ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI.

(1)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

HARDIYANTI HIDAYAT NIM 0900116

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI

Oleh

Hardiyanti Hidayat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Hardiyanti Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HARDIYANTI HIDAYAT

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA PADA MATERI VIRUS, MONERA, DAN FUNGI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si NIP. 196205051987031003

Pembimbing II

Dr. Didik Priyandoko, M.Si NIP. 196912012001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi,

Dr.H.Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Virus, Monera, dan Fungi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif Biologi SMA Kelas X pada materi Virus, Fungi, dan Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) yang ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Multimedia interaktif yang dianalisis, yaitu lima Compact Disc (CD) interaktif Biologi SMA Kelas X yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Kelima CD interaktif yang dipilih merupakan CD interaktif yang memiliki materi Virus, Fungi, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), CD interaktif tersebut digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun CD interaktif yang dijual pada toko buku atau perusahaan di Kota Bandung, serta software tersebut berupa program dalam bentuk Macromedia Flash. Pemilihan materi berdasarkan karakteristik materi yang bersifat abstrak dan sulitnya dalam memvisualisasikan konsep Virus, Monera, dan Fungi. Data dijaring dengan lembar kategori yang berisi indikator penilaian multimedia interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik yang dimodifikasi dari Jurnal Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas multimedia interaktif pada materi Virus, Fungi, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) yang dianalisis pada aspek media memperoleh skor sebesar 81,662% dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada aspek pedagogik multimedia interaktif memperoleh data skor 54,605% dengan kategori cukup dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

Kata kunci: CompactDisk (CD), Multimedia Interaktif, Aspek Pedagogik, Aspek Media


(5)

Analysis of Interactive Multimedia Feasibility in High School Biology in Virus, Monera, and Fungi Contents

ABSTRACT

The purpose of this study to analyze the feasibility of multimedia Biology High School Class X in the main subject of Viruses, Fungi, Monera (Archaebacteria and Eubacteria) in terms of media and pedagogic aspects. The method of this research is descriptive research. Compact Disk (CD) was analyzed as many as five CDs with technique purposive sampling. The fifth CD of selected interactive is an interactive CD that has the material of viruses, Fungi, Monera (Eubacteria and Archaebacteria), CD interactive is used in high school or interactive CDs sold at a bookstore or firm in the city of bandung and the software program in the form of macromedia flash. Selection of material based on the characteristics of the material that is both abstract and the difficulty in visualizing the concept Virus, Monera, and Fungi. Data captured with a sheet category that contains an interactive multimedia assessment indicators on media and pedagogic aspects from the journal Crozat et al. (1999) and Saputro (2012). The result showed that the interactive multimedia which is analyzed in aspects of media get a score of 81.662% with a very good category and the pedagogical aspects of interactive multimedia score data of 54.605% that obtained with the enough and worthy category to be used in learning.

Keywords: Compact Disk (CD), Interactive Multimedia, Pedagogic Aspect, Media Aspect.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BIOLOGI SMA A. Media Pembelajaran ... 8

B. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran ... 10

C. Multimedia Interaktif ... 12

D. Elemen Multimedia Interaktif ... 15

E. Manfaaat Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ... 17

F. Standarisasi Multimedia Interaktif ... 19

G. Compact Disk Interaktif ... 20


(7)

I. Mengintegrasikan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran ... 26

J. Tinjauan Pembelajaran dan Media Pembelajaran Kelas X ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional ... 37

B. Metode dan Desain Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

D. Prosedur Penelitian... 39

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Teknik Pengolahan Data ... 54

H. Alur Penelitian ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57

1. Hasil Analisis Aspek Media ... 58

2. Hasil Analisis Aspek Pedagogik ... 65

B. Pembahasan ... 81

1. Analisis Aspek Media ... 81

2. Analisis Aspek Pedagogik ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 111


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Biologi Kelas X pada Materi Virus, Monera, dan Fungi ... 27

2.2 Karakteristik Konsep Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X pada Materi Virus, Monera, dan Fungi ... 27

3.1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Peneliti dalam Aspek Media dan Aspek Pedagogik ... 46

3.2 Deskripsi Kisi-Kisi Instrumen pada Aspek Media dan Pedagogik ... 47

3.3 Lembar Observasi Hasil Penilaian CD X... 50

3.4 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Informasi ... 52

3.5 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Gambar ... 52

3.6 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Animasi ... 52

3.7 Skala Likert untuk Validasi Media ... 54

3.8 Interpretasi Skor untuk Validasi Media ... 55

4.1 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Media ... 58

4.2 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Pedagogik ... 65

4.3 Hasil Persentase Keseluruhan Skor Kebenaran Informasi dan Kebenaran Gambar pada Konsep Virus, Archaebacteria dan Eubacteria, dan Fungi ... 69

4.4 Hasil Keseluruhan Analisis Multimedia Interaktif Pada Indikator Kebenaran Animasi ... 74


(9)

4.6 Kesesuaian Tujuan pembelajaran Multimedia dengan


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 9

2.2 Gambar Definisi Multimedia ... 13

2.3 Struktur Virus ... 28

2.4 Daur Litik ... 28

2.5 Daur Lisogenik ... 29

2.6 Struktur Bakteri ... 30

2.7 Pembelahan Biner ... 31

2.8 Transformasi ... 31

2.9 Transduksi... 32

2.10 Konjugasi ... 32

2.11 Bentuk Bakteri ... 33

2.12 Flagellum ... 33

2.13 Struktur fungi multiseluler ... 34

2.14 Siklus Hidup Fungi ... 35

2.15 Siklus hidup zygomisetes ... 35

2.16 Siklus hidup ascomicetes ... 36

2.17 Siklus hidup Basidiomycotina ... 36

2.18 Anatomi Liken Ascomisetes ... 36

3.1 Garis Kontinum untuk Interpretasi Data ... 55

3.2 Alur Penelitian ... 56

4.1 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Media ... 59 4.2 Hasil Keseluruhan Skor Analisis Multimedia interaktif


(11)

pada Sub Aspek Media ... 60

4.3 Skor Keseluruhan Skor Analisis Multimedia interaktif pada Aspek Media ... 61

4.4 Persentase Analisis Sub Aspek Pedagogik Multimedia Interaktif ... 66

4.5 Keseluruhan Skor Analisis Multimedia Interaktif pada Aspek Pedagogik ... 67

4.6 Skor Keseluruhan Kebenaran Informasi Multimedia Interaktif ... 72

4.7 Tampilan Struktur Fungi pada CD B dan CD C ... 73

4.8 Skor Keseluruhan Kebenaran Gambar Multimedia Interaktif ... 74

4.9 Skor Keseluruhan Analisis Multimedia interaktif Pada Indikator Kebenaran Animasi ... 76

4.10 Kesesuaian Informasi Multimedia Interaktif dengan Kurikulum ... 79

4.11 Kesesuaian Tujuan Pembelajaran dengan SK dan KD ... 81


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

A. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif ... 111 2. Rubrik Penilaian Multimedia Interaktif ... 112

B. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD A .... 118 2. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD B .... 119 3. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD C .... 120 4. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD D .... 121 5. Hasil Analisis dan Rata-Rata Skor Penilaian Multimedia Interaktif CD E .... 122 6. Frekuensi Keseluruhan Skor Kebenaran Informasi dan Kebenaran Animasi

pada Materi Virus, Fungi, dan Monera (Archaebacteria dan Eubacteria) ... 123 7. Keseluruhan Skor Kebenaran Gambar ... 126 8. Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Virus ... 138 9. Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Archaebacateria

dan Eubacteria ... 144 10.Observasi Indikator Kebenaran Informasi Pada Konsep Fungi ... 148 11.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Virus ... 160 12.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Archaebacateria dan

Eubacteria ... 169 13.Observasi Indikator Kebenaran Gambar Pada Konsep Fungi ... 179 14.Observasi Indikator Kebenaran Animasi Pada Konsep Virus ... 188 15.Observasi Indikator Kebenaran Animasi Pada Konsep Archaebacateria dan

Eubacteria ... 195 16.Observasi Indikator Kebenaran Animasi Pada Konsep Fungi ... 197


(13)

C. MULTIMEDIA INTERAKTIF

1. CD A ... 200

2. CD B ... 202

3. CD C ... 203

4. CD D ... 204

5. CD E ... 205

D. ADMINISTRASI PENELITIAN


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi beberapa tahun belakangan ini semakin berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini berlangsung baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam perkembangan dunia pendidikan. Pemerintah maupun masyarakat telah memberikan perhatian dalam kemajuan teknologi modern, karena telah disadari, bahwa fungsi dan peranan teknologi dalam memajukan pendidikan dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kualitas pendidikan (Munir, 2012).

Pada zaman globalisasi saat ini, dunia pendidikan merupakan salah satu instrumen utama yang harus menghadapi berbagi tantangan seiring dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi (Aryani, 2013). Menurut Yuniarti (2012), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat mengakibatkan perubahan paradigma pendidikan kurikulum, media, dan teknologi. Terpaan teknologi berupa perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware), semakin menyatu dalam bidang pendidikan dan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran. Perkembangan teknologi tersebut perlu disikapi positif dan selektif dengan melakukan berbagai pengembangan komponen-komponen pembelajaran. Komponen-komponen-komponen pembelajaran yang dimaksud adalah guru, materi ajar, metode, media, siswa dan lingkungan. Komponen yang cukup penting untuk dikembangkan salah satunya adalah media, karena media merupakan sarana komunikasi kepada siswa yang dapat meningkatkan efektifitas siswa dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Rustaman et al.

(2005) menyatakan, bahwa media pembelajaran merupakan salah satu bagian integral dari proses belajar mengajar. Kehadiran media pembelajaran ini banyak membantu tugas pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang baik dapat mengintegrasikan konsep yang abstrak menjadi


(15)

2

mudah dipahami. Data Computer Technology Research (CTR) menyatakan, bahwa orang mampu mengingat sebanyak 20% yang telah dilihat, 30% yang didengarnya. Akan tetapi, orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengarnya dan 80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukannya secara bersama-sama (Munir, 2012). Oleh karena itu, sudah seharusnya diperlukan suatu sumber atau media pembelajaran yang berkualitas dan dapat membantu dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian Putranto (2013) menyatakan, bahwa pembelajaran yang hanya mengandalkan buku dan ceramah dinilai kurang efektif karena kurang menarik minat belajar siswa. Bila materi yang disampaikan kurang menarik bagi siswa, maka akan menimbulkan kebosanan sehingga menjadi kurang maksimalnya penyampaian pembelajaran pada siswa. Pembelajaran biologi merupakan salah satu bagian dari pendidikan sains dan juga merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah. Dari uraian di atas, didapatkan perincian pentingnya dikembangkan media pembelajaran yang berfungsi untuk membantu dalam mempermudah pemahaman siswa mengenai materi yang abstrak. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen sumber belajar yang memiliki peran untuk menyampaikan pesan dan turut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan multimedia disebut dengan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif.

Kehadiran multimedia merupakan salah satu produk dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang pendidikan yang berfungsi untuk membantu mencapai tujuan pendidikan. Perkembangan multimedia untuk keperluan pendidikan akhir-akhir ini sangat menggembirakan baik dalam segi kualitas maupun kuantitas (Munir, 2012). Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2013, pemerintah telah memberikan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan UU No. 33 tahun 2004, Dana DAK ini bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional. Dana


(16)

3

DAK untuk SMA sebesar 16% atau Rp. 1,606 triliun (Kemdikbud, 2013). Mengacu pada Permendikbud Nomor 8 tahun 2013, tentang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Pendidikan Menengah tahun 2013, dengan urutan prioritas ketiga adalah pengadaan sarana dan pembangunan prasarana peningkatan mutu pendidikan menengah. Sehingga, kebutuhan sarana dan prasana tersebut dapat menunjang pendidikan di SMA, salah satunya adalah pengadaan CD pembelajaran.

Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya (Daryanto, 2011 dalam Pradana, 2012). Menurut Elsom-Cook dalam Munir (2012), mengemukakan bahwa multimedia adalah kombinasi berbagai saluran komunikasi menjadi suatu sebuah pengalaman komunikatif yang terkoordinasi dimana interpretasi saluran lintas bahasa terintegrasi tidak ada. Selain itu, Dewi (2011) mengungkapkan, bahwa multimedia diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video dan animasi dengan menggabungkan

link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Multimedia yang dianalisis dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih menu apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah pembelajaran interaktif dan aplikasi game (Daryanto, 2011 dalam Pradana, 2012). Menurut Samodra et al. (2009) menyatakan, bahwa multimedia interaktif dapat diartikan sebagai kombinasi berbagai unsur media yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, video, dan suara yang disajikan secara interaktif dalam media pembelajaran. Multimedia interaktif berbeda dengan mutimedia linier, multimedia linier tidak dilengkapi alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, multimedia interaktif menuntut pengguna untuk ikut aktif mengoperasikannya, sehingga pengguna dapat memilih apa yang akan dikehendaki untuk proses selanjutnya.


(17)

4

Perkembangan perangkat lunak berupa multimedia interaktif yang saat ini diproduksi dalam jumlah besar dalam bidang pendidikan adalah Compact Disk

(CD) Interaktif. Penelitian yang dilakukan oleh Transfield et al. (2012) mengungkapkan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif biologi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi. Penggunaan multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk Compact Disk (CD) multimedia interaktif ini dapat mempermudah siswa dalam menguasai pelajaran dan dapat digunakan dimana saja dan kapanpun seperti kaset. Multimedia interaktif ini dirancang dengan menggunakan berbagai macam software yang dipadukan dengan bentuk-bentuk media visual dan audio sehingga siswa tidak hanya mendengar, melihat, tetapi juga melakukan sendiri proses belajar (Supriyono, 2011). Selain itu, multimedia interaktif ini dirancang khusus dengan berbagai jenis software yang berisi dengan penggabungan teks, grafik, gambar, animasi, audio, video, dan interaktivitas.

Perkembangan dunia teknologi khususnya aplikasi multimedia dalam pendidikan sepintas sangat bermanfaat, namun di lain pihak dapat membuat kekeliruan dalam pemahaman peserta didik khususnya pada usia anak-anak. Fakta menunjukkan bahwa dengan kemudahan yang diperoleh dari adanya multimedia ini mengakibatkan produksi CD interaktif semakin banyak beredar di pasaran dan salah satunya di sekolah-sekolah. CD interaktif tersebut seringkali tidak sesuai dengan keperluan atau tuntutan pendidikan dan dikhawatirkan dapat menyebabkan berbagai kesalahan konsep. Data Morgan dan Shade dalam Munir (2012) menyatakan bahwa dari sekian banyak program yang ada di pasaran hanya 20%-25% yang dikategorikan memenuhi syarat layak digunakan untuk keperluan pendidikan dan 75%-80% program dapat mengelirukan dan masih susah untuk digunakan bahkan lebih cenderung menampilkan permainan dan hiburan. Sedangkan penelitian mengenai efektivitas penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran serta pengaruhnya terhadap hasil belajar dan motivasi siswa terhadap pembelajaran telah banyak dilakukan, sedangkan penelitian mengenai analisis kelayakan suatu multimedia interaktif yang beredar di sekolah masih sedikit.


(18)

5

Konsep Virus merupakan salah satu konsep yang memiliki karakteristik materi yang abstrak, seperti ciri-ciri virus, struktur virus, proses daur litik, daur dan daur lisogenik. Penelitian mengenai konsep Virus pun jarang dilakukan, hal ini disebabkan salah satunya karena materi Virus ini terdapat pada semester satu sedangkan penelitian akhir sering dilaksanakan pada semester dua. Proses reproduksi pada Virus pun sulit diamati dan Virus pun tidak mungkin untuk dihadirkan di dalam kelas karena sangat berbahaya dan mikroskopis. Konsep Monera pun merupakan konsep yang abstrak dan memerlukan gambar dari spesimen, baik berupa bakteri maupun gangang hijau-biru. Sehingga, media visual dibutuhkan untuk menjelaskan konsep Monera ini. Contoh sub materi Monera yang bersifat abstrak, diantaranya struktur bakteri, ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria, macam-macam bentuk bakteri, dan reproduksi pada bakteri. Selain itu terdapat beberapa sub materi pada Fungi yang kongkrit dan abstrak sehingga diperlukan penjelasan dan model berupa gambar untuk memberikan penjelasan, contohnya mengenai bentuk, struktur Fungi dan perkembangbiakkan Fungi. Konsep Virus, Monera, dan Fungi merupakan konsep yang paling banyak dijadikan sebagai materi yang dibuat dalam bentuk gambar, animasi maupun audio visual oleh para desainer media pembelajaran. Sehingga berdasarkan alasan tersebut muncullah banyak multimedia interaktif yang dirancang untuk memvisualisasikan materi tersebut.

Berdasarkan masalah di atas, maka perlu dilakukan analisis mengenai CD multimedia interaktif yang beredar di sekolah serta CD yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah, khususnya CD interaktif yang berkaitan dengan pembelajaran Biologi pada materi Virus, Monera, dan Fungi. Berdasarkan uraian dan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menganalisis kelayakan CD interaktif Biologi yang beredar di SMA dengan judul penelitian, “Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Virus, Monera, dan Fungi”.


(19)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah kelayakan multimedia interaktif

Biologi SMA pada Materi Virus, Monera, dan Fungi?”.

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian multimedia interaktif pada konten Virus, Monera dan Fungi yang dilihat pada aspek media?

2. Bagaimana penilaian multimedia interaktif pada konten Virus, monera dan Fungi yang dilihat pada aspek standar isi?

3. Apakah kualitas multimedia interaktif pada aspek media layak digunakan sebagai media pembelajaran?

4. Apakah kualitas multimedia interaktif pada aspek pedagogik layak digunakan sebagai media pembelajaran?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka pokok permasalahan yang akan diteliti dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut:

1. Multimedia interaktif yang digunakan dalam bentuk Compact Disk (CD) interaktif yang digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun CD interaktif yang dijual pada toko buku atau perusahaan di Kota Bandung. 2. Analisis kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini

dilihat dari dua aspek, diantaranya aspek media dan aspek pedagogik yang dimodifikasi dari instrumen evaluasi media pembelajaran menurut Crozat

et al. (1999) dan Saputro (2012).

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kelayakan multimedia interaktif Biologi SMA pada materi Virus, Monera, dan Fungi yang ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik.


(20)

7

E. Manfaat Penelitian

Berikut ini adalah manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini, di antaranya:

1.Bagi Siswa

Siswa mendapatkan masukan atau gambaran atas multimedia interaktif yang berkualitas dan dapat digunakan dalam proses belajar, sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan membantu siswa memahami konsep biologi. Serta dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai konsep yang dipelajari.

2.Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dalam memilih multimedia interaktif yang berkualitas dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu, memberikan motivasi bagi guru untuk lebih meningkatkan kinerja, kreativitas, dan inovasi dalam pembelajaran dengan dasar pertimbangan mengembangkan media yang baru sesuai dengan kebutuhan.

3.Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kualitas atau kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dapat digunakan di sekolah.

4.Bagi peneliti lain

Penelitian ini menjadi wahana bagi peneliti untuk mengembangkan keilmuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian lain juga dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan batasan istilah yang dimaksudkan untuk menjelaskan mengenai pokok-pokok penting dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, penulis memberikan definisi beberapa istilah sebagai berikut:

1. Analisis Kelayakan

Analisis kelayakan multimedia interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian kelayakan multimedia interaktif dengan melihat kelayakan dari aspek-aspek multimedia interaktif, yaitu aspek media dan aspek pedagogik. Penilaian multimedia interaktif tersebut menggunakan lembar observasi penilaian multimedia interaktif yang dibuat oleh peneliti yang telah melalui

judgment oleh tiga dosen yang menekuni aspek media dan dua dosen yang menekuni aspek pedagogik. Kelayakan multimedia interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik ini merujuk pada jurnal penelitian Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012). Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek

technical quality, sub aspek usability, sub aspek elemen media visual, sub aspek elemen media audio, dan sub aspek interaktivitas. Aspek pedagogik terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi.

2. Multimedia Interaktif

Multimedia merupakan suatu teknologi yang menggabungkan teks, gambar, suara animasi dan video yang selanjutnya disatukan dalam komputer untuk disimpan, diproses dan disajikan secara linier maupun interaktif. Multimedia interaktif yang dimaksud adalah berupa CD Interaktif yang berisi mengenai content materi pembelajaran dan di dalamnya melibatkan multimedia, diantaranya teks, animasi, gambar, video, dan sebagainya serta bersifat interaktif yang dikemas di dalam Compact Disk dan dalam bentuk Macromedia Flash. CD interaktif yang dianalisis adalah CD interaktif yang beredar atau yang digunakan dalam pembelajaran biologi kelas X pada materi Virus, Monera, dan Fungi.


(22)

38

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif hanya bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena yang diteliti (Sukmadinata, 2011). Penelitian dengan metode ini tidak memberikan perlakuan khusus kepada subjek penelitian dan tidak terdapat kelas kontrol, sehingga menyatakan informasi formal yang memberikan gejala yang ada atau sedang berlangsung.

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai suatu data. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif dengan menggunakan instrumen lembar observasi penilaian media yang modifikasi dari jurnal Crozat et al. (1999) untuk aspek media dan jurnal Saputro (2012) untuk aspek pedagogik. Penelitian ini merupakan penelitian besar yang terbagi ke dalam dua kelompok penelitian, diantaranya penelitian mengenai analisis kelayakan multimedia interaktif yang dilakukan oleh peneliti sendiri tanpa adanya keterlibatan siswa dan guru dalam penelitian, sehingga peneliti hanya menggunakan lembar observasi penilaian multimedia interaktif saja dan tanpa adanya angket atau hasil belajar siswa. Selanjutnya, kelompok penelitian kedua melaksanakan penelitian dengan mengaplikasikan CD interaktif yang diteliti untuk digunakan oleh guru dalam pembelajaran selama di kelas. Sehingga, penelitian yang dilakukan oleh penliti merupakan penelitian awal mengenai analisis kelayakan multimedia interaktif yang akan dilanjutkan oleh penelitian selanjutnya pada kelompok kedua. Peneliti sendiri berfokus pada analisis CD interaktifnya saja tanpa melibatkan siswa dan guru.

Sumber data penelitian adalah lima CD multimedia interaktif pembelajaran biologi SMA pada materi Virus, Monera, dan Fungi. Aspek yang dianalisis dari multimedia interaktif tersebut, diantaranya aspek media dan aspek pedagogik. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan CD interaktif Biologi SMA pada materi Virus, Monera, dan Fungi. Seluruh CD yang terkumpul selanjutnya dipilih dan dianalisis dengan menggunakan instrumen yang telah di judgment


(23)

39

C.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Arikunto (2010) adalah keseluruhan subjek penelitian. Selain itu, populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan dalam penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh CD interaktif Biologi SMA kelas X yang beredar atau yang diproduksi oleh perusahaan. Jumlah CD yang diperoleh sebanyak 12 CD interaktif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling karena peneliti memiliki pertimbangan tertentu untuk menentukan sampel penelitian ini (Arikunto, 2010). Sampel yang yang dianalisis dipilih secara purposive sampling

karena CD yang dipilih merupakan CD interaktif yang memiliki materi Virus, Monera (Archaebacteria dan Eubacteria), dan Fungi. Serta, CD interaktif tersebut digunakan di sekolah atau yang dijual pada toko buku atau perusahaan dan

software tersebut berupa program dalam bentuk Macromedia Flash. Sehingga, dari 12 CD interaktif yang diperoleh tersebut diambil lima CD interaktif yang sesuai dengan kriteria tersebut.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi dari berbagai literatur yang membahas mengenai analisis kelayakan multimedia interaktif dan bagaimana cara menganalisis multimedia interaktif. Selain itu, dilakukan studi pustaka mengenai materi pembelajaran yang sering dijadikan konsep dalam penelitian dan konsep yang jarang digunakan dalam penelitian sebelumnya.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran.


(24)

40

c. Membuat dan menyusun instrumen penelitian. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai dan mengukur kelayakan multimedia interaktif. Instrumen penelitian berupa lembar observasi multimedia interaktif yang dilihat dari dua aspek, diantaranya aspek media dan aspek pedagogik yang dimodifikasi dari lembar instrumen evaluasi media pembelajaran menurut Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012). Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek

Technical Quality, sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media Visual, sub aspek Elemen Media Audio, dan sub aspek Interaktivitas. Aspek pedagogik terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi. Pada sub aspek pembelajaran terdiri atas tiga indikator, diantaranya indikator keselarasan ilustrasi visual dan deksripsi, indikator penekanan pembelajaran, dan indikator evaluasi. Sedangkan pada sub aspek standar isi terdapat lima indikator yang terdiri atas kebenaran gambar, kebenaran animasi atau video, akurasi (kebenaran informasi), kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya peneliti menyusun rubrik penilaian multimedia interaktif setiap indikator pada setiap aspek media dan aspek pedagogik dengan menggunakan skala 0, 1, 2, 3, 4 yang pengisian lembar observasi tersebut dengan menggunakan tanda checklist ().

d. Mengkonsultasikan hasil instrumen penelitian yang telah disusun peneliti kepada dosen pembimbing. Setelah itu, dilakukan judgment

instrumen berupa lembar observasi penilaian multimedia interaktif dilakukan kepada tiga dosen yang menekuni tentang media dan dua dosen yang menekuni aspek pedagogik. Judgment instrumen dilakukan sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil judgment tersebut selanjutnya bersama dengan dosen pembimbing dilakukan diskusi untuk mengidentifikasi dan mengambil keputusan untuk menyempurnakan instrumen.


(25)

41

e. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut bisa digunakan oleh observer. CD interaktif yang dijadikan dalam uji coba merupakan CD interaktif yang berbeda dengan CD interaktif yang dianalisis dalam penelitian. Observer yang melakukan uji coba instrumen dilakukan oleh observer selain peneliti. Observer

menuliskan keterangan mengenai bagian-bagian pada instrumen yang masih sulit untuk dianalisis.

f. Perbaikan instrumen dilakukan kembali setelah pelaksanaan uji coba. Terutama pada aspek pedagogik, perlu ditambahkan analisis mengenai kebenaran gambar dan animasi.

g. Melakukan kunjungan ke 27 sekolah yang ada di Kota Bandung untuk menginventarisir CD interaktif yang digunakan di sekolah tersebut. Hasil kunjungan ke sekolah-sekolah tersebut tersebut didapatkan 12 CD interaktif. Setelah menginventarisir CD interaktif yang digunakan di sekolah-sekolah di Kota Bandung. Selanjutnya, menentukan CD interaktif yang akan dianalisis. CD yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut, diantaranya pada CD tersebut terdapat materi Virus, Monera, dan Fungi, serta CD interaktif yang dipilih berupa

software yang berbentuk Macromedia Flash yang berisi mengenai menu-menu materi yang dapat dipilih sesuai kehendak pengguna. Kriteria selanjutnya, CD interaktif tersebut merupakan keluaran perusahaan atau instansi dan dipasarkan ke masyarakat. Maka, berdasarkan kriteria tersebut, maka diputuskan dari 12 CD interaktif biologi yang ditemukan terpilih lima CD interaktif yang akan dianalisis kelayakannya.

2. Tahap Analisis Multimedia Interaktif

Analisis kelayakan multimedia interaktif dilakukan oleh tiga orang pengamat atau observer dengan menggunakan instrumen penilaian multimedia yang telah dijugment. Satu orang pertama adalah peneliti sendiri dan dua orang lainnya merupakan mahasiswa yang memahami multimedia


(26)

42

interaktif dan materi biologi. Selanjutnya ketiga observer tersebut menganalisis CD menggunakan lembar observasi penilaian multimedia interaktif. Penjabaran mengenai tahap pelaksanaan analisis multimedia interaktif sebagai berikut:

a. Melihat tayangan CD interaktif untuk analisis tahap pertama yang terkait aspek media. Analisis dilakukan dengan menilai satu persatu komponen-komponen yang ditetapkan dalam indikator aspek media, dari setiap screen atau halaman pada multimedia interaktif. Kecuali, indikator-indikator yang keberadaannya tidak ditemukan pada setiap

screen, seperti indikator portabilitas, instalasi, dan dokumentasi pada aspek media dan indikator evaluasi pada aspek pedagogik. Indikator yang penilaiannya dilakukan pada setiap screen dilakukan dengan cara menayangkan CD kemudian menilai komponen yang telah ditetapkan dalam indikator penilaian observasi multimedia interaktif pada setiap halamannya. Selanjutnya skor yang diperoleh pada setiap halaman dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk memperoleh skor akhir pada setiap indikator. Sedangkan, indikator portabilitas, instalasi, dan dokumentasi pada aspek media dilakukan dengan hanya menilai dimana bagian-bagian tersebut ditemukan pada CD. Indikator portabilitas menilai kemampuan multimedia interaktif dapat digunakan dalam berbagai macam jenis sistem operasi, hal tersebut dapat diketahui ketika CD mulai dioperasikan, sehingga penilaian indikator portabilitas cukup dilakukan pada tahap awal CD dioperasikan. Indikator instalasi menilai kemudahan dalam proses instalasi CD, sehingga penilaian indikator instalasi dilakukan dengan melihat bagaimana proses instalasinya. Indikator dokumentasi menilai keberadaan buku petunjuk yang terdapat pada CD dalam bentuk fisik atau petunjuk yang terdapat di dalam tampilan program CD. Indikator evaluasi menilai keberadaan evaluasi yang terdapat pada CD, sehingga penilaian dilakukan dengan melihat apakah pada CD tersebut terdapat evaluasi atau tidak.


(27)

43

b. Setelah menganalisis aspek media pada kelima CD interaktif. Selanjutnya, menganalisis aspek pedagogik dengan tahapan yang dilakukan sama seperti langkah analisis media. Aspek pedagogik terbagi ke dalam dua sub aspek, diantaranya sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi. Sub aspek pembelajaran terdiri atas tiga indikator, seperti indikator keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi, indikator penekanan pembelajaran, dan indikator evaluasi. Indikator keselarasan ilustasi visual dan deskripsi menilai kemudahan deskripsi dipahami dengan adanya ilustrasi visual (gambar atau animasi) pada setiap screen multimedia interaktif. Setelah seluruh screen

memperoleh masing-masing skor indikator, selanjutnya jumlahkan dan dirata-ratakan untuk memperoleh skor akhir setiap indikator. Penilaian indikator penekanan pembelajaran pun dilakukan sama seperti tahapan pada penilaian indikator keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi. Sedangkan indikator evaluasi menilai keberadaan evaluasi pada CD berupa soal-soal latihan, sehingga penilaian indikator evaluasi dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya soal-soal latihan pada CD. Skor pada setiap indikator dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk memperoleh skor indikator.

c. Pada saat menganalisis aspek pedagogik pada sub aspek standar isi dibagi menjadi tiga tahapan, diantaranya menganalisis kebenaran informasi, kebenaran gambar, dan animasi. Kebenaran informasi pada kelima multimedia interaktif yang dianalisis dilakukan dengan cara seluruh informasi pada multimedia interaktif tersebut dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan buku acuan untuk analisis kebenaran informasi. Peneliti melakukan analisis setiap materi virus, Monera, dan Fungi pada setiap CD. Informasi pada masing-masing materi pada kelima CD yang terdapat pada setiap screen CD tersebut diketik, dicocokkan dengan buku acuan, dianalisis dan diberikan penilaian akhir berdasarkan rubrik penilaian informasi pada lembar penilaian multimedia interaktif. Sehingga peneliti perlu beberapa kali


(28)

44

melihat tayangan CD untuk melihat seluruh informasi pada CD tersebut. Selain menganalisis kebenaran informasi, selanjutnya peneliti menganalisis kebenaran gambar pada seluruh tampilan gambar pada CD. Kebenaran gambar pada kelima multimedia interaktif yang dianalisis dilakukan dengan cara menganalisis seluruh gambar pada materi Virus, Monera, dan Fungi pada masing-masing multimedia interaktif tersebut. Selanjutnya, gambar tersebut dianalisis yang dilihat dari bentuk gambar, warna gambar, kelengkapan informasi pada gambar, dan keterangan benar tidaknya informasi pada gambar. Setelah itu, gambar diberi skor sesuai dengan rubrik penilaian informasi pada lembar penilaian multimedia interaktif. Setelah seluruh gambar diberi skor, selanjutnya dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk memperoleh skor akhir setiap gambar. Setelah analisis kebenaran gambar dilakukan, selanjutnya menganalisis kebenaran animasi. Analisis kebenaran animasi pada kelima multimedia interaktif yang dianalisis dengan cara menganalisis seluruh animasi materi Virus, Monera, dan Fungi pada masing-masing multimedia interaktif tersebut. Animasi yang terdapat di kelima CD tersebut di print screen pada setiap perubahan animasi yang bertujuan agar dapat mempermudah peneliti dalam melakukan menganalisis. Animasi dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan untuk analisis. Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti satu pada aspek media dan aspek pedagogik kemudian diperlihatkan kepada peneliti kedua dan peneliti ketiga untuk memberikan skor berdasarkan lembar penilaian multimedia interaktif. Jadi, peneliti kedua dan ketiga melihat tayangan CD tersebut dengan disertai hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti pertama tanpa adanya pencantuman skor dari peneliti. Hal tersebut supaya peneliti kedua ketiga tidak terpengaruh terhadap skor yang diberikan oleh peneliti yang lain. Keseluruhan hasil skor analisis pada aspek media dan aspek pedagogik tersebut selanjutnya digabungkan dan nilai keseluruhan tersebut diinterpretasikan. Pada bagian lampiran penelitian


(29)

45

dicantumkan bagian-bagian dari seluruh informasi, gambar, dan animasi yang menurut peneliti memiliki kekurangan.

3. Tahap Akhir

a. Setelah semua skor indikator setiap aspek diperoleh, kemudian dirata-ratakan, dijumlahkan, dan selanjutnya dicari persentasenya. Pada akhir tahap ini, angka persentase dicocokkan dengan kriteria penilaian untuk menentukan tingkat kelayakannya.

b. Setelah semua indikator telah ditentukan tingkat kelayakannya selanjutnya dilakukan pembahasan untuk menentukan kelebihan dan kekurangan dari setiap CD yang dianalisis.

c. Berdasarkan hasil pembahasan tersebut disusunlah kesimpulan dan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang masih kurang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dan dipilih oleh peneliti dalam kegiatan penelitiannya mengumpulkan data-data agar kegiatan tersebut menjadi sitematis dan dipermudah. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini memerlukan instrumen untuk mempermudah penulis dalam menganalisis dan mengolah data. Oleh karena itu, penulis menggunakan lembar observasi untuk menilai dan mengukur kelayakan multimedia interaktif yang diisi oleh peneliti selama melaksanakan penelitian. Pengembangan lembar observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif yang disusun dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, melakukan

judgement instrumen oleh dosen ahli, selanjutnya melakukan revisi untuk aspek-aspek dan bagian-bagian dari instrumen yang belum tepat, dan terakhir melaksanakan uji coba instrumen.

Penilaian pada lembar observasi menilai dari dua aspek, yaitu aspek media dan aspek pedagogik. Kedua aspek tersebut dimodifikasi dari berbagai jurnal dan penelitian sebelumnya. Jurnal yang berjudul “A Method for Evaluating Multimedia Learning Software” yang ditulis oleh Crozat et al. (1999), dijadikan


(30)

46

sebagai rujukan dalam penyusunan penilaian aspek media. Sedangkan, aspek pedagogik dimodifikasi dari penelitian Saputro (2012) dengan jurnal berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok

Bahan Relasi dan Fungsi untuk Siswa Kelas VIII”. Lembar observasi penilaian multimedia interaktif ini dikembangkan dalam bentuk tabel yang terdiri dari aspek media dan aspek pedagogik dengan indikator yang telah disusun. Pada masing-masing aspek terdapat kolom dengan menggunakan skala 0, 1, 2, 3, 4 yang pengisian lembar observasi tersebut dengan menggunakan tanda check list () pada setiap indikator yang dianalisis. Lembar observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun oleh peneliti sendiri dengan merujuk pada Crozat et al. (1999) dan Saputro (2012). Kisi-kisi instrumen pada lembar observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif ini terdapat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran untuk Peneliti Dalam Aspek Media dan Aspek Pedagogik

No Aspek Indikator Item Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

Aspek Media

1. Technical Quality a. Portabilitas 1

4

b. Instalasi 2

c. Kelancaran pengoperasian 3

d. Dokumentasi 4

2. Usability a. Konsistensi 5 1

3. Elemen Media Visual

a. Teks 6

3 b. Keselarasan warna teks dan

background 7

c. Ilustrasi (gambar, video animasi) 8 4. Elemen Media

Audio

a. Narasi 9

3

b. Soundeffect 10

c. Backsound 11

5. Interaktivitas a. Interaktivitas


(31)

47

No Aspek Indikator Item Jumlah

Aspek Pedagogik

6. Pembelajaran a. Keselarasan ilustrasi visual dan

deskripsi 13

3

b. Penekanan pembelajaran 14

c. Evaluasi 15

7. Standar Isi a. Kebenaran Informasi 16

5

b. Kebenaran Gambar 17

c. Kebenaran Animasi/ Video 18 d. Kesesuaian dengan kurikulum

yang berlaku 19

e. Tujuan Pembelajaran 20

Deskripsi kisi-kisi mengenai indikator setiap aspek media dan aspek pedagogik yang dianalisis dalam dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel. 3.2 Deskripsi Indikator Penilaian Multimedia Interaktif

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

(1) (2) (3) (4)

Aspek Media

1. Technical

Quality

(Kualitas Media secara Teknis)

a. Portabilitas Kemampuan multimedia interaktif digunakan pada semua jenis sistem operasi (Windows, Mac, dan Linux) b. Instalasi Kemudahan proses instalasi yaitu

tidak perlu melalui proses instalasi, dapat langsung berjalan dengan satu kali klik program tanpa menginstal aplikasi lain

c. Kelancaran pengoperasian

Kemampuan software yang dapat berjalan dengan lancar, tidak ditemukan hang/crash pada saat digunakan

d. Dokumentasi Keberadaan petunjuk penggunaan yang lengkap, jelas dan berguna

2. Usability

(Mudah digunakan dan sederhana dalam

a. Konsistensi Posisi navigasi, bentuk navigasi, dan bentuk tombol konsisten serta memiliki warna dan fungsi yang sama pada setiap screen


(32)

48

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

(1) (2) (3) (4)

pengoperasian)

3. Elemen Media

Tekstual dan Visual (Penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat)

a. Teks Keterbacaan teks pada multimedia yaitu ukuran huruf cukup besar, jenis huruf menarik serta tidak terdapat banyak kalimat pada satu

screen

b. Keselarasan warna teks dan

background

Ketepatan pemilihan warna teks dan

background. Warna teks tidak sama dengan background dan tidak menggunakan banyak warna sehingga teks terbaca dengan jelas c. Ilustrasi

(gambar, video animasi)

Kualitas ilustrasi (gambar, video, dan animasi) baik dalam segi peletakan, ukuran, warna dan pencahayaan

4. Elemen Media

Audio

(Penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar)

a. Narasi Suara bersih, intonasi dan artikulasi jelas, tempo bicara tidak terlalu cepat atau lambat

b. Sound effect Ketepatan jenis sound effect yang digunakan sehingga tidak mengganggu konsentrasi.

c. Backsound Ketepatan pemilihan backsound

yaitu yang tidak mengganggu konsentrasi pengguna dan tidak menutupi suara narasi

5. Interaktivitas

(Komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna)

a. Interaktivitas Kemampuan memberikan feedback

dari program untuk setiap perlakuan serta kemampuan program dapat dikontrol sesuai dengan kehendak pengguna

Aspek Pedagogik

6. Pembelajaran

(Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran) a. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi

Kemudahan deskripsi dipahami dengan adanya ilustrasi visual (gambar/animasi) dan sebaliknya b. Penekanan

pembelajaran

Informasi penting diberi warna dan ornamen yang berbeda dengan


(33)

49

No Sub Aspek Indikator Deskripsi

(1) (2) (3) (4)

informasi lainnya sehingga terlihat jelas berbeda

c. Evaluasi Kesesuaian soal latihan dengan

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang berlaku dan terdapat latihan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi jika hasilnya baik.

7. Standar Isi

(Kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum) a. Kebenaran informasi

Informasi benar, infomasi tidak menimbulkan penafsiran yang salah dan penjelasan langsung pada inti materi.

b. Kebenaran gambar

Kebenaran bentuk secara konsep, kebenaran dan kelengkapan keterangan gambar, serta kerepresentatifan warna dengan objek asli.

c. Kebenaran animasi

Kebenaran nformasi, ilustrasi dan simulasi benar serta kelengkapan informasi pada animasi.

d. Kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku

Kesesuaian informasi dengan

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang berlaku e. Tujuan

pembelajaran

Kesesuaian tujuan pembelajaran pada multimedia sesuai dengan

Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang berlaku dan disampaikan secara tertulis dan jelas.

Untuk format lembar observasi penilaian yang digunakan untuk menilai multimedia interaktif terdapat pada Tabel 3.3. Lembar observasi penilaian multimedia interaktif tersebut terdiri atas aspek media dan aspek pedagogik. Aspek media terdiri atas lima sub aspek, diantaranya sub aspek Technical Quality, sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media Visual, sub aspek Elemen


(34)

50

Media Audio, dan sub aspek Interaktivitas. Aspek pedagogik terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Hasil penilaian CD X

Aspek Media Technical Quality

(Kualitas Media secara Teknis)

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

1. Portabilitas 2. Instalasi

3. Kelancaran Pengoperasian 4. Dokumentasi (Petunjuk

penggunaan)

Usability

(Kemudahan dalam pengoperasian)

No Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

5. Konsistensi

Elemen Media Visual

(Penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat)

Elemen Media Audio

(Penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar)

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

6. Teks

7. Keselarasan warna Teks dan

Background

8. Ilustrasi

(Gambar, Video, dan Animasi)

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

9. Narasi 10. Sound Effect


(35)

51

Interaktivitas

(Komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna)

Aspek Pedagogik Pembelajaran

(Penyajian informasi yang menunjang pembelajaran)

Standar isi

(Kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan standar pada kurikulum)

Pada indikator Akurasi (kebenaran informasi) dilakukan penjabaran kembali dengan format analisis seperti pada Tabel 3.4. Informasi pada multimedia akan dibandingkan dengan informasi dengan buku acuan, selanjutnya dianalisis dan diberi skor. Selain itu, indikator kebenaran gambar dan kebenaran animasi juga diberikan penjabaran dan analisis dengan format analisis seperti pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.

No. Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

12. Interaktivitas

No Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

13. Keselarasan ilustrasi visual dan deskripsi

14. Penekanan Pembelajaran 15. Evaluasi

No Indikator Skor Keterangan

0 1 2 3 4

16. Akurasi (Kebenaran Informasi) 17. Kebenaran gambar

18 Kebenaran animasi/video 19. Kesesuaian dengan kurikulum

yang berlaku


(36)

52

Tabel 3.4 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Informasi

No. Informasi pada multimedia

Informasi pada

buku acuan Analisis

Skor

0 1 2 3 4

Tabel 3.5 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Gambar

No. Gambar pada multimedia Analisis

Skor

0 1 2 3 4

Tabel 3.6 Instrumen Observasi Indikator Kebenaran Animasi

No. Animasi pada multimedia Analisis

Skor

0 1 2 3 4

Cara pengisian instrumen penilaian ini adalah ketika ditemukan unsur yang dimaksud (Tabel 3.3) dalam materi pembelajaran CD Multimedia Interaktif maka diberi tanda () pada skala penilaian dari 1-4 berdasarkan rubrik penilaian yang telah disediakan (Lampiran A2). Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali. Setelah itu, hasil dari penilaian dihitung, dijumlahkan dan dirata-ratakan. Selanjutnya, hasil keseluruhan dari tabel tersebut disimpulkan dalam bentuk paparan atau narasi.


(37)

53

Pengisian Tabel 3.4 mengenai indikator akurasi dilakukan dengan cara memasukkan materi yang terdapat pada tampilan CD multimedia interaktif dan memasukkan materi pembanding yang terdapat pada buku rujukan, yaitu buku S1 seperti Campbell et al. (2008). Selanjutnya perbandingan kedua materi tersebut dianalisis dan diberikan skor sesuai dengan rubrik kebenaran akurasi (kebenaran informasi). Pengisian Tabel 3.5 mengenai indikator kebenaran gambar dengan cara memasukkan seluruh gambar yang terdapat pada CD yang selanjutnya gambar tersebut dianalisis. Begitu juga dengan Tabel 3.6 mengenai indikator kebenaran animasi yang terdapat pada CD yang selanjutnya dianalisis oleh peneliti dan diberi skor berdasarkan rubrik penilaian animasi yang telah disusun.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi penilaian multimedia interaktif. Pengumpulan data multimedia interaktif dengan menggunakan lembar observasi dilakukan oleh tiga orang, yaitu peneliti, dan dua mahasiswa dengan latar belakang menguasai teknologi pembelajaran, pada materi Virus, Fungi, dan Monera. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga tahap, diantaranya:

1. Menganalisis aspek media yang meliputi sub aspek Technical Quality, sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media Visual, sub aspek Elemen Media Audio, dan sub aspek Interaktivitas.

2. Menganalisis sspek pedagogik yang terdiri atas dua sub aspek, yaitu sub aspek pembelajaran dan sub aspek standar isi. Indikator pada Sub aspek standar isi dijabarkan kembali sebagai berikut:

a. Menganalisis kebenaran informasi pada kelima multimedia interaktif yang dianalisis, dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan.

b. Menganalisis kebenaran gambar pada kelima multimedia interaktif yang dianalisis, dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan.

c. Menganalisis kebenaran animasi/ video pada kelima multimedia interaktif yang dianalisis, dicocokkan dengan buku sumber yang dijadikan acuan.


(38)

54

3. Menganalisis keseluruhan aspek pada lembar observasi penilaian multimedia interaktif pada aspek media dan aspek pedagogik.

G. Teknik Pengolahan Data

Teknik penilaian observasi mengenai multimedia interaktif dalam penelitian ini menggunakan Rating scale. Metode analisis data yang digunakan untuk validasi aspek media dan pedagogik pada multimedia interaktif ini diperoleh berdasarkan perhitungan skala Likert seperti Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7 Skala Likert untuk Validasi Media

Penilaian Skor

Sangat baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang baik 1

Sangat tidak baik 0

Sumber: (Riduwan, 2009)

Analisis multimedia interaktif dilakukan dengan menganalisis aspek media dan aspek pedagogik. Pada aspek media terdiri dari lima sub aspek, diantaranya sub aspek Technical quality, Usability, Elemen Media Visual, Elemen Media Audio, dan Interaktivitas. Sedangkan pada aspek pedagogik terdiri dari sub aspek pembelajaran dan standar isi. Setiap sub aspek pada aspek media dan pedagogik memiliki indikator dengan jumlah keseluruhan dari 20 indikator seperti yang terdapat kisi-kisi pada Tabel 3.1. Penilaian yang diperoleh pada setiap indikator pada aspek media dan aspek pedagogik selanjutnya dihitung dan dipersentase untuk diinterpretasikan. Berdasarkan skala pada Tabel 3.7 untuk memperoleh persentase kelayakan multimedia interaktif tersebut dengan menggunakan rumus yang diadaptasi dari jurnal sebagai berikut:


(39)

55

Keterangan:

K= Kelayakan media

F =Jumlah jawaban responden N = Skor Tertinggi

I = Jumlah item R = Jumlah responden

(Sumber: Sugiyono, 2009) Perolehan nilai dari rumus di tersebut merupakan perolehan data hasil perhitungan setiap indikator pada aspek media dan aspek pedagogik. Perolehan data hasil perhitungan setiap indikator pada aspek media dan aspek pedagogik selanjutnya dapat diinterpretasikan berdasarkan kriteria pada Tabel3.8 berikut ini:

Tabel 3.8 Interpretasi Skor untuk Validasi Media

Persentase

(%) Kategori

0-20 Sangat Lemah

21-40 Lemah

41-60 Cukup

61-80 Baik/Layak

81-100 Sangat Baik/ Sangat Layak

Sumber: (Sugiyono, 2009 dalam Trisanti dan Sanjaya, 2013) Berdasarkan kriteria di atas, maka multimedia interaktif dapat dikatakan baik atau layak apabila persentasenya 61% dari semua aspek media dan aspek pedagogik. Selanjutnya data hasil penelitian dapat dinterpretasikan menggunakan skala interpretasi garis kontinum seperti pada Gambar 3.1 yang diadaptasi dari Sugiyono (2011), sebagai berikut:

Sangat Tidak Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

20% 60% 80%

0% 40% 100%


(40)

56

Tahap Pembuatan laporan penelitian

Gambar 3.1 Alur penelitian

Pengolahan data penelitian

Penarikan Kesimpulan Interpretasi data

Pembahasan

Tahap Pra Persiapan  Studi Pendahuluan

 Penyusunan Proposal

Tahap Persiapan

Merumuskan masalah

Menyusun proposal penelitian

Merevisi proposal penelitian

Seminar proposal penelitian

Melakukan survey CD interaktif yang beredar di SMA kelas X

Menentukan CD interaktif dan Jumlah yang akan dianalisis Menyusun, Menjugment, dan

merevisi lembar observasi instrumen multimedia interaktif

Analisis kelayakan CD interaktif menggunakan lembar observasi instrumen multimedia interaktif

Data hasil analisis media pembelajaran

Tahap pengolahan dan Analisis data

CD interaktif


(41)

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai tingkat kelayakan multimedian interaktif pada materi Virus, Fungi, dan Archaebacteria dan Eubacteria yang dilihat dari aspek media dan pedagogik dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek media pada kelima multimedia interaktif tersebut memiliki kategori sangat baik pada sub aspek Usability, sub aspek Elemen Media Visual, dan sub aspek Interaktivitas. Sedangkan pada sub aspek Technical quality

dan Elemen Media Audio memperoleh kategori baik. Perolehan skor CD A pada aspek media sebesar 80,83%, CD B memperoleh skor aspek media sebesar 71,45%, CD C memperoleh skor aspek media sebesar 88,33%, CD D memperoleh skor aspek media sebesar 82,08%, dan CD E memperoleh skor aspek media sebesar 85,42%. Sedangkan pada aspek pedagogik multimedia interaktif tersebut memiliki kategori cukup, yaitu CD A memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 61,065%, CD B memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 59,29%, CD C memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 64,55%, CD D memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 44,235%, dan CD E memperoleh skor aspek pedagogik sebesar 43,885% dengan kategori cukup.

Berdasarkan hal tersebut kelima multimedia interaktif yang dianalisis pada aspek media memperoleh skor sebesar 81,662% dengan kategori sangat baik dan pada aspek pedagogik multimedia interaktif memperoleh data skor 54,605% dengan kategori cukup. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelima CD pembelajaran yang diteliti pada materi Virus, Monera, dan Fungi layak digunakan dengan disertai penjelasan-penjelasan tambahan informasi. Guru sebagai pengguna CD tersebut perlu membuat slide yang berisi informasi tambahan, seperti penjelasan mengenai bagaimana tahapan litik dan lisogenik baik dalam bentuk informasi, gambar atau animasi, keterangan struktur virus, struktur fungi, dan struktur monera dan menayangkannya bersama CD yang ada. Serta perlunya informasi mengenai penulisan spesies yang benar.


(42)

103

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh, ada beberapa hal yang menjadi saran dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Pada penelitian ini pemilihan CD yang dianalisis tidak melibatkan guru dan siswa dalam menentukan kelayakan CD interaktif yang baik menurut guru dan siswa tersebut. Sehingga, bagi peneliti selanjutnya lebih baik melibatkan guru dan siswa untuk menentukan feasibilitas dan kelayakan multimedia interaktif.

2. Berdasarkan analisis indikator pada instrumen untuk aspek pedagogik terdapat indikator pada aspek pedagogik yang belum tercantum. Sehingga, bagi penelitian selanjutnya hendaknya meninjau kembali indikator pada instrumen. Serta, pada instrumen ditambahkan indikator pedagogik, seperti hirarki konsep, kesesuaian evaluasi dengan yang disampaikan pada CD, proses berpikir siswa, meneliti ada atau tidaknya proses dalam membangun konsep pada multimedia inteaktif tersebut, pengolahan bahan ajar, strategi pembelajaran, dan pertanyaan produktif pada CD.

3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan multimedia interaktif Biologi SMA pada aspek media dan pedagogik. Penggunaan analisis kelayakan sendiri kurang tepat. Sehingga, pada tujuan penelitian selanjutnya hendaknya mencantumkan tujuan penelitian sebagai berikut, yaitu melakukan validasi logis pada multimedia interaktif yang dilihat pada aspek media dan aspek pedagogik.

4. Pada saat analisis kebenaran informasi dan kebenaran gambar diperoleh 164 kesalahan penulisan spesies, pada CD A terdapat 31 kesalahan nama spesies, CD B terdapat 49, CD C terdapat 22, CD D terdapat 37, dan CD E terdapat 25 kesalahan nama spesies. Sehingga, guru ketika mengetahui mengenai informasi yang salah tersebut segera mencocokkan dengan buku acuan untuk memvalidasi istilah yang salah tersebut dan selanjutnya guru tersebut harus memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada siswa, salah satunya dengan cara memperlihatkan slide tambahan informasi.


(43)

104

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. (2007). Edgar Dale’s Cone of Experience. [Online]. Tersedia: http://ctl.mesacc.edu/edgar-dales-cone-of-experience-2) [18 November 2012].

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.

Aryani, N. (2013). Optimalisasi pelayanan informasi berbasis web site dan penerapan pembelajaran berbasis informasi & teknologi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan Di sd islam al-azhar 8 kembangan jakarta barat. Thesis program studi administrasi pendidikan sekolah universitas muhammadiyah: tidak diterbitkan. [Online]. Tersedia: http://share.pdfonline.com /a8c3f58f4397421 d8361804369278a4d/ pdf%20tesis%20nani.htm [19 Mei 2013].

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: DEPDIKNAS.

Binanto, I. (2010). Multimedia Digital-Dasar Teori dan Pengembangannya. Jogyakarta: CV Andi Offset.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L.,Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L.,Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., Jackson, R.B. (2008). Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Corwin, E.J. (2007). Buku saku patofisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC.

Crozat, S., Hu. And Trigano, P. (1999). “A Method for Eavaluating Multimedia Learning Software”. Journal of Education et technologies de l'information Universite de Techhnologie de Compiege. 1, 714-719


(44)

105

Darkuni, M.N. (2001). Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).

Malang: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.

Dewi, A.R.K., (2011). Analisis Dan Perancangan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Biologi Untuk Sma Kelas Xi. [Online]. Tersedia:

repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2277_. pdf [ 17 Mei 2013]. Elrod, S., dan Stansfield, W. (2002). Genetika Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. Fried, G.H. dan Hademenos, G.J. (1999). Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Gandjar, I dan Sjamsudridzal, W. (2006). Mikologi:Dasar dan Terapan. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Hoek, V.D., Mann, D.G., dan Jhans, H.M. (1995). Algae introduction to phycology. English: Press Syndicate of University of Cambridge.

Jamaludin, R. (2005). Multimedia dalam Pendidikan. Kuala Lumpur: PRIN-AD SDN.BHD.

Jackson, A.C. (2013). Third edition RABIES scientific basis of the disease and its management. USA: Academic press.

Kemdikbud. (2013). Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013. [Online]. Tersedia: dikmen.kemdikbud.go.id/dak/Paparan%20Juklak%20DAK%20Dikmen [ 20 Juni 2013].

Khairinissa. (2012). Perbandingan Penggunaan Alat Evaluasi Berupa Gambar untuk menggali penguasan Konsel Sel dan Jaringan Tumbuhan. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kusnadi, Peristiwati, Purwianingsih, W., Rochintaniawati, D. (2003). Common Textbook (Edisi Revisi) Mikrobiologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.


(45)

106

Mulyadi, A. W., Nurdin, E. A., dan Waslaluddin. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Bandung : Pendidikan Ilmu Komputer UPI.

Mulyanta dan Marlon, L. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada.

Muninjaya, A.A.G. (1999). AIDS di Indonesia: Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Munir. (2008). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

_____. (2012). Multimedia (Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan). Bandung: Alfabeta.

Muslim, D.A.C. dan Winarni, S.M.E.W. (2004). Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Noviasri, P. (2010). Kunci Hapalan Biologi SMA. Yogyakarta: Galangpress. Pangera, A.A. dan Ariyus, D. (2005). Sistem Operasi. Yogyakarta: Andi Offset. Panis, I. C., (2012). Pengaruh Penerapan Model Awareness Training Terhadap

Kesadaran dan Pengetahuan Multibudaya Konselor. Tesis pada Jurusan Teknologi Pembelajaran UM; tidak diterbitkan.

Permendikbud. (2013). Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Lokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2013. [Online]. Tersedia:

http://www.slideshare.net/GussNo/juknis-dak-tahun-2013-smasmk-permendikbud-no-8-tahun-2013 [ 22 Juni 2013].

Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.


(46)

107

Pradana, R. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Uji Makanan Menggunakan Adobe Flash Professional Cs5. [Online]. Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/8872/ [15 Mei 2013].

Pratiwi, Maryati, S., Srikini., Suharno, Bambang, S. (2012). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Puspitasari, I. (2010). Cerdas Mengenali Penyakit dan Obat. Yogyakarta: B First. Putranto, A. (2013). Pengembangan game edukasi klasifikasi hewan

menggunakan adobe flash professional cs5 sebagai media pembelajaran biologi kelas vii di SMP N 15 Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/10051/ [22 Juni 2013].

Riandi. (2012). Media Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1963050119 88031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf [22 Juni 2013].

Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N., Dirjosoemarto, S., Adi Yudianto, S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, R., Nurjhani, M.K. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A.H., Rahardjito. (1984). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Samodra, D.W., Suhartono, V., dan Santosa, S. (2009). “Multimedia Pembelajaran Reproduksi Pada Manusia”. Journal Teknologi Informasi.5, (2), 695-710.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Saputro, S. (2012). Pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif pada pokok bahasan relasi dan fungsi untuk siswa SMP kelas


(47)

108

VIII. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http//eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317 [6 Februari 2012].

Sastrawinata, U.S. (2008). Virologi Manusia Jilid 1. Bandung: P.T Alumni.

Siswanto, J. (2010). Compact Disk Online (Cd-O) Sebagai Multimedia Interaktif Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek. [Online]. Tersedia: e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/ JP2F/article/download/ [20 November 2012].

Sonenklar, C. (2011). Health Report: Desease and disorders AIDS. USA: Twenty first Century Books.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2009). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sungkono. (2008). Evaluasi Media Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/sungkono-mpd/evaluasi-media.pdf [20 November 2012].

Supriyono. (2011). Pemanfaatan CD Multimedia Interaktif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah Negeri PadangRatu Kabupaten Lampung Utara. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php? no_skrip [20 Oktober 2012]. Supriatin, A. (2012). Penerapan modul terdatabase terhadap pnguasaan konsep


(48)

109

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=13997 [15 November 2012].

Supriatna, D. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

izaskia.files.wordpress.com/2010/03/pengenalan-media-pembelajaran.pdf

[22 Juni 2013].

Sutopo, A.H. (2003). Multimedia Interaktif Dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutopo, H. (2009). Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Berbasais Multimedia dengan Flash, PHP, dan MYSQL. Jurnal Informatika 10 (2): 79-85.

___________. (2011). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suwono, H. (2011). Panduan belajar Pengembangan Media Mata Pelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: http://repository.politeknik [21 Oktober 2012]. Tarigan, J. (1988). Pengantar Mikrobiologi. Jakarta:Departemen pendidikan dan

kebudayaan.

Trisanti, D.C dan Sanjaya, G.M. (2013). “Pengembangan Media Permainan Stoichio Game Pada Materi Pokok Konsep Mol Bagi Siswa SMA Sekolah Berstandar Internasional”. Journal of Chemical Education.2, (2), 181-187. Transfield, E.M.S., Budiwati, S.D., dan Mutiara, G.A. (2012). Analisa dan Pembuatan Aplikasi CD Interaktif Biologi SMP Kelas VII sesuai KTSP (Studi Kasus: SMP Cipagalo). [Online]. Tersedia: http://repository.politekniktelkom.ac.id. [11 Oktober 2012].

Utama, E.S. (2011). Implementasi Multimedia Pembelajaran CAI Model Tutorial Untuk Anak Tunarungu pada Keterampilan Komputer. Skripsi Jurusan Ilmu Komputer UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wahono, R.S. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://romisatriawahono.net/2006/06/21 aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/[21 November 2012].


(49)

110

Yuniarti, D. dan Dewi, P. (2012). Pengembangan Virtual Laboratory Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Materi Pembiakan Virus.

[Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu [21 November 2012]. Yuwono, T. (2005). Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.


(1)

Darkuni, M.N. (2001). Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.

Dewi, A.R.K., (2011). Analisis Dan Perancangan Aplikasi Multimedia Pembelajaran Biologi Untuk Sma Kelas Xi. [Online]. Tersedia: repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_07.12_.2277_. pdf [ 17 Mei 2013]. Elrod, S., dan Stansfield, W. (2002). Genetika Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

Fried, G.H. dan Hademenos, G.J. (1999). Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Gandjar, I dan Sjamsudridzal, W. (2006). Mikologi:Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hoek, V.D., Mann, D.G., dan Jhans, H.M. (1995). Algae introduction to phycology. English: Press Syndicate of University of Cambridge.

Jamaludin, R. (2005). Multimedia dalam Pendidikan. Kuala Lumpur: PRIN-AD SDN.BHD.

Jackson, A.C. (2013). Third edition RABIES scientific basis of the disease and its management. USA: Academic press.

Kemdikbud. (2013). Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013. [Online]. Tersedia: dikmen.kemdikbud.go.id/dak/Paparan%20Juklak%20DAK%20Dikmen [ 20 Juni 2013].

Khairinissa. (2012). Perbandingan Penggunaan Alat Evaluasi Berupa Gambar untuk menggali penguasan Konsel Sel dan Jaringan Tumbuhan. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kusnadi, Peristiwati, Purwianingsih, W., Rochintaniawati, D. (2003). Common Textbook (Edisi Revisi) Mikrobiologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.


(2)

Mulyadi, A. W., Nurdin, E. A., dan Waslaluddin. (2010). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Bandung : Pendidikan Ilmu Komputer UPI.

Mulyanta dan Marlon, L. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada.

Muninjaya, A.A.G. (1999). AIDS di Indonesia: Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Munir. (2008). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

_____. (2012). Multimedia (Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan). Bandung: Alfabeta.

Muslim, D.A.C. dan Winarni, S.M.E.W. (2004). Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Noviasri, P. (2010). Kunci Hapalan Biologi SMA. Yogyakarta: Galangpress.

Pangera, A.A. dan Ariyus, D. (2005). Sistem Operasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Panis, I. C., (2012). Pengaruh Penerapan Model Awareness Training Terhadap Kesadaran dan Pengetahuan Multibudaya Konselor. Tesis pada Jurusan Teknologi Pembelajaran UM; tidak diterbitkan.

Permendikbud. (2013). Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Lokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2013. [Online]. Tersedia:

http://www.slideshare.net/GussNo/juknis-dak-tahun-2013-smasmk-permendikbud-no-8-tahun-2013 [ 22 Juni 2013].

Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.


(3)

Pradana, R. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Uji Makanan Menggunakan Adobe Flash Professional Cs5. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/8872/ [15 Mei 2013].

Pratiwi, Maryati, S., Srikini., Suharno, Bambang, S. (2012). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Puspitasari, I. (2010). Cerdas Mengenali Penyakit dan Obat. Yogyakarta: B First.

Putranto, A. (2013). Pengembangan game edukasi klasifikasi hewan menggunakan adobe flash professional cs5 sebagai media pembelajaran biologi kelas vii di SMP N 15 Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/10051/ [22 Juni 2013].

Riandi. (2012). Media Pembelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1963050119 88031-RIANDI/Bahan_Kuliah/Media_pembelajaran_biologi.pdf [22 Juni 2013].

Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N., Dirjosoemarto, S., Adi Yudianto, S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, R., Nurjhani, M.K. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A.H., Rahardjito. (1984). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Samodra, D.W., Suhartono, V., dan Santosa, S. (2009). “Multimedia Pembelajaran Reproduksi Pada Manusia”. Journal Teknologi Informasi. 5, (2), 695-710.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Saputro, S. (2012). Pengembangan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif pada pokok bahasan relasi dan fungsi untuk siswa SMP kelas


(4)

VIII. Tesis Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http//eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317 [6 Februari 2012].

Sastrawinata, U.S. (2008). Virologi Manusia Jilid 1. Bandung: P.T Alumni.

Siswanto, J. (2010). Compact Disk Online (Cd-O) Sebagai Multimedia Interaktif Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek. [Online]. Tersedia: e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/ JP2F/article/download/ [20 November 2012].

Sonenklar, C. (2011). Health Report: Desease and disorders AIDS. USA: Twenty first Century Books.

Sudjana, N., dan Rivai, A. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2009). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sungkono. (2008). Evaluasi Media Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/sungkono-mpd/evaluasi-media.pdf [20 November 2012].

Supriyono. (2011). Pemanfaatan CD Multimedia Interaktif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Tsanawiyah Negeri PadangRatu Kabupaten Lampung Utara. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/skripsiview.php? no_skrip [20 Oktober 2012]. Supriatin, A. (2012). Penerapan modul terdatabase terhadap pnguasaan konsep


(5)

http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=13997 [15 November 2012].

Supriatna, D. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: izaskia.files.wordpress.com/2010/03/pengenalan-media-pembelajaran.pdf [22 Juni 2013].

Sutopo, A.H. (2003). Multimedia Interaktif Dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutopo, H. (2009). Pengembangan Evaluasi Pembelajaran Berbasais Multimedia dengan Flash, PHP, dan MYSQL. Jurnal Informatika 10 (2): 79-85.

___________. (2011). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suwono, H. (2011). Panduan belajar Pengembangan Media Mata Pelajaran Biologi. [Online]. Tersedia: http://repository.politeknik [21 Oktober 2012]. Tarigan, J. (1988). Pengantar Mikrobiologi. Jakarta:Departemen pendidikan dan

kebudayaan.

Trisanti, D.C dan Sanjaya, G.M. (2013). “Pengembangan Media Permainan Stoichio Game Pada Materi Pokok Konsep Mol Bagi Siswa SMA Sekolah Berstandar Internasional”. Journal of Chemical Education. 2, (2), 181-187. Transfield, E.M.S., Budiwati, S.D., dan Mutiara, G.A. (2012). Analisa dan Pembuatan Aplikasi CD Interaktif Biologi SMP Kelas VII sesuai KTSP (Studi Kasus: SMP Cipagalo). [Online]. Tersedia: http://repository.politekniktelkom.ac.id. [11 Oktober 2012].

Utama, E.S. (2011). Implementasi Multimedia Pembelajaran CAI Model Tutorial Untuk Anak Tunarungu pada Keterampilan Komputer. Skripsi Jurusan Ilmu Komputer UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wahono, R.S. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://romisatriawahono.net/2006/06/21 aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/ [21 November 2012].


(6)

Yuniarti, D. dan Dewi, P. (2012). Pengembangan Virtual Laboratory Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Materi Pembiakan Virus. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu [21 November 2012].