ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP.

(1)

Himalaya Wana Kelana, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Cikalong Wetan No. 153 Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilakukan di laboraturium Biologi SMA Negeri 1 Cikalong Wetan (Tanpa menggunakan ruang multimedia). Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa proses pembelajaran biologi di sekolah tersebut telah menggunakan multimedia berbasis komputer dengan dilengkapi sarana dan prasana pendukung seperti ketersediaan listrik, laptop, LCD, Speaker, dan lain sebagainya serta kedua guru yang menggunakan multimedia interaktif pun dapat mengoperasikannya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dengan Pra Penelitian pada bulan Desember dengan agenda menyusun proposal dan seminar proposal. Penyusunan instrument penelitian, judgement instrument berupa lembar observasi, angket dan pedoman wawancara oleh beberapa dosen ahli, Revisi instrumen dan uji coba dilaksanakan pada bulan Januari – Maret sehingga penelitian dapat dilaksanakan pada bulan April. Pengolahan data, analisis data, penulisan dan bimbingan skripsi dilaksanakan pada bulan Mei - Januari 2014.

B. Objek & Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif yang digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat dengan materi sistem pencernaan. Multimedia interaktif yang digunakan berupa multimedia CD Interaktif X dalam bentuk software Macromedia Flash yang diterbitkan pada tahun 2009 oleh salah satu perusahaan bidang informatika.


(2)

CD interaktif yang digunakan merupakan bantuan operasional dari pemerintah untuk sekolah-sekolah di Kabupaten Bandung Barat. Penentuan objek ini dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Sudjana & Ibrahim, 2009), yaitu mengetahui tingkat kelayakan multimedia interaktif berdasarkan instrumen penilaian kelayakan multimedia serta penilaian guru dan siswa yang menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran sistem pencernaan manusia.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Cikalong Wetan semester 2 (genap) tahun ajaran 2012/2013 yang sedang mempelajari materi sistem pencernaan. Teknik sampling yang digunakan untuk pemilihan subjek penelitian adalah purposive sampling berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa materi sistem pencernaan manusia berada pada tingkat SMA kelas XI semester genap. Penentuan kelas dilakukan dengan pengundian kelas sehingga digunakan empat kelas dari lima kelas yang tersedia dengan dua guru pengampu. Jumlah populasi siswa kelas XI IPA yang digunakan adalah ± 140 siswa dengan masing-masing kelas berjumlah ± 35 orang. Dengan demikian, pemilihan sekolah pun dilakukan secara purposive karena yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah ketersediaan multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD interaktif yang digunakan di sekolah tersebut beserta kelengkapan sarana dan prasarana pendukung.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan hanya bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat kelayakan multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD Interaktif pada materi Sistem Pencernaan bagi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XI Semester Genap. Seperti yang diungkapkan oleh Nasir (1985), bahwa tujuan dari metode deskriptif adalah memuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena-fenomena yang diselidiki.


(3)

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yang terkait dengan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Analisis kelayakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis tingkat kelayakan sebuah multimedia interaktif yang digunakan di sekolah untuk membantu proses pembelajaran pada materi sistem pencernaan manusia kelas XI semester genap. Tingkat kelayakan suatu media interaktif dinilai dari sudut pandang aspek media dan aspek pedagogik. Aspek media terdiri dari 1) technical quality (kualitas media secara teknis), 2) usability (kemudahan dalam pengoprasian), 3) elemen media visual (penyajian informasi yang secara nyata dapat dilihat), 4) elemen media audio (penyajian informasi yang secara nyata dapat didengar), dan 5)

interaktivitas (komunikasi dua arah antara multimedia dengan pengguna)

sedangkan aspek pedagogik terdiri dari 1) pembelajaran (penyajian informasi yang menunjang pembelajaran) dan 2) standar isi (kebenaran informasi dan kesesuaian informasi dalam multimedia dengan Standar Kurikulum yang berlaku). Indikator aspek media diadaptasi dari sebuah jurnal metode evaluasi software multimedia pembelajaran dengan judul “Evaluation of Multimedia, Pedagogical and Interactive Software (EMPI)”

yang ditulis oleh Crozat et al., (1999), sedangkan aspek pedagogik dikembangkan dari hasil penelitian Saputro (2012) dengan judul penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP Kelas VIII”. Semua kriteria kelayakan multimedia tersebut dituangkan dalam bentuk instrument lembar observasi yang telah melalui proses judgement oleh ahli media dan ahli materi berupa daftar check list berdasarkan kemunculan aspek.

2. Multimedia Interaktif adalah suatu media pembelajaran yang


(4)

lain-lain) bersifat interaktif dan dikemas dalam bentuk CD (Compact Disk) dioperasikan dengan menggunakan perangkat elektronik berupa player yang terintegrasi dengan komputer dan diproyeksikan menggunakan LCD,berisi materi-materi sistem pencernaan yang disajikan dalam bentuk teks, gambar dan animasi serta latihan soal berupa soal-soal pilihan ganda yang disertai dengan feedback dari jawaban yang diberikan. Multimedia interaktif memungkinkan pengguna (user) dapat belajar mandiri dengan adanya link,

tools dan navigasi serta terdapat adanya umpan balik antara pengguna

dengan program. Multimedia interaktif yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan multimedia yang dikemas dalam bentuk CD interaktif memuat materi-materi Biologi SMA Kelas XI diterbitkan secara komersial oleh salah satu perusahaan dalam negeri yang dijual secara terbatas. CD interaktif yang dianalisis berjumlah satu keping dan merupakan multimedia bantuan operasional dari Dinas Pendidikan Jawa Barat bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Bandung Barat dan telah digunakan selama satu tahun.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes berupa lembar observasi, angket, pedoman wawancara dan catatan lapangan. Berikut penjelasan instrumen penelitian yang digunakan:

1. Lembar observasi

Lembar observasi berupa lembar format penilaian multimedia interaktif mencakup kriteria-kriteria kelayakan suatu multimedia yang diisi oleh peneliti dengan menjalankan CD interaktif yang dianalisis. Penggunaan lembar observasi ini dilakukan bukan pada saat pembelajaran berlangsung. Lembar format penilaian yang digunakan merupakan hasil modifikasi sebagian dari aspek-aspek yang terdapat pada metode bantu evaluasi

software multimedia pembelajaran Evaluation of Multimedia, Pedagogical and Interactive Software (EMPI) yang dikembangkan oleh Crozat et al.,


(5)

sebagian dari kriteria-kriteria penilaian multimedia interaktif dari penelitian Saputro (2012) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP Kelas VIII”. Dari sekian indikator, peneliti memodifikasi dengan berbagai pertimbangan sehingga item indikator yang terdapat pada lembar observasi berjumlah 20 indikator dengan rubrik penilaian yang dikembangkan oleh peneliti dan disajikan dalam format tabel terdiri atas kolom aspek-aspek yang diamati dan kolom skoring berdasarkan skala penilaian 0, 1, 2, 3, dan 4 yang memungkinkan observer untuk memberikan tanda check list (√) pada kolom yang tersedia. Kebenaran isi deskripsi teks, gambar, dan animasi pun dianalisis oleh peneliti dengan merujuk pada beberapa buku acuan, seperti buku Biologi karya Campbell et al., Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Jilid I karya Dr. Kemal Adyana Kurnadi, Seeley’s Principle of Anatomy and Physiology karya Tate, Priciple of Anatomy an Physiology karya Tortora & Derrickson, Fundamentals of Anatomy & Physiology karya Martini serta buku-buku

sumber lain yang sesuai dengan materi sistem pencernaan manusia yang sering menjadi rujukan dalam pembelajaran bilogi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akurasi penggambaran konsep dari multimedia interaktif yang diteliti. Akurasi teks, gambar dan animasi dikembangkan dalam bentuk tabel terdiri dari kolom deskripsi pada multimedia interaktif, deskripsi pada buku rujukan dan kolom analisis. Kedua aspek tersebut beserta penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Multimedia Interaktif

No. Aspek Indikator Item Jumlah

Aspek Media

1. Technical Quality

(Kualitas media secara teknis)

a. Portabilitas 1

4

b. Instalasi 2

c. Kelancaran Pengoperasian 3

d. Dokumentasi 4

2. Usability


(6)

3. Elemen Media Visual

a. Teks 6

3 b. Keselarasan warna teks dan

Background 7

c. Ilustrasi (gambar, video, dan

animasi) 8

4. Elemen Media Audio

a. Narasi 9

3

b. Sound effect 10

c. Backsound 11

5. Interaktivitas a. Interaktivitas 12 1

Lanjutan 1. Tabel 3.1

No. Aspek Indikator Item Jumlah

Aspek Pedagogik

6. Pembelajaran

a. Keselarasan ilustrasi visual dan

deskripsi 13

5 b. Penekanan Pembelajaran 14

c. Evaluasi 15

d. Kebenaran gambar 16 e. Kebenaran animasi/video 17

7. Standar Isi

a. Akurasi (Kebenaran Informasi) 18

3 b. Kesesuaian dengan Kurikulum

yang Berlaku 19

c. Tujuan Pembelajaran 20

Rubrik penilaian atau pedoman penilaian multimedia interaktif dapat dilihat pada lampiran A.1. Instrumen yang digunakan telah melewati proses

judgement oleh dosen ahli media dan ahli materi serta diuji coba terlebih

dahulu sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data. Lembar observasi dan rubrik penilaian digunakan oleh peneliti dan dua peneliti lainnya yang bertindak sebagai observer setelah pembelajaran selesai di luar kelas dengan memutar CD interaktifnya.

2. Angket

Angket/kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Angket berupa selembaran berisi pertanyaan-pertanyaan diberikan kepada responden yaitu guru dan siswa sebagai data tambahan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru mengenai penggunaan multimedia interaktif. Dalam hal ini angket berfungsi sebagai data tambahan selain lembar observasi untuk menggali


(7)

pendapat mengenai pembelajaran pada materi sistem pencernaan manusia dengan bantuan multimedia interaktif. Angket tersebut diberikan kepada siswa dan guru setelah pembelajaran selesai. Angket yang digunakan diadaptasi dari metode bantu evaluasi software multimedia pembelajaran

Evaluation of Multimedia, Pedagogical and Interactive Software (EMPI)

yang dikembangkan oleh Crozat et al., (1998) dan Penelitian dari Saputro (2012) dengan item pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada angket terdiri dari empat alternatif jawaban yang tersedia berdasarkan pada skala Likert, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut beberapa aspek dan penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Angket untuk Siswa

No. Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator Item Jumlah

Aspek Pembelajaran

1. Kemanfaatan Materi Sistem Pencernaan Manusia

a. Merasakan manfaat materi sistem pencernaan manusia dalam pembelajaran

1 1

2. Keselarasan ilustrasi dan deskripsi

a. Informasi diberikan melalui

ilustrasi dan deskripsi 2 1 b. Ilustrasi mempermudah

memahami informasi 3 1 c. Membaca ilustrasi menjadi lebih

mudah dengan deskripsi yang jelas dan lengkap

4, 5* 2

3. Penekanan-penekanan pembelajaran

a. Warna membedakan

informasi-informasi penting 6 1 b. Ada bentuk seperti kotak atau

border untuk informasi yang penting

7 1

Aspek Standar Isi

4. Akurasi a. Kejelasan informasi 8* 1 b. Representasi kalangan, ras, dan

latar belakang budaya 9* 1 c. Pemahaman siswa terhadap

informasi pada media 10 1 d. Ada kata yang asing bagi siswa 11 1

5. Appropriateness a. Informasi relevan terhadap

pengguna

12, 13,

14* 3 Aspek Media

6. Technical Quality (Kualitas Media secara

a. Program berjalan dengan baik 15 1 b. Toleransi kesalahan 16 1


(8)

No. Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator Item Jumlah

Teknis) 7. Usability

(Kemudahan penggunaan)

c. Kemudahan pengoperasian

program oleh pengguna (guru) 17 1

8. Elemen Media a. Ukuran huruf 18 1

b. Kejelasan narasi 19 1 c. Interaktivitas program 20 1

Keterangan: *) pernyataan negatif (unfavorable)

Tabel 3.3 Tabel Kisi-kisi Angket untuk Guru

No. Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator Item Jumlah

Aspek Pembelajaran

1. Kemanfaatan Materi Sistem Pencernaan Manusia

a. Merasakan manfaat materi sistem pencernaan manusia dalam pembelajaran

1 1

2. Keselarasan ilustrasi dan deskripsi

a. Informasi diberikan melalui

ilustrasi dan deskripsi 2 1 b. Ilustrasi mempermudah

memahami informasi 3 1 c. Membaca ilustrasi menjadi lebih

mudah dengan deskripsi yang jelas dan lengkap

4,5*,6* 3

3. Penekanan-penekanan pembelajaran

a. Warna membedakan

informasi-informasi penting 7 1 b. Ada bentuk seperti kotak atau

border untuk informasi yang penting

8 1

Aspek Standar Isi

4. Akurasi a. Informasi benar 9 1

b. Informasi tidak menimbulkan

dua atau lebih penafsiran 10 1 c. Representasi kalangan, ras, dan

latar belakang budaya 11 1

5. Appropriateness a. Informasi relevan terhadap

pengguna 12 1

b. Informasi relevan terhadap

kurikulum yang berlaku 13 1 c. Interaksi relevan terhadap

pengguna 14 1

Aspek Media

6. Technical Quality (Kualitas Media secara Teknis)

a. Program berjalan dengan baik 15 1 b. Toleransi kesalahan 16 1 c. Kesederhanaan pengoperasian 17 1 d. Dokumentasi (petunjuk

penggunaan) memudahkan pengguna


(9)

No. Aspek Pembelajaran yang

diukur Indikator Item Jumlah

7. Usability

(Kemudahan penggunaan)

a. Peletakan elemen media 19 1 b. Warna sama pada elemen

dengan fungsi sama 20 1 c. Posisi navigasi konsisten 21 1 d. Ikon, simbol, dan tombol

konsisten 22 1

8. Elemen Media a. Ukuran huruf 23 1

b. Kejelasan narasi 24 1 c. Interaktivitas program 25 1

Keterangan: *) pernyataan negatif (unfavorable)

Respon siswa dan guru yang didapat dari angket siswa dan guru yang digunakan bertujuan untuk mendukung kenyataan atau fakta dari hasil penilaian lembar observasi. Setiap respon siswa dan guru dicocokkan kenyataannya dengan hasil lembar observasi sehingga dapat dianalisis kesenjangan antara respon siswa dengan hasil lembar observasi.

3. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan di awal penelitian kepada guru mata pelajaran Biologi untuk mengetahui penggunaan multimedia pada sekolah tersebut. Wawancara dilakukan kembali secara terstruktur (instructured interview) setelah proses pembelajaran selesai kepada dua guru mata pelajaran biologi yang menggunakan multimedia interaktif dan perwakilan siswa sebanyak 3 orang pada setiap kelas dari golongan persepsi ekstrim baik, ekstrim sedang dan ekstrim jelek berdasarkan hasil angket untuk menelusuri latar belakang pendapat tentang pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang digunakan. Berikut pedoman wawancara penilaian siswa terhadap multimedia interaktif dijabarkan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Tabel Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penilaian Siswa terhadap Multimedia Interaktif

No. Aspek Pertanyaan


(10)

Multimedia Interaktif interaktif dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem pencernaan ?

2. Kesan terhadap multimedia

interaktif 

Apa yang Anda sukai dari multimedia interaktif yang digunakan selama pembelajaran berlangsung ?

 Apa yang Anda tidak sukai dari multimedia interaktif yang digunakan selama

pembelajaran berlangsung ? 3. Keterbantuan memahami

materi

Apakah Anda mampu memahami konsep sistem pencernaan manusia dalam multimedia interaktif yang digunakan ?

4. Manfaat multimedia interaktif

Apakah manfaat yang Anda rasakan melalui pembelajaran menggunakan multimedia interaktif ?

5. Kemudahan memahami ilustrasi

Apakah Anda mengetahui maksud dari semua gambar dan animasi mana yang Anda tidak mengerti maksudnya ?

Pedoman wawancara penilaian guru terhadap pembelajaran berbasis multimedia interaktif berisi beberapa aspek yang menjadi bahan pertanyaan dalam wawancara dijabarkan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Tabel Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penilaian Guru terhadap Multimedia Interaktif

No. Aspek Pertanyaan

1. Kuantitas penggunaan Multimedia Interaktif

Apakah Bapak/Ibu selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran Biologi pada materi sistem pencernaan ? 2. Ketertarikan siswa terhadap

multimedia interaktif

Menurut pendapat Bapak/Ibu, bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran

menggunakan multimedia interaktif tersebut ? 3. Kelebihan multimedia dalam

pembelajaran

Menurut Bapak/Ibu, apa saja kelebihan multimedia interaktif tersebut ?

4. Kekurangan multimedia dalam pembelajaran

Menurut Bapak/Ibu, apa saja kekurangan multimedia interaktif tersebut ?

5. Informasi tambahan Menurut Bapak/Ibu, apakah perlu

mencantumkan alamat situs pada tampilan multimedia interaktif ?

6. Ketersediaan Hardware pendukung

Menurut Bapak/Ibu, apakah menyediakan

hardware tambahan untuk mendukung

keberlangsungan media ?


(11)

Catatan lapangan digunakan oleh peneliti ketika peneliti mengobservasi langsung ke lapangan mengikuti pembelajaran materi sistem pencernaan manusia dengan bantuan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran. Peneliti mencatat segala hal faktual yang terjadi dalam kelas saat pembelajaran berlangsung ke dalam catatan lapangan, dengan catatan lapangan peneliti dapat mengumpulkan data lebih mendalam, terinci dan lengkap.

Catatan lapangan dalam penelitian ini berupa catatan-catatan kecil yang dituangkan pada kertas yang mencakup fakta-fakta mengenai penggunaan multimedia interaktif di dalam kelas. Proses pencatatan dilakukan secepat mungkin dengan urutan tidak sistematis karena peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian di dalam kelas berlangsung dengan sangat cepat. Lalu penulis dapat menyusun kembali catatan-catatan tersebut menjadi lebih sistematis berdasarkan urutan pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi data, dimana teknik pengumpulan data ini bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2013). Teknik-teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengisian lembar observasi tingkat kelayakan multimedia interaktif. Pengambilan data ini dilakukan melalui mengisi lembar observasi berdasarkan rubrik penilaian tingkat kelayakan multimedia interaktif dilihat dari aspek media dan aspek pedagogik

2. Memberikan angket kepada siswa dan guru setelah kegiatan pembelajaran selesai. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat diisi oleh siswa dan guru dengan memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Alternatif jawaban yang tersedia dibuat berdasarkan skala Likert untuk mengukur sikap,


(12)

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).

3. Melakukan wawancara terhadap wakil siswa dan guru untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap multimedia interaktif setelah pembelajaran selesai berdasarkan hasil angket dari persepsi extreme baik, sedang dan jelek.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Lembar Observasi Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif Data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan rubrik penilaian kelayakan multimedia interaktif pada lembar observasi dihitung jumlah dan presentasinya menggunakan skala pengukuran (rating scale). Menurut Sugiyono (2013), dengan skala pengukuran (rating scale) data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4. Yang penting bagi penyusun instrument dengan rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrument (Sugiyono, 2013). Perhitungan rating scale menggunakan rumus sebagai berikut:

(Berdasarkan Sugiyono, 2013)

Keterangan:

K = Kelayakan multimedia interaktif F = Jumlah jawaban responden N = Skor tertinggi

I = Jumlah item R = Jumlah responden

Perolehan skor yang dihasilkan merupakan nilai dari kelayakan suatu multimedia interaktif. Jumlah skor yang didapat, diinterpretasikan ke dalam


(13)

lima kategori kualifikasi tingkat kelayakan multimedia interaktif. Suatu multimedia interaktif dikatakan layak jika mencapai persentase ≥ 61%. Jika perolehan persentasenya kurang dari angka tersebut maka multimedia interaktif tersebut masih dikatakan kurang layak (Sanjaya&Trisanti, 2012). Interpretasi kelayakan multimedia interaktif dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kelayakan Multimedia Interaktif

Kategori Persentase (%) Kualifikasi

A 0-20 Sangat Lemah

B 21-40 Lemah

C 41-60 Cukup

D 61-80 Baik/Layak

E 81-100 Sangat Baik/Sangat Layak

(Berdasarkan Sanjaya dan Trisanti, 2012)

Secara kontinum, interpretasi tingkat kelayakan multimedia interaktif diatas dapat digambarkan ke dalam lima kategori sebagai berikut.

Gambar 3.1 Garis Kontinum Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif Sumber : Sugiyono dalam Sanjaya & Trisanti (2012)

2. Analisis Data Hasil Angket Siswa dan Guru

Data angket penilaian siswa dan guru terhadap multimedia CD interaktif diperoleh menggunakan skala Likert, sehingga data yang diperoleh berupa data kualitatif. Data kualitatif tersebut dirubah menjadi data kuantitatif dengan penentuan penyekoran sebagai berikut :

0 – 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%

Sangat Lemah

Lemah Sangat

Baik/Layak Cukup


(14)

Tabel 3.7 Skor Respon Siswa

Pernyataan Respon

Kriteria Sangat Setuju

(SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (SS)

Sangat Tidak Setuju

(STS) Positif

(Favorable) 4 3 2 1

Negatif

(Unfavorable) 1 2 3 4

(Berdasarkan Rustaman, et al., 2005:160)

Data yang telah dirubah menjadi data kuantitatif, kemudian dilakukan penjumlahan dan persen tiap item pertanyaan menggunakan rumus berikut:

(Berdasarkan Sugiyono, 2013)

Keterangan:

N = Kelayakan multimedia interaktif F = Jumlah jawaban responden


(15)

N = Skor tertinggi I = Jumlah item R = Jumlah responden

Kemudian hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan skala interpretasi yang diperoleh dengan cara membagi jumlah skor ideal menjadi empat kategori, secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Garis Kontinum Angket Siswa dan Guru Sumber : Sugiyono (2013)

3. Analisis Data Hasil Wawancara Siswa dan Guru

Wawancara terhadap siswa dan guru mengenai penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran sistem pencernaan manusia menghasilkan data kualitatif. Data kualitatif tersebut dianalisis dengan cara kualitatif dengan mengelompokkan jawaban berdasarkan kemiripan jawaban dari responden. Data hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan dideskripsikan sesuai dengan jawaban dari responden.

G. Prosedur Penelitian

Sebuah penelitian akan berjalan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, jika penelitian tersebut dilaksanakan melalui tahapan-tahapan yang telah direncanakan. Agar penelitian yang penulis lakukan dapat berjalan dengan baik guna mencapai hasil yang maksimal, maka dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap agar penelitian lebih terarah, yaitu sebagai berikut:

76% - 100% 51% - 75%

26% - 50% 0 – 25%

Tidak Setuju Sangat

Tidak Setuju

Sangat Setuju Setuju


(16)

1. Tahap Pra Persiapan

a. Studi pendahuluan, dilakukan dengan wawancara pada guru mata pelajaran Biologi pada beberapa sekolah mengenai ketersediaan multimedia interaktif dan sarana pendukungnya. Hal ini dilakukan guna mendapatkan data mengenai pemanfaatan multimedia interaktif di sekolah-sekolah tersebut, khususnya mengenai ketersediaan multimedia interaktif dalam bentuk CD (Compact Disk) yang memuat materi sistem pencernaan manusia serta mengamati ketersediaan sarana dan prasarana pendukung dalam penggunaan multimedia interaktif ini seperti adanya kelas multimedia, LCD, infocus, speaker, laptop/komputer dan adanya sumber listrik.

b. Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori-teori yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti yaitu tentang multimedia interaktif dan penerapannya serta kriteria analisiskelayakannya sebagai bahan rujukan. Studi literatur dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji buku-buku, artikel, jurnal pendidikan terkait dan mencari informasi tambahan melalui internet serta mempelajari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil dari studi literatur ini bisa dijadikan landasan dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti dan memberi latar belakang mengapa masalah tersebut penting diteliti serta solusi permasalahannya. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian yaitu menggali tentang kelayakan multimedia interaktif pada sistem pencernaan manusia.

2. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Pemilihan lokasi dan subjek penelitian yang akan dijadikan sebagai sumber data dan lokasi penelitian yang disesuaikan dengan keperluan dan kepentingan fokus penelitian. Fokus penelitian ini adalah ketersediaan


(17)

ketersediaan CD interaktif serta sarana dan prasana yang mendukung pembelajaran dengan multimedia berbasis komputer seperti laptop/komputer, LCD, infokus, dan speaker. Maka dipilihlah SMA Negeri 1 Cikalong Wetan dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut telah menggunakan multimedia berbasis komputer dalam proses pembelajaran. Multimedia interaktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD (Compact

Disk) interaktif bantuan operasional dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat yang diterbitkan oleh salah satu instansi dalam negeri yang dijual komersil secara terbatas. Setelah lokasi penelitian dan subjek penelitian ditetapkan, selanjutnya penulis mengupayakan perizinan dari instansi terkait untuk sekolah yang dijadikan sebagai tempat pengambilan data penelitian. Kemudian melakukan konsultasi dengan guru yang bersangkutan untuk menyepakati waktu yang tepat untuk pelaksanaan penelitian.

b. Perumusan kisi-kisi interument penelitian yang terdiri dari kisi-kisi lembar observasi penilaian multimedia interaktif, kisi-kisi angket siswa dan guru serta kisi-kisi pedoman wawancara siswa dan guru.

c. Membuat instrumen penelitian, berupa lembar observasi, angket siswa dan guru, serta pedoman wawancara siswa dan guru berdasarkan rumusan kisi-kisi instrument penelitian. Lembar observasi yang digunakan merupakan format penilaian multimedia interaktif dengan menilai dua aspek utama yaitu aspek media dan aspek pedagogik. Kedua aspek tersebut diadaptasi dari sebuah jurnal dan penelitian sebelumnya. Aspek media merupakan hasil adaptasi dari metode bantu evaluasi software multimedia pembelajaran Evaluation of Multimedia, Pedagogical and Interactive Software (EMPI) yang dikembangkan oleh

Crozat et al., (1998) dengan cara memodifikasi sebagian dari indikator instrument pada EMP. Kriteria penilaian aspek media yang digunakan dalam penelitian ini meliputi technical quality, usability, elemen media visual, elemen media audio dan interaktivitas. Selanjutnya untuk aspek


(18)

pedagogik mengadaptasi sebagian dari indikator penilaian dari penelitian sebelumnya oleh Saputro (2012) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP Kelas VIII”. Dari tiga kriteria yang ada, penelitian ini hanya mengadaptasi aspek standar isi dan pembelajaran dengan indikator yang dikembangkan oleh peneliti. Kemudian peneliti merumuskan rubrik penilaian untuk setiap indikator yang diberi skor 0, 1, 2, 3 dan 4.

Angket respon siswa dan guru dibuat pertanyaan-pertanyaan dengan indikator yang diadaptasi dari metode bantu evaluasi software multimedia pembelajaran oleh Crozat et al., (1998) dan Penelitian dari Saputro (2012). Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada angket terdiri dari empat alternatif jawaban yang tersedia berdasarkan pada skala Likert, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan pedoman wawancara disusun untuk menelusuri latar belakang pendapat tentang pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang digunakan yang terdiri dari beberapa pertanyaan.

d. Judgement dan validasi instrument penelitian dilakukan oleh beberapa dosen ahli yang menekuni bidang berbeda. Lembar observasi dijudgement oleh dosen yang menekuni bidang media untuk aspek media yang berjumlah dua orang dan satu orang dosen ahli materi melakukan judgement terhadap aspek pedagogik. Sedangkan angket respon siswa dan pedoman wawancara di judgemen oleh satu orang dosen yang ahli dalam bidangnya. Instumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini melalui dua kali proses judgement. Setelah proses judgemen pertama, peneliti melakukan diskusi dengan dosen pembimbing untuk merevisi instrument. Setelah instrument direvisi, revisi intrumen ditunjukkan kepada dosen ahli untuk proses judgement yang kedua. Selanjutnya instrument diuji coba untuk mengetahui keterbacaan dari isntrumen


(19)

tersebut. Kemudian instrument dinyatakan valid atau sahih untuk digunakan dalam penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan meliputi:

a. Mengikuti proses pembelajaran menggunakan multimedia interaktif di SMA Negeri 1 Cikalong Wetan sesuai dengan skenario pembelajaran dan rencana pembelajaran yang telah disusun oleh guru yang bersangkutan. Pembelajaran berlangsung selama dua jam pelajaran (± 90 menit) untuk setiap kelas sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. Dalam hal ini peneliti hanya mengamati kegiatan pembelajaran biologi pada materi sistem pencernaan manusia dengan bantuan multimedia interaktif dan mencatat segala hal faktual yang terjadi dalam kelas saat pembelajaran berlangsung ke dalam catatan lapangan, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara mendetail dan lengkap. b. Memberikan angket kepada responden yaitu guru dan siswa setelah

proses pembelajaran materi sistem pencernaan manusia dengan menggunakan multimedia interaktif selesai. Siswa diberikan kesempatan untuk mengisi angket pada jam istirahat pertama. Selanjutnya setelah semua angket terkumpul, peneliti mengidentifikasi hasil angket siswa untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai berdasarkan hasil angket untuk menjaring pendapat siswa.

c. Mewawancarai responden yaitu dua guru mata pelajaran biologi dan tiga orang siswa perkelas dari persepsi extreme yang berbeda. Wawancara siswa dilakukan setelah identifikasi hasil angket selesai pada hari yang sama dengan jam pelajaran biologi, hal ini bertujuan supaya siswa masih mengingat pembelajaran materi sistem pencernaan manusia dengan bantuan multimedia interaktif sehingga didapatkan informasi pendapat siswa tentang pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang digunakan. Maka wawancara dilakukan pada saat jam istirahat kedua, dengan suasana yang lebih tenang dan pendekatan yang lebih dekat


(20)

supaya responden lebih terbuka dalam menyampaikan pendapatnya. Wawancara guru dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu setelah penelitian di sekolah selesai dilaksanakan. Tujuan dari wawancara guru adalah untuk mendapatkan informasi mengenai pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses mengajar materi sistem pencernaan manusia. d. Menilai kelayakan multimedia melalui format penilaian media

pembelajaran pada lembar observasi oleh tiga orang observer (peneliti dan dua orang peneliti lain yang berkompeten pada bidang media dan biologi secara cross-over agar didapatkan hasil yang valid. Penilaian kelayakan multimedia ini dilakukan dengan cara memutar CD interaktif bukan pada jam pelajaran atau proses belajar mengajar berlangsung dan menganalisis kemunculan aspek pada tiap-tiap indikator dengan memberikan skor pada masing-masing aspek. Scoring pada lembar observasi mengacu pada rubrik penilaian multimedia interaktif (Lampiran A.2). Indikator akurasi (kebenaran informasi), kebenaran gambar dan kebenaran animasi/video dianalisis dengan cara yang berbeda dari indikator lainnya, yaitu melalui perbandingan dengan beberapa buku acuan. Setiap informasi, gambar, animasi/video dicocokkan kebenarannya dengan informasi yang terdapat pada buku acuan dan diberi skor berdasarkan rubrik penilaian multimedia interaktif serta mencantumkan analisa pada kolom analisis di setiap sub konsep. Skor yang didapat untuk setiap informasi, gambar ataupun animasi/video dirata-ratakan untuk mendapat skor indikator.

4. Tahap Analisis Data dan Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan cara mengolah data hasil catatan lapangan, lembar observasi, angket, dan wawancara dengan cara scoring berdasarkan kemunculan aspek dan didukung oleh hasil catatan lapangan.


(21)

skor hasil analisis ketiga observer. Kemudian merata-ratakan skor setiap sub aspek. Selanjutnya skor setiap sub aspek dirata-ratakan untuk mendapatkan skor per aspek dan dikonvesikan ke dalam bentuk persentase sesuai dengan rumus yang dijabarkan pada teknik analisis bab III sehingga didapatkan data berupa data kuantitatif. Kemudian data tersebut diinterpretasikan ke dalam data kualitatif berdasarkan skala penilaian yang terdapat pada teknik analisis data bab III sehingga didapatkan hasil akhir analisis kelayakan multimedia interaktif.

b. Menganalisis hasil angket siswa dan guru dengan merekapitulasi keseluruhan angket siswa dan guru lalu diberi skor pada setiap item pernyataan. Skor item dijumlahkan berdasarkan sub aspek kemudian di rata-ratakan. Setiap skor sub aspek dijumlahkan kembali dan dirata-ratakan agar mendapatkan skor akhir pada setiap aspek. Hasil scoring kemudian dirubah ke dalam bentuk persentase dan dideskripsikan berdasarkan skala interpretasi pada gambar 3.1.

c. Menganalisis hasil wawancara siswa dan guru mengenai pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran materi sistem pencernaan manusia. Hasil wawancara berupa data kualitatif yang ditabulasikan pada lampiran B.7 untuk hasil wawancara siswa dan lampiran B.8 untuk hasil wawancara guru.

d. Menganalisis hasil catatan lapangan yang digunakan saat mengikuti pembelajaran sistem pencernaan manusia di sekolah. Hasil catatan lapangan disusun secara sistematis sesuai urutan pembelajaran.

5. Tahap Akhir

a. Membahas hasil analisis data yang diperoleh

b. Membuat kesimpulan mengenai kelayakan multimedia interaktif pada materi sistem pencernaan manusia

c. Memberikan beberapa rekomendasi terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang sesuai


(22)

H. Alur Penelitian

Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap Pembuatan Laporan Penelitian Tahap Pelaksanaan

Tahap Persiapan

Tahap Pra Persiapan:  Studi Pendahuluan  Studi Literatur  Penyusunan Proposal

Pemilihan subjek penelitian berdasarkan kategori, yaitu sekolah yang menggunakan multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD Interaktif.

Menyusun, menjudgement, dan revisi lembar observasi, angket siswa, angket guru, pedoman wawancara guru dan pedoman wawancara siswa.

Wawancara Lembar

Observasi Angket

SMA Negeri 1 Cikalong Wetan

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.

Analisis tingkat kelayakan multimedia interaktif menggunakan lembar observasi penilaian.

Data hasil analisis multimedia interaktif, angket siswa dan guru serta wawancara siswa dan guru.

Pengolahan dan Analisis Data

Interpretasi Data Pembahasan Penarikan Kesimpulan Catatan Lapangan Tahap Pelaksanaan Tahap Persiapan

Tahap Pra Persiapan:  Studi Pendahuluan  Studi Literatur  Penyusunan Proposal

Pemilihan subjek penelitian berdasarkan kategori, yaitu sekolah yang menggunakan multimedia interaktif yang dikemas dalam bentuk CD Interaktif.

Menyusun, menjudgement, dan revisi lembar observasi, angket siswa, angket guru, pedoman wawancara guru dan pedoman wawancara siswa.

Wawancara Lembar

Observasi Angket

SMA Negeri 1 Cikalong Wetan

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan multimedia interaktif.

Analisis tingkat kelayakan multimedia interaktif menggunakan lembar observasi penilaian.

Data hasil analisis multimedia interaktif, angket siswa dan guru serta wawancara siswa dan guru.

Pengolahan dan Analisis Data

Interpretasi Data

Pembahasan

Penarikan Kesimpulan Catatan Lapangan


(23)

Himalaya Wana Kelana, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan di lapangan yang telah dianalisis oleh peneliti dan dikaji dengan berbagai literatur, dapat dikemukakan bahwa tingkat kelayakan multimedia interaktif pada materi sistem pencernaan manusia bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI semester genap dapat di masukkan ke dalam kategori baik dan layak digunakan dalam pembelajaran baik dalam aspek media maupun aspek pedagogik. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis lembar observasi yang menunjukkan nilai persentase aspek media yaitu 63,4% berada pada kategori baik dan aspek pedagogik bernilai 65,5% berada pada kategori baik pula. Nilai total dari kedua aspek tersebut yaitu 64,5% dan melewati standar

tingkat kelayakan multimedia interaktif (≥ 61%).

Hasil respon siswa dan guru pun selaras dengan hasil lembar observasi, sebagian besar siswa sangat setuju pada aspek pembelajaran dengan perolehan nilai persentase 76,2%, dan memberikan respon setuju pada aspek standar isi dan aspek media dengan perolehan nilai persentase masing-masing sebesar 64,7% dan 71,7%. Kedua guru yang menggunakan multimedia interaktif dalam pengajaran biologi merespon sangat setuju pada aspek pembelajaran dan aspek standar isi dengan persentase 93,3% dan 85,5% sedangkan pada aspek media kedua guru tersebut menunjukkan respon setuju dengan persentase 73%.

B. Rekomendasi

Disamping tingkat kelayakan yang tergolong ke dalam kategori baik dari penggunaan multimedia interaktif, di lapangan penulis masih melihat beberapa hal negatif yang sifatnya mendasar dan perlu diperhatikan solusinya. Maka rekomendasi yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Multimedia interaktif ini terdapat beberapa kekurangan, diantaranya tidak terdapat backsound dan tujuan pembelajaran, serta masih lemahnya kriteria


(24)

kelayakan multimedia interaktif yang ideal pada beberapa indikator seperti dokumentasi. Hal ini tidak berarti multimedia ini tidak layak digunakan dalam pembelajaran. Guru dapat menggunakan multimedia ini dan melengkapinya dengan media-media lainnya sehingga konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum dapat tersampaikan materi secara tuntas. Misalnya di dalam multimedia interaktif ini tidak terdapat konsep tentang penyakit dan kelainan pada sistem pencernaan manusia, maka guru dapat menggunakan media lain untuk melengkapinya.

2. Dalam implementasinya, penggunaan multimedia interaktif ini digunakan di ruang labolaturium biologi dengan fasilitas satu buah laptop, layar/LCD, infokus dan speaker. Multimedia interaktif terintegrasi dengan sarana dan prasarana sekolah. Pembelajaran yang efektif hendaknya didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga memberikan kenyamanan belajar pada peserta didik. Ketersediaan ruang multimedia interaktif dengan

supporting hardware seperti tersedianya laptop/komputer untuk setiap siswa

agar lebih meningkatkan interaktifitasnya, speaker dengan kualitas yang bagus agar dapat didengar oleh seluruh siswa, infokus dengan kondisi yang tahan lama sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran serta ketepatan peletakan layar/LCD yang dapat dilihat dari berbagai sisi akan lebih mendukung jalannya proses belajar mengajar.

3. Di dalam multimedia interaktif ini, hampir semua bagian layar (screen) didominasi oleh teks. Bagi pengembang dan pembuat media pembelajaran, hendaknya memperhatikan perbandingan teks, visual (gambar, video, animasi) dan audio. Dalam hal ini porsi dari teks, visual dan audio dalam sebuah multimedia harus seproporsial mungkin dengan lebih menonjolkan aspek visual didukung oleh audio yang tepat dan porsi teks yang paling sedikit dibanding dengan aspek lainnya. Penggunaan teks dalam multimedia yang baik adalah tidak lebih dari setengah layar agar multimedia tersebut lebih menarik dan tidak menimbulkan kebosanan bagi siswa. Ukuran teks pun perlu diperhatikan agar dapat terbaca dari berbagai posisi


(25)

tempat duduk siswa. Minimal ukuran huruf yang digunakan sebesar 24 pt untuk multimedia yang digunakan di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.

4. Penelitian ini mengadaptasi beberapa aspek dari dua sumber berbeda. Untuk penelitian selanjutnya, analisis tingkat kelayakan multimedia interaktif hendaknya dapat menggunakan berbagai aspek dalam menganalisis suatu multimedia interaktif, terutama aspek-aspek yang belum digunakan dalam penelitian ini misalnya aspek perasaan umum dan aspek rekayasa software sehingga hasilnya lebih lengkap khususnya bila analisis ini digunakan dari bidang keilmuan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Idealnya efektivitas suatu media pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa, namun penelitian ini hanya terfokuskan untuk menilai kelayakan multimedia interaktif dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian yang telah ada. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengukur efektivitas media pembelajaran dari hasil belajar siswa sebagai bahan evaluasi dari keefektivan media tersebut untuk memperkuat penilaian aspek pedagogiknya.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H.M. (2004). Dale’s Cone of Experience. [Online] Tersedia: http://www.mc.uky.edu/Pharmacy/edinnovation/pdf/Step%20Dales%20Con e.pdf [16 Januari 2014]

Anonim. (____). Cone of Learning (Edgar Dale). [Online] Tersedia: http://sunflowerexperiment.com [2 Februari 2013].

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arvianto, I.R. & Masduki, B.M. (2011). “Penggunaan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dengan Pendekatan Instruksional Concrete Representational Abstract (Cra) (PTK Pada Siswa Kelas XI SMK N 1 Banyudono)”. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah.

halaman 170-179. [Online] Tersedia:

http://masdukiums.files.wordpress.com/2011/11/mak-170-179.pdf [21 November 2012]

Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Atmadji, C. & Soeleman, M.A. (2010). “Multimedia Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen”. Jurnal Teknologi Informasi. 6, (1), 56-72.

[Online]. Tersedia: http://ebookbrowse.com/multimedia-pembelajaran-mata-kuliah-sistem-informasi-manajemen-pdf-d94012214 [2 Novemver 2012] Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah.

Jakarta: DEPDIKNAS.

Campbell, Reece & Mitchell. (2004). Biologi Jilid 3. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Campbell, et. al.,. (2011). Biolgy 9th Edition. San Francisco: Pearson Education,

Inc.

Crozat, S., Hu, O. & Trigano, P. (1998). “A Method for Evaluating Multimedia Learning Software”. Memoire de Dea, UTC.


(27)

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Satu Nusa.

Ekanara, B. (2011). Hubungan Kemampuan Penalaran dengan Keterampilan

Argumentasi Siswa pada Konsep Sistem Pencernaan Melalui PBL ( Problem Based Learning). Skripsi Sarjana pada UPI Bandung. [Online]

Tersedia: http://respository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6718 [23 Juni 2013]

Eristi, S.D. (2008). “The Effectiveness of Interactive Instruction CD Designed Through The Pre-School Students”. Journal of Theoretical and Applied Information Technology. 832-839.

KEMDIKBUD. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. [Online] Tersedia:

http://www.paudni.Kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/pp-no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan.pdf [12 Januari 2014]

Kurnadi, K.A. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia (II). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Martini, F.H., Nath, J.L. & Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of Anatomy &

Physiology. United States of Canada: Pearson.

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nasir, M. (1985). Metode Pengambilan Sampel (Sampling Method Sistematika

dan Format). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Novel, S.S. (2012). Rangkuman Biologi SMA Kelas 1, 2, 3. Jakarta: Gagas Media.

Rumanta, M. (2007). Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rustaman, N.Y., dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM PRESS.

Saputro, S.A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia


(28)

VII. Tesis Jurusan Pendidikan FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317 [17 Februari 2013] Sinarta, V.M. (2012). Analisis dan Perancangan CD Interaktif sebagai Media

Informasi dan Promosi pada PT. T&T Media Corp Yogyakarta. Skripsi

Sarjana pada AMIKOM Yogyakarta. [Online] Tersedia: http://repository.amikom.ac.id/files/Naskah_Publikasi%2004.12.0795.pdf [2 November 2012]

Sudjana, N. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung.

Sudjana, N. & Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan : Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, N. & Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Susilana & Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Suyanto, M. (2004). Analisis dan desain aplikasi multimedia untuk pemasaran. Yogyakarta : CV. Andi Offset

Shabrina, L. (2012). Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir

Kreatif Siswa Melalui Media Animasi Pada Konsep Sistem Ekskresi Manusia (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Tate, P. (2011). Seeley’s Principle of Anatomy and Physiology Second Edition. New York: McGraw-Hill.

Transfield, E.M.S., Budiwati, S.D., & Mutiara, G.A. (2012). Analisa dan

Pembuatan Aplikasi CD Interaktif Biologi SMP Kelas VII sesuai KTSP (Studi Kasus: SMP Cipagalo). [Online] Tersedia:

http://library.politekniktelkom.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=284 47 [1 November 2012]


(29)

Trisanti, D.C. & Sanjaya, I.G.M. (2013). Pengembangan Media Permainan Stoichio Game pada Materi Pokok Konsep Mol bagi Siswa SMA Sekolah Berstandar Internasional. Unesa Journal of Chemical Education. 2, (2), 181-187

Tortora, G. & Derrickson, B. (2011). Principles of Anatomy & Physiology

Organization, Support, and Movemont, and Control System of the Human Body. Inggris: John Wiley & Sons, Inc.

Wahono, R.S. (2008). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. [Online] Tersedia: http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran [17 November 2012]

Yayan. (2009). Manfaat Penggunaan Media Pengajaran Bagi Peningkatan Mutu

Pembelajaran (Studi Deskriptif Analitis Pada Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Multimedia Berbasis Komputer di Kelaas X SMA N 3 Bandung). Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Zainal, A., Diastira, A.P. & Taufik, A.D. (2010). Analisis dan Perancangan CD

Interaktif Pemakaian Sistem Online P2KB. Skripsi Sarjana pada BINUS

Jakarta. [Online] Tersedia:

http://library.binus.ac.id/Thesis/Keyword/cd%20interaktif/media/3/ethesis_ detail/2011-2-00229-DS [2 November 2012]


(1)

Himalaya Wana Kelana, 2014

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelayakan multimedia interaktif yang ideal pada beberapa indikator seperti dokumentasi. Hal ini tidak berarti multimedia ini tidak layak digunakan dalam pembelajaran. Guru dapat menggunakan multimedia ini dan melengkapinya dengan media-media lainnya sehingga konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum dapat tersampaikan materi secara tuntas. Misalnya di dalam multimedia interaktif ini tidak terdapat konsep tentang penyakit dan kelainan pada sistem pencernaan manusia, maka guru dapat menggunakan media lain untuk melengkapinya.

2. Dalam implementasinya, penggunaan multimedia interaktif ini digunakan di ruang labolaturium biologi dengan fasilitas satu buah laptop, layar/LCD, infokus dan speaker. Multimedia interaktif terintegrasi dengan sarana dan prasarana sekolah. Pembelajaran yang efektif hendaknya didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga memberikan kenyamanan belajar pada peserta didik. Ketersediaan ruang multimedia interaktif dengan supporting hardware seperti tersedianya laptop/komputer untuk setiap siswa agar lebih meningkatkan interaktifitasnya, speaker dengan kualitas yang bagus agar dapat didengar oleh seluruh siswa, infokus dengan kondisi yang tahan lama sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran serta ketepatan peletakan layar/LCD yang dapat dilihat dari berbagai sisi akan lebih mendukung jalannya proses belajar mengajar.

3. Di dalam multimedia interaktif ini, hampir semua bagian layar (screen) didominasi oleh teks. Bagi pengembang dan pembuat media pembelajaran, hendaknya memperhatikan perbandingan teks, visual (gambar, video, animasi) dan audio. Dalam hal ini porsi dari teks, visual dan audio dalam sebuah multimedia harus seproporsial mungkin dengan lebih menonjolkan aspek visual didukung oleh audio yang tepat dan porsi teks yang paling sedikit dibanding dengan aspek lainnya. Penggunaan teks dalam multimedia yang baik adalah tidak lebih dari setengah layar agar multimedia tersebut lebih menarik dan tidak menimbulkan kebosanan bagi siswa. Ukuran teks pun perlu diperhatikan agar dapat terbaca dari berbagai posisi


(2)

101

Himalaya Wana Kelana, 2014

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempat duduk siswa. Minimal ukuran huruf yang digunakan sebesar 24 pt untuk multimedia yang digunakan di kelas dengan jumlah siswa yang banyak.

4. Penelitian ini mengadaptasi beberapa aspek dari dua sumber berbeda. Untuk penelitian selanjutnya, analisis tingkat kelayakan multimedia interaktif hendaknya dapat menggunakan berbagai aspek dalam menganalisis suatu multimedia interaktif, terutama aspek-aspek yang belum digunakan dalam penelitian ini misalnya aspek perasaan umum dan aspek rekayasa software sehingga hasilnya lebih lengkap khususnya bila analisis ini digunakan dari bidang keilmuan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Idealnya efektivitas suatu media pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa, namun penelitian ini hanya terfokuskan untuk menilai kelayakan multimedia interaktif dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian yang telah ada. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengukur efektivitas media pembelajaran dari hasil belajar siswa sebagai bahan evaluasi dari keefektivan media tersebut untuk memperkuat penilaian aspek pedagogiknya.


(3)

Himalaya Wana Kelana, 2014

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H.M. (2004). Dale’s Cone of Experience. [Online] Tersedia: http://www.mc.uky.edu/Pharmacy/edinnovation/pdf/Step%20Dales%20Con e.pdf [16 Januari 2014]

Anonim. (____). Cone of Learning (Edgar Dale). [Online] Tersedia: http://sunflowerexperiment.com [2 Februari 2013].

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arvianto, I.R. & Masduki, B.M. (2011). “Penggunaan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa dengan Pendekatan Instruksional Concrete Representational Abstract (Cra) (PTK Pada Siswa Kelas XI SMK N 1 Banyudono)”. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah.

halaman 170-179. [Online] Tersedia:

http://masdukiums.files.wordpress.com/2011/11/mak-170-179.pdf [21 November 2012]

Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Atmadji, C. & Soeleman, M.A. (2010). “Multimedia Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen”. Jurnal Teknologi Informasi. 6, (1), 56-72. [Online]. Tersedia: http://ebookbrowse.com/multimedia-pembelajaran-mata-kuliah-sistem-informasi-manajemen-pdf-d94012214 [2 Novemver 2012]

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah. Jakarta: DEPDIKNAS.

Campbell, Reece & Mitchell. (2004). Biologi Jilid 3. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Campbell, et. al.,. (2011). Biolgy 9th Edition. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Crozat, S., Hu, O. & Trigano, P. (1998). “A Method for Evaluating Multimedia


(4)

103

Himalaya Wana Kelana, 2014

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. Satu Nusa.

Ekanara, B. (2011). Hubungan Kemampuan Penalaran dengan Keterampilan Argumentasi Siswa pada Konsep Sistem Pencernaan Melalui PBL ( Problem Based Learning). Skripsi Sarjana pada UPI Bandung. [Online] Tersedia: http://respository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6718 [23 Juni 2013]

Eristi, S.D. (2008). “The Effectiveness of Interactive Instruction CD Designed Through The Pre-School Students”. Journal of Theoretical and Applied Information Technology. 832-839.

KEMDIKBUD. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. [Online] Tersedia: http://www.paudni.Kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/pp-no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan.pdf [12 Januari 2014]

Kurnadi, K.A. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia (II). Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Martini, F.H., Nath, J.L. & Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of Anatomy & Physiology. United States of Canada: Pearson.

Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Nasir, M. (1985). Metode Pengambilan Sampel (Sampling Method Sistematika dan Format). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Novel, S.S. (2012). Rangkuman Biologi SMA Kelas 1, 2, 3. Jakarta: Gagas Media.

Rumanta, M. (2007). Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rustaman, N.Y., dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM PRESS.

Saputro, S.A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi untuk Siswa SMP Kelas


(5)

Himalaya Wana Kelana, 2014

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

VII. Tesis Jurusan Pendidikan FPMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317 [17 Februari 2013] Sinarta, V.M. (2012). Analisis dan Perancangan CD Interaktif sebagai Media Informasi dan Promosi pada PT. T&T Media Corp Yogyakarta. Skripsi Sarjana pada AMIKOM Yogyakarta. [Online] Tersedia: http://repository.amikom.ac.id/files/Naskah_Publikasi%2004.12.0795.pdf [2 November 2012]

Sudjana, N. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung.

Sudjana, N. & Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan : Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, N. & Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Susilana & Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Suyanto, M. (2004). Analisis dan desain aplikasi multimedia untuk pemasaran. Yogyakarta : CV. Andi Offset

Shabrina, L. (2012). Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Media Animasi Pada Konsep Sistem Ekskresi Manusia (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tate, P. (2011). Seeley’s Principle of Anatomy and Physiology Second Edition. New York: McGraw-Hill.

Transfield, E.M.S., Budiwati, S.D., & Mutiara, G.A. (2012). Analisa dan Pembuatan Aplikasi CD Interaktif Biologi SMP Kelas VII sesuai KTSP

(Studi Kasus: SMP Cipagalo). [Online] Tersedia:

http://library.politekniktelkom.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=284 47 [1 November 2012]


(6)

105

Himalaya Wana Kelana, 2014

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MANUSIA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XI SEMESTER GENAP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trisanti, D.C. & Sanjaya, I.G.M. (2013). Pengembangan Media Permainan Stoichio Game pada Materi Pokok Konsep Mol bagi Siswa SMA Sekolah Berstandar Internasional. Unesa Journal of Chemical Education. 2, (2), 181-187

Tortora, G. & Derrickson, B. (2011). Principles of Anatomy & Physiology Organization, Support, and Movemont, and Control System of the Human Body. Inggris: John Wiley & Sons, Inc.

Wahono, R.S. (2008). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. [Online] Tersedia: http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran [17 November 2012]

Yayan. (2009). Manfaat Penggunaan Media Pengajaran Bagi Peningkatan Mutu Pembelajaran (Studi Deskriptif Analitis Pada Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Multimedia Berbasis Komputer di Kelaas X SMA N 3 Bandung). Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan Zainal, A., Diastira, A.P. & Taufik, A.D. (2010). Analisis dan Perancangan CD

Interaktif Pemakaian Sistem Online P2KB. Skripsi Sarjana pada BINUS

Jakarta. [Online] Tersedia:

http://library.binus.ac.id/Thesis/Keyword/cd%20interaktif/media/3/ethesis_ detail/2011-2-00229-DS [2 November 2012]