MUSIK UNDERGROUND PADA KOMUNITAS RUMAH SENI LABUHAN BATU DI RANTAUPRAPAT.

MUSIK UNDERGROUND PADA KOMUNITAS
RUMAH SENI LABUHAN BATU
DI RANTAUPRAPAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

AKHYAR ZAINI RAMBE
NIM. 209342030

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis sampaikan khadirat Allah SWT karena atas Rahmad
dan Karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan Salawat salam penulis
hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Seni Musik di Universitas Negeri Medan.
Meskipun skripsi ini dikerjakan dengan sungguh – sungguh, tetapi skripsi
ini belumlah sempurna dan masih banyak kekurangannya, baik segi penulisan
maupun isinya. Untuk itu dengan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi penyempurnaannya.
Pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang memberikan bantuan, baik moril maupun material dalam menyelesaikan
skripsi ini, terutama kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan beserta staf-stafnya.
3. Dra. Tuty Rahayu, M. Si. selaku Ketua Jurusan Sendratasik Universitas
Negeri Medan.
4. Panji Suroso, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik
Universitas Negeri Medan.

5. Uyuni Widiastuti, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik Universitas
Negeri Medan dan Pembimbing Skripsi I.
6. Mukhlis Hasbullah M.Sn selaku Pembimbing Skripsi II.
7. Nurwani, S.ST., M.Hum Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan ilmunya selama proses pembelajaran berlangsung.
9. Kedua orang tua tercinta, (Alm) Ali Akbar Rambe dan Ibunda Nepmi Farida
Sagala yang

telah

mendidik dan selalu memberikan kasih sayang serta

motivasi dan semangat kepada penulis.

10. Abanganda Syahdan Saybani Rambe dan Dian Zarkasyh Rambe, terimakasih
atas dukungan dan motivasi semangatnya kepada penulis.
11. Adinda Patih Fauzan Rambe dan Dewi Komala Sari yang telah memberikan
dukungan terhadap proses penyusunan skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat yang mendukung dalam proses penulisan skripsi ini yaitu

Rika Arditha Ayu, Kurnia Akbar, Dedek Riando, Nuh Rian Syah, Teguh Kala
dan kawan-kawan partai kebas terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
13. Semua pihak yang telah ikut andil membantu penulis untuk menyelesaikan
semua penelitian ini.
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
dalam khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Seni Musik.
Mudah-mudahan juga dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti lain yang
tertarik pada bidang yang sama. Semoga semua kebaikan tersebut menjadi amal
ibadah, dan kepada Allah SWT peneliti berserah diri.

Medan,

April 2014

Penulis,

Akhyar Zaini Rambe

DAFTAR ISI
ABSTRAK


......................................................................................i

KATA PENGANTAR

......................................................................................ii

DAFTAR ISI

......................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR

......................................................................................iv

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………

1


………………………………………

6

C. Pembatasan Masalah …………………………………………

7

D. Perumusan Masalah……………………………………………

8

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………

8

F. Manfaat Penelitian ……………………………………………

9


B. Identifikasi Masalah

BAB II : LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA
KONSEPTUAL
A. Landasan Teoretis ..…………………………………………..... 10
1. Teori Keberadaan ...............................................................

11

2. Pengertian Musik …………………………………...........

12

a. Melodi................................…..……………....................... 14
b. Irama ................…………………………….................
c. Harmoni..........................................………………....
2. Pengertian Musik Underground......……………………...

iv


14

15
15

a. Punk.............................…………………………..............

16

b. Hardcore...................................................….....................

17

c. Black Metal...... .................................................................

18

d. Death Metal......................................................................

18


3. Pengertian Komunitas............................................................

21

B. Kerangka Konseptual...............................................................

24

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ....................................................................

21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………......

25

….……………………………………


26

1. Populasi..................................................................................

27

2. Sampel ...................................................................................

27

D. Teknik Pengumplan Data ..........................................................

28

1. Studi Kepustakaan ..............................................................

29

2. Obsevasi ................................................................................


30

3. Wawancara ...........................................................................

31

4. Dokumentasi .........................................................................

31

C. Populasi dan Sampel

E. Teknik Analisis Data

............................................................

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

v


32

A. Keberadaan Musik underground pada komunitas Rumah seni
Labuhan Batu di Ranta................................................................

33

1. Musik underground di Komunitas Rumah seni Labuhan Batu
...............................................................................................

35

B. Jenis-jenis musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan
Batu di Rantauprapat .................................................................

38

1. Punk .....................................................................................

38

2. Death Metal .........................................................................

39

3. Trash Metal ..........................................................................

40

4. Hardcore ..............................................................................

41

C. Faktor-faktor berkembangnya musik underground di komunitas
Rumah seni Labuhan Batu Rantauprapat ................................... 43

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................

47

B. Saran

48

.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................

LAMPIRAN

vi

52

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar 4.1 ............................................................................................................... 49
Gambar 4.2 ............................................................................................................... 50
Gambar 4.3 ............................................................................................................... 51

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar 4.1 ............................................................................................................... 49
Gambar 4.2 ............................................................................................................... 50
Gambar 4.3 ............................................................................................................... 51

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Globalisasi telah memberikan banyak ruang baru bagi budaya dari satu negara ke
negara lainnya. Maraknya media-media asing yang menyebar ke berbagai kawasan dunia
sangat berpengaruh pada tingginya volume penyebaran budaya antar bangsa. Arus budaya
global dikendalikan oleh perusahaan media internasional yang memanfaatkan berbagai
teknologi komunikasi baru untuk membentuk masyarakat dan identitas seseorang. Banyaknya
citra dan gagasan semakin mudah dan cepat dialirkan dari satu tempat ke tempat yang
lainnya, maka akan berdampak besar pada cara orang menjalani kehidupan mereka seharihari. Budaya menjadi tidak lagi berkaitan dengan lokalisasi yang tetap seperti kota atau
negara, tapi mendapat makna baru yang mencerminkan tema dominan yang muncul dalam
konteks global. Pada dasarnya, persoalan identitas merupakan hal penting untuk dipelajari.
Dengan mempelajari identitas, kita dapat mengetahui langkah-langkah seseorang dalam suatu
kelompok sosial terutama yang mengalami perubahan identitas. Goodenough dalam
Anggraini (2008:1) menjelaskan bahwa, melalui penelusuran proses pembentukan identitas,
seorang individu, sebuah komunitas atau masyarakat akan terungkap sejauh mana usaha
seseorang memperoleh kesadaran baru akan dirinya sendiri dan pandangannya terhadap ruang
sosialnya.
Merujuk dari hal di atas, di Indonesia khususnya kaum muda kehilangan identitas diri.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kaum muda yang mengaplikasikan budaya barat dalam
kehidupannya sehari-hari tanpa proses penyaringan, mulai dari perubahan selera makan, gaya
berbusana layaknya bintang film Hollywood sampai melazimkan gaya hidup pergaulan bebas.
Sejalan dengan hal ini, Whannel (dalam Komalasari, 2003:21) menjelaskan bahwa salah satu

media yang dapat digunakan untuk membentuk identitas seseorang adalah musik. Musik
merupakan salah satu media komunikasi yang memiliki peran, serta makna didalamnya dan
telah menjadi sebuah gaya hidup bahkan ideologi.
Musik begitu sempurna disebabkan adanya prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh
sebuah karya musik, yaitu prinsip keindahan, prinsip ukuran, proporsi, serta prinsip harmoni.
Prinsip-prinsip tersebut sangat berperan dalam pembentukan identitas seseorang, sebab musik
memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk perilaku atau dengan kata lain musik
juga dapat berperan sebagai pondasi dalam pembentukan gaya hidup seseorang. Musik terus
mengalami perkembangan, sesuai dengan teknologi yang dipahami oleh manusia, salah
satunya adalah ditemukannya mesin phonograph oleh Thomas Alva Edinson, dimana musik
mulai dapat disebar luaskan dengan mudah lewat bentuk rekaman. Seiring dengan
perkembangan industri rekaman serta peningkatan kebutuhan manusia terhadap musik, maka
muncul rekaman mandiri yang sering disebut dengan indie label. Indie Label adalah suatu
bentuk pemasaran musik untuk membedakan antara musik yang Mainstream (arus utama)
dengan musik yang indie (mandiri). Dari penjelasan di atas berarti indie merupakan gerakan
musik yang berbasis memiliki, merekam, dan mempromosikan dengan uang sendiri, Do it
Yourself (DIY). Salah satu jenis musik yang melakukan tindakan Do it Yourself tersebut
adalah musik Underground.
Musik Underground atau yang sering disebut aliran bawah tanah adalah sebuah aliran
musik (genre) yang bernuansa kekerasan atau disebut dengan musik pelampiasan emosi
penciptanya dan juga membangkitkan emosi pendengarnya dengan nada-nada keras. Nuansa
musik yang keras sejalan dengan tema-tema musiknya yang kerap mengusung

tentang

kepedihan, kematian, siksaan neraka, kehidupan setelah mati, kritikan, protes, dan kecaman.
Perkembangan tema lirik lagu yang sesuai dengan keadaan sosial masyarakat dan kritikan-

kritikan pedas terhadap pemerintah serta juga bertemakan tentang hal-hal ghaib yang tidak
masuk akal, telah merubah sebagian kecil kehidupan para penggemar musik tersebut,
khususnya kalangan remaja yang tanpa disadari telah membentuk suatu komunitas dan
identitas yang baru.
Musik Underground telah diterima dan diterapkan dalam kehidupan sebagian anakanak remaja di Indonesia yang sedang dalam masa pencarian jati diri mereka. Ketertarikan
mereka untuk masuk ke dalam dunia musik tersebut bukan semata hanya karena karakteristik
penampilan saja, melainkan juga karena pada ideologi kebebasan. Musik Underground juga
mempunyai beberapa katagori aliran musik (genre) yaitu; Punk, Underground, Death Metal,
dan

Black

Metal.

Musik

Underground

mempunyai

budaya

sendiri

dan

ingin

mengembangkannya didalam penampilan musiknya tanpa memenuhi permintaan pasar
khalayak ramai, kurang dikenali dan bukan musik yang komersil. Musik Underground
biasanya mempromosikan musiknya di tempat-tempat kecil, dari mulut ke mulut, situs
internet, sekolah, komunitas-komunitas, dan radio, khususnya pada kalangan remaja.
Komunitas penggemar musik ini menampilkan identitas yang mandiri, kritis dan
solid. Musik underground juga tidak mengikuti standarisasi yang dibuat kaum kapitalis untuk
membuat musik mereka diterima oleh masyarakat luas. Akibatnya muncul satu trend bahwa
ada kecenderungan pada kalangan remaja Indonesia lebih menyukai hal-hal yang datang dari
luar, termasuk juga dalam selera musik. Musik Underground mulai muncul di Indonesia pada
tahun 1990-an dan semakin berkembang sampai keberbagai ke provinsi bahkan sampai ke
kabupaten dan ke kota-kota kecil di Indonesia dikarenakan seringnya band-band underground
dari kota-kota besar yang sudah terkenal ikut serta didalam mengisi acara yang
diselenggarakan oleh komunitas-komunitas musik Indonesia, salah satunya di kabupaten
Labuhan Batu Rantauprapat.

Labuhan Batu yang merupakan kabupaten kota di provinsi Sumatera Utara Indonesia
yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak, dan mempunyai suatu perkumpulan
anak-anak remaja yang disebut dengan komunitas Rumah seni Labuhan Batu. Rumah seni
Labuhan Batu adalah komunitas atau perkumpulan anak-anak muda yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu keseniannya. Akibat dari perkembangan virus musik Underground
yang terus berkembang dan mempengaruhi selera musik bagi hampir keseluruhan anggota
komunitas Rumah seni Labuhan Batu ini, sehingga anggota komunitas Rumah seni Labuhan
Batu ini lebih memperhatikan kesenian musik saja khususnya musik Underground
dibandingkan dengan kesenian-kesenian lainnya, seperti seni drama, seni tari atau pun
kesenian lainnya. Band yang beraliran Underground di Labuhan Batu ini awalnya bernama
Power Red White pada tahun 2000-an, yang terus berkembang dan mengakibatkan
munculnya band-band Underground lainnya seperti; Blood Of Animus, dan Independent.
Penulis sangat tertarik untuk meneliti fenomena ini. Hal ini bukan hanya karena gaya
khas musisi Underground dan para komunitas itu saja, melainkan dikaitkan dengan faktor
moralitas, dan pandangan masyarakat yang menganggap bahwa ini bukan musik yang baik
untuk generasi muda mendatang, dengan pakaian serba hitam, dipandang sebelah mata dan
komentar miring berhubungan dengan pengikut setan (Satanis). Sehingga mengakibatkan
dampak positif maupun negatif pada remaja khususnya penggemar musik underground
didalam kehidupannya sehari-hari. Kesan ini tidak adil, karena memberikan penilaian
(judgement) sebelum mengkaji fenomena itu secara mendalam. Kesan itu memang ada
kemungkinan benar, namun ada juga kemungkinan salah, maka penulis sangat tertarik untuk
meneliti dan mengetahui sejauh mana musik ini berkembang pada komunitas itu sendiri.
Penulis akan paparkan kedalam sebuah skripsi dengan judul “Musik Underground Pada
Komunitas Rumah Seni Labuhan Batu Di Rantauprapat”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah adalah suatu tahapan permulaan dari penguasaan masalah,
dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.
Identifikasi masalah bertujuan agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah
yang berhubungan dengan judul penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dan untuk menghindari kesimpangsiuran
didalam pembahasan nantinya dan juga agar lebih mendapatkan kejelasan yang lebih akurat
tentang pokok permasalahannya, penulis memunculkan dan mengidentifikasi beberapa
masalah, antara lain :
1.

Bagaimana latar belakang munculnya musik underground di komunitas Rumah seni
Labuhan Batu Rantauprapat ?

2.

Bagaimana keberadaan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu
Rantauprapat ?

3.

Apa sajakah jenis-jenis aliran musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan
Batu Rantauprapat ?

4.

Apa saja faktor-faktor berkembangnya musik underground di komunitas Rumah seni
Labuhan Batu Rantauprapat ?

5.

Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap musik underground di komunitas Rumah
seni Labuhan Batu Rantauprapat ?

C. PEMBATASAN MASALAH
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2001:311) pembatasan masalah merupakan upaya
untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup permasalahan,
dan faktor mana yang adil.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dipersempit lagi dengan poin rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu di
Rantauprapat ?
2. Apa saja jenis-jenis aliran musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu
Rantauprapat ?
3. Apa saja faktor-faktor berkembangnya musik underground di komunitas Rumah seni
Labuhan Batu Rantauprapat?

D. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai
ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan
pembatasan masalah. Dalam perumusan masalah, kita akan mampu untuk lebih memperkecil
batasan-batasan masalah yang sekaligus lebih mempertajam arah penulisan. Dari identifikasi
masalah seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, maka akan dijelaskan rumusan masalah
penulisan ini.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis merumuskan masalah penulisan ini
menjadi sebagai berikut : Bagaimana Musik Underground Di Komunitas Rumah seni
Labuhan Batu Rantauprapat ?

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai. Tujuan
penelitian dicantumkan dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang membaca laporan
penelitian ini dapat mengetahui dengan pasti maksud tujuan penelitian itu sesungguhnya.
Berdasarkan penjelasan dan pendapat tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keberadaan musik underground pada komunitas Rumah seni Labuhan
Batu di Rantauprapat.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis aliran musik underground di komunitas Rumah seni
Labuhan Batu Rantauprapat.
3. Untuk mengetahui faktor berkembangnya musik underground di komunitas Rumah seni
Labuhan Batu Rantauprapat.

F. MANFAAT PENELITIAN
Tentunya sebuah ikhtihar untuk penelitian diharapkan memiliki manfaat bagi penulis
sendiri dan bagi semua orang. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut :
1.

Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai tentang perkembangan komunitas musik underground.

2.

Dapat dijadikan data untuk bahan penulisan selanjutnya tentang musik underground.

3.

Sebagai masukan bagi pembaca untuk mengetahui dampak dari musik underground.

4.

Sebagai bahan masukan terhadap mahasiswa dan mahasiswi Seni musik UNIMED,
khususnya pecinta musik underground.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai Musik underground di komunitas
Rumah seni Labuhan Batu Rantauprapat dapat ditarik kesimpulan

sebagai

berikut:
1.

Keberadaan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu
terlahir dari ide bersama para pembentuknya yang memiliki hobi bersama
dalam hal bermusik untuk mengembangkan bakat kesenian yang ada pada
mereka, Terbentuknya syah tahun 2007. Aktivitas yang dilakukan adalah ;
belajar bermusik bersama, berdiskusi

sepatu perkembangan musik,

mempegelarkan pertunjukan musik dan melakukan kegiatan amal dalam hal
berbagi kepada kaum miskin.
2.

Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangannya adalah akibat rasa
kreatifitas anggotanya dalam menyelenggarakan pertunjukan musik 2 kali
dalam

setahun

dan

akibat

rasa

kebersamaan

dalam

membangun

perkembangan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan batu
Rantauprapat.
3.

Jenis-jenis musik underground yang dimainkan ;
-

Punk

-

Hardcore

-

Dead Metal

-

Trash Metal

1

2

B. SARAN
Dari hasil penulisan penulis, ada beberapa saran yang dapat penulis
berikan kepada pembaca, penulis, pemusik, para orang tua dan masyarakat pada
umumnya. Agar masyarakat lebih kritis lagi menanggapi sesuatu kenyataan yang
timbul dilingkungan sekitarnya. Sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman
yang akhirnya menjadi faktor penghambat kreativitas. Seperti halnya, musik
underground

yang tergolong musik “keras”. Banyak masyarakat yang

beranggapan bahwa musik keras itu identik dengan hal-hal negatif, padahal itu
belum tentu semuanya benar. Masih banyak sudut pandang yang lebih luas bisa
kita gunakan untuk memahami sesuatu persoalan. Dengan adanya penulisan
mengenai musik underground komunitas Rumah seni Labuhan batu ini, tentunya
penulis berharap agar tulisan ini bisa membuka wawasan berpikir bagi pembaca
dan masyarakat tentang musik underground.
Selain itu, penulis mengharapkan agar kiranya memasyarakatkan musik
underground yang ada di Indonesia khususnya dengan memberikan pengertian
yang sebenar-benarnya baik dari pendekatan teori maupun praktek, hal ini dapat
dilakukan dalam bentuk seminar, demo klinik, work shop dari tokoh-tokoh yang
lebih memahami jenis musik ini agar anak-anak muda Indonesia tidak salah
paham terhadap musik yang disukainya.

3

Lampiran gambar

Gambar 4.2 Anggota komunitas Rumah seni Labuhan Batu
(dokumentasi : Akhyar Zaini Rambe 2013)

4

Gambar 4.3 Beberapa flyer acara musik underground di komunitas Rumah seni
labuhan Batu Rantauprapat (dokumentasi : Akhyar Zaini Rambe 2013)

5

Gambar 4.4 Pertunjukan musik underground komunitas Rumah seni labuhan
batu( Dokumentasi : Akhyar Zaini Rambe 2013 )

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Adisty Dwi. 2008. “Pembentukan Identitas Slankers Melalui
Pemaknaan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Musik Slank”. Skripsi
Sarjana Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor.
Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Hardjana, Suka. 2002. Corat – Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini.
Jakarta :
Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
J.K. Laksanadjaja, Kamus Musik Kecil (asing-indonesia), Alumni, Bandung,
1975.
Komalasari, Elvina. 2006. Pembentukan Identitas Komunitas Slankers Melalui
Media. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Indonesia Depok
Mauly Purba dan Ben M.Pasaribu 2006. Musik Populer, Jakarta: Pendidikan
Seni Indonesia (PSN)
Maryeani. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara
Miles, M. B. 2005. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Naburko, Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Siti Haditono. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta :
Razawali Pers
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suyatno dan Sutinah. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Penerbit
Zenith Publisher.
Srisumantri, S. Jujun. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan. 2001
Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007
USU e-Repository
Artofthinking2.blogdetik.com/2012/02/pengaruh-musik-terhadap-kehidupansosial/

Chuggogog.blogspot.com/2010/04/pengaruh-musik—dalam-kehidupankita.html
Dunia-esfand.blogspot.com/2008/02/underground-indonesia-ideologigaya.html

http://dunia-esfand.blogspot.com/2008/02/underground-indonesia-ideologigaya.html

http://rival666.blogspot.com
http:/id.wikipedia,org/wiki/musik/com
Id.wikipedia.org/wiki/musik-―underground‖
Mahesamusik.blogspot.com/2011/.../pengertian.musik.underground.html