HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN PADA SISWA SMP Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Disiplin Akademik Pada Siswa SMP.
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN PADA SISWA SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun Oleh :
ARDILA ARIYANI
F 100110135
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN SISWA SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ARDILA ARIYANI
F 100110135
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN SISWA SMP
Ardila Ariyani
ardilaariyani@yahoo.co.id
Nisa Rachmah NA
Nisa.R.N.Anganthi@ums.ac.id
Fakultas Psikologi
Univesitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter
dengan kedisiplinan,2. Mengetahui tingkat kedisiplinan pada siswa,3. Mengetahui
tingakt pola asuh otoriter pada siswa, 4. Mengetahui sumbangan efektif pola asuh
otoriter terhadap kedisiplinan siswa SMP. Hipotesis penelitian ini ada hubungan
negatif antara pola asuh otoriter dengan kedisiplinan siswa. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Plupuh yang berumlah 90 siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode
pengambilan data yaitu skala kedisplinan dan skala pola asuh otoriter. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dari Product
Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
-0,326 dengan sig= 0,001; p ≤ 0.01 Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan
negatif antara pola asuh otoriter dengan kedisiplinan siswa SMP. Hasil dari
kategorisasi tingkat kedisiplinan siswa RE= 121,54, dan RH= 105 yang tergolong
tinggi dan tingkat pola asuh otoriter RE=808,80, RH= 100 yang tergolong
.Sumbangan efektif pola asuh otoriter dengan kedisiplinan sebesar 10,6 %, yang
ditunjukkan dengan koefisien diterminasi atau r2 = 0,106. Tingkat kedisiplinan
yang dimiliki oleh siswa SMP tersebut tergolong tinggi dan tingkat pola asuh
otoriter yang dimiliki tergolong rendah.
Kata kunci : Kedisiplinan Siswa, Pola Asuh Otoriter
v
perhatian, dorongan, dan pelatihan
PENDAHULUAN
Pendidikan
sebagai
pada
tempat
dari lingkungan.
umumnya
Mutu
menyediakan
berkaitan
lingkungan yang memungkinkan anak
didik untuk mengembangkan bakat
dan kemampuannya secara optimal,
berfungsi
sepenuhnya
adalah
(Slameto,
kedisiplinan
didalam
menciptakan
merangsang
ketrampilan
iklim
pemikiran
kreatif
anak,
2003).
keluarga
pengalaman
siswa,
lembaga
Didalam
pula
pendidikan
awal
dimulai.
Pengalaman anak didalam keluarga
pendidik terutama orang tua tentunya
dapat
adalah
berhubungan dengan orang lain dan
dan
pemerintah. Dalam membantu anak
meningkatkan
kerja
keluargalah individu pertama kali
merupakan tanggung jawab bersama
masyarakat
tugas
pendidikan yang pertama dan utama
dan
masyarakat. Karena itu pendidikan
keluarga,
melaksanakan
Keluarga
hidup dan dilaksanakan di dalam
antara
disekolah
2007).
seumur
sekolah
belajar
sesuai jadwal yang ditentukan (Thoha,
dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
lingkungan keluarga,
dan
ditentukan. Bentuk kedisiplinan lain
berfungsi
berlangsung
siswa
waktu sesuai dengan jadwal yang
penunjang pembangunan
Pendidikan
diri
kehadiran dan kepulangan siswa tepat
sangat penting bagi kemajuan suatu
sebagai
pengendalian
bentuk
ukur dari kedisiplinan ini adalah
masyarakat. Pendidikan
Pendidikan
merupakan
siswa.
(Simamora, 2006). Salah satu tolok
merupakan salah satu sarana yang
bangsa.
prestasi
Kedisiplinan
kesungguhan
sesuai
dengan kebutuhan pribadinya dan
kebutuhan
dengan
sangat
pelaksanaan yang teratur serta tingkat
sehingga dapat mewujudkan dirinya
dan
pendidikan
memberikan kesan tertentu yang terus
yang
melekat sekalipun tidak selamanya
dan
disadari oleh kehidupan anak dan
serta
kesan tersebut mewarnai perilaku
menyediakan sarana dan prasarana.
yang terpancar
Tetapi ini tidak cukup, disamping
dalam
dengan lingkungan.
1
interaksinya
Pendapat dari salah satu guru
mengetahui tingkat kedisiplinan pada
yang mengajar di SMP N 1 Plupuh
siswa, Mengetahui tingkat pola asuh
(data
otoriter
kesiswaan)
menyatakan
pada
siswa,
mengetahui
beberapa perilaku siswa yang kurang
sumbangan efektif pola asuh otoriter
disiplin dalam sekolah diantaranya:
terhadap kedisiplinan siswa SMP.
siswa yang terlambat masuk sekolah
Kohlberg
10%, siswa yang sepulang sekolah
mengatakan bahwa kedisiplinan pada
masih nongkrong diwarnet 25 %,
hakikatnya tidak hanya merupakan
menyontek saat ujian ataupun saat
suatu kepatuhan pada norma yang
ulangan berlangsung 30 %, siswa yang
berasal
berani bolos sekolah 4 %, dan
didasarkan
15 %. Hal ini disebabkan kurangnya
menimbulkan
sekolah.
Sehingga
kurangnya
perilaku
luar,
pada
menciptakan
pengawasan antara pihak orang tua
pihak
dari
melainkan
kemampuan pengendalian diri yang
pemakaian atribut yang tidak lengkap
dengan
(Widodo,2013)
keinginan
untuk
keteraturan
dan
ketertiban didalam kehidupan pribadi.
Pengendalian
diri
(self
control)
menjadi dasar bagi individu untuk
disiplin pada siswa SMP N 1 Plupuh.
menghubungkan
Berbeda dengan penelitian yang telah
antara
pikiran,
kebiasaan, emosi, dan tingkah laku
dilakukan oleh (Citra Kharisma,2008)
yang berkaitan dengan prinsip yang
menunjukkan hasil bahwa siswa yang
ada pada diri sendiri atau tuntutan
melanggar peraturan sekolah terdapat
yang berlaku di masyarakat.
11 siswa (27,5%) siswa tergolong
Menurut Slameto (Susilowati,
rendah, 14 siswa (40%) tergolong
sedang, 11 siswa (27,5%) tergolong
2009)
ada
beberapa
macam
tinggi, dan 2 siswa (5%) tergolong
kedisiplinan belajar yang hendaknya
sangat tinggi.
dilakukan oleh para siswa dalam
kegiatan belajar disekolah yaitu:
Peneliti melakukan penelitian
a.
ini tentunya memiliki tujuan yaitu:
Kedisiplinan
dalam
masuk
sekolah Artinya, seorang siswa
.Untuk mengetahui hubungan antara
dikatakan disiplin masuk sekolah
pola asuh otoriter dengan kedisiplinan,
jika ia selalu aktif masuk sekolah
2
pada
waktunya,
terlambat
b.
sudah dewasa nanti. Pola asuh
tidak
pernah
dibedakan
menjadi
tiga
pola
asuh
diantaranya:
Kediplinan dalam menyelesaikan
demokratis, permisif, dan otoriter.
Mengerjakan
tugas
b.
Peraturan sekolah dan masyarakat
merupakan salah satu rangkaian
Peraturan adalah suatu norma,
kegiatan
dalam belajar, yang
kesepakatan atau tata tertib yang
dilakukan didalam maupun diluar
dibuat oleh suatu kelompok untuk
jam pelajran sekolah.
ditaati bersama. Siapapun yang
Kedisplinan
dalam
mengikuti
melanggar dapat dikenai sanksi.
pelajaran di sekolah. Kedisiplinan
Peraturan yang dibuata sekolah
dalam
pelajaran
salah satunya adalah tata tertib
adanya
sekolah yang dibuat oleh seluruh
keaktifan, keteraturan, ketekunan,
warga sekolah yang harus ditaati
dan ketertiban dalam mengikuti
bersama secara tertulis. Peraturan
pelajaran yang terarah pada suatu
yang dibuat dimasyarakat adalah
tujuan belajar.
peraturan yang disepakati oleh
mengikuti
disekolah
menuntut
Beberapa
mempengaruhi
lain:
pernah
membolos setiap hari.
tugas.
c.
serta
tidak
pola
faktor
yang
kedisiplinan
antara
asuh
orang tua,
seluruh
anggota
masyarakat
secara tidak tertulis namun harus
dan
ditaati bersama.
peraturan sekolah dan masyarakat
Lestari (2008), pola asuh otoriter
(Lestari,2012) diantaranya:
adalah setiap orang dalam mendidik
a.
Pola asuh orang tua
anak mengharuskan setiap anak patuh
Pola asuh orang tua adalah suatu
tunduk setiap kehendak orang tua.
cara yang digunakan orang tua
Anak tidak diberi kesempatan untuk
untuk mencoba berbagi strategi
menanyakan
untuk mendorong anak mencapai
menyangkut tentang tugas, kewajiban
tujuan
dan
yang
diinginkan.
Tujuannya meliputi pengetahuan,
hak
dirinya.
nilai moral dan standart perilaku
yang harus dimiliki anak bila
3
segala
yang
sesuatu
diberikan
yang
kepada
Frazier
(Kurniasih,2013),
anak dari pada mendukung proses
mengungkapkan bahwa aspek-aspek
berpikir anak.
dari pola asuh otoriter antara lain:
a.
d.
Pedoman perilaku
dan anak
Orang tua cenderung mengatur
Kontrol yang berlebihan tanpa
anak-anak sehingga tidak ada
adanya kedekatan sejati dan rasa
ruang
untuk
penjelasan.
berdiskusi
atau
saling
Sistem
yang
mengakibatkan
digunakan
dalam
pedoman
tersebut
bersifat
menegakkan
diktator.
cenderung
Orang
otoriter
tua
dapat
pemberontakan.
dapat
mengakibatkan
konflik antara orang tua dan anak.
Menurut
berat
Manurung
Agnesia
(2011) ciri-ciri pola asuh otoriter
Kualitas
hubungan
emosional
adalah:
antara orang tua dan anak
a.
Keluarga sebagai milik orang tua
Pola pengasuhan otoriter dapat
saja, Dalam hal ini, anak anak
membuat kedekatan antara orang
tidak diberi hak untuk membuat
tua
kebijakan atau peraturan yang
dan
hambatan.
pola
merasa
anak
mengalami
Anak-anak
asuh
otoriter
cemas
dan
dengan
diterapkan dalam keluarga.
seringkali
b.
memiliki
Tujuan orang tua berarti tujuan
keluarga,
Artinya
semua
tingkat depresi yang tinggi, serta
keputusan anak harus harus sesuai
memiliki masalah perilaku dan
dengan tujuan orang tua.
pengendalian dorongan, terutama
c.
menghormati
Dengan kata lain, pola asuh
seringkali menggunakan hukuman
b.
Tingkat konflik antara orang tua
c.
Orang
tua
menganggap
anak
saat tidak sedang berhadapan
sebagi
dengan orang tua.
diperintah orang tua, seorang
Perilaku yang mendukung
anak harus siap melakukan tugas
Perilaku yang mendukung pada
ataupun perintah orang tua.
pola
asuh
“menghambat”
ini
perilaku,
disebut
d.
yang
alat,
Apapun
yang
Orang tua tidak mau menerima
kritik ataupun pendapat anak,
memiliki tujuan untuk mengontrol
dalam
4
hal
ini,
anak
tidak
diperkenankan
e.
untuk
memberi
c. Tipe kepribadian orang tua
kritik, saran, dan pendapat kepada
d. Kehidupan perkawinan orang tua
orang tua
e. Alasan orang tua memiliki anak
Orang tua terlalu tergantung atas
kekuatan
formal,
orang
Tujuan dari penelitian ini antara
tua
lain:
merasa memiliki kedudukan yang
1.
lebih tinggi dari anak sehingga
suh otoriter dengan kedisiplinan
orang tua bebas melakukan segala
2.
sesuatu tanpa kompromi
f.
Orang
tua
pendekatan
3.
mengandung
Mengetahui tingkat pola asuh
otoriter pada siswa
unsur paksaan .
4.
Menurut
Mengetahui tingkat kedisiplinan
pada siswa
menggunakan
yang
Mengetahui hubungan antara pola
Gunarsa
Mengetahui sumbangan efektif
pola
asuh
otoriter
terhadap
(Gabiella&Andriyani, 2012) beberapa
kedisiplinan pada siswa SMP.
faktor yang mempengaruhi pola asuh
Berdasarkan diskripsi yang telah
otoriter antara lain:
dikemukakan,
a. Pengalaman masa lalu orang tua
dirumuskan hipotesis: ada hubungan
terkait pola asuh ataupun sikap
negatif antara pola asuh otoriter
orang tua meraka. Biasanya orang
dengan
tua akan menggunakan pola asuh
siswa SMP N 1 Plupuh. Artinya
orang tua meraka yang terdahulu
semakin tinggi pola asuh otoriter,
apabila
maka semakin rendah kedisiplinan
hal
tersebut
dirasa
bermanfaat.
rendah
tua. Tiap orang memiliki nilai
berbeda-beda
mengasuh
mereka.
kedisiplinan
pada
Ada
asuh
otoriter
maka
dalam
anak-anaknya.
dalam
pola
semakin tinggi kedisiplinan siswa.
Ada
METODE PENELITIAN
orang yang mengutamakan segi
intelektual
dengan
dapat
siswa, begitu pula sebaliknya semakin
b. Nilai-nilai yang dianut oleh orang
yang
maka
Variabel yang digunakan yaitu
kehidupan
juga
variabel
yang
pola
asuh
otoriter
dan
variabel kedisiplinan siswa. Populasi
mengutakan segi rohaninya, dll.
pada penelitian ini adalah siswa-siswi
5
kelas VIII SMP N 1 Plupuh dengn
yang menyatakan bahwa salah satu
jumlah 180 siswa. Sampel yang
faktor
digunakan
ini
kedisiplinan yaitu faktor pola asuh
berjumlah 90 siswa, yang terdiri dari
orang tua. Faktor- faktor pola asuh
kelas VIII A,C,D. Sedangkan alat ukur
orang
yang digunakan dalam penelitian ini
demokratis, permisif, dan otoritarian.
dalam
penelitian
yaitu skala kedisiplinan dan skala pola
yang
tua
mempengaruhi
meliputi
Berdasarkan
pola
hasil
asuh
analisis
asuh otoriter. Metode yang digunakan
dapat diketahui pola asuh otoriter
dalam
yaitu
mempunyai rerata empirik sebesar
Cluster Random Sampling. Teknik
80,80 dan rerata hipotetik sebesar 100
analisis
yang berarti yang berarti pola asuh
pengambilan
data
sampel
yang
digunakan
penelitian yaitu menggunakan korelasi
otoriter pada subjek tergolong rendah.
product moment dari Pearson.
Sedangkan
memiliki
hasil
Product Moment diperoleh
rerata
kedisiplinan
empirik
sebesar
121,54 dan rerata hipotetik 105 yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
variabel
analisis
berarti kedisiplinan subjek tergolong
tinggi.
-0,
Berdasarkan
326 dengan sig.= 0,001; p < 0,01. Hal
sumbangan
ini menunjukkan bahwa ada hubungan
efektif variabel pola asuh otoriter
negatif yang sangat signifikan antara
terhadap kepuasan kerja sebesar 10,6
pola asuh otoriter dengan kedisiplinan.
% (pola asuh otoriter) ditunjukkan
Hubungan negatif ini mengbambarkan
oleh koefisien determinan (r²) sebesar
bahwa semakin tinggi pola asuh
0,106. Yang berarti masih terdapat
otoriter
rendah
89,4% faktor lain yang mempengaruhi
juga
kedisiplinan diluar variabel pola asuh
maka
kedisiplinan
semakin
siswa,
begitu
sebaliknya semakin rendah pola asuh
otoriter
otoriter
peraturan yang ditetapkan di sekolah
maka
semakin
tinggi
tersebut
kedisiplinan siswa di SMP N 1
maupun
Plupuh.
(Lestari,2012).
misalnya:
dalam
Berbeda dengan
Hal ini sejalan dengan teori
faktor
masyarakat
penelitian
yang telah dilakukan oleh Nur Kholis,
yang dikemukakan oleh Lestari (2012)
6
Plupuh
2012 menunjukkan 3 siswa (37,5%)
menunjukkan
kedisiplinan
dalam
dan
begitu
juga
sebaliknya.
berpakaian saat disekolah baik, 5
2.
siswa (62,5%) tergolong cukup. Tetapi
pada
penelitian
kelemahan
juga
yaitu
dimiliki siswa tergolong rendah.
terdapat
disini
tidak
3.
menuliskan peran orang tua dalam
mendisiplinkan
perilaku
dari
4.
penelitian
ini
pengaruh
dipengaruhi oleh variabel lain
yang
pola asuh otoriter.
lain
yang
dapat
diluar variabel pola asuh otoriter.
kesimpulan bahwa:
otoriter
mempengaruhi
mempengaruhi kedisiplinan siswa
Dari hasil penelitian dapat diambil
signifikan
dapat
variabel
KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan
Sumbangan efektif pola asuh
terhadap
siswa tidak hanya dipengaruhi oleh
Ada
yang
sebesar 10,6 % dan 89,4% sisanya
kedisiplinan, meskipun kedisiplinan
1.
kedisiplinan
otoriter dengan kedisiplinan siswa
menunjukkan bahwa pola asuh otoriter
memiliki
Tingkat
dimiliki siswa tergolong tinggi.
anaknya,
sehingga menunjuk Guru BK.
Hasil
Tingkat pola asuh otoriter yang
Saran yang dapat diberikan antara
negatif
yang
pola
asuh
antara
dengan
lain:
1. Bagi kepala sekolah serta guru
kedisiplinan.
Bagi kepala sekolah dan guru
Hubungan negatif dari penelitian
hendaknya
ini
menggambarkan
dapat
bahwa
mempertahankan
kedisiplinan
semakin tinggi pola asuh otoriter
pada siswa-siswinya.
maka
semakin
rendah
2. Bagi orang tua
kedisiplinan siswa di SMP N 1
Orang
tua
diharapkan
dapat
menerapkan pola asuh demokratis
7
dalam mendidik anak dan selalu
kontibusi dari variabel lain diluar
memantau
variabel pola asuh otoriter.
anak
menciptakan
agar
dapat
perilaku
yang
disiplin
DAFTAR PUSTAKA
3. Bagi siswa
Agnesia, S. (2011). Hubungan Antara
Pola Asuh Otoriter Dengan
Kecenderungan
Perilaku
Agresif Pada Remaja (tidak
diterbitkan).
Skripsi.
Semarang: Fakultas Psikologi
Universitas
Khatolik
Soegijapranata Semarang
Bagi siswa, diharapkan dapat
mempertahankan
yaitu
dengan
kedisiplinan,
melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah dibuat
dan
Gunarsa, D. S.(2003). Psikologi untuk
Keluarga
(cetakan
15).
Bandung: Refika Aditama
Bagi peneliti lainnya yang akan
Kurnasih, W. (2013). Regulasi Emosi
Ditinjau dari Pola Asuh
Otoriter. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Psikologi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
dengan mengerjakan tugas ynag
diberikan
tepat
waktu
mematuhi tata tertib yang ada.
4. Bagi peneliti selanjutnya
melakukan
tema
penelitian
kedisiplinan
dengan
Lestari. (2008). Hubungan antara
Persepi terhadap Pola Asuh
Otoriter Orang Tua dengan
Kecenderungan
Pemalu
(shiness) pada Remaja Awal.
Jurnal Insan, Vol 8 No 3:212219
diharapkan
dapat mengungkap lebih dalam
lagi
mengenai
kedisiplinan.
menyarankan
munculnya
Penulis
untuk
Simamora, H. (2006). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
III. Yogyakarta: STIE YKPN
mengukur
kedisiplinan dari variabel pola
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
asuh yang lain, sehingga peneliti
Susilowati. (2009). Kecerdasan Emosi
untuk Mencapai Puncak
selanjutnya dapat menggungkap
8
Prestasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Thoha.
(2007).
Managemen
Kepegawaian
Sipil
di
Indonesia.
Jakarta:Kencana
Prenada Media
Widodo, B. (2013). Perilaku Disiplin
Siswa Ditinjau dari Aspek
Pengendalian
Diri
(Self
control) dan Keterbukaan Diri
(Self Disclosure) pada Siswa
SMK
Wonosari
Caruban
Kabupataen Mediun. Jurnal
Widya Warta. Vol. 1(37): 140151
9
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN PADA SISWA SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Disusun Oleh :
ARDILA ARIYANI
F 100110135
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN SISWA SMP
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
ARDILA ARIYANI
F 100110135
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN SISWA SMP
Ardila Ariyani
ardilaariyani@yahoo.co.id
Nisa Rachmah NA
Nisa.R.N.Anganthi@ums.ac.id
Fakultas Psikologi
Univesitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter
dengan kedisiplinan,2. Mengetahui tingkat kedisiplinan pada siswa,3. Mengetahui
tingakt pola asuh otoriter pada siswa, 4. Mengetahui sumbangan efektif pola asuh
otoriter terhadap kedisiplinan siswa SMP. Hipotesis penelitian ini ada hubungan
negatif antara pola asuh otoriter dengan kedisiplinan siswa. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Plupuh yang berumlah 90 siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode
pengambilan data yaitu skala kedisplinan dan skala pola asuh otoriter. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dari Product
Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
-0,326 dengan sig= 0,001; p ≤ 0.01 Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan
negatif antara pola asuh otoriter dengan kedisiplinan siswa SMP. Hasil dari
kategorisasi tingkat kedisiplinan siswa RE= 121,54, dan RH= 105 yang tergolong
tinggi dan tingkat pola asuh otoriter RE=808,80, RH= 100 yang tergolong
.Sumbangan efektif pola asuh otoriter dengan kedisiplinan sebesar 10,6 %, yang
ditunjukkan dengan koefisien diterminasi atau r2 = 0,106. Tingkat kedisiplinan
yang dimiliki oleh siswa SMP tersebut tergolong tinggi dan tingkat pola asuh
otoriter yang dimiliki tergolong rendah.
Kata kunci : Kedisiplinan Siswa, Pola Asuh Otoriter
v
perhatian, dorongan, dan pelatihan
PENDAHULUAN
Pendidikan
sebagai
pada
tempat
dari lingkungan.
umumnya
Mutu
menyediakan
berkaitan
lingkungan yang memungkinkan anak
didik untuk mengembangkan bakat
dan kemampuannya secara optimal,
berfungsi
sepenuhnya
adalah
(Slameto,
kedisiplinan
didalam
menciptakan
merangsang
ketrampilan
iklim
pemikiran
kreatif
anak,
2003).
keluarga
pengalaman
siswa,
lembaga
Didalam
pula
pendidikan
awal
dimulai.
Pengalaman anak didalam keluarga
pendidik terutama orang tua tentunya
dapat
adalah
berhubungan dengan orang lain dan
dan
pemerintah. Dalam membantu anak
meningkatkan
kerja
keluargalah individu pertama kali
merupakan tanggung jawab bersama
masyarakat
tugas
pendidikan yang pertama dan utama
dan
masyarakat. Karena itu pendidikan
keluarga,
melaksanakan
Keluarga
hidup dan dilaksanakan di dalam
antara
disekolah
2007).
seumur
sekolah
belajar
sesuai jadwal yang ditentukan (Thoha,
dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
lingkungan keluarga,
dan
ditentukan. Bentuk kedisiplinan lain
berfungsi
berlangsung
siswa
waktu sesuai dengan jadwal yang
penunjang pembangunan
Pendidikan
diri
kehadiran dan kepulangan siswa tepat
sangat penting bagi kemajuan suatu
sebagai
pengendalian
bentuk
ukur dari kedisiplinan ini adalah
masyarakat. Pendidikan
Pendidikan
merupakan
siswa.
(Simamora, 2006). Salah satu tolok
merupakan salah satu sarana yang
bangsa.
prestasi
Kedisiplinan
kesungguhan
sesuai
dengan kebutuhan pribadinya dan
kebutuhan
dengan
sangat
pelaksanaan yang teratur serta tingkat
sehingga dapat mewujudkan dirinya
dan
pendidikan
memberikan kesan tertentu yang terus
yang
melekat sekalipun tidak selamanya
dan
disadari oleh kehidupan anak dan
serta
kesan tersebut mewarnai perilaku
menyediakan sarana dan prasarana.
yang terpancar
Tetapi ini tidak cukup, disamping
dalam
dengan lingkungan.
1
interaksinya
Pendapat dari salah satu guru
mengetahui tingkat kedisiplinan pada
yang mengajar di SMP N 1 Plupuh
siswa, Mengetahui tingkat pola asuh
(data
otoriter
kesiswaan)
menyatakan
pada
siswa,
mengetahui
beberapa perilaku siswa yang kurang
sumbangan efektif pola asuh otoriter
disiplin dalam sekolah diantaranya:
terhadap kedisiplinan siswa SMP.
siswa yang terlambat masuk sekolah
Kohlberg
10%, siswa yang sepulang sekolah
mengatakan bahwa kedisiplinan pada
masih nongkrong diwarnet 25 %,
hakikatnya tidak hanya merupakan
menyontek saat ujian ataupun saat
suatu kepatuhan pada norma yang
ulangan berlangsung 30 %, siswa yang
berasal
berani bolos sekolah 4 %, dan
didasarkan
15 %. Hal ini disebabkan kurangnya
menimbulkan
sekolah.
Sehingga
kurangnya
perilaku
luar,
pada
menciptakan
pengawasan antara pihak orang tua
pihak
dari
melainkan
kemampuan pengendalian diri yang
pemakaian atribut yang tidak lengkap
dengan
(Widodo,2013)
keinginan
untuk
keteraturan
dan
ketertiban didalam kehidupan pribadi.
Pengendalian
diri
(self
control)
menjadi dasar bagi individu untuk
disiplin pada siswa SMP N 1 Plupuh.
menghubungkan
Berbeda dengan penelitian yang telah
antara
pikiran,
kebiasaan, emosi, dan tingkah laku
dilakukan oleh (Citra Kharisma,2008)
yang berkaitan dengan prinsip yang
menunjukkan hasil bahwa siswa yang
ada pada diri sendiri atau tuntutan
melanggar peraturan sekolah terdapat
yang berlaku di masyarakat.
11 siswa (27,5%) siswa tergolong
Menurut Slameto (Susilowati,
rendah, 14 siswa (40%) tergolong
sedang, 11 siswa (27,5%) tergolong
2009)
ada
beberapa
macam
tinggi, dan 2 siswa (5%) tergolong
kedisiplinan belajar yang hendaknya
sangat tinggi.
dilakukan oleh para siswa dalam
kegiatan belajar disekolah yaitu:
Peneliti melakukan penelitian
a.
ini tentunya memiliki tujuan yaitu:
Kedisiplinan
dalam
masuk
sekolah Artinya, seorang siswa
.Untuk mengetahui hubungan antara
dikatakan disiplin masuk sekolah
pola asuh otoriter dengan kedisiplinan,
jika ia selalu aktif masuk sekolah
2
pada
waktunya,
terlambat
b.
sudah dewasa nanti. Pola asuh
tidak
pernah
dibedakan
menjadi
tiga
pola
asuh
diantaranya:
Kediplinan dalam menyelesaikan
demokratis, permisif, dan otoriter.
Mengerjakan
tugas
b.
Peraturan sekolah dan masyarakat
merupakan salah satu rangkaian
Peraturan adalah suatu norma,
kegiatan
dalam belajar, yang
kesepakatan atau tata tertib yang
dilakukan didalam maupun diluar
dibuat oleh suatu kelompok untuk
jam pelajran sekolah.
ditaati bersama. Siapapun yang
Kedisplinan
dalam
mengikuti
melanggar dapat dikenai sanksi.
pelajaran di sekolah. Kedisiplinan
Peraturan yang dibuata sekolah
dalam
pelajaran
salah satunya adalah tata tertib
adanya
sekolah yang dibuat oleh seluruh
keaktifan, keteraturan, ketekunan,
warga sekolah yang harus ditaati
dan ketertiban dalam mengikuti
bersama secara tertulis. Peraturan
pelajaran yang terarah pada suatu
yang dibuat dimasyarakat adalah
tujuan belajar.
peraturan yang disepakati oleh
mengikuti
disekolah
menuntut
Beberapa
mempengaruhi
lain:
pernah
membolos setiap hari.
tugas.
c.
serta
tidak
pola
faktor
yang
kedisiplinan
antara
asuh
orang tua,
seluruh
anggota
masyarakat
secara tidak tertulis namun harus
dan
ditaati bersama.
peraturan sekolah dan masyarakat
Lestari (2008), pola asuh otoriter
(Lestari,2012) diantaranya:
adalah setiap orang dalam mendidik
a.
Pola asuh orang tua
anak mengharuskan setiap anak patuh
Pola asuh orang tua adalah suatu
tunduk setiap kehendak orang tua.
cara yang digunakan orang tua
Anak tidak diberi kesempatan untuk
untuk mencoba berbagi strategi
menanyakan
untuk mendorong anak mencapai
menyangkut tentang tugas, kewajiban
tujuan
dan
yang
diinginkan.
Tujuannya meliputi pengetahuan,
hak
dirinya.
nilai moral dan standart perilaku
yang harus dimiliki anak bila
3
segala
yang
sesuatu
diberikan
yang
kepada
Frazier
(Kurniasih,2013),
anak dari pada mendukung proses
mengungkapkan bahwa aspek-aspek
berpikir anak.
dari pola asuh otoriter antara lain:
a.
d.
Pedoman perilaku
dan anak
Orang tua cenderung mengatur
Kontrol yang berlebihan tanpa
anak-anak sehingga tidak ada
adanya kedekatan sejati dan rasa
ruang
untuk
penjelasan.
berdiskusi
atau
saling
Sistem
yang
mengakibatkan
digunakan
dalam
pedoman
tersebut
bersifat
menegakkan
diktator.
cenderung
Orang
otoriter
tua
dapat
pemberontakan.
dapat
mengakibatkan
konflik antara orang tua dan anak.
Menurut
berat
Manurung
Agnesia
(2011) ciri-ciri pola asuh otoriter
Kualitas
hubungan
emosional
adalah:
antara orang tua dan anak
a.
Keluarga sebagai milik orang tua
Pola pengasuhan otoriter dapat
saja, Dalam hal ini, anak anak
membuat kedekatan antara orang
tidak diberi hak untuk membuat
tua
kebijakan atau peraturan yang
dan
hambatan.
pola
merasa
anak
mengalami
Anak-anak
asuh
otoriter
cemas
dan
dengan
diterapkan dalam keluarga.
seringkali
b.
memiliki
Tujuan orang tua berarti tujuan
keluarga,
Artinya
semua
tingkat depresi yang tinggi, serta
keputusan anak harus harus sesuai
memiliki masalah perilaku dan
dengan tujuan orang tua.
pengendalian dorongan, terutama
c.
menghormati
Dengan kata lain, pola asuh
seringkali menggunakan hukuman
b.
Tingkat konflik antara orang tua
c.
Orang
tua
menganggap
anak
saat tidak sedang berhadapan
sebagi
dengan orang tua.
diperintah orang tua, seorang
Perilaku yang mendukung
anak harus siap melakukan tugas
Perilaku yang mendukung pada
ataupun perintah orang tua.
pola
asuh
“menghambat”
ini
perilaku,
disebut
d.
yang
alat,
Apapun
yang
Orang tua tidak mau menerima
kritik ataupun pendapat anak,
memiliki tujuan untuk mengontrol
dalam
4
hal
ini,
anak
tidak
diperkenankan
e.
untuk
memberi
c. Tipe kepribadian orang tua
kritik, saran, dan pendapat kepada
d. Kehidupan perkawinan orang tua
orang tua
e. Alasan orang tua memiliki anak
Orang tua terlalu tergantung atas
kekuatan
formal,
orang
Tujuan dari penelitian ini antara
tua
lain:
merasa memiliki kedudukan yang
1.
lebih tinggi dari anak sehingga
suh otoriter dengan kedisiplinan
orang tua bebas melakukan segala
2.
sesuatu tanpa kompromi
f.
Orang
tua
pendekatan
3.
mengandung
Mengetahui tingkat pola asuh
otoriter pada siswa
unsur paksaan .
4.
Menurut
Mengetahui tingkat kedisiplinan
pada siswa
menggunakan
yang
Mengetahui hubungan antara pola
Gunarsa
Mengetahui sumbangan efektif
pola
asuh
otoriter
terhadap
(Gabiella&Andriyani, 2012) beberapa
kedisiplinan pada siswa SMP.
faktor yang mempengaruhi pola asuh
Berdasarkan diskripsi yang telah
otoriter antara lain:
dikemukakan,
a. Pengalaman masa lalu orang tua
dirumuskan hipotesis: ada hubungan
terkait pola asuh ataupun sikap
negatif antara pola asuh otoriter
orang tua meraka. Biasanya orang
dengan
tua akan menggunakan pola asuh
siswa SMP N 1 Plupuh. Artinya
orang tua meraka yang terdahulu
semakin tinggi pola asuh otoriter,
apabila
maka semakin rendah kedisiplinan
hal
tersebut
dirasa
bermanfaat.
rendah
tua. Tiap orang memiliki nilai
berbeda-beda
mengasuh
mereka.
kedisiplinan
pada
Ada
asuh
otoriter
maka
dalam
anak-anaknya.
dalam
pola
semakin tinggi kedisiplinan siswa.
Ada
METODE PENELITIAN
orang yang mengutamakan segi
intelektual
dengan
dapat
siswa, begitu pula sebaliknya semakin
b. Nilai-nilai yang dianut oleh orang
yang
maka
Variabel yang digunakan yaitu
kehidupan
juga
variabel
yang
pola
asuh
otoriter
dan
variabel kedisiplinan siswa. Populasi
mengutakan segi rohaninya, dll.
pada penelitian ini adalah siswa-siswi
5
kelas VIII SMP N 1 Plupuh dengn
yang menyatakan bahwa salah satu
jumlah 180 siswa. Sampel yang
faktor
digunakan
ini
kedisiplinan yaitu faktor pola asuh
berjumlah 90 siswa, yang terdiri dari
orang tua. Faktor- faktor pola asuh
kelas VIII A,C,D. Sedangkan alat ukur
orang
yang digunakan dalam penelitian ini
demokratis, permisif, dan otoritarian.
dalam
penelitian
yaitu skala kedisiplinan dan skala pola
yang
tua
mempengaruhi
meliputi
Berdasarkan
pola
hasil
asuh
analisis
asuh otoriter. Metode yang digunakan
dapat diketahui pola asuh otoriter
dalam
yaitu
mempunyai rerata empirik sebesar
Cluster Random Sampling. Teknik
80,80 dan rerata hipotetik sebesar 100
analisis
yang berarti yang berarti pola asuh
pengambilan
data
sampel
yang
digunakan
penelitian yaitu menggunakan korelasi
otoriter pada subjek tergolong rendah.
product moment dari Pearson.
Sedangkan
memiliki
hasil
Product Moment diperoleh
rerata
kedisiplinan
empirik
sebesar
121,54 dan rerata hipotetik 105 yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
variabel
analisis
berarti kedisiplinan subjek tergolong
tinggi.
-0,
Berdasarkan
326 dengan sig.= 0,001; p < 0,01. Hal
sumbangan
ini menunjukkan bahwa ada hubungan
efektif variabel pola asuh otoriter
negatif yang sangat signifikan antara
terhadap kepuasan kerja sebesar 10,6
pola asuh otoriter dengan kedisiplinan.
% (pola asuh otoriter) ditunjukkan
Hubungan negatif ini mengbambarkan
oleh koefisien determinan (r²) sebesar
bahwa semakin tinggi pola asuh
0,106. Yang berarti masih terdapat
otoriter
rendah
89,4% faktor lain yang mempengaruhi
juga
kedisiplinan diluar variabel pola asuh
maka
kedisiplinan
semakin
siswa,
begitu
sebaliknya semakin rendah pola asuh
otoriter
otoriter
peraturan yang ditetapkan di sekolah
maka
semakin
tinggi
tersebut
kedisiplinan siswa di SMP N 1
maupun
Plupuh.
(Lestari,2012).
misalnya:
dalam
Berbeda dengan
Hal ini sejalan dengan teori
faktor
masyarakat
penelitian
yang telah dilakukan oleh Nur Kholis,
yang dikemukakan oleh Lestari (2012)
6
Plupuh
2012 menunjukkan 3 siswa (37,5%)
menunjukkan
kedisiplinan
dalam
dan
begitu
juga
sebaliknya.
berpakaian saat disekolah baik, 5
2.
siswa (62,5%) tergolong cukup. Tetapi
pada
penelitian
kelemahan
juga
yaitu
dimiliki siswa tergolong rendah.
terdapat
disini
tidak
3.
menuliskan peran orang tua dalam
mendisiplinkan
perilaku
dari
4.
penelitian
ini
pengaruh
dipengaruhi oleh variabel lain
yang
pola asuh otoriter.
lain
yang
dapat
diluar variabel pola asuh otoriter.
kesimpulan bahwa:
otoriter
mempengaruhi
mempengaruhi kedisiplinan siswa
Dari hasil penelitian dapat diambil
signifikan
dapat
variabel
KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan
Sumbangan efektif pola asuh
terhadap
siswa tidak hanya dipengaruhi oleh
Ada
yang
sebesar 10,6 % dan 89,4% sisanya
kedisiplinan, meskipun kedisiplinan
1.
kedisiplinan
otoriter dengan kedisiplinan siswa
menunjukkan bahwa pola asuh otoriter
memiliki
Tingkat
dimiliki siswa tergolong tinggi.
anaknya,
sehingga menunjuk Guru BK.
Hasil
Tingkat pola asuh otoriter yang
Saran yang dapat diberikan antara
negatif
yang
pola
asuh
antara
dengan
lain:
1. Bagi kepala sekolah serta guru
kedisiplinan.
Bagi kepala sekolah dan guru
Hubungan negatif dari penelitian
hendaknya
ini
menggambarkan
dapat
bahwa
mempertahankan
kedisiplinan
semakin tinggi pola asuh otoriter
pada siswa-siswinya.
maka
semakin
rendah
2. Bagi orang tua
kedisiplinan siswa di SMP N 1
Orang
tua
diharapkan
dapat
menerapkan pola asuh demokratis
7
dalam mendidik anak dan selalu
kontibusi dari variabel lain diluar
memantau
variabel pola asuh otoriter.
anak
menciptakan
agar
dapat
perilaku
yang
disiplin
DAFTAR PUSTAKA
3. Bagi siswa
Agnesia, S. (2011). Hubungan Antara
Pola Asuh Otoriter Dengan
Kecenderungan
Perilaku
Agresif Pada Remaja (tidak
diterbitkan).
Skripsi.
Semarang: Fakultas Psikologi
Universitas
Khatolik
Soegijapranata Semarang
Bagi siswa, diharapkan dapat
mempertahankan
yaitu
dengan
kedisiplinan,
melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah dibuat
dan
Gunarsa, D. S.(2003). Psikologi untuk
Keluarga
(cetakan
15).
Bandung: Refika Aditama
Bagi peneliti lainnya yang akan
Kurnasih, W. (2013). Regulasi Emosi
Ditinjau dari Pola Asuh
Otoriter. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Psikologi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
dengan mengerjakan tugas ynag
diberikan
tepat
waktu
mematuhi tata tertib yang ada.
4. Bagi peneliti selanjutnya
melakukan
tema
penelitian
kedisiplinan
dengan
Lestari. (2008). Hubungan antara
Persepi terhadap Pola Asuh
Otoriter Orang Tua dengan
Kecenderungan
Pemalu
(shiness) pada Remaja Awal.
Jurnal Insan, Vol 8 No 3:212219
diharapkan
dapat mengungkap lebih dalam
lagi
mengenai
kedisiplinan.
menyarankan
munculnya
Penulis
untuk
Simamora, H. (2006). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
III. Yogyakarta: STIE YKPN
mengukur
kedisiplinan dari variabel pola
Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
asuh yang lain, sehingga peneliti
Susilowati. (2009). Kecerdasan Emosi
untuk Mencapai Puncak
selanjutnya dapat menggungkap
8
Prestasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Thoha.
(2007).
Managemen
Kepegawaian
Sipil
di
Indonesia.
Jakarta:Kencana
Prenada Media
Widodo, B. (2013). Perilaku Disiplin
Siswa Ditinjau dari Aspek
Pengendalian
Diri
(Self
control) dan Keterbukaan Diri
(Self Disclosure) pada Siswa
SMK
Wonosari
Caruban
Kabupataen Mediun. Jurnal
Widya Warta. Vol. 1(37): 140151
9