PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBALAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE.

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI

MELALUI PEMBALAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Niar Nurul Arifin NIM 1004131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE

Oleh Niar Nurul Arifin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Niar Nurul Arifin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

NIAR NURUL ARIFIN

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. Hj. Epon Nur’aeni, L. M.Pd. NIP. 195710131983032001

Pembimbing II

H. Oyon Haki Pranata, M.Pd. NIP. 195606061966031002

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001


(4)

ii ABSTRAK

Pemahaman konsep sifat-sifat bangun datar segi empat merupakan salah satu hasil belajar yang diharapkan dalam mempelajari geometri. Latar belakang penelitian ini yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat berdasarkan lima indikator pemahaman konsep matematika menurut Salimi yaitu kemampuan dalam membuat contoh dan non contoh penyangkal, mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan, mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep, mengubah bentuk kebentuk lain, dan mengenal syarat-syarat yang menentukan suatu konsep. Solusi permasahan ini yaitu pembelajaran berbasis teori Van Hiele, karena teori Van Hiele memfokuskan pada bidang geometri, pembelajaran yang sesuai dengan tahap berpikir dan perkembangan sosial siswa, serta sesuai dengan tahapan proses pembelajaran berdasarkan peraturan menteri pendidikan nasional no.41 tahun 2007. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sebelum pembelajaran berbasis teori Van Hiele; 2) Proses pembelajaran berbasisteori Van Hiele di SDN 2 Neglasari; 3) Perbedaan pemahaman siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan desain penelitian one group pre-test post test. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dengan analisis data kuantitatif melalui bantuan program Excel 2007 dan SPSS 16.0. Hasil penelitian yang diperolehyaitu:1) Pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sebelum pembelajaran berbasis teori Van Hiele berada pada kategori rendah; 2) Proses pembelajaran berbasis teori Van Hiele berlangsung selama 3 pertemuan, dengan menerapkan lima fase pembelajaran Van Hiele terhadap kegiatan pendahuluan dan inti pembelajaran, yaitu fase informasi pada tahap apersepsi, fase orientasi langsung pada tahap eksplorasi, fase penjelasan dan orientasi bebas pada tahap elaborasi, serta fase integrasi pada tahap konfirmasi; 3) Terdapat perbedaan pemahaman siswa antar sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis teori Van Hiele.Hal ini berdasarkan mean skor post-test yang lebih besar dari skor pre-test dan menunjukkan pada kategori pemahaman sedang. Artinya, terdapat peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Kata Kunci: Pemahaman, Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat,


(5)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Penulisan Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Pemahaman Konsep Matematika dan Geometri ... 8

2. Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat ... 12

3. Teori Belajar Van Hiele dan Implementasinya ... 20

B. Kerangka Berpikir ... 26

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi dan Subjek Penelitian/Sampel Penelitan ... 28

B. Desain Penelitian ... 29


(6)

vii

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 38

H. Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. Simpulan ... 93

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 98


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Hasil Analisis Jajar Genjang ... 14

2.2 Hasil Analisis Persegi Panjang ... 14

2.3 Hasil Analisis Persegi ... 15

2.4 Hasil Analisis Belah Ketupat ... 16

3.1 Interpretasi Koefisiean Korelasi (rxy) Menurut Arikunto ... 33

3.2 Hasil Uji Validitas ... 34

3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas (R11) ... 35

3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal ... 36

3.5 Tingkat Kesukaran Soal ... 36

3.6 Interpretasi Daya Pembeda Soal ... 37

3.7 Daya Pembeda Soal ... 37

3.8 Interval Kategori ... 39

3.9 Interpretasi Kriteria N-Gain ... 41

3.10 Kemungkinan Uji Statistik ... 42

4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Uji Pre-Test ... 44

4.2 Interval Kategori Pemahaman Siswa Berdasarkan Hasil Uji Pre-Test ... 45

4.3 Data Statistik Pre-Test ... 46

4.4 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 1 ... 48 Tabel


(8)

ix

4.5 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada

Indikator 2 ... 50 4.6 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada

Indikator 3 ... 51 4.7 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada

Indikator 4 ... 53 4.8 Interval Kategori Kemampuan Awal Siswa pada

Indikator 5 ... 54 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Post Test ... 56 4.10 Interval Kategori Pemahaman Siswa Berdasarkan

Uji Post Test ... 58 4.11 Data Statistik Post Test ... 59 4.12 Interval Kategori Kemampuan siswa setelah Treatment pada

Indikator 1 ... 59 4.13 Interval Kategori Kemampuan siswa setelah Treatment pada

Indikator 2 ... 61 4.14 Interval Kategori Kemampuan siswa setelah Treatment pada

Indikator 3 ... 63 4.15 Interval Kategori Kemampuan siswa setelah Treatment pada

Indikator 4 ... 64 4.16 Interval Kategori Kemampuan siswa setelah Treatment pada

Indikator 5 ... 66 4.17 Hasil Uji N-Gain Keseluruhan ... 69 4.18 Hasil Uji N-Gain Indikator 1 ... 71


(9)

x

4.19 Hasil Uji N-Gain Indikator 2 ... 72

4.20 Hasil Uji N-Gain Indikator 3 ... 73

4.21 Hasil Uji N-Gain Indikator 4 ... 74

4.22 Hasil Uji N-Gain Indikator 5 ... 75

4.23 Hasil Uji Normalitas data pre-test post test ... 76

4.24 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pre-Test dan Post Test ... 77

4.25 Hasil Uji Paired Sapmle T-Test ... 78

4.26 Proses Pembelajaran Treatment pertama ... 83

4.26 Proses Pembelajaran Treatment kedua ... 85


(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

2. 1 Jenis-Jenis Bangun Datar Segi Empat ... 13

2.2 Jajar Genjang ... 13

2.3 Persegi Panjang ... 14

2.4 Persegi ... 15

2.5 Belah Ketupat ... 15

2.6 Jenis-Jenis Trapesium ... 16

2.7 Trapesium Sama Kaki ... 17

2.8 Trapesium Siku-Siku ... 17

2.9 Trapesium Sebarang ... 18

2.10 Proses Pembentukan Layang-Layang ... 18

2.11 Sudut Layang-Layang ... 19

2.12 Layang-Layang ... 19

2.13 Skema Pengelompokan Bangun Datar Segi Empat ... 22

2.14 Kedudukan Fase Pembelajaran Van Hiele dalam Proses Kegiatan Pembelajaran ... 24

4.1 Kategori Pemahaman Siswa pada Uji Pre-Test ... 46

4.2 Pre-Test Soal No. 1 ... 48

4.3 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 1 ... 49

4.4 Pre-Test Soal No. 2 ... 49

4.5 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 2 ... 50

4.6 Pre-Test Soal No. 3 ... 51


(11)

xii

4.8 Pre-Test Soal No. 4 ... 51

4.9 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 4 ... 53

4.10 Pre-Test Soal No. 5 ... 54

4.11 Kategori Kemampuan Awal Siswa pada Indikator 5 ... 55

4.12 Kategori Pemahaman Post Test ... 57

4.13 Post Test Soal No. 1 ... 59

4.14 Kategori Kemampuan Siswa setelah Treatment pada Indikator 1 ... 60

4.15 Post Test Soal No.2 ... 60

4.16 Kategori Kemampuan Siswa setelah Treatment pada Indikator 2 ... 62

4.17 Post Test Soal No.3 ... 62

4.18 Kategori Kemampuan Siswa setelah Treatment pada Indikator 3 ... 63

4.19 Post Test Soal No. 4 ... 64

4.20 Kategori Kemampuan Siswa setelah Treatment pada Indikator 4 ... 65

4.21 Post Test Soal No. 5 ... 65

4.22 Kategori Kemampuan Siswa setelah Treatment pada Indikator 5 ... 66


(12)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran-Lampiran ... 98

A. Profil Sekolah ... 99

A.1 Profil Sekolah ... 100

A.2 Visi dan Misi Sekolah ………. 106

B. Instrumen Penelitian ... 107

B.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 108

B.2 Instrumen Test ... 110

B.3 Kunci Jawaban Soal Pre-Test dan Post Test ... 112

B.4 Kriteria Penilaian ... 113

C. Hasil Uji Coba Penelitian ... 114

C.1 Skor Uji Coba Instrumen ... 115

C.2 Hasil Uji Validitas ... 117

C.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 119

C.4 Analisis Daya Pembeda ... 121

C.5 Analisis Tingkat Kesukaran ... 123

D. Perangkat Pembelajaran ... 125

D.1 RPP Pertemuan ke-1 ... 126

D.2 LKS Pertemuan ke-1 ... 138

D.3 RPP Pertemuan ke-2 ... 144

D.4 LKS Pertemuan ke-2 ... 154

D.5 RPP Pertemuan ke-3 ... 163

D.6 LKS Pertemuan ke-3 ... 177

E. Hasil Penelitian ... 181

E.1 Pre Test ... 182

E.2 Post Test ... 184

F. Surat-Surat ... 186


(13)

xiv

F.2 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 188 G. Dokumentasi Kegiatan Belajar ... 189


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satumata pelajaran untuk meningkatkan kecerdasan matematis siswa melalui penggunaan pola pikir deduktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Susanto (2013, hlm. 184-185) bahwa:

“Unsurpekerjaanutamamatematikaadalahpenalarandeduktif yang bekerjaatasdasarasumsi-asumsi (kebenarankonsisten).Selainitu, matematikajugabekerjamelaluipenalaraninduktif yang

didasarkanfaktadangejala yang

munculuntuksampaipadapemikirantertentu.Tetapiperkiraanini,

tetapharusdibuktikansecaradeduktif, denganargumen yang konsisten.”

Dalampembelajaranmatematika, guru

diharapkanmampumengoptimalkankemampuannyauntukmeningkatkankemampua nsiswadalammemahamikonsepmatematikamelaluipenggunaanpenalaranuntukmen

gkomunikasikangagasanbaikmeggunakan verbal

maupunsimboldalammemecahkanmasalah. Hal

inisesuaidengansalahsatutujuanpembelajaranmatematika yang tercantumpadaPeraturanMenteriPendidikanNasionalRepublik Indonesia No. 22 tahun 2006 dalambukuStandar Isi UntukSatuanPendidikanDasardanMenengah

(BSNP, 2006),

menyatakanbahwatujuanpembelajaranmatematikayaitusiswamampu

“mengkomunikasikangagasandengansimbol, tabel, diagram atau media lain untukmemperjelaskeadaanataumasalah”.

Penggunaansimbolsebagaibahasamatematikauntukmempresentasikansuatugagasan , salahsatunyaterdapatpadacabangmatematikayaitugeometri. GeometritelahdiketahuisiswajauhsebelumsiswamasukSekolahDasar (SD), yaitumelaluipengenalanterhadapbenda-bendadisekitarsiswa, sepertipintu, jendela,

lantai, kursi, meja, dansebagainya. Hal

inisejalandengansalahsatualasangeometriperludiajarkankepadasiswamenurutUsisk in (Nur’aeni, 2010, hlm. 28) yaitu “geometrimerupakansatu-satunyailmu yang dapatmengaitkanmatematikadenganbentukfisikdunianyata”.Olehkarenaitu,geomet


(15)

2

risangaturgenuntukdiajarkankepadasiswakarena siswa dituntut untuk memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan benda-benda disekitar siswa.

Salah

satumaterigeometriyaitusifat-sifatbangundatarsegiempat.Tujuanpembelajarandenganstandarkompetensimemaha

misifat-sifatdanhubunganantarbangunmenuntutsiswauntukmampumengidentifikasi,

memahamidanmempresentasikansifat-sifatbangundatarsegiempatdaribentuksimbolkebentuk verbal dandaribentuk verbal kebentuksimbol.

Berdasarkanhasilpra-research di SDN 1 Neglasaridan SDN 2 Neglasari,

diketahuibahwapemahamansiswaterhadapmaterisifat-sifatbangundatarsegiempatbelummencapaipadatujuan yang diharapkan.Berdasarkanhasilobservasipadatanggal 20 Januari 2014 di SDN 2 NeglasarikotaBanjarpada 13siswakelas VI, peneliti melakukan tanya jawab secara

klasikal kepada siswa,

mencakupklasifikasibangundatarsegiempatdanbukansegiempatsertamempresentsi kansifat-sifatbangundatarsegiempatdaribentuksimbolkebentuk verbal danbentuk verbal kebentuksimbol. Maka, diketahui sebagian besar siswa tidak dapat menyebutkan enam bangun datar segi empat dengan benar, sebagian besar siswa tidak mampu menyebutkan sifat-sifat dari salah satu segi empat berdasarkan hasil pengamatan terhadap gambar, dan semua siswa tidak dapat mengidentifikasi segi empat yang terbentuk berdasarkan sifat-sifat yang diutarakan secara verbal. Hal tersebut menunjukkankurangnyapemahamansiswadalammemahamikonsepsifat-sifatbangundatarsegiempat, walaupun pembelajaran pada materi ini telah dilakukan.

Berdasarkanhasilobservasidanwawancaradengankepala sekolah, guru dansiswa, diketahuibeberapafaktor yang salingberhubungan yang

menyebabkanrendahnyapemahamansiswaterhadapkonsepsifat-sifatbangundatarsegiempat.Diantaranyayaitu,rendahnyapemahaman guru terhadap konsepsifat-sifatbangundatarsegiempat, pembelajaran yang bersifatteacher centre, dantransfer knowledge.


(16)

3

Rendahnyapemahaman guru

terhadapmaterimenjadikanpembelajaranberpusatkepadasatubukusumberbelajar, sehingga proses pembelajaranberlangsungsebagaisuatupemindahaninformasi (materi) daribukusumbermelaluiperantara verbal guru kepadasiswa (transfer

knowledge), dansecaratidaklangsung proses pembelajaranlebihberpusatkepada

guru (teacher centre).Selain itu, minimnya pemahaman guru mengakibatkan pula kurang optimalnya pemanfaatan media media pembelajaran yang tersedia untuk membantu siswa dalam memahami konsep sifat-sifat bangun datar segi empat. Siswasebagaisubjekdalampembelajaran, hanyamenerimamaterisajatanpadiberikan

kesempatan untuk

bereksplorasi.Siswadituntutuntukmenerimainformasitanpaharusmembuktikannilai

kebenarandariinformasi yang diterimanya,

sehinggasiswabelajarmenggunakanrehearsal

hapalansebagaisalahsatucarauntukdapatmencapaitujuanpembelajaran.“Rehearsal hapalandigunakansiswaketikasiswaharusmengingatinformasidanmenyimpannyase bagaimanaadanyasaatinformasiitumasukkememorikerja” (Gunawan, 2007, hlm. 81).

Belajarmenggunakanrehearsalhapalanmenuntut siswa hafal bentukbangundatarsegiempatberdasarkangambardansifat-sifatnyasecara verbal

tanpamemahamimaknadanhubungandarisifat-

sifatbanguntersebut.Siswamengalamikesulitanuntukmendeskripsikansifat-sifatmelalui media

gambardanmempresentasikannyamelaluibahasasendiri,karenapembelajaran yang dilakukanbersifathafalandaricatatan yang ditulisanya.Rendahnya pemahaman terhadap materi geometri inimenunjukankesulitansiswadalammemahamiobjek-objeklangsungmatematika, yaitu fakta, konsep dan prinsip geometri.

Jikahaliniterusterjadi, siswaakanterdoktrinpadasetiapinformasi yang

diterimanyasebagaisuatukebenaran yang

mutlaktanpapengembangandanpembuktianlebihlanjut. Proses pembelajaransebagaisuatu proses yang statis, padahal proses


(17)

4

pembelajaranditunjukanuntukmengembangkanpolapikir, kreatifitasdankemampuansiswakelevel yang lebihtinggi.

Berdasarkan kondisi tersebut, guru perlu menciptakankondisibelajar yang bermaknadalamrangkapenerapanpemahamansiswa. Ausebel (Susanto, 2013, hlm. 212) menyatakanbahwa “Belajarbermaknaadalahbilainformasi yang akandipelajarisiswadisusundenganstrukturkognitif yang dimilikiolehsiswasehinggasiswadapatmengaitkaninformasibarunyadenganstruktur

kognitif yang dimiliki.”Artinya proses

pembelajaranharusterstruktursesuaidenganpengetahuanawalsiswapadatingkatanbe rpikirnya agar pembelajaranlebihmudahdipahami.

Siswa harus menemukanpoladanstrukturmatematikadari proses pengalamanbelajarnyasendirisesuaidengankemampuandantahapberpikirnya, danterbiasamelakukanujicobauntukpembuktiannilaikebenarandanpengembanganin formasiberdasarkanhasiltemuandarikegiatan yang dilakukan. Salah satu teori belajar yang dapat digunakan untuk memecahakan masalah tersebut yaitu teori

belajar Van Hiele. Teoribelajar Van

Hieledapatmembantusiswauntukmeningkatkanpemahamansifat-sifatbangundatarsegiempat.Hal inikarenateori Van Hielemerupakanteori yang berfokusterhadapbidanggeometridanmenekankanpembelajaranterhadapperkemban

ganberpikirsiswa.Aplikasiteori Van

Hieledapatdilakukandenganpenerapanfasepembelajaran Van Hieleuntukmencapaisetiaptingkatanberpikirgeometris Van Hiele.

Beberapapenelitiantentangteori Van

Hieletelahdilakukandanmembuktikanbahwateori Van

Hielememberikandampakpositifterhadapketercapaianbelajardanpembelajarangeo metri.Huzaifah (2011: 78) menyatakanbahwa “penggunaanteori Van Hieledapatmeningkatkanpemahamanmatematikasiswa”.Nur’aeni (2010, hlm. 33) menyatakanbahwa “untukmempercepatmeningkatnyaberpikirsiswa sekolahdasarkhususnyadalamtopikgeometridapatditingkatkanmelaluipembelajaran dengantahap Van Hiele”.Olehkarenaitu, teori Van


(18)

5

Hielesangattepatuntukmenyelesaikanpermasalahankurangnyapemahamansiswater hadapmaterisifat-sifatbangundatarsegiempat.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Geometri Melalui Pembalajaranberbasis teori Van Hiele.

B. IdentifikasiMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat.

b. Kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar, sehingga siswa terbiasa menerima pengetahuan tanpa mengeksplorasinya.

c. Rehearsalhapalansebagaisolusisiswadalammencapaitujuanpembelajaran.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sebelum pembelajaran berbasis teori Van Hiele? b. Bagaimana proses pembelajaran berbasis teori Van Hiele di SDN 2 Neglasari? c. Apakah terdapat perbedaan pemahaman siswa antara sebelum pembelajaran

berbasis teori Van Hiele dan sesudah pembelajaran teori Van Hiele? D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sebelum pembelajaran berbasis teori Van Hiele

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran berbasis teori Van Hiele di SDN 2 Neglasari

3. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman siswa antara sebelum pembelajaran berbasis teori Van Hiele dan sesudah pembelajaran teori Van Hiele.


(19)

6

Manfaat atau kegunaan hasil penelitian ini dapat dispesifikasikan menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam pembelajaran geometri.Sedangkan secara praktisnya, yaitu:

1. Bagi siswa, dapatmeningkatkanpemahaman yang

mendalamtentangkonsepbangundatarsegiempatkhususnyasifat-sifatbangundatarsegiempat

2. Bagi guru, dapat menambah wawasan serta dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengaplikasikan teori belajar Van Hiele dalam pembelajaran geometri

3. Bagi lembaga, dapat memberikan sumbangan referensi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

F. Struktur Penulisan Skripsi 1. COVER

2. PERNYATAAN 3. KATA PENGANTAR 4. UCAPAN TERIMAKASIH 5. DAFTAR ISI

6. DAFTAR TABEL 7. DAFTAR GAMBAR 8. DAFTAR LAMPIRAN

9. BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D.Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian

F. Struktur Penulisan Skripsi


(20)

7

HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Pustaka

1.Pemahaman Konsep Matematika dan Geometri 2.Konsep Bangun Datar Segi Empat

3.Teori Belajar Van Hiele dan Implementasinya B. Kerangka Berpikir

C.Hipotesis Penelitian 11.BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasidan Subjek Penelitian/SampelPenelitian B. DesainPenelitian

C.Metode Penelitian

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel E. Instrumen Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen G.Teknik Pengumpulan Data

H.Analisis Data

12.BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian 13.BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan B. Saran 14.DAFTAR PUSTAKA 15.LAMPIRAN-LAMPIRAN 16.RIWAYAT HIDUP


(21)

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Neglasari dusun Warung Buah desa Neglasari kecamatan Banjar kota Banjar pada rentang waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2013/2014.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah generalisasi dari objek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 119) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah kelas V SDN 2 Neglasari dengan sampel siswa kelas V SDN 2 Neglasari sebanyak 18 orang.

Menurut Sugiyono (Hatimah, dkk., 2010 hlm. 94) “sampel adalah sebagian dari jumlah atau karakteristik populasi.” Dalam menentukan sampel penelitian, dapat digunakan beberapa teknik sampling. Menurut Margono (Hatimah, dkk., 2010 hlm. 96) menyatakan bahwa,

“teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.”

Teknik sampling digunakan untuk menentukan sampel dari populasi yang diteliti yang hasilnya dapat mewakili populasi. Sampel membantu peneliti dalam memperoleh data populasi.

Berdasarkan jenisnya, teknik sampling yang digunakan yaitu nonprobability

sampling dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono

(Hatimah, dkk., 2010, hlm. 99) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Alasan digunakannya teknik sampel jenuh karena siswa kelas V SDN 2 Neglasari yang merupakan


(22)

29

populasi penelitian diambil seluruhnya sebagai sampel. Selain itu, beberapa alasan lain yang mendukung terhadap pemilihan sampel penelitian ini, yaitu:

a. Berdasarkan metode dan desain penelitian yang digunakan, peneliti hanya membutuhkan satu kelas untuk dijadikan sampel sebagai kelas eksperimen. b. Menurut data di SDN 2 Neglasari diketahui bahwa kelas V hanya terdapat satu

kelas.

Berdasarkan pertimbangan dan teknik sampling yang digunakan, maka diperoleh data sampel yaitu siswa kelas V SDN 2 Neglasari yang berjumlah 13 orang. Pengambilan sampel tidak dilakukan secara random sehingga tidak dilakukan uji normalitas dan uji kesamaan rata-rata, karena hanya satu kelas yang dijadikan sebagai objek penelitian yaitu kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti yaitu pre-eksperimental. Berdasarkan bentuk desain pre-eksperimental, penelitian ini menggunakan bentuk

one group pre-tes post test. Desain ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui

perbedaan pemahaman konsep siswa antara sebelum menggunakan pembelajaran berbasis teori Van Hiele dan sesudah menggunakan pembelajaran berbasis teori Van Hiele melalui uji pre-test dan post test. Bentuk one group pre-test post test dapat disimbolkan sebagai berikut:

O1 X O2

Sugiyono (2012, hlm. 25) Keterangan:

O1 : Pre-test (Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat Sebelum Treatment).

O2 : Post test (Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat Sesudah Treatment).


(23)

30

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Menurut Hatimah, dkk. (2010, hlm.120) “eksperimen merupakan observasi yang berada pada kondisi buatan yang dibuat atau diatur oleh peneliti.” Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap suatu perlakuan pada kelas eksperimen, dengan adanya situasi atau kelas pembanding pada kelas kontrol atau situasi sebelum diberi perlakuan.

Berdasarkan bentuk desain eksperimen, eksperimen yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimental design. Hal ini karena peneliti hendak mengukur sejauh mana peningkatan pemahaman siswa terhadap sifat-sifat bangun datar segi empat, antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran berbasis teori Van Hiele yang dilakukan pada satu kelas eksperimen.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel penelitian

a. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 4) menyatakan “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.” Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis teori Van Hiele.

b. Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 4) menyatakan “variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman siswa terhadap konsep matematika.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Pembelajaran berbasis teori Van Hiele

Pembelajaran berbasis teori Van Hiele yang dimaksud pada penelitian ini adalah pembelajaran geometri yang berdasarkan fase-fase pembelajaran Van Hiele, meliputi fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas dan fase integrasi.


(24)

31

b. Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Matematika

Pemahaman siswa terhadap konsep matematika mengacu kepada indikator pemahaman konsep mateatika menurut Salimi (Susanto, 2013, hlm. 209), yaitu:

“(1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; (2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; (3) Menggunakan model, diagram dan simbol untuk mempresentasikan suatu konsep; (4) Mengubah suatu bentuk representatif ke bentuk lainnya; (5) mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; (6) Mengidentifikasi Sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; (7) Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.”

Namun, pada penelitian ini peneliti hanya mengadaptasi lima dari tujuh indikator pemahaman konsep matematika yang dipaparkan oleh Salimi. Indikator tersebut yaitu,

1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan,

2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, 3) Mengubah suatu bentuk representatif ke bentuk lainnya,

4) Menggunakan model, diagram dan simbol untuk mempresentsikan suatu konsep, dan

5) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep.

Indikator pemahaman konsep matematika digunakan untuk mengukur pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat. Penilaian terhadap kemampuan siswa dalam mencapai indikator tersebut, dapat terlihat dari kemampuan siswa dalam menjawab soal pre-test dan

post test yang telah disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika

menurut Salimi.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan instrumen tes. Instrumen tes yang digunakan yaitu tes subjektif (uraian). Tes berupa soal uraian tentang materi sifat-sifat bangun datar segi empat sebagai pre-test dan post test, bertujuan untuk mengukur pemahaman awal siswa dan pemahaman setelah dilakukan treatment. Siswa dituntut untuk menjawab secara rinci dan sistematis, sehingga dapat


(25)

32

diketahui tahapan pemahaman geometri siswa berdasarkan tahapan pemahaman Van Hiele, dan berdasarkan indikator pemahaman menurut Salimi. Instrumen tes dibuat melalui beberapa langkah, yaitu:

a. Menentukan tujuan tes pemahaman,

b. Membuat batasan terhadap materi yang diujikan,

c. Membuat kisi-kisi instrumen dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar berdasarkan KTSP, sedangkan indikatornya peneliti klasifikaikan pada 3 indikator, yaitu indikator umum, indikator pemahaman menurut Salimi, dan indikator soal, dan

d. Membuat soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.

Untuk mengetahui pencapaian pemahaman siswa, peneliti analisis berdasarkan jawaban siswa terhadap setiap soal. Setiap soal memiliki skor yang berbeda sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Skor setiap butir soal uraian pada uji pre-test dan

post test peneliti sajikan pada lembar lampiran.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan sebagai alat ukur penelitian yaitu soal pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat bangun datar segi empat. Sebelum instrumen diujikan kepada siswa, instrumen harus terlebih dahulu diuji kelayakannya. Menurut Sudjana (2010, hlm. 12) menyatatakan “suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila memiliki nilai ketepatan atau validitas dan keajegan atau reliabilitasnya.” Oleh karena itu, uji kelayakan tes dilakukan dengan menguji validitas dan reliabilitas yang dilengkapi dengan uji tingkat kesukaran soal dan daya pembeda untuk memperoleh kualitas instrumen yang lebih baik. Perhitungan terhadap uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda adalah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan soal dalam mengukur kriteria yang hendak diukur. Menurut Wahyudin,dkk. (2006, hlm. 141) bahwa,

“suatu tes dikatakan mengukur satu dimensi jika soal yang satu dan lainnya memiliki keterkaitkan yang erat. Oleh karena itu, setiap soal harus berkorelasi


(26)

33

tinggi satu dan lainnya untuk dapat dijadikan bukti bahwa semua aspek tersebut merupakan bagian dari aspek yang lebih luas.”

Pada penelitian ini, terdapat dua jenis validitas yang digunakan, yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara judgement ahli untuk menelaah dan menilai kualitas instrumen sebagai sampel dari konsep materi yang diajukan. Sedangkan, validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dibawah ini.

}

{

}

{

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( XY Y Y N X X N Y X XY N r Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ =

Arikunto (2012, hlm. 87) Keterangan :

rXY = Koefisien validitas antara variable x dan variable y X = Skor setiap butir soal masing-masing siswa

Y = Skor total masing-masing siswa N = Banyaknya siswa/ responden uji coba

Perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer program

Microsoft Excel 2007. Untuk mengetahui kualitas validitas soal, hasil uji validitas

diinterpretasikan menggunakan interpretasi koefisiean korelasi (rxy). Interpretasi koefisiean korelasi (rxy) peneliti sajikan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Interpretasi Koefisiean Korelasi (rxy)

No. Interval Kriteria

1. 0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi 2. 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas Tinggi

3. 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas Cukup 4. 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas Rendah

5. 0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah


(27)

34

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh data dan kriteria validitas soal pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas

No. Soal Nilai rXY Kriteria Validitas 1. 0,621341 Validitas Tinggi

2. 0,919997 Validitas Sangat Tinggi 3. 0,720051 Validitas Tinggi

4. 0,499269 Validitas Cukup

5. 0,862044 Validitas Sangat Tinggi

2. Uji Reliabilitas

Menurut Wahyudin,dkk. (2006, hlm. 141) bahwa, “tes yang reliabel atau tes yang dapat dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi dan waktu yang berbeda-beda.” Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji rebilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha.

r11 =[

( )] . [1- ^

] , dengan

2

= - (( ) / ) , dengan

= Jumlah kuadrat skor siswa – / jumlah siswa

Arikunto (2012, hlm. 122)

Keterangan: 2

= Jumlah variansi butir soal = Variansi total


(28)

35

N = Jumlah siswa n = Jumlah soal

Perhitungan uji reliabilitas dialakukan dengan menggunakan program

Microsoft Office Excel 2007, data yang diperolah diinterpretasi pada interpretasi

koefisien reliabilitas (r11) pada tabel 3.3. Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Reliabilitas (R11)

No. Interval Kriteria

1 r11 ≤ 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah 2 0,20 < r11 ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah

3 0,40 < r11 ≤ 0,70 Reliabilitas Sedang 4 0,70 < r11≤ 0,90 Reliabilitas Tinggi

5 0,90 < r11≤ 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

Guilford dalam Suherman (Gunardi, 2013, hlm. 35) Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa instrumen tes memiliki nilai r11 = 0,635052 dengan kriteria Reliabilitas Sedang.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Untuk memperoleh instrumen tes atau soal yang berkualitas, selain dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka, dilakukan pula uji tingkat kesukaran soal. Uji tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui butir soal yang dianggap mudah, sedang, dan sulit yang akan berpengaruh terhadap kemungkinan benar atau salahnya jawaban siswa. Menurut Sudjana (2010, hlm. 135) “kriteria kesukaran soal dapat ditentukan melalui uji tingkat kesukaran soal yang didasarkan kepada jawaban siswa, bukan dari pendapat guru sebagai pembuat soal.” Uji tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Tingkat Kesukaran = #$


(29)

36

Mean = ( ) $ $

) &

(Hindansah, N.S., 2013, hlm. 36) Perhitungan uji tingkat kesukaran soal, peneliti menggunakan bantuan program

Microsoft Office Excel 2007 dengan interpretasi tingkat kesukaran soal pada tabel

3.4.

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran Soal

No. Interval Kriteria

1. 0,00 - 0,30 Sukar 2. 0,31 - 0,70 Sedang

3. 0,71 - 1,00 Mudah

Sudjana (2010, hlm. 137) Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat kesukaran soal, maka diperoleh data dan kriteria tingkat kesukaran pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Soal

No. Soal Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

1. 0,524138 Sedang

2. 0,211494 Sukar

3. 0,334483 Sedang

4. 0,544828 Sedang

5. 0,137931 Sukar

4. Daya Pembeda

Menurut Sudjana (2010, hlm. 141) “Daya pembeda soal bertujuan untuk menilai kemampuan soal dalam mengklasifikasikan siswa dalam kelompok pandai dan siswa dalam kelompok kurang.” Item soal yang tidak memiliki daya pembeda


(30)

37

diprediksikan bahwa soal tersebut terlalu sulit atau terlalu mudah, sehingga soal tersebut perlu untuk direvisi ulang.

Menghitung daya pembeda soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Daya Pembeda Item Soal = ( $ ( ) ( $ ( ) )

(Hindansah, N.S., 2013, hlm. 35) Perhitungan uji daya pembeda item soal menggunakan bantuan program

Microsoft Office Excel 2007 dengan interpretasi daya pembeda soal pada tabel

3.6.

Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda Soal

No. Interval Kriteria

1. Negatif Sangat Jelek

2. 0,00 - 0,20 Jelek 3. 0,21 – 0,40 Cukup 4. 0,41 – 0,70 Baik

5. 0,71 – 1, 00 Sangat Baik

Arikunto (2006, hlm. 218). Berdasarkan hasil perhitungan terhadap uji daya pembeda soal, maka diperoleh data dan kriteria pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal No. Soal Tingkat Daya

Pembeda Soal

Kriteria Daya Pembeda Sola

1. 0,5 Baik


(31)

38

Tabel 3.7 (Lanjutan)

(1) (2) (3)

3. 0,55 Baik

4. 0,875 Sangat Baik

5. 0,5 Baik

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Teknik tes yang digunakan yaitu pre-test dan post test. Pre-test dilakukan untuk pengetahui pemahaman awal siswa terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat (sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis teori Van Hiele), sedangkan

post test dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah melaksanakan

pembelajaran berbasis teori Van Hiele. H. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah proses tabulasi data selesai, bertujuan untuk memperoleh data mentah berdasarkan hasil uji pre-test dan post test. Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang terkumpul sebagaimana adanya melalui penjabaran dengan beberapa kalimat tanpa bermaksud membuat generalisasi. Data ditampilkan untuk melihat perbandingan rata-rata sampel sebelum dan sesudah Treatment. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0. Pengolahan data dengan Microsoft Excel 2007 bertujuan untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel berdasarkan kategori tertentu. Sedangkan program SPSS 16.0 untuk mengetahui data deskriptif setiap variabel sehingga diketahui ada tidaknya perbedaan antara hasil uji pre-test dan post test.

Penilaian terhadap hasil pre-test dan post test berdasarkan skor penilaian setiap butir soal yang merujuk pada lima indikator pemahaman menurut Salimi yaitu:


(32)

39

a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan,

b. Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, c. Mengubah suatu bentuk representatif ke bentuk lainnya,

d. Menggunakan model, diagram dan simbol untuk mempresentsikan suatu konsep, dan

e. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep.

Berikut struktur analisis statistik deskriptif yang dilakukan untuk mengatahui hasil dari penelitian yang dilakukan.

a. Analisis Statistik Deskriptif Pemahaman Siswa terhadap Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat berdasarkan Hasil Uji Pre-Test

Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office

Excel 2007 dan SPSS 16.0. Analisis Uji pre-test bertujuan untuk mengetahui

pemahaman awal siswa terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat. Analisis dilakukan berdasarkan skor total dan skor setiap butir soal yang diperoleh siswa, kemudian dikategorikan pada kategori pemahamaman berdasarkan interval kategori pemahaman yang diadaptasi dari interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (Putri, 2012, hlm. 38) yang disajikan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Interval Kategori

No. Interval Kategori

1. X ≥ *+ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. *+ideal + 0,5 Sideal≤ X < *+ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3. *+ideal - 0,5 S ideal ≤ X < *+ideal + 0,5 Sideal Sedang

4. *+ideal + 1,5 Sideal ≤ X < *+ideal - 0,5 Sideal Rendah

5. X < *+ideal – 1,5 Sideal Sangat Rendah

Cece Rahmat dan Solehudin (Putri, 2012, hlm. 38) Keterangan:


(33)

40

*+ideal = Rata-rata skor maksimal

Sideal =

, Skor maksimal

b. Analisis Statistik Deskriptif Pemahaman Siswa terhadap Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat berdasarkan Hasil Uji Post-Test

Analisis Uji pre-test bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat setelah dilakukan treatment. Analisis dilakukan melalui skor total dan skor setiap butir soal yang diperoleh siswa. Analisis dilakukan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 2007 dan SPSS

16.0. Kemudian dikategorikan pada kategori pemahamaman berdasarkan interval

kategori pemahaman yang diadaptasi dari interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (Putri, 2012, hlm. 38).

c. Analisis Deskriptif Data Hasil Pre-Test dan Post Test Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat

Berdasarkan analisis statistik deskriptif yang dilakukan sebelumnya, pada analisis ini hanya dilakukan perbandingan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara uji pre-test dan post test. Sehingga, akan ditemukan gambaran ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi sifat-sifat bangun datar segi empat memalui pembelajaran berbasis teori Van Hiele.

d. Uji Gain Factor (N-Gain)

Uji Gain Factor (N-Gain) digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat antara sebelum dan sesudah pembelajaran Van Hiele. Perhitungan N-Gain berdasarkan skor total dan skor butir soal siswa. Perhitungan N-Gain pada skor total bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhdap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat. Sedangkan, perhitungan N-Gain butir soal untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa terhadap indikator pemahaman konsep matemtika. Uji N-Gain dilakukan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dengan mengaplikasikan rumus N-Gain sebagai berikut:


(34)

41

G = % ( $ % ( $ $

% % ( $ $

Putri (2012, hlm.41) Keterangan:

G = Nilai normal gain S Post Test = Nilai pada uji post test S Pre-Test = Nilai pada uji pre-test

S Maksimum = Nilai maksimum pada setiap butir soal

Nilai N-Gain yang diperoleh dari skor total dan skor butir soal setiap siswa, dikategorikan pada Interpretasi Kriteria N-Gain pada tabel 3.9.

Tabel. 3.9

Interpretasi Kriteria N-Gain

No. Rentang Data Kriteria

1. N-gain > 0,7 Tinggi

2. 0,3 < N-gain ≤ 0,7 Sedang

3. N-gain ≤ 0,3 Rendah

Anggraeni (2010, hlm. 42) 2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk mengeneralisasikan data sampel pada populasi. Untuk mengetahui jenis pengukuran yang digunakan, maka terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan homogenitas.

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian data menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov yang ada dalam program SPSS 16.0. Uji Normalitas

dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan hipotesis dan kaidah penerimaan atau penolakan hipotesis pada tingkat signifikansi α = 0,05 sebagai berikut.


(35)

42

Ha : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (P-value) < α maka H0 ditolak atau Ha diterima; dan jika nilai probabilitas (P-value) > α maka H0 diterima atau Ha ditolak. Dalam perhitungan SPSS, P-value dinyatakan dengan istilah significance.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengatuhi data bervariansi homogen atau tidak. Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0. Dengan ketentuan “...p value (sig) > 0,05, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians pada tiap kelompok data adalah sama (homogen)” (Priyatno, 2009: 40).

c. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Uji statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis berdasarkan hasil uji normalitas dan homogeintas. Jika data berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik parametrik. Sedangkan, jika data berdistribusi tidak normal maka, pengujian dilakukan dengan statistik non-parametrik. Berikut dijelaskan kemungkinan pengujian statistik yang digunakan peneliti sajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Tabel Kemungkinan Uji Statistik

Uji Pra-Syarat Uji Hipotesis

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Uji Statistik Prametrik

Uji Statistik Non-Parametrik Uji t Uji t’ Mann Whatney

√ √ √ - -

√ - - √ -


(36)

93 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitan, pengolah, dan analisis data, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sebelum pembelajaran berbasis teori Van Hiele berada pada kategori rendah. Kategori pemahaman siswa ini merupakan dampak dari rendahnya kemampuan siswa dalam mencapai indikator pemahaman konsep matematika.

2. Proses pembelajaran berbasis teori Van Hiele di SDN 2 Neglasari yaitu pembelajaran berdasarkan fase-fase pembelajaran Van Hiele, meliputi fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Kemudian, diintegrasikan pada dua kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti. Fase informasi diaplikasikan pada kegiatan pendahuluan pada proses apersepsi, fase orientasi langsung diaplikasikan pada kegiatan inti pada proses eksplorasi, fase penjelasan dan orientasi bebas diaplikasikan pada kegiatan inti pada proses elaborasi, dan fase integrasi diaplikasikan pada kegiatan inti pada proses konfirmasi.

3. Terdapat perbedaan pemahaman siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Hal ini berdasarkan perbedaan mean skor post test yang lebih besar dari mean skor pre-test, yang menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat melalui pembelajaran berbasis teori Van Hiele mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Peningkatan pemahaman ini diiringi pula oleh peningkatan kemampuan siswa dalam mencapai lima indikator pemahaman konsep matematika menurut Salimi dengan peningkatan kemampuan pada kategori sedang.


(37)

94

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis teori Van Hiele dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi geometri, khususnya materi sifat-sifat bangun datar segi empat. 2. Penelitian terhadap teori belajaran Van Hiele disarankan dapat dilakukan pada


(38)

95

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Dalam percakapan tanggal 05 Februari 2014, Hj. Oyon Haki Pranata menegaskan bahwa berdasarkan beberapa penelitian tentang teori Van Hiele di Sekolah Dasar,tahapan berpikir geometri siswa SD hanya mampu sampai pada tahap berpikiranalisis.

Dedi. (2012). Definisi Geometri. [On Line]. Tersedia: http://matematikadedi.wordpress.com/2012/08/07/definisi-geometri/ [03 Januari 2014]

Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006

tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta:

Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Gunardi, E. (2013). Aplikasi Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap

Kemampuan Siswa Dalam Penyelesaian Soal Cerita Matematika. Skripsi.

Universitas Pendidikan Indonesia

Gunawan, Adi W. (2007). Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Haryanto. (1997). P erencanaan Pengajaran. ___: Rineka Cipta

Hatimah, Susilana, dan Aedi. (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS

Hindansah, N.S. (2013). Pengaruh Penggunaan Strategi React dalam

Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah SD. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Huzaifah, Eva. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri

Siswa Dengan Menggunakan Teori Van Hiele. Skripsi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jones, Johan Cohen. (2012). Elementary and Middle School Mathematics

Methods. USA: Camelot Editorial Services, LLC.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset


(39)

96

Narbuko, C. Dan Ahmadi, A. (2010). Methodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Nur’aeni, E. (2013). Hand Out Geometry. ___: Tasikmalaya

Nur’aeni, E. (2010). Pengembangan kemampuan komunikasi geometris siswa sekolah dasar melalui pembelajaran berbasisi teori Van Hiele. Jurnal

Saung Guru, 1 (2), hlm. 28 – 34

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. (2007). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Priyatno, D. (2009). Lima Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 16. Yogyakarta: Andi Offset

Purwoko. (___). “Teori Belajar Van Hiele”. dalam Pengembangan Pembelajaran

Matematika SD. Jakarta: SEAMOLEC

Putri, S.R.D., (2012). Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pelajaran

Matematika Materi Pecahan Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah.

Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Sandjaja dan Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman dkk. (1994). Strategi Belajar Matematika. Jakarta: DepDikBud Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta:

Kharisma Putra Utama.

Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagakertjaan: Alfabeta.

Uno, H. B. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyudin, dkk. dan Mohamad, N. (2006). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: UPI


(40)

97

Wahyuni, Rina Atik. (2012). Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele terhadap Hasil Belajar Matematika bagi Siswa Kelas V SDN Bringin 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. [On Line]. Tersedia: http//repository.library.uksw.edu/handle/123456789/849. [30 Desember 2013].

Windayana, Haki, dan Supriadi. (2012). Geometri dan Pengukuran. Bandung: UPI PRESS


(1)

42

Ha : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Jika hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (P-value) < α maka H0 ditolak atau Ha diterima; dan jika nilai probabilitas (P-value) > α maka H0 diterima atau Ha ditolak. Dalam perhitungan SPSS, P-value dinyatakan dengan istilah significance.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengatuhi data bervariansi homogen atau tidak. Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0. Dengan ketentuan “...p value (sig) > 0,05, maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians pada tiap kelompok data adalah sama (homogen)” (Priyatno, 2009: 40).

c. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Uji statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis berdasarkan hasil uji normalitas dan homogeintas. Jika data berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik parametrik. Sedangkan, jika data berdistribusi tidak normal maka, pengujian dilakukan dengan statistik non-parametrik. Berikut dijelaskan kemungkinan pengujian statistik yang digunakan peneliti sajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Tabel Kemungkinan Uji Statistik

Uji Pra-Syarat Uji Hipotesis

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Uji Statistik Prametrik

Uji Statistik Non-Parametrik Uji t Uji t’ Mann Whatney

√ √ √ - -

√ - - √ -


(2)

93

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitan, pengolah, dan analisis data, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sebelum pembelajaran berbasis teori Van Hiele berada pada kategori rendah. Kategori pemahaman siswa ini merupakan dampak dari rendahnya kemampuan siswa dalam mencapai indikator pemahaman konsep matematika.

2. Proses pembelajaran berbasis teori Van Hiele di SDN 2 Neglasari yaitu pembelajaran berdasarkan fase-fase pembelajaran Van Hiele, meliputi fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Kemudian, diintegrasikan pada dua kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti. Fase informasi diaplikasikan pada kegiatan pendahuluan pada proses apersepsi, fase orientasi langsung diaplikasikan pada kegiatan inti pada proses eksplorasi, fase penjelasan dan orientasi bebas diaplikasikan pada kegiatan inti pada proses elaborasi, dan fase integrasi diaplikasikan pada kegiatan inti pada proses konfirmasi.

3. Terdapat perbedaan pemahaman siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Hal ini berdasarkan perbedaan mean skor post test yang lebih besar dari mean skor pre-test, yang menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran berbasis teori Van Hiele. Peningkatan pemahaman siswa kelas V SDN 2 Neglasari terhadap konsep sifat-sifat bangun datar segi empat melalui pembelajaran berbasis teori Van Hiele mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Peningkatan pemahaman ini diiringi pula oleh peningkatan kemampuan siswa dalam mencapai lima indikator pemahaman konsep matematika menurut Salimi dengan peningkatan kemampuan pada kategori sedang.


(3)

94

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis teori Van Hiele dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi geometri, khususnya materi sifat-sifat bangun datar segi empat. 2. Penelitian terhadap teori belajaran Van Hiele disarankan dapat dilakukan pada


(4)

95

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Dalam percakapan tanggal 05 Februari 2014, Hj. Oyon Haki Pranata menegaskan bahwa berdasarkan beberapa penelitian tentang teori Van Hiele di Sekolah Dasar,tahapan berpikir geometri siswa SD hanya mampu sampai pada tahap berpikiranalisis.

Dedi. (2012). Definisi Geometri. [On Line]. Tersedia: http://matematikadedi.wordpress.com/2012/08/07/definisi-geometri/ [03 Januari 2014]

Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Gunardi, E. (2013). Aplikasi Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Penyelesaian Soal Cerita Matematika. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia

Gunawan, Adi W. (2007). Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Haryanto. (1997). P erencanaan Pengajaran. ___: Rineka Cipta

Hatimah, Susilana, dan Aedi. (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI PRESS

Hindansah, N.S. (2013). Pengaruh Penggunaan Strategi React dalam Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah SD. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya

Huzaifah, Eva. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri Siswa Dengan Menggunakan Teori Van Hiele. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jones, Johan Cohen. (2012). Elementary and Middle School Mathematics Methods. USA: Camelot Editorial Services, LLC.

Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset


(5)

96

Narbuko, C. Dan Ahmadi, A. (2010). Methodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Nur’aeni, E. (2013). Hand Out Geometry. ___: Tasikmalaya

Nur’aeni, E. (2010). Pengembangan kemampuan komunikasi geometris siswa sekolah dasar melalui pembelajaran berbasisi teori Van Hiele. Jurnal Saung Guru, 1 (2), hlm. 28 – 34

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. (2007). Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Priyatno, D. (2009). Lima Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 16. Yogyakarta: Andi Offset

Purwoko. (___). “Teori Belajar Van Hiele”. dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: SEAMOLEC

Putri, S.R.D., (2012). Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pelajaran Matematika Materi Pecahan Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah. Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Sandjaja dan Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman dkk. (1994). Strategi Belajar Matematika. Jakarta: DepDikBud Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta:

Kharisma Putra Utama.

Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagakertjaan: Alfabeta.

Uno, H. B. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyudin, dkk. dan Mohamad, N. (2006). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: UPI


(6)

97

Hiele terhadap Hasil Belajar Matematika bagi Siswa Kelas V SDN Bringin 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. [On Line]. Tersedia: http//repository.library.uksw.edu/handle/123456789/849. [30 Desember 2013].

Windayana, Haki, dan Supriadi. (2012). Geometri dan Pengukuran. Bandung: UPI PRESS