HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN HASIL PEMANJATAN PANJAT DINDING KATEGORI RINTISAN ( LEAD).

(1)

HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN HASIL PEMANJATAN PANJAT DINDING KATEGORI RINTISAN ( LEAD)

SKRIPSI

(Penelitian Deskriptif Kuantitatif pada Anggota Pamor Muda FPOK UPI)

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Pendidikan

Sarjana Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Disusun Oleh : SEPTIAN KAMALUDIN

1001296

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN HASIL

PEMANJATAN PANJAT DINDING KATEGORI

RINTISAN ( LEAD)

(Penelitian Deskriptif Kuantitatif pada Anggota Pamor Muda FPOK UPI)

Oleh

Septian Kamaludin

Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

©Septian Kamaludin 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SEPTIAN KAMALUDIN

HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN HASIL PEMANJATAN PANJAT DINDING KATEGORI RINTISAN (LEAD)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Drs. Dudung Hasanudin Ch. NIP. 196003151987031002

Pembimbing II

Drs. Dadan Mulyana NIP. 195801171989031001

Departemen Pendidikan Kepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Ketua

Dr. R Boyke Mulyana, M.Pd. 196812181994021001


(4)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN HASIL PEMANJATAN PANJAT DINIDING KATEGORI RINTISAN (LEAD)

Pembimbing : 1. Drs. Dudung Hasanudin Ch 2. Drs. Dadan Mulyana

Septian Kamaludin 2015

Motor ability mempunyai peranan yang sangat penting dalam cabang olahraga

panjat dinding khususnya pada kategori lead. Seberapa besar kontribusinya? merupakan sebuah pertanyaan yang perlu di selidiki dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,populasi nyaadalah20 anggota PAMOR yang masih aktif mengikuti proses latihan. Proses penarikan sample dilakukan dengan menggunakan purposive sampel atau sampel yang mewakili populasi representative terhadap informasi yang diberikan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji koefisiensi korelasi. Dari hasil pengolahan dan analisis data diperoleh kesimpulan, bahwa Motor Ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding memberikan kontribusi sebesar 31,36%. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif Motor

Ability terhadap hasil pemanjatan panjat dinding kategori lead. Maka disarankan

bagi para pembina dan pelatih sebaiknya memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik. Seperti halnya tes Barow Motor Ability karena akan berpengaruh terhadap hasil panjat dinding khususnya pada kategori lead.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Olahraga dan kesehatan


(5)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MOTOR CONNECTION WITH THE ABILITY OF CATEGORY STUB CLIMBING WALL CLIMBING ( LEAD )

Septian Kamaludin

1

, Dudung Hasanudin

2

, Dadan Mulyana

3 Coaching Education Department , Department of Sports Coaching

Faculty of Physical Education , University of Indonesia Septian Kamaludin@yahoo.com

Abstract

Motor ability has a very important role in sport climbing wall , especially in the lead category How big is the contribution ? is a question that needs to be investigated in this study . The method used in this research is descriptive , its population is 20 PAMOR members are still actively participating in the process of training . Sample withdrawal process is done by using a purposive sample or samples are representative of the population representative of the information provided . Analysis of the data used in this study is the correlation coefficient test From the results of data processing and analysis is concluded , with the result that the Motor Ability climbing wall climbing accounted for 31.36 % . From the results of this study concluded that there is a positive relationship Motor Ability to climb the climbing wall results lead category . So it is advisable for the coaches and trainers should consider the components of physical condition . As well as Barow Motor Ability test because it will affect the results of the climbing wall , especially in the lead category .

more specific area of learning that can improve the skills of the child .


(6)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI JUDUL PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA MUTIARA

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitin ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Penelitian ... 4

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Hakikat Motor Ability... 6

1. Motor Ability ... 6


(7)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Keterampilan Yang Dipengaruhi Motor Ability ... 8

4. Keterkaitan Motor Ability Dengan Kondisi Fisik ... 11

B.Hakikat Olahraga Panjat Dinding. ... 13

C. Hubungan Motor Ability Dengan Hasil Panjat Dinding (lead) ... 24

D. Anggapan Dasar Penelitian ... 26

E. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

C. Desain Penelitian ... 31

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 44

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 44

B. Uji Prasyarat Analisis ... 45

C. Pembahasan Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B.Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(8)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perbedaan dari Keterampilan ... 9 Tabel 2.2 Tingkat Kesulitan (Grade) pada Olahraga Panjat Dinding .... 17 Tabel 2.3 Fase-fase Perkembangan Motorik ... 26 Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 34 Tabel 4.1 Nilai Perhitungan Rata-rata dan Hasil Simpangan Baku Tes Barow

Motor Ability Ke Variabel ... 44 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Distribusi Normal Dari Kedua Variabel Penelitian

... 45 Tabel 4.3 Besarnya Hubungan Antara Variabel ... 46 Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal ... 46 Tabel 4.5 Persentase Dukungan Variabel X (Motor Ability) Dengan Variabel Y


(9)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tali Karmantel ... 20

Gambar 2.2 macam-macam carabiner ... 21

Gambar 2.3 Jenis-jenis Tambatan ... 22

Gambar 2.4 Seat Harnes ... 22

Gambar 2.5 Full Body Harness ... 23

Gambar 2.6 Chalk Bag ... 23

Gambar 2.7 Sepatu Pemanjatan ... 24

Gambar 2.8 Jenis-Jenis Ascender dan Discender ... 24

Gambar 3.1 Sanding Broad Jump ... 35

Gambar 3.2 Tes Softball Throw ... 36

Gambar 3.3 Tes Zig-zag Run ... 37


(10)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(11)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti kategori rintisan. Dalam olahraga panjat dinding kategori rintisan, yang dinilai adalah puncak tertinggi pemanjatan. Pemanjat yang paling tinggi memanjat adalah pemenangnya. Untuk mencapai pemanjatan paling tinggi, pemanjat harus memiliki lengan yang kuat, flexsibilitas panggul dan pemanjat juga harus pandai membaca jalur pemanjatan atau disebut orientasi medan yang dilaksanakan sebelum pemanjatan dimulai.

Pemanjat harus pandai membaca jalur pemanjatan untuk dapat mencapai puncak tertinggi tebing buatan dan pemanjat diatur oleh belayer. FPTI (2006:7) menyatakan sebagai berikut:

Kompetisi rintisan atau lead merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan dengan cara merintis (leading), atlet diamankan (di belay) dari bawah, setiap cincin kait dikaitkan dilakukan secara berurutan sesuai peraturan, dan ketinggian yang dicapai (atau dalam hal terdapat pemanjatan menyamping (traverse) atau lelangit (roof), jarak terpanjang sepanjang sumbu pemanjatan) menentukan posisi atlet pada satu babak kompetisi. Dari kutipan diatas di tarik kesimpulan bahwa rintisan (lead) merupakan kompetisi dimana pemanjat melakukan pemanjatan di dinding dan di-belay oleh teman satu team, setiap pemanjat memasang pengaman secara berurutan sesuai peraturan dan ketinggian yang di capai. Seorang pemanjat untuk mencapai garis finish tersebut tidak mudah di perlukan keterampilan yang baik, dikarenakan dalam cabang olahraga panjat dinding khususnya kategori rintisan sangat sulit karena dalam pertandingannya pemanjat harus memiliki keterampilan dan fisik yang baik. Pemanjat pun harus pandai memilih pegangan dan pijakan untuk bias melangkah keatas hingga menyelesaikan pertandingan dengan sempurna, untuk itu seorang pemanjat memerlukan keterampilan gerak yang baik,maka komponen di atas mesti di latih sehingga bisa mendukung atlet untuk mencapai hasil yang


(12)

2

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutan (1988, hlm. 96) yang tetera pada halaman2.

Kemampuan motorik dasar merupakan landasan bagi perkembangan keterampilan, sedangkan keteranrpilan banyak tergantung pada kemampuan dasar selanjutnya kemampuan dasar inilah yang nantinya akan berperan melaksanakan berbagai keterampilan dalam olahrga.

Dari kutipan di atas dapat dinyatakan, bahwa kian tinggi tingkat general

motor ability seseorang maka kian mudah dan cepat orang tersebut menguasai

suatu keterampilan. Maksudnya bahwa semakin atletmenunjukkan kemudahan ketika atlet mempelajari suatu gerakan, maka hal tersebut menunjukkan semakin tinggi derajat motor ability yang dimilikinya Kualitas motor ability memberikan gambaran tentang kemampuan seseorang dalam mempelajari suatu keterampilan gerak cabang olahraga. Motor ability mempunyai peranan yang penting dalam proses pemanjatan pada cabang olahraga panjat tebing kategori rintisan (lead), terutama ketika atletmelakukan pemanjatan dengan jalur yang yang belum pernah dilewatinya.

Dengan demikian untuk kedua faktor tersebut sangat menentukanperanankemampuan gerak pada seseorang.Kemampuan seseorang secara alamiah akanberkembang dengan sendirinya sesuai dengan proses pertumbuhan,perkembangan, kematangan, dan pengalaman serta faktor latihan. Faktorpenyebab perbedaan hasil latihan dipengaruhi oleh tingkat motor ability. Abilitasmerupakan salah satu faktor penyebab dari sekian banyak faktor yang bersifatintenal, maka dalam penelitian ini kemampuan gerak inilah yang kemudianberperan sebagai landasan bagi keterampilan, khusunya keterampilan atlet dalam memanjat. Dengan demikian, motor ability merupakan suatu kapasitas umumseseorang untuk bergerak atau melakukan aktivitas gerak.

Adapun perbedaan kemampuan gerak pada setiap individu adalah sebagaiberikut :


(13)

3

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kemampuan gerak dari tampilan karakteristik seseorang yang sangat dipengaruhi oleh faktor genetika.

2. Kemampuan gerak itu sendiri bersifat permanen dan dapat daiamproses pertumbuhan dan kematangan.

3. Kemampuan gerak juga dapat berkembang atau dirubah melalui proses belajaratau latihan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan gerak merupakan suatu kapasitasumum seseorang untuk bergerak atau melakukan aktivitas. Dalam hal ini,kemampuan gerak seseorang berhubungan dengan keterampilan gerakpada cabang olahraga panjat dinding. Kemampuan gerak inilah yang akan menjadi fokus penelitianyang berkaitan dengan keberhasilan memanjat pada cabang oalahraga panjat dinding kategori rintisan (lead). Berdasarkan latarbelakang di atas, maka penulis merasatertarik untuk melakukan penelitian tentanghubungan

motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead) pada

anggota muda PAMOR FPOK UPI.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari sebuah penelitian.Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut. Dengan demikian penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut”Apakah terdapat hubungan yang positif antar motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead) ?

C. Tujuan peneltian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awaluntuk kegiatan selanjunrya untuk mencapai tujuan penelitian. Tujuan umum dalam


(14)

4

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motor abilitydengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead)

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca, adapun keinginan penulis dalam pembuatan penelitian ini yaitu :

1. Secara teoretis

a) Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan, khususnya bagi disiplin ilmu pendidikan kepelatihan olahraga

b) Sebagai informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya bagi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan sebagai lembaga yang mencetak calon pelatih Olahraga dan tenaga pengajar atau guru mata pelajaran pendidikan jasmani.

c) Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk menentukan latihan kondisi fisik yang dibutuhkan oleh atlet panjattebing.

2. Secara praktis

a) Dapat digunakan sebagai acuan bagi para pelatihan terkait dengan pelatihan olahraga.

b) Sebagai bahan pertimbangan bagi para pelatih olahraga dalam pembinaan olahraga.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak luas, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian, adapun ruag lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan gerak (motor ability). 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pemanjatan panjat dinding kategori (lead)


(15)

5

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tesbarrow motor ability terdiri dari lima tes yaitu: Standing broad jump, soft

ball throw, zig-zag run, wall pass, medicine ball put, lari cepat 50 meter.

4. Tes pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead)

5. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota muda PAMOR FPOK UPI Bandung

F. Strukturorganisasiskripsi

Berdasarkan buku pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2013) makasistematikpenulisanlaporanpenelitian (Skripsi) yang akan di susunadalahsebagaiberikut.

Bagianawal, berisitentanghalamanjudul, pernyataankeasliantulisan, halamanpengesahan, motodanpersembahan, prakata, abstrak, daftarisi, daftartabeldandaftarlampiran.

Bab I berisiuraianpendahuluandanmerupaanbagianawaldariskripsi, padababinidikemukakantentanglatarbelakangpenelitian. rumusan masalahpenelitian, tujuanpenelitian, manfaatatausignifikasipenelitian, danstrukturorganisasiskripsi.

Bab II landasanteori, kajianpustaka,

kerangkapemikirandanhipotesispenelitian.Kajianpustakamempunyaiperanan yang sangatpenting.Bab inimembahasteori yang melandasipermasalahanskripsi yang merupakankerangkateoritis yang diterapkandalamskripsi, sertateoritikpeneliti.Padababiniberisitentanghubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead)

Bab III berisitentangmetodepenelitian,

babiniberisitentangpenjabaranrincimengenaimetodepenelitian yang akandigunakan, termasukkomponensepertiwaktudantempatpenelitian, subjekpenelitian, desainpenelitian, instrument penelitian, serta teknikpengumpulan data danteknikanalisis data.


(16)

6

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV berisitentanghasilpenelitiandanpembahasan, babinimengemukakantentanghasilpenelitiandanpembahasanpenelitianterdiridaridu

ahalutama, yaknipengelolaanatauanalisis data

untukmenghasilkantemuanberkaitandenganmasalahpenelitian,

pernyataanpenelitian, hipotesis,


(17)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya.Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data.Sesuai dengan masalah yang ingin dikaji maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Surakhmad (1998, hlm. 139) bahwa: "Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang." Sedangkan Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 64) menjelaskan sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi.Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan.Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan.Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena penelitian ini ingin mengungkap masalah yang terjadi pada masa sekarang.

Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti apakah terdapat hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead).


(18)

32

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran yang sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber data.Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.Mengenai pengertian populasi Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 84) menjelaskan bahwa:"Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok social, sekolah, kelas, organisasi, dan Iain-lain." Kemudian Arikunto (2002, hlm. 108) menjelaskan bahwa: ''Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian." Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian tempat diperolehnya informasi yang dapat berupa individu maupun kelompok.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota PAMOR FPOK UPI Bandung.

Untuk memudahkan pengumpulan data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan sampel. Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 85) menjelaskan bahwa: "Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi.'' Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada. Arikunto (2002, hlm. 108) menjelaskan bahwa: "Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,maka penelitiannya merupakan penelitian populasi."

C. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution (2004, hlm. 40)


(19)

33

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan bahwa: "Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian." Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut: a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

b. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran. c. Anallsis data.

d. Menetapkan kesimpulan.

Adapun desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

X Y

Bagan 3.1 Desain Penelitain Keterangan:

X : Motor Ability

Y :Hasil pemenjatan panjat dinding aktegori rintisan (lead)

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:

Populasi Sampel


(20)

34

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan Data dan

Kesimpulan

Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat melakukan penelitian ini di papan panjat dinding UPI Bandung. Sedangkan waktu penelitiannya tanggal 4-9 Desember 2014 Adapun jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang direncanakan terhadap variabel-variabel penelitian yang akan diselidiki adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Waktu penelitian

No Variabel Penelitian Tanggal Waktu Tempat

1 Motor Ability 4,5,6dan 7 .15,30 Lapang berdebu UPI dan posko PAMOR

2 Tes pemanjatan 8 dan 9 .15,30 Papan panjat UPI

E. Instrumen Peneitian


(21)

35

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrument. Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Nurhasan (2000, hlm. 1) menjelaskan mengenai tes dan pengukuran yaitu: "Suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data." Berkaitan dengan hal ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tes motor ability diukur dengan menggunakan Barrow Motor Ability Test yang dikutip dari Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 130)

2. Tes pemanjatan.

Untuk lebih jelasnya mengenai alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, secara rinci akan diuraian adalah sebagai berikut: 1. Tes Motor Ability

Tujuan : membuat klasiflkasi, bimbingan, dan penentuan prestasi.

Level : mahasiswa pria, siswa pria SMU, dan siswa pria SMP.

Perlengkapan/alat: lapangan atau lintasan lurus dan datar, dinding rata, bola basket,bola medicine stopwatch, bendera, bola sepak, ballpoint. Adapun tesnya sebagai berikut:

Tes standing broad jump

> Tujuan : untuk mengukur komponen otot tungkai.

> Alat/fasilitas : pita ukur (meteran), bak pasir/matras, bendera juri, formulir tes, dan alat tulis.

> Pelaksanan tes: Orang coba berdiri pada papan tolak dengan lutut ditekuk sampai membentuk sudut 45° kedua lengan lurus ke belakang. Kemudian orang coba menolak ke depan dengan kedua kaki sekuat-kuatnya dan mendarat dengan kedua kaki. Orang coba diberi kesempatan 3 (tiga) kali percobaan.

> Penskoran : Jarak lompatan terbaik dari 3 kali percobaan dicatat sebagai data penelitian. Jarak lompatan diukur mulai dari dalam papan tolak sampai batas


(22)

36

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tumpuan kaki atau badan yang terdekat dengan papan tolak.

Untuk lebih jelasnya mengenai tes standing broad jump dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1


(23)

37

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes Softball Throw

> Tujuan : untuk mengukur mengukur power otot lengan

> Alat/fasilitas : formulir tes, alat tulis, bola softball, dan pita pengukur.

> Pelaksanaan tes: Orang coba melemparkan softball sejauh mungkin di belakang garis batas. Orang coba diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali lemparan. > Penskoran : Jarak lemparan yang terjauh dari ketiga lemparan dan dicatat sebagai

data penelitian.

Untuk lebih jelasnya mengenai tes softball throwdapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini

Gambar 3.2 Tes Softball Throw Tes Zig-zag Run

> Tujuan : untuk mengukur kelincahan gerak seseorang

> Alat/fasilitas : formulir tes, alat tulis, tonggak, stop watch dan diagram tes zig-zag

run.

> Pelaksanaan tes : orang coba berdiri di belakang garis start, bila ada aba-aba "ya", oarang coba lari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai dengan diagram sampai batas finish, sebyek diberi kesempatan melakukan tes ini sebanyak 3 kali kesempatan. Orang coba dinyatakan gagal bila menggeserkan tonggak tidak sesuai pada diagram tes tersebut..


(24)

38

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data penelitian. Waktu tempuh dicatat sampai sepersepuluh detik. Untuk lebih jelasnya mengenai tes zig-zag rundapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Tes Zig-zag Run

4) Tes Wall Pass

> Tujuan : untuk mengukur koordinasi mata dan tangan.

> Alat/fasilitas : formulir tes, alat tulis, bola basket dan stop watch serta dinding tembok.

Pelaksanaan tes : Orang coba berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola basket dengan kedua tangan di depan dada. Bila aba-aba."ya" diberikan, orang coba dengan segera melakukan lempar-tangkap ke dinding selama 15 detik.

>Penskoran : Skor yang diperoleh orang coba adalah frekuensi lemparan yang sah dari tiga kali kesempatan dan frekuensi lemparan yang terbanyak dijadikan sebagai data penelitian.

Untuk lebih jelasnya mengenai tes wall pass dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini


(25)

39

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4 Tes Wall Pass

5) Tes Medicine Ball Put

> Tujuan : untuk mengukur power otot lengan.

> Alat/fasilitas : formulir tes, alat tulis, bola medicine (6 pound), pita ukuran, dan bendera Juri.

> Pelaksanaan tes : Orang coba berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola di depan dada dengan badan condong 45°. Kemudian bola didorong ke depan cepat dan sekuat mungkin sebanyak tiga kali lemparan.

> Penskoran : Skor yang diperoleh orang coba adalah jauhnya bola yang di dorong ke depan dari tiga kali kesempatan dan lemparan yang terjauh dijadikan sebagai data penelitian.

6) Tes Lari Cepat 50 Meter

> Tujuan : Mengukur kecepatan

> Alat/fasilitas : Stop watch, lintasan yang berjarak 60 yard > Pelaksanaan : Subyek lari secepat mungkin, dengan

menempuh jarak 60 yard=50 m.

> Skor : Waktu dari mulai aba-aba “ya” sampai subyek tersebut melewari finish. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.


(26)

40

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar3.5 Tes Lari Cepat 50Meter 2. Tes pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead)

1. Tes pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead), tujuannya untuk mengetahui prestasi dalam satuan catatan waktu.

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil tes dan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengolahnya dengan menggunakan rumus statistika. . Adapun

rumus-rumus statistika yang digunakan dalam penelitian ini di kutip dari buku ”Hand Out Statistika” Nurhasan (2002) dan buku “Metode Statistika” Sudjana (1989). Adapun

langkah- langkah pengolahan data dalam penelitian ini terdapat di halaman berikutnya:

1. Menghitung nilai rata-rata dari hasil data mentah setiap variabel.

Menurut Nurhasan (2002, hlm. 21) “rata-rata adalah suatu nilai yang

mencerminkan keadaan suatu kelompok secara keseluruhan”.

Rumus untuk menghitung rata-rata adalah:

=

n Xi


(27)

41

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

 : Nilai rata-rata yang dicari

i : Jumlah skor yang didapat

n : Banyak sampel

2. Menghitung simpangan baku dari semua variabel.

Menurut Nurhasan (2002, hlm. 35) “simpangan baku adalah rentang penyebaran skor-skor dan besarnya penyimpangan suatu skor dari nilai rata-rata yang

distandarnisir”.

Rumus yang digunakan adalah:

√ ̅ Keterangan:

S : Simpangan baku : Nilai yang didapat ̅ : Nilai rata-rata n : Banyaknya sampel 1. Menghitung T-skor

Menurut Nurhasan (2002, hlm. 41) “T-skor adalah suatu cara mengubah skor mentah (raw score) ke dalam skor baku (skor standar)”. T-skor berfungsi untuk menyetarakan skor-skor yang berbeda satuan ukurannya, membandingkan skor yang diperoleh dan mempunyai bobot yang berbeda dan menggabungkan skor tes yang berbeda satuan ukurannya.


(28)

42

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

T-skor = 50 + 10 ̅ atau =

50 + 10 ̅ ( untuk Waktu )

Arti unsur-unsur pada halaman sebelumnya adalah

T-skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa ̅ = nilai rata-rata

S = Simpangan baku

4 Menguji normalitas dristibusi data dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors. Menguji normalitas data, untuk mengatahui apakah data tersebut normal atau tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan menggunakan uji Liliefors.

Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1,X2,...Xn dijadikan bilangan baku 1, 2...n dengan menggunakan rumus:

b.

S X Xi

i

 

( X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel )

c. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian menghitung peluang.

  

Z

i

P

Z

i

Z

i


(29)

43

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Selanjutnya dihitung proporsi 1,2....n yang lebih kecil atau sama dengan i. Jika ini dinyatakan oleh S (1), maka

 

n

yang Banyaknya

S n i

i      

 1, 2,...

e. Hitung selisih F

 

i -S

 

i kemudian tentukan harga mutlaknya.

f. Besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini adalah Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandingkan Lo

dengan nilai kritis yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.

Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima.

g. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis Lo yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji Leliefors, dengan taraf nyata  = 0,05.

Kriterianya adalah:

1. Hipotesis diterima apabila Lo < L = Normal 2. Hipotesis ditolak apabila Lo > L = Tidak normal 1. Menghitung koefisien korelasi

Perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut:

nxy –(∑x) (∑y)

rxy =


(30)

44

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Korelasi yang dicari Jumlah sampel

x =Skor pada variabelx y =Skor pada variabel y x = Jumlah x

y =Jumlah y

xy =Jumlah x kali y x =Jumlah dari kuadrat x

y =Jumlah dari kuadrat y

2. Menghitung uji signifikan korelasi dengan rumus:

Keterangan :

t : nilai t hitung yang dicari r : Koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel

Kriteria : -t (1- ½α )< < t(1- ½α )

3. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan(lead).


(31)

45

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

F = Nilai signifikan ganda k = Jumlah variabel bebas

R = Korelasi ganda antara dan n = Jumlah sampel

4. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut :

Keterangan :

D: determinan atau presentase dukungan r2: kuadrat dari korelasi

100% :konstanta tetap

2. Hipotesis Statistika

Sesuai dengan masalah penelitian, hipotesis penelitian maka hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. X1.Y

Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat hubungan dari motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead).

Hi : ρ > 0 = Terdapat hubungan dari motor abilitydengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead).


(32)

46

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(33)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada BAB IV, mengenai hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori lead, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Terdapat hubungan yang positif antara motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead) sebesar 31,36%, berdasarkan hasil analisis korelasi rxy 0,56.

B. Saran

Dari pengolahan dan analisis data mengenai motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori lead, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih cabang olahraga panjat tebing, dalam proses pembinaan atlet panjat terutama untuk meningkatkan kemampuan dalam panjat tebing. Khususnya kategori lead maka sebaiknya memperhatikan komponen-komponen. Seperti halnya motor ability harus lebih di perhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil pemanjatan panjat dinding khusunya pada kategori lead.

2. Bagi para penulis dianjurkan untuk mencoba komponen-komponen fisik dan lainnya terhadap cabang olahraga panjat dindingmaupun cabang olahraga yang lain.

3. penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca literatur-literatur lain yang lebih mendukung tentang olahraga panjat dinding.


(34)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta ; PT.rineka Cipta.

Bompa. Tudor O., (1990). Theory and Methodology Of Training, second Ed., Kendall/Hunt Publishing Company, Dubuge, Iowa.

Bompa. Tudor O., (1994). Power Training for Sport. Plyometrics for Maximum

Power Development. Canada : Ontario.

DEPDIKBUD (1997) Pedoman Kompetisi Panjat Tebing Indonesia. Jakarta FPTI

Fox, E.L., Bowers, RW., Foss, M.L. 1988. The Psysiological Basis of Physical Education and Athletics. Philadelphia: WB. Sounders Company.

Harsono, (1988). Coaching dan aspek aspek psikologis dalam coaching. Jakarta; C.V. Tambak Kusumajjjjj.

Hidayatullah, M.F. (1995). Teori Umum Latihan. Terjemahan General Theory of Training Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Jonath, U., Haag, E., Krempel, R,. 1987. Atletik.Alih bahasa Suparmo. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra

Nosseck, Josef. (1982). General Theory of Training. Lagos : National Institutefor Sport

Nurhasan. (2000).Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Statistik. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Radcliffe ,J.C., and R.C. Farentinos. (1985), Plyometrics Exsplosive Power

Training. Champaign, Il: Human Kinetic.

Rusli,Lutan (1988). Belajar Keterampilan Dan Teori Metode. Departemen P&K Dirjen Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta


(35)

53

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD ) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rusli,Lutan (2000). Pengukuran dan Evaluasi. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Fisik Dalam Olahraga. Semarang. Dahara Prize.

Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Satria. Dkk. (2010). Modul Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung FPOK UPI Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta.

Suharto. (1997). Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta: Departemen D&K Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi.

Sudjana. (2009). Metoda Statistika. Bandung. Tasito

Surakhmad, winarno. (2004). pengantar metodologi ilmiah. Jakarta. Gramedia. Pustaka utama

Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(1)

44

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

= Korelasi yang dicari

Jumlah sampel

x =Skor pada variabelx y =Skor pada variabel y x = Jumlah x

y =Jumlah y

xy =Jumlah x kali y x =Jumlah dari kuadrat x

y =Jumlah dari kuadrat y

2. Menghitung uji signifikan korelasi dengan rumus:

Keterangan :

t : nilai t hitung yang dicari r : Koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel

Kriteria : -t (1- ½α )< < t(1- ½α )

3. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan(lead).


(2)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

F = Nilai signifikan ganda k = Jumlah variabel bebas

R = Korelasi ganda antara dan n = Jumlah sampel

4. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut :

Keterangan :

D: determinan atau presentase dukungan r2: kuadrat dari korelasi

100% :konstanta tetap

2. Hipotesis Statistika

Sesuai dengan masalah penelitian, hipotesis penelitian maka hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. X1.Y

Ho : ρ ≤ 0 = Tidak terdapat hubungan dari motor ability dengan hasil

pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead).

Hi : ρ > 0 = Terdapat hubungan dari motor abilitydengan hasil pemanjatan

panjat dinding kategori rintisan (lead). D = r2 x 100%


(3)

46

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD )


(4)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada BAB IV, mengenai hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori lead, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Terdapat hubungan yang positif antara motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan (lead) sebesar 31,36%, berdasarkan hasil analisis korelasi rxy 0,56.

B. Saran

Dari pengolahan dan analisis data mengenai motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori lead, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih cabang olahraga panjat tebing, dalam proses pembinaan atlet panjat terutama untuk meningkatkan kemampuan dalam panjat tebing. Khususnya kategori lead maka sebaiknya memperhatikan komponen-komponen. Seperti halnya motor ability harus lebih di perhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil pemanjatan panjat dinding khusunya pada kategori lead.

2. Bagi para penulis dianjurkan untuk mencoba komponen-komponen fisik dan lainnya terhadap cabang olahraga panjat dindingmaupun cabang olahraga yang lain.

3. penulis menyarankan kepada para pembaca untuk membaca literatur-literatur lain yang lebih mendukung tentang olahraga panjat dinding.


(5)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta ; PT.rineka Cipta.

Bompa. Tudor O., (1990). Theory and Methodology Of Training, second Ed., Kendall/Hunt Publishing Company, Dubuge, Iowa.

Bompa. Tudor O., (1994). Power Training for Sport. Plyometrics for Maximum

Power Development. Canada : Ontario.

DEPDIKBUD (1997) Pedoman Kompetisi Panjat Tebing Indonesia. Jakarta FPTI Fox, E.L., Bowers, RW., Foss, M.L. 1988. The Psysiological Basis of Physical

Education and Athletics. Philadelphia: WB. Sounders Company.

Harsono, (1988). Coaching dan aspek aspek psikologis dalam coaching. Jakarta; C.V. Tambak Kusumajjjjj.

Hidayatullah, M.F. (1995). Teori Umum Latihan. Terjemahan General Theory of Training Josef Nossek. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Jonath, U., Haag, E., Krempel, R,. 1987. Atletik.Alih bahasa Suparmo. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra

Nosseck, Josef. (1982). General Theory of Training. Lagos : National Institutefor Sport

Nurhasan. (2000).Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Statistik. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Radcliffe ,J.C., and R.C. Farentinos. (1985), Plyometrics Exsplosive Power

Training. Champaign, Il: Human Kinetic.

Rusli,Lutan (1988). Belajar Keterampilan Dan Teori Metode. Departemen P&K Dirjen Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta


(6)

Septian Kamaludin, 2015

Hubungan motor ability dengan hasil pemanjatan panjat dinding kategori rintisan ( LEAD )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rusli,Lutan (2000). Pengukuran dan Evaluasi. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Fisik Dalam Olahraga. Semarang. Dahara Prize.

Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Satria. Dkk. (2010). Modul Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung FPOK UPI Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta. Suharto. (1997). Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta: Departemen

D&K Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi. Sudjana. (2009). Metoda Statistika. Bandung. Tasito

Surakhmad, winarno. (2004). pengantar metodologi ilmiah. Jakarta. Gramedia. Pustaka utama

Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.