Hutan Konservasi Tangkubanparahu.
-
\
!
.S:~II/I
\
1
2
3
..
-
________..
S/iJSa
RilVll
4
_~8 _
"" ..~ JMJ
~~.
Peb
-
5
20
~!:-:
-
_.-
-
[(OMPAS
- -----.
I
-
.._-
, Mar
.-.
7
6
21
-,_.
Apr
KallllS
8
22
'
.,_0.
-- '
9
10
24
23
o
(,.J ,JI/lllal
11
25
12
26
(lJgu
SaVill
15
13
27
28
29
16
30
31
-----'\ Mel
JlIIJ
OJ(I/
-0~
OOkt
Ags~---.Sep
ONov
ODes
Hutan Konservasi
Tangkubanparahu
:
=
---
-..---
Oleh
R
,
--
DJOKO
SUBINARTO
ncana pembangunan di kawasan hutan konservasi
Tangkubanparahuagaknyasemakinmendekatike-
yataan. Meski belum mendapatkan rekomendasi
dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pihak PT Graha Rani
Putra P~rsada (GRPP) yangtelah mengantongi surat izin dari Menteri Kehutanan mulai membabatvegetasi di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu (KompasJabar,
26/8/2009).
Betdasarkan surat bemomor
S.508jMenhut-IV/2007
dan
SK.306jMenhut -11/2009,Menhut
memberikan izin pembangunan
serta pengusahaan pariwisata
alam kepada PT GRPP di lahan seluas 250 hektar di kawasan hutan
Tangkubanparahu. Area seluas itu
mencalrup pemanfaatan 175 hektar taman wisata alam Tangkubanparahu dan 75 hektar hutan konservasi Tangkubanparahu.
Padahal, menurut Peraturan
Daerah Jabar Nomor 1 Tahun
2008, pembangunan di kawasan
Bandung utara harus mendapatkan rekomendasi dari Gubemur
Jabar. Pertanyaannya, apa dampak
ekologis yang akan muncul jika
rencana pembangunan di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu itu dilaksanakan?
Peran penting
Rutan adalah ekosistem yang
luar biasa kaya dan mempunyai
peran mahapenting bagi keberlangsungan seluruh proses kehidupan diplanetBumi.
Rutan ikut membantu menstabilkan iklim dengan earn mengatur keseimbangan gas-gas di atmosfer, menjaga stabilitas curah
hujan, menjaga .keseimbangan
temperatur, memasok oksigen,
menyerap zat-zat pencemar, mencegah munculnya kawasan gurun
pasir (disertifikasi), menjadi kawasan sumber cadangan air, menyediakan habitat bagiberbagaijenis organisme, serta menjalankan
berbagai fungsiekologislain.
Agar manfaat hutan tidak punah, s:I~~
earn yang perlu di-
tempuh adalah melakukan konservasi. Ditilik dari segi makna,
konservasidiartikan sebagaiusaha
pengelolaan yang dilakukan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam sehingga dapat
menghasilkan keuntungan sebesar-besamya secara berkelanjutan
untuk generasi manusia saat ini
serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan
dan aspirasi generasi yang akan
datang (lrwanto, 2006).
Menurut Strategi Konservasi
Duniayang digagasoleh The International Union for Conservation
of Nature and Natural Resources
yangberbasis di Gland,Swiss,konservasi memiliki tiga tujuan utama: Tiga tujuan utama itu adalah
memelihara proses ekologi yang
esensialdan sistem pendukungkehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetis, serta menjamin pemanfaatanjenis (spesies)
dan ekosistem secara berkesinambungan.
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 41Tahun 1999tentang Kehutanan, hutan konservasi adalah
kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu yang mempunyai fungsi
pokok sebagaikawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya,
yang berfungsi pula sebagai wilayah penyanggakehidupan. Disamping itu, hutan konservasi diperuntukkan pula bagikeperluan pengetahuan dan pendidikan.
Idealnya hutan konservasi dilindungi secara ketat sehingga tidak boleh ada sedikit pun gangguanmanusia yang:dapatmenggang-
- --
K lip i n 9 Hum a sUn
pod
---
2009'---
gu proses alami di kawasan tersebut.
Pembangunan
Ada yang berpandangan bahwa
pembangunan, sampai batas tertentu, dapat saja dilakukan di kawasan hutan konservasisepanjang
sesuai dengan bentang alam dan
lingkungan setempat. Namun, tidak sedikit pakar lingkungan yang
berkeyakinan bahwa pembangunan sekecil apa pun di kawasan hutan konservasitetap akan melahirkan sejumlah dampak ekologis
yang mengancam kelestarian
alamo
Ada beberapa dampak ekologis
yang mungkin bisa muncul akibat
adanya aktivitas pembangunan di
kawasan hutan konservasi.
Pertama, pembangunan biasanyadiawalidenganpembabatan vegetasi, seperti sebagian rumput,
perdu, dan pohon habitat asli. lni
sudah mulai teIjadi di kawasanhutan konservasi Tangkubanparahu
sebagaimana dilaporkan Kompas
Jabardan sejumlahmedialokallain
belum lama ini. Akibat yang bisa
muncul dari pembabatan iniadalah
perubahan komposisi tanaman
yangbakalmengarah padakerusakan ekosistem berupa musnahnya
spesiesfloradan faunatertentu.
--
--
--
"
Mengingat dampak
ekologis yang mungkin
akan timbul, jelas rencana
pembangunan di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu itu patut
disesalkan.
Kedua, pembangunan biasanya
menuntut pembukaan jalur-jalur
jalan bagi kendaraan bennotor.
Keberadaanjalur jalan barn ini,selain meningkatkan polusi suara
dan udara, juga menjadi ancaman
khusus bagi berbagai fauna di kawasan hutan konservasi.
Ketiga, sejumlah fasilitas akan
berdiri seiring dengan pembangunan yang dilakukan. Namun,
umumnya fasilitas ini tidak pernah berkaitan dengan aktivitas
konservasi. Keberadaan fasilitas
ini kemungkinan malah bisa
mengubah struktur tanah serta
pola resapan dan aliran air hujan.
H~~~~kan
timbulnya
.
erosi dan perubahan topografi
alam, yang menjadikan kualitas
linglrnngandi kawasan hutan konservasi berikut kawasan di sekitarnyamakin terdegradasi.
Keempat, pembangunan sangat
boleh jadi bakal memicu peningkatan penggunaan tenaga Iistrik,
bahan bakar minyak, dan air serta
produksi sampah. Hasilnya adalah
peningkatan polusi (udara, suara,
cahaya,dan tanah) di sekitar hutan
konservasi, yang pada_gilirannya
membuat linglrnnganmakin rusak.
Mengingat dampak ekologis
yang mungkin akan timbul, jelas
rencana pembangunan di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu itu patut disesalkan.
Bagaimanapun,jika tetap berjalan, pembangunan di kawasan hutan konservasi Tangkubanparahu
ini kemungkinan besar akan semakin membuat kondisi linglrnngan
kawasan Bandung utara yang sekarang sudah kritis bertambah kritis.Sudah barang tentu hal ini akan
menambah panjang tlaftar kerusakan alam di wiIayah Bandung
Rayakhususnya dan Jabarumumnya.
DJOKOSUBINARTO
PenulisLepas;Alumnus
Universitas Padjadjaran
_
Ban.,1ung
\
!
.S:~II/I
\
1
2
3
..
-
________..
S/iJSa
RilVll
4
_~8 _
"" ..~ JMJ
~~.
Peb
-
5
20
~!:-:
-
_.-
-
[(OMPAS
- -----.
I
-
.._-
, Mar
.-.
7
6
21
-,_.
Apr
KallllS
8
22
'
.,_0.
-- '
9
10
24
23
o
(,.J ,JI/lllal
11
25
12
26
(lJgu
SaVill
15
13
27
28
29
16
30
31
-----'\ Mel
JlIIJ
OJ(I/
-0~
OOkt
Ags~---.Sep
ONov
ODes
Hutan Konservasi
Tangkubanparahu
:
=
---
-..---
Oleh
R
,
--
DJOKO
SUBINARTO
ncana pembangunan di kawasan hutan konservasi
Tangkubanparahuagaknyasemakinmendekatike-
yataan. Meski belum mendapatkan rekomendasi
dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pihak PT Graha Rani
Putra P~rsada (GRPP) yangtelah mengantongi surat izin dari Menteri Kehutanan mulai membabatvegetasi di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu (KompasJabar,
26/8/2009).
Betdasarkan surat bemomor
S.508jMenhut-IV/2007
dan
SK.306jMenhut -11/2009,Menhut
memberikan izin pembangunan
serta pengusahaan pariwisata
alam kepada PT GRPP di lahan seluas 250 hektar di kawasan hutan
Tangkubanparahu. Area seluas itu
mencalrup pemanfaatan 175 hektar taman wisata alam Tangkubanparahu dan 75 hektar hutan konservasi Tangkubanparahu.
Padahal, menurut Peraturan
Daerah Jabar Nomor 1 Tahun
2008, pembangunan di kawasan
Bandung utara harus mendapatkan rekomendasi dari Gubemur
Jabar. Pertanyaannya, apa dampak
ekologis yang akan muncul jika
rencana pembangunan di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu itu dilaksanakan?
Peran penting
Rutan adalah ekosistem yang
luar biasa kaya dan mempunyai
peran mahapenting bagi keberlangsungan seluruh proses kehidupan diplanetBumi.
Rutan ikut membantu menstabilkan iklim dengan earn mengatur keseimbangan gas-gas di atmosfer, menjaga stabilitas curah
hujan, menjaga .keseimbangan
temperatur, memasok oksigen,
menyerap zat-zat pencemar, mencegah munculnya kawasan gurun
pasir (disertifikasi), menjadi kawasan sumber cadangan air, menyediakan habitat bagiberbagaijenis organisme, serta menjalankan
berbagai fungsiekologislain.
Agar manfaat hutan tidak punah, s:I~~
earn yang perlu di-
tempuh adalah melakukan konservasi. Ditilik dari segi makna,
konservasidiartikan sebagaiusaha
pengelolaan yang dilakukan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam sehingga dapat
menghasilkan keuntungan sebesar-besamya secara berkelanjutan
untuk generasi manusia saat ini
serta tetap memelihara potensinya untuk memenuhi kebutuhan
dan aspirasi generasi yang akan
datang (lrwanto, 2006).
Menurut Strategi Konservasi
Duniayang digagasoleh The International Union for Conservation
of Nature and Natural Resources
yangberbasis di Gland,Swiss,konservasi memiliki tiga tujuan utama: Tiga tujuan utama itu adalah
memelihara proses ekologi yang
esensialdan sistem pendukungkehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetis, serta menjamin pemanfaatanjenis (spesies)
dan ekosistem secara berkesinambungan.
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 41Tahun 1999tentang Kehutanan, hutan konservasi adalah
kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu yang mempunyai fungsi
pokok sebagaikawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya,
yang berfungsi pula sebagai wilayah penyanggakehidupan. Disamping itu, hutan konservasi diperuntukkan pula bagikeperluan pengetahuan dan pendidikan.
Idealnya hutan konservasi dilindungi secara ketat sehingga tidak boleh ada sedikit pun gangguanmanusia yang:dapatmenggang-
- --
K lip i n 9 Hum a sUn
pod
---
2009'---
gu proses alami di kawasan tersebut.
Pembangunan
Ada yang berpandangan bahwa
pembangunan, sampai batas tertentu, dapat saja dilakukan di kawasan hutan konservasisepanjang
sesuai dengan bentang alam dan
lingkungan setempat. Namun, tidak sedikit pakar lingkungan yang
berkeyakinan bahwa pembangunan sekecil apa pun di kawasan hutan konservasitetap akan melahirkan sejumlah dampak ekologis
yang mengancam kelestarian
alamo
Ada beberapa dampak ekologis
yang mungkin bisa muncul akibat
adanya aktivitas pembangunan di
kawasan hutan konservasi.
Pertama, pembangunan biasanyadiawalidenganpembabatan vegetasi, seperti sebagian rumput,
perdu, dan pohon habitat asli. lni
sudah mulai teIjadi di kawasanhutan konservasi Tangkubanparahu
sebagaimana dilaporkan Kompas
Jabardan sejumlahmedialokallain
belum lama ini. Akibat yang bisa
muncul dari pembabatan iniadalah
perubahan komposisi tanaman
yangbakalmengarah padakerusakan ekosistem berupa musnahnya
spesiesfloradan faunatertentu.
--
--
--
"
Mengingat dampak
ekologis yang mungkin
akan timbul, jelas rencana
pembangunan di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu itu patut
disesalkan.
Kedua, pembangunan biasanya
menuntut pembukaan jalur-jalur
jalan bagi kendaraan bennotor.
Keberadaanjalur jalan barn ini,selain meningkatkan polusi suara
dan udara, juga menjadi ancaman
khusus bagi berbagai fauna di kawasan hutan konservasi.
Ketiga, sejumlah fasilitas akan
berdiri seiring dengan pembangunan yang dilakukan. Namun,
umumnya fasilitas ini tidak pernah berkaitan dengan aktivitas
konservasi. Keberadaan fasilitas
ini kemungkinan malah bisa
mengubah struktur tanah serta
pola resapan dan aliran air hujan.
H~~~~kan
timbulnya
.
erosi dan perubahan topografi
alam, yang menjadikan kualitas
linglrnngandi kawasan hutan konservasi berikut kawasan di sekitarnyamakin terdegradasi.
Keempat, pembangunan sangat
boleh jadi bakal memicu peningkatan penggunaan tenaga Iistrik,
bahan bakar minyak, dan air serta
produksi sampah. Hasilnya adalah
peningkatan polusi (udara, suara,
cahaya,dan tanah) di sekitar hutan
konservasi, yang pada_gilirannya
membuat linglrnnganmakin rusak.
Mengingat dampak ekologis
yang mungkin akan timbul, jelas
rencana pembangunan di kawasan
hutan konservasi Tangkubanparahu itu patut disesalkan.
Bagaimanapun,jika tetap berjalan, pembangunan di kawasan hutan konservasi Tangkubanparahu
ini kemungkinan besar akan semakin membuat kondisi linglrnngan
kawasan Bandung utara yang sekarang sudah kritis bertambah kritis.Sudah barang tentu hal ini akan
menambah panjang tlaftar kerusakan alam di wiIayah Bandung
Rayakhususnya dan Jabarumumnya.
DJOKOSUBINARTO
PenulisLepas;Alumnus
Universitas Padjadjaran
_
Ban.,1ung