Metode Penelitian - MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (sahara)

  

JURNAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN FAKTORISASI

SUKU ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

SETTING KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VIII B

MTs MUHAMMADIYAH SIBATUA PANGKAJENE

Oleh: Sahara, S. Pd

  

Abstrak: Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui

Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

  

VIII B MTs Muhammadiyah Sibatua Pangkajene tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 29

orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing empat kali

pertemuan proses pembelajaran dan satu kali pertemuan dilakukan tes hasil belajar.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengamati

aktivitas siswa dan tutor serta melakukan tes setiap akhir siklus. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah: (1) peningkatan rata-rata hasil belajar matematika siswa dari siklus I

ke siklus II yaitu dari 62,59 meningkat menjadi 78,66; (2) peningkatan ketuntasan

belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dari 15 orang siswa (51,72%)

meningkat menjadi 27 orang siswa (93,10%) dan (3) meningkatnya aktivitas siswa yang

sesuai dengan pembelajaran dari siklus I ke siklus II dan aktivitas siswa yang tidak

sesuai pembelajaran mengalami penurunan.

  

Kata Kunci: Hasil Belajar, Faktorisasi Suku Aljabar, Pembelajaran Tutor Sebaya

  Setting Kooperatif

  Pendahuluan

  Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dan abstrak memegang peranan penting dalam rangka penguasaan teknologi, maka matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang keberadaannya sangat diperlukan bahkan boleh dikatakan bahwa dalam kehidupan manusia tidak satu pun kegiatan atau aktifitas yang tidak terkait dengan matematika. Hal ini disebabkan karena matematika sebagai ilmu dasar, juga merupakan penataan nalar dan membentuk sikap yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kreatif dalam diri siswa. Di MTs Muhammadiyah Sibatua Pangkajene ternyata hasil belajar yang telah dicapai masih jauh dengan pemberian metode ceramah sehingga kurang dimengerti. Selain itu, siswa dalam proses pembelajaran kurang diperhatikan keaktifannya dengan kata lain pembelajaran yang belangsung menjadi tidak bermakna sehingga motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan sehingga menjadikan pola belajar cenderung menghafal, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar mereka nantinya. tujuan penelitian ini adalah untuk

  B

  mengetahui peningkatan hasil belajarsiswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Sibatua Pangkajene melalui pembelajaran tutor sebaya setting kooperatif pada pokok bahasan faktorisasi suku aljabar. Jika ternyata di dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tutor sebaya setting kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, maka diharapkan para siswa dapat bersikap positif dan senang belajar matematika serta dapat mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya. Para guru, terkhusus kepada guru matematika dapat mempertimbangkan model pembelajaran yang selama ini digunakan, mengingat model pembelajaran kooperatif dengan penerapan tutor sebaya dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Dapat memberikan kontribusi bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas belajar siswa dan upaya perbaikan pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya mutu pendidikan nasional. Dan hasil penelitian ini akan memberikan pengalaman, wawasan dan motivasi bagi peneliti untuk menjalani profesinya sebagai seorang guru.

  Kajian Teori

  Hakikat belajar matematika adalah suatu proses aktif yang terjadi dalam diri peserta didik dengan adanya pemahaman tentang konsep-konsep dan struktur-struktur abstrak yang terdapat dalam matematika dimana dalam mempelajarinya proses pembelajarannya haruslah dilakukan secara bertahap, berurutan dan berkesinambungan sehingga peserta didik akan lebih memahami materi dengan jelas dan dapat diterapkan dalam situasi yang nyata. Hasil belajar matematika adalah tingkat pemahaman atau penguasaan yang diperoleh siswa berupa keterampilan kognitif, perubahan sikap, dan cita-cita terhadap mata pelajaran matematika setelah mengikuti proses belajar mengajar salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran Tutor Sebaya adalah proses pembelajaran yang terjadi antara dua siswa atau lebih yang sebaya, yang mana didalamnya ada yang berperan sebagai tutor yaitu siswa yang prestasinya lebih tinggi dan sebagai mentor yaitu siswa yang prestasinya kurang atau di bawah.tutor sebaya adalah dapat meminimalisir kesenjangan yang terjadi antara siswa yang prestasinya rendah dengan siswa yang prestasinya lebih tinggi dalam suatu kelas. Kesulitan dari tutor sebaya itu sendiri adalah sulit mendapatkan siswa yang benar-benar memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya. Adapun manfaat adalah ada kalanya hasil lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya, pekerjaan tutoring akan memberikan peluang untuk memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan menjelaskan kepada siswa lain mak seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali, bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dalam melatih kesabaran, dengan belajar kelompok dapat mempererat hubungan antara seasama teman sehingga mempertebal perasaan sosial. Peran tutor sebaya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk bantuan yang dapat diberikan berupa pemberian motivasi, penjelasan ulang yang berhubungan dengan materi pelajaran yang belum dimengerti oleh temannya, tutor sebaya menjadi penghubung antara siswa dengan guru jika ada yang memerlukan bantuan khusus, tutor sebaya dipilih dari kalangan siswa yang pandai dan memiliki jiwa pemimpin. Hal tersebut dapat dilihat dari perestasi belajar, kreativitas dan tanggung jawab.

  Metode Penelitian

  Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah kelas VIII tahun ajaran

  B

  2012/2013 dengan jumlah siswa 29 orang, yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Faktor yang Diselidiki adalah (1)Faktor Input: Keaktivan siswa bantuan belajar kepada siswa.(3)Faktor output: peningkatan hasil belajar matematika siswa Untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa dipergunakan tes hasil belajar. Untuk memperoleh data tentang aktifitas siswa dan kemampuan tutor dalam pembelajaran digunakan lembar observasi. Prosedur Penelitian dari Siklus I dan Siklus

  II terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Sumber data berasal dari siswa dan guru. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Cara pengambilan data yaitu dengan menggunakan lembar observasi dan data hasil belajar Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Yaitu, data pada hasil observasi akan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data mengenai hasil tes dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data di atas maka indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila nilai rata- rata hasil tes belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat, apabila aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat, apabila ketuntasan belajar siswa secara individu dan klasikal dari siklus I ke siklus II meningkat, yang dikatakan tuntas secara individu apabila telah memenuhi Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari sekolah yaitu 65 dan tuntas secara kalsikal apabila 85% siswa telah mencapai KKM.

  Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Dari tindakan yang telah dilakukan dalam dua siklus, ditemukan adanya peningkatan hasil belajar matematika. Secara rinci diuraikan dalam paparan berikut.

  Siklus I

  Pada siklus I dilakukan tes hasil belajar yang berbentuk soal uraian. Deskripsi secara kuantitatif hasil belajar matematika siswa berdasarkan hasil tes pada siklus I menujukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif adalah 62,59 dengan standar deviasi 10,06, secara individual skor yang dicapai siswa tersebar dari skor terendah 42 dan skor tertinggi 79 dengan rentang skor 37. Ini menunjukkan hasil belajar matematika siswa setelah diajar melalui Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif pada siklus I cukup bervariasi. Untuk persentase ketuntasan secara klasikal pada siklus I yaitu sebesar

  23 orang siswa berada pada kategori tidak tuntas, ini berarti terdapat 7 orang siswa yang perlu perbaikan karena mereka belum mencapai ketuntasan secara klasikal. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika tidak dapat terlepas dari aktivitas dari siswa itu sendiri. Perubahan perilaku dalam belajar merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat peneliti dari observer. Persentase kehadiran siswa adalah sebesar 93,10%, persentase aktivitas siswa yang mengajukan pertanyaan adalah sebesar 22,99%,persentase aktivitas siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal di papan tulis sebesar 20,69%, persentase aktivitas siswa yang menjawab pertanyaan adalah sebesar 49,43%, persentase aktivitas siswa yang aktif berdiskusi dalam kelompoknya sebesar 55,17%, persentase aktivitas membantu temannya dalam menyelesaikan masalah matematika sebesar 42,53% dan persentase aktivitas siswa yang melakukan kegiatan lain/tidak relevan pada saat proses pembelajaran sebesar 9,20%.

  Siklus II

  Pada siklus II dilakukan tes hasil belajar yang berbentuk soal uraian. Deskripsi secara kuantitatif hasil belajar matematika siswa, berdasarkan hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif adalah 78,66 dengan standar deviasi 7,88 skor tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 92, sedangkan skor terendah adalah 61 dengan rentang skor 31. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 27 orang atau 93,10% dan 2 orang atau 6,90% siswa yang tidak tuntas belajar. Dapat disimpulkan bahwa pada siklus II hasil belajar matematika siswa mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Untuk persentese aktivitas siswa adalah Persentase kehadiran siswa adalah sebesar 98,85%%, persentase aktivitas siswa yang mengajukan pertanyaan adalah sebesar 44,83%,persentase aktivitas siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal di papan tulis sebesar 40,23%, persentase aktivitas siswa yang menjawab pertanyaan adalah sebesar 81,61%, persentase aktivitas siswa yang aktif berdiskusi dalam kelompoknya sebesar 90,80%, persentase aktivitas membantu temannya dalam menyelesaikan masalah matematika sebesar 66,67% dan persentase aktivitas siswa yang melakukan kegiatan lain/tidak relevan pada saat proses pembelajaran sebesar 1,15 %.

  Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

  Sarana yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif. Pada siklus I, walaupun pada awalnya siswa terlihat merasa asing dengan Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif yang diterapkan, akan tetapi setelah mengadakan penyesuaian dan beradaptasi maka siswa merasa lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Bukan hanya itu ketika melihat hasil observasi dari siklus I ke siklus II terjadi perubahan yang sangat mendasar pada sikap siswa kearah yang lebih baik saat proses pembelajaran berlansung dalam hal ini siswa yang hadir selama proses pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu dari 93,10% siswa yang hadir meningkat menjadi 98,85%, siswa yang mengajukan pertanyaan kepada tutor dari 22,99% meningkat menjadi 44,83%, Siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan soal di papan tulis dari 20,69% meningkat menjadi 40,23%, Siswa yang menjawab pertanyaan dari 49,93% meningkat menjadi 81,61%, Siswa yang aktif berdiskusi dalam kelompoknya dari 55,17% meningkat menjadi 90,80%, siswa yang membantu temannya dalam menyelesaikan masalah matematika dari 42,53% meningkat menjadi 66,67% dan siswa yang melakukan kegiatan lain/tidak relevan pada saat proses pembelajaran mengalami penurunan dari 9,20% menjadi 1,15%. Dari hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar matematika siswa, melalui Pembelajaran Tutor Sebaya Setting Kooperatif selama dua siklus menunjukkan bahwa, rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada Siklus I rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu 62,59 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 10,06. Pada Siklus II rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 78,66 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 7,88. Ditinjau dari segi ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar setelah pemberian tindakan selama dua siklus, yaitu siklus I terdapat

  93,10% atau 27 orang siswa. Dengan demikian, dapat dikatakan pada siklus II sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan standar ketuntasan klasikal yaitu 85% siswa yang memperoleh nilai 65. Dari hasil ini, maka pengamat dan peneliti yang merangkap sebagai guru memutuskan untuk menghentikan atau tidak melanjutkan kegiatan pembelajaran ke siklus berikutnya.

  Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal berikut ini.

  

1. Meningkatnya rata-rata hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II yaitu

dari 62,59 menjadi 78,66.

  

2. Meningkatnya ketuntasan belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dari

  15 orang siswa (51,72%) meningkat menjadi 27 orang siswa (93,10%) atau pada siklus kedua ini siswa telah tuntas secara klasikal.

  

3. Meningkatnya aktivitas siswa yang sesuai dengan pembelajaran dari siklus I ke siklus

  II dan adanya penurunan tingkat aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan pembelajaran.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan penelitian maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Diharapkan kepada guru mata pelajaran matematika di SMP agar menerapakan pendekatan pembelajaran tutor sebaya setting kooperatif dalam pembelajarannya karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

  2. Untuk menerapkan pendekatan pembelajaran tutor sebaya setting kooperatif dalam pembelajaran matematika hendaknya guru memberikan bimbingan terlebih dahulu kepada para tutor agar lebih cermat dalam menjelaskan materi kepada teman- temannya.

  3. Disarankan agar dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat kemampuan peserta didik agar lebih mudah dalam menerima pembelajaran.

  Daftar Rujukan

  Abdurahman, Mulyono, 2003, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

  Asep Jihad et,al, 2008, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Multi Pressindo Buhaerah, 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada

  Materi statistika di kelas IX SMP. Tesis: Program Pascasarjana UNM Makassar

  Depdiknas, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dewi Nurharini et, al, 2008, Matematika Konsep dan Aplikasinya, Pusat Perbukuan

  Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Fatahuiddin, 2009. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII.6 SMP

  Negeri 2 Parepare Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatmen Intraction (ATI). Parepare: Skripsi UMPAR

  Mulyani, 2005,Psikologi Belajar. Surakarta: Andi Yogyakarta Sanjaya, Wina, 2007. “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

  Pendidikan”. Jakarta: Kencana

  Sudjadi, 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional

  Suherman, Jica, 2001, “Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer”, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

  Wena, Made, 2009,Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara Yasa, Doantara, 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

  (GI)akses 13 September 2012

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII.A MTs DDI PADANGLAMPE DALAM MELAKUKAN OPERASI PERKALIAN BENTUK ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN TABEL Oleh: SITTI HAFIANAH AZIS,S.Pd ABSTRAK - PENGGUNAAN TABEL PD OPERASI PERKALIAN BENTUK ALJABAR (hafiana)

0 0 10

Latar Belakang - PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (wana)

0 0 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KATBAR (isni)

0 0 18

ASAS-ASAS DIDAKTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (isni)

0 0 16

Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Aljabar Dengan Menggunakan Alat Peraga Blokar (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Satap Balocci) Lisna Nurani ABSTRAK - Peningkatan Hasil Belajar Pada Materi Perkalian Aljabar Dengan Menggunakan

1 0 8

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP Lisna Nurani *) Abstrak - REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP (lisna)

0 0 12

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PpEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) (mardani)

0 0 10

MATEMATIKA SEBAGAI PEMECAH MASALAH Sitti Mardiyah ABSTRAK - MATEMATIKA SEBAGAI PEMECAH MASALAH (mardiyah)

0 0 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJARMATEMATIKAMELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA (mirwati)

0 0 6

JURNAL NON PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP Mirwati, S. Ag Abstrak - MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP (mirwati)

0 0 5