 tahun dan lebih tua selalu lebih tinggi pada kelompok hipertensi dibandingkan responden yang mempunyai tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg dan belum pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan.
Terdapat 2 orang subjek penelitian berusia 26-30 tahun hal ini dilibatkan adanya faktor genetik. Pada rentang usaia 32-40 tahun terdapat 10 orang penderita hipertensi (33.3%).
Tingginya jumlah penderita hipertensi pada usia kurang dari 40 tahun kemungkinan dipicu
(2)
oleh faktor risiko seperti kebiasaan hidup yaitu kebiasaan makan mie instan dan gorengan serta stress pekerjaan yang dihadapinya.
Berdasarkan suatu jurnal Majalah Kedokteran Indonesia vol. 59 telah disimpulkan bahwa kelompok usia 25-34 tahun mempunyai risiko hipertensi 1,56 kali di- bandingkan usia 18-24 tahun. Risiko hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan bertambahnya usia dan kelompok usia >75 tahun berisiko 11,53 kali.
Tabel 2 Tekanan Darah Rerata Sistol dan Diastol Sebelum dan Setelah Meminum Jus Buah Delima pada Wanita Hipertensi
Tabel 2 : Rerata tekanan darah sistolik sesudah meminum jus buah delima adalah sebesar 142,93 mmHg (SD=20,68) lebih rendah dibandingkan rerata tekanan darah sistol sebelum meminum jus buah delima sebesar 159,23 mmHg. (SD=19,48) dengan perbedaan sebesar 18,43 mmHg (p<0,01). Sedangkan rerata tekanan darah diastolik sesudah meminum jus buah delima adalah sebesar 95,37 mmHg (SD = 11,48) lebih rendah dibandingkan rerata tekanan darah sistolik sebelum meminum jus buah delima adalah sebesar 98.70 mmHg (SD=11,10) dengan perbedaan 3,33 mmHg (p<0,01).
DISKUSI
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm Hg) karena manometer air raksa telah dipakai sejak lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan (3). Nilai tekanan darah ditentukan oleh
perkalian Cardiac Output (CO) dengan Total Perpheral Resistancel (TPR), (BP = CO X TPR). Adanya perubahan pada salah satu dari kedua faktor tersebut tanpa disertai kompensasi dapat cenderung merubah nilai tekanan darah. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa per menit oleh ventrikel kiri atau kanan ke dalam aorta atau truncus pulmonalis. Banyaknya curah jantung ditentukan oleh frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup (CO = HR x SV). Isi sekuncup adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel setiap kali sistol. Tahanan perifer total (TPR) merupakan gabungan tahanan pembuluh darah perifer yang dipengaruhi oleh besar diameter pembuluh darah (4) (3).
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari 40 tahun) (5)
. Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan sebagai tekanan darah sistol 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastol 90 mmHg atau lebih, atau sedang dalam pengobatan antihipertensi (6).
Hipertensi dibagi 2 jenis yaitu, hipertensi esensial atau hipertensi primer atau hipertensi idiopatik. Hipertensi jenis ini merupakan hipertensi tanpa didasari patologis yang jelas. Penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan lingkungan (diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain) (7). Hipertensi jenis kedua yaitu hipertensi sekunder meliputi 5-10% dari semua kasus hipertensi, namun berbeda dengan hipertensi esensial, penyebab hipertensi sekunder bisanya dapat diobati. hipertensi yang termasuk dalam kelompok ini antar lain hipertensi akibat ginjal yaitu hipertensi renal, hipertensi hormonal, dan hipertensi neurogenik (8).
Penyebab Hipertensi digilongkan menjadi 3, yaitu faktor keturunan (genetik), ciri perseorangan (umur, jenis kelamin, dan ras), kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain seperti meokok, konsumsi alkohol, dan obat-obatan) (5).
Penurunan tekanan darah sistol dan diastol setelah meminum jus buah delima dikarenakan buah delima mengandung senyawa flavonoid berupa antosianin yang berperan penting dalam N Rerata St.
Deviasi Uji t
Sistol
Pre 30 159,23 19,48
p<0,01 Post 30 142,93 20,68
Diastol
Pre 30 98,70 11,10
p<0,01 Post 30 95,37 11,48
(3)
menurunkan tekanan darah. Flavonoid akan mempengaruhi kerja dari angiotensin converting enzyme (ACE) yang akan menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, yang menyebabkan vasodilatasi sehingga TPR menurun dan dapat menurunkan tekanan darah. Kadar plasma angiotensin II dan aldosteron menurun, sedangkan kadar plasma angiotensin I dan aktivitas renin plasma meningkat karena mekanisme kompensasi. Sekresi aldosteron, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di samping sistem renin angiotensin, mungkin kembali ke nilai awal pada terapi jangka panjang. Karena efek vasokonstriksi angiotensin II paling kuat antara lain pada pembuluh darah ginjal, maka berkurangnya pembentukkan angiotensin II oleh penghambat ACE menimbulkan vasodilatasi renal yang kuat, sehingga terjadi peningkatan aliran darah ginjal. Penurunan tekanan darah oleh penghamabat ACE disertai dengan penurunan resistensi perifer, tanpa disertai refleks takikardi (9).
Selain itu buah delima mengandung kalium yang sangat tinggi (259 mg/100 g), sehingga kalium yang tinggi tersebut dapat menjaga tekanan osmotik, selain itu fungsi kalium ini dapat membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses metabolism karbohidrat(10). Buah delima mengandung mineral Natrium yang sangat rendah (3 mg/ 100g). Hal ini menguntungkan karena natrium berpotensi menimbulkan hipertensi (10).
SIMPULAN
Jus buah delima menurunkan tekanan darah pada wanita dewasa penderita hipertensi.
SARAN
Penelitian jus buah delima terhadap penurunan tekanan darah perlu dilanjutkan dengan subjek penelitian yang lebih banyak dan pada subjek penelitian pria penderita hipertensi. Jus buah delima sebaiknya dikonsumsi secara rutin pada orang penderita hipertensi dan juga orang normal untuk mencegah terjadinya pembentukan plak yang berakhir dengan peningkatan tekanan darah tinggi.
Saran bagi masyarakat yang ingin menggunakan jus buah delima sebagai pengobatan alternatif hipertensi sebaiknya dibuat dari buah delima yang segar dan disertakan bijinya (diblender), karena adanya senyawa polifenol yang berkhasiat dalam penurunan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. [Online].; 2012. Available from: HYPERLINK "http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press- release/810-hipertensi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html"2. Dalimartha. Khasiat Buah dan Sayur Jakarta:
Panebar Swadaya; 2011.3. Guyton , Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
9th ed. Jakarta: EGC; 2008.4. Sherwood l. Fisiologi Manusia Dari Sel ke
Sistem. 6th ed. Yesdelita dN, editor. Jakarta: EGC; 2011.5. Gunawan dL. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi
Yogyakarta: Kanisius; 2001.6. American Heart Association. Hypertension.
American Heat Associaton Journals. 2003 December 1.7.
Nafrialdi. Farmakologi dan Terapi FKUI. 5th ed. Gunawan SG, editor. Jakarta: Gaya Baru; 2007.8. Silbernagl S, Lang F. Teks & Atlas Berwarna
PATOFISIOLOGI Liena dTR&d, editor. Jakarta: EGC; 2007.
9. MS, BK. Principles and Practice og Phytotherapy
London: Churchill Livingstone; 2000.10. Anonim. Health Secret of Delima (Pomegranate)
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2012.11.
Aviram M DL. Pomegranate juice consumptioninhibits serum angiotensin converting enzym activity and reduces systolic blood pressure. PubMed.gov US National Library of Medicine National Institutes of Health. 2001 September.
12. Wahgude H, Mohan M, Kasture S, Balaraman R.
Punica granatum attenuates Angiotensin-II Induced Hypertension in Wistar Rats.
International Journal of PharmaTech Research CODEN (USA). 2010 Jan-Mar; 2.
(4)
55
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. (2003, December 1). Hypertension.
American Heat
Associaton Journals
.
Anonim. (2012).
Health Secret of Delima (Pomegranate).
Jakarta, Indonesia: PT.
Elex Media Komputindo.
Aram, V. (2003).
The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
.
From http://www.jama-ama-assn.org
Aviram M, D. L. (2001, September).
Pomegranate juice consumption inhibits
serum angiotensin converting enzym activity and reduces systolic blood
pressure. PubMed.gov US National Library of Medicine National
Institutes of Health
.
Beevers, D. G. (2002).
Tekanan Darah.
(A. L. Ryadi, Ed.) Jakarta: Dian Rakyat.
Dalimartha, d. S. (2007).
Atlas Tumbuhan Obat Indonesia
(Vol. 3). Jakarta,
Indonesia: Puspa Swara.
Dalimartha, d. S., & Adrian, d. (2011).
Khasiat Buah dan Sayur.
Jakarta, DKI
Jakarta, Indonesia: Panebar Swadaya.
Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. (2007).
Farmakologi dan Terapi
(5
ed.). (S. G. Gunawan, Ed.) Jakarta: Gaya Baru.
Ganong, W. F. (2005).
Review of Medical Physiology.
Singapore: Mc Graw Hill.
Gardner, F. S. (2007).
Smart Treatment for High Blood Pressure.
Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.
Gunawan, d. L. (2001).
Hipertensi Tekanan Darah Tinggi.
Yogyakarta: Kanisius.
Guyton, & Hall. (2008).
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
(9 ed.). Jakarta,
Indonesia: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008).
Textbook of Medical Physiology
(11th Edition
ed.). (W. Schmitt, Ed.) Philadelphia: Elsevier Saunders.
(5)
56
Haq, F., Rehman, S., Ahmad, H., Iqbal, Z., & Ullah, R. (2012). Elemental
Analysis of Paeonia emodi and Punica granatum by Atomic Absorption
Spectroscopy.
American Journal of Biochemistry
.
Hariana, D. H. (2008).
Tumbuhan Obat & Khasiatnya
(Vol. seri 1). Jakarta,
Indonesia: Panebar Swadaya.
Houssay. (1955).
Human Physiology.
London, Toronto, New York: Mc Graw Hill
Book Company .
Ir. H. Rahmar, M. (2007).
Delima.
Yogyakarta, Indonesia: KANISIUS.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia) Retrieved from
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertensi-penyebab-kematian-nomeor-tiga.html
Mills. S., & Bone. K. (2000).
Principles and Practice og Phytotherapy.
London:
Churchill Livingstone.
Masud, I. (1996).
Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler.
Jakarta: ECG.
Mohrman, D. E., & Heller, L. J. (2003).
Cardiovascular Physiology
(Vol. 5). New
York: Lange Medical Books.
Nafrialdi. (2007).
Farmakologi dan Terapi FKUI
(5 ed.). (S. G. Gunawan,
Penyunt.) Jakarta: Gaya Baru.
National Heart, Lung, and Blood Institute. (2004). The Seventh Reportof The
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health Publisher.
Scanlon, V. C., & Sanders, T. (2007). Philadelphia: F. A Davis Company.
Sherwood, l. (2011).
Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem
(edisi 6 ed.). (d. N.
Yesdelita, Ed., & d. B. Pendit, Trans.) Jakarta: EGC.
Silbernagl, S., & Lang, F. (2007).
Teks & Atlas Berwarna PATOFISIOLOGI.
(d.
T. Liena, Ed., & d. I. Mochtar, Trans.) Jakarta, Indonesia: EGC.
The McGill Physiology Virtual Laboratory
. (2013, July Tuesday). Retrieved from
http://www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/cardio/palpa.htm
The McGill Physiology Virtual Laboratory
. (2013, July Tuesday). Retrieved from
(6)