IMPLIKASI ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA TERHADAP PERDAGANGAN INDONESIA DIKAITKAN DENGAN AGREEMENT ON IMPLEMENTATION OF ARTICLE VI OF THE GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE 1994.

IMPLIKASI PERJANJIAN ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) TERHADAP
PERDAGANGAN INDONESIA DIKAITKAN DENGAN AGREEMENT ON
IMPLEMENTATION OF ARTICLE VI OF THE GENERAL AGREEMENT ON TARIFFS AND
TRADE 1994

ABSTRAK
Arlavinda Nara
110110070583
Indonesia, sebagai salah satu negara anggota Association of South-East Asian
Nations (ASEAN) telah menandatangani perjanjian kerjasama ACFTA dan telah
dilaksanakan selama satu tahun ini. Salah satu tujuan dari perjanjian kerjasama ini adalah
untuk meniadakan jurang pemisah antara China dengan negara-negara ASEAN. Dalam
praktiknya, China melakukan kecurangan terhadap Indonesia yang menyebabkan kerugian
serius terhadap Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi
perjanjian ACFTA terhadap perdagangan Indonesia menurut pengaturan World Trade
Organization (WTO) dan upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk
menindaklanjuti kasus dumping yang dilakukan oleh China.
Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif-yuridis yang mempelajari dan
menganalisis pengaturan-pengaturan WTO yang relevan dengan spesifikasi pendekatan
deskriptif-analisis yang bermaksud memberikan gambaran implementasi perjanjian yang
telah disepakati bersama. Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif

yang dilakukan berdasarkan kenyataan yang ada dan penelitian berupa penjelasan yang
tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka.
Hasil penelitian ini adalah China terbukti melakukan pelanggaran terhadap isi dari
perjanjian ACFTA, dalam hal ini dalam kasus Polyester Staple Fiber sehingga menyebabkan
kerugian yang serius terhadap Indonesia. Dengan terbukti adanya tindakan dumping ini,
maka Pemerintah Indonesia dapat mengambil tindakan serius untuk melindungi
perdagangan domestiknya. Upaya penetapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) yang
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terhadap China dalam hal ini sudah tepat dilakukan
karena sesuai dengan pengaturan yang terdapat dalam WTO, terutama pengaturan
mengenai anti dumping untuk mewujudkan kerjasama perdagangan internasional yang adil.

THE IMPLICATION OF ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA IN INDONESIA’S TRADING
IN ASSOCIATED WITH THE AGREEMENT ON ARTICLE VI OF THE GENERAL
AGREEMENT ON TARIFFS AND TRADE 1994

ABSTRACT
Arlavinda Nara
110110070583
Indonesia, as one of the member countries of the Association of South-East Asian
Nations (ASEAN) has signed a cooperation agreement, ACFTA, and has been executed

during this one year. One of the goals of this partnership agreement is to negate the gap
between China and ASEAN countries. In practice, China commits fraud for Indonesia which
caused serious injury against Indonesia. This research was conducted to find out the
implementation of the ACFTA agreement in Indonesia according to the World Trade
Organization (WTO) and the efforts that can be made by the Government of Indonesia to
follow up cases of dumping made by China.
This research used the normative-juridical approach that examines and analyzes the
WTO arrangements relevant to the specification of a descriptive-analysis approach that aims
to give an idea to implementation agreements that have been mutually agreed. Methods of
data analysis used qualitative methods that carried out based on the fact that there is an
explanation and research that cannot be expressed in the form of numbers.
The results of this research is China has proved of violation of the ACFTA, in this
case in the case of Polyester Staple Fiber causing serious injury against Indonesia. With the
proven of existence of dumping action, the Government of Indonesia could take any serious
action to protect its domestic trade. Efforts of BMAD which has conducted by the
Government of Indonesia against China is in accordance with the arrangements contained in
the WTO, especially the arrangement of antidumping to comply with its international trade
fair cooperation.