this file 6157 12861 2 PB
p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 08/04/2017; Accepted: 24/04/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(1) 2017, 1-8
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i1.6157
PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA DENGAN MODEL CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA
Margaretha Ordo Servitri
PGSD STKIP Bina Insan Mandiri
Jl. Raya Menganti No.133 Jajar Tunggal Wiyung Surabaya
Email: margarethaordo@stkipbim.ac.id
ABSTRACT
The low learning achievement in science
subjects, especially about finding alternative
energy source is shown with the average grade
62,50 while the value of KKM 75 so that
experimental learning through multimedia IPA
with CTL model makes learning becomes
interesting and meaningful for students. With
details of two classes for field test, 24 students as
treatment class that is a class of VA SDN and 22
students as control class in VB SDN Wiyung 1
Surabaya.
This
experimental
study
was
conducted to measure the effect before
treatment was given (multimedia IPA with CTL)
and after being given IPA multimedia treatment
with CTL. Sheet of research instrument it is used as
the form of interview sheet and questionnaire of
student response to multimedia IPA as well as the
test sheet to measure a learning result. The results
show that the post-test average is higher than
the average pre-test. It means multimedia with
CTL in learning to give effect on the results of
learning IPA magnitude increase occurred based
on the calculation is 12.25%.
Keywords:
contextual
teaching
multimedia, science education.
learning,
ABSTRAK
Rendahnya prestasi belajar dalam mata
pelajaran IPA khususnya tentang menemukan
sumber energi alternatif ditunjukkan dengan nilai
rata-rata kelas 62,50, sedangkan nilai KKM 75,
sehingga dicobakan pembelajaran melalui
multimedia IPA dengan model CTL untuk
menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan
bermakna bagi siswa. Sampel penelitian adalah
24 siswa sebagai kelas perlakuan yaitu kelas VA
dan 22 siswa sebagai kelas kontrol di kelas VB
SDN Wiyung 1 Surabaya. Penelitian eksperimen
ini dilaksanakan untuk mengukur pengaruh
sebelum diberikan perlakuan (multimedia IPA
dengan CTL) dan sesudah diberikan perlakuan
multimedia IPA dengan CTL. Lembar instrumen
penelitian yang digunakan berupa lembar
wawancara dan angket respon siswa terhadap
multimedia IPA, serta lembar tes untuk mengukur
hasil belajarnya. Hasil penelitian memperlihatkan
nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari pada nilai
rata-rata
pre-test.
Berarti
pembelajaran
multimedia dengan CTL dalam pembelajaran
IPA memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar siswa, dengan peningkatan sebesar
12,25%.
Kata
Kunci:
pembelajaran
multimedia, ilmu pendidikan.
kontekstual,
How to Cite: Servitri, M. O. (2017). PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING
UNTUK
MENINGKATKAN
HASIL
BELAJAR
SISWA.
Mimbar
Sekolah
Dasar,
4(1),
1–8.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i1.6157.
PENDAHULUAN~ Ilmu Pengetahuan Alam
seharusnya dipandang dari segi produk,
(IPA) atau science secara harfiah dapat
proses, dan
disebut sebagai ilmu tentang alam dan
sikap. Pemberian mata pelajaran IPA atau
mempelajari kehidupan alam sekitarnya.
pendidikan atau pendidikan IPA bertujuan
Menurut Sulistyorini (Julianto dkk, 2011, p. 2)
agar siswa memahami atau menguasai
‘Pada
konsep IPA atau pendidikan IPA serta
hakikatnya
pembelajaran
IPA
[1]
dari
segi
pengembangan
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
mampu
untuk
yang
menggunakan
memecahkan
metode
ilmiah
berpartisipasi
masalah-masalah
dihadapinya’.
aktif
dalam
proses
pembelajaran, metode yang digunakan
Seperti
yang
oleh guru cenderung ceramah saja serta
Depdiknas
Ditjen
kurang kreatif dan guru belum maksimal
Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan
dalam penggunaan media pembelajaran
TK dan SD (2007, p. 13-14), bahwa
di
dituangkan
dalam
mata pelajaran IPA SD/MI bertujuan
agar
peserta
didik
memiliki
kemampuan sebagai berikut. 1)
Memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan
keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya; 2) Mengembangkan
pengetahuan
dan
pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan
dapat
diterapkan
dalam
kehidupan
sehari-hari;
3)
Mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling
mempengaruhi
antara
IPA,
lingkungan,
teknologi,
dan
masyarakat; 4) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah
dan
membuat
keputusan;
5)
Meningkatkan
kesadaran
untuk
berperan serta dalam memelihara,
menjaga
dan
melestarikan
lingkungan alam; 6) Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan; 7)
Memperoleh bekal pengetahuan,
konsep
dan
keterampilan
IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
menguasai
IPA
menemukan
khususnya
sumber
energi
maksimal.
Rendahnya
prestasi
cenderung
pasif
dan
sehingga
media
terlihat
saat
berlangsung,
metode
ceramah
proses
guru
dan
Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi
mata
pelajaran
IPA untuk
SD/MI, IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi
juga
merupakan
suatu
proses
penemuan, oleh karenanya menyebabkan
pembelajaran IPA bersifat abstrak dan teori
saja sehingga akibatnya siswa kurang aktif
dan menimbulkan kebosanan terhadap
pembelajaran yang berlangsung. Maka
dari itu perlu dirancang keterlibatan siswa
secara
aktif
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran yang telah disusun dengan
baik.
alternatif
Pendidikan IPA, Multimedia dan Contextual
Teaching and Learning
Trianto (2007, p. 103) menguraikan, bahwa
“pendidikan IPA di SD diharapkan dapat
KKM.
menjadi
tersebut
wahana
mempelajari
bersumber pada beberapa faktor yaitu
siswa
kurang
menggunakan media gambar. Menurut
tentang
bawah
belajar
ini
menggunakan
tidak tuntas belajar sebesar 62, 54% karena
di
Hal
pembelajaran
62,50 sedangkan nilai KKM 75. Siswa yang
nilai
teknologi
guru
pajangan saja dan tidak digunakan secara
ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas
mendapatkan
disebabkan
pembelajaran hanya berfungsi sebagai
Rendahnya prestasi belajar dalam mata
pelajaran
sekolah
diri
bagi
siswa
untuk
sendiri
dan
alam
sekitarnya, serta prospek pengembangan
kurang
[2]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
lebih lanjut dalam penerapan di kehidupan
mampu memberi dampak besar dalam
sehari-hari yang didasarkan pada metode
komunikasi dan pendidikan karena bisa
ilmiah”.
mengintegrasikan
teks,
grafik,
animasi,
audio, video, dan mengembangkan proses
Materi dalam proses belajar mengajar IPA
belajar ke arah yang lebih dinamis” (Ariani,
seringkali merupakan materi yang abstrak
2010, p. 6).
dan di luar pengalaman siswa sehari-hari
sehingga materi ini menjadi sulit dipahami
Mengenai media, Oktavianti (2014, p. 66)
oleh
menuliskan
siswa.
Agar
materi
ini
mudah
bahwa
“faktor
yang
juga
dipahami oleh siswa materi tersebut harus
berpengaruh
divisualisasikan. Visualisasi adalah satu cara
pembelajaran
yang
untuk
pembelajaran yang di gunakan oleh guru
abstrak.
dalam proses pembelajarannya, karena
dapat
dilakukan
mengkonkretkan
sesuatu
yang
Salah satu bentuk visualisasi yaitu dengan
media
menggunakan
perantara
(2015,
media.
176)
p.
Menurut
“media
Suciati
terhadap
keberhasilan
adalah
media
pembelajaran
atau
merupakan
pengantar
terjadinya
pembelajaran
komunikasi yang baik dan menyenangkan
memiliki manfaat dalam membantu proses
antara guru dengan siswanya”. Semangat
belajar mengajar baik bagi guru maupun
belajar siswa akan muncul ketika suasana
bagi
media
begitu menyenangkan dan belajar akan
variasi
efektif bila seseorang dalam keadaan
tidak
gembira dalam belajar. Khusus mengenai
siswa.
Penggunaan
pembelajaran
belajar
dapat
yang
membuat
baru
agar
membosankan”.
multi media secara umum manfaat yang
dapat
diperoleh
adalah
proses
Dalam penelitian ini yang dikaji yaitu media
pembelajaran
yang bersifat multimedia. Menurut Suyanto
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat
(2003,
adalah
dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
“pemanfaatan komputer untuk membuat
ditingkatkan dan proses belajar mengajar
dan menggabungkan teks, grafik, audio,
dapat dilakukan di mana dan kapan saja,
gambar gerak (video dan animasi) dengan
serta
menggabungkan
link
ditingkatkan.
memungkinkan
pemakai
p.
20-21)
navigasi,
multimedia
berinteraksi,
berkomunikasi”.
menjadikan
dan
yang
sikap
menarik,
belajar
lebih
siswa
dapat
melakukan
berkreasi
Multimedia
kegiatan
tool
lebih
dan
Media
dapat
yang
multimedia
pembelajaran
dalam
IPA
menjadikan
hal
ini
dengan
adalah
model
pembelajaran
CTL
menjadi
menjadi lebih menarik, karena melalui
menarik
multimedia gambar dua dimensi atau tiga
Pembelajaran
dimensi dapat divisualisasikan. “Tidak bisa
pembelajaran yang mengkaitkan materi
dipungkiri
pembelajaran
bahwa
teknologi
multimedia
[3]
dan
bermakna
kontekstual
dengan
bagi
siswa.
merupakan
konteks
dunia
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik
Hasil belajar merupakan bagian terpenting
dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
didalam pembelajaran. Sudjana (2005, p.
alam sekitar dan dunia kerja, sehingga
3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
siswa mampu membuat hubungan antara
hakikatnya adalah “perubahan tingkah
pengetahuan
laku
yang
dimilikinya
dengan
sebagai
hasil
belajar
dalam
penerapannya dalam kehidupan sehari-
pengertian yang lebih luas mencakup
hari. Hal tersebut sesuai dengan salah satu
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
ciri
Perubahan
pembelajaran
CTL
yakni
CTL
ini
tidaklah
parsial
tapi
merupakan pembelajaran yang dikaitkan
menyeluruh menyentuh semua kompetensi
dengan
yang dimiliki siswa dengan level yang
konteks
kehidupan
sehari-hari
berbeda. Dimyati dan Mudjiono (2006, p. 3-
siswa.
4)
Ciri
pembelajaran
mengaitkan
topik
dipelajari
dengan
sehari-hari
anak
hasil
belajar
merupakan ”hasil dari suatu interaksi tindak
yang
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
kehidupan
tindak mengajar diakhiri dengan proses
perkembangan
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
konsep
konteks
dan
menyebutkan
yaitu
kontekstual,
atau
juga
psikologisnya. Apabila dikaitkan dengan
belajar
merupakan
konteks hobi dan kebutuhannya, siswa
pengajaran dari puncak proses belajar”.
akan mudah tertarik untuk memperhatikan
Rasyid (2008, p. 67) memandang cara
konsep yang sedang dipelajari, karena
mengukur
dengan konteks kehidupan sehari-hari dan
macam bentuk yaitu:
perkembangan psikologisnya, anak-anak
a. Objektif yaitu bentuk hasil belajar yang
hasil
belajar
dengan
dua
akan lebih mudah untuk memahaminya. Di
diwujudkan
situlah pentingnya guru mengaitkan apa
jawaban,
yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
pencocokan satu pernyataan dengan
hari
pernyataan dengan pernyataan yang
(konstekstual
dengan
kehidupan
kognitif
mereka).
belajar yang
perkembangan
Oleh
karena
titik-titik
dan
b. Subjektif yaitu alat pengukuran prestasi
bahasa yang dapat dimengerti oleh siswa
dengan
pengisian
bentuk-bentuk
lainnya.
keseharian) dan dengan menggunakan
(kontekstual
dalam
berakhirnya
jawaban tidak ternilai
dengan skor atau angka pasti yang
itu
Suprihatiningrum, (2012, p. 179) dengan
seperti
yakin mengatakan bahwa “siswa akan
objektif. Hal
memahami makna apa yang dipelajari
ragam jawaban yang diberikan para
bagi dirinya sehingga akan menumbuhkan
siswa.
motivasi
belajarnya”.
Ketika
digunakan
ini
untuk
evaluasi
disebabkan
banyak
motivasi
meningkat tentunya akan berpengaruh
METODE
terhadap peningkatan hasil belajar.
Jenis
penelitian
ini
adalah
penelitian
eksperimen. Subjek dalam penelitian ini
[4]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
adalah
berjumlah
perincian
dua
siswa.
kelas
Dengan
(active learning) dengan cara guru dapat
lapangan, di mana 24 siswa sebagai kelas
merealisasikan pembelajaran yang mampu
perlakuan yaitu kelas VA SDN Wiyung I
memberi kesempatan pada anak didik
Surabaya dan 22 siswa sebagai kelas
untuk
kontrol dikelas VB SDN Wiyung 1 Surabaya.
meliputi:
Penelitian
menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri
eksperimen
mengukur
diberikan
ini
untuk
melibatkan keaktifan anak secara penuh
uji
untuk
dari
46
dilaksanakan
pengaruh
perlakuan
sebelum
(multimedia
melakukan
mencari,
berbagai
IPA
keterampilan
menemukan,
pengetahuan,
pengalaman
proses
nilai-nilai,
yang
dan
dibutuhkan”.
dengan mode CTLl) dan sesudah diberikan
Merupakan suatu keharusan pembelajaran
perlakuan (multimedia IPA dengan model
IPA memberikan banyak peluang kepada
CTL) dengan dilengkapi lembar intrumen
siswa untuk dapat melakukan kegiatan
penelitian berupa lembar wawancara dan
mengkonstruksi.
respon siswa terhadap multimedia IPA serta
Piaget
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
berpandangan bahwa “pada dasarnya
Metode
setiap individu sejak kecil sudah memiliki
pengumpulan
data
yang
Seperti
(Sanjaya,
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
kemampuan
data-data
pengetahuannya
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian adalah metode tes.
yang
2006,
dijelaskan
p.
untuk
dikonstruksi
yang
mengkonstruksi
sendiri”.
oleh
122),
oleh
Pengetahuan
anak
sebagai
subyek, maka akan menjadi pengetahuan
yang bermakna, sedangkan pengetahuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran
IPA
yang
baik
harus
yang
hanya
diperoleh
melalui
proses
mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-
pemberitahuan
hari siswa, dalam pembelajaran IPA siswa
pengetahuan
tidak hanya diberi pengetahuan saja atau
Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat
berbagai fakta yang dihafal, tetapi siswa
sementara, setelah itu dilupakan.
tidak
yang
akan
menjadi
bermakna.
dituntut untuk aktif menggunakan pikiran
dalam mempelajari gejala-gejala alam
Berdasarkan uji hipotesis antara kelompok
Siswa
untuk
eksperimen dan kelompok kontrol dengan
mengajukan pertanyaan, membangkitkan
menggunakan thitung dan nilai ttabel, maka
ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
tentang
di
Ha diterima karena nilai thitung 2,350 > nilai
lingkungannya, membangun keterampilan
ttabel 2,045. Dengan kata lain terdapat
(skill) yang diperlukan, dan menimbulkan
perbandingan pemberian Multimedia IPA
kesadaran
IPA
dengan model CTL terhadap hasil belajar
menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari.
IPA tentang menemukan sumber energi
Sulistyorini (2007, p. 8), mengatakan bahwa
alternatif yang mempengaruhinya di kelas
“idealnya
VA sebanyak 24 siswa orang di SDN Wiyung
diberi
segala
siswa
kesempatan
sesuatu yang
bahwa
pembelajaran
ada
belajar
IPA
harus
[5]
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
1 Surabaya dan kelas VB 22 orang di SDN
belajar IPA tentang menemukan sumber
Wiyung 1 Surabaya. Dari pengambilan
energi alternatif mterlihat dari data hasil
data
untuk
pretest dan postest, selanjutnya data dari
penggunaan
hasil penelitian dapat dijabarkan lebih
hasil
tes
mengetahui
dengan
tujuan
pengaruh
multimedia pembelajaran terhadap hasil
lanjut dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Pretest Dan Postest
Rata-rata
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pre-test
Post-test
Beda
Pre-test
Post-test
Beda
74,46
87,97
13,51
72,34
84,05
11,71
Dari hasil tabel di atas dapat diketahui
hasil pembelajaran berdasarkan hasil pre-
bahwa
test dan post-test.
ada
peningkatan
hasil
belajar
menggunakan multimedia pembelajaran
terhadap
hasil
menemukan
kelompok
belajar
sumber
IPA
tentang
energi
alternatif
dan
kelompok
eksperimen
Sesuai
dengan
merupakan
makna
proses
CTL
yang
pembelajaran
yang
holistik dan bertujuan membantu siswa
kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
untuk
post-test lebih tinggi dari pada nilai rata-
dengan mengaitkannya terhadap konteks
rata pre-test. Hal ini juga berarti bahwa
kehidupan
pembelajaran menggunakan multimedia
pribadi, sosial dan kultural), maka siswa
pembelajaran berpengaruh terhadap hasil
memiliki pengetahuan/keterampilan yang
belajar IPA tentang menemukan sumber
dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi
energi alternatif. Setelah diketahui ada
sendiri
pengaruh
Penggunakan media juga tidak dapat
hasil
menemukan
belajar
sumber
IPA
energi
tentang
alternatif,
memahami
mereka
secara
dipungkiri
makna
materi
sehari-hari
aktif
ajar
(konteks
pemahamannya.
memberikan
suatu
kotribusi.
penghitungan selanjutnya dilakukan untuk
Seperti yang dipaparkan oleh Sudjana
mengetahui
(2010,
seberapa
besarnya
p.
2)
mengenai
“media
peran
media,
pembelajaran
dapat
peningkatan terjadi. Hasil penghitungan
bahwa
adalah terjadi sebesar 12,25%.
mempertinggi prestasi belajar siswa dalam
Jadi
dengan
demikian,
perlakukan
pengajaran
yang
diharapkan
dapat
pada
gilirannya
mempertinggi
hasil
dalam
belajar yang dicapainya”. Pendapat lain
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA
datang dari Dual Coding Theory (Ariani,
dalam materi menemukan sumber energi
2015, p. 55), yang menjelaskan bahwa
alternatif
eksperimen
“semua informasi diproses melalui dual
dapat berpengaruh dan meningkatkan
channel yang independen, yaitu channel
multimedia
dengan
pada
CTL
kelompok
[6]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen
Ditjen Pembinaan TK dan SD (2007)
Kurikulum mata pelajaran IPA SD/MI
verbal seperti teks dan suara, channel
visual,
seperti
gambar”.
diagram,
Penelitian
animasi,
lainnya
dan
berkaitan
Julianto,
dkk.
(2011).
Teori
dan
implementasi
model-model
pembelajaran inovatif. Surabaya: Unesa
University Press.
dengan Dual Coding Theory dilakukan oleh
pakar-pakar peneliti edukasi Eropa seperti,
Pivio, Bagget (1991), yang mengatakan
bahwa
media
“dengan
yang
memilih
sesuai,
hasil
perpaduan
belajar
Oktavianti, R., & Wiyanto, A. (2014).
PENGEMBANGAN
MEDIA
GAYANGHETUM (GAMBAR WAYANG
HEWAN
DAN
TUMBUHAN)
DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI
KELAS IV SD. Mimbar Sekolah Dasar, 1(1),
65-70.
doi:
http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v1i1.865.
dari
seseorang dapat ditingkatkan”.
SIMPULAN
Pemanfaatan
multimedia
pembelajaran
dalam pembelajaran IPA pada materi
menemukan
sumber
energi
Permendiknas No. 22 tahun 2006. Tentang
Standar Isi.
alternatif
memperlihatkan hasil yang positif. Materi
Sanjaya. W. (2006). Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
pembelajaran IPA yang bersifat abstrakteoritis-akademis,
tidak
terkait
masalah-masalah
yang
dihadapi
sehari-hari
lingkungan
di
dengan
siswa
Suciati, S., Septiana, I., & Untari, M. (2015).
PENERAPAN
MEDIA
MONOSA
(MONOPOLI
BAHASA)
BERBASIS
KEMANDIRIAN DALAM PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah
Dasar,
2(2),
175-188.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v2i2.1328.
keluarga,
masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja,
menjadi lebih mudah dipahami dengan
adanya multimedia dan CTL. Terlihat dari
nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari
pada
nilai
rata-rata
pre-test.
Hasil
Sudjana, N. (2005). Dasar-dasar proses
belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Alegensindo.
pengukuran tersebut dapat dimaknai pula
–
bahwa
pembelajaran
multimedia
menggunakan
pembelajaran
terbukti
Sudjana, N. (2010). Dasar-dasar proses
belajar mengajar. bandung: Sinar Baru
Algensindo.
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA
tentang
alternatif.
menemukan
Peningkatan
sumber
energi
yang
terjadi
Sulistyorini, S. (2007). Model pembelajaran
IPA sekolah dasar dan penerapannya
Dalam KTSP. Semarang: Tiara Wacana.
berdasarkan hasil penghitungan adalah
sebesar 12,25%.
Suprihatiningrum,
J.
(2012).
Pembelajaran
teori
dan
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
REFERENSI
Ariani. (2010). Pembelajaran multi media di
sekolah.
Jakarta:
PT.
Prestasi
Pustakaraya.
Strategi
aplikasi.
Suyanto. M. (2003). Multimedia alat untuk
meningkatkan keunggulan bersaing.
Yogyakarta: Andi.
Bagget.
(1991).
Media
visualisasi
pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
[7]
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
Trianto. (2007). Model-model pembelajaran
inovatif
berorientasi
konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
[8]
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 08/04/2017; Accepted: 24/04/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(1) 2017, 1-8
DOI: 10.23819/mimbar-sd.v4i1.6157
PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA DENGAN MODEL CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA
Margaretha Ordo Servitri
PGSD STKIP Bina Insan Mandiri
Jl. Raya Menganti No.133 Jajar Tunggal Wiyung Surabaya
Email: margarethaordo@stkipbim.ac.id
ABSTRACT
The low learning achievement in science
subjects, especially about finding alternative
energy source is shown with the average grade
62,50 while the value of KKM 75 so that
experimental learning through multimedia IPA
with CTL model makes learning becomes
interesting and meaningful for students. With
details of two classes for field test, 24 students as
treatment class that is a class of VA SDN and 22
students as control class in VB SDN Wiyung 1
Surabaya.
This
experimental
study
was
conducted to measure the effect before
treatment was given (multimedia IPA with CTL)
and after being given IPA multimedia treatment
with CTL. Sheet of research instrument it is used as
the form of interview sheet and questionnaire of
student response to multimedia IPA as well as the
test sheet to measure a learning result. The results
show that the post-test average is higher than
the average pre-test. It means multimedia with
CTL in learning to give effect on the results of
learning IPA magnitude increase occurred based
on the calculation is 12.25%.
Keywords:
contextual
teaching
multimedia, science education.
learning,
ABSTRAK
Rendahnya prestasi belajar dalam mata
pelajaran IPA khususnya tentang menemukan
sumber energi alternatif ditunjukkan dengan nilai
rata-rata kelas 62,50, sedangkan nilai KKM 75,
sehingga dicobakan pembelajaran melalui
multimedia IPA dengan model CTL untuk
menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan
bermakna bagi siswa. Sampel penelitian adalah
24 siswa sebagai kelas perlakuan yaitu kelas VA
dan 22 siswa sebagai kelas kontrol di kelas VB
SDN Wiyung 1 Surabaya. Penelitian eksperimen
ini dilaksanakan untuk mengukur pengaruh
sebelum diberikan perlakuan (multimedia IPA
dengan CTL) dan sesudah diberikan perlakuan
multimedia IPA dengan CTL. Lembar instrumen
penelitian yang digunakan berupa lembar
wawancara dan angket respon siswa terhadap
multimedia IPA, serta lembar tes untuk mengukur
hasil belajarnya. Hasil penelitian memperlihatkan
nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari pada nilai
rata-rata
pre-test.
Berarti
pembelajaran
multimedia dengan CTL dalam pembelajaran
IPA memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar siswa, dengan peningkatan sebesar
12,25%.
Kata
Kunci:
pembelajaran
multimedia, ilmu pendidikan.
kontekstual,
How to Cite: Servitri, M. O. (2017). PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING
UNTUK
MENINGKATKAN
HASIL
BELAJAR
SISWA.
Mimbar
Sekolah
Dasar,
4(1),
1–8.
http://doi.org/10.23819/mimbar-sd.v4i1.6157.
PENDAHULUAN~ Ilmu Pengetahuan Alam
seharusnya dipandang dari segi produk,
(IPA) atau science secara harfiah dapat
proses, dan
disebut sebagai ilmu tentang alam dan
sikap. Pemberian mata pelajaran IPA atau
mempelajari kehidupan alam sekitarnya.
pendidikan atau pendidikan IPA bertujuan
Menurut Sulistyorini (Julianto dkk, 2011, p. 2)
agar siswa memahami atau menguasai
‘Pada
konsep IPA atau pendidikan IPA serta
hakikatnya
pembelajaran
IPA
[1]
dari
segi
pengembangan
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
mampu
untuk
yang
menggunakan
memecahkan
metode
ilmiah
berpartisipasi
masalah-masalah
dihadapinya’.
aktif
dalam
proses
pembelajaran, metode yang digunakan
Seperti
yang
oleh guru cenderung ceramah saja serta
Depdiknas
Ditjen
kurang kreatif dan guru belum maksimal
Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan
dalam penggunaan media pembelajaran
TK dan SD (2007, p. 13-14), bahwa
di
dituangkan
dalam
mata pelajaran IPA SD/MI bertujuan
agar
peserta
didik
memiliki
kemampuan sebagai berikut. 1)
Memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan
keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya; 2) Mengembangkan
pengetahuan
dan
pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan
dapat
diterapkan
dalam
kehidupan
sehari-hari;
3)
Mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling
mempengaruhi
antara
IPA,
lingkungan,
teknologi,
dan
masyarakat; 4) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah
dan
membuat
keputusan;
5)
Meningkatkan
kesadaran
untuk
berperan serta dalam memelihara,
menjaga
dan
melestarikan
lingkungan alam; 6) Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan; 7)
Memperoleh bekal pengetahuan,
konsep
dan
keterampilan
IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
menguasai
IPA
menemukan
khususnya
sumber
energi
maksimal.
Rendahnya
prestasi
cenderung
pasif
dan
sehingga
media
terlihat
saat
berlangsung,
metode
ceramah
proses
guru
dan
Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi
mata
pelajaran
IPA untuk
SD/MI, IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi
juga
merupakan
suatu
proses
penemuan, oleh karenanya menyebabkan
pembelajaran IPA bersifat abstrak dan teori
saja sehingga akibatnya siswa kurang aktif
dan menimbulkan kebosanan terhadap
pembelajaran yang berlangsung. Maka
dari itu perlu dirancang keterlibatan siswa
secara
aktif
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran yang telah disusun dengan
baik.
alternatif
Pendidikan IPA, Multimedia dan Contextual
Teaching and Learning
Trianto (2007, p. 103) menguraikan, bahwa
“pendidikan IPA di SD diharapkan dapat
KKM.
menjadi
tersebut
wahana
mempelajari
bersumber pada beberapa faktor yaitu
siswa
kurang
menggunakan media gambar. Menurut
tentang
bawah
belajar
ini
menggunakan
tidak tuntas belajar sebesar 62, 54% karena
di
Hal
pembelajaran
62,50 sedangkan nilai KKM 75. Siswa yang
nilai
teknologi
guru
pajangan saja dan tidak digunakan secara
ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas
mendapatkan
disebabkan
pembelajaran hanya berfungsi sebagai
Rendahnya prestasi belajar dalam mata
pelajaran
sekolah
diri
bagi
siswa
untuk
sendiri
dan
alam
sekitarnya, serta prospek pengembangan
kurang
[2]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
lebih lanjut dalam penerapan di kehidupan
mampu memberi dampak besar dalam
sehari-hari yang didasarkan pada metode
komunikasi dan pendidikan karena bisa
ilmiah”.
mengintegrasikan
teks,
grafik,
animasi,
audio, video, dan mengembangkan proses
Materi dalam proses belajar mengajar IPA
belajar ke arah yang lebih dinamis” (Ariani,
seringkali merupakan materi yang abstrak
2010, p. 6).
dan di luar pengalaman siswa sehari-hari
sehingga materi ini menjadi sulit dipahami
Mengenai media, Oktavianti (2014, p. 66)
oleh
menuliskan
siswa.
Agar
materi
ini
mudah
bahwa
“faktor
yang
juga
dipahami oleh siswa materi tersebut harus
berpengaruh
divisualisasikan. Visualisasi adalah satu cara
pembelajaran
yang
untuk
pembelajaran yang di gunakan oleh guru
abstrak.
dalam proses pembelajarannya, karena
dapat
dilakukan
mengkonkretkan
sesuatu
yang
Salah satu bentuk visualisasi yaitu dengan
media
menggunakan
perantara
(2015,
media.
176)
p.
Menurut
“media
Suciati
terhadap
keberhasilan
adalah
media
pembelajaran
atau
merupakan
pengantar
terjadinya
pembelajaran
komunikasi yang baik dan menyenangkan
memiliki manfaat dalam membantu proses
antara guru dengan siswanya”. Semangat
belajar mengajar baik bagi guru maupun
belajar siswa akan muncul ketika suasana
bagi
media
begitu menyenangkan dan belajar akan
variasi
efektif bila seseorang dalam keadaan
tidak
gembira dalam belajar. Khusus mengenai
siswa.
Penggunaan
pembelajaran
belajar
dapat
yang
membuat
baru
agar
membosankan”.
multi media secara umum manfaat yang
dapat
diperoleh
adalah
proses
Dalam penelitian ini yang dikaji yaitu media
pembelajaran
yang bersifat multimedia. Menurut Suyanto
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat
(2003,
adalah
dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
“pemanfaatan komputer untuk membuat
ditingkatkan dan proses belajar mengajar
dan menggabungkan teks, grafik, audio,
dapat dilakukan di mana dan kapan saja,
gambar gerak (video dan animasi) dengan
serta
menggabungkan
link
ditingkatkan.
memungkinkan
pemakai
p.
20-21)
navigasi,
multimedia
berinteraksi,
berkomunikasi”.
menjadikan
dan
yang
sikap
menarik,
belajar
lebih
siswa
dapat
melakukan
berkreasi
Multimedia
kegiatan
tool
lebih
dan
Media
dapat
yang
multimedia
pembelajaran
dalam
IPA
menjadikan
hal
ini
dengan
adalah
model
pembelajaran
CTL
menjadi
menjadi lebih menarik, karena melalui
menarik
multimedia gambar dua dimensi atau tiga
Pembelajaran
dimensi dapat divisualisasikan. “Tidak bisa
pembelajaran yang mengkaitkan materi
dipungkiri
pembelajaran
bahwa
teknologi
multimedia
[3]
dan
bermakna
kontekstual
dengan
bagi
siswa.
merupakan
konteks
dunia
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik
Hasil belajar merupakan bagian terpenting
dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
didalam pembelajaran. Sudjana (2005, p.
alam sekitar dan dunia kerja, sehingga
3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
siswa mampu membuat hubungan antara
hakikatnya adalah “perubahan tingkah
pengetahuan
laku
yang
dimilikinya
dengan
sebagai
hasil
belajar
dalam
penerapannya dalam kehidupan sehari-
pengertian yang lebih luas mencakup
hari. Hal tersebut sesuai dengan salah satu
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
ciri
Perubahan
pembelajaran
CTL
yakni
CTL
ini
tidaklah
parsial
tapi
merupakan pembelajaran yang dikaitkan
menyeluruh menyentuh semua kompetensi
dengan
yang dimiliki siswa dengan level yang
konteks
kehidupan
sehari-hari
berbeda. Dimyati dan Mudjiono (2006, p. 3-
siswa.
4)
Ciri
pembelajaran
mengaitkan
topik
dipelajari
dengan
sehari-hari
anak
hasil
belajar
merupakan ”hasil dari suatu interaksi tindak
yang
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
kehidupan
tindak mengajar diakhiri dengan proses
perkembangan
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
konsep
konteks
dan
menyebutkan
yaitu
kontekstual,
atau
juga
psikologisnya. Apabila dikaitkan dengan
belajar
merupakan
konteks hobi dan kebutuhannya, siswa
pengajaran dari puncak proses belajar”.
akan mudah tertarik untuk memperhatikan
Rasyid (2008, p. 67) memandang cara
konsep yang sedang dipelajari, karena
mengukur
dengan konteks kehidupan sehari-hari dan
macam bentuk yaitu:
perkembangan psikologisnya, anak-anak
a. Objektif yaitu bentuk hasil belajar yang
hasil
belajar
dengan
dua
akan lebih mudah untuk memahaminya. Di
diwujudkan
situlah pentingnya guru mengaitkan apa
jawaban,
yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
pencocokan satu pernyataan dengan
hari
pernyataan dengan pernyataan yang
(konstekstual
dengan
kehidupan
kognitif
mereka).
belajar yang
perkembangan
Oleh
karena
titik-titik
dan
b. Subjektif yaitu alat pengukuran prestasi
bahasa yang dapat dimengerti oleh siswa
dengan
pengisian
bentuk-bentuk
lainnya.
keseharian) dan dengan menggunakan
(kontekstual
dalam
berakhirnya
jawaban tidak ternilai
dengan skor atau angka pasti yang
itu
Suprihatiningrum, (2012, p. 179) dengan
seperti
yakin mengatakan bahwa “siswa akan
objektif. Hal
memahami makna apa yang dipelajari
ragam jawaban yang diberikan para
bagi dirinya sehingga akan menumbuhkan
siswa.
motivasi
belajarnya”.
Ketika
digunakan
ini
untuk
evaluasi
disebabkan
banyak
motivasi
meningkat tentunya akan berpengaruh
METODE
terhadap peningkatan hasil belajar.
Jenis
penelitian
ini
adalah
penelitian
eksperimen. Subjek dalam penelitian ini
[4]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
adalah
berjumlah
perincian
dua
siswa.
kelas
Dengan
(active learning) dengan cara guru dapat
lapangan, di mana 24 siswa sebagai kelas
merealisasikan pembelajaran yang mampu
perlakuan yaitu kelas VA SDN Wiyung I
memberi kesempatan pada anak didik
Surabaya dan 22 siswa sebagai kelas
untuk
kontrol dikelas VB SDN Wiyung 1 Surabaya.
meliputi:
Penelitian
menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri
eksperimen
mengukur
diberikan
ini
untuk
melibatkan keaktifan anak secara penuh
uji
untuk
dari
46
dilaksanakan
pengaruh
perlakuan
sebelum
(multimedia
melakukan
mencari,
berbagai
IPA
keterampilan
menemukan,
pengetahuan,
pengalaman
proses
nilai-nilai,
yang
dan
dibutuhkan”.
dengan mode CTLl) dan sesudah diberikan
Merupakan suatu keharusan pembelajaran
perlakuan (multimedia IPA dengan model
IPA memberikan banyak peluang kepada
CTL) dengan dilengkapi lembar intrumen
siswa untuk dapat melakukan kegiatan
penelitian berupa lembar wawancara dan
mengkonstruksi.
respon siswa terhadap multimedia IPA serta
Piaget
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
berpandangan bahwa “pada dasarnya
Metode
setiap individu sejak kecil sudah memiliki
pengumpulan
data
yang
Seperti
(Sanjaya,
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
kemampuan
data-data
pengetahuannya
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian adalah metode tes.
yang
2006,
dijelaskan
p.
untuk
dikonstruksi
yang
mengkonstruksi
sendiri”.
oleh
122),
oleh
Pengetahuan
anak
sebagai
subyek, maka akan menjadi pengetahuan
yang bermakna, sedangkan pengetahuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembelajaran
IPA
yang
baik
harus
yang
hanya
diperoleh
melalui
proses
mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-
pemberitahuan
hari siswa, dalam pembelajaran IPA siswa
pengetahuan
tidak hanya diberi pengetahuan saja atau
Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat
berbagai fakta yang dihafal, tetapi siswa
sementara, setelah itu dilupakan.
tidak
yang
akan
menjadi
bermakna.
dituntut untuk aktif menggunakan pikiran
dalam mempelajari gejala-gejala alam
Berdasarkan uji hipotesis antara kelompok
Siswa
untuk
eksperimen dan kelompok kontrol dengan
mengajukan pertanyaan, membangkitkan
menggunakan thitung dan nilai ttabel, maka
ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
tentang
di
Ha diterima karena nilai thitung 2,350 > nilai
lingkungannya, membangun keterampilan
ttabel 2,045. Dengan kata lain terdapat
(skill) yang diperlukan, dan menimbulkan
perbandingan pemberian Multimedia IPA
kesadaran
IPA
dengan model CTL terhadap hasil belajar
menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari.
IPA tentang menemukan sumber energi
Sulistyorini (2007, p. 8), mengatakan bahwa
alternatif yang mempengaruhinya di kelas
“idealnya
VA sebanyak 24 siswa orang di SDN Wiyung
diberi
segala
siswa
kesempatan
sesuatu yang
bahwa
pembelajaran
ada
belajar
IPA
harus
[5]
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
1 Surabaya dan kelas VB 22 orang di SDN
belajar IPA tentang menemukan sumber
Wiyung 1 Surabaya. Dari pengambilan
energi alternatif mterlihat dari data hasil
data
untuk
pretest dan postest, selanjutnya data dari
penggunaan
hasil penelitian dapat dijabarkan lebih
hasil
tes
mengetahui
dengan
tujuan
pengaruh
multimedia pembelajaran terhadap hasil
lanjut dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Pretest Dan Postest
Rata-rata
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Pre-test
Post-test
Beda
Pre-test
Post-test
Beda
74,46
87,97
13,51
72,34
84,05
11,71
Dari hasil tabel di atas dapat diketahui
hasil pembelajaran berdasarkan hasil pre-
bahwa
test dan post-test.
ada
peningkatan
hasil
belajar
menggunakan multimedia pembelajaran
terhadap
hasil
menemukan
kelompok
belajar
sumber
IPA
tentang
energi
alternatif
dan
kelompok
eksperimen
Sesuai
dengan
merupakan
makna
proses
CTL
yang
pembelajaran
yang
holistik dan bertujuan membantu siswa
kontrol. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
untuk
post-test lebih tinggi dari pada nilai rata-
dengan mengaitkannya terhadap konteks
rata pre-test. Hal ini juga berarti bahwa
kehidupan
pembelajaran menggunakan multimedia
pribadi, sosial dan kultural), maka siswa
pembelajaran berpengaruh terhadap hasil
memiliki pengetahuan/keterampilan yang
belajar IPA tentang menemukan sumber
dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi
energi alternatif. Setelah diketahui ada
sendiri
pengaruh
Penggunakan media juga tidak dapat
hasil
menemukan
belajar
sumber
IPA
energi
tentang
alternatif,
memahami
mereka
secara
dipungkiri
makna
materi
sehari-hari
aktif
ajar
(konteks
pemahamannya.
memberikan
suatu
kotribusi.
penghitungan selanjutnya dilakukan untuk
Seperti yang dipaparkan oleh Sudjana
mengetahui
(2010,
seberapa
besarnya
p.
2)
mengenai
“media
peran
media,
pembelajaran
dapat
peningkatan terjadi. Hasil penghitungan
bahwa
adalah terjadi sebesar 12,25%.
mempertinggi prestasi belajar siswa dalam
Jadi
dengan
demikian,
perlakukan
pengajaran
yang
diharapkan
dapat
pada
gilirannya
mempertinggi
hasil
dalam
belajar yang dicapainya”. Pendapat lain
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA
datang dari Dual Coding Theory (Ariani,
dalam materi menemukan sumber energi
2015, p. 55), yang menjelaskan bahwa
alternatif
eksperimen
“semua informasi diproses melalui dual
dapat berpengaruh dan meningkatkan
channel yang independen, yaitu channel
multimedia
dengan
pada
CTL
kelompok
[6]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 1 April 2017
Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen
Ditjen Pembinaan TK dan SD (2007)
Kurikulum mata pelajaran IPA SD/MI
verbal seperti teks dan suara, channel
visual,
seperti
gambar”.
diagram,
Penelitian
animasi,
lainnya
dan
berkaitan
Julianto,
dkk.
(2011).
Teori
dan
implementasi
model-model
pembelajaran inovatif. Surabaya: Unesa
University Press.
dengan Dual Coding Theory dilakukan oleh
pakar-pakar peneliti edukasi Eropa seperti,
Pivio, Bagget (1991), yang mengatakan
bahwa
media
“dengan
yang
memilih
sesuai,
hasil
perpaduan
belajar
Oktavianti, R., & Wiyanto, A. (2014).
PENGEMBANGAN
MEDIA
GAYANGHETUM (GAMBAR WAYANG
HEWAN
DAN
TUMBUHAN)
DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI
KELAS IV SD. Mimbar Sekolah Dasar, 1(1),
65-70.
doi:
http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v1i1.865.
dari
seseorang dapat ditingkatkan”.
SIMPULAN
Pemanfaatan
multimedia
pembelajaran
dalam pembelajaran IPA pada materi
menemukan
sumber
energi
Permendiknas No. 22 tahun 2006. Tentang
Standar Isi.
alternatif
memperlihatkan hasil yang positif. Materi
Sanjaya. W. (2006). Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
pembelajaran IPA yang bersifat abstrakteoritis-akademis,
tidak
terkait
masalah-masalah
yang
dihadapi
sehari-hari
lingkungan
di
dengan
siswa
Suciati, S., Septiana, I., & Untari, M. (2015).
PENERAPAN
MEDIA
MONOSA
(MONOPOLI
BAHASA)
BERBASIS
KEMANDIRIAN DALAM PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR. Mimbar Sekolah
Dasar,
2(2),
175-188.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v2i2.1328.
keluarga,
masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja,
menjadi lebih mudah dipahami dengan
adanya multimedia dan CTL. Terlihat dari
nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari
pada
nilai
rata-rata
pre-test.
Hasil
Sudjana, N. (2005). Dasar-dasar proses
belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Alegensindo.
pengukuran tersebut dapat dimaknai pula
–
bahwa
pembelajaran
multimedia
menggunakan
pembelajaran
terbukti
Sudjana, N. (2010). Dasar-dasar proses
belajar mengajar. bandung: Sinar Baru
Algensindo.
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA
tentang
alternatif.
menemukan
Peningkatan
sumber
energi
yang
terjadi
Sulistyorini, S. (2007). Model pembelajaran
IPA sekolah dasar dan penerapannya
Dalam KTSP. Semarang: Tiara Wacana.
berdasarkan hasil penghitungan adalah
sebesar 12,25%.
Suprihatiningrum,
J.
(2012).
Pembelajaran
teori
dan
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
REFERENSI
Ariani. (2010). Pembelajaran multi media di
sekolah.
Jakarta:
PT.
Prestasi
Pustakaraya.
Strategi
aplikasi.
Suyanto. M. (2003). Multimedia alat untuk
meningkatkan keunggulan bersaing.
Yogyakarta: Andi.
Bagget.
(1991).
Media
visualisasi
pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
[7]
Margaretha Ordo Servitri, Pembelajaran Multimedia IPA dengan Model Contextual Teaching…
Trianto. (2007). Model-model pembelajaran
inovatif
berorientasi
konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
[8]