PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA MELALUI PEND

PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN
JASMANI DAN PENGARUHNYA DALAM PENCAPAIAN TUJUAN
PENDIDIKAN NASIONAL

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI UJIAN TENGAH SEMESTER
Filsafat Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
yang dibina oleh Bapak Dr. Roesdiyanto, M.Kes

Oleh:
Yoga Danu Prawiro Sukarjo
100611404463

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN
MARET 2014

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Nasional...............................................................................5
B. Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Jasmani
................................................................................................................6
BAB III METODE PENELITIHAN
A. Metode Penelitian dan Pengembangan....................................................9
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan..................................................9

DAFTAR RUJUKAN

1

BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

dan tujuan.
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menerangkan tentang tujuan umum dari Bangsa Indonesia yaitu
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial”. Adapun dalam Undang-Undang dasar tersebut
disebutkan salah satu tujuan dari bangsa Indonesia adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa yang dimana hal ini dapat diwujudkan dalam Pendidikan
Nasional. Oleh karena itu, pendidikan yang merata serta diimbangi dengan mutu
pendidikan yang baik akan membuat berjalannya tujuan dari Undang-Undang
Dasar dan warga negara Indonesia dapat memiliki keterampilan hidup sehingga
memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan
lingkungannya.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 4 (dalam Renstra-Depdiknas, 2005: 21) menyatakan bahwa “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawa. Rencana strategis departemen pendidikan
nasional, (2005: 22) menguraikan tentang tujuan pembangunan pendidikan
nasional jangka menengah yang berhubungan dengan pembinaan karakter sebagai
berikut:

2

1) meningkatkan iman, takwa, akhlak mulia, 2) meningkatkan
sensitifitas dan kemampuan ekspresi estetis 3) meningkatkan
kualitas jasmani, 4) meningkatkan daya saing bangsa dengan
menghasilkan lulusan yang mandiri, bermutu, terampil, ahli dan
profesional, mampu belajar sepanjang hayat, serta memiliki
kecakapan hidup yang dapat membantu dirinya dalam menghadapi
berbagai tantangan dan perubahan.
Berdasarkan fungsi yang disebutkan dalam Undang-Undang dan Renstra tersebut
yaitu salah satunya meningkatkan karakter dari peserta didik yang dimana
diharapkan yaitu berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis
dan bertanggung jawab. Adapun salah satu upaya untuk membentuk karakter

adalah melalui pendidikan jasmani.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UU-SKN), pasal 1 ayat 11 menerangkan
bahwa olahraga pendidikan atau pendidikan jasmani merupakan “pendidikan
jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang
teratur

dan

berkelanjutan

untuk

memperoleh

pengetahuan,

kepribadian,

keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Sedangkan menurut Badan

Standar Nasional Pendidikan (2006: 486) menyatakan sebagai berikut:
Pendidikan jasmanai olahraga dan kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangakan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengetahuan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga
dan kesehatan yang dirancang secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan menurut Bucher (dalam Dwiyogo, 2010: 214) menyatakan bahwa
pendidikan jasmani dan kesehatan adalah “bagian integral dari seluruh proses
pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan fisik, mental, emosi, dan sosial
melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.
Berdasakan penjelasan dari tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa

pendidikan

jasmani


adalah

proses

pendidikan

yang

bertujuan

mengembangkan aspek-aspek manusia secara jasmani, sosial, mental, emosi, dan
keterampilan berpikir kritis melalui suatu aktivitas gerak yang terencana dan

3

sistematis sesuai dengan kurikulum. Adapun juga dari pengertian tersebut juga
menjelaskan bahwa pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah sebuah
pendidikan yang membentuk karakter dari peserta didik. Oleh karena itu, untuk
mencapai tujuan nasional pendidikan jasmani dapat dijadikan suatu upaya yang
tepat agar karakter dari bangsa Indonesia semakin baik sesuai dengan tujuan

Undang-Undang dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang dimana
memiliki kecerdasan dalam jasmani dan rohaninya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Karakter?
2. Bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan jasmani untuk
menunjang tujuan pendidikan Nasional
C. Tujuan
1. Penulis atau mahasiswa dapat mengetahui pengaruh pendidikan jasmani
2.

dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Penulis atau mahasiswa dapat memenuhi tugas ujian tengah semester
matakuliah Filsafat pendidikan jasmani dan olahraga.

4

BAB II
PEMBAHASAN
Pada Bab II diuraikan mengenai pendidikan nasional, karakter dan

pendidikan karakter dalam pendidikan jasmani.
A. Pendidikan Nasional
Menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menerangkan tentang tujuan umum dari Bangsa Indonesia yaitu
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial”. Adapun dalam Undang-Undang dasar tersebut
disebutkan salah satu tujuan dari bangsa Indonesia adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa yang dimana hal ini dapat diwujudkan dalam Pendidikan
Nasional. Oleh karena itu, pendidikan yang merata serta diimbangi dengan mutu
pendidikan yang baik akan membuat berjalannya tujuan dari Undang-Undang
Dasar dan warga negara Indonesia dapat memiliki keterampilan hidup sehingga
memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan
lingkungannya.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 4 (dalam Renstra-Depdiknas, 2005: 21) menyatakan bahwa “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawa. Rencana strategis departemen pendidikan
nasional, (2005: 22) menguraikan tentang tujuan pembangunan pendidikan
nasional jangka menengah yang berhubungan dengan pembinaan karakter sebagai
berikut:

5

1) meningkatkan iman, takwa, akhlak mulia, 2) meningkatkan
sensitifitas dan kemampuan ekspresi estetis 3) meningkatkan
kualitas jasmani, 4) meningkatkan daya saing bangsa dengan
menghasilkan lulusan yang mandiri, bermutu, terampil, ahli dan
profesional, mampu belajar sepanjang hayat, serta memiliki
kecakapan hidup yang dapat membantu dirinya dalam menghadapi
berbagai tantangan dan perubahan.
Berdasarkan fungsi yang disebutkan dalam Undang-Undang dan Renstra
tersebut yaitu salah satunya meningkatkan karakter dari peserta didik yang dimana
diharapkan yaitu berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis
dan bertanggung jawab.

B. Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan
Jasmani
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UU-SKN), pasal 1 ayat 11 menerangkan
bahwa olahraga pendidikan atau pendidikan jasmani merupakan “pendidikan
jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang
teratur

dan

berkelanjutan

untuk

memperoleh

pengetahuan,

kepribadian,


keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Sedangkan menurut Badan
Standar Nasional Pendidikan (2006: 486) menyatakan sebagai berikut:
Pendidikan jasmanai olahraga dan kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangakan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengetahuan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga
dan kesehatan yang dirancang secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan menurut Bucher (dalam Dwiyogo, 2010: 214) menyatakan bahwa
pendidikan jasmani dan kesehatan adalah “bagian integral dari seluruh proses
pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan fisik, mental, emosi, dan sosial
melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.
Berdasakan penjelasan dari tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa

pendidikan

jasmani

adalah

proses

6

pendidikan

yang

bertujuan

mengembangkan aspek-aspek manusia secara jasmani, sosial, mental, emosi, dan
keterampilan berpikir kritis melalui suatu aktivitas gerak yang terencana dan
sistematis sesuai dengan kurikulum. Adapun juga dari pengertian tersebut juga
menjelaskan bahwa pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah sebuah
pendidikan yang membentuk karakter dari peserta didik.
Pada saat ini pendidikan jasmani sudah banyak yang jauh konsep
pendidikan jasmani dan tujuan pendidikan dari pendidikan jasmani dan
pendidikan nasional. Adapun hal ini dapat terlihat dari banyaknya guru-guru dari
setiap satuan pendidikan yang mengarahkan atlit kepada kecabangan tanpa
mengindahkan konsep dari pendidikan jasmani. Menurut bapak Dr. Roesdianto,
M.Kes dalam mata kuliah Filsafat pendidikan jasmani menjelaskan bahwa, “Hal
yang utama dalam pendidikan jasmani adalah peserta didik dapat melakukan
gerak yang dimana cabang-cabang olahraga digunakan sebagai media peserta
didik bergerak untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Jadi, dalam hal
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pendidikan jasmani bukan yang
dinilai bukan dari seberapa terampil peserta didik dalam melakukan salah satu
keterampilan, tetapi bagaimana membina jasmani dari peserta didik, karena jika
peserta didik sudah memiliki kebugaran jasmani yang baik seperti dalah hal
kekuatan, kelentukan kelincahan, maka secara otomatis akan dengan mudah untuk
melakukan gerakan-gerakan dari setiap cabang olahraga. Adapun hal ini dapat
terjadi karena pada dasarnya dalam setiap teknik selalu ada komponen penunjang
agar dapat dilakukan dengan baik yaitu seperti dalam kekuatan otot, ketahanan,
kelentukan, dan sebagainya.
Pada saat ini “Pembangunan pendidikan nasional juga diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik, yang menjadi
landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” (Renstra-Depdiknas,
2005: 24). Selanjutnya dijelaskan juga bahwa, “Muatan pendidikan pada peserta
didik ditekankan pada seluruh aspek kecerdasan termasuk emosi, mental, dan
spiritual, yang diarahkan pada penghayatan atas nilai-nilai dan karakter positif”
Renstra-Depdiknas, 2005: 89). Dalam pendidikan jasmani pemibinaan karakter
sudah terjadi sejak munculnya pendidikan jasmani. Adapun hal ini dapat terlihat
dari setiap kegiatan jasmani. Hal tersebut antara lain sebagai berikut: 1) Dalam

7

melakukan gerak yang mengharuskan peserta didik berkerja sama dalam
kelompok. Hal ini akan menyebabkan peserta didik memiliki karakter berkerja
sama, bertanggung jawab atas kelompoknya. 2) Pada saat peserta didik melakukan
gerakan kelenturan seperti senam, pada saat itu peserta didik akan dimunculkan
karakter berani, disiplin, percaya diri, mandiri. 3) Pada saat peserta didik
melakukan permainan traditional, pada saat melakukan permainan tersebut maka
peserta didik akan dimunculkan karakter kreatif, inovatis, mandiri.
Berdasarkan penjabaran dari pendidikan karakter dalam pendidikan
jasmani tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan
pendidikan yang penting untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional dan
UUD 1945 untuk mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
nasional pendidikan jasmani dapat dijadikan suatu upaya yang tepat agar karakter
dari bangsa Indonesia semakin baik sesuai dengan tujuan Undang-Undang dasar
1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang dimana memiliki kecerdasan
dalam jasmani dan rohaninya.

8

BAB III
PENUTUP
Pada Bab II diuraikan mengenai kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang penting untuk mencapai
tujuan dari pendidikan nasional dan UUD 1945 untuk mencerdaskan bangsa. Oleh
karena itu, untuk mencapai tujuan nasional pendidikan jasmani dapat dijadikan
suatu upaya yang tepat agar karakter dari bangsa Indonesia semakin baik sesuai
dengan tujuan Undang-Undang dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
yang dimana memiliki kecerdasan dalam jasmani dan rohaninya.
B. Saran
Dalam pendidikan jasmani hendaknya diberikan sesuai dengan konsep
dasar pendidikan jasmani, dan tujuan dari pendidikan nasional dan UUD, karena
dengan memberikan suatu pendidikan yang berdasarkan konsep tersebut dapat
menjadikan suatu bangsa yang cerdas dan berkarakter.

9

DAFTAR RUJUKAN

BNSP. 2006. Badan Nasional Pendidikan Standar Isi Sekolah Dasar. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan
Dwiyogo. Wasis. 2010. Dimensi Teknologi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
dan Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Renstra-Depdiknas. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmia. Edisi
kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.
UU Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 tentang
Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Undang-Undang Republik
Indonesia.

10

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

PERANAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENGINFORMASIKAN TELKOMFLEXI MELALUI NEWSLETTER PADA KARYAWAN DI PT TELKOM Tbk DIVRE III BANDUNG

2 38 1

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGARUH PEMBERIAN KUNYIT DAN TEMULAWAK MELALUI AIR MINUM TERHADAP GAMBARAN DARAH PADA BROILER

12 105 39

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50