Analisis Bentuk Kohesi dan Koherensi dalam Wacana pada Buku Teks Jokyuu Dokkai I JPBJ UPI.

(1)

ABSTRAK

Analisis Bentuk Kohesi dan Koherensi dalam Wacana pada Buku Teks Jokyuu Dokkai I JPBJ UPI

Ami Nurul Hidayah 1207115

Penelitian ini berjudul “Analisis Bentuk Kohesi dan Koherensi dalam Wacana Pada Buku Teks Jokyuu Dokkai I JPBJ UPI”. Penelitian ini mengkaji tentang upaya-upaya pertautan wacana yang terdiri dari aspek kohesi yang berhubungan dengan bentuk bahasa dan aspek koherensi yang berhubungan dengan makna bahasa. Permasalahan dalam penelitian ini diformulasikan ke dalam tiga pertanyaan penelitian: (1) Bagaimana wujud dan fungsi penanda kohesi yang tampak dalam wacana buku teks Jokyuu Dokkai I?; (2) Bagaimana wujud dan fungsi penanda koherensi yang tampak dalam wacana buku teks Jokyuu Dokkai 1?; (3) Bagaimana peranan penanda kohesi-koherensi wacana sebagai bahan ajar Jokyuu Dokkai I?

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan, penulis menggunakan teori pendekatan analisis wacana. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wacana-wacana yang ada dalam buku teks Jokyuu Dokkai I. Buku teks ini merupakan bahan ajar membaca pemahaman untuk mahasiswa JPBJ UPI Semester V.

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Dari keseluruhan jumlah wacana yang dianalisis ditemukan empat bentuk kohesi gramatikal (pengacuan, substitusi, elipsis, dan perangkaian) dan empat bentuk kohesi leksikal (pengulangan, sinonim, hiponim, dan meronim). (2) Dari keseluruhan jumlah wacana yang dianalisis ditemukan tujuh jenis penanda koherensi, yaitu kausalitas, kontras, aditif, rincian, temporal, perian, dan kronologis. (3) Secara keseluruhan, unsur-unsur kohesi dan koherensi yang ditemukan dalam wacana dipahami sebagai upaya untuk mempermudah pemahaman wacana.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa wacana-wacana Jokyuu Dokkai I cenderung banyak mengandung unsur pengacuan (referensi), pengulangan (repetisi), serta hubungan makna kontras dan temporal. Unsur-unsur tersebut digunakan sebagai upaya penulis untuk mengkonstruksi wacana yang mudah dipahami oleh pembaca (pembelajar).


(2)

ABSTRACT

Analysis of Cohesion and Coherence within Texts in JokyuuDokkai I of Japanese Language of Education Program

Ami NurulHidayah 1207115

This study is entitled ”Analysis of Cohesion and Coherence within Texts in JokyuuDokkai I JPBJ UPI”. It discusses about the linkage within text including cohesion that is related to language form and coherence that is related to language meaning. The problems of the study are formulated into three research questions: (1) How are the form and the function of the sign of cohesion that appear in the text from Jokyuu Dokkai I?; (2) How are the form and the function of the sign of coherence that appear in the text from Jokyuu Dokkai I?; (3) How are the roles of the sign of cohesion and coherence as JokyuuDokkai I teaching media?

This study uses qualitative-descriptive approach. To answer the research questions, the researcher uses theory of text analysis approach (Halliday and Hasan, 1976). The data used in this study is the texts from Jokyuu Dokkai I textbook. This textbook is the teaching media of comprehensive reading for students of JPBJ UPI in the fifth semester.

The results of the analysis show that: (1) From all the texts that have been analyzed, there are four forms of grammatical cohesion (reference, substitution, ellipsis, and conjunction) and four forms of lexical cohesion (repetition, synonymy, hyponymy, and meronymy); (2) There are seven types of coherence signs found from all the texts that have been analyzed: causality, contrast, additive, detail, temporal, description, and chronology; (3) In total, the elements of cohesion and coherence found from the texts mean to make them easier to comprehend.

It can be concluded that the texts in Jokyuu Dokkai I tend to have reference element, repetition, and contrast and temporal as meaning connection. The elements are used by the researcher to construct the texts to become easier for the readers (students) to comprehend.


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Demikian pula dengan bahasa Jepang – sebagai bahasa asing – yang dipelajari dalam lingkungan akademis. Dalam keterampilan membaca terdapat jenis membaca pemahaman. Membaca pemahaman pada hakikatnya adalah kegiatan membaca yang dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu teks/wacana. Pemahaman suatu wacana sangat bergantung pada berbagai hal. Tinggi rendahnya penguasaan bahasa yang dimiliki pembaca akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman teks yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan adanya pelibatan penguasaan kosakata, pola kalimat, dan ungkapan-ungkapan yang muncul di dalam wacana. Sebagai sebuah keterampilan berbahasa yang ada dalam konteks pengajaran, keterampilan membaca pemahaman perlu dilatihkan tidak hanya kepada pembelajar, tetapi juga pengajar, agar terampil untuk mengembangkan cara mengajarkan membaca pemahaman.

J.S. Badudu (Wacana Harian Kompas, 20 Maret 2000 dalam Eriyanto, 2001:2) mengemukakan bahwa “wacana merupakan unsur bahasa yang berupa rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat itu”. Di dalam sebuah wacana, keberadaan kalimat tidak begitu saja disandingkan secara berturut-turut. Kalimat-kalimat sebagai bagian dari wacana memerlukan wujud penanda keterpautan yang bermakna (berfungsi semantis). Penanda keterpautan antar kalimat tersebut terdiri dari kohesi dan koherensi.

Halliday dan Hasan (1976:6) mengelompokkan kohesi menjadi dua jenis, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Pengelompokkan ini didasarkan pada


(4)

pandangan bahwa bahasa terdiri dari bentuk dan makna. Dalam analisis wacana, bentuk berkaitan dengan gramatikal wacana, sedangkan makna berkaitan dengan leksikal wacana. Ketika sebuah wacana mengandung hubungan keterpautan, maka hal ini akan memperjelas hubungan antara satuan bentuk yang satu dengan bentuk yang lain, sehingga pesan yang ingin disampaikan melalui wacana menjadi jelas dan utuh. Berbeda dengan kohesi yang merujuk pada perpautan bentuk, koherensi merujuk pada perpautan makna (Djajasudarma, 2010:44). Suatu wacana dikatakan memiliki bentuk koherensi jika memiliki sifat serasi, runtut (sistematis), dan logis pada setiap proposisi (kalimat) yang dikandungnya.

Keberadaan unsur-unsur di atas akan membuat wacana menjadi padu. Sebuah wacana dapat dikatakan padu apabila dilihat dari segi hubungan bentuk bersifat kohesif dan dilihat dari segi hubungan makna bersifat koheren. Dengan kata lain, mengkaji unsur kohesi dan koherensi dalam wacana bertujuan untuk memahami bentuk bahasa dalam wacana itu sendiri. Hal ini dikarenakan bahwa pengkajian unsur-unsur tersebut merupakan langkah kerja dalam analisis wacana.

Berikut ini contoh analisis keterpautan dalam wacana berbahasa Jepang.

今年 春 地元 大学 卒業し 大阪 デ ザイン会社 就職

す こ 決 た (1) そ 引越し す こ 押入

中 も 整理し いた (2) ほう あ た箱 ふた あけ

小学校 卒業文章 入 いた (3) 題名 将来 たい職業

(4) 私 懐 し 作業 少し 休 よ こ

した (5)

(上級読解1, 2013: 2)

Kutipan wacana di atas diambil dari salah satu wacana pada buku teks Jokyuu Dokkai 1. Alinea tersebut terdiri dari lima kalimat. Jika dianalisis hubungan keterpautannya, dalam satu alinea di atas terdapat 4 wujud penanda kohesi. Berikut ini diuraikan deskripsi dari penanda kohesi yang tampak pada alinea di atas.


(5)

a) そ : kata sambung yang terdapat pada kalimat (2) ini merupakan

wujud penanda kohesi gramatikal. Secara spesifik, termasuk dalam kategori 語 dengan jenis 原 因 ・ 理 由. Kata sambung ini

menunjukkan hubungan kausalitas dengan kalimat sebelumnya.

b) ほ う: bagian kalimat nomor (3) ini merupakan penanda kohesi

gramatikal pada kategori 省略 (elipsis). Jadi, ada bagian yang dilesapkan

oleh penulis. Penulis bermaksud menyebutkan 押 入 ほ う,

tetapi nomina 押入 dilesapkan karena meskipun tidak disertakan tidak

akan memengaruhi makna dari kalimat tersebut.

c) 題 名: sejalan dengan data b), kata 題 名 ini berfungsi sebagai penanda

kohesi gramatikal pada kategori 省略 (elipsis). Kata tersebut merujuk pada

小 学 校 卒 業 文 章 題 名, tetapi pada kalimat berikutnya tidak

disertakan karena telah diwakili oleh kata 題名.

d) よ : predikat yang ada pada kalimat (5) ini merupakan wujud

penanda kohesi gramatikal pada kategori 省略 (elipsis). よ pada

kalimat (5) mewakili aktivitas 卒業文章 よ . Akan tetapi,

pada kalimat tidak disebutkan objek yang dikenai pekerjaan (predikat) tersebut.

Dilihat dari unsur koherensi, alinea di atas menunjukkan beberapa wujud penanda koherensi. Pada kalimat (2) terdapat koherensi sebab-akibat dengan

adanya kata sambung そ . Selain itu, terdapat pula penanda koherensi

perturutan yang tampak pada kalimat (5). Hal tersebut ditandai dengan

penggunaan verba bentuk ~ , sehingga menunjukkan urutan aktivitas dalam

kalimat yang bersangkutan.

Penggunaan unsur-unsur di atas merupakan upaya penulis wacana/teks untuk menciptakan tulisan yang kohesif dan atau koheren. Oleh karena itu, apabila kita tidak memahami unsur-unsur kebahasaan – dalam hal ini bahasa Jepang – dengan baik, maka memungkinkan timbulnya kesulitan pada saat membaca wacana/teks yang terdiri dari kalimat-kalimat majemuk bahkan kompleks dengan beberapa anak kalimat. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka penelitian ini


(6)

dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman terhadap wacana, terutama wacana berbahasa Jepang. Ketika berbicara tentang kegiatan menganalisis wacana, ini berarti bahwa penulis seyogianya turut memikirkan posisi pembaca. Maka dari itu, hasil akhir dari suatu teks/wacana diharapkan mampu dibaca dan dipahami dengan baik dan menyeluruh oleh pembaca nantinya.

Asai (1999) mengemukakan bahwa kesulitan memahami suatu tulisan terletak pada struktur kalimat, hubungan antar kalimat, hubungan kontinuitas,

komposisi tulisan, dan lain-lain. Asai (1999) dalam penelitiannya berjudul 日本語

作 文 け 文 構 造 分 析mengemukakan bahwa panjangnya kalimat dalam

tulisan cenderung menjadi bagian yang sulit dipahami. Pesan dan maknanya tidak begitu tersampaikan dengan baik. Hal ini dikarenakan kekurangpahaman pembelajar berkenaan dengan penerapan pola kalimat serta wujud penanda hubungan/konjungsi yang berfungsi untuk membuat isi tulisan tetap sinambung. Masih dalam ranah yang sama, Ali (2010) dalam tesisnya yang berjudul Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Cerpen “The Killers” Karya Ernest

Hemingway, mengemukakan bahwa terdapat bentuk-bentuk kohesi gramatikal dan

leksikal yang telah diidentifikasi fungsinya sebagai upaya perwujudan variasi penggunaan bahasa agar membuat wacana lebih menarik dan tidak monoton. Sejalan dengan penelitian terdahulu tersebut, penelitian yang akan dilakukan ini menekankan pada unsur-unsur keterpautan dalam suatu wacana, yaitu kohesi dan koherensi dalam buku teks yang menjadi bahan ajar mata kuliah membaca pemahaman.

Mata kuliah membaca pemahaman ini dikenal dengan sebutan Jokyuu Dokkai 1 yang diikuti oleh mahasiswa semester V di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Sebagai mata kuliah, keterampilan membaca pemahaman ditunjang oleh pengadaan bahan ajar berisi wacana-wacana dengan berbagai tema. Demikian pula pada Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia, yang menggunakan buku teks yang disusun oleh staf-staf pengajar yang bersangkutan. Buku teks Jokyuu Dokkai I terdiri dari 14 wacana dengan berbagai tema. Sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam silabus, Jokyuu Dokkai I bertujuan agar pembelajar mampu memaknai dan menginterpretasi wacana untuk dapat menjawab


(7)

pertanyaan-pertanyaan, merangkumnya, dan menceritakan kembali dengan kalimat sendiri. Maka dari itu, diperlukan penguasaan tata bahasa tingkat lanjut untuk menghadapi bentuk bahasa yang lebih kompleks.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud menganalisis wacana pada buku teks Jokyuu Dokkai I dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk dan fungsi dari penanda kohesi dan koherensi, serta mengidentifikasi bentuk struktur informasi yang tampak dalam wacana yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah

Dalam suatu kegiatan penelitian, masalah yang akan diteliti perlu dirumuskan terlebih dahulu. Sebuah masalah dirumuskan dengan jelas untuk mengarahkan kegiatan penelitian agar tersusun secara sistematis dan guna menggambarkan hal apa saja yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut ini diuraikan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang hendak dijawab dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana wujud dan fungsi penanda kohesi yang tampak dalam wacana buku teks Jokyuu Dokkai I?

2. Bagaimana wujud dan fungsi penanda koherensi yang tampak dalam wacana buku teks Jokyuu Dokkai 1?

3. Bagaimana peranan kohesi-koherensi wacana sebagai bahan ajar Jokyuu Dokkai I?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan hal-hal di bawah ini.


(8)

1. Wujud penanda kohesi yang tampak dalam wacana dan fungsi dari penanda kohesi tersebut.

2. Wujud penanda koherensi yang tampak dalam wacana dan fungsi dari penanda koherensi tersebut.

3. Peranan kohesi-koherensi yang ditemukan dalam wacana yang dilihat sebagai bahan ajar.

D. Manfaat Penelitian

Pada dasarnya kegiatan penelitian – dalam hal ini penelitian kebahasaan – memiliki manfaat yang bersifat teoretis dan praktis. Setiap kegiatan penelitian tentunya memiliki manfaat yang diharapkan dapat tercapai setelah semua rangkaian kegiatan meneliti selesai dilaksanakan. Berikut ini diuraikan manfaat-manfaat tersebut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengayaan teori dalam bidang linguistik, terutama berkenaan dengan analisis wacana. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah teori tentang kohesi dan koherensi dalam wacana.

2. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya pembelajar bahasa Jepang, sebagai masukan dan sumbangan dalam pengetahuan bahasa (linguistik).

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi referensi bagi peneliti lain untuk mengkaji tentang analisis wacana secara lebih mendalam.


(9)

E. Penjelasan Istilah

Berikut ini merupakan penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Wacana; satuan bahasa tertinggi yang terdiri dari unsur-unsur kata, frase, klausa, kalimat, dan alinea yang membentuk satu kesatuan utuh. Pada penelitian ini, objek yang akan dikaji adalah wacana tertulis.

2. Analisis Wacana; suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Penelitian ini ada pada ranah analisis wacana yang akan menganalisis unsur-unsur keterpautan wacana, seperti kohesi, koherensi, dan struktur informasi.

3. Kohesi; upaya perpautan secara leksikal dan gramatikal dalam kalimat atau teks sehingga tercipta hubungan makna (connectedness) di dalamnya. Dalam penelitian ini akan dikaji unsur kohesi dalam wacana, mulai dari bentuknya sampai fungsi yang menopangnya.

4. Koherensi; upaya perpautan dalam teks yang membuatnya bermakna

secara semantis (kepaduan makna). Penelitian ini akan mengidentifikasi bentuk-bentuk penanda koherensi disertai dengan fungsinya, apakah sebagai penambahan, perlawanan, penekanan, perturutan, sebab-akibat, pertalian waktu, atau penjelasan.

5. Jokyuu Dokkai; sebuah mata kuliah membaca pemahaman yang dipelajari

oleh pembelajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI pada semester V, setelah mengikuti perkuliahan Chukyuu Dokkai II.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini.


(10)

Bagian ini meliputi pemaparan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah-istilah dalam penelitian terkait,

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORETIS

Pada bab ini penulis akan mengemukakan hasil kajian literatur tentang hasil

penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian terkait, analisis

wacana, upaya-upaya perpautan (kohesi dan koherensi), dan perihal wacana pada

buku teks.

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini mencakup penjelasan berkenaan dengan objek dan sumber data

penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hasil analisis data yang bersumber dari

wacana yang terdapat pada buku teks dalam mata kuliah Jokyuu Dokkai 1.

Pembahasan disesuaikan dengan cakupan/batasan yang dikaji dalam penelitian

terkait.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bagian ini merupakan bagian akhir dari laporan penelitian. Penulis

mengemukakan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian disertai

dengan poin-poin yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan secara berturut-turut tentang metode penelitian, objek penelitian dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan alur penelitian. Secara rinci, keenam hal tersebut dikemukakan sebagai berikut:

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Sebagaimana diungkapkan oleh Alwasilah (2009:85) bahwa metode adalah cara yang disiapkan peneliti untuk sampai pada tujuan penelitian. Metode akan memperjelas arah penelitian sehingga peneliti mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh, sumber data yang digunakan, bagaimana data tersebut dikumpulkan, dan bagaimana cara menganalisis data tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Maleong, 2011:4), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, menurut Sugiyono (2009:21), pengertian pendekatan kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”

Dengan merujuk pada pernyataan di atas, penulis akan menjelaskan secara deskriptif mengenai data penelitian yang telah dikumpulkan. Dalam hal ini, yang dimaksud data penelitian adalah mengenai bentuk-bentuk kohesi dan koherensi yang terdapat dalam wacana pada buku teks Jokyuu Dokkai I. Selain itu, penulis


(12)

ingin menjabarkan secara apa adanya tentang hasil yang diperoleh dari data-data penelitian tanpa merujuk pada hipotesis tertentu layaknya penelitian kuantitatif.

B. Objek Penelitian dan Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009:38), pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dengan kata lain, objek penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang hendak diteliti dalam kegiatan penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah wacana-wacana pada buku teks yang digunakan oleh pembelajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Buku teks ini dipergunakan oleh mahasiswa UPI tingkat III yang mengikuti perkuliahan Jokyuu Dokkai I. Bagian yang dijadikan data penelitian adalah kalimat-kalimat yang mengandung penanda kohesi (gramatikal dan leksikal) dan koherensi yang akan ditelaah dan dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu.

Data merupakan bahan penelitian, dan bahan yang dimaksud adalah bukan bahan mentah, melainkan bahan jadi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data kualitatif, yaitu berupa data tulisan. Data tulisan ini akan dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. Pemilihan data tulisan sebagai sumber data didasarkan pada pertimbangan akan keberagaman bentuk kohesi dan koherensi dalam bahasa Jepang, di antaranya penggunaan kata sambung (konjungsi), dan lain-lain.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2000:134). Dalam penelitian ini,


(13)

penulis merupakan instrumen utama. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (dalam Alwasilah, 2011:36) bahwa peneliti merupakan instrumen pengumpul data primer (utama). Peneliti – sebagai instrumen – menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, kamera, dan lain-lain. Akan tetapi, kegunaan atau pemanfaatan alat-alat tersebut sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Sebagai instrumen utama, dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data secara langsung, menganalisisnya dan melakukan refleksi terhadap hasil analisis data secara berkesinambungan. Selain itu, penulis membangun pemahaman secara mendalam dan tuntas terhadap objek yang diteliti. Kemudian, di akhir kegiatan penelitian, penulis menyusun laporan hasil penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diperoleh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pemilahan Bentuk Kohesi dan Koherensi

Pemilahan ini dilakukan pada satu buku teks pada mata kuliah Jokyuu Dokkai I, yaitu bahan ajar yang disusun oleh staf-staf pengajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Buku ini dipergunakan oleh mahasiswa JPBJ UPI tingkat III (semester V). Penanda kohesi dan koherensi akan diberi tanda garis bawah untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu. Setelah itu, dijabarkan melalui penjelasan deskriptif dan diperjelas melalui bentuk persentase (frekuensi kemunculan).

2) Penelusuran Pustaka

Penelusuran pustaka ditempuh untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, sehingga penulis menggunakan dokumentasi berupa buku-buku yang membahas tentang teori analisis wacana, kohesi, dan koherensi,


(14)

jurnal-jurnal penelitian, dan hasil karya ilmiah (tesis). Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang dipaparkan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing, sehingga sesuai dengan pokok permasalahan yang sedang diteliti.

3) Penelusuran Sumber Online

Penelusuran online digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam proses analisis data, baik yang berhubungan dengan penelitian terdahulu maupun data-data yang sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memperkuat validitas sumber, penulis mengambil data hasil penelitian terdahulu dari laman yang jelas dan terpercaya, seperti laman jurnal penelitian dan laman perguruan tinggi.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model analisis data yang dikembangkan oleh Spradley (dalam Ali, 2010:51). Model analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Analisis Domain (Domain Analysis)

Tahap ini ditempuh oleh penulis dengan cara membaca naskah (data) secara umum dan menyeluruh untuk mengetahui domain (ranah) apa saja yang tampak dalam data tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Pada tahap ini, penulis membuat catatan mengenai hal-hal penting yang diperoleh dari satuan-satuan lingual terkait kohesi dan koherensi, baik secara gramatikal maupun leksikal. Jadi, penulis belum membaca dan memahami data secara mendetail karena tahap ini hanya bertujuan untuk memperoleh domain/ranah dari data saja. Dari hasil pembacaan tersebut diperoleh hal-hal penting dari satuan-satuan lingual yang kemudian akan ditandai oleh catatan pinggir.

Pada tahap ini, sumber data yang berupa wacana pada buku teks Jokyuu Dokkai I dibaca secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh


(15)

domain apa saja yang terdapat dalam wacana tersebut. Kemudian, disusun suatu catatan mengenai hal-hal penting terkait kohesi dan koherensi dari domain yang diperoleh.

2) Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis)

Analisis taksonomi dilakukan melalui upaya memahami domain-domain yang ditemukan sesuai dengan fokus masalah atau sasaran penelitian. Domain-domain tersebut dipahami secara mendalam, sehingga terbentuk lagi sub-domain yang akan dirinci menjadi bagian yang lebih spesifik lagi. Tahap ini ditunjang oleh kajian-kajian literasi terhadap bahan-bahan pustaka yang terkait dengan fokus penelitian.

Bentuk realisasi dari tahap analisis taksonomi terhadap data berupa wacana pada buku teks Jokyuu Dokkai I adalah dengan mengidentifikasi dan memahami domain-domain yang telah diperoleh secara lebih mendalam dan mendetail. Dalam hal ini, fokus penelitian adalah satuan-satuan lingual yang merupakan penanda kohesi (baik gramatikal maupun leksikal) dan penanda koherensi. Kemudian, dilakukan pembagian domain-domain tersebut menjadi sub-domain. Sub-domain akan dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus dan kecil hingga tidak ada lagi data yang tersisa.

3) Analisis Komponensial (Componential Analysis)

Analisis ini dilakukan dengan cara membentuk kategorisasi yang relevan dari pemerolehan domain dan sub-domain tersebut. Wacana yang telah dikelompokkan sesuai domain akan dikontraskan berdasarkan ranah masing-masing untuk kemudian dibentuk kategorisasi. Dari sinilah akan diperoleh pengertian menyeluruh tentang karakteristik yang dimiliki masing-masing ranah.


(16)

Dalam analisis komponensial, penulis mengidentifikasi ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Berbeda dengan kedua analisis sebelumnya, analisis komponensial tidak mengorganisasikan kesamaan elemen dalam domain, melainkan kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh. Dari tahap ini akan diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam mengenai fokus permasalahan dari penelitian ini.

F. Alur Penelitian

Secara lebih konkret, langkah-langkah dalam menganalisis bentuk kohesi dan koherensi yang ditemukan pada data-data penelitian akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Menginventaris jumlah penanda kohesi dan koherensi kemudian memilahnya sesuai dengan ragam kohesi dan koherensi yang telah diuraikan dalam kajian teori.

Tabel 3.1

Contoh Inventarisasi penanda kohesi gramatikal dan kategorisasinya

Penanda Kohesi Gramatikal Wacana ke-

Jenis

そ 5 語

お ほう 1 省略

題名 1 省略

Tabel 3.2

Contoh Inventarisasi penanda koherensi dan kategorisasinya

Penanda Koherensi Wacana ke- Jenis

そ 4 Koherensi Sebab Akibat


(17)

b. Melakukan koding pada penanda kohesi dan koherensi yang ditemukan pada kalimat-kalimat dalam wacana. Koding dilakukan untuk mempermudah proses kategorisasi temuan.

Tabel 3.3

Contoh pengkodean (coding) penanda kohesi

No. Kalimat Wacana Kalimat Jenis 1. 今 年 春 地 元 大 学

を 卒 業 し 大 阪 デ

ザ イ ン 会 社 就 職 す

こ が 決 ま た (1)

そ 引 越 し を す

こ 押 入

中 も を 整 理 し

いた (2)

1 2 Konjungsi Kausal

2. お ほ う あ た 箱

ふ た を あ け 小

学 校 卒 業 文 章 が 入

いた (3) 題名

将 来 た い 職

業 (4)

1 5 Elipsis Nominal

c. Menganalisis dan mengklasifikasikan data sesuai jenis kohesi dan koherensi.

d. Menyusun uraian deskriptif dari masing-masing temuan secara detail dan mendalam.

e. Menyimpulkan hasil penelitian dari data-data yang maknanya telah diinterpretasikan. Penarikan kesimpulan diambil berdasarkan kategorisasi penanda kohesi dan koherensi yang bersumber dari wacana. Pada bagian


(18)

ini, akan disampaikan pula persentase kemunculan penanda kohesi dan koherensi berdasarkan kategorinya.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sri Widyarti. (2010). Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam

Cerpen “The Killers” Karya Ernest Hemingway. Tesis. Tidak

dipublikasikan. Surakarta: Program Studi Linguistik Universitas Sebelas Maret.

Alwasilah, A. Chaedar. (2011). POKOKNYA Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Brown, G and Yule, G. (1983). Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajasudarma, T. Fatimah. (1994). WACANA: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Refika Aditama

Djajasudarma, T. Fatimah. (2010). Sintaksis: Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Halliday, M.A.K., Hasan, Ruqaiyah. (1976). Cohesion in English. London: Routledge.

Judiasri, Melia D. (2004). Forum Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Bandung: Program Pendidikan Bahasa Jepang.

Kridalaksana, Harimurti. (1982). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Maleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moeliono, Anton M. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(20)

Mulyana. (2005). Kajian Wacana : Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Pei, M., Gaynor, F. (1980). A Dictionary of Linguistics. Littlefield: Adams & Company.

Purwoko, Herudjati. (2008). Discourse Analysis (Kajian Wacana bagi Semua Orang). Jakarta: Indeks.

Richards, Jack., Platt, John., Heidi Weber. (1985). Longman Dictionary of Applied Linguistics. London: Longman Group UK Ltd.

Silabus Jokyuu Dokkai I(JP 302). (2011). Bandung: JPBJ Universitas Pendidikan Indonesia.

Sparingga, Daniel. (1997). Discourse, Democracy and Intellectuals in New Order Indonesia. Tesis. Tidak dipublikasikan. Australia: Flinders University.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Tugiati. (2004). Wacana Bahasa Indonesia. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

浅井、美恵子.(1999). 日本語作文に け 文の構造分析: 日本語母語話者

と中国母語の 級日本語学習者の作文比較 . Nihongo Kyouiku. 115

号.51-60.

橋内、武. (1999). スコース:談話の織 成す世界. 東京.くろし 出版.

林、宅男. (2008). 談話分析の プ ーチ. Japan: Kenkyusha.

野田、尚史. (2002). 複文と談話. Japan: Iwanami.

梅棹、忠男. (1995). 日本語大辞典. Japan: Kodansha.

木 、是雄.(1994). ポー の組 立て方 ちく 学芸文庫.

黒岩、浩美.(1993). 作文指導に け 文章の結束性―文の連接関係


(1)

domain apa saja yang terdapat dalam wacana tersebut. Kemudian, disusun suatu catatan mengenai hal-hal penting terkait kohesi dan koherensi dari domain yang diperoleh.

2) Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis)

Analisis taksonomi dilakukan melalui upaya memahami domain-domain yang ditemukan sesuai dengan fokus masalah atau sasaran penelitian. Domain-domain tersebut dipahami secara mendalam, sehingga terbentuk lagi sub-domain yang akan dirinci menjadi bagian yang lebih spesifik lagi. Tahap ini ditunjang oleh kajian-kajian literasi terhadap bahan-bahan pustaka yang terkait dengan fokus penelitian.

Bentuk realisasi dari tahap analisis taksonomi terhadap data berupa wacana pada buku teks Jokyuu Dokkai I adalah dengan mengidentifikasi dan memahami domain-domain yang telah diperoleh secara lebih mendalam dan mendetail. Dalam hal ini, fokus penelitian adalah satuan-satuan lingual yang merupakan penanda kohesi (baik gramatikal maupun leksikal) dan penanda koherensi. Kemudian, dilakukan pembagian domain-domain tersebut menjadi sub-domain. Sub-domain akan dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus dan kecil hingga tidak ada lagi data yang tersisa.

3) Analisis Komponensial (Componential Analysis)

Analisis ini dilakukan dengan cara membentuk kategorisasi yang relevan dari pemerolehan domain dan sub-domain tersebut. Wacana yang telah dikelompokkan sesuai domain akan dikontraskan berdasarkan ranah masing-masing untuk kemudian dibentuk kategorisasi. Dari sinilah akan diperoleh pengertian menyeluruh tentang karakteristik yang dimiliki masing-masing ranah.


(2)

Dalam analisis komponensial, penulis mengidentifikasi ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Berbeda dengan kedua analisis sebelumnya, analisis komponensial tidak mengorganisasikan kesamaan elemen dalam domain, melainkan kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh. Dari tahap ini akan diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam mengenai fokus permasalahan dari penelitian ini.

F. Alur Penelitian

Secara lebih konkret, langkah-langkah dalam menganalisis bentuk kohesi dan koherensi yang ditemukan pada data-data penelitian akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Menginventaris jumlah penanda kohesi dan koherensi kemudian memilahnya sesuai dengan ragam kohesi dan koherensi yang telah diuraikan dalam kajian teori.

Tabel 3.1

Contoh Inventarisasi penanda kohesi gramatikal dan kategorisasinya Penanda Kohesi Gramatikal Wacana

ke-

Jenis

そ 5 語

お ほう 1 省略

題名 1 省略

Tabel 3.2

Contoh Inventarisasi penanda koherensi dan kategorisasinya Penanda Koherensi Wacana ke- Jenis

そ 4 Koherensi Sebab Akibat


(3)

b. Melakukan koding pada penanda kohesi dan koherensi yang ditemukan pada kalimat-kalimat dalam wacana. Koding dilakukan untuk mempermudah proses kategorisasi temuan.

Tabel 3.3

Contoh pengkodean (coding) penanda kohesi

No. Kalimat Wacana Kalimat Jenis

1. 今 年 春 地 元 大 学

を 卒 業 し 大 阪 デ

ザ イ ン 会 社 就 職 す

こ が 決 ま た (1)

そ 引 越 し を す

こ 押 入

中 も を 整 理 し

いた (2)

1 2 Konjungsi

Kausal

2. お ほ う あ た 箱

ふ た を あ け 小

学 校 卒 業 文 章 が 入

いた (3) 題名

将 来 た い 職

業 (4)

1 5 Elipsis

Nominal

c. Menganalisis dan mengklasifikasikan data sesuai jenis kohesi dan koherensi.

d. Menyusun uraian deskriptif dari masing-masing temuan secara detail dan mendalam.

e. Menyimpulkan hasil penelitian dari data-data yang maknanya telah diinterpretasikan. Penarikan kesimpulan diambil berdasarkan kategorisasi penanda kohesi dan koherensi yang bersumber dari wacana. Pada bagian


(4)

ini, akan disampaikan pula persentase kemunculan penanda kohesi dan koherensi berdasarkan kategorinya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sri Widyarti. (2010). Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam

Cerpen “The Killers” Karya Ernest Hemingway. Tesis. Tidak

dipublikasikan. Surakarta: Program Studi Linguistik Universitas Sebelas Maret.

Alwasilah, A. Chaedar. (2011). POKOKNYA Kualitatif: Dasar-dasar Merancang

dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Brown, G and Yule, G. (1983). Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djajasudarma, T. Fatimah. (1994). WACANA: Pemahaman dan Hubungan

Antarunsur. Bandung: Refika Aditama

Djajasudarma, T. Fatimah. (2010). Sintaksis: Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

Halliday, M.A.K., Hasan, Ruqaiyah. (1976). Cohesion in English. London: Routledge.

Judiasri, Melia D. (2004). Forum Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Bandung: Program Pendidikan Bahasa Jepang.

Kridalaksana, Harimurti. (1982). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Maleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moeliono, Anton M. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(6)

Mulyana. (2005). Kajian Wacana : Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip

Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Pei, M., Gaynor, F. (1980). A Dictionary of Linguistics. Littlefield: Adams & Company.

Purwoko, Herudjati. (2008). Discourse Analysis (Kajian Wacana bagi Semua

Orang). Jakarta: Indeks.

Richards, Jack., Platt, John., Heidi Weber. (1985). Longman Dictionary of

Applied Linguistics. London: Longman Group UK Ltd.

Silabus Jokyuu Dokkai I(JP 302). (2011). Bandung: JPBJ Universitas Pendidikan

Indonesia.

Sparingga, Daniel. (1997). Discourse, Democracy and Intellectuals in New Order

Indonesia. Tesis. Tidak dipublikasikan. Australia: Flinders University.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Tugiati. (2004). Wacana Bahasa Indonesia. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

浅井、美恵子.(1999). 日本語作文に け 文の構造分析: 日本語母語話者

と中国母語の 級日本語学習者の作文比較 . Nihongo Kyouiku. 115

号.51-60.

橋内、武. (1999). スコース:談話の織 成す世界. 東京.くろし 出版. 林、宅男. (2008). 談話分析の プ ーチ. Japan: Kenkyusha.

野田、尚史. (2002). 複文と談話. Japan: Iwanami.

梅棹、忠男. (1995). 日本語大辞典. Japan: Kodansha.

木 、是雄.(1994). ポー の組 立て方 ちく 学芸文庫.

黒岩、浩美.(1993). 作文指導に け 文章の結束性―文の連接関係