PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SOAL CERITA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENDEKATAN ILMIAH DENGAN PENDEKATAN EKSPOSITORI PADA POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR KELAS VIII SMP SWASTA METHODIST 8 MEDAN T.A. 2014/2015.

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Karna atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini berjudul Perbedaan Kemampuan Pemahaman Soal Cerita Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pendekatan Ilmiah Dengan Pendekatan Ekpositori Pada
Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar Kelas VII SMP Swasta Methodist 8
Medan T.A 2014/2015, disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Matematika , Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih sebesarbesarya kepada Bapak rektor UNIMED Prof. Ibnu Hajar, Ms beserta seluruh
pembantu rektor sebagai Pimpinan UNIMED, bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc,
Ph.D Selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta para PembantuDekan I, II dan III di
Lingkungan FMIPA UNIMED, kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua
Jurusan Matematika , bapak Zul Amry Selaku ketua Program Studi matematika
dan juga kepada bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si Selaku Sekretaris jurusan
Matematika . ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Drs. Sahat
Siahaan, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
tenagaya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta saran-saran kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini. Bapak Drs. Syafari, M.Pd, bapak H.
Banjarnahor, M.Pd dan juga Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen penguji
yang telah memberikan saran kepada penulis selama penulisan kripsi ini dan juga
kepada seluruh dosen pendidikan matematika Universitas Negeri Medan.

Terima kasih juga kepada kepala sekolah SMP Swasta Methodist 8 Medan
dan juga kepada ibu Ega selaku guru matematika di SMP Swasta Methodist 8
Medan dan juga para staf pegawai, serta siswa-siswi SMP Swasta Methodist 8
Medan atas kerja sama yang selama penulisan skripsi ini.
Teristimewa ucapan terima kasih dan hormat yang setulus-tulusya kepada
Ayahanda yang selalu ada dihati (alm. Bisler Siahaan) dan juga ibunda tercinta
(Remlina Sinaga) yang telah memberikan motifasi dan dukungan moril dan juga
materil serta doa selama ini. Dan saya juga berterimakasih kepada kakak dan
adik-adik saya yang telah memberikan dukunga semagat selama ini, kepada

rekan-rekan saya yang membantu saya dalam penulisan skripsi ini ( Goman
Rumapea, Saloma Sitorus, Jawalsen Pardede, Maruhum Pane , Rudolf
Situmorang, Lepina Simamora, Rianti Naibaho, Rosa Munthe, Ninta Barus,
Wenni Sihombing, Kairul Anwan Dll) dan juga terima kasih buat rekan-rekan
PKBM Hanuba Medan ( Lae Jontar Sinaga, Febrina Simanjorang, Rusdin
Pasaribu, Herlina Manullang, Sultan Pasaribu, Tangkas Siahaan, Wanto Naibaho,
tulang Bonardo Sinaga, Tulang Elpino Sinaga dan juga para siswa/i PKBM
Hanuba) dan juga kepada semua aggota Naposobulung HKBP Kemenangan
Medan, terima kasih buat teman-teman yang tidak mungkin saya ucapkan satu
persatu atas bantuan dan dukungan teman-teman selama ini.

Penulis telah berupaya semaksimal munkin dalam meyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik di
sisi isi maupun sisi bahasan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca. Kiranya skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi imlu pendidikan.

Medan, Juli 2014
Penulis

Hotma Hasiholan Siahaan
NIM: 071244110032

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN SOAL CERITA MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENDEKATAN
ILMIAH DENGAN PENDEKATAN EKSPOSITORI PADA
POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU
ALJABAR KELAS VIII SMP SWASTA
METHODIST 8 MEDAN
T.A 2014/2015
Hotma Hasiholan Siahaan (071244110032)

ABSTRAK
Penelitiaan ini bertujuaan untuk mengetahui apakah Model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan ilmiah lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman soal cerita siswa kelas VIII di SMP Swasta Methodist 8
Medan dibandingkan dengan pendekatan ekpositori.
Jenis penelitiaan ini adalah penelitiaan eksperimen. Populasi dalam penelitiaan
ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Swasta Methodist 8 Medan. Pengambilan
sampel pada penelitiaan ini dilakukan dengan teknik sampling acak sederhana yaitu
dengan melakukan pengundian, dari hasil pengundian diperoleh 2 kelas untuk diteliti.
Kelas eksperimen (kelas VIII B) diajar menggunakan model pembelajaraan kooperatif
tipe STAD pendekatan ilmiah dan Kelas Kontrol (VIII A) diajar mengunakan pendekatan
ekspositori. Instrumen penelitiaan ini berupa pretest dan postes yang berbentuk essay tes
dan berjumlah 4 soal. Sebelum instrumen diberikan pada siswa terlebih dulu divalidkan
kepada dua orang guru matematika .
Sebelum pengujiaan hipotesis terlebih dahulu dilakukan dilakukan uji normalitas
dan homogenitas data. Berdasarkan data analisis, Rata-rata pretes untuk kelas kontrol
sebesar 48 dan standar deviasinya 9,52, sedangkan untuk kelas ekperimen rata-rata pretes
yang diperoleh adalah 47 dan standar deviasinya 10,43. Rata-rata postes untuk kelas
kontrol sebesar 73 sedangkan standar deviasinya 9,51, sementara untuk kelas ekperimen
rata-rata nya 77sedangkan standar deviasinya 8,19.

Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan α=0,05 dan dk=60, untuk
pengujiaan hipotesis diperoleh t hitung =6,222 sedangkan ttabel =2,000. Kriteria pengujian
adalah diterima H0 jika - (
) < < (
) pada taraf signifikan α=0,05 karena harga
thitung =6,222 tidak berada diinterval tersebut , maka Ha diterima dan menolak H0 berarti
kemampuan pemahaman soal cerita dengan model pembelajaraan kooperatif tife STAD
pendekatan ilmiah lebih baik dibandingkan dengan pendekatan ekpositori. Berdasarkan
peningkatan nilai rata-rata pada kedua kelas sehingga disarankan kepada guru matematika
untuk dapat menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Penedekatan Ilmiah
Dengan Pendekatan Ekpositori Pada Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Kata pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel


Halaman
i
ii
iv
v
vii
viii

Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

ix
1

1
4
5
5
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1.Hakikat Pembelajaraan Matematika
2.2. Medel Pembelajaran Kooperatif
2.3. Model Pembelajaran Studend teams Achievent Devision
2.4. Pendekataan Ilmiah
2.4.1. langkah-langkah pendekataan ilmiah
2.4.2. keunggulan dan kelemahan pendekatan ilmiah
2.5. pendekataan Ekpositori
2.5.1. Karakteristik Pendekatan Ekpositori
2.5.2. Langkah-langkah Pendekatan Ekpositori
2.5.3. Kelemahan dan Keunggulan pendekataan Ekpositori
2.6. Mareri Ajar

2.7. Pemahaman Soal Cerita
2.8. Kerangka Konseptul
2.9. Hipotesis Penelitiaan

7
7
7
8
10
12
14
19
20
21
21
23
24
26
27
28


BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
3.2. Populasi dan sampel

29
29
29

3.2.1.populasi penelitiaan
3.2.2. Sampel Penelitiaan
3.3. Variabel Penelitiaan
3.4. Jenis Penelitiaan
3.5. Prodedur Penelitiaan
3.6. Analisis Data
3.6.1. Validasi Tes
3.6.2. Reabilitas Tes
3.6.3. Menghitung Mean dan Standar Deviasi
3.6.4. Uji Normalitas
.6.5. Uji Homogenitas

3.6.6. Uji Hipotesis

29
29
29
30
31
32
32
33
34
34
35
35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitiaan
4.1.1 Nilai Pretest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
4.1.2 Nilai Postest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3 Uji Persyaratan Analisis Data

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

37
37
37
37
38
40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

42

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

32
42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

43

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel menghitung perkembangan skor individu
Tabel 2.1. Tabel meghitung Perkembangan skor kelompok

Halaman
12
12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hasil Belajar Produktif
Gambar 2.2 Tahap Pendekatan Imiah

Halaman
14
14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan senantiasa berkenaan
dengan manusia, dalam pengertian sebagai upaya sadar untuk membina dan
mengembangkan kemampuan dasar manusia seoptimal mungkin sesuai dengan
kapasitasnya. Proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah pada dasarnya
adalah kegiatan belajar mengajar, yang bertujuan agar siswa memiliki hasil yang
terbaik sesuai kemampuannya. Salah satu tolak ukur yang menggambarkan tinggi
rendahnya keberhasilan siswa dalam belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar
dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek
psikomotor.
“Di Indonesia perkembangan pendidikan sangatlah dipengaruhi
oleh Kurikulum, tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran
matematika di jenjang SMP adalah:(1) memahami konsep matematika,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
(4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (menurut Depdiknas )”.
Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa arah atau orientasi pembelajaran
matematika di indonesia adalah kemampuan pemecahan masalah matematika
yang ada dalam dikehidupan sehari-hari. Kemampuan ini sangat berguna bagi
siswa pada saat mendalami matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari,
bukan saja bagi mereka yang mendalami matematika, tetapi juga yang akan
menerapkannya baik dalam bidang lain.Namun kenyataan di lapangan, proses

1

kegiatan belajar mengajar di kelas, pembelajaran mata pelajaran eksak tertutama
Matematika responnya kurang baik.
“Hal ini ditandai dengan data TIMSS 2003 yang menunjukkan bahwa
penekanan pembelajaran di Indonesia lebih banyak pada penguasaan
keterampilan dasar (basic skills), namun sedikit atau sama sekali tidak ada
penekanan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan seharihari, berkomunikasi secara matematis, dan bernalar secara matematis.
Pendapat Ashari, wakil Himpunan Matematikawan Indonesia (HMI atau
IndoMS) yang menyatakan karakteristik pembelajaran matematika saat ini
adalah lebih mengacu pada tujuan jangka pendek (lulus ujian sekolah,
kabupaten/kota, atau nasional), materi kurang membumi, lebih fokus pada
kemampuan prosedural, komunikasi satu arah, pengaturan ruang kelas
monoton, low order thinking skills, bergantung kepada buku paket, lebih
dominan soal rutin, dan pertanyaan tingkat rendah. Hasil Video Study
menunjukkan juga bahwa: ceramah merupakan metode yang paling
banyak digunakan selama mengajar, waktu yang digunakan siswa untuk
problem solving 32% dari seluruh waktu di kelas, guru lebih banyak
berbicara dibandingkan dengan siswa, hampir semua guru memberikan
soal rutin dan kurang menantang, kebanyakan guru sangat bergantung dan
sangat mempercayai buku teks yang mereka pakai, dan sebagian besar
guru
belum
menguasai
keterampilan
bertanya”.
(http://mametoisme.blogspot.com/2011/12/permasalahan-pokok-dalampendidikan .html)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah-sekolah dengan presentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding
dengan matapelajaran yang lainya. Ironisnya, matematika termasuk pelajaran
yang tidak disukai banyak siswa. Bagi mereka pelajaran matematika cenderung
dipandang sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” dan “kalau bisa
dihindari”. Ketakutan-ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu
sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru dalam menciptakan situasi yang
dapat membawa siswa tertarik pada matematika. Proses belajar mengajar
matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat
membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada, sehingga mereka mampu
mencoba memecahkan permasalahanya.
Dua masalah utama pendidikan di indonesia adalah rendahya prestasi
matematika siawa dan Kurangya minat dalam belajar Matematika ( siswa selalu
meras bahwa pelajaran matematika itu ribet, susah, membinggungkan dan macan

alasan lainya). Beberapa siswa menunjukan banhwa mereka selalu merasa bosan
dalam pembelajaran matematika yang diajarkan.
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Swasta Methodis 8
Medan terhadap cara pengejaran guru dengan menggunakan model pembelajaran
ekspositori peneliti menemukan beberapa masalah yakni


3 dari 4 guru yang mengajar di kelas VIII selalu merasa kewalahan dengan
siswa yang selalu malas dalam pelajaran matematika



Guru merasa kesusahan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
pokok bahasan yang akan diajarkan



Guru/pengajar

kewalahan

dalam

mengelola

kelas

pada

proses

pembelajaran


Guru/pengajar selalau memyamakan kemampuan siswa-siswa yang kurang
mampu dengan siswa yang sudah mampu.



Guru merasa kesulitan memgaplikasikan pelajaran matematika kedalam
kehidupan sehari-hari



Guru merasa kesulitan mencari cara penyelesaiaan soal cerita yang
menarik perhatian siswa

Dari keseluruhan siswa kelas VIII Di SMP Swasta Methodist 8 Medan
peneliti melakukan observasi, peneliti melihat bahwa hapir 65 % siswa di kelas
VIII A tidak dapat memahami dan mengerjakan soal cerita sementara di kelas
VIII B hampir 60% siswa tidak dapat memahami dan mengerjakan soal cerita
dan. Peneliti juga menemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa yang
menyebabkan siswa merasa bosan dan malas dalam pelajaran matematika adalah
sebagai berikut:
 Siswa merasa bahwa pelejaran matematika adalah pelajaran yang sangat
membosankan dan membingungkan dan bahkan juga menyusahkan

 Siswa selalu kurang aktif dalam mengikuti pelajaran matematika dikarnakan
mereka tidak dapat mengaplikasikan pelajaran matematika dalam kehidupan
sehari-hari
 Siswa selalu kurang aktif dalam pelajaran matematika dikarnakan
guru/pengajar yang galak dalam melaksanakan pembelajaran secara
monoton dan konvensional
 Siswa selalu mengharapkan satu atau dua orang yang ada dikelas untuk
mengerjakan tugas-tugas rumah ( mencontek dari teman)
 Siswa selalu kurang aktif membaca soal-soal cerita dikarnakan penalajar
soal cerita yang ribet dan selalu mempunyai soal-soal yang panjang
 Siswa kurang mengerti dalam penyelesaiaan soal-soal cerita dengan caracara yang menarik dan gampang dimegerti.
Dari masalah-masalah diatas peneliti mencoba menberikan pendekatan
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman soal
cerita yang banyak keluar dalam soal-soal UN beberapa tahun belakangan ini.
Dari penjelasan diatas peneliti merasa tertarik untuk meneliti :”PERBEDAAN
KEMAMPUAN

PEMAHAMA

SOAL

CERITA

DENGAN

MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENEDEKATAN ILMIAH
DENGAN PENDEKATAN EKSPOSITORI PADA POKOK BAHASAN
FAKTORISASI

SUKU

ALJABAR

KELAS

VIII

SMP

SWASTA

METHODIST 8 MEDAN T.A 2014/2015”.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan

beberapa

masalah

yang

dihadapi

dalam

pembelajaran

matematika yaitu:
1. Pemilihan model pembelajaran kurang tepat sehingga siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran,
2. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaraan.
3. Mengaktifkan siswa dalam berkomunikasi dengan teman-teman sekelas
dan juga dengan guru.

1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang di kemukakan
di atas sangatlah luas, maka masalah yang dipilih dibatasi pada masalah
pendekatan pembelajaran yang kurang tepat dan kemampuan pemahaman siswa
terhadap soal cerita yang masih renda.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah diatas maka
rumusan masalah yang diajukan adalah:”apakah kemampuan pemahaman soal
cerita dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pendekatan

ilmiah lebih baik dibandingkan dengan pendekatan ekspositori pada pokok
bahasan Faktorisasi Suku Aljabar di Kelas VIII SMP Swasta Methodist 8 Medan
T.A 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitiaan ini adalah untuk mengetahui
apakah kemempuan pemahaman soal cerita dengan menggunalkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pendekatan ilmiah lebih baik dibandingkan
dengan pendekatan ekspositori pada pokok bahasan Faktorisasi Suku Aljabar di
Kelas VIII SMP Swasta Methodist 8 Medan T.A 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti
terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Untuk guru, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi guru
bidang studi matematika dalam menggunakan Model pembelajar untuk
meningkatkan hasil belajar Bangun datar.
2. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya
pembelajaran terkhusus pemahaman soal cerita pada siswa.

3. Untuk peneliti, penelitian ini sebagai pembanding bagi mahasiswa atau
peneliti lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama
tentang hasil belajar bangun datar.
4. Untuk Kepala Sekolah, penelitian ini sebagai bahan masukan kepada
pengelola sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitiaan dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan ilmiah lebih baik
dalam meningkatkan kemampuan pemahaman soal cerita siswa kelas VIII di SMP
Swasta Methodist 8 Medan dibandingkan dengan pendekatan ekspositori.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitiaan ini, yaitu :
1. Pendekatan pembelajaran yang tepat merupakan salah saru cara untuk
menigkatkan

kemampuan

pemahaman

soal

cerita

matematika

siswa,

Disarankan agar guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan pendekatan ilmiah.
2. Rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaraan masih kurang sehingga
harus lebih ditinggkatkan, baik oleh siswa itu sendiri maupun dengan bantuan
guru. Rasa percaya diri ini terutama sangat perlu agar siswa tidak malu untuk
bertanya dan mengungkapkan ketidak tahuannya.
3. Siswa agar lebih diaktifkan didalam kelas supaya siswa mampu berkomunikasi
dengant eman-teman sekelas dalam proses pembelajaraan. Dengan komunikasi
yang baik sesama siswa maka siswa dapat berbagi ide-ide dalam pembelajaran
terlebih dalam penyelesaian soal cerita.

DAFTAR PUSTAKA

Abin (2009) http://pendidikan-matematika.blogspot.com/2009/03/proposal-ptksd-soal-cerita-pada-pokok.html9 ( diakses maret 2009)
Arikunto, S, (2006). Prosedur penelitiaan Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta: Jakarta
Arikunto, S, ( 2009 ), Dasar-Dasar Evaluasi, Bumi Aksara: Jakarta
Chitika (2011) http://kuliahgratis.net/konsep-matematika-soal-cerita-pecahan
(diakses 11 januari 2011)
Dewi N dan Tri Wahyuni, 2008. Matematika Konsep Dan Aplikasi Untuk Kelas
VIII SMP. Pusat pembukuan :Jakarta.
Hotmalida.2012.Perbedaaan kemampuan komunikasi matematika siswa diajarkan
reipocal teaching dengan pendekatan metakoknitif dan diajarkan
pendekatan ekspositori di kelas VII SMP Negeri 17 Medan T.A
2012/2013.skripsi, Medan:UNIMED
http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/langkah-langkah-pelaksanaanstrategi.html (diakses Senin, 31 Mei 2010)
Kemendikbud. 2013.Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum
2013.jakarta:Kementriaan pendidikan dan kebudayaan
Putu sutrisna (2011) http://putusutrisna.blogspot.com/2011/11/contoh-proposaleksperimen-pendidikan.html. (diakses 17 November 2011)
Rahmat Hidayat (2011) http://mametoisme.blogspot.com/2011/12/permasalahanpokok-dalam-pendidikan .html (diakses 22 Desember 2011)
Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Propesionalisme
Guru.Jakarta:Rajawali Perss
Sagala, Saiful. 2009.konsep dan makna pembelajaran untuk memecahkan
problematika belajar dan mengajar. Bandung, Alfabeta
Siahaan, Sahat. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika.Medan:UNIMED
Sudjana.2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar.. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Sukino dan Wilson.2007.Matematika Untuk SMP Kelas VIII.Jakarta:Erlangga

Taufik
Rahman.
(2011)
http://taufik-rahman54.blogspot.com/p/masalahpendidikan-matematika-di_22.html (diakses 4 Desember 2011)
Trianto. 2009. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. surabaya:
Kencana Prenada Media Group.
Tri

Lestari.

(2013)

http://info-data-guru-ptk.blogspot.com/2013/12/model-

pendekatan-ilmiah-scientific.html (diakses 08 Desember 2013)
Wirartha, I made. 2005. Pedoman Penulisan Usulan penelitian, skripsi dan tesis.
Jogjakarta: Penerbit Andi.

ii

RIWAYAT HIDUP
Hotma Hasiholan Siahaan dilahirkan di Kota Salak , pada tanggal 15
Desember 1989. Ayah bernama Alm Bisler Siahaan dan ibu Remlina Sinaga , dan
merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 1995, penulis masuk
SD Negeri No 030412 Kota Salak, dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Salak , dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Salak, dan lulus
pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan Matemtika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.