BATIK SEBAGAI SALAH SATU SOFT POWER BANGSA INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL.

(1)

BATIK SEBAGAI SA

Diajukan untuk mem Sarjana Ilmu Komun pada F Universitas P YAYASAN KESE UNIVERSITAS PEM FAKULT PRO PEMINATAN/K

I SALAH SATU SOFT POWER BANGSA IN DI DUNIA INTERNASIONAL

SKRIPSI

emenuhi sebagian persyaratan untuk memperol unikasi Peminatan/Konsentrasi Hubungan Int ada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

as Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Tim

Oleh :

Anne Aprilia Prasetyo NPM. 0944010020

SEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUM

MBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAW

ULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

AN/KONSENTRASI HUBUNGAN INTERNASIO SURABAYA 2013 INDONESIA eroleh Gelar Internasional imur RUMAHAN

RAN” JAWA TIMUR


(2)

TI

SI'RAT PERI\IYATAAI\T

ORISINALTT/$

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

NPM

Program Studi Tahun Akademik

Anne Apriilia Prasetyo 0944010020

Hubungan Interrnasional 2013t2014

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plaglat dalam penulisan skripsi saya

yang berjudul :

..BAIIK

SEBAGAI SALAH SATU SOFT POWER

BAITTGSA

INIX}NESIA

'I

DT NUNIA INTERNASIONAL'

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagrat maka saya akan menerima

sanksi yang telah ditetapkan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 30 September 2013 Yang menyatakan

Materai


(3)

I

BAtiH

SEEECAI ffEI,EiT

ENfi' SGtr FSifiEE BAHGSE

TiTDCIEESIJT

DI

DI'ITIA

IITTERTIASIOIYAL

Sisusun Steft

:

aNue

apnrlre

pnes

!*PU

: $944$10020

&ietu

disetujaf

rniuir

mengikuii Ujian SkriB=i

fificnyeiuiui,

Fem*imbi*g

tfrema


(4)

BE?iii 3EB*E*I **TEH

+8"$

$GF".ffiffiEB

BAifil,€6, IffFG}6ESIA

DI

DUITIA II{TERI{ASIONAL

O*eurun

Ste*

ANNE

APRILIA

PRASETYO

NPM : 09440'!0020

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima

oleh rim

penguji Skripsi Program

studi

llmu

Komunikasi Peminatan/Konsentrasi Hubungan

Heffia€iefrat

ffida

-a*t3fias ttmu S+=iat #an itmu

poifiik

universitas Pembangunan Nasional

"veteran" Jawa Timur

Pada tanggal 30 September 20{3

F€rffiffii€ t*ffie

?im Fengujt :

{.

Ketua

2. Sekretarr{

NPT. 367049500361,/ 3. Anggotd"


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga proposal dengan judul Kebudayaan Batik Sebagai

Salah Satu Soft Power Bangsa Indonesia Di Dunia Internasional melalui diplomasi budaya dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Jojok D.S. Sos.MSi selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak , baik itu berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “”Veteran” Jawa Timur

2. Dra. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3. Andri Gunawan selaku fasilitator PT Pos Indonesia Surabaya

4. Herman Budi selaku pemimpin divisi filateli PT Pos Indonesia Surabaya

5. Ibu dan Ayah, kakak dan teman-teman tercinta dan terkasih, terima kasih atas semuanya

6. Sahabat-sahabatku di Prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Angkatan

2009, terimakasih banyak atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat


(6)

diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya,18 Juni 2013


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN MENGIKUTI SKRIPSI ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vi

ABSTRAKSI vii

1. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.4 Manfaat Penelitian 7

1.5 Kerangka Pemikiran 16

1.6 Hipotesis 30

1.7 Definisi Konseptual dan Operasional 31

1.8 Tipe Penelitian 33

1.8 Jangkauan Penelitian 34

1.9 Teknik Pengumpulan Data 35

1.10 Teknik Analisis Data 35

1.11 Sistematika Penulisan 36

II. BATIK SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL 37

2.1. Pengenalan batik 37

2.1.1 Sejarah Batik 37

2.1.2 Batik sebagai salah satu Identitas Nasional bangsa Indonesia 40 III. BATIK SEBAGAI SALAH SATU SOFT POWER

BANGSA INDONESIA 47

3.1.1 Usaha Masyarakat Menjadikan Batik Sebagai Soft Power Bangsa 49


(8)

(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

ABSTRAKSI

Nama : Anne Aprilia Prasetyo

Program Studi :Hubungan Internasional

Judul :

Batik Sebagai Salah Satu Soft Power Bangsa Indonesia Di Dunia Internasional.

Penelitian ini meneliti peran batik yang ditunjukkan dengan adanya pengesahan UNESCO. Batik kemudian menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia sebagai salah satu national Identity bangsa. Dengan adanya kekuatan bahwa batik merupakan salah satu warisan asli bangsa Indonesia, akhirnya kebudayaan batik kian mengikuti alur perjalanannya mengikuti arus globalisasi dimana kemudian peran dan manfaat batik semakin luas dan semakin merambah di dunia Internasional. Dengan meluasnya batik seiring globalisasi, batik kian memiliki kesempatan untuk memperkenalkan diri sebagai warisan budaya asli bangsa Indonesia, dengan kekuatan yang dimilikinya, akhirnya secara soft power batik kian mengembangkan sayapnya memalui diplomasi budaya ke berbagai penjuru dunia.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif menggunakan level of analysis milik David Singer. Sedangkan data yang didapat dalam objek penelitian terdiri dari beberapa teori yang dapat digunakan diantaranya teori national identity, teori globalisasi, dan konsep soft power.


(11)

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan merupakan salah satu icon atau lambang yang dimiliki oleh setiap negara. Masing-masing negara memiliki simbol dalam negaranya dengan menonjolkan adanya kebudayaan yang dimiliki masing-masing daerah dalam suatu negara. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan karena Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam suku dan bahasa, banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia menjadikan Indonesia mudah dikagumi dan dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Kesenian budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia sangat beraneka ragam membuat Indonesia menarik di mata negara lain dan dapat menghasilkan banyak devisa bagi bangsa Indonesia. Kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia mendatangkan banyak devisa dan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia wajib menjaga dan merawat kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan cara mempertahankan kebudayaan tersebut dan dapat memfilter adanya kebudayaan yang datang dari negara lain khususnya negara barat yang masuk melalui adanya proses globalisasi.

Menurut Prof. Dr. Haryati Soebadjo, kebudayaan adalah suatu sistem nilai dan gagasan-gagasan vital yang dihayati benar-benar oleh pendukung kebudayaan itu


(12)

dalam suatu kurun waktu terstentu, yang merupakan seperangkat model bertingkah laku lagi bagi anggota masyarakat itu.1

Kebudayaan merupakan sesuatu yang penting bagi suatu negara karena kebudayaan merupakan seni yang dihasilkan yang menjadi ciri khas suatu daerah. Melihat pentingnya arti kebudayaan bagi suatu bangsa, maka pemerintah Indonesia harus menerapkan kesadaran kepada rakyatnya untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa. Untuk itulah sebuah ajakan yang arif untuk bangsa ini menjadikan dirinya sebagai bangsa yang besar yakni , dengan mempertahankan kebudayaan sebagai identitas bangsa. Sekaligus dapat mengolahnya untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan perekonomian negara.2

Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Tetapi ini tidak berarti kesenian kita harus terbawa arus, namun tidak ada salahnya melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang ada. Kita dapat melakukan penyesuaian dengan tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat justru harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional.3

Agar bisa dimengerti , kebudayaan harus diwujudkan dalam bentuk-bentuk indrawi, difungsikan , dan dimaknai secara spiritual. Budaya dapat dikembangkan

1

Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Luar Negeri. 1 Juli 1995.Peranan Kesenian Dan Kebudayaan Sebagai Media Diplomasi Dan Komunikasi Antarbangsa(halaman 17)

2

Ibid (halaman 2) 3


(13)

dan dapat menjadi suatu hasil yang indah apabila manusia mampu mengolah kebudayaan tersebut secara baik dan bijaksana. Salah satu wujud kebudayaan tersebut adalah batik. Batik di Indonesia merupakan suatu keseluruhan teknik serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk budaya lisan dan non –bendawi (Masterpieces Of The Oral And Integible Heritage Of Humanity) sejak oktober 2009.4

Batik Indonesia dapat bertahan hingga saat ini , karena merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki ciri khas tinggi dalam motif dan coraknya yang banyak digemari masyarakat. Adanya pengakuan media juga sangat penting bagi keberadaan batik untuk memberikan informasi tentang pengakuan batik untuk nasional maupun internasional. Batik sebagai salah satu kebudayaan yang memiliki misi untuk menjadi soft power Indonesia.

Dengan adanya kebudayaan batik yang dimiliki bangsa Indonesia tersebut, batik merupakan salah satu icon atau ciri yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai salah satu kerajinan tangan bangsa Indonesia yang telah mendunia dan diakui dunia. Banyak negara lain yang tertarik dan meminati adanya batik Indonesia dengan alasan kagum dengan cara pembuatan batik atau bahkan menyukai motif batik yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas pada masing-masing daerah. Adanya minat serta ketertarikan negara lain pada batik dapat menjadikan bangsa Indonesia memperoleh keuntungan akan adanya kebudayaan batik Indonesia. Indonesia dapat menjadikan

4


(14)

batik sebagai salah satu usaha diplomasi dan memperkenalkan batik kepada negara-negara lain.

Dalam keberadaan batik saat ini yang telah dikenal di berbagai Negara, perancang-perancang ternama banyak yang mendesain batik sebagai pakaian yang khusus digunakan untuk fashion yang dapat dipadukan dengan model yang bagus serta warna-warna yang cerah.Contoh lain yang dapat menggambarkan batik dengan globalisasi dapat dilihat dari adanya pelaksaan Pre Launching Jogja Fashion Week 2012 yang diadakan di Jogja pada tanggal 20 maret 2012 lalu. Sebanyak 13 perancang busana tampil di acara tersebut, terdapat beberapa perancang yang memadukan batik dengan mode trend masa kini misalnya saja Afif Syakur, fashion designer kawakan Jogja mengusung rok terusan batik warna biru dongker dengan motif simpel dan modern,Ferry Setiawan yang menerapkan lace Prancis sebagai rok selutut dengan mengolaborasikan dengan batik warna abstrak. Sementara Natasha Windura, satu-satunya perancang busana dari Solo yang tampil di pre JFW 2012 lalu menyuguhkan gaun dari bahan kulit dan kulit sintetis motif animal print yang memberi kesan eksotis.5

Salah satu cara Masyarakat Indonesia memperkenalkan batik kepada negara lain adalah dengan cara diplomasi. Diplomasi merupakan sebuah cara suatu negara untuk berkunjung ke negara lain dengan tujuan mengejar kepentingan nasionalnya dengan cara saling tukar menukar informasi secara terus menerus dengan negara lain 5

Maryana, Eri.02/04/2012.Perancang Unjuk Ke Khasan (online) dalam http://www.solopos.com/2012/04/02/13-perancang-unjuk-kekhasan-175200


(15)

atau rakyat di negara lain. Istilah diploma berasal dari bahasa Latin dan yunani yang dapat diartikan sebagai surat kepercayaan. Perkataan diplomasi kemudian menjelma menjadi istilah diplomat , diplomasi atau diplomatik.6 Diplomasi sebagai suatu aktivitas hubungan kerjasama antar negara, lahir dan berkembang seiring dengan lahirnya hukum bangsa-bangsa atau hukum Internasional.7 Cara tersebut dapat dikatakan merupakan sebuah cara yang lebih halus sehingga secara tidak langsung, masyarakat Indonesia yang memiliki kepentingan keluar negeri dapat memasukkan unsur batik sebagai salah satu budaya yang dimiliki bangsa Indonesia Terlaksananya kegiatan diplomasi harus didorong dengan adanya teknologi yang memadai, oleh karena itu, teknologi yang semakin modern juga membantu para diplomat dalam menjalankan tujuan dan kepentingan mereka. Dengan adanya teknologi informasi yang canggih misalnya, para diplomat tidak perlu lagi kesusahan dalam berhubungan dengan masyarakat di negara lain dan memasukkan unsure batik Indonesia melalui teknologi informasi. Dahulu sebelum ada teknologi yang se canggih pada saat ini, mereka harus benar-benar datang ke negara lain untuk berdiplomasi, tetapi pada saat ini diplomasi dapat juga dilakukan dengan adanya teknologi yang semakin canggih.

Adanya teknologi yang semakin canggih pada saat ini dikarenakan adanya globalisasi yang ada. Dengan adanya globalisasi yang terjadi di saat ini, memudahkan

6

Ak, Syahmin, 2008 dalam bukuHukum Diplomatik(halaman3) 7

Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Luar Negeri. 1 Juli 1995.Peranan Kesenian Dan Kebudayaan Sebagai Media Diplomasi Dan Komunikasi Antarbangsa(halaman


(16)

para diplomat untuk menjalankan aksi kepentingan nasional bangsa Indonesia di negara lain. Mereka dapat melakukan promosi atau memasukkan batik ke dalam sarana komunikasi dan informasi di layanan luas seperti pada jaringan internet.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.

1.2 Rumusan Masalah

Batik merupakan salah satu warisan budaya yang penting bagi negara Indonesia. Keberadaan batik, dapat membawa nama Indonesia menuju kancah Internasional,dan dengan itu masyarakat Indonesia dapat memperkenalkan budaya yang dimiliki yaitu batik. Dengan uniknya budaya kerajinan batik yang dimiliki bangsa Indonesia, Masyarakat Internasional yang berasal dari berbagai negara mulai tertarik akan keberadaan batik dan akhirnya mulai mengenal dan memakai batik. Menurut masyarakat dari negara-negara lain, batik merupakan salah satu seni kerajinan yang unik dan Indah. Corak batik yang khas dan bermacam-macam itulah yang kemudian membuat masyarakat dari negara lain ingin lebih mengerti keberadaan batik Indonesia.

Akhirnya dengan adanya globalisasi, batik kian meluas keberadaannya dan kian dikenal di banyak negara, hal tersebut dapat menjadikan hal positif bagi masyarakat Indonesia untuk lebih mengenalkan batik dalam kegiatan berdiplomasi dengan negara lain. Diplomasi ini yang kemudian disebut dengan diplomasi budaya,


(17)

yaitu dimana ketika masyarakat suatu negara melakukan diplomasi ke negara-negara lain dengan memasukkan unsur-unsur budaya yang dimiliki dan dengan soft power batik sebagai kebudayaan asli Indonesia

Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan satu pertanyaan, yakni:

Bagaimana peran batik di dunia Internasional sebagai salah satu soft power yang dimiliki bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengertti faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi batik, sehingga batik dapat diterima dan dikenal di mata masyarakat Internasional.Oleh karena itu, diperlukan variabel penjelas untuk beberapa konsentrasi masalah, yaitu:

1. Menjelaskan bagaimana batik dapat menjadi national identity yang dimiliki bangsa Indonesia

2. Menjelaskan sejauh mana globalisasi dapat memberikan pengaruh bagi keberadaan batik Indonesia di mata masyarakat Internasional.

1.4 Manfaat penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi pelajar studi Hubungan Internasional dalam kajian mengenai national identity, globalisasi, dan adanya soft power melalui diplomasi budaya


(18)

2. Penelitian ini juga diharapkan menjadi sumbangsih informasi dan bahan kajian bagi para pengambil kebijakan terutama Pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam mempertahankan batik sebagai identitas nasional bangsa.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Peringkat Analisis / Level of Analysis

Adanya kebijakan Luar negeri yang ada pada sebuah Negara memberikan suatu pengaruh bagi perpolitikan Negara di bidang Hubungan Internasional. Analis kebijakan luar negeri memisahkan atau memecah setiap kasus menjadi bagian-bagian yang berbeda untuk dapat dipelajari dan dipahami. Itu sebabnya, untuk menyelidiki adanya tingkatan-tingkatan dalam kebijakan luar negeri , diperlukan Level of analysis atau tingkat analisis. Level of analysis merupakan sebuah perangkat yang membantu kita dalam mempelajari subjek dalam sudut pandang penelitian.8 Level of analisys digunakan dalam sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pengaruh dalam suatu kebijakan luar negeri. Level Of Analysis dapat memberikan pemahaman yang baik dengan pemikiran dari sudut pandang yang lebih mendetail.9Pada setiap tingkat analisis, kita memperoleh pemahaman tertentu mengenai subjek yang akan kita teliti. Level Of analysis dapat memperjelas sebuah penjelasan dari salah satu sudut pandang yang diambil. Level Of analysis selalu memberikan penjelasan yang diperjelas dengan menekankan dari salah satu sudut

8

Laura Neack. The New Foreign Policy - Power Seeking in a Globalized Era 9


(19)

pandang yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan yang lebih baik dari sudut pandang yang diambil.10

Dalam kajiannya, level of analysis membantu kita dalam membuat sebuah proyek penelitian tunggal untuk lebih mudah dikelola yang selanjutnya digunakan untuk membagi studi kebijakan luar negeri. Dalam penentuan level of analysis , David singer menyatakan sebagai berikut11:

The responsible scholar must be prepared to

evaluate the relative utility conceptual and

methodological of the various alternatives

open to him, and to appraise the manifold implications of the level of analysis finally

selected.”

Dalam karyanya, Singer mengatakan pentingnya penggunaan peringkat analisis sebagai alat analisis sistemik (systemic analysis) fenomena Hubungan Internasional. Konsep ini terbagi dua bagian utama: sistem internasional dan sistem sub-nasional. David Singer sendiri menggolongkan Level Of Analysis menjadi tiga bagian yang menurutnya perlu untuk dikaji, ketiga bagian tersebut adalah Global atau level dalam sistem internasional, domestik atau dalam level masyarakat dan pemerintahan, dan yang ketiga adalah level individu yang dilihat dari sudut pandang individu sendiri.12 Sistem tingkat Ini adalah perangkat heuristik atau alat yang

10

ibid

11

Rusman,Rose.IR-Level Of Analysis(online) dalam http://www.rose-hulman.edu/~casey1/IR-Levels%20of%20Analysis.pdf) ,diakses pada 15 Mei 2013

12

Rusman,Rose.IR-Level Of Analysis(online) dalam http://www.rose-hulman.edu/~casey1/IR-Levels%20of%20Analysis.pdf) ,diakses pada 15 Mei 2013


(20)

membantu kita mengelola materi pelajaran. Adanya level of analysis yang dijelaskan dalam pembahasan kali ini berpengaruh dengan adanya kebijakan luar negeri, yang pada dasarnya studi tentang kebijakan luar negeri terletak di bidang hubungan internasional. Hubungan internasional didominasi oleh tiga pandangan dunia: realisme, liberalisme, dan Marxisme. Kebijakan luar negeri juga merupakan disiplin ilmu, yakni mengambil pelajaran dari kedua studi hubungan internasional dan studi perbandingan politik.13

Dari pembelajaran masalah diplomasi batik yang akan dibahas pada penelitian kali ini, penulis menggunakan level of analysis dari David singer yaitu global level atau yang disebut sistem internasional, karena dalam pembahasan ini, batik sebagai national identity bangsa memiliki soft power di lingkup internasional dan diluar negara. selain itu, sistem global level yang dijelaskan oleh David Singer memiliki beberapa unsur yang digunakan yang menggambarkan sistem internasional diantaranya sistem global level memiliki lingkup yang berperan diluar negara, ini dibuktikan dengan adanya para diplomat yang berkunjung ke luar negeri dan menggunakan batik sebagai national identity bangsa sebagai salah satu kegiatan diplomasi ke luar negeri. Sistem global level juga memiliki struktur yang anarki dan relatif menggunakan distribusi power sebagai kekuatannya, seperti halnya batik sebagai soft power bangsa Indonesia sebagai kekuatan bangsa di lingkup

13

Laura Neack. The New Foreign Policy: power seeking in a globalized era. (United States of America : Rowman & Littlefield Publishers, Inc.). 2008. Hal 27.


(21)

Internasional. Global level juga sebagai pola atau corak yang dominan dalam berinteraksi, batik memang merupakan salah satu pola yang dominan dan penting yang menggambarkan bangsa Indonesia dalam hubungan interaksi antar negara. global level juga memiliki perubahan pada teknologi, jelas tergambar dengan adanya globalisasi yang merubah tekhnologi semakin lebih modern yang memberikan corak pada batik yang semakin beragam dan cara pembutan batik yang semakin canggih seperti batik cap. Global level memiliki perubahan pada tehnologi dikarenakan adanya perubahan tehnologi yang mengikuti arus global yang kian lama semakin canggih dan modern. Teknologi yang berkembang seperti komunikasi dan teknologi juga mempengaruhi perkembangan batik di dunia internasional serta semakin membantu para diplomat Indonesia untuk lebih memperkenalkan batik melalui perubahan teknologi yang dipengaruhi oleh globalisasi.

1.6 Tinjauan Pustaka

Ide-ide tentang batik yang digunakan bangsa Indonesia sebagai diplomasi budaya berasal dari pemikiran masyarakat sejak munculnya sejarah batik pertama kali. Masyarakat menganggap bahwa batik merupakan salah satu kebudayaan asli milik bangsa yang memegang identitas nasional tinggi di dunia internasional. Selain itu, alasan batik digunakan sebagai diplomasi budaya yang merupakan soft power bangsa juga karena batik telag diakui di mata dunia sebagai salah satu kebudayaan milik bangsa. Munculnya batik pertama kali dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai


(22)

meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-20 dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia I habis atau sekitar tahun 1920.

Dengan melihat sejarah batik dapat diketahui bahwa batik memang berasal merupakan kebudayaan asli milik bangsa Indonesia sejak dahulu. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat menetapkan secara kuat identitas nasionalnya melalui budaya batik yang kemudian diakui di mata dunia.

1.6.1 Manga Merupakan Salah Satu Soft Power Yang Dimiliki Jepang

Untuk memperkenalkan budayanya, Jepang memiliki cara lain dalam memberikan soft power ke berbagai negara. Jepang mulai mendirikan the Japan Foundation yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya Jepang. The Japan Foundation sendiri telah berdiri pada tahun 1972 sebagai sebuah badan hukum yang bertujuan untuk mempromosikan kegiatan pertukaran kebudayaan antara Jepang dengan negara-negara lain di dunia. Setelah peristiwa Malari 1974 dan dikeluarkannya heart to heart diplomacy pada tahun 1977, the Japan Foundation mulai didirikan di negara – negara lain termasuk di Jakarta, Indonesia, pada tahun 1979. The Japan Foundation berpusat di Tokyo, dan memiliki sebuah kantor cabang di Kyoto, dua institut bahasa Jepang (di Urawa dan Kansai). Hingga saat ini, the


(23)

Japan Foundation telah mendirikan 23 kantor yang tersebar di 21 negara di seluruh dunia.14

Japan Foundation sendiri memiliki empat tujuan utama diantaranya yaitu i) Pertukaran Kebudayaan, ii) Pendidikan Bahasa Jepang, iii) Pertukaran intelektual dan pengembangan studi Jepang, iv) Pengumpulan dan penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pertukaran internasional. Berdasarkan empat area kegiatan tersebut, maka struktur organisasi Japan Foundation, terbagi dalam tiga divisi utama, yaitu: Divisi Kebudayaan, Divisi Bahasa, dan Divisi Studi Jepang dan Pertukaran Intelektual.15

Japan Foundation dapat dikatakan merupakan pembuka pintu masuk Jepang ke Indonesia, setelah perang dunia II dan juga terjadinya peristiwa Malari, Jepang kesulitan menembus ASEAN. Dari sini Jepang mulai memperkenalkan budaya Jepang ke Indonesia dengan halus agar Indonesia membuka diri dengan Jepang, karena Jepang menganggap Indonesia merupakan negara yang berpenduduk banyak dan mampu menghasilkan peluang bisnis yang besar. Jepang mulai memasukkan unsur budayanya dengan tokoh anime seperti doraemon, budaya Jepang pun bermacam–macam tidak hanya musik, akan tetapi juga termasuk anime, manga, dan

14

The JapanFoundation. “ Tentang Kami “ diakses dalam http://www.jpf.or.id/tentang -kami/bahasa-indonesia pada 02/10/2013

15 .ibid


(24)

fashion. Jepang juga membuat Penghargaan Manga Internasional tahun lalu oleh, mantan menteri luar negeri Taro Aso yang menganggapnya seperti Hadiah Nobel.16 koran kompas17 mengabarkan bahwa manga sangat mendominasi pasar komik Indonesia, sekitar 80 persen dari total komik yang terjual adalah manga.

Popularitas anime dan manga di jepang dimulai sejak tahun 1960 sejak dimunculkannya Astro Boy pertama kali muncul di televise dan jutaan anak banyak menggemari film tersebut. Bagaimanapun juga, pada abad ke 21, anime dan manga mulai meledak, sehingga pemerintah Jepang telah memperkenalkan kebijakan untuk mempromosikan anime dan manga di luar negeri sebagai cara untuk lebih mengembangkan citra Jepang di luar negeri dan menjadikan anime dan manga sebagai salah satu soft power yang dimiliki Jepang.18

Di Jepang, anime dan manga telah menyusup segala usia dan genre hiburan. Ada seri yang ditujukan untuk anak-anak (Shonen manga), anak perempuan (manga

shōjo) dan laki-laki dewasa dan wanita (redikomi - komik wanita) dan dalam genre ini banyak topik yang berbeda dibahas dari roman dan petualangan sejarah. Asal-usul manga bisa dihubungkan kembali ke gulungan gambar naratif dan karikatur dari abad kedua belas, bagaimanapun, industri modern yang lepas landas setelah perang dunia kedua, adapun seorang seniman yang terkenal sebagai pecinta Astro Boy yaitu Osamu

16

Kompas.com . “ Doraemon Duta Animasi Jepang “ diakses dalam http://nasional.kompas.com/read /2008/03/20/11033795 pada 16/05/2013

17

(Kompas. 26/11/2007)

18

Anime and manga- Japan’s new soft power? (online) dalam


(25)

Tezuka. Osamu Tezuka merupakan seorang seniman produktif dan produser yang meninggalkan warisan lebih dari 500 karya manga dan mendirikan salah satu TV pertama studio animasi, Mushi Productions, mempengaruhi perkembangan animasi untuk tahun yang akan datang.19

1.7 Studi Empiris

Studi kasus mengenai batik dalam penelitian ini menjelaskan bahwa batik merupakan salah satu identitas nasional yang dimiliki bangsa Indonesia yang berate kebudayaan asli yang milik bangsa Indonesia sejak zaman majapahit hingga saat ini. Batik menjadi kebudayaan asli bangsa didukung oleh adanya pengakuan UNESCO yang menjelaskan bahwa batik merupakan kebudayaan bangsa Indonesia , oleh sebab itu, berbagai usaha masyarakat dan pemerintah untuk memperkuat batik sebagai identitas nasional bangsa begitu ditekankan dengan kuat, selain itu, pengenalan-pengenalan batik di seluruh belahan dunia juga merupakan salah satu cara bangsa Indonesia untuk melakukan diplomasi budaya. Pemerintah yang berkunjung ke luar negeri yang menggunakan batik, pengiriman dan pertukaran seniman, diadakannya pameran dan workshop batik Internasional, Puteri Indonesia yang menggunakan batik dalam salah satu penampilannya di luar negeri, serta kerjasama negara yang memasukkan unsur batik, juga merupakan salah satu cara diplomasi budaya melalui soft power yang dilakukan masyarakat Indonesia ke berbagai negara.

19 ibid


(26)

Dalam kasus tertentu misalnya Jepang, memperkenalkan seni budayanya kepada Indonesia dan seluruh negara lain dengan cara soft power. Jepang mulai mendirikan the Japan Foundation yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya Jepang dan didirikan sejak tahun 1972. Jepang mulai memasukkan unsur budayanya dengan tokoh anime seperti doraemon, budaya Jepang pun bermacam –macam tidak hanya musik, akan tetapi juga termasuk anime, manga, dan fashion. Jepang juga membuat Penghargaan Manga Internasional tahun lalu oleh, mantan menteri luar negeri Taro Aso yang menganggapnya seperti Hadiah Nobel. Koran kompas20 mengabarkan bahwa manga sangat mendominasi pasar komik Indonesia, sekitar 80 persen dari total komik yang terjual adalah manga.

Usaha pemerintah dan masyarakat Jepang memperkenalkan anime, manga , dan fashion juga merupakan salah satu pengenalan identitas nasional yang dimiliki Jepang, karena secara tidak langsung masyarakat akan mengenal Jepang dari anime dan manga yang menggambarkan cerita mengenai Jepang mulai dari sejarah, budaya, gaya hidup, karakter masyarakat, kondisi sosial, semangat hingga humor.

1.8 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran memiliki tujuan untuk membantu penulis dalam menentukan tujuan dan arah penulisan, serta dalam pemilihan teori ataupun konsep dalam menyusun hipotesis. Kerangka pemikiran juga merupakan salah satu bagian yang dapat digunakan penulis untuk memilih beberapa teori yang dapat digunakan

20


(27)

dalam penulisan karya ilmiah. Usaha masyarakat Indonesia untuk mempertahankan batik sebagai salah satu warisan budaya merupakan salah satu cara masyarakat Indonesia untuk menarik warga negara asing akan adanya budaya batik Indonesia dan agar warga negara asing dapat mengenal budaya Batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui keberadaannya oleh UNESCO. Usaha masyarakat Indonesia dalam menarik minat warga negara asing dapat dikatakan sebagai usaha soft dplomasi masyarakat Indonesia untuk memperkenalkan budaya bangsa. Dari penjelasan singkat dari permasalahan tersebut dan untuk menjawab rumusan masalah diatas, penulis menggunakan konsep Globalisasi liberal dan konsep soft power dari Joseph Nye.

1.8.1 National Identity

Identitas nasional merupakan sebuah identitas atau ciri khas yang dimiliki suatu negara untuk dapat dikenal oleh negara lain dengan sesuatu yang dimiliki negara tersebut. Dengan adanya identitas nasional yang dimiliki sebuah negara, dapat membedakan negara tersebut dengan negara lain yang memiliki ciri yang berbeda. Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi, keberadaan identitas nasional jelas tidak bisa dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa dan merupakan kepribadian bangsa di hadapan dunia Internasional. Dengan berbagai identitas nasional yang dimilki masing-masing negara, dapat menarik ketertarikan negara lain untuk lebih mengenal dan mengetahui


(28)

identitas national bangsa lain, karena menurut mereka, sebuah identitas nasinal merupakan kepemilikan yang unik dari masing-masing negara yang dapat dinikmati salahsatunya adalah kebudayaan. Kebudayaan merupakan identitas national yang dimiliki suatu negara sebagai sebuah simbol dan ciri dari negara. setiap negara pasti memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda, bahkan berbagai budaya yang beragam di negaranya. Salah satu contoh negara yang memiliki identitas national berupa beragam budaya adalah Negara Indonesia. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam budaya yang unik dan menarik untuk dinikmati maupun dipelajari.

Menurut Smith dalam buku yang berjudul Nations and National identity menekankan bahwa adanya pendekatan ethnosymbolist meletakan penekanan khusus pada komponen identitas national, sekaligus menggaris bawahi basis sosiologis identitas budaya kolektif, seperti etnis dan negara-negara. Jadi, identitas budaya , merupakan sebuah identitas national yang dimiliki oleh negara-negara yang ditekankan dalam pendekatan ethnosymbolist.21

Identitas Nasional, menurut Smith, melibatkan beberapa rasa politik masyarakat, sejarah, wilayah, patria, kewarganegaraan, nilai-nilai dan tradisi.Dia berkata bahwa negara harus memiliki ukuran budaya umum dan ideologi

21

Guibernau, Monserrat. 2004. Anthony D.Smith on Nations And National Identity : a critical assessment(online) dalam

http://homepage.univie.ac.at/herbert.preiss/files/Guibernau_Smith_on_nations_and_national_ident ity.pdf ((diakses pada 21 mei 2013)


(29)

sipil, satu set pemahaman umum dan aspirasi, perasaan dan ide-ide, yang mengikat penduduk bersama-sama dalam tanah air mereka.22

Smith menganggap identitas nasional sebagai multi-dimensi yang memiliki lima atribut mendasar yaitu :

1. wilayah bersejarah atau tanah air 2. mitos umum dan kenangan sejarah 3. budaya umum massal

4. hak hukum umum dan tugas untuk semua anggota

5. ekonomi umum dengan mobilitas teritorial untuk masyarakatnya23

Bagi Smith, identitas nasional terus melibatkan kewarganegaraan yang dipahami sebagai hak hukum umum dan tugas untuk semua anggota masyarakat untuk dapat menjaga dan melestarikan adanya identitas nassional yang melekat pada diri bangsa.24

Dengan begitu Indonesia memiliki identitas nasionalnya sendiri yang patut dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Dengan melestarikan dan terus mengingat adanya identitas nasional yang dimiliki bangsa Indonesia, identitas tersebut tidak dapat tergerus oleh keberadaan globalisasi, bahkan sebaliknya,

22 Ibid. 23

Guibernau, Monserrat. 2004. Anthony D.Smith on Nations And National Identity : a critical assessment(online) dalam

http://homepage.univie.ac.at/herbert.preiss/files/Guibernau_Smith_on_nations_and_national_ident ity.pdf ((diakses pada 21 mei 2013)

24 ibid


(30)

globalisasi dapat dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk dapat mempromosikan nilai-nilai identitas nasional khususnya masalah kebudayaan bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia memiliki pergerakan nasionalisme yang berjati diri indonesianess dan berdasarkan aktualisasi tekad politik dalam sumpah pemuda tersebut yang kemudian dapat menghasilkan nationalisme bangsa. Dari keanekaragaman subkultur yang berbasis eksistensi nation state Indonesia kemudian terbentuklah national identity bangsa Indonesia yang berdasar nasionalisme.25

Adanya karakteristik identitas nasional di negara Indonesia menjadi salah satu tujuan utama dalam mempertahankan unsur-unsur yang ada. Unsur-unsur identitas nasional hakekatnya merupakan manifestasi nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa.26

Kebudayaan batik merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Batik dapat menjadi salah satu minat bagi negara-negara lain untuk menyukai kebudaan Indonesia karena caranya dan bentunya yang unik yang banyak digemari di dunia Internasional, dan bahkan hingga saat ini, batik menjadi salah satu fasion Internasional yang ada di dunia.

Salah satu bukti yang menujukkan bahwa batik Indonesia merupakan salah satu identitas nasional yang dimiliki bangsa Indonesia adalah Batik dari Pekalongan yang makin berkembang.Kegiatan yang terkait dengan batik makin dikembangkan, termasuk membangun simpul khusus yang menjual batik, seperti pasar grosir batik di

25

Identitas nasional. 2013. (online) dalamwww.fkh.unair.ac.id (diakses pada 21 mei 2013)

26


(31)

Setono, kampung batik di Kauman, dan International Batik Centre (IBC) di Wiradesa. Pengusaha dan pembatik bersinergi membentuk komunitas, bahkan dapat mewujudkan museum batik. Usaha pemerintah misalnya seperti pemerintah daerah mulai mewajibkan PNS mengenakan seragam batik sepekan dua kali, termasuk untuk pelajar yang juga harus berseragam batik pada hari tertentu. Batik menjadi materi muatan lokal pada sekolah di wilayah tersebut. Upaya itu merupakan penyemaian nilai-nilai budaya sejak dini terhadap generasi muda.27

Selain itu, bukti bahwa batik merupakan salah satu budaya milik Indonesia sebagai identitas nasional bangsa Indonesia adalahdiakuinya batik Indonesia oleh UNESCO sebagai warisan Bangsa sejak tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity.

UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal, bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kain batik. UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia; memberi

27

Hamidi,Imam. 25 Februari 2013.Revitalisasi nilai-nilai kebudayaan.(online) dalam

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/02/25/216415/10/Revitalisasi-Nilai-Nilai-Kebudayaan- (diakses pada 21 mei 2013)


(32)

kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya takbenda pada saat ini dan di masa mendatang.28

Adanya pengakuan UNESCO sejak oktober 2009 memperkuat batik dalam memiliki identitas bahwa batik merupakan national identity bangsa Indonesia, sejak saat itu pula, dengan national identity yang kuat, mempengaruhi perkembangan batik di dunia international yang juga dipengaruhi oleh adanya globalisasi.

1.8.2 Globalisasi liberal

Ada satu hal yang tidak dapat dihindari di masa ini, budaya dan teknologi dari negara lain tidak dapat dicegah dengan adanya globalisasi. Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk

interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin

sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.

28

Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam

http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)


(33)

Globalisasi merupakan satu proses untuk meletakkan dunia dibawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh sempadan dan kedudukan geografi sebuah negara Melalui proses ini, dunia akhirnya tidak lagi mempunyai sempadan dengan ruang udara dan langit sesebuah negara itu terbuka luas untuk dimasuki oleh pelbagai maklumat yang disalurkan menerusi pelbagai perantaraan media komunikasi seperti internet,media elektronik,dan teknologi siber. Perkembangan ini memungkinkan perhubungan diantara sesebuah negara dengan negara yang lain dan perhubungan sesama manusia dapat dilakukan dalam tempo yang singkat.29

Dari sedikit pengertian tentang globalisasi tersebut, akhirnya diketahui betapa besar dampak globalisasi bagi keberadaan budaya bangsa. Dengan adanya proses globaliasi ini , budaya Indonesia dapat dikenal dengan negara-negara lain yang memiliki ketertarikan dalam melihat budaya bangsa. Bagaimanapun globalisasi adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan dan mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya yang dihantar media massa telah memberikan informasi sekaligus penyadaran tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang kita miliki dan kita kenal selama ini.30

Dengan adanya Globalisasi , dapat mengembangkan budaya Indonesia khususnya batik di mata Internasional. Maka dari itu, globalisasi juga mempermudah terbentuknya ajang mempromosikan budaya budaya dari berbagai negara ,dan

29

Senget, Hero. 6 Mei 2007.Apakah Globalisasi.(online) dalam http://mfrstudio.board-realtors.com/t3-apakah-itu-globalisasi, diakses pada 22 April 2013

30


(34)

pelaksanaan kerjasama-kerjasama Internasional yang terbentuk untuk lebih memberikan keuntungan pada Indonesia.

Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Tetapi ini tidak berarti kesenian kita harus terbawa arus, namun tidak ada salahnya melakukan penyesuaian penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang ada. Kita dapat melakukan penyesuaian dengan tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat justru harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Pada 28 september sampai 2 oktober 2011 kementrian

perdagangan bekerjasama dengan Yayasan batik Indonesia menyelenggarakan “world Batik Summit” . tujuannya untuk meningkatkan perhatian dunia terhadap batik dan menjadikan Indonesia sebagai rumah batik dunia. Jadi batik bisa dipakai siapa saja , dikembangkan dimana saja, tetapi rumahnya tetap Indonesia.31

Batik yang saat ini telah memiliki berbagai jenis corak, warna, dan motif , kini semakin indah dengan adanya model-model pakaian yang dikembangkan dengan gaya keluaran terkini sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan batik dilihat dari pola , corak dan warna batik yang diimbangi dengan model pakaian yang modern.Bahkan, perusahaan-perusahaan banyak yang menetapkan karyawannya pada hari jumat untuk mengenakan batik. Begitu meluasnya kegunaan batik pada saat ini dengan didorong adanya globalisasi, batik dapat dikenal di berbagai belahan dunia

31


(35)

dan dapat dipakai oleh semua kalangan masyarakat. Batik sangatlah penting bagi bangsa Indonesia karena batik merupakan identitas budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sejak tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Adanya pengaruh Globalisasi mempengaruhi banyak perubahan pada batik meski batik masih menjadi milik khas bangsa Indonesia, tapi kini banyak dikenal batik modern yang pembuatannya juga menggunakan bahan-bahan dan teknologi yang lebih modern, tetapi batik Indonesia tetap pada ciri khasnya. Misalnya pada batik modern dikenal adanya batik cap yang pembuatannya tidak menggunakan pengukiran. Corak yang dimilik batik pun kian meluas dan semakin berkembang mengikuti alur globalisasi yang juga memberikan corak yang bagus dan menarik bagi wisatawan asing. Berbagai corak Batik Indonesia menandakan adanya berbagai pengaruh dari luar mulai dari kaligrafi Arab, burung phoenix dari China, bunga cherry dari Jepang sampai burung merak dari India atau Persia.32 Hal itu juga dipengaruhi oleh keberadaan globalisasi liberal dimana kerjasama antar negara semakin erat, oleh karena itu berkembangnya batik di Indonesia berpengaruh juga pada keberadaan globalisasi liberal.

32

Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam

http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)


(36)

1.8.3 Soft Power Melalui Diplomasi Budaya

Power merupakan sebuah kekuatan atau kemampuan yang dimiliki oleh individu bahkan negara untuk dapat mempengaruhi individu atau negara lain untuk dapat mengikuti kemauannya.33 Negara seperti yang kita ketahui adalah aktor yang paling utama di dalam hubungan internasional. Negara melakukan segala upaya untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Dikarenakan ada kepentingan ini munculah kekuasaan atau power. Sehingga dapat dijelaskan bahwa Kekuasaan atau yang disebut power adalah sebuah kapasitas atau kemampuan sebuah aktor untuk memaksa atau mempengaruhi satu sama lain.34

Dari pengertian power diatas, dapat diketahui beberapa cara dalam power yaitu diantaranya :

1. Memaksa dengan ancaman 2. Membujuk dengan bayaran

3. Membuatnya tertarik dan melakukan sebuah kerjasama

Power juga dibagi ke dalam dua jenis yaitu hard power dan soft power. Hard power sendiri merupakan cara mempengaruhi tindakan sesuai keinginan dengan cara memaksa atau kekerasan, hard power biasanya menimbuklan sesuatu yang mengacu pada kekerasan seperti perang.35

33

Setiawan, Debora. 8 september 2011.Hard Power Vs Soft Power(online) dalam http://politik.kompasiana.com/2011/09/08/hard-power-vs-soft-power-394181.html

34

Dary, Faras . Dimione, Sabrina. Iman,Alief. Triska,Alya. 23 oktober 2012.Kekuasaan Dalam

Hubungan Internasional.(online) dalam http://alyaletta-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62454-PIHI-Kekuasaan%20dalam%20Hubungan%20Internasional.html

35


(37)

Konsep soft power pertama kali dikenalkan oleh Joseph Nye dalam artikelnya yang muncul dalam jurnal Foreign Policy pada 1990an. Konsepnya tentang soft power kemudian dituangkan lebih mendalam dalam bukunya yang berjudul Soft Power: The Means to Successin World Politics (2004), dan The Paradox of American Power (2002).36

Soft Power adalah kemampuan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan melalui atraksi daripada paksaan atau pembayaran. Ia muncul dari daya tarik negara budaya, cita-cita politik, dan kebijakan. Ketika kebijakan kami dilihat sebagai sah di mata orang lain, soft power kita ditingkatkan. "Soft Power termasuk propaganda, tetapi jauh lebih luas. Hal ini jauh lebih dari "citra,hubungan masyarakat dan popularitas singkat." Ini merupakan kekuatan yang sangat nyata -kemampuan untuk mendapatkan tujuan. Ungkap Joseph Nye dalam bukunya yang berjudul The paradox of Power America.37

Soft power dapat mempengaruhi secara halus dan tidak langsung yang tanpa disadari oleh subjeknya, maka dari itu diplomasi merupakan salah satu cara yang tepat untuk melakukan soft power ke negara lain dengan mengandalkan identitas nasional Bangsa. Tanpa mengandalkan kekerasan atau perang, cara yang paling efektif adalah dengan soft power karena soft power sangat selaras dengan pemikiran Studi Hubungan Internasional, yaitu interaksi dalam lingkup global yang tetap 36

Hertantya,Dewi.Soft Power(online) dalam http://www.scribd.com/doc/53416830/Soft-Power, diakses pada 2 oktober 2012

37


(38)

mengutamakan perdamaian sekalipun terdapat kepentingan-kepentingan yang berbeda.38

Dalam studi hubungan internasional , adanya hubungan antar negara yang meminimalisir atau bahkan menghindari terjadinya konflik untuk terjadinya perdamaian, sedangkan masing-masing negara memiliki kepentingan yang berbeda-beda, oleh sebab itu diplomasi budaya merupakan salah satu cara yang tepat dalam meningkatkan interaksi dengan negara lain yang juga disertai dengan soft power.

Diplomasi budaya , merupakan salah satu cara untuk mempengaruhi negara lain dalam mengenal budaya yang kita miliki. Budaya batik, merupakan budaya unik dan banyak menarik minat mancanegara yang dengan sendirinya, dengan adanya soft power, kemudian banyak negara lain yang dengan sendirinya mencari tahu bahkan menyebarluaskan budaya batik Indonesia. Sehingga batik Indonesia dikenal menjadi mode tersendiri bagi mereka. Budaya yang masuk akan dengan mudah mempengaruhi orang yang terobsesi tersebut.

Kekuatan Batik dengan soft power yang semakin meluas akan memberikan kesan khusus di dunia Internasional, karena melalui batik Indonesia, dapat mempengaruhi dunia melalui budaya yang unik. Masyarakat dunia melihat budaya batik dari berbagai perannya yang melintasi batas negara. Promosi kebudayaan Indonesia bukan hanya dari pengiriman seniman daerah keluar negeri, tapi bahkan

38

Dary, Faras . Dimione, Sabrina. Iman,Alief. Triska,Alya. 23 oktober 2012.Kekuasaan Dalam

Hubungan Internasional.(online) dalam http://alyaletta-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62454-PIHI-Kekuasaan%20dalam%20Hubungan%20Internasional.html


(39)

pramugari di maskapai Indonesia sudah dibiasakan untuk berseragam Batik. Hal ini akan menjadi nilai tambah terhadap penumpang yang berasal dari luar Indonesia.

Dari beberapa penjelasan teori diatas, dapat diberikan penjelasan bahwa batik yang merupakan salah satu national identity yang dimiliki bangsa Indonesia memiliki soft power untuk mengikuti arus globalisasi yang kemudian semakin memperluas peran dan fungsi batik di mata Internasional memalui berbagai media dan teknologi yang ada, dan dengan soft power yang dimiliki tersebut akhirnya semakin memperkuat batik yang merupakan kebudayaan asli milik bangsa Indonesia dengan adanya pengakuan dari UNESCO. Dengan meluasnya peran dan fungsi batik, serta keberadaan batik di dunia Internasional memalui globaliasasi tersebut akhirnya batik dapat melakukan diplomasi ke negara-negara lain memalui diplomasi budaya, diplomasi budaya ini kemudian menghantarkan batik menuju ke Global level atau Internasional system seperti yang dikemukakan oleh David Singer yaitu batik sebagai national identity bangsa memiliki soft power di lingkup internasional dan diluar negara. Batik yang memiliki soft power berperan penting diluar negara sebagai diplomasi budaya untuk memperkenalkan budaya paten yang dimiliki bangsa Indonesia.


(40)

Gambar 1.0. Kerangka Pemikiran

1.9 Hipotesis

Batik Indonesia merupakan salag satu national identity yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, karena batik merupakan salah satu kebudayaan khas yang dimiliki bangsa , dan dengan adanya pengakuan dari UNESCO, batik Indonesia semakin memiliki kekuatan untuk menjadi budaya khas Indonesia. Dengan adanya national identity yang ada dan melekat pada batik, menjadikan batik semakin dapat merambah ke dunia Internasional dengan mengikuti arus globalisasi yang ada. Arus globalisasi membawa batik semakin meluas dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadikan batik sebagai salah satu soft power yang dimiliki Bangsa Indonesia melalui kegiatan diplomasi budaya.

BATIK

NATIONAL IDENTITY

GLOBALISASI

Soft power

DIPLOMASI BUDAYA

Soft Power

GLOBAL LEVEL /INTERNATIONAL


(41)

1.10 Metodelogi Penelitian

1.10.1 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1.10.1.1.Batik :

Definisi Konseptual batik menurut Salah seorang pelukis batik yaitu Warsito, mengungkapkan setidaknya ada dua pengertian tentang batik. Pertama , batik merupakan teknik tutup celup atau resist technique dalam pembentukan gambar kain, menggunakan lilin sebagai perintang dan zat warna bersuhu dingin sebagai bahan pewarna desain pada katun. Batik ini kemudian digunakan sebagai produksi pada kain yang dapat dipandang sebagai kebudayaan milik bangsa. Kedua, batik merupakan sekumpulan desain yang sering digunakan dalam pembatikan yang kemudian berkembang menjadi ciri khas desain tersendiri walaupun desain tersebut tidak lagi dibuat di atas katun dan tidak lagi menggunakan lilin.39Sementara menurut Konvensi Batik Internasional di Yogyakarta pada tahun 1997, batik merupakan proses penulisan gambar atau ragam hias pada media apapun dengan menggunakan lilin batik atau malam sebagai alat perintang warna. Pada pembuatan batik, lilin batik atau malam diaplikasikan pada kain untuk mencegah penyerapan warna pada saat proses pewarnaan.40

39

Ibid (halaman 3)

40

Razak,Marriel & Anggraeni, Andrian.Batik: Pengertian & Macam Berdasarkan Cara Pembuatan (online) dalamhttp://belanjabatik.com/batik-pengertian-macam-berdasarkan-cara-pembuatan-62-17.info, diakses pada 10 Juni 2013


(42)

Definisi operasional, batik merupakan kebudayaan milik bangsa Indonesia yang sudah berakar dengan proses pembuatan gambar pada kain yang dibuat dengan cara menggunakan lilin atau malam sebagai alat untuk mewarna. Kemudian proses yang digunakan dengan cara membatik tersebut dapat menjadi sebuah produk yang digunakan sebagai alat yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai kebudayaan asli milik bangsa.

1.10.1.2.National Identity:

Definisi konseptual national identity atau identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.41 Sementara Robert De Ventos mengemukakan pendapatnya tentang national identity yang dijelaskan oleh Manuel Castells mengemukakan bahwa selain faktor etnisitas, teritorial, bahasa, agama serta budaya juga faktor dinamika suatu bangsa tersebut dalam proses pembangunan iptek. Identitas nasional bangsa Indonesia juga harus dipahami dalam pembangunan, termasuk proses interaksinya secara global dengan bangsa lain di dunia internasional. Munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.42

41

Pengertian identitas nasional (online) dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2116855-pengertian-identitas-nasional/ diakses pada 10 juni 2013

42


(43)

Definisi operasional mengenai national identity merupakan sebuah identitas atau ciri khas yang dimiliki masing-masing negara yang tidak dimiliki oleh negara lain, yang dapat membuat negara lain tertarik akan adanya ciri yang khas dari bangsa tersebut seperti kebudayaan batik yang dimiliki bangsa Indonesia

1.10.1.3.Soft Power :

Definisi konseptual dari soft power menurut Menururt Josep S. Nye adalah

kemampuan dalam menjadi “menarik”, sehingga bisa bekerjasama dengan yang lain.

Sumber Daya utama dari Soft Power adalah kebijakan luar negeri, budaya dan nilai atau norma-norma.43

Definisi operasional dari soft power merupakan sebuah kekuatan yang dimiliki oleh suatu negara untuk dapat menarik perhatian negara lain secara tidak langsung dan tanpa sadar dengan adanya kegiatan yang dimiliki oleh national identity bangsa Indonesia

1.11 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menggunakan penelitian kualitatif dikarenakan data ini diperoleh dari adanya pengamatan melalui data data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini penulis

43

Siswo Pramono. 2011. Resources of Indonesian Soft Power Diplomacy. Jakarta: Jakarta Post. Diakses dari : http://www.thejakartapost.com/news/2010/06/28/resources-indonesian-soft-power-diplomacy.html, diakses pada 16 juni 2013


(44)

mencari pemahaman dan kebenaran berdasarkan rumusan masalah. Dari adanya pemahaman tersebut, penulis mencoba mendeskripsikan data yang didapat sesuai dengan situasi. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Penelitian kualitatif diarahkan lebih dari sekedar memahami fenomena tetapi juga mengembangkan teori.44

Bersifat deskriptif karena penulisan ini berusaha menjelaskan fenomena karakteristik secara akurat untuk menemukan Makna Baru, Menjelaskan Sebuah Kondisi, Menentukan Kemunculan Sesuatu, dan Mengkategorikan Informasi. Bersifat deskriptif karena penulisan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara berlangsung. Selain itu Penelitian deskriptif sebagai kegiatan meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan.45

1.12 Jangkauan Penelitian

Pengamatan penelitian ini dimulai khususnya pada saat batik telah ditetapkan menjadi budaya warisan Bangsa Indonesia oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk budaya lisan dan non –bendawi atau Masterpieces Of The Oral

44

Susanto, Juang.Penelitian kualitatif.(online) dalam

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196105151987031-JUANG_SUNANTO/PENELITIAN_KUALITATIF_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf, diakses pada 11 juni 2013

45

Susworo, agus.Penelitian deskriptif.(online) dalam


(45)

And Integible Heritage Of Humanity sejak oktober 2009. Karena sejak tahun itu khususnya hingga saat sekarang ini, batik mulai dapat memperkuat power nya sebagai national identity bangsa Indonesia yang hingga saat ini semakin meluas untuk menyebarluaskan soft power nya melalui diplomasi budaya ke berbagai negara Internasional dengan mengikuti arus globalisasi sehingga posisi batik di mata internasional menjadi lebih luas.

1.13 Teknik Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan oleh penulis menggunakan data sekunder yang berasal dari berbagai macam sumber seperti pada buku-buku kepustakaan atau library research yang berupa buku-buku, jurnal ilmiah, dan juga merupakan dokumen dokumen kenegaraan yang membahas tentang budaya batik dan perannya di negara-negara lain. Dan berbagai sumber dari Internet sebagai data pendukung yang dapat digunakan penulis.

1.14 Teknik analisis data

Tahapan yang dilakukan setelah teknik pengumpulan data yaitu adalah teknik analisis data, teknik analisis data digunakan karena dalam sebuah penelitian , merupakan salah satu teknik yang penting dan paling dalam. Dengan adanya analisis data, berbagai data yang diperoleh akan diolah untuk menjadi sebuah jawaban dalam menjawab rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian tersebut. Teknik analisis


(46)

data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif yaitu transkrip, narasi dan teks.

Sesuai dengan data yang ada yaitu kualitatif, maka penulis akan mengumpulkan, mengkualifikasi, dan menggunakan data-data yang diperoleh dari adanya pengamatan, kemudian mendeskripsikan dan menarik beberapa kesimpulan dari data-data yang diperoleh dengan teori-teori yang digunakan. Hasil yang ada kemudian dideskripsikan sesuai dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian dengan data-data yang diperoleh.

1.15 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan skripsi ini, dapat dijelaskan mengenai sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah atau topik yang akan dibahas, tujuan penelitian, kerangka pemikiran yang didalamnya terkait dengan peringkat analisis dan landasan teoritik, serta dilengkapi juga dengan hipotesa dan metodologi penelitian.

Bab II : Batik sebagai salah satu National Identity bangsa Indonesia

Dalam bab II ini, akan lebih membahas mengenai Peran batik sebagai national identity yang semakin berkembang luas seiring waktu dengan adanya globalisasi


(47)

yang mengakibatkan banyak negara mengenal dan mulai tertarik akan adanya kebudayaan asli Indonesia berupa batik seiring canggihnya alat komunikasi dan teknologi yang ada, batik kian merambah dunia serta fashion internasional

Bab III : Batik sebagai salah satu soft power bangsa Indonesia

Melalui adanya peran batik yang semakin meluas akibat arus globalisasi dalam global level tersebut, kemudian dalam bab tiga ini akan membahas tentang soft power yang dimiliki batik memalui cara diplomasi budaya bangsa secara halus dan perkenalan batik ke negara-negara lainnya untuk menarik minat negara lain dengan adanya budaya khas Indonesia.

Bab IV : Kesimpulan dan penutup

Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari analisa yang didapat dari Bab III, yang akan lebih menjelaskan secara inti dan merupakan rangkuman dari hasil penulisan skripsi.


(48)

BAB II

Batik Sebagai Identitas Nasional Bangsa

1. Pengenalan Batik

1.1. Sejarah Batik

Batik merupakan salah satu budaya Bangsa Indonesia yang membawa nama Indonesia ke dunia Internasional. Karena batik telah melekat sebagai kebudayaan bangsa, maka batik merupakan salah satu icon serta merupakan salah satu identitas nasional bangsa. Batik juga merupakan salah satu kerajinan tangan bangsa Indonesia yang telah diakui dunia. Batik di Indonesia merupakan suatu keseluruhan teknik serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, Hal itu dibuktikan oleh UNESCO sebagai ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk budaya lisan dan non–bendawi (Masterpieces Of The Oral And Integible Heritage Of Humanity) sejak oktober 2009.46

Batik Indonesia dapat bertahan hingga saat ini , karena merupakan salah satu kebudayaan yang memiliki ciri khas tinggi dalam motif dan coraknya yang banyak digemari masyarakat. Adanya pengakuan media juga sangat penting bagi keberadaan batik untuk memberikan informasi tentang pengakuan batik untuk nasional maupun internasional. Banyak negara lain yang tertarik dan meminati adanya batik Indonesia dengan alasan kagum dengan cara pembuatan batik atau bahkan menyukai motif batik yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas pada masing-masing daerah. Adanya minat


(49)

serta ketertarikan negara lain pada batik dapat menjadikan bangsa Indonesia memperoleh keuntungan akan adanya kebudayaan batik Indonesia. Indonesia dapat menjadikan batik sebagai salah satu usaha diplomasi dan memperkenalkan batik kepada negara-negara lain.

Kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.47 Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-20 dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia I habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam, banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.48

Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya.49 Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita

47

Sejarah batik Indonesia. 25 Januari 2011. (online) dalam

http://www.rumahbatik.com/artikel/105-- sejarah-batik-di-indonesia.htmlhttp://www.rumahbatik.com/artikel/105--sejarah-batik-di-indonesia.html, diakses pada 8 april 2013

48 ibid 49


(50)

dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.50

Banyaknya budaya yang di miliki Indonesia membuat Indonesia semakin memiliki nilai yang beragam. Begitu juga dengan batik, lambat laun batik mulai berkembang menurut ciri budaya di daerahnya masing-masing. Batik dinilai dapat memberikan ciri khas yang khusus bagi suatu daerah yang memiliki budaya tertentu dari pola, tipe, dan corak batik.

Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di

Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7.51 Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.52

Jadi dapat disimpulkan bahwa asal batik pertama kali dimulai sejak adanya kerajaan majapahit yang kemudian terus-menerus berkembang ke berbagai kerajaan-kerajaan lain yang ada di Indonesia dengan adanya masyarakat yang semakin meluas

50Ibid.

51 ibid

52 Batik sebelum globalisasi. (online) dalam


(51)

dan semakin banyak. Batik mulai meluas khususnya di daerah jawa yang diperkirakan sejak abad XVIII atau awal abad XIX. Batik pada saat itu masih berupa batik tulis yang dikerjakan secara manual sesuai dengan corak batik yang ada pada zaman tersebut. Sampai kemudian pada awal abad XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia pertama atau sekitar tahun 1920.53Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Adanya globalisasi yang terjadi saat ini memang tidak dapat dihindari oleh seluruh masyarakat, tetapi dengan adanya kekuatan yang dimiliki oleh batik, sampai saat ini batik tradisonal masih tetap mempertahankan corak atau coraknya sendiri, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena memiliki lambangnya masing-masing. Kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu karena motif itu diwariskan kepada keturunannya sendiri dan tidak boleh keluar dari lingkup keluarga itu. Beberapa motif batik juga dapat menunjukkan status seseorang.

1.2 Batik sebagai salah satu Identitas Nasional bangsa Indonesia

Batik yang dikenal oleh dunia Internasional sebagai warisan kebudayaan bangsa harus terus dilestarikan supaya tidak menjadi punah dan tidak diakui oleh bangsa lain. Pelestarian batik di kalangan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Masyarakat dengan berbagai usaha terus mencoba melestarikan keberadaan batik dan memperkenalkannya ke dunia Internasional . Batik Indonesia,

53Batik Indonesia (online) dalam


(52)

sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.54

Sesungguhnya, identitas budaya kita tidak hanya ditentukan dari pilihan dan citra motif pakaian semata -mata. Melainkan ada hal-hal yang lebih substansial dari batik itu sendiri, yaitu etos, jiwa, kebudayaan, pelayanan, dan ketulusan mengabdi. Pengakuan secara nasional bahkan internasional terhadap eksistensi batik menjadi bagian rekonstruksi budaya yang dilakukan secara kreatif sebagai bagian dari daya cipta manusia, bukan sekedar warisan tradisi.55

Ada beberapa pemikiran mengenai eksistensi batik agar dapat terus dilestarikan dalam masyarakat dan menjadi kebudayaan yang turun-menurun. Menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara, asas-asas tersebut dapat digunakan untuk menganalisis eksistensi batik dalam masyarakat di era modern saat ini yaitu56:

1. Kontinyuitas

Prinsip yang berguna untuk menjamin berlangsungnya kebudayaan, perlu pembudayaan melalui berbagai institusi. Dalam konteks ini, untuk menjamin

54Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam

http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)

55

Efianingrum, Ariefa. 2011. Batik Sebagai Sarana Peneguhan Identitas Lokal Dan Karakter Bangsa (online) dalam

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Proceeding%20Seminar%20Batik%202011_0.pdf, diakses pada 27 juli 2013


(53)

berlangsungnya batik secara fisik maupun maknanya, perlu adanya proses pembudayaan melalui beberapa institusi yaitu di keluarga, sekolah, masyarakat, dan media.

2. Konvergensi

Untuk menuju dunia global, perlu membuka diri dengan adanya budaya asing.demikian pula untuk menginternasionalkan batik, diperlukan kesediaan untuk mebuka diri dengan kebudayaan lain atau asing

3. Konsentrisitas

Adanya pertemuan antar budaya tersebut tidak serta merta mencabut masyarakat masing-masing dari akar kebudayaannya, melainkan semakin memperteguh keyakinan Identitas nasional budayanya.

Adanya perkembangan globalisasi sangat mempengaruhi keberadaan batik, terutama globalisasi teknologi. Dengan adanya berbagai teknologi yang kian meluas, masyarakat Indonesia dapat mengambil sisi positif dari perkembangan tersebut. Misalnya dengan adanya teknologi internet yang ada, yang juga dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat asing, anggota masyarakat baik pemerintah maupun non pemerintah dapat mempromosikan batik ke luar negeri dengan waktu singkat dan cepat . Informasi yang begitu cepat, dapat diperoleh oleh berbagai masyarakat dengan adanya teknologi Internet yang pada saat ini kian meluas dan bersifat modern.

Dengan adanya globalisasi yang kian meluas, untuk melestarikan batik, seperti yang dijelaskan diatas mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa adakalanya


(54)

eksisitas batik harus melakukan kontinyuitas yaitu Prinsip yang berguna untuk menjamin berlangsungnya kebudayaan, perlu pembudayaan melalui berbagai institusi. Berbagai usaha dan peran institusi dalam masyarakat terus ditingkatkan hingga batik pada saat ini dapat menjadi semakin booming di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia dan generasi penerus semakin mengenal keberadaan batik sebagai national identity kebudayaan milik bangsa Indonesia yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada berbagai negara. usaha-usaha lain yang ditunjukkan oleh masyarakat diantaranya57:

1. Museum Tekstil Jakarta yang mengadakan Perakitan koleksi batik. Memberikan pelatihan dalam pembuatan batik menggunakan pewarna alam. 2. Museum Batik Danar Hadi di Surakarta mengadakan Pengorganisasian update

secara rutin pameran di Museum. Koleksi dari pertengahan abad 18 sampai pertengahan 20,Penerbitan buku tentang batik.

3. Museum Batik Istana Sultan Yogyakarta yang mempertunjukkan koleksi batik yang dipinjamkan oleh anggota keluarga kerajaan.

4. Paguyuban sekar jagad Asosiasi Pecinta Batik Indonesia Yogyakarta: Mengorganisir pameran batik berkala dan penerbitan buku-buku pola dan motif batik. Sosialisasi penggunaan pewarna alami. Upaya untuk menjaga budaya batik di daerah itu dulunya pernah ada dengan mendirikan asosiasi paguyuban pecinta batik.


(55)

5. Kantor Penelitian dan Pengembangan Batik dan Cinderamata Yogyakarta mengadakan Pelatihan pembuatan batik untuk siswa lokal dan asing.

6. Asosiasi pecinta Batik Pekalongan Mengorganisir pameran batik dan festival periodik.

7. Pembentukan Forum Masyarakat Batik Indonesia oleh Pemangku Kepentingan Batik Nasional.

Dengan adanya berbagai usaha masyarakat dari dalam negeri tersebut, membuat batik semakin popular khususnya pada keberadaannya saat ini di Indonesia. Dahulu batik tidak terlalu menjadi penting dan dikenal di kalangan bangsa, tapi dengan adanya kesadaran masyarakat dan usaha-usaha masyarakat , kini batik kian diminati oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia.

Pelestarian batik sebagai identitas nasional bangsa juga salah satunya adalah mempertahankan alat yang digunakan dalam membuat batik yaitu canting. Canting merupakan salah satu sarana dan prasarana membatik yang juga merupakan icon batik Indonesia. Batik Indonesia tidak akan sempurna tanpa canting. Selain itu motif dan corak yang khas dari berbagai batik di Indonesia merupakan salah satu identitas nasional yang dimiliki kebudayaan Indonesia

Selain adanya berbagai usaha masyarakat tersebut, batik kian menjadi penting karena batik diakui oleh UNESCO sebagai salah satu kebudayaan asli milik bangsa


(56)

Indonesia sejak 2 oktober 2009 lalu.58 Selain itu, batik menjadi penting di kalangan masyarakat saat ini dikarenakan adanya klaim negara Malaysia bahwa batik merupakan warisan kebudayaan Negara Malaysia. Sejak awal tahun 2000, Indonesia dikejutkan dengan adanya berita bahwa Malaysia memperkenalkan batik sebagai barang buatan asli Malaysia ke Mancanegara.59 Dengan begitu membuat pemerintah Indonesia melakukan beberapa usaha diantaranya Departemen Budaya dan Pariwisata yang meminta pertanggung jawaban dengan mengirimkan surat protes ke Malaysia. Selain itu juga membuat program dalam bidang budaya dan pariwisata untuk melestarikan budaya Indonesia dan memasyarakatkan budaya tersebut agar bangsa Indonesia dan dunia Internasional lebih menghargai dan mengenal budaya yang ada di Indonesia.60Usaha lain yang dilakukan pemerintah Departemen Luar Negeri melakukan diplomasi dengan Departemen Budaya Malaysia. Departemen Hukum dan HAM yang mematenkan HAKI (Hak Karya Intelektual) dalam hak-hak paten dan hak cipta semua aset seni budaya.61

Jadi, dengan berbagai usaha-usaha yang dilakukan pemerintah tersebut nampak bahwa masyarakat Indonesia sangat mencintai seni budaya yang di miliki oleh Indonesia yang menjadi suatu simbol negara, dan masyarakat serta pemerintah menyadari adanya usaha-usaha tersebut dapat memperkuat identitas seni budaya

58Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO”lock cit . 59

http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=49821 (online) diakses pada 17 juli 2013

60Melati, Arum. Sikap Pemerintah Indonesia dalam Mengatasi Klaim Budaya oleh Malaysia (online)

dalam http://publikasi.umy.ac.id/files/journals/8/articles/675/public/675-2295-1-PB.pdf ,diakses pada 17 juli 2013


(57)

bangsa. Dengan berbagai usaha yang dilakukan tersebut, baik pemerintah dan masyarakat berharap bahwa kekuatan seni budaya bangsa semakin melekat pada jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia, dan agar tidak ada negara lain yang meng klaim adanya seni budaya yang di miliki bangsa Indonesia. Berbagai usaha masyarakat menunjukkan adanya kecintaan pada seni budaya batik yang merupakan identitas nasional bangsa Indonesia yang berakar dari lahirnya batik hingga sekarang yang semakin meluas. Dengan adanya kesadaran dari masyarakat, selain dapat mempererat kebudayaan bangsa, batik juga dengan kekuatannya mampu memberikan pengaruh bagi negara-negara lain agar dikenal oleh negara-negara lain.


(58)

BAB III

Batik Sebagai Salah Satu Soft Power Bangsa Indonesia

Adanya perkembangan globalisasi sangat mempengaruhi keberadaan batik, terutama globalisasi teknologi. Dengan adanya berbagai teknologi yang kian meluas, masyarakat Indonesia dapat mengambil sisi positif dari perkembangan tersebut. Misalnya dengan adanya teknologi internet yang ada, yang juga dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat asing, anggota masyarakat baik pemerintah maupun non pemerintah dapat mempromosikan batik ke luar negeri dengan waktu singkat dan cepat . Informasi yang begitu cepat, dapat diperoleh oleh berbagai masyarakat dengan adanya teknologi Internet yang pada saat ini kian meluas dan bersifat modern.

Dengan adanya globalisasi juga mempengaruhi perubahan batik yang dulunya batik hanya menggunakan alat-alat tradisional, kini dapat diciptakan menggunakan berbagai alat modern seperti misalnya batik cap yang dapat digunakan dengan hanya memberikan motif gambar cetak pada kain batik tersebut. Dengan demikian, keindahan batik semakin meluas dan banyak masyarakat di dunia internasional yang semakin tertarik akan keanekaragaman motif dan corak batik yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan batik modern yang dibuat oleh masyarakat pada saat ini, tidak merubah adanya motif dan corak batik Indonesia yang sangat khas dan memiliki ciri bahwa batik tersebut adalah batik milik bangsa Indonesia.


(1)

kemampuan untuk mendapatkan tujuan. Ungkap Joseph Nye dalam bukunya yang berjudul The paradox of Power America.74

Diplomasi budaya juga dilakukan oleh Jepang yang secara soft power memperkenalkan budaya yang dimilikinya seperti anime, manga dan music. Pemerintah Jepang sendiri mendirikan Japan Foundation sebagai misinya untuk memperkenalkan budaya Jepang ke seluruh penjuru dunia, dari adanya anime dan

manga ,Jepang dapat secara halus memperkenalkan kehidupan nya kepada seluruh

masyarakat di dunia, dan ternyata usaha soft power yang dilakukan Jepang berhasil, terbukti dengan meledaknya penjualan manga di berbagai pasar penjuru dunia.

Sama halnya dengan batik yang dimiliki Indonesia, sejak batik diakui oleh UNESCO milik bangsa Indonesia,berbagai usaha pemerintah dan masyarakat semakin marak. Masyarakat bahkan memperkenalkan batik ke macanegara sebagai usaha soft power bangsa Indonesia. Terbukti pada saat melakukan diplomasi, diplomat-diplomat asal Indonesia selalu mengenakan batik ke luar negeri. Dan batik mulai banyak diminati oleh negara lain dengan adanya peningkatan ekspor batik ke berbagai negara seperti misalnya cina dan singapura.

Akhirnya, dengan berbagai usaha yang dlakukan masyarakat tersebut, batik kian diminati baik di dalam maupun di luar negeri.dengan adanya kecintaan seni budaya yang dimiliki bangsa , masyarakat kian melakukan usaha-usaha untuk

74


(2)

mempertahankan seni budaya batik sebagai seni budaya milik negara. Masyarakat serta pemerintah menyadari adanya usaha-usaha tersebut dapat memperkuat identitas seni budaya bangsa. Dengan berbagai usaha yang dilakukan tersebut, baik pemerintah dan masyarakat berharap bahwa kekuatan seni budaya bangsa semakin melekat pada jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia, terutama semenjak seni budaya batik di klaim dan diakui Malaysia sebagai warisan budaya milik negaranya. Masyarakat tidak mau ada negara lain yang meng klaim lagi seni budaya yang dimiliki bangsa, oleh karena itu, kesadaran semakin dipupuk dan batik saat ini semakin diminati masyarakat Indonesia. Masyarakat beranggapan bahwa batik harus menjadi identitas nasional bangsa, yang berate batik selalu identik dengan negara Indonesia, dan sebaliknya.

Adanya kecintaan dan berbagai usaha masyarakat menjadikan batik sebagai identitas nasional bangsa, juga membuat masyarakat yakin akan adanya kekuatan batik yang dapat mempengaruhi negara-negara lain, ini dibuktikan dengan semakin banyaknya minat terhadap batik dari negara-negara lain dalam berbagai pameran Batik Internasional dan berbagai worksop yang diadakan pemerintah Indonesia. Hal itu juga merupakan salah satu usaha soft power batik terhadap negara-negara yang ada di berbagai belahan dunia.

Dengan berbagai bentuk usaha pemerintah maupun masyarakat yang semakin memperkuat adanya batik sebagai identitas nasional bangsa, masyarakat semakin yakin, bahwa usaha tersebut dapat dilakukan untuk memperkuat dan menjadikan


(3)

batik sebagai salah satu usaha soft power bangsa.Ketika batik menjadi warisan budaya bangsa yang telah diakui dunia, kecintaan masyarakat pada batik kian dilakukan dengan berbagai upaya untuk lebih memperkuat batik dalam menjalankan misinya menjadi soft power bangsa. Pada saat ini, batik semakin di kenal pada dingkat global ,

4.2 Saran

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian penulis, penulis dapat menyimpulkan saran sebagai berikut:

1. Pemerintah memberikan kesadaran pada masyarakat dengan adanya usaha-usaha tentang pelaksanaan batik yang ada di negara Indonesia sebagai identitas nasional milik bangsa Indonesia.

2. Memberikan penyadaran kepada masyarakat bahwa globalisasi sebagai sarana sebagai diplomasi budaya batik yang akan dijalankan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Buku/Literatur/Dokumen Resmi Pemerintah

Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Luar Negeri. 1 Juli 1995. Peranan

Kesenian Dan Kebudayaan Sebagai Media Diplomasi Dan Komunikasi Antarbangsa

Cyntia,Ida. & Alfriandi, Dedi . 2011. Dampak kekuatan Budaya Indonesia dalam

Industri Kreatif

Musman,Asti. & Arini, Ambar. 2011 . Batik- Warisan Adiluhung Nusantara

Haryati,Soebadio, 1980 , Mencari Akar Kebudayaan Nasional, Analisis Kebudayaan, Th.i, No. 1.

Ak, Syahmin, 2008. Hukum Diplomatik

Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Luar Negeri. 1 Juli 1995.

Peranan Kesenian Dan Kebudayaan Sebagai Media Diplomasi Dan Komunikasi Antarbangsa

Website Resmi (Online)

Laura Neack. The New Foreign Policy: power seeking in a globalized era. (United States of America : Rowman & Littlefield Publishers, Inc.). 2008. Hal 27. Rusman,Rose. IR-Level Of Analysis(online) dalam

http://www.rose-hulman.edu/~casey1/IR-Levels%20of%20Analysis.pdf) ,diakses pada 15 Mei 2013

Guibernau, Monserrat. 2004. Anthony D.Smith on Nations And National Identity : a

critical assessment (online) dalam

http://homepage.univie.ac.at/herbert.preiss/files/Guibernau_Smith_on_nations _and_national_identity.pdf ((diakses pada 21 mei 2013)

Identitas nasional. 2013. (online) dalam www.fkh.unair.ac.id (diakses pada 21 mei 2013)

Hamidi,Imam. 25 Februari 2013. Revitalisasi nilai-nilai kebudayaan. (online) dalam

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/02/25/2164 15/10/Revitalisasi-Nilai-Nilai-Kebudayaan- (diakses pada 21 mei 2013) Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam

http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)

Senget, Hero. 6 Mei 2007. Apakah Globalisasi. (online) dalam

http://mfrstudio.board-realtors.com/t3-apakah-itu-globalisasi, diakses pada 22 April 2013


(5)

Razak,Marriel & Anggraeni, Andrian. Batik: Pengertian & Macam Berdasarkan

Cara Pembuatan (online)

dalamhttp://belanjabatik.com/batik-pengertian-macam-berdasarkan-cara-pembuatan-62-17.info, diakses pada 10 Juni 2013 Pengertian identitas nasional (online) dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2116855-pengertian-identitas-nasional/ diakses pada 10 juni 2013

Siswo Pramono. 2011. Resources of Indonesian Soft Power Diplomacy. Jakarta: Jakarta Post. Diakses dari :

http://www.thejakartapost.com/news/2010/06/28/resources-indonesian-soft-power-diplomacy.html, diakses pada 16 juni 2013

Susworo, agus. Penelitian deskriptif.(online) dalam

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Penelitian%20Deskriptif.pdf, diakses pada 11 juni 2013

Susanto, Juang. Penelitian kualitatif. (online) dalam

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196105151987

031-JUANG_SUNANTO/PENELITIAN_KUALITATIF_%5BCompatibility_Mo de%5D.pdf, diakses pada 11 juni 2013

Musman,Asti. & Arini, Ambar. 2011 . Batik- Warisan Adiluhung Nusantara (halaman 1)

Sejarah batik Indonesia. 25 Januari 2011. (online) dalam

http://www.rumahbatik.com/artikel/105--sejarah-batik-di- indonesia.htmlhttp://www.rumahbatik.com/artikel/105--sejarah-batik-di-indonesia.html, diakses pada 8 april 2013

Batik sebelum globalisasi. (online) dalam

http://www.batikrumah.com/tag/batik-sebelum-globalisasi, diakses pada 8 april 2013.

Batik Indonesia (online) dalam http://batikindonesia.info/2005/04/18/sejarah-batik-indonesia/,diakses pada 23 agustus 2013

Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)

Efianingrum, Ariefa. 2011. Batik Sebagai Sarana Peneguhan Identitas Lokal Dan

Karakter Bangsa (online) dalam

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Proceeding%20Seminar%20Batik%202 011_0.pdf, diakses pada 27 juli 2013

http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=49821 (online) diakses pada 17 juli 2013 Melati, Arum. Sikap Pemerintah Indonesia dalam Mengatasi Klaim Budaya oleh


(6)

http://publikasi.umy.ac.id/files/journals/8/articles/675/public/675-2295-1-PB.pdf ,diakses pada 17 juli 2013

Suryanto, 2 Oktober 2009. Batik Indonesia Resmi diakui UNESCO. (online) dalam http://www.antaranews.com/berita/1254491066/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco (diakses pada 21 mei 2013)

Putri, Leni. 2 Februari 2012. Model Diplomasi Indonesia Terhadap UNESCO Dalam

Mematenkan Batik Sebagai Budaya Indonesia tahun 2009 (online) dalam

ejournal.unri.ac.id

Seni Dan Budaya Sebagai Soft Power Diplomasi, 2 Agustus 2011 (online) dalam

http://www.dnaberita.com/berita-39792--seni-dan-budaya-sebagai-soft-power-diplomacy.html, diakses pada 23 Agustus 2013

Indonesia Chanel 2011, Tampilkan Seniman Batik (online) dalam

http://www.wisatamelayu.com/id/news/13909-Seribu-Seniman-Meriahkan-Pasar-Kangen-Jogja-2010, diakses pada 23 agustus 2013

Krisnamurti,Dahlia, 8 Agustus 2011, Indonesia Chanel 2011, Tampilkan Seniman

Batik(online) dalam

http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1762938/indonesia-channel-2011-tampilkan-seniman-batik#.UhcJQqzTqKF,diakses pada 23 agustus 2013 Fika,Ainun. 11 oktober 2011. Soft Power, Cara Anissa Pohan Promosikan

Batik(online) dalam

http://lifestyle.okezone.com/read/2012/10/11/29/702411/soft-power-cara-anissa-pohan-promosikan-batik, diakses pada 23 agustus 2013

Batik Studio Brahma Tirta Sari (online) http://www.brahmatirtasari.org/cv2.html, diakses pada 17 juli 2013