PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM URBAN FARMING DI RW 01 KELURAHAN ANCOL KECAMATAN REGOL KOTA BANDUNG.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM URBAN FARMING DI RW 01 KELURAHAN ANCOL KECAMATAN REGOL KOTA

BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat

Oleh Triana Sofira

1100229

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

TRIANA SOFIRA 1100229

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM URBAN FARMING DI RW 01 KELURAHAN ANCOL KECAMATAN REGOL KOTA

BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I:

Drs. Nunu Heryanto, M.Si. 19560810 198101 1 001

Pembimbing II:

Dr. Iip Saripah, M.Pd 19701210 1998 02 2001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. 19590826 198603 1 003


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM URBAN FARMING DI RW 01 KELURAHAN ANCOL KECAMATAN REGOL KOTA ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Triana Sofira NIM. 1100229


(4)

ABSTRAK

Persepsi Masyarakat Terhadap Program Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung

Program urban farming merupakan program yang dicetuskan sebagai upaya untuk tetap menjaga kualitas hidup, yaitu dengan tetap dapat mengkonsumsi makanan sehat terutama sayuran yang berkualitas di tengah perkotaan. Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak program urban farming bergantung pada bagaimana persepsi yang dimiliki dari masyarakat yang menjalankan program itu sendiri, dimana dalam proses pembentukan persepsi dari masyarakat tersebut turut di tentukan oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya yaitu pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawalanya. Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengacu pada konsep persepsi, konsep urban farming dan konsep pemberdayaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dilihat dari hubungannya terhadap persepsi masyarakat; 2) gambaran persepsi masyarakat terhadap program urban farming; 3) kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak program urban farming dilihat dari hubungannya dengan persepsi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpul data penelitian menggunakan angket. Responden penelitian ini adalah masyarakat RW 01 sebagai pelaksana program urban farming sebanyak 35 orang dari setiap keluarga. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa: 1) gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap persepsi masyarakat, bahwa faktor pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala memiliki hubungan yang signifikan terhadap pembentukan dari persepsi masyarakat; 2) gambaran persepsi masyarakat terhadap program urban farming adalah baik, dapat terlihat dari objek persepsi, arah persepsi, minat, emosional dan hasil dari program urban farming yang dirasakan masyarakat; 3) kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak program urban farming, yaitu masyarakat cenderung menerima program urban farming terlihat dari semakin tingginya tingkat korelasi yang dimiliki dari persepsi masyarakat terhadap kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak program urban farming. Adapun rekomendasi dari penelitian ini yaitu: 1) untuk masyarakat RW 01 kelurahan Ancol sebagai pelaksana program urban farming, agar lebih meningkatkan pengalaman, proses belajar, pengetahuan, dan terutama cakrawala mengenai urban farming; 2) untuk pengelola yang bergerak di bidang manajemen SDM, agar dalam sosialisasi dan pelatihan khususnya mengenai urban farming selain memfokuskan pada segi teknis, juga lebih menambahkan pada aspek pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala, supaya menghasilkan persepsi yang sangat baik dari masyarakat dalam menerima program tersebut; 3) untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang sudah ada dengan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda.


(5)

ABSTRACT

Public Perception of The Urban Farming Program In RW 01 Ancol Villages of Regol Ditricts Bandung City

Urban farming program is a program that was initiated in an effort to maintain the quality of life, namely to still be able to eat healthy foods, especially vegetables quality in urban areas. Perception is an observation one derived from components of cognition. The tendency of people to accept or reject the urban farming program depends on how the perception held of people who run the program itself, which in the process of forming the perception of these communities had determined by several factors that lie behind that experience, learning, knowledge and horizons. Theoretical foundation used in this research that refers to the concept of perception, the concept of urban farming and the concept of empowerment. The aim of this study was to determine: 1) an overview of the factors that influence the perception viewed from its relationship to the public perception; 2) description of the public perception of urban farming program; 3) the tendency of people to accept or reject the urban farming program seen from its relationship with public perception. The method used in this research is descriptive method by using quantitative approach. Research data collection tool using a questionnaire. Respondents of this research is society RW 01 as the executor of urban farming program a total of 35 people from each family. Results of the study found that: 1) description of the factors that influence the perception of the public perception, that the experience factor, the process of learning, knowledge and horizons have a significant relationship to the formation of public perception; 2) description of the public perception of urban farming program is good, it can be seen from the object of perception, direction perception, interests, emotional and results of the program are perceived urban farming community; 3) the tendency of people to accept or reject the urban farming program, the public tends to accept the urban farming program can be seen from the increasing levels of correlation are possessed of the public perception of the tendency of society to accept or reject the urban farming program. The recommendation of this study are: 1) for 01 villages Ancol RW community as the executor of urban farming program, in order to further enhance the experience, the process of learning, knowledge, and especially the horizon regarding urban farming; 2) to managers engaged in the management of human resources, so that in the socialization and training, especially regarding urban farming in addition to focusing on the technical point of view, also added to the aspects of the experience, the process of learning, knowledge and horizons, in order to generate the perception that a very good of society in receiving such programs; 3) for further research in order to develop existing research using different methods and approaches.


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Persepsi ... 10

B. Konsep Urban Farming ... 14

C. Konsep Pemberdayaan Masyarakat ... 17

D. Kerangka Pemikiran ... 23

E. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Partisipan ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 27

D. Instrumen Penelitian... 28

E. Prosedur Penelitian... 34

F. Analisis Data ... 35

BAB IV PEMBAHASAN ... 39

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 39


(7)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 70 A. Simpulan ... 70 B. Rekomendasi ... 71 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Impor Menurut Bulan, Tahun 2014 ... 2

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 2

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Kelembagaan Kelurahan Ancol ... 40

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Ancol Berdasarkan Struktur Umum .. 41

Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Ancol ... 42

Tabel 4.4 Penggolongan Usia Responden ... 42

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden ... 43

Tabel 4.6 Status Pekerjaan Responden ... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pengalaman Masyarakat ... 45

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Proses Belajar Masyarakat ... 45

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan Masyarakat ... 46

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Cakrawala Masyarakat ... 46

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Persepsi Masyarakat ... 47

Tabel 4.12 Korelasi antara Pengalaman terhadap Persepsi Masyarakat ... 48

Tabel 4.13 Korelasi antara Proses Belajar terhadap Persepsi Masyarakat... 48

Tabel 4.14 Korelasi antara Pengetahuan terhadap Persepsi Masyarakat ... 49

Tabel 4.15 Korelasi antara Cakrawala terhadap Persepsi Masyarakat ... 50

Tabel 4.16 Hasil Uji Z Koefisien Korelasi... 52

Tabel 4.17 Gambaran Persepsi Masyarakat terhadap Objek Persepsi ... 53

Tabel 4.18 Gambaran Persepsi Masyarakat terhadap Arah Persepsi ... 54

Tabel 4.19 Gambaran Persepsi Masyarakat dalam Minat ... 55

Tabel 4.20 Gambaran Persepsi Masyarakat dalam Emosional ... 56

Tabel 4.21 Gambaran Persepsi Masyarakat terhadap Hasil ... 57

Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Data Kecenderungan Masyarakat ... 58

Tabel 4.23 Korelasi antara Persepsi Masyarakat terhadap Kecenderungan Masyarakat dalam Menerima Program Urban Farming ... 59


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Persepsi ... 12 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 24


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Kisi-kisi Penelitian Angket Penelitian

Tabel Hasil Penghitungan Dokumentasi


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kondisi tersebut memberikan peluang bagi sebagian besar masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian maupun yang berkaitan dengan pertanian. Kegiatan pertanian merupakan kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang membutuhkan asupan makanan setiap hari. Indonesia sebagai salah satu Negara yang memiliki iklim tropis, mempunyai potensi pertanian yang sangat baik. Indonesia merupakan negeri yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Akan tetapi, sumber daya manusia yang ada pada saat ini belum bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Indonesia tersebut. Hal demikian mengakibatkan banyak warga Negara asing yang ikut campur mengelola kekayaan alam Indonesia dengan mengambil keuntungan darinya.

Indonesia sebagai negara agraris diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pangan untuk warga negaranya dari produksi dalam negeri, dengan memanfaatkan sebaik-baiknya SDA (Sumber Daya Alam) yang tersedia di Indonesia. Akan tetapi pada kenyataannya, Negara kita masih mengimpor pangan dari luar negeri. Hal tersebut memberikan arti bahwa Negara Indonesia belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan warga negaranya sendiri dari hasil memanfaatkan SDA yang tersedia. Kenyataan bahwa Negara Indonesia masih bergantung pada Negara lain dalam hal memenuhi kebutuhan pangan, ini dikuatkan dengan adanya data dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang menyebutkan bahwa impor pangan di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Meskipun terjadi kenaikan dan penurunan jumlah impor, tetapi pada akhirnya jumlah awal dan akhir impor pangan di Indonesia semakin bertambah. Berikut merupakan data tabel impor pangan Indonesia pada tahun 2014 yaitu:


(12)

2

Tabel 1.1

Impor Menurut Bulan, Tahun 2014

Bulan/Month Nilai/Value (US $) Berat/Weight (KG) Januari/January 14 916 227 693 11 590 996 964 Pebruari/February 13 790 661 990 10 640 029 636 Maret/March 14 523 719 412 11 439 923 450 April/April 16 254 976 317 13 005 419 405

Mei/May 14 770 336 777 12 197 088 101

Juni/June 15 697 742 441 12 811 352 690

Juli/July 14 081 710 235 11 541 376 167

Agustus/August 14 793 236 965 11 676 185 855 September/September 15 546 096 309 13 158 825 424 Oktober/October 15 327 994 527 13 184 342 274 Nopember/November 14 041 607 926 12 258 277 328 Desember/December 14 434 506 013 14 230 464 750 T O T A L 178 178 816 605 147 734 282 044 Sumber Data BPS 2014

Tidak hanya itu, tingkat urbanisasi semakin tinggi yang juga berdampak pada berkurangnya lahan pertanian di kota-kota besar di Indonesia akibat dari peralihan fungsi lahan menjadi permukiman, industri, perkantoran, dll.

Berdasarkan hasil data BPS dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di perkotaan semakin meningkat, salah satunya di kota Bandung dalam kurun waktu satu tahun telah meningkat sekitar 28.460 penduduk. Dapat dilihat penjelasannya dalam tabel berikut.

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan 2012 2013

Laki-laki 1.246.122 1.260.563

Perempuan 1.209.395 1.223.412

Jumlah 2.455.517 2.483.977


(13)

3

Meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan yang juga mengakibatkan keterbatasan lahan, berdampak pada kegiatan pertanian yang menjadi sulit untuk dilakukan di lahan luas terbuka. Orang yang melakukan kegiatan pertanian akan lebih banyak ditemukan di pedesaan ataupun di daerah pinggiran kota. Sementara di kota besar seperti Bandung, berkebun merupakan kegiatan langka.

Dilihat berdasarkan literatur, kegiatan pertanian seperti berkebun ternyata dapat dilakukan dimana saja. Bahkan dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan kosong yang sempit. Dewasa ini konsep tersebut di kenal dengan sebutan ”Urban Farming” atau dalam pengertiannya yaitu berkebun di kota.

Pada masa sekarang ini dirasakan program Urban Farming merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat. Masyarakat perkotaan yang telah terbiasa tergantung pada pasar konvensional dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama pada sektor pertanian harus mulai merubah kebiasaannya. Dilihat dari konsepnya Urban Farming merupakan suatu kegiatan menciptakan lahan pertanian produktif hijau dari memanfaatkan lahan tidur di perkotaan agar dapat memberikan manfaat. Program urban farming merupakan program yang dicetuskan sebagai upaya untuk tetap menjaga kualitas hidup, yaitu dengan tetap dapat mengkonsumsi makanan sehat yang berbahan ikan dan sayur yang berkualitas di tengah perkotaan. Program ini memang didesain untuk dikembangkan di perkotaan padat yang tidak mempunyai jumlah lahan kosong yang besar (dalam Biondy, 2011). Urban farming sering juga disebut urban agriculture, atau pertanian urban/perkotaan, adalah praktek budidaya, pengolahan dan distribusi makanan di sekitar perkotaan. Biasanya, urban farming juga dapat melibatkan peternakan, perikanan, agro-kehutanan dan hortikultura.

Pelaksanaan program Urban Farming merupakan salah satu bentuk dari pemberdayaan masyarakat. Dalam bukunya Hikmat (2010, hlm. 3) mengatakan bahwa konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. McArdle (dalam Hikmat 2010, hlm. 3) mengartikan pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut. Lebih lanjut McArdle menjelaskan bahwa orang-orang yang telah mencapai tujuan tersebut diberdayakan melalui kemandiriannya, dan


(14)

4

merupakan suatu keharusan lebih diberdayakan melalui usahanya sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan dan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergatung pada pertolongan dari hubungan eksternal. Urban Farming memiliki tujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan, agar tidak tergantung dari harga pasar dan dapat terhindar dari kelangkaan pangan. Melalui Urban Farming juga diharapkan masyarakat dapat produktif guna mendapatkan kualitas pangan yang baik, meningkatkan kesejahteraan rumah tangga dan memiliki nilai jual tersendiri.

Dalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra – SKPD) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2013-2018, Urban Farming termasuk kedalam arah kebijakan pembangunan pertanian di Kota Bandung, di dalamnya terdapat Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mengembangkan model pertanian perkotaan atau Urban Farming yaitu melalui pemilihan komoditas pertanian yang memiliki produktivitas tinggi, memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mempunyai peluang pasar yang terbuka serta dapat dikembangkan pada lahan sempit, sehingga diharapkan keterbatasan lahan bukan menjadi kendala untuk usaha dibidang pertanian.

Dalam rangka menjalankan programnya, pemerintah Kota Bandung saat ini telah memberikan fasilitas berupa berbagai bibit tanaman sayuran (sawi, pakcoy, kangkung, dll.), polibek sebanyak 2000 plastik, tanah, pupuk, hingga corong untuk menyiram tanaman. Fasilitas tersebut diberikan kepada seluruh kelurahan yang ada di Bandung dan dilaksanakan pada satu RW di setiap Kelurahannya. Dengan harapan, setiap RW dalam kelurahan tersebut mampu memberikan percontohan ke RW lainnya pada saat program Urban Farming tersebut telah berhasil. Program Urban Farming ini sendiri telah berjalan sejak tahun 2014, dan pemberian fasilitas oleh pemerintah tersebut dilaksanakan secara berangsur kepada penerima di setiap kelurahan.


(15)

5

Sebagaimana tercantum dalam Perda Kota Bandung No 04 tahun 2010 tentang RT dan RW pada pasal 5 ayat (2) disebutkan bahwa:

Dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), RW mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. melaksanakan peran koordinasi dengan kepengurusan RT di wilayah kerja RW

b. menjembatani hubungan antar penduduk melalui kepengurusan RT di wilayah kerja RW

c. membantu penanganan masalah-masalah kependudukan, kemasyarakatan, dan pembangunan di wilayah kerja RW; dan

d. membantu sosialisasi program-program Pemerintah Daerah kepada masyarakat di wilayah kerja RW melalui pengurus RT.

Terdapat pula pada pasal 6 disebutkan bahwa

Sebagai lembaga kemasyarakatan RT dan RW mempunyai kegiatan : a. peningkatan pelayanan masyarakat;

b. peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan; c. pengembangan kemitraan;

d. pemberdayaan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup; dan

e. peningkatan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat setempat.

Dalam kebijakan tersebut disebutkan bahwa salah satu peran dari RW yaitu membantu sosialisasi program-program Pemerintah Daerah kepada masyarakat di wilayah kerja RW melalui pengurus RT dan salah satu dari kegiatan yang dimiliki RW yaitu pemberdayaan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. Berdasarkan dari kebijakan tersebut sudah selayaknya RW menjalankan program Pemerintah Daerah salah satu contohnya yaitu Urban Farming, kegiatan Urban Farming juga mencakup dalam kegitan pemberdayaan masyarakat dalam bidang lingkungan dan ekonomi.

Salah satu kelurahan yang ikut melaksanakan program Urban Farming di kota Bandung yaitu RW 01 kelurahan Ancol kecamatan Regol kota Bandung. Dari hasil data BPS diketahui bahwa masyarakat Kelurahan Ancol memiliki beberapa mata pencaharian. Mata pencaharian yang tertinggi dengan jumlah 1.140 orang adalah pegawai swasta dan yang terendah adalah petani dengan jumlah 3 orang. Semakin rendahnya jumlah petani di Kelurahan Ancol seiring dengan semakin berkurangnya lahan pertanian di Kelurahan Ancol. Letak Kelurahan


(16)

6

Ancol yang berada di tengah kota membuat lahan pertanian yang dari tahun ke tahun semakin berkurang.

Kegiatan Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol dilaksanakan sejak bulan Agustus 2014. Sebelumnya telah dilakukan sosialisasi mengenai program Urban Farming kepada masyarakat oleh pihak Kelurahan Ancol. Pada saat ini kegiatan Urban Farming masih berjalan yang pelaksanaannya di pusatkan di kediaman ketua RT 02 untuk dijadikan sebagai percontohan dan untuk memudahkan melakukan penilaian baik dari pihak setempat maupun dari pemerintah kota Bandung. Namun demikian kegiatan Urban Farming tidak hanya dilaksanakan di kediaman ketua RT 02 saja, masyarakat tetap ikut melaksanakan Urban Farming di halaman rumah masing-masing. Sekarang baru sebagian masyarakat yang ikut melaksanakan kegiatan Urban Farming tersebut.

Persepsi masyarakat merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat. Suatu program kegiatan yang dilaksanakan di masyarakat akan berjalan lancar dan mencapai tujuan apabila masyarakat yang ikut berpartisipasi aktif dan memberikan persepsi yang positif. Sama halnya seperti program Urban Farming yang dilaksanakan di RW 01 Kelurahan Ancol, persepsi positif masyarakat merupakan suatu bentuk dukungan terhadap program Urban Farming.

Leavitt (dalam Sobur 2003, hlm, 445) mengemukakan persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Menurut Mar’at (1982, hlm. 22) persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Lebih lanjut Mar’at menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya. Pengalaman dan proses belajar dapat memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat, sedangkan cakrawala dan pengetahuannya dapat memberikan arti terhadap objek psikologik tesebut.

Dilihat dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari persepsi merupakan proses pemberian artioleh individu yang dilakukan secara sadar dapat berupa pendapat atau tanggapan terhadap suatu objek diterima melalui alat


(17)

7

inderanya. Dalam hal ini pendapat dan tanggapan dari masyarakat terhadap program Urban Farming.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Persepsi Masyarakat Terhadap Program Urban Farming Di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terdapat di dalamnya yaitu:

1. Semakin berkurangnya lahan pertanian di kecamatan Regol, akibat dari alih fungsi lahan menjadi permukiman dan pembangunan sarana komersil.

2. Masyarakat kecamatan Regol mayoritas bermata pencaharian sebagai pegawai swasta.

3. Urban Farming sebagai program dari pemerintah yang didesain untuk di kembangkan di perkotaan yang cenderung tidak memiliki lahan kosong dalam jumlah besar seperti di Kecamatan Regol.

4. Urban Farming dicetuskan sebagai upaya untuk tetap menjaga kualitas hidup dengan dapat mengkonsumsi makanan sehat berbahan sayuran berkualitas di tengah perkotaan.

5. Urban Farming memiliki tujuan agar masyarakat menjadi tidak

ketergantungan dengan pasar konvensional dan dapat terhindar dari kelangkaan.

6. Program Urban Farming memang bagus untuk kehidupan masyarakat khususnya di kecamatan Regol yang padat penduduk.

7. Program Urban Farming telah dilaksanakan sejak Agustus 2014 di RW 01 Kelurahan Regol Kecamatan Ancol Kota Bandung.

8. Masyarakat sekitar belum memiliki ketertarikan terhadap program Urban Farming.

9. Sosialisasi program belum merata sehingga tujuan program hanya dipahami oleh sebagian masyarakat.


(18)

8

Melihat dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat merumuskan permasalahan yang akan dikaji yaitu Bagaimana persepsi masyarakat terhadap program Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung?

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut maka peneliti menjabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap persepsi masyarakat?

2. Bagaimana gambaran persepsi masyarakat terhadap program Urban Farming? 3. Bagaimana kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak

program Urban Farming?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan diatas yaitu:

1. Untuk mengetahui gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dilihat dari hubungannya tehadap persepsi masyarakat.

2. Untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat terhadap program Urban Farming.

3. Untuk mengetahui kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak program Urban Farming dilihat dari hubungannya dengan persepsi masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademik dan praktik sebagai berikut:

1. Kegunaan Akademik

Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk penambahan wawasan dalam belajar khususnya mengenai persepsi dan urban farming. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan Pendidikan Luar Sekolah.


(19)

9

2. Kegunaan Praktik

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengelola yang bergerak di bidang manajemen SDM khususnya pada program Urban Farming dan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan hal yang positif serta tambahan wawasan dan pengalaman bagi peneliti.

E. Struktur Organisasi

Merujuk pada pedoman karya tulis ilmiah UPI (2014, hlm. 23-38) urutan penulisan dalam laporan penelitian ini dapat diuraikan menjadi 5 (lima) bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, serta simpulan dan saran.

BAB I Pendahuluan. Berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II Kajian Pustaka. Berisi mengenai Konsep Persepsi Masyarakat, Konsep Urban Farming dan Konsep Pemberdayaan Masyarakat.

BAB III Metode Penelitian. Berisi uraian yang detail mengenai metode penelitian, yang termasuk di dalamnya yaitu desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, serta berisi pembahasan atau analisis temuan.

BAB V Simpulan dan Rekomendasi. Berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian.


(20)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Kerlinger (dalam Basrowi dan Sudjarwo 2009, hlm. 85) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun demikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawab untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif dimana dalam penelitian ini penulis ingin menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan lebih dalam mengenai persepsi masyarakat terhadap program Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kota Bandung. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hadjar (dalam Basrowi dan Sudjarwo 2009, hlm. 85) dimana dalam penelitian kuantitatif desain penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: desain penelitian ex post de facto, desain penelitian deskriptif, dan desain penelitian eksperimen.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 2) menyebutkan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan dalam melakukan penelitian guna menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan dari penelitian tersebut.

Wirartha (2006, hlm. 140) dalam bukunya menerangkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Adapun teknik pengolahan data statistika yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistika nonparametrik.

Statistik nonparametrik merupakan statistik yang tidak membahas parameter-parameter populasi. Ciri statistik nonparametrik adalah jenis data nominal atau ordinal, serta distribusi data (populasi) tidak diketahui atau bisa disebut tidak normal (Santoso dalam Hidayati dan Tukiran 2012, hlm. 62).

Penggunaan penghitungan dalam penelitian ini menggunakan bantuan dari aplikasi SPSS 16.0.


(21)

27

B. Partisipan

Dalam penelitian ini peneliti melibatkan beberapa partisipan yaitu warga masyarakat RW 01 kelurahan Ancol, ketua RW 01 dan ketua RT 02. Partisipan dalam penelitian ini merupakan seluruh pihak yang terlibat pada saat peneliti melakukan penelitian tersebut. Partisipan yang paling berperan yaitu warga masyarakat RW 01 sebagai pelaksana kegiatan program Urban Farming akan dijadikan sebagai subjek penelitian dan juga responden yang dapat memberikan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. Sedangkan ketua RW 01 dan ketua RT 02 peneliti pilih sebagai informan karena turut mensosialisasikan kegiatan Urban Farming tersebut kepada masyarakat dan mendampingi masyarakat dalam pelaksanaannya sehingga dapat memperkuat data-data yang peneliti dapatkan dari responden.

C. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2013, hlm. 80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Basrowi dan Sudjarwo (2009, hlm. 255) “populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran penelitian”. Sehingga berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian populasi yaitu objek ataupun subjek sasaran penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan di teliti dan dikenakan kesimpulan.

Dalam penelitian ini yang termasuk ke dalam populasi sebagai subjek dari penelitian yaitu warga masyarakat RW 01 yang berjumlah 230 kepala keluarga.

Sugiyono (2013, hlm. 81) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sejalan dengan hal tersebut Basrowi dan Sudjarwo (2009, hlm. 254) menjelaskan bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi”. Jumlah besarnya penarikan sampel yang diambil dalam penelitian ini, berdasarkan dari pedoman penarikan sampel yang diberikan Arikunto (2006, hlm. 134) yaitu:


(22)

28

“…jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% – 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik”.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menetapkan untuk mengambil sampel sebesar 15% dengan menggunakan teknik sampling yang termasuk ke dalam Probability Sampling (sampling peluang) yaitu menggunakan simple random sampling. Dimana pengertian sampling peluang menurut Sugiyono (dalam Purwanto 2010, hlm. 246) adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Maka dari itu jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

5

× = 5 dibulatkan

Maka sampel dalam penelitian ini dibulatkan yaitu menjadi berjumlah 35 kepala keluarga sebagai responden pelaksana kegiatan Urban Farming di RW 01 kelurahan Ancol kecamatan Regol Kota Bandung.

D. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2013, hlm. 102) mengemukakan bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian tersebut disusun berdasarkan pada pokok permasalahan yang terdapat dalam penelitian, yang selanjutnya di kembangkan ke dalam bentuk pernyataan. Lebih lanjut Sugiyono (2013, hlm. 103) mengatakan bahwa jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.


(23)

29

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Urban Farming ini yaitu angket. Angket (questionnaire) menurut Hidayati dan Tukiran (2012, hlm. 44) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku. Menurut Hadjar (dalam Hidayati dan Tukiran 2012 hlm. 44) untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti tidak harus bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk mendapatkan respon.

Jadi dapat disimpulkan bahwa angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang suatu pembahasan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari subjek yang di teliti secara tidak langsung.

Angket yang dipakai dalam penelitian ini merupakan angket bentuk skala, yakni serangkaian tingkatan, level, atau nilai yang mendeskripsikan variasi derajat sesuatu. Jenis skala yang dipakai adalah skala Likert guna mengukur Persepsi Masyarakat Terhadap Program Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung. Sejalan dengan hal tersebut menurut Sunarto dan Riduwan (2012, hlm. 20) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Pada skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator dari variabel tersebut. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang diubah ke dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

Guna keperluan analisis, setiap alternatif jawaban dari pernyataan dalam angket diberi skor sebagai berikut:

a. Sangat setuju, diberi skor 5 b. Setuju, diberi skor 4 c. Ragu-ragu, diberi skor 3 d. Tidak setuju, diberi skor 2 e. Sangat tidak setuju, diberi skor 1


(24)

30

Angket penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Dalam penelelitian disini yang digunakan yaitu angket penelitian dalam bentuk checklist sehingga dapat memudahkan responden dalam pengisiannya.

Selanjutnya peneliti melakukan pengembangan dari instrumen penelitian yaitu melalui penyusunan kisi-kisi penelitian, penyusunan angket, revisi instrumen, kisi-kisi dan angket, serta uji keterbacaan dan uji isi angket penelitian. 1. Penyusunan kisi-kisi penelitian

Kisi-kisi seringkali dijadikan sebagai pedoman alat pengumpul data penelitian. Kisi-kisi yang dibuat mencakup aspek-aspek yang ada dalam pertanyaan penelitian, yang kemudian dijabarkan ke dalam indikator. Sejalan dengan hal tersebut, Arikunto (dalam Hidayati dan Tukiran 2012, hlm. 44) berpendapat, bahwa sebelum menyusun angket, peneliti hendaknya melakukan: a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuisioner.

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan kuisioner.

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Sebagai pemenuhan tahapan sebelum melakukan penyusunan angket, berikut merupakan pemaparan kisi-kisi penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel bebas dan terkait:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Penelitian

Variabel

Menurut Mar’at

Aspek Indikator

Faktor yang mempenga-ruhi persepsi

Pengalaman a. Memiliki pengalaman mengenai bercocok tanam

b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan berbasis lingkungan


(25)

31

hidup

Proses belajar a. Interaksi dengan

tanaman dan

lingkungan

b. Adaptasi dengan

tanaman dan

lingkungan

Pengetahuan a. Informasi mengenai program Urban Farming

b. Pemahaman

mengenai program Urban Farming

Cakrawala a. Sejauh mana

informasi yang dimiliki mengenai Urban Farming

Persepsi masyarakat terhadap program Urban Farming

Menurut Mar’at

Kognitif a. Objek Persepsi 1) Tanaman

2) Pemanfaatan lahan sempit

3) Gagasan Urban Farming

4) Rangkaian Kegiatan Sosialisasi b. Arah Persepsi

1) Urban Farming

sebagai solusi 2) Pandangan


(26)

32

terhadap kegiatan Urban Farming

Afektif a. Minat

1) Ketertarikan pada kegiatan Urban Farming

2) Motivasi melaksanakan Urban Farming b. Emosi

1) Mencari tahu informasi

mengenai Urban Farming

2) Menyebarkan informasi

mengenai Urban Farming

3) Perasaan jika disekitar

lingkungan tempat tinggal terdapat banyak tanaman 4) Perasaan pada saat

melakukan

kegiatan bercocok tanam

c. Hasil

1) Kondisi setelah melaksanakan Urban Farming


(27)

33

Kecenderung-an masyarakat dalam

menerima atau menolak program Urban Farming

Menurut Mar’at

Konatif a. Kegiatan berbasis lingkungan lain b. Kegiatan Urban

Farming 1) Sosialisasi 2) Pelaksanaan 3) Memanfaatkan

lahan sempit pekarangan rumah dengan menanami tanaman

4) Memanfaatkan sumber daya lingkungan selain lahan

5) Memiliki

(minimal) satu pohon produktif di pekarangan rumah 6) Memiliki tanaman

sayuran di

pekarangan rumah 7) Memiliki tanaman

obat di pekarangan rumah

8) Memiliki tanaman

bunga di

pekarangan rumah 9) Memanfaatkan

bahan recycle (daur ulang)


(28)

34

2. Penyusunan angket

Berdasarkan pada kisi yang telah dibuat sebelumnya, kemudian kisi-kisi tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan angket dengan langkah-langkah pembuatan diantaranya sebagai berikut:

a. Membuat aturan dan petunjuk cara pengisian angket. b. Membuat daftar pernyataan.

c. Membuat alternatif pilihan jawaban

3. Revisi instrumen, kisi-kisi dan alat pengumpul data penelitian

Instrumen dan pedoman penelitian yang telah disusun sebelumnya terlebih dahulu di diskusikan dengan dosen pembimbing dan selanjutnya di revisi sesuai dengan kebutuhan dan ketepatannya guna bisa mendapatkan data yang diinginkan agar dapat menjawab pertanyaan penelitian.

4. Uji Keterbacaan dan uji isi angket penelitian

Uji keterbacaan dan uji isi angket penelitian dilakukan pada saat sebelum menyebarkan angket kepada responden penelitian. Angket penelitian tersebut disebar kepada subjek yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden penelitian, dengan tujuan agar dapat menguji segi keterbacaan item-item pertanyaan yang terdapat dalam angket tersebut agar dapat mudah dipahami maksud dan tujuan penelitian sehingga bisa mendapatkan data sesuai dengan apa yang diinginkan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap pengolahan data, serta tahap pelaporan.

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan sebuah tahap awal yang dilakukan sebagai awal dari sebuah penelitian. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendesain tujuan yang akan dicapai dalam penelitian.

Pada tahap perencanaan, peneliti menentukan dan memilih masalah apa yang akan dijadikan fokus dalam penelitian. Fokus masalah yang dipilih dalam penelitian ini yaitu persepsi masyarakat terhadap program Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung serta bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat itu sendiri. Kemudian peneliti


(29)

35

melakukan identifikasi awal atau studi pendahuluan untuk pengenalan masalah yang akan diteliti, kemudian setelah itu identifikasi masalah dirumuskan kedalam proposal penelitian yang selanjutnya dikembangkan menjadi skripsi penelitian sebagai pelaporan akhir dari masalah dan rekomendasi yang dianjurkan melalui skripsi tersebut untuk kemudian berharap ada yang akan menyempurnakan kekurangannya pada penelitian yang akan dilaksanakan pada waktu mendatang. 2. Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan merupakan tahap peneliti melaksanakan penelitian dengan mengumpulkan data-data dan fakta dari lapangan terkait masalah penelitian yang akan diteliti. Pada tahap pelaksanaan pengumpulan data, peneliti lakukan dengan cara menyebar angket kepada 35 orang responden.

3. Pengolahan Data

Tahap pengolahan data merupakan tahap semua data yang ditemukan di lapangan dikumpulkan dan hasil data yang ditemukan tersebut akan diolah kedalam pengolahan data yang bersifat kuantitatif deskriptif dan dihitung melalui teknik perhitungan korelasi parsial yang sebelumnya dilakukan uji normalitas terlebih dahulu juga menggunakan teknik perhitungan persentanse.

4. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan yaitu tahap semua data dilaporkan dan dianalisis dalam bab pembahasan pada skripsi penelitian.

A. Analisis Data

Menurut Patton (dalam Hasan 2004, hlm. 29), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Hasan (2004, hlm. 29) menguraikan bahwa “analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan (secara persentase).”

Analisis data yang peneliti gunakan yaitu analisis kuantitatif dengan metode deskriptif dengan teknik analisis korelasi nonparametrik. Menurut Hasan (2004, hlm. 30) dalam bukunya menjelaskan bahwa “analisis kuantitatif adalah


(30)

36

analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif, yaitu alat analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika, model statistik, dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian”.

Penelitian korelasi merupakan penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain dalam satu kelompok Untuk mengetahui hubungan-hubungan itu maka dilakukan pengujian menggunakan statistika uji untuk penelitian korelasi. Penggunaan statistika uji untuk pengolahan data penelitian korelasi dapat menggunakan statistika parametrik atau nonparametrik. Statistika parametrik digunakan jika asumsi yang diperlukan dapat dipenuhi. Bila asumsi tidak dapat dipenuhi maka pengujian menggunakan statistika nonparametrik (Purwanto 2010, hlm. 288-289).

1. Pengujian Asumsi

Pengujian asumsi dilakukan untuk menentukan apakah pengujian hipotesis menggunakan statistika parametrik atau nonparametrik.

a. Pengambilan sampel secara acak. Penggunaan statistika parametrik dalam penelitian deskriptif mempersyaratkan pengambilan sampel dilakukan secara acak. Oleh karena itu sampel mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi maka kesimpulan mengenai sampel dapat digeneralisasikan kepada populasinya.

b. Normalitas data. Pengujian normalitas data dilakukan atas variabel terikat karena penyelidikan difokuskan atas variabel terikat. Terjadinya variabel terikat ditelusuri penyebabnya kepada variabel bebas yang terjadi sebelumnya. Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan uji Kolmogorov dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan statistika nonparametrik dilakukan apabila berdasarkan pengujian ternyata asumsi yang dipersyaratkan untuk menggunakan statistika parametrik tidak dapat dipenuhi. Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa salah satu data yang didapatkan tidak normal, maka dalam penelitian ini pengujian hipotesisnya menggunakan statistik nonparametrik.


(31)

37

Statistik nonparametrik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik perhitungan koefisien korelasi Spearman rs.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Siegel (dalam Purwanto 2010, hlm. 299) yang menyebutkan bahwa penggunaan statistika nonparametrik dalam penelitian korelasi dapat dilakukan menggunakan beberapa cara: koefisien kontingensi e, koefisien korelasi rank spearman rs atau koefisien korelasi rank Kendall-ô. Dalam penelitian ini, perhitungan olah data dan pengujian hipotesis menggunakan bantuan dari aplikasi SPSS 16.0.

Dasar pengambilan keputusan uji korelasi spearman dalam penelitian ini yaitu (Raharjo, 2015):

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan

b. Sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

Lebih lanjut Raharjo menjelaskan bahwa kriteria tingkat hubungan (koefisien korelasi) antar variabel berkisar antara ± 0,00 sampai ± 1,00 tanda (+) adalah positif dan tanda (-) adalah negatif. Adapun kriteria penafsirannya adalah: a. 0,00 – 0,20 artinya hampir tidak ada korelasi

b. 0,21 – 0,40 artinya korelasi rendah c. 0,41 – 0,60 artinya korelasi sedang d. 0,61 – 0,80 artinya korelasi tinggi e. 0,81 – 1,00 artinya korelasi sempurna

Selanjutnya analisis data yang menggunakan teknik penghitungan presentase dihitung melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat tabel yang terdiri dari kolom nomor, pernyataan, alternatif jawaban, kolom jumlah frekuensi dan presentase.

b. Membuat frekuensi (f) dengan cara menjumlahkan tally dari setiap alternatif jawaban.

c. Mencari frekuensi keseluruhan (n) dengan menjumlahkan frekuensi dari setiap alternatif jawaban.


(32)

38

STS (Sangat Tidak Setuju) = 1

TS (Tidak Setuju) = 2

R (Ragu-ragu) = 3

S (Setuju) = 4

SS (Sangat Setuju) = 5

e. Skoring pada tabel variabel yang dibahas dengan menggunakan rumus berikut: X = T x Pn

Keterangan:

T = Total jumlah responden yang memilih

Pn = Alternatif jawaban skor skala likert (Natsir, 2013)

f. Mencari skor ideal dari setiap tabel variabel yang dibahas dengan menggunakan rumus berikut:

Xid = Ji x Y x n Keterangan: Ji = Jumlah item

Y = Skor tertinggi skala likert n = Jumlah responden

g. Menghitung posisi atau interpretasi dari setiap tabel variabel yang dibahas dengan menggunakan rumus berikut:

Pos = X : Xid x 100 Keterangan:

X = skor Xid= skor ideal

a. Menentukan interval skala likert dengan menggunakan rumus berikut: I = 100 : Jumlah skor tertinggi skala likert

Hasil (I) adalah 20, jadi jarak interval 0% - 100% adalah 20. Berikut kriteria interpretasi skor berdasarkan interval:

0% - 19,99% = Tidak Baik 20% - 39,99% = Kurang Baik 40% - 59,99% = Sedang/Cukup 60% - 79,99% = Baik


(33)

70

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Persepsi Masyarakat terhadap program Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung dapat diambil simpulan secara garis besar bahwa kecenderungan masyarakat RW 01 Kelurahan Ancol Bandung dalam menerima program urban farming didasarkan atas persepsi positif yang dimiliki dari masyarakat tersebut, yang dimana persepsi positif dari masyarakat tersebut terbentuk berdasarkan faktor-faktor yang melatarbelakanginya yaitu pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala. Berikut penjelasan simpulan secara lebih khusus: 1. Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Terhadap Persepsi

Masyarakat.

Secara parsial diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala memiliki hubungan yang signifikan dalam pembentukan persepsi masyarakat terhadap program Urban Farming di lingkungan RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung. Hal tersebut menandakan bahwa proses pembentukan persepsi masyarakat diawali dari bagaimana latar belakang pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala yang dimiliki dari setiap individu dalam masyarakat. Hasil tersebut sudah sejalan dengan konsep dari persepsi itu sendiri. Dalam hal ini berarti sudah timbul kepercayaan dari dalam diri masyarakat terhadap program urban farming, hal demikian sudah sejalan dengan konsep dari persepsi.

2. Gambaran Persepsi Masyarakat Terhadap Program Urban Farming.

Persepsi masyarakat terhadap program urban farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung dikatakan baik, dapat mempersepsikan secara baik terhadap program urban farming dapat terlihat dari hasil objek persepsi masyarakat, arah persepsi masyarakat, minat yang dimiliki masyarakat, emosional (senang tak senang) sebagai kondisi perasaan dan hasil yang masyarakat rasakan dari program urban farming itu sendiri. Setelah sebelumnya diketahui hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi memiliki


(34)

71

hubungan dalam pembentukan persepsi masyarakat, dan selanjutnya diketahui hasil bahwa persepsi dari masyarakat tersebut memiliki persepsi yang baik, maka hal tersebut sudah sesuai berdasarkan konsep dari persepsi yang dimana persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi, yang selanjutnya akan menimbulkan ide dan konsep mengenai apa yang dilihat. Dan juga sesuai dengan konsep pemberdayaan dalam hal ini yaitu merupakan pemberian kesempatan dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat berdasarkan hasil penglihatan, pendengaran, perasaan dan penghayatannya. Berarti dalam hal ini masyarakat melakukan pengamatan terhadap program urban farming dan menghasilkan ide dan pembentukan konsep dalam dirinya mengenai bagaimana program urban farming.

3. Kecenderungan Masyarakat dalam Menerima atau Menolak Program Urban Farming.

Setelah diketahui hasil, bahwa antara persepsi masyarakat dengan kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak program urban farming hasilnya yaitu masyarakat cenderung menerima program urban farming di RW 01 kelurahan Ancol kecamatan Regol kota Bandung. Masyarakat memiliki kecenderungan dalam menerima program urban farming, hal tersebut terlihat dari semakin tingginya tingkat korelasi yang dimilki dari persepsi masyarakat terhadap program urban farming. Hal tersebut sudah sesuai dengan konsep dari persepsi dimana dalam tahapan terakhir pembentukan persepsi terdapat komponen konasi yang menentukan kesediaan/kesiapan jawaban berupa tindakan terhadap objek. Dengan mengetahui persepsi positif dari masyarakat dan kecenderungan masyarakat dalam menerima program urban farming juga menandakan bahwa sesuai dengan beberapa tujuan pemberdayaan dan urban farming itu sendiri.

B. Rekomendasi

Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan rekomendasi berdasarkan temuan dan hasil analisa peneliti di lapangan, adapun rekomendasi yang peneliti tulis adalah sebagai berikut :


(35)

72

1. Untuk masyarakat RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung sebagai pelaksana program Urban Farming.

Masyarakat RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung sebagai pelaksana program Urban Farming direkomendasikan agar lebih meningkatkan pengalaman, proses belajar, pengetahuan, dan terutama cakrawala mengenai urban farming agar dapat sepenuhnya menerima program urban farming, dan program tersebut dapat berlangsung terus menerus.

2. Untuk pengelola yang bergerak di bidang manajemen SDM.

Secara keseluruhan program urban farming adalah baik, namun ada beberapa saran bagi pengelola yang bergerak di bidang manajemen SDM, dalam sosialisasi dan pelatihan khususnya mengenai urban farming yang diberikan kepada masyarakat selain memfokuskan dalam segi teknis, ada baiknya untuk lebih menambahkan pada aspek pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala masyarakatnya mengenai program urban farming supaya menghasilkan persepsi yang sangat baik dari masyarakat dalam menerima program tersebut. Dilihat dari faktor tersebut yang melatarbelakangi proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap program urban farming itu sendiri.

3. Untuk peneliti selanjutnya.

Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya adalah agar dapat mengembangkan penelitian dari yang sudah ada menjadi lebih mendalam mengenai persepsi masyarakat. Kemudian untuk melanjutkan penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap program urban farming dengan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasan, iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi aksara.

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Mar’at. (1982). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sobur, alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pusaka Setia.

Sudjarwo dan Basrowi. (2009). Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto dan Riduwan. (2012). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Thoha, Miftah. (1996). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Totok M. dan Poerwoko S. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Tukiran dan Hidayati. (2012). Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta

Walgito, bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Widyawati, Nugraheni. (2013). Urban Farming Gaya Bertani Spesifik Kota. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penetilian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.


(37)

Sumber Elektronik:

Biondy, Brian. (2011). Evaluasi Program Urban Farming dikota Surabaya. [online] Tersedia: http://brianbiondy.blogspot.com/2011/06/evaluasi-program-urban-farming-di-kota.html (diakses pada tanggal 5 Juni 2015) Natsir, Fathir M. (2013). Cara menghitung Skala Likert [Online] tersedia di

http://fathirphoto.wordpress.com/2013/09/24/cara-menghitung-skala-likert/ (diakses pada tanggal 22 Juli 2015)

Raharjo, Sahid. (2015). Uji Koefisien Korelasi Spearman dengan SPSS lengkap. [online] Tersedia: http://www.konsistensi.com/2015/02/uji-koefisien-korelasi-spearman-dengan.html (diakses pada tanggal 20 Juli 2015)

http://bandungkota.bps.go.id/publikasi_bps/statda2013/statda060regol2013/files/s earch/searchtext.xml(diakses pada tanggal 5 Februari 2015)

http://kbbi.web.id/persepsi (diakses pada tanggal 5 Juni 2015)

Sumber Undang-undang:

Perda Kota Bandung No 04 Tahun 2010 tentang RT dan RW.

Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun2013-2018

Sumber Lainnya:

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. (2015). Bahan Sosialisasi Urban Farming. Tidak diterbitkan.

Kelurahan Ancol. (2015). Profil Kelurahan Ancol. Tidak diterbitkan.

Sukmana, cucu. (2009). Partisipasi dan Persepsi Tokoh Masyarakat terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat As-shodiq Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi PLS FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Press.


(1)

STS (Sangat Tidak Setuju) = 1 TS (Tidak Setuju) = 2

R (Ragu-ragu) = 3

S (Setuju) = 4

SS (Sangat Setuju) = 5

e. Skoring pada tabel variabel yang dibahas dengan menggunakan rumus berikut: X = T x Pn

Keterangan:

T = Total jumlah responden yang memilih

Pn = Alternatif jawaban skor skala likert (Natsir, 2013)

f. Mencari skor ideal dari setiap tabel variabel yang dibahas dengan menggunakan rumus berikut:

Xid = Ji x Y x n Keterangan: Ji = Jumlah item

Y = Skor tertinggi skala likert n = Jumlah responden

g. Menghitung posisi atau interpretasi dari setiap tabel variabel yang dibahas dengan menggunakan rumus berikut:

Pos = X : Xid x 100 Keterangan:

X = skor Xid= skor ideal

a. Menentukan interval skala likert dengan menggunakan rumus berikut: I = 100 : Jumlah skor tertinggi skala likert

Hasil (I) adalah 20, jadi jarak interval 0% - 100% adalah 20. Berikut kriteria interpretasi skor berdasarkan interval:

0% - 19,99% = Tidak Baik 20% - 39,99% = Kurang Baik 40% - 59,99% = Sedang/Cukup 60% - 79,99% = Baik


(2)

70

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Persepsi Masyarakat terhadap program Urban Farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung dapat diambil simpulan secara garis besar bahwa kecenderungan masyarakat RW 01 Kelurahan Ancol Bandung dalam menerima program urban farming didasarkan atas persepsi positif yang dimiliki dari masyarakat tersebut, yang dimana persepsi positif dari masyarakat tersebut terbentuk berdasarkan faktor-faktor yang melatarbelakanginya yaitu pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala. Berikut penjelasan simpulan secara lebih khusus: 1. Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Terhadap Persepsi

Masyarakat.

Secara parsial diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala memiliki hubungan yang signifikan dalam pembentukan persepsi masyarakat terhadap program Urban

Farming di lingkungan RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota

Bandung. Hal tersebut menandakan bahwa proses pembentukan persepsi masyarakat diawali dari bagaimana latar belakang pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala yang dimiliki dari setiap individu dalam masyarakat. Hasil tersebut sudah sejalan dengan konsep dari persepsi itu sendiri. Dalam hal ini berarti sudah timbul kepercayaan dari dalam diri masyarakat terhadap program

urban farming, hal demikian sudah sejalan dengan konsep dari persepsi. 2. Gambaran Persepsi Masyarakat Terhadap Program Urban Farming.

Persepsi masyarakat terhadap program urban farming di RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung dikatakan baik, dapat mempersepsikan secara baik terhadap program urban farming dapat terlihat dari hasil objek persepsi masyarakat, arah persepsi masyarakat, minat yang dimiliki masyarakat, emosional (senang tak senang) sebagai kondisi perasaan dan hasil yang masyarakat rasakan dari program urban farming itu sendiri. Setelah sebelumnya diketahui hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi memiliki


(3)

hubungan dalam pembentukan persepsi masyarakat, dan selanjutnya diketahui hasil bahwa persepsi dari masyarakat tersebut memiliki persepsi yang baik, maka hal tersebut sudah sesuai berdasarkan konsep dari persepsi yang dimana persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi, yang selanjutnya akan menimbulkan ide dan konsep mengenai apa yang dilihat. Dan juga sesuai dengan konsep pemberdayaan dalam hal ini yaitu merupakan pemberian kesempatan dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat berdasarkan hasil penglihatan, pendengaran, perasaan dan penghayatannya. Berarti dalam hal ini masyarakat melakukan pengamatan terhadap program urban farming dan menghasilkan ide dan pembentukan konsep dalam dirinya mengenai bagaimana program urban farming.

3. Kecenderungan Masyarakat dalam Menerima atau Menolak Program Urban Farming.

Setelah diketahui hasil, bahwa antara persepsi masyarakat dengan kecenderungan masyarakat dalam menerima atau menolak program urban farming

hasilnya yaitu masyarakat cenderung menerima program urban farming di RW 01 kelurahan Ancol kecamatan Regol kota Bandung. Masyarakat memiliki kecenderungan dalam menerima program urban farming, hal tersebut terlihat dari semakin tingginya tingkat korelasi yang dimilki dari persepsi masyarakat terhadap program urban farming. Hal tersebut sudah sesuai dengan konsep dari persepsi dimana dalam tahapan terakhir pembentukan persepsi terdapat komponen konasi yang menentukan kesediaan/kesiapan jawaban berupa tindakan terhadap objek. Dengan mengetahui persepsi positif dari masyarakat dan kecenderungan masyarakat dalam menerima program urban farming juga menandakan bahwa sesuai dengan beberapa tujuan pemberdayaan dan urban farming itu sendiri.

B. Rekomendasi

Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan rekomendasi berdasarkan temuan dan hasil analisa peneliti di lapangan, adapun rekomendasi yang peneliti tulis adalah sebagai berikut :


(4)

72

1. Untuk masyarakat RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung sebagai pelaksana program Urban Farming.

Masyarakat RW 01 Kelurahan Ancol Kecamatan Regol Kota Bandung sebagai pelaksana program Urban Farming direkomendasikan agar lebih meningkatkan pengalaman, proses belajar, pengetahuan, dan terutama cakrawala mengenai urban farming agar dapat sepenuhnya menerima program urban farming, dan program tersebut dapat berlangsung terus menerus.

2. Untuk pengelola yang bergerak di bidang manajemen SDM.

Secara keseluruhan program urban farming adalah baik, namun ada beberapa saran bagi pengelola yang bergerak di bidang manajemen SDM, dalam sosialisasi dan pelatihan khususnya mengenai urban farming yang diberikan kepada masyarakat selain memfokuskan dalam segi teknis, ada baiknya untuk lebih menambahkan pada aspek pengalaman, proses belajar, pengetahuan dan cakrawala masyarakatnya mengenai program urban farming supaya menghasilkan persepsi yang sangat baik dari masyarakat dalam menerima program tersebut. Dilihat dari faktor tersebut yang melatarbelakangi proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap program urban farming itu sendiri.

3. Untuk peneliti selanjutnya.

Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya adalah agar dapat mengembangkan penelitian dari yang sudah ada menjadi lebih mendalam mengenai persepsi masyarakat. Kemudian untuk melanjutkan penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap program urban farming dengan menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasan, iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi aksara.

Hikmat, Harry. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Mar’at. (1982). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sobur, alex. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pusaka Setia.

Sudjarwo dan Basrowi. (2009). Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto dan Riduwan. (2012). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Thoha, Miftah. (1996). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Totok M. dan Poerwoko S. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Tukiran dan Hidayati. (2012). Penelitian Kuantitatif Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta

Walgito, bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Widyawati, Nugraheni. (2013). Urban Farming Gaya Bertani Spesifik Kota. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penetilian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.


(6)

Sumber Elektronik:

Biondy, Brian. (2011). Evaluasi Program Urban Farming dikota Surabaya. [online] Tersedia: http://brianbiondy.blogspot.com/2011/06/evaluasi-program-urban-farming-di-kota.html (diakses pada tanggal 5 Juni 2015) Natsir, Fathir M. (2013). Cara menghitung Skala Likert [Online] tersedia di

http://fathirphoto.wordpress.com/2013/09/24/cara-menghitung-skala-likert/ (diakses pada tanggal 22 Juli 2015)

Raharjo, Sahid. (2015). Uji Koefisien Korelasi Spearman dengan SPSS lengkap. [online] Tersedia: http://www.konsistensi.com/2015/02/uji-koefisien-korelasi-spearman-dengan.html (diakses pada tanggal 20 Juli 2015) http://bandungkota.bps.go.id/publikasi_bps/statda2013/statda060regol2013/files/s

earch/searchtext.xml(diakses pada tanggal 5 Februari 2015) http://kbbi.web.id/persepsi (diakses pada tanggal 5 Juni 2015)

Sumber Undang-undang:

Perda Kota Bandung No 04 Tahun 2010 tentang RT dan RW.

Renstra SKPD Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun2013-2018

Sumber Lainnya:

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. (2015). Bahan Sosialisasi Urban Farming. Tidak diterbitkan.

Kelurahan Ancol. (2015). Profil Kelurahan Ancol. Tidak diterbitkan.

Sukmana, cucu. (2009). Partisipasi dan Persepsi Tokoh Masyarakat terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat As-shodiq Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi PLS FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Press.