PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA.

Pembentukan Karakter Anak Bangsa Melalui Pembelajaran
Sastra Indonesia
Retno W inarni

Bahasa dan

Revitalisasi Perguruan Tinggi sebagai Wahana Pengembangan Jiwa
Wirausaha: Perspektif Sosio-Kultural
Ali Imron A.M .

Landasan Filosofis Pembelajaran Seni Rupa: Prinsip-prinsip Edukatif
yang Harus Dipedomani Bagi Calon Pendidik Seni Rupa di Sekolah Umum
Siamet Subiyantoro

Wacana Khotbah Jumat sebagai Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah
"Analisis Wacana" di Perguruan Tinggi
Kundharu Saddhono dan Soepomo Poedjosoedarmo

Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Mata Kuliah Gambar
Perspektif
M ulyanto


Simulasi dan Penganalisa Data Praktikum Mesin Atwood Menggunakan
Macromedia Flash MX Praktikum Fisika Dasar I
Dewanto Harjunowibowo dan Sukarmin

Pemanfaatan Telaah Kualitatif dan Kuantitatif sebagai Prasyarat
Penyeleksian Item Tes Pilihan Ganda dalam Penyelesaian Tugas Akhir
(Skripsi) di LPTK
Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro

Mengenali Mahasiswa yang Bermasalah dan Upaya Pemecahannya
Sri W iyanti

Pengaruh Konseling Penulisan Karya Ilmiah Terhadap Kreativitas
Mahasiswa dalam Penelitian yang Inovatif
Sri Sumarni dan Anis Rahmawati

Model Konseling Alternatif untuk Membantu Pemilihan Karier MahasiswazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHG
W agimin


N o. II Vol. 2 Juli 2010

ISSN 1979- 4754

KADEMlKA

Jum al Pem ikiran dan Penelitian Pendidikan Tinggi

DAFTARISI
HaJaman Depan - i
Dewan Redaksi - ii
Daftar lsi - iii
Kata Pengantar - iv
Pembentukan Karakter Anak Bangsa MeJaluiPembeJajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Retno Winarni C8' 117-126
Revitalisai Perguruan Tinggi sebagai Wahana Pengembangan Jiwa Wirausaha:
Perspektif Sosio-Kultural
Ali Imron A.M. C8' 127-134
Landasan Filosofis PembeJajaran Seni Rupa: Prinsip-prinsip Edukatifyang harus Dipedomani
bagi Calon Pendidik Seni Rupa di SekoJah Umum

Slamet Subiyantoro C8' 13S-146
Wacana Khotbah [umat sebagai Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah f~nalisis Wacana" di
Perguruan Tinggi
C8' 147-1S8
Kundharu Saddhono dan Soepomo Poedjosoedarmo
Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Mata Kuliah Gambar Perspektif
Mulyanto C8' lS9-170
Simulasi dan Penganalisa Data Praktikum MesirrAtwood Menggunakan Macromedia Flash MX
Praktikum Fisika Dasar I
Dewanto Harjunowibowo dan Sukarmln C8' 171-180
Pemanfaatan Telaah Kualitatif dan Kuantitatif sebagai Prasyarat Penyeleksian Item Tes Pilihan
Ganda dalam Penyelesaian Tugas Akhir (Skripsi) di LPTK
Elvin Yusliana Ekawati dan Surantoro C8' 181-188
Meugenali Mahasiswa yang Bermasalah dan Upaya Pemecahannya
Sri Wiyanti C8' 189-194
Pengaruh Konseling Penulisan Karya Ilmiah Terhadap Kreativitas Mahasiswa dalam Penelitian
yang Inovatif
Sri Sumarni dan Anis Rahmawati C8' 19S-202

Model Konseling Alternatif untuk Membantu Pemilihan Karier Mahasiswa

Wagimin C8' 203-212
Pedoman Penulisan [urnal Akademika C8' 213

PEMBENTUKAN
KARAKTER ANAK BANGSA
MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Retno Winarni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Email: winarniuns@yahoo.com
ABSTRACT:zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Learning Indonesian language and literature can help students' language skills,
increase cultural knowledge, develop a sense of creativity, and support creating character,
which is sharpening sensitivity to the values of living in SOCietyand training readiness to face
variety of problems in real life. Learning Indonesian language and literature is very important in
development process because it will encourage people to be critical. Meaning stated in literary
works can lead to the empowerment that make people not only become assertive but also be
able to face future challenges. Hence, leaminglndonesian language and literature can come
into being Indonesian students' character that is strong, creative, critical, intelligent, good in
moral, and polite in language use. Relating to students as future intellectual, leaders, officials

who have good moral, they are expected to be able to use Indonesian language properly and
correctly.
Keywords: building character, Indonesian language and literature learning

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia dalam arti
seluas-luasnya, dan kebudayaan sebagai
milik seluruh bangs a, pada hakikatnya
merupakan dua hal yang berkaitan erato
Hal itu dapat dipahami karena pendi-dikan
berlangsung dalam suatu iklim buday\a
tertentu. Di sam ping itu, pendidikan juga
tidak dapat dilepaskan dari paradigma
kebudayaan yang merupakan lahan bagi
tumbuhnya identitas dan kepribadian
bangsa. Sebaliknya, kebudayaan sebagai
suatu konsep yang luas; yang mencakup
sistem dan pranata nilai yang berlaku
termasuk tradisinya yang mengisyarat-kan

makna pewarisan norma-norma kaidahkaidah, adat-istiadat
dan harta-harta
kultural memang membutuhkan upaya
pelestarian melalui pendidikan, yakni
pendidikan yang menyadarkan kepentinaan
akan preservasi nilai budaya yang bersifat
turun-memurun.
Pendidikan tanpa orientasi budaya akan
menjadi gersang dan jauh dari nilai-nilai
luhur. Sementara pada sisi yang lain, kebudayaan tanpa pendukung-pendukungnya

yang sadar dan terdidik, akhirnya akan
memudar sebagai sumber nilai.Pengelolaan
kebudayaan tidak boleh dilepaskan dari
kerangka pendidikan. Oleh karena itu, baik
pendidikan maupun kebudayaan masingmasing memiliki tugas yang berat yaitu
menanggung tugas untuk berperan serta
membangun kepribadian bangsa yang
mantap, utuh, dan kokoh. Bertolak dari
pemikiran tersebut di atas, sesungguh-nya

secara spekulatif dapat dikatakan bahwa
pembelajaranbahasa, sastra, kesenian, dan
humaniora merupakan sebuah muara
bagi bertemunya masalah-masalah kependidikan dan kebudayaan dalam batas-batas
tertentu. Dikatakan demikian karena
pernbelajaran hakikat-nya merupakan
salah satu wujud nyata upaya pendidikan.
Dalam hubungannya dengan pendidikan
secara umum yang bertujuan membentuk
a zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
fully functioning person (membentuk
manusia seutuhnya), pengajaran sastra
berguna pulauntukmembentukketerampilan
berbahasa, memperkaya ilmu pengetahuan,
menyokong perkembangan
jiwa, serta
membantu pembinaan watak (Moody:1971:7}
Tiada kemanusiaan tanpa bahasa, tiada
peradaban tanpa bahasa. Manusia tidak
117