Penguatan Konsumsi Lokal.

[(OMPAS
o Se/asa
123
17

18

OJan

4

19
OPeb

20

5

21

0

6

8

Rabu
7
22

8
23

Kam;s
9

24

10

0
25


Jumat

~

o Sabtu
12

26

8 Mar OApr o Me; OJun OJul 0 Ags

0

13
27

OSep

M;nggu


14
28

OOkt

15
29

16
30

ONov

ODes

Penguatan Konsumsi Lokal
Oleh

INDRA


YUDHA

MAMBEA

- ----

adai krisis finansial yang menerpa Indonesia di perlengahan tahun 2008 mulai mereda. Namun, belum
sempat dua tahun menghela, kini perekonomian nasional harus bertempur habis-habisan dalam menghadapi
persaingan di ajangACFTA

B

Sejak palu peIjanjian ACFTA
diketuk 1 Januari lalu, produsen
lokal mulai menjerit. Pasalnya,
omzet mereka turun akibat pasar
lokal yang dibanjiri produk impor,
terutama dari China. Kekhawatiran teIjadinya gulung tikar bagi
produsen lokal semakin merebak

karena produk mereka tidak bisa
bersaing di pasar.
Pada satu sisi, masuknya produk asing termasuk produk China
ke Indonesia memang baik karena
hal ini akan memanjakan konsumen dalam negeri dalam pemenuhan kebutuhan konsumsinya.
Harga produk China yang lebih
murah dengan jumlah produk
yang bermacam-macam tentunya
akan sangat menguntungkan masyarakat Indonesia sebagaikonsumen. Namun, di lain sisi banyak
produsen dalam negeri yang juga
penyedia barang-barang untuk dikonsumsi belum siap bersaing karena biaya produksinya masih relatiftinggi.
Tingginya biaya produksi ini
memberi konsekuensi pada tingginya harga produk lokaldan berakibat langsung dengan sulitnya produk lokal bersaing dengan produk
China....Kondisi
---ini menimbulkan

efek domino berupa banyaknya
produsen lokal yang akan gulung
tikar, jumlah penganggur akan
meningkat, dan kondisi perekonomian Indonesiake depan akan terpuruk.

ACFTAsudah kita sepakati dan
kita tidak bisamundur dari persaingan ini. Demo anti-ACFTAyang
akhir-akhir ini marak digelar hanya membuang energi. Sebaiknya kita duduk sejenak kemudian mencoba
berpikir jernih bagaimana caranya memenangi
persaingan.
Cara-cara
tradisional yang dilakukan pemerintah dengan
menahan laju impor barang yang
bisa diproduksi di dalam negeri tidakakan ampuh.
Stimulus

,

Yangharus pemerintah lakukan
adalah menstimulasi produsen 10kal agar bisa menghasilkan barang
bermutu tinggi sehingga bisa bersaing di pasar nasional bahkan internasional, mengeluarkan regulasi yang bisa menumbuhkembangkan usaha di Indonesia, memperbaiki sarana prasarana pendukung
industri
nasional,memangkas
alur
".."

,.,
c..

birokrasi, dan kemudian membangkitkan kesadaran konsumen
untuk mengonsumsi produklokal.
Stimulus yang bisa pemerintah
lakukan agarprodusen lokalmampu menghasilkan barang bermutu
tinggi bisa dilakukan dengan cara
membuka pasar ke luar negeri.
Standar kualitas konsumen mancanegara yang umumnya tinggi dipercaya akan merangsang produsen kita untuk meningkatkan kualitas produknya. Dengan dibukanya kesempatan pemasaran ke luar, produsen lokal diharapkan
akan berusaha meningkatkan kualitas produknya sehingga pada
akhirnya kualitas produk lokaljuga akan semakin baik dan
mampu berkompetisi.
Usaha
pemerintah
meningkatkan kualitas
LUHUR produk lokal itu juga
mesti didukung kebijakan pemerintah lainnya, seperti memangkas pajak yang
diwajibkankepada produsen lokal.
Besarnya pajakyang harns mereka

bayar sudah barang tentu akan
meningkatkan biaya produksi. Besarnya biaya produksi ini, selain
akan berdampak pada mahalnya
produk yang dihasilkan, bisa juga
berdampak pada berhentinya laju
produksi karena produsen tidak
lagi berdaya menanggung biaya
produksi yang tinggitersebut.
Berhentinya produksi dari industri nasional sudah barang tentu
akan menghasilkan penganggur
yang jumlahnya tidak sedikit. Be-

Kliping Humas Unpad 2010
---

---

31

-


-

berapa kasus sudah mulai terasa
akhir-akhir ini,yaitu industri teksti1nasional sudah banyak yang gulung tikar. Kebangkrutan industri
ini sudah otomatis akan diikuti dengan kebijakan PHK besar-besaran dan keadaan ini akan semakin
buruk sebab bisa mengakibatkan
banyak persoalan sosial.
Hal lain yangbisa dilakukan pemerintah menghadapi ACFTA
adalah dengan membangkitkan
kesadaran konsumen (masyarakat
Indonesia) agar mengonsumsi
produk lokal. Jumlah penduduk
Indonesia yang sangat besar merupakan potensi besar yang bisa
kita manfaatkan untuk mempertahankan produk lokal dengan
mengarahkan konsumsi. mereka
terhadap produk lokal. Pemerintah bisa mencontoh gerakan "ekonomi sosial" pada tahun 1998 dengan gerakan "aku cinta rupiah".
Dengan konsep yang sama,hari ini
pemerintah bisa mewacanakan
dan menggelorakan gerakan "aku

cinta produk lokal".
Seandainya konsumen lokal bisa diarahkan kepada produk lokal,
sangat dimungkinkan dalam jangka pendek produsen lokalbisabertahan. Kemudian jika kesadaran
konsumen tersebut bisa tetap dipertahankan, diyakinidaIamjangka panjang sambil terus mengembangkan inovasiuntuk menghasilkan produk barn yang kreatif, kita
bisa menyaingi produk luar, bahkan bisa mendepak keluar produk
asingtersebut.

- -

Rasa nasionalisme

Menurut hemat penulis, rasa
nasionalisme ikut berperan dalam
hal ini. Pemerintah harus menelurkan kebijakan yang proprodusen dalam negeri denganjalan mewacanakan secara besar-besaran
kebijakan "akucinta produklokal".
Pewacanaan tersebut bisa dilakukan pemerintah dengan mengampanyekan "aku cinta produk lokal"
atau dengan tindakan konkret, seperti mewajibkan seluruh pejabat
negara termasuk pejabat-pejabat
di daerah menggunakan produk
lokal.

Tampilan para pejabat negara
dengan mengenakan produk lokal
diharapkan menjalarkepada rakyat Indonesia secara keseluruhan.
Selama ini cukup disayangkan,fenomena di lapangan masih bertolak belakang. Banyak pejabat kita
yang bangga mengenakan produk
luar dan melupakan produk daerahnya.
Seandainya pejabat daerah kita
bangga mengenakan produk daerahnya, misalnya pejabat Jabar
bangga mengenakan batik trusmi
Cirebon, sepatu Cibaduyut, dan
bangga memajang produk Jabar
lain,baikdi rumahmaupundikantordinas, hal ini tentusajaakan sangat berpengaruh bagi kebanggaan masyarakat untuk memilih
produk lokaldaripada produk luar.
INDRAYUDHAMAMBEA
Alumnus FakultasEkonomi
UniversitasPadjadjaran