Analisis Tekstual Dan Musikal Nangen Nandorbin Pada Masyarakat Pakpak Di Desa Sukaramai Kecamatan Kerajaan Pakpak Bharat

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Analisis Tekstual dan Musikal Nangen Nandorbin
pada Masyarakat Pakpak di Desa Sukarami Kecamatan Kerajaan Pakpak
Bharat.” Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah menganalisis teks dan
melodi nangen nandorbin. Nangen nandorbin adalah salah satu genre musik
vokal (nyanyian) dalam masyarakat Pakpak yang dilakukan secara turuntemurun dan hanya digunakan dalam konteks kehidupan sehari-hari, yang
tujuan utamanya untuk mendidik seorang putri yang belum menikah
bagaimana bersikap, berkepribadian, dan melakukan kebaikan. Seperti yang
dinyanyikan oleh penyanyinya di Desa Sukaramai Pakpak, dengan sampel pada
Marseti Limbong.
Metode yang penulis gunakan dalam menganalisis nangen nandorbin
adalah: studi pustaka, media sosial, internet, pengamatan terlibat, wawancara,
perekaman data baik berupa audio, visual, maupun audio visual. Data-data
lapangan kemudian diolah di laboratorium yang bersifat etnomusikologis.
Teori yang penulis gunakan adalah dua teori utama. Untuk mengkaji teks
digunakan teori semiotik, selanjutnya untuk kajian musikal, khususnya melodi,
digunakan teori weighted scale.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari sudut
analisis teks, lagu ini terdiri dari tujuh bait, yang saling berkaitan. Ketujuh bait
tersebut memiliki formula tekstual yang khas. Terjadi perulangan-perulangan
kata setiap baitnya, namun ada pula baris yang menjadi ciri khas setiap bait.

Tema utamanya adalah mengenai seorang wanita pendamping sumai yang
ideal dalam konsep etnosains dalam etnik Pakpak. Terdapat tujuh kriteria tipe
wanita ideal, yaitu: (1) buluh i bernoh (seperti serumpun bambu yang terbaik),
(2) mahan silindung bulan (menjadi pelindung), (3) mahan tongket ku idi
(menjadi tongkat penopang), (4) mahan peningkat marga (menjadi peningkat
keturunan), (5) mahan dengngan merarih (menjadi teman bercerita), (6)
mahan dengngan mengula (menjadi teman bekerja), dan (7) man dengngan
ncayur ntua (menjadi teman hidup sampai tua). Dari kajian musikal terhadap
melodinya ditemukan hasil sebagai berikut: (i) tangga nada yang digunakan
adalah tetratonik; (ii) wilayah nadanya 7 laras, satu oktaf lebih satu laras; (iii)
nada dasar berada pada nada paling rendah yaitu Es; (iv) formula melodinya
strofik; (v) interval yang digunakan adalah dari prima sampai sekta mayor; (vi)
pola-pola kadensanya biner; (vii) jumlah nada-nada yang digunakan mayoritas
berada pada nada ketiga, dan (viii) kontur yang digunakan ada tiga yaitu
pendulum ke atas, naik, dan turun.
Kata kunci: tekstual, musikal, nangen, nandorbin.

v
Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT
This bachelor’s thesis entitled “Textual and Musical Analysis of
Nangen Nandorbin in Pakpak Culture in Sukaramai, Kerajaaan Subdistrict of
Pakpak Bharat.” The main aim of this thesis is analyzing text and melody of
nangen nandorbin. Nangen nandorbin is a vocal music (song) genre in Pakpak
society, enculturated by one generation to next generation, uses in their’s
everyday life, which main aim to educate a girl before marriage throughout to
attitude, personality, and do the good morality.Which sung by it’s singer,
specially in Desa Sukaramai Pakpak, with focus in one key informant singer,
Marseti Limbong.
I use some methods to analyze the nangen nandorbin song: literature
study, social media, internet, participant observer, interview, recording data
both auditive, visual, and audio visual. The filed work data then analyze in
ethnomusicological laboratory. Then the writer uses two main theories. For
textual study I use semiotic thaory, and then to musical study I use weighted
theory.
In this research I meet the goals, that in the textual analysis context this
song shaped by seven integrated verses. These verses have a spesific formula.
In the verses can be see repetition each verse, but there is some special text in
every verses. The main theme is about a ideal wife which as a partner of her

husband in the context of Pakpak ethnic group. Thera are seven criterias the
ideal wife called: (1) buluh i bernoh (as a best bamboo group), (2) mahan
silindung bulan (as a guard), (3) mahan tongket ku idi (as a wooden hand
walking helper), (4) mahan peningkat marga (as a mother which produce the
children), (5) mahan dengngan merarih (as a friend to talk), (6) mahan
dengngan mengula (as a friend to work), dan (7) man dengngan ncayur ntua
(as a girl friend to the old years). From the musical study of melody, I meet the
results here: (i) this song uses tetratonic scale; (ii) it’s ambitus 7 steps, one
octave plus one step; (iii) the tonic of this song falling in it’s lowest tone Es,
(iv) it’s melodic formula is based on strophic; (v) the interval of this songs
begin from perfect prime to major sixth; (vi) it’s cadence patterns binair; (vii)
the quantitative of it’s pitchs majority in third tone; and (viii) this song use
three contour, pendolous up, ascending, and discending.
Key words: textual, musical, nangen, nandorbin.

vi
Universitas Sumatera Utara