Promosi Batik Trusmi Sebagai Salah Satu Wisata Budaya di Indonesia.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………...……i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR…………..….ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR………...….iii

KATA PENGANTAR………....…….iv

DAFTAR ISI………vi

DAFTAR GAMBAR………...…….ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………...………1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup………...………3

1.2.1 Identifikasi Masalah………..……….3

1.2.2 Rumusan Masalah……….3

1.2.3 Ruang Lingkup Perancangan………3

1.3 Tujuan Perancangan………...4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……….4

1.5 Sistematika Penulisan……….5

1.6 Skema Perancangan………6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Promosi………7

2.2 Teori Komunikasi………..12


(2)

Universitas Kristen Maranatha

2.4 Definisi Segmentation, Targeting, dan Positioning Pasar……….13

2.5 Perilaku Konsumen………14

2.6 Psikologi Orang Dewasa………14

2.7 Kelas Sosial………15

2.8 Budaya………...15

2.9 Batik………...15

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta………..17

3.1.1 Lembaga Terkait………...18

3.1.2 Desa Trusmi………..19

3.1.3 Data Perusahaan………20

3.1.4. Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis………..26

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta……….29

3.2.1 STP & SWOT………...…29

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi………...33

4.2 Konsep Kreatif………...34

4.3 Konsep Media………34


(3)

Universitas Kristen Maranatha

4.3.2 Buku………..35

4.3.3 Website……….35

4.3.4 Gimmick………...36

4.4 Hasil Karya………37

4.4.1 Logo dan Tipografi………...37

4.4.2 Buku………..38

4.4.3 Print-Ad………...41

4.4.4 Umbul-umbul………45

4.4.5 Website……….46

4.4.6 Gimmick………...48

4.5 Biaya dan Budgeting………..53

4.6 TIMELINE……….55

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………56

5.2 Saran………..56

DAFTAR PUSTAKA………..58

DAFTAR ISTILAH……….59


(4)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3-1. Logo Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Cirebon………18

Gambar 3-2. Logo Batik Katura………20

Gambar 3-3. Kalender Katura………...21

Gambar 3-4. Koleksi Piagam………..21

Gambar 3-5. Koleksi Busana Batik………21

Gambar 3-6. Koleksi buku dan piagam……….21

Gambar 3-7. Koleksi Batik……….22

Gambar 3-8. Batik dengan pengaruh budaya Cina……….22

Gambar 3-9. Logo Batik Keris………..27

Gambar 3-10. Outlet Batik Keris di pusat perbelanjaan modern………..27

Gambar 3-11. Poster Batik Keris………...28

Gambar 3-12. Produk Batik Keris……….28

Gambar 3-13. Media Promosi Kalender Pemda Solo………..28

Gambar 4-1. Logo Trusmi………..37

Gambar 4-2. Font……….38

Gambar 4-3. Cover Buku………40

Gambar 4-4. Sampul Buku……….40

Gambar 4-5. Iklan Koran………...41

Gambar 4-6. Standing Banner………42


(5)

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4-8. Brosur……….44

Gambar 4-9. Umbul-umbul………...45

Gambar 4-10. Website………46

Gambar 4-11. Shopping Bag………..48

Gambar 4-12. Pin……….49

Gambar 4-13. Pembatas Buku………50

Gambar 4-14. Sticker………...50

Gambar 4-15. Mug & Box………...51


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I PERTANYAAN KUESIONER

LAMPIRAN II WAWANCARA

LAMPIRAN III SKETSA


(7)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan, mulai dari tari-tarian, alat musik tradisional, adat istiadat, pakaian adat hingga bangunan arsitektural yang berupa rumah adat di tiap-tiap provinsi yang ada di Indonesia. Salah satu contoh dari kebudayaan itu yaitu batik. Di Indonesia sendiri, batik merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakatnya. Dari segi motifnya, batik memiliki bermacam-macam motif sesuai dengan daerah asalnya. Daya minat masyarakat yang tinggi akan batik pada jaman sekarang ini merupakan salah satu pendorong pelestarian budaya tersebut, tetapi itu tidak diimbangi dengan pengetahuan dan daya beli masyarakat tentang apa arti dari batik sendiri.

Seiring dengan perubahan jaman, batik pun berkembang. Mulai dari perkembangan motif, makna, proses pembuatan, hingga penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Kata Batik berasal dari kata “amba” dan “titik”. Secara singkat batik dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik penutupan bagian-bagian tertentu pada kain untuk memperoleh gambar atau hiasan yang berwarna setelah melalui proses pencelupan. Posisi batik sebagai kekayaan budaya Nusantara tersaji dalam perjalanan historis yang memuat perkembangan batik. Dalam perkembangan dan penyebarannya, terjadi proses saling mempengaruhi diantara batik dari berbagai daerah yang hasilnya terdapat dalam karakter penggambaran motifnya.

Pada tahun 2009, UNESCO (United Nations Educational Scientific and Culutural

Organization) resmi menetapkan Batik Indonesia sebagai salah satu nominasi dari

kriteria Intangiable Cultural Heritage for Humanity. Hal ini sudah merupakan suatu penghargaan tersendiri untuk bangsa Indonesia atas jerih payah dalam melestarikan budaya-budaya milik sendiri. Adapun undang-undang yang telah dibuat pemerintah yaitu UU no.9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan yang tertulis jelas bahwa benda-benda peninggalan sejarah, seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia


(8)

Universitas Kristen Maranatha

merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan.Selain itu juga terdapat UU no.5 tahun 1992 dan UU no.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Dewasa ini, salah satu sentra kerajinan batik di Jawa Barat adalah kawasan Batik Trusmi yang berada di Kota Cirebon. Nama Trusmi sendiri mempunyai arti terus bersemi. Kawasan ini terletak lima kilometer dari Kota Cirebon. Batik Trusmi memiliki macam variant yang banyak sekali dari motif hingga bentuk. Tetapi walaupun memiliki motif yang lebih variatif dibandingkan dengan daerah lainnya, pengelolaan batik ini masih menggunakan sistem manajemen tradisional dan kekeluargaan serta harga bahan dan pameran pun masih tergolong dibilang cukup mahal. Sehingga kualitas dan pengelolaannya pun tergolong kalah dengan Batik Jogja yang lebih berkembang dan terkenal khususnya di kalangan masyarakat Indonesia sendiri. Selain itu juga sistim promosi yang kurang menjadi penghambat utama dalam usaha perkembangan Batik Trusmi ini sehingga kurang dikenal oleh masyarakat khususnya Kota Bandung.

Padahal dalam hal memasarkan batiknya sendiri, kawasan Trusmi sudah memiliki banyak tempat-tempat yang menawarkan beragam pilihan dari segi jenis motif dan batik. Tetapi hal itu tidak diimbangi dengan kesejahteraan masyarakat sekitarnya khususnya para pengrajin batik tulis sendiri. Apalagi dengan kian maraknya batik hasil dari pabrik tekstil yang mengancam usaha batik ini. Ini mengakibatkan kesenjangan yang begitu besar antara pengrajin sendiri dengan pemilik usaha batik tersebut.

Oleh karena itu yang menjadi masalahnya adalah bagaimana cara memperkenalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Batik Trusmi kepada masyarakat serta mempromosikannya melalui media-media desain yang sesuai, sehingga masyarakat menjadi lebih berminat dari segi untuk membeli serta mengetahui Batik Trusmi dan selain itu juga dapat turut meningkatkan kesejahteraan para pengrajin batik di daerah Trusmi sendiri.


(9)

Universitas Kristen Maranatha 1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan uraian dari Latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Kurangnya kepedulian masyarakat khususnya Kota Bandung terhadap kebudayaan khususnya Batik Trusmi .

2. Kurangnya promosi menjadi penghambat utama dalam Batik Trusmi ini, sehingga masih banyak orang yang belum tahu keberadaannya khususnya Jawa Barat.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memperkenalkan dan melestarikan kerajinan Batik Cirebon khususnya Batik Trusmi melalui promosi desain kepada generasi penerus sebagai salah satu warisan seni dan budaya Indonesia baik untuk sekarang maupun masa depan ?

2. Bagaimana masyarakat memperoleh pengetahuan mengenai karakteristik dan keunggulan Batik Trusmi dibandingkan dengan batik lainnya ?

3. Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah Trusmi khususnya para pengrajin batik sehingga dapat meningkatkan sektor pariwisata kota Cirebon ?

1.2.3 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup perancangan yang akan dipilih dapat dikategorikan menjadi bagian sebagai berikut :

1. Area promosi untuk Batik Trusmi yakni berada di skala Jawa Barat. 2. Target audience pada Batik Trusmi ini adalah pria dan wanita yang

berkisar umur 23 - 50 tahun.

3. Membuat media visual yang menarik dengan menggunakan warna, gambar, komposisi dan pilihan media promosi beragam kepada konsumen agar tertarik untuk mengenal, datang, dan memiliki.


(10)

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Perancangan

1. Memperkenalkan dan melestarikan kerajinan Batik Cirebon khususnya Batik Trusmi melalui promosi desain kepada generasi penerus sebagai salah satu warisan seni dan budaya Indonesia baik untuk sekarang maupun masa depan. 2. Masyarakat memperoleh pengetahuan mengenai karakteristik dan keunggulan

Batik Trusmi dibandingkan dengan batik lainnya.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah Trusmi khususnya para pengrajin batik sehingga dapat meningkatkan sektor pariwisata kota Cirebon.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan pengolahan data diperoleh dengan cara mengumpulkan data dan analisa hasil pengumpulan data tersebut :

1.4.1 Observasi

Data observasi dikumpulkan melalui kunjungan ke Kawasan Batik Trusmi, guna mencari data yang dibutuhkan dalam pengumpulan informasi.

1.4.2 Wawancara

Penulis melakukan pengumpulan data lewat wawancara kepada beberapa orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya khususnya dalam Batik Trusmi ini.

1.4.3 Studi Pustaka

Pencarian data melalui studi pustaka dilakukan dengan mencari data melalui buku, Koran, majalah maupun pada internet. Data yang didapat dijadikan referensi bagi penulis serta membantu memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu cara pemecahan masalah yang ada.


(11)

Universitas Kristen Maranatha

1.4.4 Kuesioner

Kuesioner ini diberikan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang memakai batik pada salah satu hari kerjanya. Kuesioner dibagikan kepada masyarakat lokal sekitar Kota Bandung yang berumur 23 - 50 tahun. Hal ini dilakukan agar mengetahui lebih jelas target yang ditujukan. Pertanyaan yang diajukan adalah sampai dimanakah masyarakat lokal tertarik untuk mengetahui apa Batik Trusmi itu sendiri.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, skema perancangan serta sistematika penulisan.

BAB II berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III berisi tentang data perusahaan yang terkait, sajian data-data hasil observasi, studi pustaka, dan wawancara, tinjauan karya-karya sejenis, analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta, STP dan SWOT.

BAB IV berisi tentang konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan hasil karya.

BAB V berisi tentang kesimpulan yang didapat dalam pengumpulan informasi dan saran-saran atau masukan yang diberikan agar kedepannya lebih baik lagi.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

Kurangnya media promosi menyebabkan Batik Trusmi dan kawasaannya kurang dikenal oleh masyarakat khususnya Kota Bandung.

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Kurangnya kepedulian masyarakat khususnya Kota Bandung terhadap kebudayaan khususnya Batik Trusmi.

Kurangnya promosi menjadi penghambat utama dalam Batik Trusmi ini, sehingga banyak orang yang belum tahu keberadaannya.

Observasi langsung : Mendatangi secara langsung kawasan sentra kerajinan Batik Trusmi

Wawancara : Mewawancarai orang yang berkompeten seperti pengrajin Batik Trusmi

Kuesioner Tertutup : Dibagikan kepada masyarakat yang berumur 23-50 tahun yang memakai batik

Studi Kepustakaan : Promosi, Budaya, Psikologi Orang Dewasa, Teori Komunikasi dan Batik

Analisa Permasalahan :

Kurangnya mensosialisasikan Batik Trusmi yang memiliki potensi besar.

Strategi promosi yang kurang baik menjadikan wisatawan tidak tahu akan kawasan ini.

Pemecahan Masalah : Membuat strategi promosi yang tepat,

menarik dan efisien. Serta menggunakan visual untuk menarik

minat para wisatawan.

Konsep Kreatif : Keanekaragaman budaya

Cina dan Islam. Menggunakan teknik ilustrasi dan fotografi

Konsep Media : Menggunakan media

elektronik dan cetak

Konsep Komunikasi : Dengan penggunaan tagline dan menerapkan desain yang eksklusif dan elegant tanpa

menghilangkan kesan tradisional

Tujuan Akhir Perancangan :

Mempromosikan Batik Trusmi yang secara tidak langsung kawasan sentra kerajinan batik ini pun menjadi terangkat


(13)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil studi lapangan, studi literatur, pengumpulan data, dan visualisasi desain akhir, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Promosi merupakan elemen penting dalam proses pemasaran. Promosi juga merupakan media dalam proses pembentukan produk yang ingin disampaikan kepada pasar.

2. Dalam proses promosi dibutuhkan proses perancangan strategi promosi yang tepat yaitu melalui proses riset yang luas, sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada.

3. Logo sebagai salah satu elemen di dalam pembentukan sebuah produk, harus mampu mewakili identitasi dari sebuah produk yang ditawarkan, sehingga citra yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh masyarakat.

4. Suatu promosi yang berhasil adalah promosi yang mampu memberikan nilai bagi target market yang dituju, sehingga mampu memberikan manfaat yang baik bagi setiap konsumen serta berdampak pada loyalitas produk yang ditawarkan.

5.2 Saran

1. Saran untuk civitas akademi Universitas Kristen Maranatha

- Kredibilitas suatu lembaga dapat dilihat dari bagaimana lulusan yang dihasilkan lembaga tersebut memiliki nilai dan kualitas bagi masyarakat luas. Untuk kedepannya semoga civitas akademi Universitas Kristen Maranatha mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang lebih berkualitas dari sebelumnya.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

- Pengalaman merupakan guru yang sangat berharga, inilah yang menjadikan lulusan yang berkualitas. Semoga ilmu yang didapat dalam proses pembelajaran dapat diikuti dengan pengalaman-pengalaman dalam dunia nyata, sehingga mahasiswa/i mampu mempersiapkan diri dalam mengatasi persoalan yang dihadapi dalam berkarya. 2. Saran untuk Trusmi sebagai sentra kerajinan batik di Jawa Barat

- Dibutuhkan pengetahuan dan strategi promosi yang tepat bagi kawasan Trusmi agar lebih efektif dalam menjangkau target market yang ada. Strategi promosi yang tepat harus sejalan dengan kondisi geografis, demografis, dan psikografis pasar yang akan dituju.

3. Saran untuk lembaga terkait

-Dibutuhkan pengembangan daerah Trusmi agar masyarakat Indonesia lebih mencintai budaya lokal khususnya Batik Trusmi.


(15)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Kotler, Philip, (2001). A framework for Marketing Management. New York, Prentice-Hall

2. Tiara Pelangi, (2008). Batik Trendy. Surabaya

3. Ariesa Pandawangi, Tesis (sm.270). Bandung : Institut Teknologi Bandung 4. http://www.wikipedia.org

5. Ani Bambang Yudhoyono, (2007). My Batik Story. Jakarta 6. Sarlito W. Sarwono, (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta 7. Yudrik Jahja, (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta


(1)

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Perancangan

1. Memperkenalkan dan melestarikan kerajinan Batik Cirebon khususnya Batik Trusmi melalui promosi desain kepada generasi penerus sebagai salah satu warisan seni dan budaya Indonesia baik untuk sekarang maupun masa depan. 2. Masyarakat memperoleh pengetahuan mengenai karakteristik dan keunggulan

Batik Trusmi dibandingkan dengan batik lainnya.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah Trusmi khususnya para pengrajin batik sehingga dapat meningkatkan sektor pariwisata kota Cirebon.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan pengolahan data diperoleh dengan cara mengumpulkan data dan analisa hasil pengumpulan data tersebut :

1.4.1 Observasi

Data observasi dikumpulkan melalui kunjungan ke Kawasan Batik Trusmi, guna mencari data yang dibutuhkan dalam pengumpulan informasi.

1.4.2 Wawancara

Penulis melakukan pengumpulan data lewat wawancara kepada beberapa orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya khususnya dalam Batik Trusmi ini.

1.4.3 Studi Pustaka

Pencarian data melalui studi pustaka dilakukan dengan mencari data melalui buku, Koran, majalah maupun pada internet. Data yang didapat dijadikan referensi bagi penulis serta membantu memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu cara pemecahan masalah yang ada.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 1.4.4 Kuesioner

Kuesioner ini diberikan kepada masyarakat khususnya masyarakat yang memakai batik pada salah satu hari kerjanya. Kuesioner dibagikan kepada masyarakat lokal sekitar Kota Bandung yang berumur 23 - 50 tahun. Hal ini dilakukan agar mengetahui lebih jelas target yang ditujukan. Pertanyaan yang diajukan adalah sampai dimanakah masyarakat lokal tertarik untuk mengetahui apa Batik Trusmi itu sendiri.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, skema perancangan serta sistematika penulisan.

BAB II berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III berisi tentang data perusahaan yang terkait, sajian data-data hasil observasi, studi pustaka, dan wawancara, tinjauan karya-karya sejenis, analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta, STP dan SWOT.

BAB IV berisi tentang konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan hasil karya.

BAB V berisi tentang kesimpulan yang didapat dalam pengumpulan informasi dan saran-saran atau masukan yang diberikan agar kedepannya lebih baik lagi.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

Kurangnya media promosi menyebabkan Batik Trusmi dan kawasaannya kurang dikenal oleh masyarakat khususnya Kota Bandung.

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Kurangnya kepedulian masyarakat khususnya Kota Bandung terhadap kebudayaan khususnya Batik Trusmi.

Kurangnya promosi menjadi penghambat utama dalam Batik Trusmi ini, sehingga banyak orang yang belum tahu keberadaannya.

Observasi langsung :

Mendatangi secara langsung kawasan sentra kerajinan Batik Trusmi

Wawancara :

Mewawancarai orang yang berkompeten seperti pengrajin Batik Trusmi

Kuesioner Tertutup :

Dibagikan kepada masyarakat yang berumur 23-50 tahun yang memakai batik

Studi Kepustakaan :

Promosi, Budaya, Psikologi Orang Dewasa, Teori Komunikasi dan Batik

Analisa Permasalahan :

Kurangnya mensosialisasikan Batik Trusmi yang memiliki potensi besar. Strategi promosi yang kurang baik menjadikan wisatawan tidak tahu akan kawasan ini.

Pemecahan Masalah :

Membuat strategi promosi yang tepat, menarik dan efisien. Serta menggunakan visual untuk menarik

minat para wisatawan.

Konsep Kreatif :

Keanekaragaman budaya Cina dan Islam. Menggunakan teknik ilustrasi dan fotografi

Konsep Media :

Menggunakan media elektronik dan cetak

Konsep Komunikasi :

Dengan penggunaan tagline dan menerapkan desain yang eksklusif dan elegant tanpa

menghilangkan kesan tradisional

Tujuan Akhir Perancangan :

Mempromosikan Batik Trusmi yang secara tidak langsung kawasan sentra kerajinan batik ini pun menjadi terangkat


(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil studi lapangan, studi literatur, pengumpulan data, dan visualisasi desain akhir, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Promosi merupakan elemen penting dalam proses pemasaran. Promosi juga merupakan media dalam proses pembentukan produk yang ingin disampaikan kepada pasar.

2. Dalam proses promosi dibutuhkan proses perancangan strategi promosi yang tepat yaitu melalui proses riset yang luas, sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada.

3. Logo sebagai salah satu elemen di dalam pembentukan sebuah produk, harus mampu mewakili identitasi dari sebuah produk yang ditawarkan, sehingga citra yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh masyarakat.

4. Suatu promosi yang berhasil adalah promosi yang mampu memberikan nilai bagi target market yang dituju, sehingga mampu memberikan manfaat yang baik bagi setiap konsumen serta berdampak pada loyalitas produk yang ditawarkan.

5.2 Saran

1. Saran untuk civitas akademi Universitas Kristen Maranatha

- Kredibilitas suatu lembaga dapat dilihat dari bagaimana lulusan yang dihasilkan lembaga tersebut memiliki nilai dan kualitas bagi masyarakat luas. Untuk kedepannya semoga civitas akademi Universitas Kristen Maranatha mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang lebih berkualitas dari sebelumnya.


(5)

Universitas Kristen Maranatha - Pengalaman merupakan guru yang sangat berharga, inilah yang menjadikan lulusan yang berkualitas. Semoga ilmu yang didapat dalam proses pembelajaran dapat diikuti dengan pengalaman-pengalaman dalam dunia nyata, sehingga mahasiswa/i mampu mempersiapkan diri dalam mengatasi persoalan yang dihadapi dalam berkarya. 2. Saran untuk Trusmi sebagai sentra kerajinan batik di Jawa Barat

- Dibutuhkan pengetahuan dan strategi promosi yang tepat bagi kawasan Trusmi agar lebih efektif dalam menjangkau target market yang ada. Strategi promosi yang tepat harus sejalan dengan kondisi geografis, demografis, dan psikografis pasar yang akan dituju.

3. Saran untuk lembaga terkait

-Dibutuhkan pengembangan daerah Trusmi agar masyarakat Indonesia lebih mencintai budaya lokal khususnya Batik Trusmi.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Kotler, Philip, (2001). A framework for Marketing Management. New York, Prentice-Hall

2. Tiara Pelangi, (2008). Batik Trendy. Surabaya

3. Ariesa Pandawangi, Tesis (sm.270). Bandung : Institut Teknologi Bandung 4. http://www.wikipedia.org

5. Ani Bambang Yudhoyono, (2007). My Batik Story. Jakarta 6. Sarlito W. Sarwono, (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta 7. Yudrik Jahja, (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta