Analisis Kohesi dan Koherensi Dalam Wacana Bahasa Jepang (Kajian Pragmatik).

(1)

Universitas Kristen Maranatha

日本語

談話

結束性

一貫性

概要

タア ア

〇八四 〇一

文学部 日本文学科

タキ ス 教大学

ン ン


(2)

Universitas Kristen Maranatha

日本語 談話 結束性 一貫性 析

序論

談話 中 一連 文 あ 幾 フ 構成 い 文 文

フ フ 又 談話 アイ ア 一体 い 語

語 句 句 文 文 互い 結 合 あ ス 作 出

結束性 いう 橋 一方 一貫性 キス 作 出

世界 深層 あ 思想概念 構成 互い ッチ い メイ ー

結束性 記号 持 文法的結束性 語彙的結束性 あ 池

結束性 談話又 ス い 内容的 あ

情報 連続性 示 組 文法的 語彙的手 表示

文法的手 旧情報 内容 受

人称代 詞 指示詞 指示 先行 文 あ 部 省略

語 置 換え 接続詞 使用 語彙的手

語彙 反復 位語 位語間 反復 義語 反復

語彙的結束性 省略 位語 位語 類義語 い


(3)

Universitas Kristen Maranatha

結束性 文法的結束性 語彙的結束性 持 い 一貫性

い い 一貫性 文 的 社会的 知識 見 池

定義

一貫性 話者 う 共 知識 発話 結

付 又 談話 一 意味 要素 一 語 表現

間 関係 文法的 語彙的手 示 表面的 結 あ

結束性 対 一貫性 表面 現 話者 う 共

文 的 社会的 知識 通 発話 発話 関係 あ

本論

.結束性

.結束 談話

あ い あ 住 い

あ 日 い 山へ あ へ

繰 返 い あ あ 談話 結束

.結束 い 談話

対 教授 気 い い

教授 う ?

係 美衣 教授


(4)

Universitas Kristen Maranatha

う 質問 一般 あ 状態 返

飯 返 い 返 質問 適 い 談話

結束 い い

.指示

忘 傘

田中 置い い 昨日 午後 雨

持 帰 い忘 う。

会話 指示 あ 詞

示 指示語 あ 会話 あ 詞 忘 傘 あ

忘 傘 指示 言う

.省略

新聞 読

いいえ 読

省略 会話 う

新聞 読

いいえ 新聞 読

会話 主語 省略 主語 新聞 あ

.接続詞

教授 掃除 い 気 い

例文 あ 接続詞 第 文 あ ~ 前


(5)

Universitas Kristen Maranatha .代用

太郎 次郎 郎 う

例文 代用 う あ う 前 文

語 代わ

.繰 返

年 四 あ 私立 中学校 卒業 六 商業学校

卒業

例文 繰 返 卒業 あ 例文 中 卒業 回現

.類義語

私 中学生 頃 人生 い 考え う 父 母 働

続 い う い 貧 苦 い う?

貧乏 あえ 家庭 病気 い 家庭 幸 う 家庭 各家庭

い い 情 あ

談話 あ 類義語 貧 い 貧乏 あ 貧 い 貧乏 類似 意味

あ 類義語 あ

. 位語 位語


(6)

Universitas Kristen Maranatha

例文 位語 男 子 位語 あ 男 子 子供 部

男 子 位語 あ

.連語

帽子 い , 靴 い い , 着 着 い , 香水

例文 語 対象 連語 あ 帽子 対象 靴

着 着 う い あ 日本語 連語 例 あ

ッ ー 雪 白い 氷 冷 い 男 女 南 赤い 緑

対象 連語 あ

.一貫性

母 死 六年 正 卒中

年 四 あ 私立 中学校 卒業 六 商業学校

卒業 会社 九 支店 口 あ い

東京 学問 い

談話 話題 結 付 一連 一貫性 あ 話題 家族 状態


(7)

Universitas Kristen Maranatha 結論

談話 中 結束性 一貫性 大 要素 あ いい談話 深い 結束

性 一貫性 待 い 結束 い談話 あ 文

構造 前 文 対 適 い あ 談話 内容 読者 伝え

一貫 い談話 存在 得 い

序論 示 う 結束性 記号 持 い 談話 中 現 記


(8)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……….. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang masalah ……… 1

1.2Rumusan Masalah ……… 7

1.3Tujuan Penelitian ………. 7

1.4Metode Penelitian dan Teknik Kajian ………. 8

1.4.1 Metode Penelitian ………... 8

1.4.2 Teknik Penelitian ……… 8

1.5 Organisasi Penulisan ……… 9

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik ………. 10

2.2 Wacana ( 談話 ‘danwa’)………. 13

2.3 Kohesi ( 結束性 ‘kessokusei’)……… 16

2.3.1 Kohesi Gramatikal ( 文法的結束性 ‘bunpouteki kessokusei’)………. 18


(9)

Universitas Kristen Maranatha

2.3.1.2 Pelesapan 省略 ‘shouryaku’ ... 22

2.3.1.3 Konjungsi 語 ‘tsunagi go’ atau 接続 表現 ‘setsuzoku no hyougen’ ………. 23

2.3.1.4 Substitusi (代用 ‘daiyou’) ... 26

2.3.2 Kohesi Leksikal 語彙的 結束性 ‘goiteki no kessokusei’ ………... 27

2.3.2.1 Repetisi 繰 返 ‘kuri kaeshi’) ……… 27

2.3.2.2 Sinonim (類義語‘ruigigo’)……… 28

2.3.2.3 Hiponimi ( 関係 ‘jyouka kankei’)……… 28

2.3.2.4 Kolokasi 連語 ‘rengo’ ... 29

2.4 Koherensi (一貫性 ‘ikkansei’) ... 30

BAB III ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI DALAM WACANA BAHASA JEPANG 3.1 Wacana Tidak Kohesif Tetapi Koheren ……… 34

3.2 Wacana Kohesif dan Koheren ……….. 45

BAB IV SIMPULAN ……… 69

DAFTAR PUSTAKA ……… ix

LAMPIRAN DATA ……….. xi SINOPSIS ………. xxiii


(10)

Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP ………. xxx


(11)

xi

Univesitas Kristen Maranatha LAMPIRAN

DATA WACANA TIDAK KOHESIF DAN KOHEREN SERTA WACANA KOHESIF DAN KOHEREN

LAMPIRAN DATA WACANA TIDAK KOHESIF DAN KOHEREN

1. 「教授、スキーしたことあるの?」

「どうだったかな。」 「おぼえてないの?」

「したことあるような気もするし、はじめてのような気もする…。」

はっきりしない。

“Kyoujyu, sukii shita koto aru no?” “Doudattakana.”

“Oboetenaino?”

“Shita koto aru youna ki mo surushi, hajimete no youna ki mo surushi.. .”

Hakkiri shinai.

“Profesor, pernah main ski?” “Gimana ya.”

“Ngga inget ya?”

“Perasaan pernah main,tapi rasanya juga seperti pertama kali main.. .” Tidak Jelas.

(MKZ, 41)

2. 「どうしたんですか、伊藤さん?」

ねぼけまなこの美衣がきく。

伊藤さんは、まだベッドにこしかけている美衣のそばへいくと、大きな でさけんだ。

「たいへんなんよ!は く、夢水さんを起こして!」

“Doushitandesuka, Itou san?”

Neboke manako no Mii ga kiku.

Itou san wa, mada beddo ni koshi kakete iru Mii no soba e iku to, ookina koe de sakenda.


(12)

xii

Univesitas Kristen Maranatha “Kenapa, nona Itou?”

Mii bertanya sambil setengah tidur.

Nona Itou, yang masih duduk di tempat tidur kemudian pergi ke sebelah Mii, lalu berteriak dengan suara yang keras.

“Gawat! Cepat bangunkan tuan Yumemizu!” (MKZ, 57)

3. それに対して教授は、どことなく元気がない。なんだかぐにゃぐにゃし ている。

「教授、どうしたの?」

しつけ係の美衣がきく。すると教授はひとこと。

「ごはん…。」とつぶ いた。

Sore ni taishite kyoujyu wa, doko tonaku genki ga nai. Nandaka gunya gunya shite iru.

“Kyoujyu, doushita no?”

Shitsuke gakari no Mii ga kiku. Suruto kyoujyu wa hitokoto,

“Gohan... .” to tsubuyaita.

Di samping itu Profesor, entah bagaimana seperti tidak sehat. Sepertinya sedang lemas.

“Profesor, kenapa?”

Petugas disiplin, Mii bertanya. Kemudian Profesor bergumam sepatah kata “Nasi... .”

(MKZ, 124)

4. 「空を歩く魔女の秘密ね。」

ふーむ…。考えることが多すぎて、まとまらない。

「それに、まだあるよ。今日の警部の話。楼乱荘から、どう って家族

づれが消えたか?」 「………」

「 っぱりわたしたちは、頭を使うことより、からだをつかうことよ

ね。」

“Sora wo aruku Majyo no himitsune.”

Fuum... . Kangaeru koto ga oo sugite, matomaranai.

“Sore ni, mada aru yo. Kyou no keibu no hanashi. Rouransou kara, douyatte kazoku dzure ga kietaka?”


(13)

xiii

Univesitas Kristen Maranatha “Yappari watashi tachi wa, atama wo tsukau koto yori, karada wo tsukau koto yo ne.”

“Rahasia nenek sihir berjalan di langit itu kan.”

Hm... . terlalu banyak hal yang dipikirkan, tidak dapat diselesaikan.

“Lagi pula, masih ada. Pembicaraan Inspektur Polisi. Bagaimana membawa keluarga lenyap dari Rouransou (nama gedung)?”

“...”

“Bagaimanapun kami, lebih menggunakan badan daripada menggunakan kepala.”

(MKZ, 177) 5. 「ちょっと、美衣、ケーキはできたの?」

「手がはなせないのよ。真衣、オープンの温度、見てよ!

「かざりつけの準備、これでいいの?」

「亜衣、折り紙のくさり、どんだけつくるつもりなの!」 「真衣、つまみ食いしちゃダメ!」

「プレゼントつつんだの、だれ?」 「はーい、亜衣でーす!」

「新聞紙でつつまないでよね!」

「は くしないと、まにあわないわよ!」

「あー、もう、ねこの手でもかりたいくらい、いそがしいわ!」

“Chotto, Mii, keeki dekitano?”

“Te ga hanasenai no yo. Mai oopun no ondo, mite yo! “Kazari tsuke no jyunbi, kore de ii no?”

“Ai, origami no kusari, dondake tsukuru tsumori na no!” “Mai, tsumami guishicha dame!”

“Purezento tsutsundano, dare?”

“Haai, Ai deesu!

“Shinbunshi de tsutsumanaide yo ne!” “Hayaku shinaito, maniawanai wa yo!”

“Aa, mou, neko no te demo karitai kurai, isogashiiwa!” “Sebentar, Mii, kuenya sudah jadi?”

“Tangannya sudah tidak bisa dipisahkan. Mai tolong lihat temperatur ovennya!”

“Persiapan menghias, ini sudah bagus?”


(14)

xiv

Univesitas Kristen Maranatha “Mai jangan menggigit tombolnya!”

“Yang membungkus hadiah, siapa?” “Yaa, Ai!

“Jangan membungkusnya dengan kertas koran!”

“Jika tidak lakukan dengan cepat, nanti tidak akan tepat waktu!” “Aa, rasanya ingin pinjam tangan kucing, sibuk!”

(MKZ, 254)

6. 時間は午後六時。パーティーをはじめるのにも、手ごろな時間だ。

「じゃあ、教授に連絡するわよ。」

真衣が、洋館への直通糸電話をとりあげる。

呼び出しがわりのカウベルをグワラン、グワランと鳴らすけど、だれも でない。

「寝てるんじゃない?」

「直接いって、びっくりさせようか?」

Jikan wa gogo roku ji. Paatii wo hajimeru noni mo, te goro na jikan da. “Jyaa, kyoujyu ni renraku suru wa yo.”

Mai ga, youkan e no chokutsuu itodenwa wo tori ageru.

Yobidashi ga wari no kauberu wo guwaran, guwaran to narasu kedo, dare mo denai.

“Neterunjyanai?”

“Chokusetsu itte, bikkuri saseyouka?”

Jam 6 sore. Walaupun ingin memulai pesta, tetapi ternyata waktunya tidak sesuai pekiraan.

“Ok, ayo hubungi Profesor.”

Mai mengambil telepon benang yang terhubung langsung ke gedung.

Panggilannya adalah gemerincing dari bagian lonceng sapi, setelah membunyikan gemerincing, tetapi tidak ada siapa pun yang keluar.

“Apakah sedang tidur?”

“Apa sebaiknya dibuat terkejut dengan datang langsung?”

(MKZ, 258) 7. 「親がふらふらしていると、かえってそうなるものよ。とにかく早く 仕

事を持って一人暮らしがしたかったもの。ところで、ほたるちゃんは、 なんで帰ってきたの?失恋でもしたの?」

いきなりそう言われて、私はソファーから落ちそうになった。 「なんでわかるの?」


(15)

xv

Univesitas Kristen Maranatha 「顔に書いてあるから。」るみちゃんは言った。

「さすが占い師の娘だわ。」私は感心した。

“Oya ga fura fura shite iru to, kaette sou naru mono yo. Tonikaku hayaku shigoto wo motte hitori kurashi ga shita katta mono. Tokorode Hotaru chan wa, nande nande kaette kita no? Shitsuren demo shita no?

Ikinari sou iwarete, watashi wa sofaa kara ochi sou ni natta. “Nande wakaru no?”

“Kao ni kaite arukara.” Rumi chan wa itta.

“Sasu ga uranaishi no musume da wa.” Watashi wa kanshin shita.

“Ketika orang tua sedang terhuyung-huyung (keadaan ekonomi tidak stabil), seketika seperti menjadi berubah. Bagaimanapun juga harus cepat mendapatkan pekerjaan dan hidup seorang diri. Ngomong-ngomong, Hotaru chan, kenapa kembali pulang? Apakah patah hati juga?”

Tiba-tiba berkata demikian, saya menjadi seperti terjatuh dari sofa. “Kenapa tahu?”

“Karena tertulis di wajah.” Kata Rumi chan. “Memang anak peramal ya.” Saya menjadi kagum.

(HGM, 44-45)

LAMPIRAN DATA WACANA KOHESIF DAN KOHEREN

8. 私は中学生の頃から、人生について考えるようになりました。父と母は、

働き続けているのに、どうしていつまでも貧しくて苦しいのだろう?

貧乏にあえぐ家庭、病気ばかりしている家庭、幸せそうな家庭。各家庭

それぞれに、いろいろの事情があります。人が生きる、生活する、正し

く生きる、とは一体何だろう。私は、人間社会に起きる、さまざまな出

来事の不思議さについて考え始めました。

Watashi wa chuugakusei no koro kara, jinsei ni tsuite kanggaeru youni narimashita. Chichi to haha wa, hataraki tsudzukete iru noni, doushite itsu made mo mazushikute kurushii no darou?

Binbou ni aegu katei, byouki bakarishite iru katei, shiawase souna katei. Kaku

katei sorezore ni, iro iro no jijyou ga arimasu. Hito ga ikiru, seikatsusuru, tadashiku ikiru, to wa ittai nan darou. Watashi wa, ningen shakai ni okiru, samazamana dekigoto no fushigisa ni tsuite kanggae hajimemashita.


(16)

xvi

Univesitas Kristen Maranatha

Dari waktu SMP, saya menjadi berpikir tentang kehidupan manusia. Walaupun

ayah dan ibu terus bekerja, mengapa sampai kapan pun hidup miskin dan

menderita?

Keluarga yang terengah-engah dalam kemiskinan, keluarga yang baru saja

sakit, keluarga yang kelihatan bahagia. Masing-masing keluarga, ada

bermacam-macam keadaan. Manusia hidup, berkehidupan, hidup dengan

benar, sesungguhnya itu seperti apa? Ketika saya terlahir di dalam masyarakat,

saya mulai berpikir tentang bermacam-macam peristiwa aneh.

(HWH, 11-12)

9. 母が死んでから、六年めの正月に、お じも卒中でなくなった。

その年の四月に、おれはある私立の中学校を卒業する。六月に、兄は商

業学校を卒業した。兄はなんとか会社の九州の支店に口があって、いか

なければならん。おれは東京で、まだ学問をしなければならない。

Haha ga shinde kara, rokunen me no shougatsu ni, oyaji mo socchu de naku natta.

Sono toshi no shigatsu ni, ore wa aru shiritsu no chuugakkou o sotsugyousuru. Roku gatsu ni, ani wa shougyou gakkou o sotsugyoushita. Ani wa nantoka kaisha no Kyuushuu no shiten ni kuchi ga atte, ikanakerebanaran. Ore wa Toukyou de, mada gakumon o shinakerebanaranai.

Di tahun baru, tahun ke enam setelah meninggalnya ibu, ayah juga meninggal

karena serangan otak.

Bulan April di tahun itu, aku lulus dari SMP swasta. Di bulan Juni, kakak

lulus dari sekolah bisnis. Kakak berkata bahwa dia mendapatkan pekerjaan di

suatu perusahaan cabang Kyushu, dan harus pergi. Aku masih harus melanjutkan

pendidikan di Tokyo.

(BCN, 17)

10. 冬休みもおわり、寒いなか、三学期はじまった。長期休暇あけの授業っ

てのは、ほんとうにつらい。

とくに、わたしのきらいな英語 音楽の授業は地獄ね。睡魔地獄と極寒

地獄の二つと、たたかわなくちゃならない。

Fuyu yasumi mo owari, samui naka, san gakki ga hajimatta. Chouki kyuuka ake no jyuugyoutte no wa, hontouni tsurai.

Tokuni, watashi no kiraina eigo ya ongaku no jyugyou wa jigokune. Sumai


(17)

xvii

Univesitas Kristen Maranatha

Dalam udara dingin, semester 3 dimulai, libur musim dingin juga berakhir.

Kelas setelah libur panjang, benar-benar menyiksa.

Khususnya, kelas bahasa Inggris dan musik yang saya benci, seperti neraka ya.

Neraka mengantuk dan neraka dingin yang luar biasa, keduanya harus dilawan.

(MKZ, 13)

11. 学校帰りに真衣 美衣と待ちあわせして、ちょっとショッピング。その

あとは、本屋 CD 屋さんをひ かして、家に帰った。わたしたちは、

とにかくルンルン気分だった。

そう、このときは知らなかったの。これからの三連休で、不思議な事件

にまきこまれる運命にあったってことを…。

Gakkou gaeri ni Mai to Mii to machiawaseshite, chotto shoppingu. Sono ato wa, honya ya Cd ya san wo hiyakashite, ie ni kaetta. Watashi tachi wa, tonikaku

runrun kibun datta.

Sou, kono toki wa shiranakattano. Korekara no san renkyuu de, fushigina jiken ni makikomareru unmei ni attatte koto wo... .

Pulang sekolah janji bertemu dengan Mai dan Mii, lalu belanja sebentar.

Setelah itu, bercanda tentang pegawai toko buku dan toko CD, kemudian

pulang kerumah. Pokoknya kami serasa melayang.

Rupanya, pada waktu itu kami tidak tahu. Mulai dari sekarang di libur tiga

hari, ada takdir untuk terlibat dalam peristiwa aneh... .

(MKZ, 14)

12. 家に帰って、二階の部屋の窓から教授の洋館をのぞくと、応接室に電 気

がついているのがみえた。

教授はふだん、掃除をしない。しなくても、ちっとも気にしない。でも、

洋館ぜんぶよごれないように考えてはいて、日常生活をする場所を、洋

館の玄関をはいったすぐのホールと め、それ以外の場所は、できるだ

けはいらないようにしている。(だから教授は、寝るのも、本を読むの

も、食事をするのも、ぜんぶホールでする。)

Ie ni kaette, nikai no heya no mado kara kyoujyu no youkan wo nozoku to, ousetsushitsu ni denki ga tsuite iru no ga mieta.

Kyoujyu wa fudan, souji wo shinai. Shinakutemo, chittomo ki ni shinai. Demo, youkan zenbu ga yogorenai youni kangaete haite, nichijyou seikatsu wo suru basho wo, youkan no genkan wo haitta sugu no hooru to kime, sore igai no


(18)

xviii

Univesitas Kristen Maranatha

basho wa, dekiru dake hairanai youni shite iru. (Dakara kyoujyuu wa, neru no mo, hon wo yomu no mo, shokuji wo suru no mo, zenbu hooru de suru.)

Setelah pulang ke rumah, kami mengintip gedung Profesor dari jendela kamar

lantai dua, lampu ruang penerima tamu kelihatan menyala.

Profesor biasanya tidak pernah bersih-bersih. Walaupun tidak melakukannya

sedikit pun tidak peduli. Tapi, berpikir agar seluruh gedung tidak kotor, begitu

masuk genkan (tempat terbuka setelah masuk rumah) langsung menuju aula,

tempat melakukan kehidupan sehari-hari, tempat selain itu, sebisa mungkin agar

tidak dimasuki. (Karena Profesor, tidur, membaca buku, maupun makan, semua

dilakukan di aula.)

(MKZ, 14)

13. メアリーは、きれいなお母さんを遠くから見るのが、すきでした。けれ

ど、あまりかまってもらえなかったせいか、お母さんとお父さんが、し

んでしまってもあまり、悲しいともおもいませんでした。おじさんの家

にいったら、また新しいばあ が、せわをしてくれるのだろうと、ぼん

り考えていたのでした。

Mearii wa, kireina okaasan wo tooku kara miru no ga, suki deshita. Keredo, amari, kamatte moraenakatta seika, okaasan to otousan ga, shinde shimatte mo, amari, kanashii tomo omoimasen deshita. Ojisan no ie ni ittara, mata atarashii baaya ga, sewa o shite kureru no darou to, bonyari kangaete ita no deshita.

Mary suka melihat ibunya yang cantik dari jauh. Tetapi, karena tidak terlalu

mendapat perhatian, akibatnya walaupun ayah dan ibunya meninggal, tentu saja

dia merasa tidak terlalu sedih. Jika pergi ke rumah pamannya, maka akan ada

pengasuh baru, dan akan mendapatkan pengasuhan, tetapi dia berpikir akan

kurang mendapat perhatian.

(HNH, 15)

14. 池にさしかかったとき、さらにるみちゃんは言った。

「この池ってカッパはいるの?」

「さ、さあ…。」

私は当惑して答えた。

「私は見たことない。」


(19)

xix

Univesitas Kristen Maranatha

「私はよく見たよ、山奥の池で。でも最近は見なくなった。日本ではも

う絶 滅してしまったのかなあ。」

Ike ni sashi kakatta toki, sarani Rumi chan wa itta. Kono ikette kappa wa iruno?”

“Sa, saa... .”

Watashi wa touwakushite kotaeta.

Watashi wa mita kotonai.” Suruto Rumi chan wa itta.

Watashi wa yoku mitayo, Yamaoku no ike de. Demo saikin wa minakunatta. Nihon dewa mou zetsumetsushiteshimatta no kanaa.”

Pada waktu Rumi chan mendekati kolam, Rumi chan berkata.

Di kolam ini apakah ada kappanya?”

“Ee, itu... .”

Saya menjawab dengan kebingungan.

“Saya tidak pernah melihatnya.”

Kemudian Rumi chan berkata.

Saya sering melihatnya lho, di kolam Yamaoku. Tetapi, akhir-akhir ini tidak

melihatnya. Nampaknya di Jepang sudah punah ya.”

(HGM, 36)

15.「るみちゃん、彼氏はいるの?」

私はたずねた。

「いるよ。デンマークに。」

るみちゃんは微笑んだ。

「へええええ。向こうの人?」

「ううん、日本人。向こうには有名なフリースクールがあって、今は留学

しながらそこでバイトしていて、いろいろ教育のこと勉強しにいってる の。」

“Rumi chan, kareshi iruno?”

Watashi wa tazuneta. Zenkai wa osoroshikute kikenakattanoda. Heya ni itta dakede, nandaka Rumi chan no jyouhou de onaka ga ippai ni natta youni natteshimatta.

“Iruyo. Denmaaku ni.” Rumi chan wa hohoenda. “Heeeee. Mukou no hito?”


(20)

xx

Univesitas Kristen Maranatha

“Uun, nihonjin. Mukou ni wa yuumeina furii sukuuru ga atte, ima wa ryuugakushinagara soko de baito shiteite, iroiro kyouiku no koto benkyoushini itteruno.”

“Rumi chan, apakah punya pacar?” Saya bertanya.

“Ada. Di Denmark.” Rumi chan tersenyum. “Heeeee, orang sana?”

“Bukan, orang Jepang. Di sana ada free school, sekarang dia di sana sekolah

sambil bekerja paruh waktu, pergi belajar bermacam-macam ilmu.

(HGM, 77)

16. おれは、六百円の使いかたについて、ねながら考えた。商売をしたって

、めんどうくさくって、うまくできるものじゃないし、ことに、六百円

の金で商売らしい商売が れるわけでもなかろう。よし れるとしても

、いまのようじゃ、人の前へでて、教育をうけたといばれないから、つ

まりそんなになるばかりだ。資本などはどうでもいいから、これを学資

にして勉強して ろう。六百円を三にわって、一年に二百円ずつ使えば

、三年間は勉強ができる。三年間いっしょうけんめいに れば、なにか

できる。

それから、どこの学校へはいろうと考えたが、学問は生まれつきどれも

これもすきでない。ことに語学とか、文学とかいうものは、まっぴらご

めんだ。新体詩などときては、二十行あろうちで一行もわからない。ど

うせきらいなものなら、なにを ってもおなじことだと思ったが、さい

わい物理学校の前を通りかかったら、「生徒募集」の広告がでていたか

ら、なにも縁だと思って、規則書をもらって、すぐ入学の手つづきをし

てしまった。いま考えると、これも親ゆずりのむてっぽうから起こった

失策だ。

Ore wa, roppyakuen no tsukaikata ni tsuite, nenagara kangaeta. Shoubai wo shitatte, mendoukusakutte, umaku dekiru mono jyanaishi, kotoni, roppyakuen no

kane de shoubai rashii shoubai ga yareru wakedemonakarou. Yoshiyareru toshitemo, imanojya, hito no mae e dete, kyouiku wo uketa to ibarenaikara, tsumari sonnani naru bakari. Shihon nado wa dou demo iikara, kore wo

gakushi ni shite benkyoushite yarou. Roppyakuen wo san ni watte, ichinen ni nihyakuen zutsu tsukaeba, sannenkan wa benkyou ga dekiru. Sannenkan


(21)

xxi

Univesitas Kristen Maranatha Sorekara, doko no gakkoue hairou to to kangaeta ga, gakumon wa umaretsuki doremo koremo sukidenai. Kotoni gogaku toka, bungaku toka iu mono wa, mappira gomenda. Shintaishi nado tokitewa, nijyuugyou aru uchi de ichi gyou mo wakaranai. Douse kiraina mononara, nani wo yatte mo onaji koto da to omottaga, saiwai butsuri gakkou no mae toori kakattara, “seitoboshuu” no koukoku ga deteitakara, nanimo en dato omotte, kisokusho wo moratte, sugu

nyuugaku no tetsudzuki wo shiteshimatta. Ima kangaeru to, kore mo oya yuzuri no muteppou kara okotta shissakuda.

Aku sambil tiduran berpikir tentang bagaimana menggunakan uang 600 yen ini.

Jika berdagang akan merepotkan, dan tidak akan berhasil, lagipula, sepertinya

tidak mudah berdagang dengan uang600 yen. Walaupun berhasil, sekarang, di

depan orang-orang, karena aku tidak bisa membanggakan diri telah menerima

pendidikan, singkat kata hanya menjadi seperti itu. Karena modal

bagaimanapun baik, maka ini aku gunakan sebagai biaya sekolah untuk belajar.

600 yen dibagi tiga, satu tahun 200 yen jika digunakan, dapat belajar selama tiga

tahun. Tiga tahun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, apapun bisa.

Kemudian, aku berpikir akan masuk sekolah yang mana, tetapi aku dari dulu

tidak suka pelajaran apapun. Terlebih lagi misalnya ilmu bahasa, atau

kesusastraan sama sekali tidak mau berbicara tentang itu lagi. Seperti puisi

modern, dari 20 baris yang ada, satupun aku tidak mengerti. Bagaimanapun jika

tidak suka, saya berpikir melakukan apapun sama saja, tetapi aku beruntung lewat di depan sekolah ilmu alam, karena ada pengumuman “Menerima Siswa Baru”, aku berpikir ini adalah jodoh, aku menerima lembar peraturan sekolah,

lalu segera melengkapi tata cara untuk masuk sekolah. Sekarang jika

dipikir-pikir, ini juga kesalahan yang diakibatkan karena kecerobohan yang diwariskan

oleh orangtuaku.

(BCN, 20)

17. 女の子の名前は、メアリーレノックスといいました。インドで生まれて、

ずっとインドで暮らしてきました。

ところが、コレラがは って、お父さんも、お母さんも、コレラで死ん

でしまったので、イギリスのいなかのヨークシャーにすむ、しんせきの

おじさんに、ひきとられることになったのです。

女の人は、メドロックさんといって、おじさんの家のせいふでした。メ

アリーを、イギリスまでおくりとどけてくれた人から、はじめて、メア

リーをしょうかいされたとき、メドロックさんは、『なんて、ぶあいそ


(22)

xxii

Univesitas Kristen Maranatha Onna no ko no namae wa, Mearii Renokkusu to iimashita. Indo de umarete, zutto, Indo de kurashite kimashita.

Tokoro ga, korera ga hayatte, otousan mo, okaasan mo, korera de shinde shimatta node, Igirisu no inaka no Yookushaa ni sumu, shinseki no ojisan ni, hikitorareru koto ni natta no desu.

Onna no hito wa, Medorokku san to itte, ojisan no ie no seifu deshita. Mearii

wo Igirisu made okuritodokete kureta hito kara, hajimete, Mearii wo shoukai sareta toki, Medorokku san wa, “Nante, buaisouna, iyana ko darou.” To, omoimashita.

Nama anak perempuan itu adalah Mary Lennox. Lahir di India, dan

terus-menerus hidup di India.

Akan tetapi, kolera mewabah, karena ayah dan ibunya meninggal karena

kolera, sekarang dia tinggal di Yorkshire sebuah desa di Inggris, kini dia diasuh

oleh pamannya.

Perempuan itu dipanggil Nyonya Medrock, mantan pelayan rumah paman.

Pada waktu Mary sampai di Inggris dan diperkenalkan kepadanya, Nyonya

Medrock berpikir, “ Betapa, tidak ramahnya anak ini, anak yang menyebalkan.”


(23)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wacana merupakan rentetan kalimat yang saling berhubungan. Menurut Djajasudarma (2006;1) satuan terkecil dalam wacana adalah klausa dan bagian lain dalam sebuah wacana adalah kalimat dan paragraf.

Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan atau wacana yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendali. Bentuknya berupa kalimat-kalimat tertulis yang dapat dilihat atau dapat didengar jika diucapkan. Kalimat-kalimat tersebut menyatakan atau mengandung makna atau informasi.

Makna atau informasi tersebut dapat tertulis dan ada pula yang lesap atau tidak tertulis dalam wacana, dan ilmu yang digunakan untuk memahami makna sebenarnya dalam informasi yang lesap adalah pragmatik (Yule; 1985; 127).

Pragmatik memiliki hubungan dengan wacana. Pragmatik berhubungan dengan wacana melalui bahasa dan konteks. Di dalam hal ini dapat dibedakan tiga hal yang selalu berhubungan, yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik. Sintaksis merupakan hubungan antarunsur, semantik berhubungan dengan makna, dan pragmatik berkaitan dengan hasil ujaran (pembicara-pendengar atau penulis-pembaca).


(24)

2

Universitas Kristen Maranatha Pragmatik mencakup deiksis, praanggapan (presupposition), tindak tutur (speech acts) serta kohesi dan koherensi. Melalui kohesi, wacana dapat dilihat keserasian unsur-unsur dalam kalimatnya, dan dengan koherensi dapat dipahami makna dalam kalimatnya, seperti yang diungkapkan oleh Mugi Muryadi Harna (2002;40).

Kepaduan antara bentuk kalimat yang satu dengan yang lain dalam paragraf disebut kohesi. Sedangkan kepaduan hubungan antara makna atau informasi yang satu dengan yang lain dalam paragraf disebut koherensi. Paragraf yang memiliki kepaduan hubungan antarbentuk kalimat yang satu dengan kalimat yang lain disebut paragraf yang kohesif. Paragraf yang memiliki kepaduan antarmakna pembentuknya disebut paragraf yang koheren.

Kalimat atau wacana bisa kohesif dan koheren dan bisa juga tidak kohesif tetapi koheren. Berikut ini adalah contoh kalimat yang tidak kohesif tetapi koheren (Djajasudarma, 2006: 45).

1. Ania dan Ade kawannya pergi ke kampus, karena ia harus mendaftar ulang. Kalimat tersebut tidak kohesif karena kata ‘ia’ tidak jelas mengacu kepada siapa, kepada ‘Ania’ atau ‘Ade’. Kalimat tersebut akan menjadi kalimat yang kohesif dan koheren apabila sebagai berikut.

2. Ania dan Ade kawannya pergi ke kampus, karena Ade kawannya harus mendaftar ulang.

Kalimat nomor 2 kohesif dan koheren. Kalimat tersebut menjadi kohesif dan koheren karena adanya pengulangan kata yang sama yaitu pada kata ‘Ade kawannya’.

Seperti yang terlihat dari contoh kalimat tersebut kohesi dan koherensi dapat tercapai karena adanya keterkaitan antarkalimat. Seperti yang diungkapkan oleh


(25)

3

Universitas Kristen Maranatha Sutedja Sumadipura dan Harmoni Syam (1996;44).

Kepaduan atau koherensi dapat dicapai susunan yang logis dan adanya perkaitan antarkalimat. Dengan kepaduan, pembaca dapat dengan mudah mengikuti pikiran penulis. Koherensi lebih ditekankan pada hubungan antarkalimat. Akibatnya, tak ada satu kalimat pun yang keluar dari permasalahan.

Demikian pula pengertian kohesi atau 結束性 ’kessokusei’ menurut Maynard (1997:21) dan pengertian koherensi 一貫性 ‘ikkansei’ menurut Richards (2002:58) adalah sebagai berikut.

結束性 :言語形式がテキストの中で文と文とのつながりを指す。

一貫性 :談話の意味、またはテクストの意味を結びつける関係。

Kessokusei: gengo keishiki ga tekisuto no naka de bun to bun to no tsunagari wo sasu.

Ikkansei: danwa no imi, matawa tekusuto no imi wo musubi tsukeru kankei. Kohesi adalah bentuk bahasa yang menunjukkan pertalian antara kalimat dengan kalimat di dalam teks.

Koherensi adalah menyatukan hubungan arti dalam wacana, atau arti dalam teks. Penanda kohesi dijelaskan lebih rinci oleh Koike (2003;227) yang mengutip pernyataan Halliday dan Hasan. Mereka membagi 5 tipe penanda kohesi.

結束性とはテクストに内在する意味のつながりを指し、主に文法的 · 語

彙的な連鎖によって導かれる。英語における結束性には、次の5種類の

タイプがあるとされる。

Kessokusei to wa tekusuto ni naizaisuru imi no tsunagari wo sashi, omoni bunpouteki . goitekina rensa ni yottemichibikareru. Eigo ni okeru kessokusei ni wa, tsugi no 5 shurui no taipu ga aru to sareru.

Kohesi menunjukkan adanya pertalian makna yang melekat pada teks, pada umumnya dipimpin oleh rangkaian gramatikal dan leksikal. Di dalam bahasa Inggris kohesi ada 5 tipe.


(26)

4

Universitas Kristen Maranatha Referensi: A: “Dimana Jim?” B: “Dia di ruang istirahat.”

2. 代用 ‘daiyou’ (substitution): “This knife is blunt. Give me a sharp one.”

Substitusi: “Pisau ini tumpul. Berikan saya salah satu yang tajam.

3. 省略 ‘shouryaku’ (ellipsis): “Would you like to hear another new song?

Actually, I know five more ɸ.”

Pelesapan: “Maukah kamu mendengar lagu baru yang lain? Sebenarnya saya tahu lima yang lain ɸ.”

4. 接続 ‘setsuzoku’ (conjunction): “He was sleepy, but stayed up all night.”

Konjungsi: “Dia telah mengantuk, tetapi tetap terjaga sepanjang malam.”

5. 語彙的結束 ‘goiteki kessoku’ (lexical cohesion): “Taro’s bought himself a

new Pajero. He practically lives in the car.”

Kohesi leksikal: “Taro membeli sendiri sebuah Pajero baru. Dia hampir-hampir tinggal di dalam mobil.

Menurut Koike (2003;227) kohesi dalam setiap bahasa berbeda-beda. Begitu pula dengan kohesi dalam bahasa Jepang.

結束の指向性は言語間で異なりうる。一般に英語の代名詞(「指示」の一 種)によるトピックの結束性は、日本語では人称代名詞の「省略」によ

って達成される(「言語イデオロギー」の項参照)。たとえば、A:「太郎

はどこ?」、B:「(ɸ)トイレだよ」。

Kessoku no shikousei wa gengokan de kotonari uru. Ippan ni eigo no daimeishi ([shiji] no isshu) ni yoru topikku no kessokusi wa, nihongo dewa ninshou daimeishi no [shouryaku] ni yotte tasseisareru ([gengo ideorogi] no kousanshou).

Tatoeba, A: [Tarou wa doko?], B: [(ɸ ) toiredayo].

Penanda kohesi dalam setiap bahasa berbeda-beda. Pada umumnya kata ganti dalam bahasa Inggris berdasarkan topik termasuk dalam referensi ‘shiji’, sedangkan dalam bahasa Jepang kata ganti orang termasuk dalam pelesapan

shouryaku’ (mengacu kepada ideologi bahasa). Contohnya, A: “Dimana Taro?”,

B: “(ɸ) Di toilet”.


(27)

5

Universitas Kristen Maranatha Berikut ini penjelasan kohesi dan koherensi dari Yule (1985;140).

The texts must have a certain structure which depends on factors quite different from those required in the structure of a single sentence. Some of those factors are described in terms of cohesion, or the ties and connections which exist within texts.

Teks harus memiliki struktur tertentu yang tergantung pada faktor-faktor yang sangat berbeda dari yang dibutuhkan dalam struktur kalimat tunggal. Beberapa dari faktor-faktor tersebut dijelaskan dari segi kohesi, atau pengikat dan penghubung yang ada dalam teks.

Masih menurut Yule (1985;141) diungkapkan bahwa.

The key to the concept of coherence is not something which exists in the language, but something which exists in people. It is people who ‘make sense’ of what they read and hear.

Kunci konsep koherensi bukanlah sesuatu yang ada di dalam bahasa, tetapi sesuatu yang ada dalam seseorang. Ini adalah orang yang ‘membuat rasa’ dari apa yang mereka baca dan dengar.

Berikut ini adalah contoh wacana dalam Yule (1985;140-142). Contoh berikut merupakan contoh untuk mengetahui hubungan kohesi dan koherensi dalam wacana.

3. My father once bought a Lincoln convertible. He did it by saving every penny he could. That car would be worth a fortune nowadays. However, he sold it to help pay for my college education. Sometimes I think I’d rather have the convertible.

Suatu waktu ayahku membeli sebuah mobil terbuka Lincoln. Dia membelinya dari menyimpan setiap sen yang dia bisa. Mobil itu akan menjadi harta berharga saat ini. Akan tetapi, dia menjualnya untuk membantu membayar pendidikanku di Universitas. Kadang-kadang aku berpikir lebih baik memiliki mobil terbuka saja.

Hubungan kohesi dalam wacana tersebut menurut Yule yaitu adanya kata ganti yang mengacu kepada orang dan hal-hal yang sama, yaitu: father-he-he-he; my-my-I;


(28)

6

Universitas Kristen Maranatha

Lincoln-it. Adanya hubungan leksikal seperti a Lincoln convertible-that car-the

convertible, dan adanya hubungan kata dengan istilah yang yang berkaitan dengan

kata tersebut misalnya kata yang berkaitan dengan uang bought-saving-penny-worth

a fortune-sold-pay; dan kata yang berhubungan dengan waktu once-

nowadays-sometimes. Ada juga penghubung However, yang menandai hubungan dengan

kalimat sebelumnya. Begitu pula dengan penggunaan past tense ‘kala lampau’ pada kalimat 1-4 menciptakan hubungan di antara kalimat-kalimat tersebut, dan penggunaan present tense ‘kala kini’ di akhir kalimat menunjukkan waktu yang berbeda.

Sedangkan kekoherenan dapat dilihat dari adanya kesamaan topik pembicaraan yaitu tentang mobil. Diceritakan dari awal sang ayah membeli mobil hingga akhirnya mobilnya harus dijual untuk biaya kuliah. Jadi, kalimat satu dengan yang lainnya saling terkait sehingga wacana di atas koheren.

Dalam sebuah wacana kohesi dan koherensi sangat penting, karena tanpa adanya kohesi dan koherensi unsur keindahan dalam wacana akan berkurang. Selain itu, informasi atau makna yang terkandung dalam wacana tidak dapat tersampaikan dengan baik tanpa adanya kedua unsur tersebut. Oleh karena itu, kohesi dan koherensi menjadi unsur yang sangat penting dalam sebuah wacana. Seperti yang diungkapkan Djajasudarma (2006;2) “Wacana sebagai unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh dengan amanat lengkap dan dengan kohesi serta koherensi tinggi”. Lagipula, wacana sangat menarik untuk diteliti


(29)

7

Universitas Kristen Maranatha baik dari segi keindahan bahasanya maupun kepaduan dalam kalimatnya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti masalah ini.

Penelitian mengenai kohesi dan koherensi ini sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Jessy NRP 0042018 dengan judul “Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Lirik Lagu Pop Jepang (Kajian Pragmatik)” dan oleh Susanti Dewi NRP 0242010 dengan judul skripsi “Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Puisi Bahasa Jepang (Kajian Pragmatik)”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini akan menganalisis kohesi dan koherensi dalam wacana bahasa Jepang.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wacana yang kohesif, dan wacana yang koheren dalam bahasa Jepang?

2. Apa sajakah penanda kohesi dan koherensi wacana dalam bahasa Jepang? 1.3Tujuan Penelitian

Melakukan sesuatu pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:

1. Mendeskripsikan wacana yang kohesif dan wacana yang koheren dalam bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan apa saja penanda kohesi dan koherensi wacana dalam bahasa Jepang.


(30)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis, dan memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Menurut Mardalis (1989;26) penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan mengintepretasikan sesuatu. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan memperoleh informasi-informasi dan melihat kaitan antara unsur-unsur yang ada.

1.4.2 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang akan penulis lakukan adalah studi pustaka. Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mencatat materi yang berhubungan melalui buku di perpustakaan dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan tujuan penulisan. Penulis melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan mengumpulkan data di perpustakaan. Penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan mengumpulkan data berupa wacana bahasa Jepang. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan pragmatik. 2. Mengumpulkan data berupa wacana bahasa Jepang.

3. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan kohesi dan koherensi.


(31)

9

Universitas Kristen Maranatha kohesif dan koheren.

5. Menganalisa data wacana bahasa Jepang yang telah ditemukan. 1.5Organisasi Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam 4 bab. Bab 1 mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan teknik kajian, serta organisasi penulisan. Pada bab 2 mencakup pengertian pragmatik, wacana, serta kohesi dan koherensi dari berbagai ahli. Bab 3 berisi tentang analisis wacana dilihat dari hubungan kohesi dan koherensi antarkalimat dan antaralinea. Bab 4 merupakan kesimpulan dari bab 3.

Sistematika penulisan seperti ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penulis menyajikan data dan menganalisisnya. Diharapkan pembaca yang ingin menemukan pengetahuan tentang kohesi dan koherensi dalam wacana bahasa Jepang akan lebih mudah menyusurinya.


(32)

69

Universitas Kristen Maranatha BAB IV

SIMPULAN

Dari hasil analisis, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut.

1. Wacana yang kohesif dapat ditemui pada wacana yang secara struktur atau susunan kalimatnya saling berhubungan. Wacana yang kohesif sudah pasti akan koheren. Wacana yang kohesif dan koheren inilah yang merupakan wacana yang baik. Kemudian, wacana yang koheren dapat ditemui pada wacana yang secara makna atau isi pokok dalam wacana saling terkait. Wacana yang koheren ini belum tentu kohesif, karena walaupun isi dari wacana dapat dipahami, tetapi struktur kalimatnya belum tentu sesuai dengan kalimat sebelumnya.

2. Penanda kohesi dan koherensi dalam bahasa Jepang. a. Penanda Kohesi

No. Urut No. Data Penanda Kohesi Kata/ Frase 1.

8.

Referensi どうして

2. Sinonim 貧乏 dan貧しい

3. Repetisi 家庭, , dan考える

4. Hipernim 事情

5. Hiponim 貧乏, 病気 dan幸せ

6. Hipernim 人生

7. Hiponim 生きるdan生活する

8. Hipernim 生活

9. Hiponim 社会

10. Konjungsi から danのに


(33)

70

Universitas Kristen Maranatha 12.

9.

Konjungsi から dan ~て

13. Repetisi 卒業, , おれ

14. Hiponim 中学校dan商業学校

15. Hipernim 学校

16.

10.

Sinonim 休み dan 休暇

17. Kolokasi 三学期dan 授業

18. Repetisi 授業, dan地獄

19.

11.

Referensi そ の あ と, 私 た ち, そ う danこのとき

20. Repetisi 帰る

21. Konjungsi これから dan ~て

22.

12.

Repetisi 教授, 洋館

23. Konjungsi ~ても ,でも, ~て dan と

24. Kolokasi よごれるdan掃除する

25. Referensi それ以外

26.

13.

Konjungsi けれど, が dan ~たら

27. Repetisi お母さん

28. Sinonim かまうdanせわをする

29.

14.

Repetisi 池,るみちゃん, dan見る

30. Referensi この

31. Elipsis カッパ

32.

15.

Repetisi るみちゃん dan向こう

33. Elipsis 彼氏 dan いる

34. Referensi 向こう

35.

16.

Repetisi 六百円, 勉強, 三年間

36. Hiponim 六百円

37. Hipernim 金

38.

Konjungsi ~ても, ~て,~し, から, なら, , , ~たら, と dan それから

39. Kolokasi 金, 資本 dan 学資

40. Referensi これ danこれも

41. Substitusi ~ れば


(34)

71

Universitas Kristen Maranatha 43.

16.

Hipernim 学問

44. Hiponim 語学 dan文学

45. Kolokasi 新体詩 dan 文学

46. Hiponim 物理学校

47. Hipernim 学校

48. Kolokasi 入学 dan 学校

49. 17. Konjungsi ~てから, ところが, ので dan

50. Hiponim インド dan イギリス

51. Kolokasi お父さんじさん , お母さん dan お

52.

Repetisi 女, おじさん, メアリー, イ ギリス, メドロックさん dan 子

b. Pananda Koherensi

Koherensi tidak memiliki penanda yang jelas seperti kohesi, tetapi koherensi dapat dilihat dari konteks kalimatnya, dari kesamaan tempat, situasi dan kejadian. Selain itu juga dapat diketahui dari keadaan atau situasi yang berkesinambungan atau menceritakan suatu peristiwa yang berkelanjutan. Dari wacana yang telah dianalisis kebanyakan merupakan peristiwa yang berkelanjutan atau kesinambungan kejadian dan persamaan situasi tokoh dalam wacana.


(35)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bernard. 1978. Himitsu no Hanazono. Tokyo: Shueisha.

Djajasudarma, Fatimah. 2006. “Wacana” Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.

Bandung : Refika Aditama.

Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold Publishers.

Harna, Mugi Muryadi. 2002. Panduan ke Arah Kompetensi Berbahasa Indonesia.

Bandung : SMU Trinitas.

Hashi, Takeshi. 1999. Diskõsu (Danwa no Orinasu Sekai). Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Hayamine, Kaoru. 2003. Majyo no kakure Zato. Tokyo: Aotori Bunko. Ikegami, Makiko. 1998. Nihongo Kyouiku Juyo Yogo. Tokyo : Babel Press. Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Koike, Ikuo. 2003. Kenkyusha Dictionary of Applied Linguistics. Tokyo : Kenkyusha.

Kokuritsu Kokugo Kekyuujyo. 1989. Danwa no Kyouiku I. Tokyo: Ookurashou

Insatsukyoku.

Mardalis. 1989. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Masuoka, Takashi dan Takubo, Yukinori. 1992. Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Maynard, Senko K. 1997. Danwa Bunseki no Kanousei. Tokyo: Kuroshio

Shuppan.

Richards, Jack, dkk. 2002. Longman Dictionary of Applied Linguistics. Tokyo: Minami Kumo.

Schiffrin, Deborah. 1994. Approaches to Discourse. Cambridge. Blackwell Publishers.


(36)

x

Universitas Kristen Maranatha Shigeo, Hinata. 1988. Danwa no Kouzou. Tokyo: Aratake Shuppan.

Sumadipura, Sutedja dan Syam, Harmoni. 1996. Mampu Berbahasa Indonesia

untuk Perguruan Tinggi. Bandung.

Yoshimoto, Banana. 2003. Hagoromo. Tokyo: Nikko Insatsu.

Yoshimura, Shouichi. 1999. Danwa Bunseki O Manabu Hito no Tame Ni. Kyoto:

Sekai Shisousha.

Yule, George. 1985. The Study of Language. Cambridge : Cambridge University Press.


(1)

9

Universitas Kristen Maranatha

kohesif dan koheren.

5.

Menganalisa data wacana bahasa Jepang yang telah ditemukan.

1.5

Organisasi Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam 4 bab. Bab 1 mencakup latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan teknik kajian, serta

organisasi penulisan. Pada bab 2 mencakup pengertian pragmatik, wacana, serta

kohesi dan koherensi dari berbagai ahli. Bab 3 berisi tentang analisis wacana dilihat

dari hubungan kohesi dan koherensi antarkalimat dan antaralinea. Bab 4 merupakan

kesimpulan dari bab 3.

Sistematika penulisan seperti ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penulis

menyajikan data dan menganalisisnya. Diharapkan pembaca yang ingin menemukan

pengetahuan tentang kohesi dan koherensi dalam wacana bahasa Jepang akan lebih

mudah menyusurinya.


(2)

69

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

SIMPULAN

Dari hasil analisis, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut.

1.

Wacana yang kohesif dapat ditemui pada wacana yang secara struktur atau

susunan kalimatnya saling berhubungan. Wacana yang kohesif sudah pasti akan

koheren. Wacana yang kohesif dan koheren inilah yang merupakan wacana yang

baik. Kemudian, wacana yang koheren dapat ditemui pada wacana yang secara

makna atau isi pokok dalam wacana saling terkait. Wacana yang koheren ini

belum tentu kohesif, karena walaupun isi dari wacana dapat dipahami, tetapi

struktur kalimatnya belum tentu sesuai dengan kalimat sebelumnya.

2.

Penanda kohesi dan koherensi dalam bahasa Jepang.

a.

Penanda Kohesi

No. Urut No. Data

Penanda Kohesi

Kata/ Frase

1.

8.

Referensi

どうして

2.

Sinonim

貧乏

dan

貧しい

3.

Repetisi

家庭

,

, dan

考える

4.

Hipernim

事情

5.

Hiponim

貧乏

,

病気

dan

幸せ

6.

Hipernim

人生

7.

Hiponim

生きる

dan

生活する

8.

Hipernim

生活

9.

Hiponim

社会

10.

Konjungsi

から

dan

のに

11.

9.

Referensi

その年


(3)

70

Universitas Kristen Maranatha

12.

9.

Konjungsi

から

dan

~て

13.

Repetisi

卒業

,

,

おれ

14.

Hiponim

中学校

dan

商業学校

15.

Hipernim

学校

16.

10.

Sinonim

休み

dan

休暇

17.

Kolokasi

三学期

dan

授業

18.

Repetisi

授業

, dan

地獄

19.

11.

Referensi

そ の あ と

,

私 た ち

,

そ う

dan

このとき

20.

Repetisi

帰る

21.

Konjungsi

これから

dan

~て

22.

12.

Repetisi

教授

,

洋館

23.

Konjungsi

~ても

,

でも

,

~て

dan

24.

Kolokasi

よごれる

dan

掃除する

25.

Referensi

それ以外

26.

13.

Konjungsi

けれど

,

dan

~たら

27.

Repetisi

お母さん

28.

Sinonim

かまう

dan

せわをする

29.

14.

Repetisi

,

るみちゃん

,

dan

見る

30.

Referensi

この

31.

Elipsis

カッパ

32.

15.

Repetisi

るみちゃん

dan

向こう

33.

Elipsis

彼氏

dan

いる

34.

Referensi

向こう

35.

16.

Repetisi

六百円

,

勉強

,

三年間

36.

Hiponim

六百円

37.

Hipernim

38.

Konjungsi

~ても

,

~て

,

~し

,

から

,

なら

,

,

,

~たら

,

dan

それから

39.

Kolokasi

,

資本

dan

学資

40.

Referensi

これ

dan

これも

41.

Substitusi

れば


(4)

71

Universitas Kristen Maranatha

43.

16.

Hipernim

学問

44.

Hiponim

語学

dan

文学

45.

Kolokasi

新体詩

dan

文学

46.

Hiponim

物理学校

47.

Hipernim

学校

48.

Kolokasi

入学

dan

学校

49.

17.

Konjungsi

~て

から

,

ところが

,

ので

dan

50.

Hiponim

インド

dan

イギリス

51.

Kolokasi

お父さん

じさん

,

お母さん

dan

52.

Repetisi

,

おじさん

,

メアリー

,

ギリス

,

メドロックさん

dan

b. Pananda Koherensi

Koherensi tidak memiliki penanda yang jelas seperti kohesi, tetapi

koherensi dapat dilihat dari konteks kalimatnya, dari kesamaan tempat, situasi

dan kejadian. Selain itu juga dapat diketahui dari keadaan atau situasi yang

berkesinambungan atau menceritakan suatu peristiwa yang berkelanjutan.

Dari wacana yang telah dianalisis kebanyakan merupakan peristiwa yang

berkelanjutan atau kesinambungan kejadian dan persamaan situasi tokoh

dalam wacana.


(5)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bernard. 1978. Himitsu no Hanazono. Tokyo: Shueisha.

Djajasudarma, Fatimah. 2006. “Wacana” Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.

Bandung : Refika Aditama.

Halliday, M.A.K. 1985.

An Introduction to Functional Grammar. London:

Edward Arnold Publishers.

Harna, Mugi Muryadi. 2002. Panduan ke Arah Kompetensi Berbahasa Indonesia.

Bandung : SMU Trinitas.

Hashi, Takeshi. 1999.

Diskõsu (Danwa no Orinasu Sekai). Tokyo: Kuroshio

Shuppan.

Hayamine, Kaoru. 2003. Majyo no kakure Zato. Tokyo: Aotori Bunko.

Ikegami, Makiko. 1998. Nihongo Kyouiku Juyo Yogo. Tokyo : Babel Press.

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Koike, Ikuo. 2003.

Kenkyusha Dictionary of Applied Linguistics. Tokyo :

Kenkyusha.

Kokuritsu Kokugo Kekyuujyo. 1989.

Danwa no Kyouiku I. Tokyo: Ookurashou

Insatsukyoku.

Mardalis. 1989.

Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Masuoka, Takashi dan Takubo, Yukinori. 1992.

Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo:

Kuroshio Shuppan.

Maynard, Senko K. 1997.

Danwa Bunseki no Kanousei. Tokyo: Kuroshio

Shuppan.

Richards, Jack, dkk. 2002.

Longman Dictionary of Applied Linguistics. Tokyo:

Minami Kumo.

Schiffrin, Deborah. 1994.

Approaches to Discourse. Cambridge. Blackwell

Publishers.


(6)

x

Universitas Kristen Maranatha

Shigeo, Hinata. 1988. Danwa no Kouzou. Tokyo: Aratake Shuppan.

Sumadipura, Sutedja dan Syam, Harmoni. 1996.

Mampu Berbahasa Indonesia

untuk Perguruan Tinggi. Bandung.

Yoshimoto, Banana. 2003. Hagoromo. Tokyo: Nikko Insatsu.

Yoshimura, Shouichi. 1999. Danwa Bunseki O Manabu Hito no Tame Ni. Kyoto:

Sekai Shisousha.

Yule, George. 1985. The Study of Language. Cambridge : Cambridge University

Press.