PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT.

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJ AK
TERHADAP KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK ORANG PRIBADI DALAM
MEMENUHI KEWAJ IBAN PAJ AK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA
SURABAYA RUNGKUT

SKRIPSI

Disusun oleh:
Refi Tr ipuspitasar i
0813010014/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJ AK
TERHADAP KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK ORANG PRIBADI DALAM

MEMENUHI KEWAJ IBAN PAJ AK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA
SURABAYA RUNGKUT

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyar atan
dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
Pr ogram Studi Akuntansi

Disusun oleh:
Refi Tr ipuspitasar i
0813010014/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJ AK
TERHADAP KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK ORANG PRIBADI DALAM
MEMENUHI KEWAJ IBAN PAJ AK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA
SURABAYA RUNGKUT
Disusun Oleh:
Refi Tr ipuspitasar i
0813010014/FE/EA
telah diper tahankan di hadapan
dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
J ur usan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 25 Mei 2012

Pembimbing Utama

Tim Penguji:
Ketua

Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si.


Dr s. Ec. Saiful Anwar, M.Si.
Sekr etar is

Dr s. Ec. H. Muslimin, M.Si.
Anggota

Dr . Gideon Setyo B., M.Si.
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur , SE, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJ AK
TERHADAP KEPATUHAN WAJ IB PAJ AK ORANG PRIBADI DALAM

MEMENUHI KEWAJ IBAN PAJ AK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA
SURABAYA RUNGKUT

SKRIPSI

Disusun oleh:
Refi Tr ipuspitasar i
0813010014/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan


hidayah

dan

karunianya-Nya,

sehingga

penulisan

dapat

menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGARUH PEMAHAMAN
PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK
PENGHASILAN DI KPP PRATAMA SURABAYA-RUNGKUT”
Penulisan proposal ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada
kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan
ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih
yang sebanyak – banyaknya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Drs. Dhani Ichsanuddin, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Drs. Rahman Amrullah Suwaidi, MSi, selaku wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5.

Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah
mengarahkan, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan guna
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6.

Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi
mahasiswa.

7.

Ucapan terima kasih kepada keluargaku, bapak dan ibu di rumah serta
saudara yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun
materiil dengan tulus ikhlas.

8.

Penulis ucapakan terimakasih juga kepada teman – teman yang senantiasa
hadir dan ada pada saat proses penulisan skripsi ini hingga selesai.

9.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik
untuk mendalaminya dimasa yang akan datang.
Surabaya, Mei 2012

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pengar uh Pemahaman Pr osedur Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak
Penghasilan di KPP Pr atama Surabaya - Rungkut
Refi Tripuspitasar i

ABSTRAK
Mengingat begitu pentingnya peranan pajak, maka Direktorat Jenderal
Pajak telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui reformasi peraturan perundangundangan di bidang perpajakan. Pada saat ini masih rendahnya kepatuhan wajib
pajak. Selain itu tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi beberapa faktor,
di antaranya adalah sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemahaman prosedur dan sanksi
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban
pajak penghasilan Di KPP Pratama Surabaya Rungkut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman prosedur
pajak (X1) dan sanksi pajak (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). Skala dalam
penelitian ini menggunakan skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah
wajib pajak penghasilan orang pribadi pada KPP Pratama Rungkut Surabaya.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple
random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar
di KPP Rungkut Surabaya sebanyak 100 orang. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah Prosedur pemahaman pajak (X1) dan sanksi
pajak (X2) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak
(Y) dengan besarnya nilai F hitung adalah 19,264 dengan taraf signifikan sebesar
0.000, Pemahaman prosedur pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan
wajib pajak dengan Nilai t hitung 5,409 dengan tingkat signifikansi 0,000, Sanksi
pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan Nilai t

hitung 5,409 dengan tingkat signifikansi 0,019.

Kata kunci : Pemahaman prosedur pajak, sanksi pajak dan kepatuhan wajib
pajak

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xi

ABSTRAKSI ..............................................................................................

xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..............................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ....................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................

6

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ...................................................................

8

2.2. Landasan Teori ...........................................................................

11

2.2.1. Pengertian Pajak ................................................................

11

2.2.2. Unsur-Unsur Pajak ............................................................

13

2.2.3. Fungsi Pajak ......................................................................

13

2.2.4. Ciri-Ciri Pajak ...................................................................

14

2.2.5. Pengelompokan Pajak ......................................................

14

2.2.6. Pajak Penghasilan ..............................................................

16

2.2.6.1. Subjek Pajak penghasilan ....................................

16

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6.2. Objek pajak penghasilan .......................................

18

2.2.7. Tarif Pajak ........................................................................

19

2.2.8. Sistem Pemungutan Pajak .................................................

20

2.2.9. Asas Pemungutan Pajak ....................................................

21

2.2.10. Syarat Pemungutan Pajak ................................................

21

2.2.11. Tata Cara Pemungutan Pajak ...........................................

23

2.2.12. Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak .....................

24

2.2.13. Wajib Pajak .....................................................................

25

2.2.14. Pemahaman Prosedur Pajak .............................................

26

2.2.15. Sanksi Pajak ....................................................................

27

2.2.16. Kepatuhan Wajib Pajak ...................................................

32

2.2.17. Pengaruh

Pemahaman

Prosedur

Pajak

Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak ....................................................

34

2.2.18. Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .

35

2.3. Kerangka Berpikir .......................................................................

36

2.4. Hipotesis .....................................................................................

36

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................

37

3.1.1. Definisi Operasional Variabel ...........................................

37

3.1.2. Pengukuran Variabel ........................................................

38

3.2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel .......................................

39

3.2.1. Populasi ............................................................................

39

3.2.2. Teknik Penentuan Sampel ................................................

39

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................

40

3.3.1. Jenis Data .........................................................................

40

3.3.2. Sumber Data .....................................................................

41

3.3.3. Pengumpulan Data ...........................................................

41

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipótesis ................................................

41

3.4.1. Uji Validitas ......................................................................

41

3.4.2. Uji Reliabilitas ..................................................................

42

3.4.3. Uji Asumsi Klasik .............................................................

42

3.4.4. Uji Regresi Linier Berganda ..............................................

44

3.4.5. Uji Hipotesis .....................................................................

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Objek Penelitian .........................................................

46

4.1.1. Profil Kantor Pelayanan Pajak Kecamatan Rungkut ..........

46

4.1.2. Struktur Organisasi ...........................................................

47

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................

48

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden .............................

48

4.2.2. Deskripsi Variabel Penelitian ............................................

51

4.2.2.1. Deskripsi

Variabel

Penelitian

Pemahaman

Prosedur Pajak (X1) ............................................

51

4.2.2.2. Deskripsi Variabel Penelitian Sanksi Pajak (X2) .

52

4.2.2.3. Deskripsi Variabel Penelitian Kepatuhan Wajib
Pajak (Y) ............................................................

53

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3. Deskripsi Hasil Analisis dan Uji Hipótesis ..................................

54

4.3.1. Hasil Pengujian Validitas ..................................................

54

4.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ..............................................

56

4.3.3. Hasil Pengujian Normalitas ..............................................

57

4.3.4. Hasil Pengujian Multikolinieritas ......................................

58

4.3.5. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ..................................

59

4.3.6. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ..........................

60

4.3.7. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................

63

4.3.7.1. Pengaruh Simultan Variabel Prosedur Pajak (X1),
Sanksi Pajak (X2) Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak (Y) ............................................................

63

4.3.7.2. Pengaruh Parsial Variabel Prosedur Pajak (X1),
Sanksi Pajak (X2) Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak (Y) ............................................................

64

4.4. Pembahasan ................................................................................

66

4.4.1. Pengaruh Simultan Variabel Prosedur Pajak (X1), Sanksi
Pajak (X2) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ............

66

4.4.2. Pengaruh Parsial Variabel Prosedur Pajak (X1Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ............................................

67

4.4.3. Pengaruh Parsial Variabel Sanksi Pajak (X2) Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ............................................

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................

71

5.2. Saran ...........................................................................................

71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Target Penerimaan Pajak Dan Pajak yang Diterima Pajak Pribadi
Tahun 2009-2010 ....................................................................

4

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan NPWP .....

48

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...............

48

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...............................

49

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ......

50

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .......................

50

Tabel 4.6. Deskripsi Jawaban Responden Variabel Prosedur Pajak (X1) ......

51

Tabel 4.7. Deskripsi Jawaban Responden Variabel Sanksi Pajak (X2) .......

52

Tabel 4.8. Deskripsi Jawaban Responden Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
(Y) ...........................................................................................

53

Tabel 4.9. Hasil uji Validitas Variabel Pemahaman Prosedur Pajak (X1) ...

55

Tabel 4.10. Hasil uji Validitas Variabel Pemahaman Prosedur Pajak (X1) .

55

Tabel 4.11. Hasil uji Validitas Variabel Pemahaman Prosedur Pajak (Y) ..

56

Tabel 4.12. Hasil Pengujian Reliabilitas ....................................................

56

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Normalitas .....................................................

57

Tabel 4.14. Hasil Pengujian Multikolinieritas .............................................

59

Tabel 4.15. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ..........................................

60

Tabel 4.16. Besarnya Pengaruh Variabel Pemahaman Prosedur Pajak (X1),
Sanksi Pajak (X2) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ........

60

Tabel 4.17. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda .................................

61

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.18. Hasil Pengujian Hipotesis (Uji F) ............................................

63

Tabel 4.19. Hasil Pengujian Hipotesis (uji t) ..............................................

64

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Rungkut Surabaya .............................

47

Gambar 4.2. Grafik Normal Plot .................................................................

58

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau
keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber pembiayaan dan
pos-pos pengeluaran. Pajak dari tahun ke tahun memiliki kontribusi yang semakin
besar terhadap pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN),
tercatat pada tahun 2010 kontribusi perpajakan bagi pembiayaan APBN sebesar
78 persen dan akan semakin bertambah seiring dengan terus meningkatnya target
penerimaan pajak. Sebagai sumber utama pembiayaan APBN, seluruh uang pajak
yang terkumpul dari setiap wajib pajak melalui mekanisme APBN yang disetujui
DPR

kemudian

dipergunakan

dialokasikan

sesuai

dengan

ke

seluruh

Kementerian/Lembaga

kegiatan/program

kerja

untuk

masing-masing

Kementerian/Lembaga. Kegiatan/program tersebut antara lain digunakan untuk
membangun berbagai macam fasilitas publik, misalnya untuk membangun jalan,
membangun sekolah, untuk puskesmas, untuk pertahanan dan keamanan negara
dan lain sebagainya baik pengeluaran yang bersifat pembangunan jangka panjang
maupun pengeluaran rutin negara lainnya. Dengan demikian kontribusi
penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang
jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Idealnya, makin maju
suatu negara, kesadaran akan pentingnya membayar pajak semakin tinggi yang
ditandai dengan tingginya rasio pajak (tax ratio) (Budi, 2007).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Mengingat begitu pentingnya peranan pajak, maka pemerintah dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan
penerimaan pajak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui reformasi
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dengan diberlakukannya self
assesment system. Self assesment system mengharuskan wajib pajak untuk
memenuhi kewajiban perpajakannya, yaitu mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) di Kantor Pelayanan Pajak. Kesadaran dan kepatuhan yang
tinggi dari wajib pajak merupakan faktor penting dalam pelaksanaan sistem
tersebut (Priyantini, (2008:3) dalam Muliari (2011)).
Rendahnya kepatuhan wajib pajak penyebabnya antara lain pengetahuan
sebagian besar wajib pajak, sebagian besar wajib pajak memperoleh pengetahuan
pajak dari petugas pajak, surat kabar, buku perpajakan, internet konsultan pajak
dan seminar, akan tetapi hal tersebut belum bisa terlaksanakan dengan baik.
Kurangnya bersosialisasi dengan orang lain mungkin berdampak pada rendahnya
kesadaran masyarakat mengenai pajak yang pada akhirnya mungkin menyebabkan
rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dilakukan, bahkan pengetahuan tentang
pajak belum secara komperehensif bisa terwujud (Hidayati, 2008).
Kepatuhan perpajakan pada prinsipnya adalah tindakan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam
suatu negara (Maruf, 2009). Predikat wajib pajak patuh dalam arti disiplin dan
taat, tidak sama dengan wajib pajak yang berpredikat pembayar pajak dalam
jumlah besar, karena tidak ada hubungan antara kepatuhan dengan jumlah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

nominal setoran pajak yang dibayarkan pada kas negara. Dengan demikian,
pembayar pajak terbesar sekalipun belum tentu memenuhi kriteria sebagai wajib
pajak patuh, karena meskipun wajib pajak memberikan kontribusi besar pada
negara jika masih memiliki tunggakan maupun keterlambatan penyetoran pajak
maka tidak dapat diberi predikat wajib pajak patuh (Dewi, 2011).
Tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi beberapa faktor, di
antaranya adalah sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak. Terdapat undangundang yang mengatur tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Agar
peraturan perpajakan dipatuhi, maka harus ada sanksi perpajakan bagi para
pelanggarnya. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakannya bila
memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Nurgoho,
(2006) dalam Muliari ( 2011).
Sanksi pajak adalah merupakan pembayaran kerugian kepada negara,
khususnya yang berupa denda, bunga dan kenaikan. Sanksi yang berupa denda
dapat dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban
pelaporan, sanksi yang berupa bunga dapat dikenakan terhadap pelanggaran yang
berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak, sedangkan sanksi kenaikan berupa
kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan
dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material. Penerapan sanksi
perpajakan kepada wajib pajak dimaksudkan agar wajib pajak tidak melalaikan
kewajibannya untuk mentaati peraturan perundang-undangan perpajakan. Sanksi
tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke 3
atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Perpajakan. Terjadinya sanksi pajak penghasilan wajib pajak badan dikarenakan
adanya wajib pajak badan yang melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan,
khususnya wajib pajak masih belum sadar atas kewajiban mereka dalam
membayar pajak kepada negara atas pelaporan Surat Pemberitahuan tidak tepat
waktu atau melakukan pelanggaran atas kesengajaan menghindar untuk tidak
menyampaikan

Surat

Pemberitahuan

(SPT)

atau

menyampaikan

Surat

Pemberitahuan (SPT) dengan tidak benar, sengaja tidak memenuhi kewajiban
perpajakan yang berakibat merugikan negara (sumber:pajakonline.com/Ali Imran
Hamid/19 Mei 2010). Maka fenomena yang ada yaitu masih belum sadarnya atas
kewajiban wajib pajak dalam melaksanakan pembayaran pajak kepada negara,
dengan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam jangka waktu
tertentu (Esa, 2010).
Objek dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Surabaya Rungkut, yang
berada di JL. Jagir Wonokromo 104 Surabaya. Berdasarkan hasil observasi dan
data yang didapat diketahui bahwa banyaknya pendapatan pajak orang pribadi
yang menurun, seperti tertera pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Tar get Pener imaan Pajak Dan Pajak yang Diter ima Pajak Pr ibadi
Tahun 2009-2010

Tahun

Target penerimaan
Pajak

Penerimaan Pajak

2009
2010

369.125.130.000
476.269.445.590

347.229.589.899
401.383.276.282

Pener imaa Pajak
Setelah Mendapat
Sanksi
23.160.842.987
15.479.644.987

Sumber : Seksi PDI di KPP Pratama Surabaya Rungkut (2011)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa target penerimaan pajak
dengan pajak yang diterima oleh KPP Rungkut untuk pajak orang pribadi pada
tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2009, hal tersebut
diduga karena tidak ketepatan waktu dalam pembayaran pajak orang pribadi,
maka pihak KPP memberikan sanksi kepada wjib pajak yang terlambat dan tidak
membayar pajak, seperti memberikan Surat Pemberitahuan (SPT), denda yang
telah ditentukan di UU mengenai sanksi perpajakan. Selain itu besarnya
penerimaan pajak setelah dikenakannya sanksi kepada wajib pajak orang pribadi
pada tahun 2010 mengalami penurunan dari 23.160.842.987 pada tahun 2009 dan
pada tahun 2010 sebesar 15.479.644.987, berdasarkan hasil wawancara dengan
bagian sanksi atau Seksi Waskon, didapat informasi bahwa penurunan yang
terjadi diduga karena wajib pajak tidak menghiraukan sanksi yang akan dikenakan
kepada wajib pajak.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul yaitu
”Pengaruh Pemahaman Prosedur Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilan Di KPP
Pratama Surabaya Rungkut”
1.2. Per umusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
Adakah pengaruh pemahaman prosedur dan sanksi pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan Di KPP
Pratama Surabaya Rungkut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang hendak dicapai
dalam penyusunan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh pemahaman prosedur dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban pajak
penghasilan Di KPP Pratama Surabaya Rungkut.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Dirjen Pajak mengenai hal –
hal yang mempengaruhi penerimaan PPh Orang Pribadi dan untuk terus
meningkatkan pemahaman prosedur perpajakan kepada wajib pajak Orang
Pribadi.
2. Bagi Peneliti
Menanmbah wawasan peneliti dan pengembangan teori perpajakan yang
diperoleh selama kuliah.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian

ini diharapkan

dapat

menambah referensi

sebagai

perbandingan bagi peneliti lain dengan materi yang berhubungan dengan
perpajakan serta sebagai tambahan perpustakaan yang sudah ada.
4. Bagi Wajib Pajak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para wajib
pajak mengenai arti penting pajak bagi negara maupun bagi wajib pajak itu
sendiri.
5. Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan terhadap peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti pada bidang yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.Penelitian Ter dahulu
1. Budi (2007)
a. Judul
Kajian terhadap Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak.
b. Perumusan Masalah
1. Apakah faktor kejelasan undang-undang dan peraturan kepajakan,
filsafat negara, tingkat pendidikan wajib pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan membayar pajak ?
2. Faktor apa yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan
membayar pajak ?
c. Kesimpulan
1. Faktor kejelasan undang-undang berpengaruh secara signifikan
terhadap kepatuhan membayar pajak.
2. Faktor peraturan kepajakan berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan membayar pajak.
3. Faktor filsafat negara berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan membayar pajak.
4. Faktor tingkat pendidikan wajib pajak berpengaruh secara signifikan
terhadap kepatuhan membayar pajak.
5. Faktor yang paling dominan adalah undang-undang dan peraturan
perpajakan.

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2. Hidayati (2008)
a. Judul
Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak.
b. Perumusan Masalah
1. Apakah pengetahuan tentang pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak ?
2. Apakah persepsi terhadap petugas pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak ?
3. Apakah persepsi kreteria wajib pajak patuh berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak ?
c. Kesimpulan
1. Pengetahuan tentang pajak, berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak.
2. Persepsi tentang petugas pajak pengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak.
3. Persepsi kreteria wajib pajak patuh pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak.
3. Muliar i (2011)
a. Judul
Pengaruh persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak
pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak orang pribadi di Kantor pelayanan
Pajak Pratama Depansar Timur.
b. Perumusan Masalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Apakah persepsi tentang sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak
berpengaruh pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur ?
c. Kesimpulan
Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap
Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak.
4. Ekawati (2009)
a. Judul
Survai Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Kecil dan
Menengah di Kota Yogyakarta.
b. Perumusan Masalah
Bagaimana pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak pada
UKM di Yogyakarta.
c. Kesimpulan
Wajib pajak usaha kecil dan menengah di kota Yogyakarta paham dalam
hal pengisian pajak, penyetoran pajak bagi usaha kecil menengah.
Tabel 2.1.
Per samaan Dan Per bedaan Penelitian Ter dahulu Dan Sekarang
Keter angan
Judul

Budi
(2007)
Kajian terhadap
Faktor-Faktor
Yang
mempengaruhi
Kepatuhan
Wajib Pajak

Hidayati
(2008)
Pengaruh
Pengetahuan
Pajak
Dan
Persepsi Wajib
Pajak terhadap
Kepatuhan
Wajib Pajak

Muliar i
2011)
Pengaruh
persepsi
Tentang Sanksi
Perpajakan dan
Kesadaran
Wajib
Pajak
pada
Kepatuhan
Pelaporan

Ekawati
(2009)
Survai
Pemahaman
dan Kepatuhan
Wajib
Pajak
Usaha
Kecil
dan Menengah
di
Kota
Yogyakarta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Variabel

Teknik Sampel
Jumlah Sampel
Tempat
Penelitian
Teknik Analisis

Wajib
Pajak
orang pribadi di
Kantor
pelayanan
Pajak Pratama
Depansar
Timur
faktor kejelasan persepsi wajib prosedur
undang-undang pajak
dan pemahaman
dan peraturan pengetahuan
pajak,
sanksi
kepajakan,
pajak,kepatuhan pajak,
filsafat negara, wajib pajak
kepatuhan
tingkat
pelaporan
pendidikan
wajib pajak
wajib
pajak
berpengaruh
terhadap
kepatuhan
membayar
pajak
purposif
convienience
simple random
sampling
sampling
sampling
160 orang
Surabaya

78 orang
KPP Sidoarjo

Regresi linier Regresi linier
berganda
berganda

100 orang
KPP Denpasar
Timur
Regresi linier
berganda

prosedur
pemahaman
pajak, sanksi
pajak
kepatuhan
wajib
pajak
Usaha
Kecil
dan Menengah

random
sampling
100 orang
KPP rungkut
Surabaya
Deskripsi
frequensi

2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Pajak
Pengertian pajak yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati
dalam Esa (2010) adalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan
kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang
(dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Pajak merupakan sarana yang digunakan oleh pemerintah untuk
memperoleh dana dari rakyat yang digunakan untuk membiayai pengelolahan
negara yang berupa pembangunan fisik maupun non fisik. Pengertian pajak secara
awam merupakan iuran dalam bentuk uang (bukan barang) yang dipungut oleh
pemerintah (negara) dengan suatu peraturan (tarif tertentu) dan selanjutnya
digunakan untuk pembiayaan kepentingan-kepentingan umum (Budi, 2007).
Dari definisi yang penulis kemukakan terakhir ini banyak dikutip dalam
merumuskan pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang selanjutnya akan disebut
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).
Dalam

pasal 1 butir 1 UU KUP disebutkan bahwa “pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”.
Indikator dari variabel prosedur pemahaman membayar pajak mengacu pada
Ekawati (2008) adalah sebagai berikut :
1. Pengisian surat pemberitahuan (SPT).
2. Pemahaman yang cukup dalam menghitung pajak.
3. Pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal penyetoran pajak.
4. Pelaporan atas pajaknya ke kantor pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2.2. Unsur -Unsur Pajak
Menurut Mardiasmo (2009 : 1) unsur-unsur pajak meliputi beberapa hal,
selengkapnya sebagai berikut:
1. Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut berupa uang
(bukan barang).
2. Berdasarkan Undang-undang.
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya, sehingga dapat dipaksakan kepada wajib pajak.
3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat
ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yaitu pengeluaranpengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat.
2.2.3. Fungsi Pajak
Fungsi pajak sebagai alat untuk menetukan politik perekonomian, pajak
memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan kesejahteraan umum.
Maka, fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak
terlepas dari tujuan Negara. Dengan demikian, tujuan pajak itu harus diselaraskan
dengan tujuan Negara menjadi landasan tujuan pemerintah. Fungsi pajak terbagi
menjadi dua, uraian mengenai fungsi pajak tersebut adalah sebagai berikut (Esa,
2010) :
1. Fungsi Budgetair (sumber keuangan Negara) yaitu, pajak merupakan sumber
dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2. Fungsi Regulerend (mengatur) yaitu, pajak dijadikan sebagai alat untuk
mengatur untuk melaksankan kebijkan pemerintah dalam bidang social dan
ekonomi.
2.2.4. Ciri-Ciri Pajak
Menurut Siti Resmi dalam Esa (2010) ciri-ciri pajak adalah sebagai
berikut:
1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta
aturan pelaksanaannya.
2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi.
3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.
4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dan
pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public
investment.
2.2.5. Pengelompokan Pajak
Menurut Mardiasmo (2009 : 5) pajak dapat dikelompkkan berdasarkan :
1. Menurut golongannya
a. Pajak Langsung.
Pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya : Pajak
Penghasilan.
b. Pajak Tidak Langsung.
Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada orang lain. Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai.
2. Menurut Sifatnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

a. Pajak Subyektif.
Pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya : Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif.
Pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa mmperhatikan keadaan diri
Wajib Pajak.
Contohnya : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
3.

Menurut Lembaga Pemungutnya.
a. Pajak Pusat.
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara.
Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Petambahan nilai dan Pajak atas
Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah.
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas :
1. Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
2. Pajak Kabupaten / Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan
Pajak Hiburan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.6. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan (pph) dikenakan terhadap orang pribadi dan badan,
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun
pajak (Direktorat Jendral Pajak, 2009).
2.2.6.1. Subjek Pajak penghasilan
Undang-undang No. 7 tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh)
diberlakukan sejak 1 Januari 1984 hingga perubahan terakhir dalam undangundang No. 36 tahun 2008, Adapun subjek pajak penghasilan tersebut adalah
(Direktorat Jendral Pajak, 2009) :
a. Orang pribadi.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.
c. Badan.
Terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
BUMN / BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasional
politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya.
d. Bentuk usaha tetap (BUT)
Adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

a. Tempat kedudukan manajemen.
b. Cabang perusahaan.
c. Kantor perwakilan.
d. Gedung kantor.
e. Pabrik.
f. Bengkel.
g. Gudang.
h. Ruang untuk promosi dan penjualan.
i. Pertambangan dan penggalian sumber alam.
j. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi.
k. Periklanan, perternakan, pertanian, perkebunan atau kehutanan.
l. Proyek konstruksi, instalasi atau proyek periklanan.
m. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau orang lain,
sepanjang dilakukan lebih dari 60 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
n. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukanya tidak
terbatas.
o. Agen atau perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung
resiko di Indonesia.
p. Komputer, agen elektronik tau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa
atau digunakan oleh penyelanggara transaksi elektronik untuk menjalankan
kegiatan usaha melalui internet.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.2.6.2. Objek Pajak Penghasilan
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No 17 Tahun 2000 sebagaimana telah di
ubah dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 mengatur bahwa yang
menjadi objek pajak adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dikonsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun. Adapun Objek Pajak adalah (www.pajak.go.id) :
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh.
2.

Hadiah dari undian atau kegiatan dan penghargaan.

3.

Laba usaha.

4.

Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta.

5.

Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya.

6.

Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian
utang.

7.

Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.

8.

Royalty.

9.

Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

10. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
11. Keuntungan karena pembebasan utang.
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

13. Premi asuransi.
2.2.7. Tar if Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak yang terhutang diperlukan dua unsur
yaitu : tarif pajak dan dasar pengenaan pajak tarif pajak berupa angka atau
persentase tertentu (Resmi, 2003 : 13).
Jenis-Jenis tarif pajak dibedakan menjadi tarif tetap, tarif Proporsional
(sebanding), tarif Progresif dan tarif Degresif (menurun).
Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Tarif Tetap
Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapa pun
besarnya dasar pengenaan pajak.
2. Tarif Proporsional
Tarif proporsional adalah tarif berupa persentase tertentu yang sifatnya
tetap terhadap berapa pun dasar pengenaan pajaknya. Semakin besar dasar
pengenaan pajak maka akan semakin besar pula jumlah pajak yang terhutang
dengan kenaikan yang proposional atau sebanding.
3. Tarif Progresif
Tarif progresif adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin
meningkat dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.
4. Tarif Degresif
Tarif degresif atau menurun adalah tarif berupa persentase tertentu yang
semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.8. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Widodo (2010 : 148) sistem pemungutan pajak dibagi menjadi
tiga yaitu Official Assessment System, Self Assessment System dan Witholding Tax
System. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut :
1. Official Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan aparatur
perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap
tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.
Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta memungut pajak
sepenuhnya berada di tangan aparatur perbajakan, sehingga berhasil atau
tidaknya pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan.
2. Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak untuk
menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif
dan kegiatan menghitung serta pemungutan pajak

berada ditangan wajib

pajak. Wajib pajak dianggap mampu menghitung pajak mampu memahami
peraturan perpajakan yang sedang berlaku dan mempunyai kejujuran yang
tinggi. Wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, membayar
,melaporkan dan mempertanggung jawabkan sendiri pajak yang tertuang.
Dengan demikian keberhasilan pemungutan pajak banyak tergantung pada
wajib pajak sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3. Witholding Tax System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib
pajak sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Penunjukan
pihak ketiga bisa dilakukan dengan undang-undang perpajakan, keputusan
presiden dan peraturan lainya untuk memotong dan memungut pajak,
menyetorkan dan mempertanggung jawabkan melalui sarana perpajakan yang
tersedia. Berhasil tidaknya pemungutan pajak banyak tergantung pada
integritas pihak ketiga yang ditunjuk.
2.2.9. Asas Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2009:7) asas pemungutan pajak ada 3 antara lain :
1. Asas Domisili
Negara berhak mengenakan paja atas seluruh penghasilan wajib pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam
maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
2. Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.
3. Asas Kebangsaan
Pengenan pajak dihubungkan tempat tinggal wajib pajak.
2.2.10. Syar at Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2009:2) agar pemungutan pajak tidak menimbulkan
hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan
pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan
diantaranya pengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaan yakni
dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan,
penundaan dalam pembayaran dan menganjukan banding kepada majlis
pertimbangan pajak.
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis)
Di Indonesia pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara
maupun warganya.
3. Tidak menganggu perekonomian (syarat ekonomi)
Pemungutan tidak boleh menganggu kelancanran kegiatan produksi maupun
perdagangan,

sehingga

tidak

menimbulkan

kelesuan

perekonomian

masyarakat.
4. Pemungutan pajak harus efesien (syarat finansiil)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga
lebih rendah dari hasil pemungutannya.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
mayarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah
dipenuhi oleh undang-undang perpajakan baru.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.11. Tata Cara Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2009:6) pemungutan pajak dapat dilakukan
berdasarkan 3 stelsel antara lain:
1. Stelsel nyata (riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga
pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Stelsel nyata mempunyai kelebihan
atau kebaikan dan kekurangan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang
dikenakkan lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat
dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan rill diketahui).
2. Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undangundang. Misalnya penghasilan suatu tahun dinggap sama dengan tahun
sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya
pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah
pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir
tahun. Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan
pada keadaan yang sesungguhnya.
3. Stelsel campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel anggapan. Pada awal tahun,
besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir
tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila
besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

anggapan, maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil
kelebihannya dapat diterima kembali.
2.2.12. Teor i Yang Mendukung Pemungutan Pajak
Atas dasar apakah negara mempunyai hak untuk memungut pajak ? terdapat
beberapa teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian hak
kepada negara untuk memungut pajak. Menurut Mardiasmo (2009:3) teori-teori
pemungutan pajak antara lain :
1. Teori Asuransi
Negara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Atas Pajak Dan Peraturannya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilan ( Studi Empiris pada Wajib Pajak badan di KPP Jember)

0 29 6

Pengaruh Hukum Pajak Dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Karees)

0 3 1

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Atas Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Cibeunying

4 45 141

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA MEDAN PETISAH.

4 32 36

ANALISIS PENGARUH KEWAJIBAN MORAL, TINGKAT PENGHASILAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Kasus di KPP Pratama Surakarta).

0 1 12

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGHASILAN,FASILITAS PERUSAHAAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBAD DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (Survey Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Surakarta).

0 1 10

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN.

0 1 9

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegallega.

0 1 25

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT

1 1 22