Studi Deskriptif Mengenai Resilience at Work pada Member Organisasi "X" Full Time di Kota Bandung.

(1)

v

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan derajat Resilience at Work pada member Organisasi “X” full time di Kota Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Responden pada penelitian ini berjumlah 31 orang, yang merupakan populasi.

Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan pada teori Maddi dan Koshaba (2005), yang meliputi 5 sub aspek resilience at work. Berdasarkan uji validitas denan menggunakan rumus Rank Spearman diperoleh adalah 45 item valid dengan validitas berkisar 0,300 – 0,652, dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Croncbach diperoleh reliabilitas berkisar 0,847 yang berarti alat ukur ini memiliki reliabilitas yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa 80,64% dari responden memiliki derajat Resilience at Work yang rendah dan 19,36% memiliki derajat Resilience at Work yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa 80,64% member Organisasi “X” full time Bandung kurang mampu mengembangkan sikap dan kemampuannya dalam keadaan yang tertekan.

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian Resilience at work lanjutan dengan menggunakan kontribusi untuk memperoleh derajat kontribusi faktor-faktor dengan sub aspek.

Kata Kunci : resilience at work, commitment, control, challenge, transformational coping, social support


(2)

vi

Abstract

The purpose of this research is to know the description of Resilience at Work in member full time at Organization “X” Bandung. This research using descriptive method with survey technique, in total of the respondent are 31 persons which is the population.

The measuring tool that the researcher uses is questionnaire, which has been modified by the researcher based on Maddi and Koshaba (2005) theory, that covers 5 sub aspects of resilience at work. Based on the validity by using Rank Spearman’s formula, the researcher finds 45 valid items with the validity between 0,300 – 0,652 and the reliability using Alpha Croncbach Formula with the reliability score is 0,847 which this measuring tool have high reliability.

The conclusion based on the research is 80,64% of Organization “X” Member Full Time in Bandung have a low level of Resilience at Work and 19,36% of member have a high level of Resilience at Work. It shows that most of the Organization “X” Member Full Time Bandung doesn’t really develop their attitudes and skills during a stressful situation. Suggestion for the next researcher who wants to research about Resilience at Work for further contribution to see contribution degree of factor to sub aspects.

Key Words : resilience at work, commitment, control, challenge, transformational coping, social support


(3)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 12

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

1.5 Kerangka Pemikiran ... 13


(4)

viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

2.1 Resilience at Work ... 20

2.1.1 Pengertian Resilience at Work ... 20

2.1.2 Aspek-Aspek Resilience at Work... 20

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Resilience at Work ... 25

2.2 Stress ... 27

2.2.1 Pengertian Stress ... 27

2.2.2 Penyebab Stress atau Stressor ... 27

2.3 Jenis Organisasi ... 29

2.3.1 Organisasi Profit ... 29

2.3.2 Organisasi Non Profit ... 29

2.4 Pengertian Mahasiswa ... 30

2.4.1 Peran Mahasiswa ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Rancangan Penelitian ... 31

3.2 Skema Prosedur Penelitian ... 31

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31

3.3.1 Variabel Penelitian ... 31

3.3.2 Definisi Operasional ... 32

3.4 Alat Ukur ... 33

3.4.1 Kuesioner Resilience at Work ... 33

3.4.2 Kisi-Kisi Alat Ukur ... 33

3.4.3 Prosedur Pengisian ... 35


(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.4.5 Data Penunjang ... 37

3.4.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 37

3.4.6.1 Validitas Alat Ukur ... 37

3.4.6.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 38

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 40

3.5.1 Populasi Sasaran ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden ... 42

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Semester Kuliah...43

4.2 Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Derajat Resilience at Work pada Member Organisasi “X”full time di Kota Bandung ... 43

4.2.2 Derajat Attitudes pada Member Organisasi “X”full time di Kota Bandung ... 44

4.2.3 Derajat Skill pada Member Organisasi “X”full time di Kota Bandung ... 45

4.2.4 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan Derajat Commitment ... 45

4.2.5 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan Derajat Control ... 46

4.2.6 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan Derajat Challenge ... 47

4.2.7 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan Derajat Transformational Coping ... 47


(6)

x

4.2.8 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan

Derajat Social Support ... 48

4.3 Pembahasan ... 49

4.4 Diskusi...61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 62

5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

5.2.1 Saran Teoritis ... 63

5.2.2 Saran Praktis ... 63

Daftar Pustaka ... 65

Daftar Rujukan ... 66


(7)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Resilience at Work ... 35

Tabel 3.2 Sistem Penilaian ... 38

Tabel 3.3 Kriteria Validitas ... 39

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas dengan Skala Gullford... 40

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 43

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 43

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Semester ... 44

Tabel 4.5 Derajat Resilience at Work pada Member ORGANISASI “X”full time di Kota Bandung ... 44

Tabel 4.6 DerajatAspek Attitude pada Member ORGANISASI “X”full time di Kota Bandung ... 45

Tabel 4.7 Derajat Aspek Skill pada Member ORGANISASI “X”full time di Kota Bandung ... 46

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan Derajat Commitment ... 46

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan Derajat Control ... 47

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan Derajat Challenge ... 48


(8)

xii

Derajat Transformational Coping ... 49

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Antara Derajat Resilience at Work dengan


(9)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir ... 18 Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian ... 31


(10)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 LETTER OF CONSENT DAN ALAT UKUR

Lampiran 1.1 Kata Pengantar ... L-1 Lampiran 1.1 Letter of Consent ... L-2 Lampiran 1.2 Data Utama ... L-3 Lampiran 1.3 Data Penunjang... L-9 Lampiran 1.4 Kisi-kisi Alat Ukur ... L-11

LAMPIRAN 2 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Lampiran 2.1 Hasil Uji Validitas ... L-18 Lampiran 2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... L-20

LAMPIRAN 3 HASIL PENELITIAN

Lampiran 3.1 Hasil Penelitian Resilience at Work ... L-22 Lampiran 3.2 Hasil Penelitian Commitment ... L-24 Lampiran 3.3 Hasil Penelitian Control ... L-26 Lampiran 3.4 Hasil Penelitian Challenge ... L-28 Lampiran 3.5 Hasil Penelitian Transformational Coping... L-30 Lampiran 3.6 Hasil Penelitian Social Support ... L-32 Lampiran 3.7 Data Demografis... L-34 Lampiran 3.8 Data Penunjang... L-36

LAMPIRAN 4 FREKUENSI, TABULASI SILANG DATA UTAMA – DATA PENUNJANG


(11)

xv

Universitas Kristen Maranatha Lampiran 4.1 Tabulasi Silang Antara Data Demografs dengan Resilience at Work

Lampiran 4.1.1 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan Resilience at

Work ... L-39 Lampiran 4.1.2 Tabulasi Silang Antara Usia dengan Resilience at Work ... L-39 Lampiran 4.1.3 Tabulasi Silang Antara Lama Bekerja dengan Resilience at

Work ... L-40 Lampiran 4.1.4 Tabulasi Silang Antara Semester dengan Resilience at

Work ... L-40

Lampiran 4.2 Tabulasi Silang Antara Feedback Personal Reflection dengan Commitment, Control, Challenge

Lampiran 4.2.1 Tabulasi Silang Antara Feedback Personal Reflection (item 1)

dengan Commitment ... L-41 Lampiran 4.2.2 Tabulasi Silang Antara Feedback Personal Reflection (item 1)

dengan Control... L-41 Lampiran 4.2.3 Tabulasi Silang Antara Feedback Personal Reflection (item 1)

dengan Challenge... L-41 Lampiran 4.2.4 Tabulasi Silang Antara Feedback Personal Reflection (item 2)

dengan Commitment ... L-42 Lampiran 4.2.5 Tabulasi Silang Antara Feedback Personal Reflection (item 2)

dengan Control... L-42 Lampiran 4.2.6 Tabulasi Silang Antara Feedback Personal Reflection (item 2)

dengan Challenge... L-43


(12)

xvi

Challenge

Lampiran 4.3.1 Tabulasi Silang Antara Feedback Result (item 3) dengan

Commitment ... L-43 Lampiran 4.3.2 Tabulasi Silang Antara Feedback Result (item 3) dengan

Control ... L-44 Lampiran 4.3.3 Tabulasi Silang Antara Feedback Result (item 3) dengan

Challenge ... L-44 Lampiran 4.3.4 Tabulasi Silang Antara Feedback Result (item 4) dengan

Commitment ... L-44 Lampiran 4.3.5 Tabulasi Silang Antara Feedback Result (item 4) dengan

Control ... L-45 Lampiran 4.3.6 Tabulasi Silang Antara Feedback Result (item 4) dengan

Challenge ... L-45

Lampiran 4.4 Tabulasi Silang Antara Feedback Other People dengan Commitment,

Control, Challenge

Lampiran 4.4.1 Tabulasi Silang Antara Feedback Other People (item 5)

dengan Commitment ... L-46 Lampiran 4.4.2 Tabulasi Silang Antara Feedback Other People (item 5)

dengan Control... L-46 Lampiran 4.4.3 Tabulasi Silang Antara Feedback Other People (item 5)

dengan Challenge... L-47 Lampiran 4.4.4 Tabulasi Silang Antara Feedback Other People (item 6)

dengan Commitment ... L-47 Lampiran 4.4.5 Tabulasi Silang Antara Feedback Other People (item 6)


(13)

xvii

Universitas Kristen Maranatha dengan Control... L-48 Lampiran 4.4.6 Tabulasi Silang Antara Feedback Other People (item 6)

dengan Challenge... L-48


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara baik dan benar, di dalam menjalani kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiwa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan (id.wikipedia.org).

Pada diri mahasiswa, terjadilah proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan (Hurlock, 1990), sehingga banyak mahasiswa yang sudah memikirkan tentang bagaimana mencari part-time job, mengembangkan kemampuannya dalam masalah personal, mengembangkan pendidikan, atau mencari pengalaman untuk masuk dalam dunia pekerjaan, dan persentase remaja yang mencari aktivitas atau kegiatan di luar kampus meningkat sampai pada usia 21 tahun (Powell, 1983).

Terdapat banyak kegiatan mahasiswa yang mampu membantu mahasiswa untuk mengasah soft skill dan pengalaman untuk di dunia kerja nanti. Salah satunya, kegiatan mahasiswa di Kota Bandung yang tergabung dari beberapa perguruan tinggi, yaitu Organisasi “X”. Organisasi “X” adalah suatu organisasi non-profit yang dijalankan oleh mahasiswa untuk


(15)

Universitas Kristen Maranatha 2

menggali potensi yang dimiliki oleh anak-anak muda dengan pengalaman kepemimpinan dan pertukaran pelajar. Organisasi “X” adalah organisasi mahasiswa terbesar di dunia, Organisasi ini hadir di 124 negara dan meliputi lebih dari 1.100 universitas di dunia. Organisasi “X” bertujuan membentuk anggota-anggotanya menjadi pemimpin-pemimpin muda yang dapat membawa pengaruh positif pada lingkungan sekitarnya. Organisasi “X” berusaha mencapai tujuan itu dengan mengadakan kegiatan pertukaran pelajar, kepemimpinan dan kepanitiaan. Seluruh kegiatan yang dilakukan Organisasi “X” ditujukan untuk mengembangkan kemampuan organisasional dan kepemiminan anggotanya. Saat ini Organisasi “X” Internasional berpusat di Amsterdam, Belanda dan memiliki ±70.000 anggota di seluruh dunia dan 700 anggota di Indonesia (aiesec.org).

Organisasi “X” yang merupakan salah satu dari organisasi mahasiswa terbesar di dunia, adalah platform internasional untuk orang-orang muda menemukan dan mengembangkan potensi mereka untuk memiliki dampak positif pada masyarakat (aiesec.org), dengan fokus membangun

soft skill untuk mengarahkan pada ambisi masa depan mereka. Organisasi “X” mempunyai pendekatan inovatif untuk mengembangkan soft skill yang dibutuhkan pelajar saat ini dan ke depannya melalui Organisasi “X” WAY, dengan visi “Peace & Fulfillment Human’s Kind

Potential”. Organisasi “X” percaya setiap anak muda layak mendapatkan sarana dan kesempatan

untuk memenuhi potensi mereka. Oleh karena itu, Organisasi “X” menyediakan praktik pengalaman global untuk mendorong anak-anak muda melihat dunia, membuat perbedaan nyata dan menemukan hal-hal yang merefleksikan diri mereka (aiesec.or.id).

Untuk memberikan setiap member Organisasi “X” nilai-nilai hidup untuk digunakan sehari-hari, Organisasi “X” mampu mengembangkan potensi kepemimpinan anak muda dengan melibatkan mereka pada usia muda dengan lingkungan berbasis dengan nilai-nilai yang dapat


(16)

3

membentuk perilaku mereka. Organisasi “X” memungkinkan anak muda untuk membangun fondasi yang kuat melalui values dari diri mereka sendiri untuk berkembang menjadi pemimpin muda yang bertanggung jawab dan berjiwa kewirausahaan. Organisasi “X” juga memungkinkan mereka untuk melaksanakan values Organisasi “X” ini sepanjang hidup mereka dalam membuat keputusan yang lebih bertanggung jawab yang akan berdampak positif pada dunia.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Presiden Organisasi “X” Bandung, Organisasi “X” di Bandung hadir pada tahun 1988 sebagai Organisasi “X” Local Committee Universitas Padjadjaran. Barulah pada 22 November 2007, Organisasi “X” melebarkan jaringannya ke Institut Teknologi Bandung dan Universitas Katolik Parahyangan dan namanya berubah menjadi Organisasi “X” Local Committee (LC) Bandung. Beranggotakan dari gabungan berbagai perguruan tinggi, dengan jumlah mencapai 332 anggota yang aktif hingga saat ini.

Organisasi “X” yang bercabang di LC (Local Comittee) Bandung adalah organisasi yang bersifat "City Based" yang merupakan salah satu cabang Organisasi “X” yang mewakili Organisasi “X” Indonesia. Sampai saat ini didapatkan data dari tahun 2015-2016 jumlah anggota yang terdaftar adalah 872 anggota mahasiswa, tercatat 540 di antaranya tidak aktif dan sisanya terdapat 332 anggota yang aktif. Organisasi “X” LC Bandung mempunyai 6 UC (University Comittee) yaitu; UC ITB, UC Maranatha, UC Unpar, UC Unpad, UC UPI dan UC STT Telkom. Organisasi “X” LC Bandung juga mempunyai 5 UE (University Expansions) yaitu; UE UNHAS Makassar, UE UNTIRTA Serang, UE UNILA Lampung, UE UNTAN Pontianak, dan UNRI Riau. Setiap tahunnya, diselenggarakan project pertukaran pelajar(exchange) iGCDP (incoming exchange) dan oGCDP (outgoing exchange) dari setiap UC pada winter (November – Januari) dan summer (Juni – Agustus).


(17)

Universitas Kristen Maranatha 4

Setiap LC Organisasi “X” di masing-masing kota akan diberikan target achievement

yang harus dicapai setiap term dari Organisasi “X” Indonesia. Hal ini diberikan agar setiap LC dapat bekerja sesuai dengan visi dan misi Organisasi “X” itu sendiri. Dalam setiap term, LC Bandung yang merupakan salah satu LC terbesar di Indonesia akan mengerjakan beberapa

project, seperti; outgoing & incoming exchange (project pertukaran pelajar yang dibuat oleh setiap UC); conferences, recruit new member; seminar, sampai project-project social. Apabila salah satu LC tidak dapat mencapai target achievement yang diberikan oleh Organisasi “X”

Indonesia, maka konsekuensinya adalah LC tersebut akan di banned selama satu term dan gaji

member full time akan dipotong. Selain itu, tidak boleh ada rekruitmen baru untuk member yang baru dan tidak ada kegiatan exchange di kota tersebut baik outgoing maupun incoming exchange.

Mahasiswa yang bergabung dalam Organisasi “X” mendapatkan berbagai keuntungan dan pengalaman karena organisasi ini memiliki iklim internasional dan dapat memberi pengalaman yang langka kepada para anggotanya dibandingkan dengan organisasi yang non-internasional, seperti kesempatan untuk melakukan program magang sosial dan korporasi di negara berkembang dan maju dalam waktu enam minggu sampai satu tahun, lalu berpartisipasi di konferensi lokal (skala kota), nasional, dan internasional, mengerjakan tugas administrasi untuk kegiatan organisasi dengan bahasa Inggris, dan bisa berkomunikasi dengan orang asing dengan tujuan untuk mempelajari perbedaan budaya tanah air dengan budaya asing tersebut (aiesecbandung.org).

Setiap LC Organisasi “X” di masing-masing kota akan diberikan target achievement

yang harus dicapai setiap term dari Organisasi “X” Indonesia. Hal ini diberikan agar setiap LC dapat bekerja sesuai dengan visi dan misi Organisasi “X” itu sendiri. Dalam setiap term, LC Bandung yang merupakan salah satu LC terbesar di Indonesia akan mengerjakan beberapa


(18)

5

project, seperti; outgoing & incoming exchange (project pertukaran pelajar yang dibuat oleh setiap UC); conferences, recruit new member; seminar, sampai project-project social. Apabila salah satu LC tidak dapat mencapai target achievement yang diberikan oleh Organisasi “X”

Indonesia, maka konsekuensinya adalah LC tersebut akan di banned selama satu term dan gaji

member full time akan dipotong. Selain itu, tidak boleh ada rekruitmen baru untuk member yang baru dan tidak ada kegiatan exchange di kota tersebut baik outgoing maupun incoming exchange.

Terdapat dua jenis anggota yaitu anggota full time dan anggota part- time. Kedua jenis anggota ini masih berstatus sebagai mahasiswa, dan masih memiliki tanggung jawab lain, dalam hal ini adalah mengikuti kuliah. Anggota full time adalah anggota yang tergabung dalam

Executive board (anggota yang berperan sebagai president dan vice president), bekerja selama 36 jam seminggu, dan mendapatkan gaji setiap bulannya. Sedangkan anggota part-time tidak dituntut waktu untuk bekerja setiap harinya melainkan hanya melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan perannya di organisasi, selain itu mereka juga tidak mendapatkan gaji perbulan dari ORGANISASI “X”. Anggota ORGANISASI “X” LC Bandung yang menjadi subjek penelitian adalah member full-time.

Menurut wawancara terhadap 3 anggota part-time, mereka mengaku bahwa menjadi anggota Organisasi “X” adalah hal yang menyenangkan sekaligus menantang. Dengan menjadi anggota Organisasi “X”, mereka mengaku mendapat banyak pengalaman seperti dapat mengenal banyak orang baru, terutama para mahasiswa mancanegara yang melakukan pertukaran pelajar. Di Organisasi “X” mereka juga mendapatkan pengalaman berorganisasi secara professional

untuk bekal mereka menghadapi dunia pekerjaan selepas kuliah. Tugas yang biasa dilakukan oleh anggota part-time adalah membantu melaksanakan project yang akan dilaksanakan oleh


(19)

Universitas Kristen Maranatha 6

atasan mereka (anggota full time) demi mengejar achievement yang diharapkan oleh Organisasi “X” Indonesia untuk menjaga kelangsungan organisasi.

Anggota full-time mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan anggota part-time, antara lain; mengontrol setiap project baik dari LC Bandung maupun dari setiap UC mulai dari planning, middle, sampai closing; memastikan bahwa LC Bandung dapat mengejar target achievement setiap term dari LC Indonesia; memberikan development, knowledge dan experience kepada member part time tentang soft skills, leadership dan

teamwork; menjaga hubungan antara Organisasi “X” dengan BoA (alumni), pemerintah dan NGO (non government organization); memastikan member Organisasi “X” untuk berpartisipasi dalam professional volunteer experience (internship) baik dalam maupun luar negeri; memastikan aktivitas sales dan menjaga keseimbangan keuangan organisasi dan memastikan pengeluaran keuangan organisasi; memberi positive impact pada member dan lingkungan sekitar.

Member Organisasi “X” full time Bandung mencari pendapatan dengan menjual merchandise

dan juga mencari sponsorship dari perusahaan-perusahaan yang bersedia untuk bekerja sama dengan Organisasi “X” full time.

Organisasi “X” membuka peluang karir bagi member-member full time yang sudah lulus untuk tetap aktif. Member Organisasi “X” full time di Bandung diharapkan untuk tetap aktif dan bertahan di Organisasi “X” walaupun sudah bukan mahasiswa, mereka dapat meanjutkan bekerja untuk Organisasi “X” Indonesia, Organisasi “X” di negara lain, maupun Organisasi “X” Internasional. Berdasarkan wawancara dengan Presiden Organisasi “X” Bandung, dari data yang didapat tahun lalu, ada 6 member dari 31 memberOrganisasi “X” full time yang tetap bertahan di Organisasi “X” Bandung, 3 member lainnya melanjutkan untuk aktif di Organisasi “X”


(20)

7

Indonesia, dan 22 member lainnya memutuskan untuk tidak melanjutkan bergabung dalam Organisasi “X”.

Hasil wawancara peneliti terhadap 5 member Organisasi“X” full time Bandung, mereka mengaku tugas dan tanggung jawab anggota full time ini sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran. Apalagi mereka harus bisa memberi positive impact dari setiap project bagi setiap anggotanya, partner, maupun lingkungannya. Terlebih lagi karena organisasi ini terdapat di seluruh penjuru dunia, setiap anggota dituntut untuk bisa menjaga nama baik negara baik di dalam maupun di luar. Bagi mereka, untuk bekerja bersama banyak pihak di dalam organisasi besar ini tidaklah mudah, karena mereka harus bisa menjaga keseimbangan antar pihak. Apabila mereka gagal untuk mencapai goals di dalam setiap project dan term, banyak konsekuensi yang akan didapat seperti; merugikan banyak pihak, baik itu dari dalam Organisasi “X”, partner, sampai lingkungan sekitar; Organisasi “X” Bandung bisa di suspend atau bahkan di banned oleh Organisasi “X” Indonesia; Kota Bandung akan mendapat penilaian buruk dari kota lain dan bahkan luar negri. Menjadi anggota Organisasi “X” sekaligus mahasiswa menurut mereka sangat menuntut waktu, pikiran dan tenaga karena banyaknya tekanan yang ada.

Dalam mengejar target keberhasilan setiap term, member Organisasi “X” full time

Bandung dituntut untuk bekerja lebih karena konsekuensi yang didapat akan berdampak buruk terhadap LC Bandung, mereka harus memantau pekerjaan dari member part time dan memastikan project mencapai target. Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada 10 dari 30

member Organisasi “X” full time Bandung, 70% dari mereka mengaku sering kurang tidur karena paginya harus kuliah, dan malamnya mereka akan di kantor untuk membahas masalah

project. Sebanyak 30% member Organisasi “X”merasa putus asa apabila dari awal sudah merasa tidak dapat mencapai target di suatu term karena untuk pencapaian term ke depan akan lebih


(21)

Universitas Kristen Maranatha 8

tinggi dan menyebabkan mereka kelelahan berlebih karena kurang istirahat, bahkan 20% di antaranya pernah didiagnosa terkena gejala maag sampai penyakit thypus.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada 10 dari 30 member Organisasi “X” full time Bandung, 60% seperti mengalami kesulitan tidur di malam dan juga merasa sulit konsentrasi di kelas ketika kuliah maupun kesulitan konsentrasi ketika menghadiri meeting

Organisasi “X”. Sebanyak 30% lainnya mengaku mengalami kecemasan yang berlebihan dan takut apabila ada kesalahan baik kecil maupun besar di dalam project ataupun tugas yang mereka kerjakan karena mereka takut apabila tidak berhasil mencapat target.

Survei awal yang dilakukan kepada 10 dari 30 member Organisasi “X” full time

Bandung, 60% member Organisasi “X”full time Bandung mengaku sering menunda-nunda tugas kuliah yang merupakan prioritas utama, bahkan 20% di antaranya mengaku sering mengabaikan tugas kuliah maupun tugas Organisasi “X”, mereka mengaku bingung menentukan prioritas utama dan tidak mencicil tugas-tugasnya yang akhirnya mengakibatkan tugas-tugas tersebut tidak jarang mereka tinggalkan.

Member Organisasi “X” full time Bandung dituntut untuk mengejar target yang diberikan oleh Organisasi “X” Indonesia. Apabila member full time di bandung tidak memenuhi target dalam satu term, Organisasi “X” Bandung akan di-banned sampai mereka dapat mencapai target yang ditentukan. Hal ini akan merugikan member full time karena gaji mereka akan dipotong dan mengerjakan project yang sudah ditentukan oleh Organisasi “X” Indonesia. Project yang diberikan oleh Organisasi “X” Indonesia akan lebih menguras pengeluaran Organisasi “X” Bandung dan membutuhkan lebih banyak panitia dalam pengerjaannya.

Survei awal yang dilakukan dapat memperlihatkan bahwa bekerja sebagai anggota Organisasi “X” sekaligus mahasiswa dapat membuat mereka merasa stress. Menurut Lazarus dan


(22)

9

Folkman, stress terjadi jika seseorang mengalami tuntutan yang melampaui sumber daya yang dimilikinya untuk melakukan penyesuaian diri, hal ini berarti bahwa kodisi stress terjadi jika terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya.

Dalam bekerja hampir setiap orang mengalami stress yang berkaitan dengan pekerjaan mereka, Kendala-kendala yang dialami member full time Organisasi “X” Bandung membuat mereka merasa berat dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya. Tekanan untuk mencapai target setiap bulan yang telah ditentukan oleh Organisasi “X” Indonesia merupakan hal yang dirasakan sangat stressful. Keadaan ini akan dirasakan oleh member

sebagai sesuatu yang mengancam kesehatan fisik dan psikologisnya yang disebut dengan

stress (Maddi & Koshaba, 2005). Jika individu mengalami stress, maka akan mempengaruhi kinerja, kesehatan, moril, dan perilaku dirinya. Lain halnya jika mereka dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang stressful tersebut. Kapasitas seseorang dalam bertahan dan berkembang walaupun dalam keadaan tertekan dinamakan resilience at work

(Maddi & Koshaba, 2005). Kinerja member yang stressful dapat mengganggu kelancaran pencapaian target, karena tidak jarang member yang mengalami keadaan stressful akan demotivasi bahkan tidak bisa dihubungi. Kesehatan dari member juga turut mempengaruhi pencapaian target, member yang stressful akan sering tidak masuk kerja karena sakit.

Resilience at work diperlukan untuk mengolah kemampuan seseorang untuk dapat mengolah sikap dan kemampuan yang dimiliki untuk menolong dirinya sendiri agar dapat bangkit kembali dari keadaan stress, memecahkan masalah, belajar dari pengalaman, serta menjadi lebih sukses dan mencapai kepuasan di dalam suatu proses atau kemampuan seseorang


(23)

Universitas Kristen Maranatha 10

untuk berada dalam keadaan tertekan namun mereka dapat tetap berusaha memecahkan masalahnya dan merubah keadaan yang mengganggu ke arah yang baru dan lebih baik dari sebelumnya dan menjadi memuaskan dalam prosesnya (Maddi & Koshaba, 2005).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada 10 member Organisasi “X” di Bandung, 60% member menghayati bahwa menjadi member merupakan kegiatan yang penting karena mereka merasa dapat mengembangkan soft skills, sehingga sesulit dan semenekan beban kerja maupun banyaknya tugas kuliah, mereka akan tetap berusaha untuk tetap mengerahkan usaha mereka untuk mencapai target keberhasilan project dan roles mereka masing-masing. Mereka juga mengaku untuk mencapai target keberhasilan tiap roles tidaklah mudah, sehingga mereka akan melakukan strategi yang efektif bersama tim untuk mencari solusi dan melakukan banyak perencanaan sebelum memulai project agar dapat mencapai target tersebut. Selain itu setiap anggota di tim tersebut dapat saling berbagi ilmu dan pengalaman baru sehingga menambah pengetahuan mereka terhadap project yang akan mereka mulai tersebut. Member

mengaku bahwa ketika mereka tidak dapat mencapai target keberhasilan, mereka akan semakin berusaha untuk memperbaiki cara mereka, seperti lebih melakukan follow up dan riset lebih. Mereka juga mengaku akan bertanya dan meminta coaching kepada pemilik role terdahulu.

Sebanyak 40% member Organisasi “X” memandang bahwa situasi yang menekan sebagai hal yang sulit dihadapi dan menyebabkan mereka sulit untuk mencapai target keberhasilan pada project tertentu. Member menjadi merasa tertekan karena teringat akan konsekuensinya apabila achievement dalam satu term tidak tercapai, yaitu Organisasi “X” Bandung bisa terancam dibekukan. Mereka mengaku bahwa tidak jarang memutuskan untuk menghilang beberapa hari.


(24)

11

Paparan diatas menunjukkan bahwa penghayatan member Organisasi “X” full time di Bandung mengenai gambaran resilience tersebut berbeda-beda, peneliti tertarik untuk mengetahui resilience at work pada member Organisasi “X”full time di Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran resilience at work pada

member Organisasi “X” full time di Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran resilience at work pada member Organisasi “X” full time di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran resilience at work pada member Organisasi “X” full time

di Bandung yang ditinjau dari dua aspek, yaitu Attitudes (yang terdiri dari Commitment, controlI

dan challenge) dan skills (yang terdiri dari transformational coping dan social support) serta faktor- faktor yang mempengaruhinya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis


(25)

Universitas Kristen Maranatha 12

1) Untuk memberikan informasi bagi bidang psikologi industri dan organisasi mengenai derajat resilience at work pada member Organisasi “X” di Bandung.

2) Memberikan referensi dan pendorong bagi peneliti lain yang akan meneliti lebih lanjut mengenai Resilience at work, khususnya pada organisasi mahasiswa.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1) Memberikan informasi mengenai resilience at work sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada mahasiswa yang tergabung dalam keanggotaan Organisasi “X” dan menjadi bahan evaluasi bagi setiap anggota agar dapat meningkatkan kinerja kerja di organisasi tersebut.

2) Memberikan informasi kepada Presiden Organisasi “X” Bandung berkenaan resilience at work pada member full-time Organisasi “X” kota Bandung. Informasi ini dapat dijadikan acuan bagi para member untuk mengembangkan sikap dan perilakunya agar bisa bertahan dalam keadaan stress.

1.5 Kerangka Pemikiran

Organisasi “X” ditujukan untuk mengembangkan kemampuan organisasional dan kepemiminan anggotanya. Organisasi ini melatih para anggotanya agar terbiasa bekerja dalam dunia nyata karena seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam dunia kerja sangat ketat sehingga mahasiswa yang akan bekerja dituntut untuk bersaing secara sehat untuk mampu mempertahankan eksistensinya serta mempertahankan produktivitasnya. Organisasi “X” berguna untuk melatih mahasiswa agar bisa menjadi lebih siap di dunia kerja yang nyata juga Organisasi “X” adalah organisasi dengan cara kerja dibawah tekanan tanpa adanya profit (gaji) yang dihasilkan. Organisasi “X” Bandung memberikan banyak tugas yang menuntut deadline dadakan


(26)

13

di setiap roles untuk suatu project, dengan ini mereka dapat mengembangkan soft skills yang sangat dibutuhkan ketika mereka memasuki dunia pekerjaan. Oleh sebab itu, diperlukan ketahanan kerja dari anggotanya yang menjadi salah satu pendukung untuk terus bertahan dan mencapai pengembangan soft skills.

Berdasarkan hal-hal diatas maka member Organisasi “X” full time di Bandung ini akan mendapatkan tekanan baik dari tugas organisasi maupun tugas kuliah yang berujung pada stress.

Stress menurut Lazarus dan Folkman stress merupakan suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Dari tekanan diatas dan ditambah dengan adanya beberapa perilaku yang menunjukkan gejala stress, maka diperlukan resilience at work. Resilience at work adalah kapasitas seseorang untuk bertahan dan berkembang meskipun dalam keadaan stress. (Maddi & Khoshaba, 2005).

Resilience at work bukan hanya kemampuan yang secara langsung muncul sejak seseorang dilahirkan, namun hal tersebut dapat dipelajari dan diperbaiki. Seorang member

Organisasi “X” full time di Bandungagar dapat menjadi resilience, perlu mengolah attitudes dan

skills. Attitudes ini sendiri terdiri dari 3C, yaitu : commitment, control, dan challenge. Selain

attitudes, untuk menjadi resilience seseorang membutuhkan skills yang terdiri dari

transformational coping dan social support.

Commitment merupakan sejauh mana member Organisasi “X” full time di Bandung tetap terlibat dengan kejadian dan orang-orang disekitarnya walaupun pada saat di situasi yang menekan, juga memandang pekerjaannya sebagai suatu hal yang penting dan cukup berarti untuk mempertaruhkan perhatian yang penuh imajinasi, dan usaha. Apabila member Organisasi “X”


(27)

Universitas Kristen Maranatha 14

full time di Bandung memiliki commitment yang tinggi maka mereka akan memberikan perhatian yang besar dengan berusaha penuh untuk mencapai target keberhasilan di setiap project pada masing-masing role, karena mereka menilai dengan mencapai keberhasilan tersebut, semakin besar soft skills yang dapat dikembangkan, maka mereka akan terus berusaha mencari informasi dan mengikuti seminar-seminar (conferences) yang sering diadakan oleh Organisasi “X”. Sebaliknya, apabila member Organisasi “X” full time di Bandung memiliki commitment yang rendah maka member Organisasi “X” full time di Bandung akan merasa kegiatan ini tidak penting dan tidak dapat dipertahankan.

Aspek yang kedua yaitu control. Control merupakan seberapa tinggi usaha member

Organisasi “X” full time di Bandung untuk tetap berupaya memberikan pengaruh positif pada hasil dari perubahan yang terjadi disekitarnya daripada membiarkan diri tenggelam dalam kepasifan dan ketidakberdayaan, dan melakukan yang terbaik untuk menemukan solusi atas masalah pekerjaan dan tugas Organisasi “X” sehari-hari. Member Organisasi “X” full time di Bandung akan menentukan solusi atas masalah tersebut untuk berubah. Sikap ini membantu

member Organisasi “X” full time di Bandung untuk percaya bahwa perubahan kondisi stress itu penting dan cukup berarti mendedikasikan diri untuk memengaruhi kondisi disekitarnya ke arah yang menguntungkan. Member Organisasi “X” full time di Bandung yang memiliki control

tinggi, maka mereka akan berusaha mengendalikan situasi menekan tersebut dengan cara mencari informasi dan mencari solusi mengenai masalahnya demi mencapai target keberhasilan

project pada masing-masing roles, namun apabila member Organisasi “X” full time di Bandung memiliki control yang rendah akan merasa pasif dan putus asa ketika berada dalam situasi yang menekan dan kesulitan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang ada dalam sebuah project.


(28)

15

Aspek yang terakhir dari sikap ini adalah challenge. Challenge merupakan seberapa besar usaha member Organisasi “X” full time di Bandung melihat situasi menekan sebagai alat dalam menemukan sebagai sumber motivasi dan peluang untuk mengembangkan diri. Ketika

member Organisasi “X” full time di Bandung menghadapi perubahan situasi stress, mereka akan mencoba memahaminya, dan belajar dari keadaan stress tersebut. Member Organisasi “X” full time di Bandung berani menghadapi situasi yang menekan sebagai sebuah tantangan, bukan menghindarinya. Hal tersebut menunjukkan optimisme ke arah masa depan daripada dirinya takut. Hal ini membuat member Organisasi “X” full time di Bandung memandang bahwa pekerjaan tersebut melihat tantangan dari setiap kesulitan dalam mencapai target keberhasilan.

Member Organisasi “X” full time di Bandung yangmemiliki challenge yang tinggi maka mereka akan merasa tertantang dan menghadapi masalah dalam sebuah project untuk dapat mencapai target. Sebaliknya apabila member Organisasi “X” full time di Bandung memiliki challenge yang rendah maka member Organisasi “X” full time di Bandung akan menyerah dan merasa pesimis untuk mencapai target.

Selain sikap, terdapat dua aspek skill yang kemudian menunjang resilience at work pada

member Organisasi “X” full time di Bandung. Aspek yang pertama yaitu Transformational coping, yaitu kemampuan member Organisasi “X” full time di Bandung untuk mengubah situasi

stressful menjadi situasi yang bermanfaat bagi dirinya, dengan melakukan coping, emosi-emosi bersifat negatif yang muncul saat berada pada situasi stressful akan berkurang dan membuka pikiran individu untuk menemukan solusi agar dapat bertindak secara efektif. Member

Organisasi “X” full time di Bandung yang memiliki kemampuan untuk transformational coping

tinggi, akan melibatkan proses mentalnya untuk keluar dari situasi stressful dan member


(29)

Universitas Kristen Maranatha 16

pemecahan masalah yang dilakukan oleh dirinya, sehingga member Organisasi “X” full time di Bandung yang memiliki transformational coping yang tinggi akan berusaha untuk mencari informasi lain agar mendapatkan solusi dan strategi terbaik khususnya dalam hal pencapaian target. Hal ini akan meningkatkan ketahanan sikap dari commitment, control, dan challenge yang dimiliki oleh member Organisasi “X”. Apabila transformational coping yang dimiliki oleh

member Organisasi “X” full time di Bandung rendah, maka mereka tidak mampu keluar dari situasi yang menekan dan sulit mencapai target.

Aspek yang kedua yaitu social support, kemampuan member Organisasi “X” full time di Bandung untuk berinteraksi dengan orang lain agar mendapatkan dan memberikan dukungan sosial. member Organisasi “X” full time di Bandung harus mampu berelasi dengan orang lain didalam lingkungan kerja, partner, baik sesama tim, atasan ataupun sesama member Organisasi “X” diluar Bandung. Mereka juga harus mampu mencoba memecahkan konflik interpersonal dalam pekerjaan dengan berinteraksi secara konstrukstif, membantu dan mendukung untuk mencapai win-win solution untuk semua pihak. Member Organisasi “X” full time di Bandung yang memiliki social support yang tinggi maka mereka akan lebih mampu untuk menanggulangi kesulitan dengan mencari pemecahan masalah dan saling memberikan dukungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Sebaliknya, apabila member Organisasi “X” full time di Bandung memiliki social support yang rendah maka member Organisasi “X” full time di Bandung akan membuat dirinya merasa pesimis, mudah menyerah (putus asa) dalam menghadapi situasi yang sulit dan menarik dirinya dari orang-orang yang ada disekitarnya.

Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi Resilience at work pada member Organisasi “X”

full time di Bandung,yaitu Personal reflection, other people dan result. Personal reflection akan melihat pengamatan yang anggota Organisasi “X” lakukan dari tindakan dirinya sendiri


(30)

17

(intropeksi) dan melihat dirinya melakukan apa yang dibutuhkan, sehingga dengan member

Organisasi “X” full time di Bandung bertahan akan memperkuat sikap commitment, control, dan

challenge. Selanjutnya adalah other people. Other people merupakan pengamatan atas tindakan individu yang dibuat orang lain, sehingga komentar mereka baik itu positif maupun negatif akan memotivasi individu untuk mengatasi masalah secara konstruktif, memperkuat pembelajaran, dan memperdalam koneksi baik didalam Organisasi “X” Bandung itu sendiri maupun untuk anggota Organisasi “X” diluar Bandung, partner dan juga lingkungan.

Faktor yang terakhir adalah results. Results sendiri adalahdampak aktual dari tindakan

member Organisasi “X” full time di Bandung pada target kejadian dan/atau orang. Jika feedback

yang diberikan positif, member Organisasi “X” full time di Bandung merasa lebih terlibat dan kurang merasa terasing dalam keadaan stress, mereka juga akan merasa lebih terkendali dan belajar dari tantangan, daripada merasa terancam melainkan membuat mereka merasa lebih


(31)

Universitas Kristen Maranatha 18

1.5.1 Skema Kerangka Pikir

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Member

ORGANISASI “X”

full time di Bandung Stress

Resilience at work

Rendah Tinggi

Faktor yang mempengaruhi :

- Feedback personal reflection

- Feedback other people

- Feedback Result

Situasi yang menekan: - Tugas deadline

- Target keberhasilan project pada setiap roles

- Kuliah

Aspek Resilience at Work Attitudes :

- Commitment

- Control - Challenge Skill :

- Transformational coping - Social Support


(32)

19

1.6 Asumsi

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengasumsikan bahwa:

1. Tugas-tugas dalam Organisasi “X” menyebabkan tekanan yang berujung stress bagi

member Organisasi “X”full time di Bandung.

2. Member Organisasi “X”full time di Bandung memiliki derajat Resilience at work yang berbeda-beda.

3. Resilience at work memiliki tiga sub aspek sikap, yaitu control, commitment dan

challange serta dua sub aspek skill yaitu transformational coping dan social support.

4. Terdapat tiga sumber feedback yang merupakan faktor dari resilience at work pada

member Organisasi “X”full time di Bandung yaitu personal reflection, other people dan


(33)

62

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa simpulan mengenai resilience at work pada 31 member Organisasi “X”full time di Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar member Organisasi “X” full time di Bandung memiliki derajat

resilience at work yang rendah.

2. Berdasarkan aspek attitude, derajat Control dan challenge cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan commitment.

3. Berdasarkan aspek skill dengan derajat resilience at work yang tinggi pada

member Organisasi “X” full time di Kota Bandung, social support memiliki jumlah frekuensi paling banyak dibandingkan transformational coping.

4. Feedback personal reflection yang dimiliki member Organisasi “X” full time di Kota Bandung tidak mempengaruhi commitment, control, dan challenge.

5. Feedback result yang dimiliki member Organisasi “X”full time di Kota Bandung tidak mempengaruhi control.

6. Feedback other people yang dimiliki member Organisasi “X” full time di Kota Bandung tidak mempengaruhi commitment, control, dan challenge.


(34)

63

6.2 Saran

6.2.2 Saran Teoritis

1. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai relience at work pada member Organisasi “X”full time di Kota Bandung feedback personal reflection, feedback other people dan feedback result dengan derajat resilience at work.

2. Disarankan bagi peneliti yang akan menggunakan kuesioner resilience at work

agar melengkapi tiap item dengan situasi stressfull atau pada instruksu responden diminta untuk membanyangkan situasi stressfull untuk menjawab setiap pertanyaan.

6.2.3 Saran Praktis

1. Sehubungan dengan sebagian besar member Organisasi “X” full time di Kota Bandung memiliki resilience at work yang rendah, disarankan kepada member

Organisasi “X” full time memberikan conference dan bonding bagi para member

Organisasi “X” full time di Kota Bandung untuk memperkuat sikap dan keahlian yang dibutuhkan. Selain itu, diperbanyak kegiatan untuk memberikan feedback

dan evaluasi kerja bagi member Organisasi “X”full time di Kota Bandung.

2. Sehubungan dengan sebagian besar member Organisasi “X” full time di Kota Bandung memiliki resilience at work yang rendah, disarankan kepada Local Comittee president Bandung untuk mengadakan coaching dan diskusi baik dari

role sebelumnya maupun member yang memiliki resilience at work yang tinggi untuk berbagi pengalaman dan saran dalam mengantisipasi masalah dan menghadapi masalah kepada member Organisasi “X”full time di Kota Bandung.


(35)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI RESILIENCE AT WORK PADA MEMBER ORGANISASI “X” FULL TIME DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Sidang Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Disusun Oleh: Titania Widianty

1130239

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(36)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memperkenankan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Resilience at Work pada Member full time Organisasi “X”di Kota Bandung”. Penelitian ini dibuat sebagai

syarat untuk menempuh sidang sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Pada penelitian penelitian ini peneliti merasakan masih banyak kekurangan yang dialami baik dalam pengetahuan, kemampuan, informasi, pengalaman, maupun pada penuturannya. Peneliti merasa masih harus banyak belajar dan berlatih agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Selama pengerjaan penelitian ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1) Dr. Irene P. Edwina, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2) Dra. Juliati A. Santoso, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam membimbing, memberikan masukan, serta memberikan dorongan dan semangat kepada peneliti agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

3) Cakrangadinata, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping, yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan serta masukan dan dorongan kepada peneliti agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

4) Nadia Risky Putri, selaku Local Comittee President Organisasi “X” Bandung yang telah memberikan izin serta memberikan informasi lengkap mengenai Organisasi “X” Bandung sehingga akhirnya peneliti dapat melakukan penelitian di Organisasi “X” Bandung.


(37)

Universitas Kristen Maranatha 5) Kedua orang tua, adik dan kakak peneliti yang selalu mendoakan, mendukung setiap

keputusan peneliti sekaligus pemberi inspirasi kepada peneliti untuk mengerjakan dan menyelesaikan penelitian ini.

6) Ryan Putra Perdanakusuma yang selalu memberikan semangat, dorongan, motivasi dan juga menemani peneliti dalam mengerjakan penelitian ini.

7) Ilham Anggi Putra, Rizka Fatiari, Karina Chandra, Intan Khairunisa, Tri Nastiti Husin, Akifan Fariz, Annisa Nuraini, Ayuningtyas, Jessy, Wine, Bimo, Oktian, Desy, serta para member Organisasi “X”full time di Bandung yang membantu, memberikan izin serta memberikan informasi yang lengkap sehingga peneliti dapat melakukan penelitian Organisasi “X” Bandung.

8) Sahabat seperjuangan, Istya Rachmanisa, Hanna Wahyudi dan Alida Novani yang selalu membantu bekerja sama, memberikan masukan, memberi “pecutan” ketika peneliti merasa menyerah, dan berjuang bersama-sama agar dapat cepat menyelesaikan penelitian ini.

9) Nadia Anindita, India Apriany, Erlangga Dwi Maaruf, dan para member Organisasi

“X” yang selalu bisa membantu dan memberikan motivas-motivasi berarti ketika peneliti merasa jenuh dengan penelitian ini.

10) Teman peneliti dari SD Salman Al Farizi, Rizky Ali, Hervito Hutama, Reza Amriludwian, Sariyya Daniatin, Putra Pribadi, Anisya Abdurahman, Auzan Hanifati yang selalu menghibur peneliti ditengah-tengah pengerjaan penelitian ini.

11) Sahabat peneliti yang menyempatkan waktu untuk menemani peneliti mengerjakan penelitian dan menghibur peneliti ketika peneliti merasa jenuh, Hesti, Lengga, Tisa, Satria, Zainal.

12) Teman kerja peneliti, Kanya Cirga Suryadewi, Adiarta, Ahmad Meizar, Alifia Winy Amanda dan karyawan Eduplex lainnya yang membantu dan mengijinkan peneliti


(38)

untuk takeover kerjaan sehingga peneiliti dapat mengerjakan penelitian ini disela-sela bekerja.

13) Sahabat peneliti, Ingrid, Desca, Indah, Audi, Oky dan teman-teman lain dari Teknik Industri UNPAR yang selalu memberi motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

14) Senior 2008 Teknik Industri UNPAR, Ilham, Dyta, Dwi, Aldo, Yoga, Dinda, Zaldy dan yang lainnya tidak bisa disebut satu persatu, terima kasih telah memberi motivasi kepada peneliti dimanapun kalian berada.

15) Semua pihak yang telah membantu penyusunan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas akhir ini, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran dari pembaca.

Bandung, November 2016


(39)

65

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Psikologi, 2010, Panduan Penelitian Skripsi Sarjana. Bandung Universitas Kristen Maranatha

Maddi, S. R & Deborah, M. K. 2005. Resilience at Work : How to Succeed No Matter What Life Throws at You. United States of America, Amacon

Sudjana, M.A. 2002. Metode Statistika, Edisi 6 Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Lazarus, R, S, and Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, and Coping. New York: Springer Publishing Company


(40)

DAFTAR RUJUKAN

Frissilia, Gian. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Resilience at Work pada Anggota Regu Rescue Dinas Kebakaran Kota Bandung, Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Fitriyatun. Pengembangan Organisasi Mahasiswa dan Peran & Tanggung Jawab Mahasiswa. Sumenep. (http://www.academia.edu/8582450/ , diakses Maret 2015)

Wicak Aldi. Pengertian Mahasiswa. Jakarta.

(http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2309878-pengertian

mahasiswa/#ixzz28orxXDja, diakses pada tanggal Februari 2015)

AIESEC. Definisi dan Visi Misi AIESEC. Rotterdam. (http://aiesec.org/, diakses pada tanggal Februari 2015)

Dulay, Siti Fani. Perbedaan Self Regulated Learning Antara Mahasiswa yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Medan. (


(1)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI RESILIENCE AT WORK PADA MEMBER ORGANISASI “X” FULL TIME DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Sidang Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Disusun Oleh: Titania Widianty

1130239

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memperkenankan peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Resilience at Work pada Member full time Organisasi “X”di Kota Bandung”. Penelitian ini dibuat sebagai

syarat untuk menempuh sidang sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Pada penelitian penelitian ini peneliti merasakan masih banyak kekurangan yang dialami baik dalam pengetahuan, kemampuan, informasi, pengalaman, maupun pada penuturannya. Peneliti merasa masih harus banyak belajar dan berlatih agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Selama pengerjaan penelitian ini, peneliti mendapatkan banyak bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1) Dr. Irene P. Edwina, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2) Dra. Juliati A. Santoso, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam membimbing, memberikan masukan, serta memberikan dorongan dan semangat kepada peneliti agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

3) Cakrangadinata, M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping, yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan serta masukan dan dorongan kepada peneliti agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

4) Nadia Risky Putri, selaku Local Comittee President Organisasi “X” Bandung yang telah memberikan izin serta memberikan informasi lengkap mengenai Organisasi “X” Bandung sehingga akhirnya peneliti dapat melakukan penelitian di Organisasi “X” Bandung.


(3)

5) Kedua orang tua, adik dan kakak peneliti yang selalu mendoakan, mendukung setiap keputusan peneliti sekaligus pemberi inspirasi kepada peneliti untuk mengerjakan dan menyelesaikan penelitian ini.

6) Ryan Putra Perdanakusuma yang selalu memberikan semangat, dorongan, motivasi dan juga menemani peneliti dalam mengerjakan penelitian ini.

7) Ilham Anggi Putra, Rizka Fatiari, Karina Chandra, Intan Khairunisa, Tri Nastiti Husin, Akifan Fariz, Annisa Nuraini, Ayuningtyas, Jessy, Wine, Bimo, Oktian, Desy, serta para member Organisasi “X”full time di Bandung yang membantu, memberikan izin serta memberikan informasi yang lengkap sehingga peneliti dapat melakukan penelitian Organisasi “X” Bandung.

8) Sahabat seperjuangan, Istya Rachmanisa, Hanna Wahyudi dan Alida Novani yang selalu membantu bekerja sama, memberikan masukan, memberi “pecutan” ketika peneliti merasa menyerah, dan berjuang bersama-sama agar dapat cepat menyelesaikan penelitian ini.

9) Nadia Anindita, India Apriany, Erlangga Dwi Maaruf, dan para member Organisasi

“X” yang selalu bisa membantu dan memberikan motivas-motivasi berarti ketika peneliti merasa jenuh dengan penelitian ini.

10) Teman peneliti dari SD Salman Al Farizi, Rizky Ali, Hervito Hutama, Reza Amriludwian, Sariyya Daniatin, Putra Pribadi, Anisya Abdurahman, Auzan Hanifati yang selalu menghibur peneliti ditengah-tengah pengerjaan penelitian ini.

11) Sahabat peneliti yang menyempatkan waktu untuk menemani peneliti mengerjakan penelitian dan menghibur peneliti ketika peneliti merasa jenuh, Hesti, Lengga, Tisa, Satria, Zainal.

12) Teman kerja peneliti, Kanya Cirga Suryadewi, Adiarta, Ahmad Meizar, Alifia Winy Amanda dan karyawan Eduplex lainnya yang membantu dan mengijinkan peneliti


(4)

untuk takeover kerjaan sehingga peneiliti dapat mengerjakan penelitian ini disela-sela bekerja.

13) Sahabat peneliti, Ingrid, Desca, Indah, Audi, Oky dan teman-teman lain dari Teknik Industri UNPAR yang selalu memberi motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

14) Senior 2008 Teknik Industri UNPAR, Ilham, Dyta, Dwi, Aldo, Yoga, Dinda, Zaldy dan yang lainnya tidak bisa disebut satu persatu, terima kasih telah memberi motivasi kepada peneliti dimanapun kalian berada.

15) Semua pihak yang telah membantu penyusunan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan tugas akhir ini, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran dari pembaca.

Bandung, November 2016


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Psikologi, 2010, Panduan Penelitian Skripsi Sarjana. Bandung Universitas Kristen Maranatha

Maddi, S. R & Deborah, M. K. 2005. Resilience at Work : How to Succeed No Matter What Life Throws at You. United States of America, Amacon

Sudjana, M.A. 2002. Metode Statistika, Edisi 6 Bandung : Tarsito

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Lazarus, R, S, and Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, and Coping. New York: Springer Publishing Company


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Frissilia, Gian. 2012. Studi Deskriptif Mengenai Resilience at Work pada Anggota Regu

Rescue Dinas Kebakaran Kota Bandung, Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha.

Fitriyatun. Pengembangan Organisasi Mahasiswa dan Peran & Tanggung Jawab Mahasiswa. Sumenep. (http://www.academia.edu/8582450/ , diakses Maret 2015)

Wicak Aldi. Pengertian Mahasiswa. Jakarta.

(http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2309878-pengertian

mahasiswa/#ixzz28orxXDja, diakses pada tanggal Februari 2015)

AIESEC. Definisi dan Visi Misi AIESEC. Rotterdam. (http://aiesec.org/, diakses pada tanggal Februari 2015)

Dulay, Siti Fani. Perbedaan Self Regulated Learning Antara Mahasiswa yang Bekerja dan

yang Tidak Bekerja. Medan. (