KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR Andong Kabupaten Boyolali).

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD
DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI
(Studi Kasus Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) JUJUR
Andong Kabupaten Boyolali)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:
ZULAEKAH
B 200 050 275

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca skripsi dengan judul:

“KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD DALAM
MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi
Pegawai Negeri Jujur, Andong Kabupaten Boyolali)”

Yang ditulis oleh:
Nama

: Zulaekah

NIM/ NIRM

: B 200 050 275/ 05. 6. 106. 02030. 50275

Fakultas/ Jurusan

: Ekonomi / Akuntansi

Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk
diterima.
Surakarta, 19 Oktobe r 2009

Pembimbing Utama

(Dra. Erma Setiawati, MM)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Drs. H. Syamsudin, MM)

ZULAEKAH
05.6.106.02030.50275
AKUNTANSI
KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED
SCORECARD
KINERJA
Koperasi

DALAM


KOPERASI
Pegawai

MENGEVALUASI
(Studi

Negeri

Kasus

Jujur,

Pada

Andong

Kabupaten Boyolali)

19 OKTOBER 2009


ZULAEKAH

Motto
Sesungguhnya sesudahnya kesulitan itu ada kemudahan. M aka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain dan hanya kepada Allah SWT kamu berharap
(QS. AL – I nsyirah: 6-8)
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang
demikian itu sesungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’
(Q.S. Al-Baqarah : 45)

M engakui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita dan
berusaha mengisi kekurangan tersebut adalah keberanian luar biasa
(Hamka)

Kemarin adalah masa lalu, dan masa lalu adalah sejarah yang dapat dijadikan
contoh bagi kita. Hari ini adalah perjuanagn untuk masa depan,
masa depan adalah cita-cit a.
(K ahlil Gibran)
Watak tak bisa berkembang dalam suasana nyaman dan serba mudah

Hanya dengan mengalami cobaan dan derrítala Jiwa manusia akan
menjadi kyat Pandangan hidup akan bertambah jernih
Ambisi akan timbul serta sukses diraih
( Hellen K eller )

PERSEM BAH AN

Teriring dengan doa dan rasa syukur penulis
persembahkan karya ini untuk:

? Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
?
?
?
?

?
?
?
?

?
?
?
?

untuk menyelesaikan skripsi.
Nabi M uhammad SAW yang telah menjadi Suri
Teladanku dan yang memberikan cahaya hidupku
di dunia dan di akhirat.
I bu Dra. Erma Setiawati , M M yang telah
meluangkan
waktu
untuk
memberikan
bimbingan dan pengarahan.
Alm. Bapak H. Tholib Burahnudin
I bu yang selalu menyelipkan namaku dalam
setiap doa dan pengharapan semoga Doamu
terwujud
sebagai

keberhasilan
dan
kebahagiaanku.
Kakak-kakakku terima kasih atas doa dan
dukungannya selama ini.
Keluarga
besarku
terima
kasih
telah
mendukungku.,
Seseorang yang dari jauh menemaniku dan
mengajariku tentang arti kehidupan.
Teman-teman yang memberi bantuan, dorongan,
semangat dan persahabatan untukku.
Seseorang yang kelak akan menjadi pendamping
hidupku
Almamater di FE U M S
Semua pihak yang selama ini turut membantu.
Diriku sendiri yang mengalami masa sulit dalam

menyelesaikan skripsi ini.

ABSTRAKSI

Koperasi pegawai negeri sebagai salah satu jenis koperasi di Indonesia
memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat sehingga diperlukan
suatu strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan di dunia usaha. Untuk
menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, diperlukan suatu standar
pengukuran kinerja yang tepat. Dalam pengukuran kinerja tersebut tidak hanya
berorientasi pada sektor keuangan saja, tetapi juga sektor non keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan Balanced Scorecard dalam
mengevaluasi kinerja koperasi, untuk memberikan pembahasan mengenai
penerapan Balanced Scorecard, untuk membantu koperasi dalam
mempertimbangkan semua aspek keuangan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai, dan untuk membandingkan antara pengukuran kinerja yang telah
dilaksanakan dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced
Scorecard.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada Koperasi Pegawai
Negeri cabang Andong Kabupaten Boyolali. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang berupa laporan keuangan dan laporan tutup buku tahunan koperasi.

Analisis data dilakukan dengan metode balanced scorecard yang meliputi
perspektif finansial, keanggotaan, kemitraan, pertumbuhan dan pembelajaran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari perspektif finansial diperoleh nilai
ROI cenderung menurun dari 1,94% pada tahun 2006 hingga 1,16% tahun 2008,
realisasi anggaran belanja menunjukkan nilai yang lebih rendah dari RAB, dan
pertumbuhan SHU mengalami peningkatan sebesar 2,5% di tahun 2007 dan 0,7%
tahun 2008. Perspektif keanggotaan menunjukkan kinerja yang baik, dengan
tingkat perolehan anggota baru mencapai sebesar 3,74%, dan kemampuan
mempertahankan anggota lama rata-rata 12,67 per tahun. Perspektif kemitraan
menunjukkan kinerja yang baik yang dibuktikan dengan hubungan semua mitra
usaha selama tahun 2006 – 2008 berjalan baik dan kegiatan bidang usaha berjalan
lancar. Perpektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan kinerja yang baik
yang ditunjukkan dengan adanya penyisihan dana pendidikan secara rutin dan
produktivitas anggota dan pengurus baik dengan terlaksananya 90% program
kerja yang disusun. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep
balanced scorecard juga dapat digunakan untuk mengukur kinerja koperasi
seperti pada Koperasi Pegawai Negeri Jujur Andong Boyolali.
Keyword: balanced scorecard, kinerja, koperasi

KATA PENGANTAR


Assalamualaikkum Wr.Wb.
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi

dengan

judul

“KEMUNGKINAN

PENERAPAN

BALANCED

SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA KOPERASI (Stud i Kasus
Pada KPN JUJUR Andong Kabupaten Boyolali)”. Penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.
Dalam penulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan dan
kekurangan yang ada. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta
bimbingan berbagai pihak yang memberikan bantuan baik moral maupun material
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam penyusunan skripsi.
Tiada suatu yang berharga dan bernilai yang dapat penulis persembahkan
selain ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah mengatur seluruh jalan hidupku, ha nya kepada-Mu lah
aku menyembah.
2. Nabi Muhammad SAW yang telah memperkenalkan aku pada Allah SWT dan
menunjukkan jalan yang benar dalam hidup.

3. Bapak Drs. Sya msudin, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4. Bapak Drs. Suyatmin, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Selaku Pembimbing
Akademik yang selama ini selalu memberikan arahan-arahan dengan sabar
dan bijak.
5. Ibu Dra. Erma Setiawati, MM selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi yang telah
memberikan ilmunya selama penulis menuntut ilmu di Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
7. Bapak Drs. Supardi selaku pimpinan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Jujur
Boyolali, Bapak Hisyam dan staff karyawan KPN JUJUR yang telah
memberikan ijin dan memudahkan selama melakukan penelitian.
8. Bapak H. Tholib Burahanudin (Alm) maafkan anakmu yang belum sempat
membanggakanmu.
9. Ibu tersayang, terimakasih untuk lantunan doa yang tanpa henti terucap dalam
setiap helaian nafas, kasih sayang yang tak terbatas oleh ruang dan waktu serta
nasehat untuk selalu melangkah dengan pasti. Tak ada kasih sayang yang tulus
dan indah didunia ini, melainkan kasih sayang yang kalian curahkan
kepadaku.

10. Kakak-kakakku (Mas Ifin, Mbak Danik, Mas Anhar dan mbak siti) yang
senantiasa memberikan Doa, Perhatian, motivasi dan dukungan.
11. Keponakanku Aldo dan Zasqi yang lucu, imut, nggemesin dan selalu
membuatku terhibur, love you.
12. Keluarga besarku terima kasih kalian telah mendukungku.
13. Seseorang yang telah menemaniku selama ini dari jauh setia menemaniku dan
memberikan dorongan, dengan sabar menjadi tempat pelampiasan amarahku
dan terima kasih engkau telah membuatku semangat untuk menjalani
kehidupan.
14. Sahabat-sahabatku anak Nabsco Nina, Wahyu, Fitri (terima kasih telah
memberikanku semangat untuk terus berusaha menyelesaikan skripsi ini),
Wulan, Farah, Dita, Mun dan Indi (terima kasih atas persahabatan kalian
selama ini).
15. Tanteku Risqi Vitria (Almh) teria kasih telah kau ajarkan aku menjadi
manusia yang lebih baik.
16. Sahabat-sahabatku Lensi, Via, Nurul, Laras, Bendot, Kukuh, Selly, Yuyun,
dan Subur makasih ya atas perhatian kalian kepadaku.
17. Temen-temen kelas F Namira (terima kasih yaa, atas saran dan doaNya),
Irma, Ika, Hajah, Rika, Elin, Amini, Ria, Ning, Leni, Siti, Anis, Wita, Sunar
dan seluruh teman kelas F angakatan 2005 terimakasih atas kebersamaan
kalian
18. Arif Satriotomo Dan Sigit Saputra terima kasih.

19. “AD 4693 HM dan AD 2256 EM” Yang selalu setia mengantarku kemanapun
pergi, terutama kalo sedang konsul...Makasih Yaa.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
yang telah kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan. Saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, Oktober 2009

Penulis

.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................

ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................

iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................

v

ABSTRAKSI................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR..................................................................................

vii

DAFTAR ISI................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL........................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xvi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................

1

B. Perumusan Masalah.................................................................

5

C. Pembatasan Masalah ..............................................................

6

D. Tujuan Penelitian.....................................................................

6

E. Manfaat Penelitian…………………………………………...

7

F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Balanced Scorecard ...........................................

9

B. Balanced Scorecard sebagai suatu pengukuran strategis .......

11

C. Balanced Scorecard sebagai suatu manajemen strategis ........

11

D. Hubungan diantara tolak ukur dalam balanced scorecard......

13

E. Perspektif Balanced Scorecard ..............................................

17

1. Perspektif Keuangan ........................................................

17

2. Perspektif Pelanggan ........................................................

20

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ......................................

22

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ......................

24

F. Manfaat Balanced Scorecard .................................................

26

G. Keunggulan Balanced Scorecard ...........................................

27

H. Kendala Penerapan Balanced Scorecard ...............................

29

I. Penelitian Terdahulu ..............................................................

29

BAB III METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................

40

B. Data dan Sumber Data.............................................................

40

C. Metode Pebgumpulan Data ....................................................

40

D. Analisis Data ...........................................................................

41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum KPN Jujur .................................................

44

B. Analisa Data ...........................................................................

60

1. Perspektif Finansial .........................................................

60

2. Perspektif Keanggotaan ...................................................

62

3. Perspektif Kemitraan ........................................................

64

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ......................

65

C. Pembahasan ............................................................................

67

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................

69

B. Keterbatasan............................................................................

70

C. Saran........................................................................................

70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel IV. 1 Perkembangan Anggota Koperasi Selama 3 Tahun ...............

57

Tabel IV. 2 Perhitungan Rate of Return on Investment ............................

60

Tabel IV. 3 Perbandingan Anggaran Belanja dan Realisasi Kerja KPN
Jujur Andong Boyolali selama tahun 2006 - 2008.................

61

Tabel IV. 4 Pertumbuhan SHU KPN Jujur Andong Boyolali selama
tahun 2006 - 2008....................................................................

62

Tabel IV. 5 Perkembangan Jumlah Anggota KPN Jujur Andong Boyolali
selama tahun 2006 - 2008 .......................................................

63

Tabel IV. 6 Daftar Jumlah Anggota Lama yang Keluar pada KPN Jujur
Andong Boyolali selama tahun 2006 - 2008...........................

64

Tabel IV. 7 Pelaksanaan Program Kerja KPN Jujur Andong Boyolali
Selama tahun 2006 - 2008 ......................................................

66

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Hubungan Empat Perspektif dalam Balanced Scorecard .......

16

Gambar II.2 Perspektif Pelanggan Kelompok Inti .....................................

21

Gambar II.3 Proposisi Pelanggan ................................................................

22

Gambar II.4 Perspektif Proses Bisnis Internal ............................................

24

Gambar IV. 1 Struktur Organisasi KPN Jujur Andong, Boyolali ...............

49

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2

: Program Kerja KPN Jujur Andong Boyolali Tahun 2006 - 2008

Lampiran 3

: Neraca KPN Jujur Andong Boyolali Tahun 2006 - 2008

Lampiran 4

: Perincian SHU KPN Jujur Andong Boyolali Tahun 2006 – 2008

Lampiran 5

: Perbandingan Realisasi dan Anggaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dengan semakin berkembangnya perekonomian dewasa ini, menuntut
semua perusahaan berpacu saling meraih kesempatan untuk memajukan dan
menjaga kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi yang bersangkutan.
Mengingat semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan atau organisasi
usaha maka manajer dituntut untuk bekerja dengan lebih efektif dan efisien.
Sehingga mampumeningkatkan daya saing serta dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dilihat dari segi tujuan organisasi dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu organisasi yang menghimpun laba dan organisasi
yang tidak berrtujuan menghimpun laba. Bagi organisasi yang bertujuan
menghimpun laba, keputusan diambil diarahkan untuk menaikkan laba atau
paling tidak mempertahankan kesuksesan terutama dengan jumlah laba yang
diperoleh. Sedangkan organisasi yang tidak bertujuan menghimpun laba,
tujuannya ditentukan untuk menyumbangkan pelayanan yang sebaik-baiknya
dengan cara bagaimana pelayanan disumbangkan. Salah satu organisasi yang
berwatak sosial adalah koperasi.
Menurut UU no 25 / 1992 pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa:
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan organisasi / badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi.

Sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan”
1. Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku
saat ini di indonesia adalah sebagai berikut:
a) Keanggotaaan bersifat sukarela
b) Pengelolaan Dilakukan secara demokrasi
c) Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa
usaha masing- masing anggota
d) Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal
e) Kemandirian
f) Pendidikan dan perkoperasian
g) Kerja sama antar koperasi
2. Fungsi dan peran koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah:
a) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat;
c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekutan dan
ketahanan

perekonomian

sokogurunya;

nasional

dengan

Koperasi

sebagai

d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Pembangunan koperasi perlu diarahkan, sehingga koperasi semakin
berperan dalam perekonomian nasional. Koperasi pegawai negeri sebagai
salah satu jenis koperasi di Indonesia, memegang peranan penting dalam
perekonomian masyarakat. Sehingga diperlukan suatu strategi yang tepat
untuk menghadapi persaingan di dunia usaha. Agar dapat menjadi salah satu
organisasi yang memegang peranan utama dalam kegiatan ekonomi.
Untuk

menghadapi

persaingan

yang

semakin

ketat

tersebut,

dibutuhkan adanya suatu misi dan strategi dari koperasi yang terstruktur
dengan baik, sehingga nantinya koperasi dapat mengungguli pesaingpesaingnya. Salah satu cara untuk melakukan hal tersebut adalah dengan
menetapkan suatu standar pengukuran kinerja yang tepat. Dalam pengukuran
kinerja tersebut tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, karena hal
itu semakin kurang tepat dalam menghadapi persaingan saat ini, maka perlu
dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan. Sehingga pihak
manajemen koperasi dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan
informasi- informasi yang tepat pula.
Balanced Scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja
perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif untuk mengukur
kinerja perusahaan yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, serta proses pembelajaran pertumbuhan. Dari keempat perpektif

tersebut dapat dilihat bahwa Balanced Scorecard menekankan perpektif
keuangan dan non keuangan. Pendekatan Balanced Scorecard dimaksukan
untuk menjawab pertanyaan pokok yaitu (Kaplan dan Norton,1966) yaitu:
1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham?
(Perspektif Keuangan)
2. Bagaiman pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (Perspektif
Pelanggan)
3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (Perspektif Proses Internal)
4. Apa perusahaan harus terus

menerus melakukan perbaikan dan

menciptakan nilai secara berkesinambungan? (Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan)
Balanced Scorecard memberikan kerangka pemikiran untuk menjaga
strategi kedalam segi operasionalnya. Dengan Balanced Scorecard, tujuan
suatu unit usaha tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran keuangan,
melainkan dijabarkan lebih lanjut kedalam pengukuran bagaimana koperasi
tersebut harus menciptakan nilai terhadap anggota koperasi yang ada sekarang
dan dimasa akan datang serta bagaimana koperasi tersebut harus
meningkatkan pelayanan terhadap anggota, sistem dan prosedur yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
Demikian halnya dengan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Andong
yang juga bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Koperasi Pegawai
Negeri (KPN) Andong beranggotakan sebagian besar para pegawai negeri

negeri sipil yang berada di daerah Andong dan sekitranya. Namun tidak
menutup kemungkinan bagi masyarakat sekitar untuk bergabung menjadi
anggota. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis tertarik
untuk mengemukakan judul mengenai KEMUNGKINAN PENERAPAN
BALANCED SCORECARD DALAM MENGEVALUASI KINERJA
KOPERASI (Studi Kasus Pada KPN JUJUR Andong Kabupaten
Boyolali).

B. Perumusan Masalah
Dalam menjalankan roda perekonomian suatu negara tidak terlepas
peran

serta

rakyat

kecil,

sehingga

diperlukan

suatu

wadah

untuk

memperlancar kegiatan tersebut. Salah satunya adalah koperasi. Koperasi
sebagai salah satu landasan bagi terciptanya masyarakat yang berkeadilan
sosial harus selalu dikembangkan untuk menumbuhkan demokrasi ekonomi,
sehingga kesejahteraan anggota pada anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan suatu pengukuran untuk
mengetahui

bagaimana

kinerja

koperasi.

Banyak

perusahaan

telah

menggunakan pengukuran keuangan dan non keuangan untuk mengevaluasi
kinerja usahanya. Tetapi biasanya pengukuran non keuangan lebih digunakan
dalam tingkatan operasional yang langsung berhubungan dengan pelanggan.
Dari uraian diatas, perumusan masalah yang akan penulis kemukakan
adalah apakah Balanced Scorecard dapat diterapkan dalam mengevaluasi
kinerja koperasi (studi kasus pada KPN JUJUR Andong Kabupaten Boyolali)

C. Pembatasan Masalah
Suatu informasi yang relevan dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan yang tepat oleh suatu koperasi . Akuntansi sebagai
sistem informasi dituntut agar mampu menyediakan informasi yang relevan.
Akuntansi tradisional kurang dapat memenuhi fungsi tersebut karena hanya
memfokuskan pada pengukuran kinerja non keuangan. Agar informasi yang
dihasilkan adalah informasi yang relevan, maka digunakan metode Balanced
Scorecard yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari sudut
pandang keuangan dan non keuangan.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini, adalah :
1. Untuk

mengetahui

Balanced

Scorecard

dapat

digunakan

untuk

mengevaluasi kinerja koperasi.
2. Untuk memberikan pembahasan mengenai penerapan Balanced Scorecard,
untuk membantu koperasi dalam mempertimbangkan semua aspek
keuangan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
3. Untuk membandingkan antara pengukuran kinerja yang telah dilaksanakan
dengan pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard.

E. Manfaat Penelitian
1. Dapat membantu dalam mengevaluasi kinerja “Koperasi Pegawai Negeri
Jujur” Andong Kabupaten Boyolali dengan tetap mempertahankan segi
keuangan.
2. Memberi sumbangan pikiran kepada “Koperasi Pegawai Negeri Jujur”
Andong Kabupaten Boyolali mangenai metode Balanced Scorecard.

F. Sistematika Penelitian
Untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh hal- hal yang akan
disusun, secara garis besar disajikan kerangka penyusunan skripsi sebagai
berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang penulisan,
perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penyusunan skripsi serta sistematika penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam

bab

ini

menguraikan

tentang

mengenai

Balanced

Scorecard, Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja
strategis dan sebagai sebuah sistem manajemen strategis, berbagai
manfaat dan keunggulan Balanced Scorecard, serta berbagai
perspektif yang terkandung dalam Balanced Scorecard, penelitian
terdahulu dan kerangka teoritis.

BAB III

METODE PENELITIAN
Dalam bab ini meliputi Jenis penelitian, data dan sumber data,
metode pengumpulan data serta metode analisis data.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab

ini

menjelaskan

gambaran

umum

perusahaan

secara

menyeluruh, baik sejarah berdirinya, fungsi dan peran perusahaan
serta struktur organisasi perusahaan berisi tentang analisa data
yang diperoleh dari perusahaan, terutama yang berhubungan
dengan Balanced Scorecard, yang diukur dari berbagai perspektif
Balanced Scorecard
BAB V

PENUTUP
Berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan babbab sebelumnya dan disertai dengan saran-saran yang berguna
untuk perusahaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan contemporary management tool yang
digunakan untuk mendongkrak kemampuan perusahaan atau organisasi.
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yakni kartu skor (Scorecard) dan
berimbang (balanced).
Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil
kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor
yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa yang akan datang. Melalui
kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel dimasa depan
dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini
digunakan untuk mengevaluasi kinerja personel yang bersangkutan.
Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja
personel diukur secara berimbang dari dua aspek, yakni: aspek keuangan dan
non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh
karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan skor yang
hendak diwujudkan dimasa depan, personel tersebut harus memperhitungkan
keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, antara
kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat
intern dan kinerja yang bersifat ekstern.

Balanced Scorecard adalah suatu metode penilai kinerja yang
komprehensif yang menyediakan kerangka pengukuran dan sistem manajemen
strategis. Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton mengatakan bahwa
Balanced Scorecard, adalah :
“The Balanced Scorecard emphasize that financial and non financial
measures must the objective and the measurea for balanced score card are
more than just a some what adheck collection of financial and non financial
perfomance measure, they are devided from a top down process driven by the
mission and strategy”
Dari kutipan diatas bisa diartikan bahwa Balanced Scorecard
menterjemahkan misi dan strategi perusahaan kedalam tujuan dan ukuran yang
diukur dalam 4 persepsi, yaitu ; keuangan, konsumen, proses bisnis internal,
belajar dan berkembang. Kata Balanced Scorecard disini bertujuan untuk
menentukan adanya penyeimbangan antara faktor- faktor sebagai berikut :
a. Keseimbangan antara pengukuran eksternal untuk pemegang saham
pelanggan dengan pengukuran internal dari proses bisnis internal, inovasi
dan proses belajar dan tumbuh
b. Keseimbangan antara pengukuran hasil usaha dari usaha masa lalu dengan
pengukuran yang mendorong kinerja dimasa yang akan dating
c. Keseimbangan antara unsur obyektif, yaitu pengukuran berupa hasil
kuantitatif yang diperoleh secara mudah dengan unsur subyektif, yaitu
pengukuran kinerja yang membutuhkan perimbangan

Melalui Balanced Scorecard manajer dapat mengukur unit bisnis
mereka,

menciptakan

penciptaan

nilai

saat

ini

dengan

tetap

mempertimbangkan kepentingan-kepentingan dimasa yang akan datang, yang
mereka telah investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem,
prosedur organisasi demi perbaikan kinerja dimasa depan serta mereka dapat
menilai apa yang telah mereka bina dalam kekayaan tidak berwujud, seperti
loyalitas pelanggan dan reputasi perusahaan.

B. Balanced Scorecard sebagai suatu pengukuran strategis
Suatu pendekatan pengukuran yang efektif mungkin dapat membantu
organisasi kita dalam menentukan area yang strategis untuk memantau
perkembangan dan menanggulangi semua kekacauan. Hal ini didukung oleh
suatu penelitian yang menunjukkan bahwa organisasi-organisasi yang berada
pada tingkat atas dalam industrinya mempunyai karakteristik seperti
penyeimbangan pengukuran keuangan dan non keuangan, menghubungkan
pengukuran strategis dengan operasional dan mengkomunisasikan pengukuran
dan kemajuan yang dicapai kepada semua karyawan. Pengukuran memegang
peranan penting dala m menerjemahkan strategi bisnis mencapai suatu hasil
yang diinginkan.

C. Balanced Scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis
Banyak perusahaan telah mempunyai sistem pengukuran kinerja yang
menyertakan berbagai ukuran keuanganl dan non keuangan. Jadi apa yang

baru pada yang disebut seperangkat ukuran “yang seimbang” (balanced) ?
walaupun hampir semua perusahaan benar-benar memiliki bermacam- macam
ukuran keuangan dan non keuangan, banyak diantaranya menggunakan ukuran
non keuangan hanya untuk beberapa perbaikan lokal, pada operasi lini depan
dan yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Ukuran keuangan agregat
digunakan oleh para manajer senior seolah-olah semua ukuran ini mampu
menjelaskan hasil operasi yang dilaksanakan oleh para pekerja tingkat rendah
dan menengah. Perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan ukuran kinerja
keuangan dan non keuangan hanya untuk umpan balik taktis dan pengendalian
berbagai opersai jangka pendek.
Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan
non keuangan harus menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja
disemua tingkat perusahaan. Para pekerja lini depan harus memahami
konsekuensi finansial berbagai keputusan dan tindakan mereka; para eksekutif
senior harus memahami berbagai faktor yang mendorong yang mendorong
keberhasilan finansial jangka panjang. `tujuan dan ukuran dalam Balanced
Scorecard lebih dari sekedar sekumpulan ukuran kinerja keuangan dan non
keuangan khusus, semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari suatu proses
atas kebawah (top-down) yang digerakkan oleh misi dan strategi unit bisnis.
Balanced Scorecard seharusnya menerjemahkan misi dan strategi unit
bisnis kedalam berbagai tujuan dan ukuran. Balanced Scorecard menyatakan
adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham
dan pelanggan, dengan berbagai ukuran internal proses bisnis penting, inovasi,

serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara
semua ukuran hasil - apa yang dicapai perusahaan pada waktu yang lalu –
dengan semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Dan
scorecard juga menyatakan keseimbangan antara semua ukuran hasil yang
obyektif dan mudah dikuantifikasi dengan factor penggerak kinerja berbagai
ukuranhasil yang subjektif dan agak berdasarkan pertumbangan sendiri.
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau
operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced Scorecard
sebagai sebuah sistem manajemen strategis untuk mengelola strategi jangka
panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran Balanced Scorecard
untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting (Kaplan dan Norton
2000 : 9)
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3. Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif
strategis
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

D. Hubungan diantara tolak ukur dalam “Balanced Scorecard “
Balanced Scorecard lebih dari sekedar sekumpulan petunjuk kritis atau
faktor kunci keberhasilan bagi perusahaan. Berbagai macam ukuran dalam
Balanced Scorecard harus terdiri dari sejumlah sasaran dan tolok ukur yang
konsisten dan saling mendukung. Dalam Balanced Scorecard harus terdapat

hubungan sebab akibat diantara variable- variabel yang kritis serta bauran
pengukuran atas hasil dan pemicu kerja.
1. Hubungan Sebab Akibat
Strategi adalah seperangkat hipotesis mengenai hubungan sebab
akibat system pengukuran harus membuat hubungan (hipotesa) yang ada
diantara berbagai tujuan perusahaan (dan ukuran) dalam berbagai
perspektif eksplisit sehingga dapat dikelole dan divalidasi. Rantai sebab
akibat harus meliputi keempat perspektif Balanced Scorecard. Sebagai
contoh, return – on – capital – employed (ROCE) mungkin menjadi
sebuah ukuran Balanced Scorecard dalam perspektif financial. Faktor
pendorong ukuran ini dapat berupa pembelian ulang dan penjualan kepada
pelanggan yang lebih luas dari yang ada saat ini. Sehingga loyalitas
pelanggan disertakan dalam Balanced Scorecard (dalam perspektif
pelanggan) karena diharapkan dapat menjadi sesuatu yang mempunyai
pengaruh kuat terhadap ROCE. Analisa preferensi pelanggan mungkin
mengungkapkan bahwa penyerahan barang yang tepat waktu dinilai sangat
tinggi oleh pelanggan. Oleh sebab itu, usaha perusahaan untuk
meningkatkan ketepatan waktu penyerahan barang diharapkan dapat
menghasilkan loyalitas pelanggan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya
menghasilkan kinerja finansial yang lebih tinggi juga. Dengan demikian
loyalitas pelanggan dan penyerahan barang yang tepat waktu dimasukkan
kedalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard.

Proses ini kemudian berlanjut dengan mempertanyakan proses
internal apakah yang harus dikuasai perusahaan agar dapat menghasilkan
kinerja istimewa dari pengiriman barang yang tepat waktu. Untuk
mencapai

tujuan

ini,

perusahaan

mungkin

perlu

mengupayakan

tercapainya waktu siklus yang pendek dalam berbagai proses ukuran
Balanced Scorecard dalam perspektif internal yang bermutu tinggi, faktorfaktor yang dapat menjadi ukuran Balanced Scorecard dalam perspektif
internal. Dengan melatih dan meningkatkan keahlian para pekerja
operasional, suatu tujuan yang dapat disertakan pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Kita sekarang dapat melihat bagaimana
seluruh rantai hubungan sebab akibat dapat diciptakan sebagai faktor
melalui 4 perspektif Balance Scorecard.
Didalam industri jasa baru-baru ini juga ditemukan situasi serupa,
yaitu adanya hubungan kausal antara kepuasan pekerja, kepuasan
pelanggan, loyalitas pelanggan, pangsa pasar dan pada pekerja financial.

Financial
ROCE
Pelanggan
Loyalitas
Pelanggan

Penyerahan
Tepat Waktu

Proses Internal/Bisnis
Proses
Mutu

Proses
Waktu Siklus

Pembelajaran dan Pertumbuhan
Keahlian
Kerja

Gambar II.1 Hubungan 4 Perspektif Balance Scorecard
Oleh karena itu, Balanced Scorecard yang baik harus dapat
menjelaskan strategi unit bisnis dengan baik pula. Balanced Scorecard
harus mengidentifikasi dan menyatakan dengan eksplisit tahapan
hipotesis mengenai hubungan sebab akibat diantara berbagai hasil dan
sistem pendorongnya. Setiap ukuran yang dipilih untuk disertakan dalam
Balanced Scorecard harus merupakan unsure dalam sebuah rantai

hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti strategi unit bisnis
kepada sebuah perusahaan.
2. Bauran Pengukuran Hasil dan Pemicu Kerja
Balanced Scorecard yang baik harus memiliki bauran pengukuran
atas hasil dan pemicu kerja, pengukuran hasil tanpa pemicu kerja tidak
dapat mengkomunikasikan cara hasil yang diperoleh dan juga tidak
memberikan indikasi awal apakah strategi diimplementasikan secara
sukses.

Sebaliknya,

pemicu

kinerja

tanpa

pengukuran

hasil

memungkinkan unit bisnis mencapai perbaikan operasional jangka
pendek. Tetapi akan gagal dalam menunjukkan apakah perbaikan
operasional sudah diterjemahkan kedalam bisnis yang diperluas dengan
pelanggan yang ada maupun yang baru, dan pada akhirnya untuk
meningkatkan kinerja operasional.

E. PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD
Secara umum terdapat 4 macam perspektif yang diukur oleh Balanced
Scorecard, yaitu :
1. Perspektif Keuangan (finansial)
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam balanced
scorecard karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi
ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang
diambil. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus
dari tujuan-tujuan yang ada dalam tiga perspektif lainnya. Sasaran-sasaran

perspektif keuangan dibedakan pada masing- masing tahap dalam siklus
bisnis yang oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi tiga tahap:
a. Growth (Berkembang)
Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus
kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat
pertumbuhan yang sama sekali atau peling tidak memiliki potensi
untuk berkembang. Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan
seorang manajer harus terikat komitmen untuk mengembangkan suatu
produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas
produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,
infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan
global, serta mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan
pelanggan. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan mungkin secara
aktual beroperasi dengan cash flow negatif dan tingkat pengembalian
atas modal yang rendah. Investasi yang ditanam untuk kepentingan
masa depan sangat memungkinkan memakai biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan jumlah dana yang mampu dihasilkan dari basis
operasi yang ada sekarang, dengan produk dan jasa dan konsumen
yang masih terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage
menekankan pada pertumbuhan penjualan di dalam pasar baru dari
konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.

b) Sustain Stage (Bertahan).
Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana
perusahaan masih melakukan investasi dan reinbestasi dengan
mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik, Dalam tahap ini
perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan
mengembankannya apabila mungkin. Investasi yang dilakukan
umumnya

diarahkan

untuk

menghilangkan

kemacetan,

mengembangkan kapasitas dan meningkatkan perbaikan operasional
secara konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada
strategi-strategi jangka panjang. Sasaran keuangan tahap ini lebih
diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan.
c) Harvest (Panen)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap
dimana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi
mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali
hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk
melakukan ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan
utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk
ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah cash flow
maksimum yang mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.

2. Perspektif Pelanggan
Pada masa lalu seringkali perusahaan mengkonsentrasikan diri
pada kemampuan internal dan kurang memperhatikan kebutuhan
konsumen. Sekarang strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari
internal ke eksternal. Jika suatu unit bisnis ini mencapai kinerja
keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus
menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa yang bernilai dari
biaya perolehannya. Dan suatu produk akan semakin bernilai apabila
kinerjanya semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang
diharapkan dan persepsikan konsumen (Heppy Julianto, 2000). Tolok
ukur kinerja pelanggan dibagi menjadi dua kelompok (Budi W.
Soejtipto, 1997):
a)

Kelompok Inti
1) Pangsa pasar: mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan.
2) Tingkat perolehan para pela nggan baru: mengukur seberapa
banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan
baru.
3) Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama: mengukur
seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan
pelanggan-pelanggan lama.
4) Tingkat kepuasan pelanggan: mengukur seberapa jauh
pelangga n merasa puas terhadap layanan perusahaan.

5) Tingkat profitabilitas pelanggan: mengukur seberapa besar
keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan
produk kepada para pelanggan.

PANGSA
PASAR

AKUISISI
PELANGGAN

PROFITABILITAS
PELANGGAN

POTENSI
PELANGGAN

KEPUASAN
PELANGGAN

Gambar II.2 Perspektif Pelanggan Kelompok Inti
b) Kelompok Penunjang.
1) Atribut-atribut produk (fungsi, harga dan mutu)
Tolok ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif,
tingkat daya guna produk, tingkat pengembalian produk oleh
pelanggan sebagai akibat ketidaksempurnaan proses produksi,
mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan,
kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi
produksi.

2) Hubungan dengan pelanggan
Tolok ukur yang termasuk sub kelompok ini, tingkat
fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhan para pelanggannya, penampilan fisik dan mutu
layanan yang diberikan oleh pramuniaga serta penampilan fisik
fasilitas penjualan.
3) Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya
dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen.

Model Generik

Nilai

Fungsi
Analitas

=

Atribut Produk/Jasa

Mutu

Harga

+

Citra

+

Hubungan

Waktu

Gambar II. 3 Proposisi Pelanggan
3.

Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton 1996, dalam proses bisnis internal,
manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting
dimana perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses
internal tersebut mempunyai nilai- nilai yang diinginkan konsumen dan

dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang
saham. Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi:
1) Inovasi
Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan
oleh bagian riset dan pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolok
ukur yang digunakan adalah besarnya produk-produk baru, lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu produk secara
relatif jika dibandingkan perusahaan pesaing, besarnya biaya,
banyaknya produk baru yang berhasil dikembangkan.
2) Proses Operasi
Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya
untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam me menuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Tolok ukur yang digunakan
antara lain Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE), tingkat
kerusakan produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang
percuma, permintaan para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi,
penyimpangan biaya produksi aktual terhadap biaya anggaran
produksi serta tingkat efisiensi per kegiatan produksi.
3) layanan purna jual
Layanan purna jual adalah aktivitas penciptaan nilai
pelanggan atas penggunaan produk dan jasa perusahaan yang telah
ditawarkan. Dalam tahapan ini perusahaan berupaya memberikan
manfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah membeli

produk-produknya dalam bentuk berbagai layanan perbaikan
kerusakan , layanan penggantian suku cadang dan layanan
pembayaran cicilan.
Dari 3 tahap tersebut digambarkan sebagai berikut :

Proses
Layanan
Purna Jual
Proses inovasi

Kebutuhan
Kenali
Pelanggan
Pasar
Diidentifikasi

Ciptakan
Produk/
Jasa

Proses Operasi
Bangun
Produk/
Jasa

Luncurkan
Produk/
Jasa

Layani
Pelanggan

Kebutuhan
Pelanggan
Terpuaskan

Gambar II. 4 Perspektif Bisnis Internal
4. Perspektif Belajar dan Tumbuh
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan
pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan
tumbuh. Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah
menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif
sebelumnya. Perspektif keuangan, pelanggan dan sasaran dari proses
bisnis internal dapat mengungkapkan kesenj angan antara kemampuan
yang ada dari orang, sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan
untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Untuk memperkecil
kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam
bentuk

reskilling

employes.

Adapun

faktor-faktor

diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton, 1996):

yang

harus

a) Karyawan
Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan
produktivitas kerja karyawan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan
karyawan perusahaan perlu melakukan survei secara reguler.
Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam
pengambilan keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh
informasi, dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta
dukungan dari atasan. Produktivitas kerja merupakan hasil dari
pengaruh agregat peningkatan keahlian moral, inovasi, perbaikan
proses internal dan tingkat kepuasan konsumen. Di dalam menilai
produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara
terus- menerus.
b) Kemampuan Sistem Informasi
Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah
dipahami dan mudah dijalankan. Tolok ukur yang sering digunakan
adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat
dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi
tersebut.
c) Motifasi, pemberdayaan dan keserasian individu perusahaan
Meskipun pekerja yang terampil dilengkapi dengan akses
kepada informasi yang luas, tidak akan memberikan kontribusi bagi
keberhasilan perusahaan jika mereka tidak termotifasi bertindak
untuk kepentingan terbaik perusahaan, atau jika mereka tidak

diberikan kebebasan membuat keputusan dan mengambil tindakan.
Oleh karenanya, faktor enabler yang ketika bagi tujuan pembelajaran
dan pertumbuhan terfokus kepada iklim perusahaan yang mendorong
timbulnya motifasi dan inisiatif pekerja. Tolak ukur yang digunakan
adalah jumlah saran per pegawai, jumlah saran yang direalisasikan,
jumlah saran yang berhasil guna serta banyaknya pegawai yang
mengetahui dan mengerti visi dan tujuan perusahaan.

F. Manfaat Balanced Scorecard
Penerapan Balanced Scorecard memberikan berbagai manfaat yang
dapat diraih perusahaan. Berbagai manfaat yang dapat diberikan terhadap
manajer dalam melaksanaan operasional perusahaan adalah :
a. Merangkumkan dalam satu laporan manajemen berbagai elemen
keunggulan daya saing dalam agenda perusahaaan, orientasi pada
pelanggan, perbaikan kualitas, penekanan kerjasama tim, pengurangan
tenggang waktu pelontaran produk baru dan pengelolaan dalam perpektif
jangka panjang (widhiastuti, 2000)
b. Mendorong para manajer untuk memperhatikan semua tolak ukur
operasional dan memperhatikan apkah perbaikan dalam satu tahun bidang
tidak dicapai yang lain (widhiastuti, 2000)
c.

Balanced scorecard membantu perusahaan dalam menyelaraskan tujuan
dengan satu strategi yang diterapkan (ciptani, 2000:3)

d. Selain bermanfaat sebagai pengukur kinerja yang komprehensif dan
koheren, balanced score card dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
menterjemahkan dan mengimplementasikan strategi kedalam strategic
management system secara komprehensif dan koheren yang dapatdipantau
dinamikanya secara berkelanjutan (mulyadi dan setyawan,1999,307)

G. Keunggulan Balanced Scorecard
Dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional yang hanya
mengukur kinerja berdasarkan perspektif keuangan, maka balanced scorecard
memiliki beberapa keunggulan (Barbara Gunawan, 2000):
a. Komprehensif
Balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya
aspek kuantitatif saja, tetapi juga aspek kualitatif Aspek finansial
dilengkapi dengan aspek customer, inovasi dan market development
merupakan fokus pengukuran integral. Keempat perspektif menyediakan
keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba pada ukuran
internal

seperti

pengembangan

produk

baru.

Keseimbangan

ini

menunjukkan trade off yang dilakukan oleh manajer terhadap ukuranukuran tersebut untuk mendorong manajer untuk mencapai tujuan tanpa
membuat trade off diantara kunci-kunci sukses tersebut melalui empat
perspektif. Balanced scorecard mampu memandang berbagai faktor
lingkungan secara menyeluruh.

b. Adaptif dan Responsif terhadap Perubahan Lingkungan Bisnis
Pengukuran aspek keuangan tradisional melaporkan kejadian masa lalu
tanpa menunjukkan cara meningkatkan kinerja di masa depan. Aspek
customer, inovasi dan pengembangan, learning memberikan pedoman
terhadap customer yang selalu berubah preferensinya.
c. Fokus terhadap tujuan perusahaan
Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada setiap perspektif
adalah (Barbara Gunawan, 2000):
a. Perspektif Keuangan.
Terwujudnya

tanggung

jawab

ekonomi

melalui

penerapan

pengetahuan manajemen dalam pengo lahan bisnis dan peningkatan
produktivitas yang dikuasai personil.
b. Perspektif Customer
Terwujudnya tanggung jawab sosial sehingga perusahaan dikenal
secara Was sebagai perusahaan yang akrab dengan lingkungan.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal.
Terwujudnya pelipatgandaan kinerja seluruh personil perusahaan
melalui implementasi.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Terwujudnya keunggulan jangka penjang perusahaan lingkungan
bisnis global melalui pengembangan dan pemfokusan potensi sumber
daya manusia.

H. Kendala Penerapan Balanced Scorecard
Menurut ciptani (2000 : 32) dari hasil survai oleh sarah maurinac dan
ian alliots terdapat berbagai kendala dalam penerapan Balanced Scorecard
dalam prakteknya, berbagai kendala tersebut adlah sebagai berikut:
a. Terdapat

kekhawatiran

akan

timbulnya

perubahan

atas

sistem

pengendalian manajemen yang berdasar pada konsep balanced score card
akan mengganti system lama dan akan mengakibatkan perubahan yang
negative.
b. Adanya kesulitan dalam mempersatukan culture yang dimiliki ole h
perusahaan dengan stategi yang berdasar pada konsep Balanced
Scorecard.
c. Masih ada kendala dalam melakukan pendeteksian atas keselarasan
aktivitas dan strategi dengan tujuan yang ingin diraih perusahaan dalam
jangka panjang, sehingga banyak dijumpa kasus ketidakselarasan tujuan
dan strategi perusahaan ataupun srtategi yang telah direncanakan ternyata
melenceng dari tujuan yang hendak diraih perusahaan dalam jangka
panjang.

I. Penelitian Terdahulu
Balanced scorecard merupakan metode yang menerjemahkan visi dan
strategi perusahaan ke dalam tujuan dan ukuran ukuran dalam perangkat
perspektif yang seimbang{Kaplan dan nortun 1990}.pada awalya penilaian

kinerja dengan ko