PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG.
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA
TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister ( S2 ) Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Khusus
Oleh :
INNA HAMIDA ZUSFINDHANA NIM. 1302227
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA
TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Oleh
Inna Hamida Zusfindhana
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Khusus
© Inna Hamida Zusfindhana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. INNA HAMIDA ZUSFINDHANA
(3)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
INNA HAMIDA ZUSFINDHANA
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA
TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Dr. Permanarian Somad, M.Pd NIP. 19540408 198103 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Khusus Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Djadja Rahardja, M.Ed NIP. 19590414 198503 1 005
(4)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian membantu peneliti dalam menjelaskan sistematika mengenai langkah-langkah yang akan diambil beruhubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya. Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir (2005) bahwa: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan mendeskripsikan, menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubunga antar fenomena yang diselidiki.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk tidak menggeneralisasi ke populasi, tetapi untuk mengembangkan eksplorasi mendalam tentang fenomena utama (Creswell, 2008). Penelitian kualitatif digunakan dengan maksud untuk menjelaskan dan mengungkapkan fakta-fakta, mendeskripsikan, dan menganalisis fenomena atau peristiwa. Peneliti perlu menentukan metode penelitian yang akan digunakan, karena berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SLB-B yang berada di Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Bandung ini adalah karena Bandung merupakan kota pertama yang mendirikan sekolah khusus untuk tunarungu pada tahun 1930, yang pada saat itu di kota-kota lain belum ada.
Informan sumber data adalah guru dan siswa tunarungu remaja. Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti (Creswell, 2008). Adapun subjek penelitian ini dibatasi pada siswa tunarungu remaja di SLB-B Bandung dan guru yang mengajar di SLB tersebut. Kriteria pengambilan
(5)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
subyek yaitu siswa yang sudah berusia 10-18 tahun, pada kelas SMP dan SMA yang berada di lingkungan SLB-B Kota Bandung.
Pertimbangan atau alasan mengapa memilih siswa tunarungu yang sudah remaja adalah di usia remaja anak tersebut mencapai usia kematangan, mampu mengungkapkan pendapatnya dan sudah mampu bersosialisasi dengan lingkungan luar. Subyek siswa tunarungu berjumlah 15 orang siswa, dengan rincian 6 siswa SMA dari SLB B-X, 7 siswa SMP dari SLB B-Y, dan 2 siswa SMP dari SLB B-Z. Memilih guru karena dengan adanya guru yang mampu merasakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tunarungu remaja. Subyek guru berjumlah 6 orang dari 3 SLB B Kota Bandung, dengan rincian 2 guru SMA dari SLB B-X, 2 guru SMP dari SLB B-Y , dan 2 guru dari SLB B-Z.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan empat tahapan yang setiap tahapan mempunyai tujuan tertentu. Tahap satu, yaitu studi pendahuluan tujuannya untuk mengetahui kondisi objektif di lapangan mengenai bahasa isyarat yang digunakan oleh siswa tunarungu remaja dan melakukan analisis mengenai kondisi objektif yang ada dilapangan mengenai penggunaan bahasa isyarat oleh siswa tunarungu remaja. Tahap kedua, yaitu tahap penggumpulan data melalui teknik observasi dan wawancara untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang terjadi antara guru dan siswa tunarungu remaja selama proses pembelajaran dan upaya-upaya dalam mengatasinya. Tahap ketiga, yaitu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan melalui Focus GroupDiscussion. Tahap keempat, yaitu analisis data dan pembahasan sehingga dapat menemukan hasil penelitian mengenai penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat
(6)
29
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian
Perkembangan bahasa isyarat SIBI dan BISINDO (Buku, Jurnal ilmiah, Karya Tulis Ilmiah)
Kondisi Objektif Penggunaan Bahasa Isyarat SIBI dan BISINDO melalui teknik
observasi
1. Kegiatan pembelajaran di kelas. (Siswa tunarungu remaja dan guru)
2. Kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan teman sebaya. (Siswa tunarungu remaja)
3. Kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan guru. (Siswa tunarungu remaja)
4. Kegiatan ketika guru berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja (guru)
5. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja ketika melakukan jual beli (kantin). (Siswa tunarungu remaja)
6. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. (Siswa tunarungu remaja)
Studi Pendahuluan
Analisis Kajian Konsep dan
Kondisi Objektif
Melalui Teknik Wawancara dan Dokumentasi 1. Kesulitan dalam penggunaan bahasa isyarat
SIBI dan BISINDO. (Siswa tunarungu remaja) 2. Kesulitan guru dalam berkomunikasi dengan
siswa tunarungu remaja ketika proses pembelajaran dan upaya untuk mengatasinya. (Guru)
3. Kesulitan siswa tunarungu remaja dalam berkomunikasi saat proses pembelajaran dan upaya untuk mengatasinya. (Siswa tunarungu remaja)
1. Komunikasi dalam pembelajaran
2. Kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran
3. Kesalahpahaman
4. Kemampuan siswa yang berbeda-beda 5. Kesulitan dalam penggunaan bahasa isyarat 6. Kesulitan guru ketika menerangkan hal-hal yang
bersifat abstrak 7. Komunikasi yang efektif
FGD (FOCUS GROUP
DISCUSSION)
Kepala Sekolah, Guru, dan Teman sejawat
Analisis Data dan Pembahasan
HASIL PENELITIAN
Studi Literatur
(7)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tahap I Pendahuluan
Tahap pendahuluan di awali dengan melihat kondisi objektif mengenai penggunaan bahasa isyarat oleh siswa tunarungu remaja melalui teknik observasi dengan subjek siswa tunarungu remaja dan guru. Selain itu peneliti juga melakukan studi literatur mengenai bahasa isyarat yang berkembang di Indonesia. Tahap satu ini bertujuan untuk menganalisis mengenai hasil temuan dilapangan, studi literatur, analisis masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tunarungu remaja dan guru.
2. Tahap II Penggumpulan Data
Tahap kedua yaitu penggumpulan data melalui observasi dan wawancara kepada guru dan siswa tunarungu remaja mengenai kesulitan dalam penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), kesulitan guru dalam berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja ketika proses pembelajaran dan kesulitan siswa tunarungu remaja dalam berkomunikasi saat proses pembelajaran serta upaya-upaya untuk mengatasinya.
3. Tahap III Perumusan Solusi melalui Focus Group Discussion
Data-data yang terkumpul selama studi pendahuluan dan penelitian menjadi landasan bagi peneliti untuk merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah. Dalam merumuskan solusi tersebut melalui Focus Group Discussion yang akan dihadiri oleh guru, kepala sekolah, dan teman sejawat dengan tema penelitian yang sama dan melakukan penelitian di tempat yang sama.
4. Tahap IV Analisis Data dan Pembahasan
Tahap terakhir yaitu menganalisis data dari seluruh hasil penelitian dan pembahasan sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian.
D. Teknik Penggumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Penggumpulan Data
Teknik penggumpulan data berhubungan erat dengan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Penelitian ini menggunakan
(8)
31
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa teknik penelitian diantaranya yaitu observasi, wawancara dan Audiovisual atau dokumentasi.
a. Observasi merupakan proses pengumpulan, informasi langsung yang terbuka dengan mengamati orang-orang dan tempat-tempat di lokasi penelitian, pengamatan mewakili bentuk yang sering digunakan pengumpulan data, dengan peneliti dapat mengasumsikan peran yang berbeda dalam proses. Spradle (Creswell, 2008, hlm. 220). Observasi dilaksanakan untuk mengamati penggunaan sistem isyarat bahasa indonesia (SIBI) dan bahasa isyarat indonesia (BISINDO) siswa tunarungu remaja ketika berada di kelas dan di luar kelas. Dalam observasi peneliti mengungkap data dari siswa tunarungu remaja dan guru. Data yang diungkap dari siswa tunarungu remaja adalah mengenai kegiatan pembelajaran ketika di kelas, kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan teman sebaya, kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan guru, kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja ketika melakukan jual beli (kantin) dan kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. Sedangkan data yang diungkap dari guru yaitu kegiatan pembelajaran ketika dikelas dan kegiatan ketika guru berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja. b. Wawancara mendalam dilakukan dengan mendalami informasi dari
seorang informan dan perlu dilakukan berulang kali dengan informan (Afrizal, 2014, hlm. 136). Wawancara secara mendalam lebih menekankan kepadasiswa tunarungu remaja dan guru yang berada di lingkungan SLB-B X, SLB-B Y dan SLB-BC Z. Wawancara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data secara mendalam mengenai penggunaan bahasa isyarat oleh siswa tunarungu remaja dan permasalahan serta upaya untuk mengatasi. Wawancara dengan guru bertujuan untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam proses pembelajaran dan upaya guru dalam mengatasinya. Sedangkan wawancara dengan siswa tunarungu remaja untuk menggali data mengenai kegiatan komunikasi siswa ketika pembelajaran maupun di luar pembelajaran baik dengan guru,
(9)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teman sebaya atau dengan orang lain. Setelah mendapatkan hasil wawancara kemudian dilakukan analisis dengan pengkodean data. Pengkodean bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data penelitian. Adapun kode wawancara pada siswa tunarungu remaja adalah.
1) PMK : Pemilihan Metode Komunikasi
2) MKS : Mengetahui Kamus SIBI
3) PMS : Pernah Mempelajari SIBI
4) TMS : Tempat Mempelajari SIBI
5) PI : Pengajar Isyarat
6) PS : Penggunaan SIBI
7) KPS : Kesulitan Penggunaan SIBI
8) PUG : Penggunaan Ujaran oleh Guru
9) KMMP : Kesulitan Memahami Materi Pelajaran
10)KK : Komunikasi dalam Keluarga
Sedangkan kode wawancara pada guru adalah sebagai berikut. 1) CMKP : Cara Mengatasi Kesulitan dalam Pembelajaran
2) KDA : Komunikasi dengan Anak Berkebutuhan Khusus Lain
3) KDP : Komunikasi dalam Pembelajaran
4) KDT : Komunikasi dengan Teman (Sesama Tunarungu)
5) KE : Komunikasi yang Efektif
6) KPI : Kesulitan Penggunaan Isyarat
7) KPS : Kesulitan Penggunaan SIBI
8) KSB : Kemampuan Siswa Berbeda-beda
9) PBB : Pelatihan Bina Bicara
10)PI : Penggunaan Isyarat
c. Dokumentasi atau audiovisual yang terdiri dari gambar atau suara yang dikumpulkan oleh peneliti untuk membantu memahami merekam data yang digunakan. Dokumentasi dilaksanakan sebagai upaya untuk menemukan data mengenai semua kegiatan siswa tunarungu remaja ketika
(10)
33
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkomunikasi di lingkungan sekolah dan memperkuat hasil analisis serta hasil temuan dari peneliti.
(11)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
TABEL 3.1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK SISWA TUNARUNGU REMAJA USIA 10-18 TAHUN
No. Pertanyaan penelitian Aspek Sub Aspek Teknik
Penggumpulan Data
Instrumen Sumber Data
1. Bagaimana kondisi objektif di
lapangan mengenai
penggunaan bahsa isyarat SIBI dan BISINDO yang dipakai oleh siswa tunarungu
remaja di SLB-B Kota
Bandung?
Kondisi Objektif
a. Kegiatan pembelajaran ketika di kelas.
b. Kegiatan ketika siswa
tunarungu remaja
berkomunikasi dengan teman sebaya.
c. Kegiatan ketika siswa
tunarungu remaja
berkomunikasi dengan guru.
d. Kegiatan ketika guru
berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja.
a. Observasi b. Dokumentasi
Pedoman Observasi
a. Siswa Tunarungu Remaja b. Guru Kelas
(12)
35
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Pertanyaan Penelitian Aspek Sub Aspek Teknik
Penggumpulan Data
Instrumen Sumber Data
e. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja dengan anak berkebutuhan khusus lainnya.
f. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja ketika melakukan jual beli (kantin).
2. Bagaimana
kesulitan-kesulitan dalam penggunaan metode isyarat SIBI dan BISINDO yang dipakai siswa tunarungu remaja di SLB-B Kota Bandung?
Kesulitan dalam penggunaan bahasa isyarat
a. Kesulitan dalam penggunaan bahasa isyarat SIBI dan BISINDO.
a. Wawancara b. Dokumentasi
Pedoman Wawancara
Siswa tunarungu remaja
No. Pertanyaan Penelitian Aspek Sub Aspek Teknik
Penggumpulan
(13)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data
3. Bagaimana kesulitan
komunikasi guru terhadap siswa tunarungu remaja ketika proses pembelajaran dan upaya mengatasinya ?
Komunikasi guru
a. Kesulitan guru dalam
berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja ketika proses pembelajaran dan upaya mengatasinya. a. Wawancara b. Dokumentasi Pedoman Wawancara Guru
4. Bagaimana kesulitan
komunikasi siswa tunarungu remaja terhpada guru ketika proses pembelajaran dan upaya mengatasinya ?
Komunikasi siswa tunarungu remaja
a. Kesulitan siswa tunarungu
remaja dalam
berkomunikasi dengan guru saat proses pembelajaran
a.Wawancara b. Dokumentasi
Pedoman Wawancara
Siswa Tunarungu Remaja
5. Bagaimana solusi untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan
komunikasi dalam
pembelajaran yang akan
Solusi a. Solusi mengatasi kesulitan
komunikasi
a. Focus Group Discussion (FGD)
Angket Guru, Kepala
sekolah dan teman sejawat
(14)
37
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan guru dan kepala sekolah
(15)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan tiga langkah, menurut Milles dan Huberrman yaitu:
1. Reduksi data
Langkah awal dalam menganalisis data yaitu dengan melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting guna memberikan gambaran yang jelas dan tajam tentang hasil pengamatan untuk mempermudah peneliti dalam menggumpulkan data selanjutnya. Proses reduksi data berlangsung secara terus menerus. Tujuan dari reduksi data dalam analisis data yaitu agar memudahkan pemahaman terhadap data yang dikumpulkan.
2. Display Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Langkah selanjutnya yaitu membuat rangkuman temuan penelitian berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti. Melalui display data, maka data akan terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga dapat memudahkan memahami gambaran keseluruan dari aspek-aspek yang diteliti.
3. Verifikasi Data
Kegiatan selanjutnya yaitu verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data-data yang terkumpul dan menarik kesimpulan sehingga mendapatkan temuan baru.
F. Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas data diperlukan untuk pengecekkan data yang dilaporkan dengan data yang ditemui di lapangan. Dimana data yang ditemukan tidak berbeda dengan data yang dulapokan. Data yang kredibilitas merupakan data yang konsisten dan cenderung valid. Memvalidiasi data berarti peneliti menentukan keakuratan dan kredibilitas data melalui strategi seperti triangulasi atau member check (Creswell, 2012).
(16)
39
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun uji kredibilitas yang dilakukan peneliti sebagai berikut, 1. Triangulasi data
Triangulasi data adalah proses membenarkan bukti dari individu yang berbeda, jenis data, atau metode penggumpulan data dalam deskripsi dan tema dalam penelitian kualitatif (Creswell, 2012). Menurut Denzin (Tohirin, 2012, hlm. 73) triangulasi dalam penelitian kualitatif yaitu: a. Penggunaan sumber. Caranya antara lain : 1) membandingkan data
hasil pengamatan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpakaian rendah, menengah dan tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan; 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
b. Triangulasi dengan peneliti. Caranya dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluanpengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemlencengan dalam pegumpulan data. Cara lainnya yang bisa dilakukan adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya dalam konteks yang berkenaan.
2. Mengadakan member check
Member check adalah proses dimana peneliti meminta satu atau lebih peserta dalam penelitian untuk memeriksa keakuratan dari laporan (Creswell, 2012).
(17)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Addie. (2010). Ketunarunguan (Online) Tersedia:
http://ketunarunguan.blogspot.com/2011/10/bisindo.html diakses tanggal 30 Mei 2014.
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bunawan, L & Susilo Y. (2000). Penguasaan Bahasa Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.
Bunawan, L. (1997). Komunikasi Total. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Campbell, R., MacSweeney, M. & Waters, D. Sign language and the brain: A Review, In: Journal of Deaf Studies and Deaf Education. 13:1, hlm. 3-20, 2007.
Cangara, H. (2005). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Cheoms, H. (2009). Penterjemah dan Bahasa Isyarat. Malasyia: Marzuq
Print dan Trading.
Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Boston: Pearson Dirjendikdasmen. (2011). Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen
Delkamiller, J. (2013). Evaluating the phonology of nicaraguan sign language: pre primer and primer dolch words. International Journal of Special Needs Education, 28 (2), hlm. 1-8.
Djojonegoro, dkk. (2008). Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Farrel, M. (2008). Educating Special Children. London: Taylor and Francis Group.
Girgin, C. (2008). Speech rates of turkish prelingually hearing-impaired children. International Journal of Special Needs Education, 23 (2), hlm. 27-35.
Kauffman, H. (1994). Exceptional Children Introduction to Special Education, USA: ALLyn and Bacon
(18)
93
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Humphries, T., Kushalnagar, P., Mathur, G., Napoli, J., Padden, C., Rathmann, C., Smith, S. (2012). Language acquisition for deaf children: Reducing the harms of zero tolerance to the use of alternative approaches. Harm Reduction Journal, 16 (9), hlm. 1-16. Klaudia, K. (2013). The benefits of sign language for deaf children with and
without cochlear. European Scientific Journal December 2013 /SPECIAL/ edition, 4(1), hlm. 1-9.
Korondi, P. dkk. (2005). Sign language in the intelligent sensory environment. International Journal of Special Needs Education, 2 (1), hlm. 109-121.
Marsudiharjo, A. (2013). Didaktik Metodik Umum Pemerolehan Kemampuan Berbahsa Anak Tunarungu. Jakarta: Putra Perkasa.
Marsudiharjo, A. (2013). Didaktik Metodik Umum Pemerolehan Kemampuan Berbahsa Anak Tunarungu Taman Latihan dan Observasi. Jakarta: Putra Perkasa.
Mason K., Rowley K., Chloe R., Marshall, Atkinson J.R., Rosalind H., Bencie W., Gary M., et al. (2010). Identifying Specific Language Impairment in Deaf Children Acquiring British Sign Language: Implications for Theory and Practice. British Journal of Developmental Psychology, 28, hal. 33–49.
Moores (2001). Child Development, Allyn & Bacon, USA: Permission departemen
Morgan, G.,Herman, R., &Woll, B. (2007). Language impairments in sign language: Breakthroughs and puzzles. International Journal of Language and Communication Disorders, 4 (2), hlm. 97–105.
Morgan G., Herman R., & Woll B. (2006). Language impairments in sign language: breakthroughs and puzzles. International Journal of Language and Communication Disorders, 1 (2), hlm. 1-9.
Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia.
Palfreyman, N. (2014). Sign Language Varieties of Indonesia: A Linguistik and Sociolinguistic Investigation. (Tesis). University of Central Lancashire.
Tanpa nama. (2010). Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) (Online). Tersedia: http://pertri-iad.blogspot.com/2010/11/program-of-lemlitbang-bisindo-institute.html diakses tanggal 08 Juli 2015
(19)
Inna Hamida Zusfindhana, 2015
PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rodda, M & Grive, C. (1987). Language, Cognition and Deafness. USA: Lawrence Eribaum Associates, Inc.
Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa bagi Anak dengan Gangguan Pendengaran dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Santrock, J. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Sihombing, Meyrina. (2008). Sistem Komunikasi Siswa Tunarungu di Sekolah. Skripsi pada Jurusan PLB UPI Bandung : tidak diterbitkan Silberman, L. (2009). 101 Strategi Pembelajaran Aktif.Terjemahan oleh
Sarjuli, Ammar Adzfar, Sutrisno, dkk. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Somad dan Hernawati. (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.
Somad, P & Tarsidi, D. (2008). Dampak Ketunarungguan terhadap
Perkembangan Individu (Online). Tersedia:
http://permanarian16.blogspot.com/2008_03_01_archieve.html diakses tanggal 8 Juli 2015.
Sukmara, G. (2014). Perbedaan BISINDO vs SIBI [Posel mailing list].
Diakses dari
https://mail.google.com/mail/u/0/#inbox/14d841e2bd5f8219.
Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendididikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winarsih, M. (2007). Intervensi Dini bagi Anak Tunarungu dalam Pemerolehan Bahpasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
(1)
37
dilakukan guru dan kepala sekolah
(2)
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan tiga langkah, menurut Milles dan Huberrman yaitu:
1. Reduksi data
Langkah awal dalam menganalisis data yaitu dengan melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting guna memberikan gambaran yang jelas dan tajam tentang hasil pengamatan untuk mempermudah peneliti dalam menggumpulkan data selanjutnya. Proses reduksi data berlangsung secara terus menerus. Tujuan dari reduksi data dalam analisis data yaitu agar memudahkan pemahaman terhadap data yang dikumpulkan.
2. Display Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Langkah selanjutnya yaitu membuat rangkuman temuan penelitian berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti. Melalui display data, maka data akan terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga dapat memudahkan memahami gambaran keseluruan dari aspek-aspek yang diteliti.
3. Verifikasi Data
Kegiatan selanjutnya yaitu verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data-data yang terkumpul dan menarik kesimpulan sehingga mendapatkan temuan baru.
F. Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas data diperlukan untuk pengecekkan data yang dilaporkan dengan data yang ditemui di lapangan. Dimana data yang ditemukan tidak berbeda dengan data yang dulapokan. Data yang kredibilitas merupakan data yang konsisten dan cenderung valid. Memvalidiasi data berarti peneliti menentukan keakuratan dan kredibilitas data melalui strategi seperti triangulasi atau member check (Creswell, 2012).
(3)
39
Adapun uji kredibilitas yang dilakukan peneliti sebagai berikut, 1. Triangulasi data
Triangulasi data adalah proses membenarkan bukti dari individu yang berbeda, jenis data, atau metode penggumpulan data dalam deskripsi dan tema dalam penelitian kualitatif (Creswell, 2012). Menurut Denzin (Tohirin, 2012, hlm. 73) triangulasi dalam penelitian kualitatif yaitu: a. Penggunaan sumber. Caranya antara lain : 1) membandingkan data
hasil pengamatan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpakaian rendah, menengah dan tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan; 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
b. Triangulasi dengan peneliti. Caranya dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluanpengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemlencengan dalam pegumpulan data. Cara lainnya yang bisa dilakukan adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya dalam konteks yang berkenaan.
2. Mengadakan member check
Member check adalah proses dimana peneliti meminta satu atau lebih
peserta dalam penelitian untuk memeriksa keakuratan dari laporan (Creswell, 2012).
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Addie. (2010). Ketunarunguan (Online) Tersedia: http://ketunarunguan.blogspot.com/2011/10/bisindo.html diakses tanggal 30 Mei 2014.
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bunawan, L & Susilo Y. (2000). Penguasaan Bahasa Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.
Bunawan, L. (1997). Komunikasi Total. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Campbell, R., MacSweeney, M. & Waters, D. Sign language and the brain: A Review, In: Journal of Deaf Studies and Deaf Education. 13:1, hlm. 3-20, 2007.
Cangara, H. (2005). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Cheoms, H. (2009). Penterjemah dan Bahasa Isyarat. Malasyia: Marzuq Print dan Trading.
Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Boston: Pearson
Dirjendikdasmen. (2011). Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Delkamiller, J. (2013). Evaluating the phonology of nicaraguan sign language: pre primer and primer dolch words. International Journal of
Special Needs Education, 28 (2), hlm. 1-8.
Djojonegoro, dkk. (2008). Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Farrel, M. (2008). Educating Special Children. London: Taylor and Francis Group.
Girgin, C. (2008). Speech rates of turkish prelingually hearing-impaired children. International Journal of Special Needs Education, 23 (2), hlm. 27-35.
Kauffman, H. (1994). Exceptional Children Introduction to Special
(5)
93
Humphries, T., Kushalnagar, P., Mathur, G., Napoli, J., Padden, C., Rathmann, C., Smith, S. (2012). Language acquisition for deaf children: Reducing the harms of zero tolerance to the use of alternative approaches. Harm Reduction Journal, 16 (9), hlm. 1-16.
Klaudia, K. (2013). The benefits of sign language for deaf children with and without cochlear. European Scientific Journal December 2013
/SPECIAL/ edition, 4(1), hlm. 1-9.
Korondi, P. dkk. (2005). Sign language in the intelligent sensory environment. International Journal of Special Needs Education, 2 (1), hlm. 109-121.
Marsudiharjo, A. (2013). Didaktik Metodik Umum Pemerolehan Kemampuan
Berbahsa Anak Tunarungu. Jakarta: Putra Perkasa.
Marsudiharjo, A. (2013). Didaktik Metodik Umum Pemerolehan Kemampuan
Berbahsa Anak Tunarungu Taman Latihan dan Observasi. Jakarta:
Putra Perkasa.
Mason K., Rowley K., Chloe R., Marshall, Atkinson J.R., Rosalind H., Bencie W., Gary M., et al. (2010). Identifying Specific Language Impairment in Deaf Children Acquiring British Sign Language: Implications for Theory and Practice. British Journal of
Developmental Psychology, 28, hal. 33–49.
Moores (2001). Child Development, Allyn & Bacon, USA: Permission departemen
Morgan, G.,Herman, R., &Woll, B. (2007). Language impairments in sign language: Breakthroughs and puzzles. International Journal of
Language and Communication Disorders, 4 (2), hlm. 97–105.
Morgan G., Herman R., & Woll B. (2006). Language impairments in sign language: breakthroughs and puzzles. International Journal of
Language and Communication Disorders, 1 (2), hlm. 1-9.
Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Bandung: Ghalia Indonesia.
Palfreyman, N. (2014). Sign Language Varieties of Indonesia: A Linguistik
and Sociolinguistic Investigation. (Tesis). University of Central
Lancashire.
Tanpa nama. (2010). Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) (Online). Tersedia: http://pertri-iad.blogspot.com/2010/11/program-of-lemlitbang-bisindo-institute.html diakses tanggal 08 Juli 2015
(6)
Rodda, M & Grive, C. (1987). Language, Cognition and Deafness. USA: Lawrence Eribaum Associates, Inc.
Sadjaah, E. (2005). Pendidikan Bahasa bagi Anak dengan Gangguan
Pendengaran dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Santrock, J. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Sihombing, Meyrina. (2008). Sistem Komunikasi Siswa Tunarungu di
Sekolah. Skripsi pada Jurusan PLB UPI Bandung : tidak diterbitkan
Silberman, L. (2009). 101 Strategi Pembelajaran Aktif.Terjemahan oleh
Sarjuli, Ammar Adzfar, Sutrisno, dkk. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Somad dan Hernawati. (1996). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.
Somad, P & Tarsidi, D. (2008). Dampak Ketunarungguan terhadap
Perkembangan Individu (Online). Tersedia:
http://permanarian16.blogspot.com/2008_03_01_archieve.html diakses tanggal 8 Juli 2015.
Sukmara, G. (2014). Perbedaan BISINDO vs SIBI [Posel mailing list].
Diakses dari
https://mail.google.com/mail/u/0/#inbox/14d841e2bd5f8219.
Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendididikan dan
Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winarsih, M. (2007). Intervensi Dini bagi Anak Tunarungu dalam