HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN PADA SISWA SMP Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Disiplin Akademik Pada Siswa SMP.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN PADA SISWA SMP

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Disusun Oleh :
ARDILA ARIYANI
F 100110135

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN SISWA SMP

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
ARDILA ARIYANI
F 100110135

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER
DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN SISWA SMP
Ardila Ariyani
ardilaariyani@yahoo.co.id
Nisa Rachmah NA
Nisa.R.N.Anganthi@ums.ac.id
Fakultas Psikologi

Univesitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter
dengan kedisiplinan,2. Mengetahui tingkat kedisiplinan pada siswa,3. Mengetahui
tingakt pola asuh otoriter pada siswa, 4. Mengetahui sumbangan efektif pola asuh
otoriter terhadap kedisiplinan siswa SMP. Hipotesis penelitian ini ada hubungan
negatif antara pola asuh otoriter dengan kedisiplinan siswa. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Plupuh yang berumlah 90 siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Metode
pengambilan data yaitu skala kedisplinan dan skala pola asuh otoriter. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dari Product
Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi
-0,326 dengan sig= 0,001; p ≤ 0.01 Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan
negatif antara pola asuh otoriter dengan kedisiplinan siswa SMP. Hasil dari
kategorisasi tingkat kedisiplinan siswa RE= 121,54, dan RH= 105 yang tergolong
tinggi dan tingkat pola asuh otoriter RE=808,80, RH= 100 yang tergolong
.Sumbangan efektif pola asuh otoriter dengan kedisiplinan sebesar 10,6 %, yang
ditunjukkan dengan koefisien diterminasi atau r2 = 0,106. Tingkat kedisiplinan
yang dimiliki oleh siswa SMP tersebut tergolong tinggi dan tingkat pola asuh
otoriter yang dimiliki tergolong rendah.

Kata kunci : Kedisiplinan Siswa, Pola Asuh Otoriter

v

perhatian, dorongan, dan pelatihan

PENDAHULUAN
Pendidikan
sebagai

pada

tempat

dari lingkungan.

umumnya

Mutu


menyediakan

berkaitan

lingkungan yang memungkinkan anak
didik untuk mengembangkan bakat
dan kemampuannya secara optimal,

berfungsi

sepenuhnya

adalah

(Slameto,

kedisiplinan

didalam


menciptakan

merangsang
ketrampilan

iklim

pemikiran
kreatif

anak,

2003).

keluarga

pengalaman

siswa,


lembaga

Didalam

pula

pendidikan

awal
dimulai.

Pengalaman anak didalam keluarga

pendidik terutama orang tua tentunya
dapat

adalah

berhubungan dengan orang lain dan


dan

pemerintah. Dalam membantu anak
meningkatkan

kerja

keluargalah individu pertama kali

merupakan tanggung jawab bersama
masyarakat

tugas

pendidikan yang pertama dan utama

dan

masyarakat. Karena itu pendidikan


keluarga,

melaksanakan

Keluarga

hidup dan dilaksanakan di dalam

antara

disekolah

2007).

seumur

sekolah

belajar


sesuai jadwal yang ditentukan (Thoha,

dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

lingkungan keluarga,

dan

ditentukan. Bentuk kedisiplinan lain

berfungsi

berlangsung

siswa

waktu sesuai dengan jadwal yang

penunjang pembangunan


Pendidikan

diri

kehadiran dan kepulangan siswa tepat

sangat penting bagi kemajuan suatu

sebagai

pengendalian

bentuk

ukur dari kedisiplinan ini adalah

masyarakat. Pendidikan

Pendidikan


merupakan

siswa.

(Simamora, 2006). Salah satu tolok

merupakan salah satu sarana yang

bangsa.

prestasi

Kedisiplinan

kesungguhan

sesuai

dengan kebutuhan pribadinya dan
kebutuhan

dengan

sangat

pelaksanaan yang teratur serta tingkat

sehingga dapat mewujudkan dirinya
dan

pendidikan

memberikan kesan tertentu yang terus

yang

melekat sekalipun tidak selamanya

dan

disadari oleh kehidupan anak dan

serta

kesan tersebut mewarnai perilaku

menyediakan sarana dan prasarana.

yang terpancar

Tetapi ini tidak cukup, disamping

dalam

dengan lingkungan.

1

interaksinya

Pendapat dari salah satu guru

mengetahui tingkat kedisiplinan pada

yang mengajar di SMP N 1 Plupuh

siswa, Mengetahui tingkat pola asuh

(data

otoriter

kesiswaan)

menyatakan

pada

siswa,

mengetahui

beberapa perilaku siswa yang kurang

sumbangan efektif pola asuh otoriter

disiplin dalam sekolah diantaranya:

terhadap kedisiplinan siswa SMP.

siswa yang terlambat masuk sekolah

Kohlberg

10%, siswa yang sepulang sekolah

mengatakan bahwa kedisiplinan pada

masih nongkrong diwarnet 25 %,

hakikatnya tidak hanya merupakan

menyontek saat ujian ataupun saat

suatu kepatuhan pada norma yang

ulangan berlangsung 30 %, siswa yang

berasal

berani bolos sekolah 4 %, dan

didasarkan

15 %. Hal ini disebabkan kurangnya

menimbulkan

sekolah.

Sehingga

kurangnya

perilaku

luar,

pada

menciptakan

pengawasan antara pihak orang tua
pihak

dari

melainkan

kemampuan pengendalian diri yang

pemakaian atribut yang tidak lengkap

dengan

(Widodo,2013)

keinginan

untuk

keteraturan

dan

ketertiban didalam kehidupan pribadi.
Pengendalian

diri

(self

control)

menjadi dasar bagi individu untuk

disiplin pada siswa SMP N 1 Plupuh.

menghubungkan

Berbeda dengan penelitian yang telah

antara

pikiran,

kebiasaan, emosi, dan tingkah laku

dilakukan oleh (Citra Kharisma,2008)

yang berkaitan dengan prinsip yang

menunjukkan hasil bahwa siswa yang

ada pada diri sendiri atau tuntutan

melanggar peraturan sekolah terdapat

yang berlaku di masyarakat.

11 siswa (27,5%) siswa tergolong

Menurut Slameto (Susilowati,

rendah, 14 siswa (40%) tergolong
sedang, 11 siswa (27,5%) tergolong

2009)

ada

beberapa

macam

tinggi, dan 2 siswa (5%) tergolong

kedisiplinan belajar yang hendaknya

sangat tinggi.

dilakukan oleh para siswa dalam
kegiatan belajar disekolah yaitu:

Peneliti melakukan penelitian

a.

ini tentunya memiliki tujuan yaitu:

Kedisiplinan

dalam

masuk

sekolah Artinya, seorang siswa

.Untuk mengetahui hubungan antara

dikatakan disiplin masuk sekolah

pola asuh otoriter dengan kedisiplinan,

jika ia selalu aktif masuk sekolah

2

pada

waktunya,

terlambat

b.

sudah dewasa nanti. Pola asuh

tidak

pernah

dibedakan

menjadi

tiga

pola

asuh

diantaranya:

Kediplinan dalam menyelesaikan

demokratis, permisif, dan otoriter.

Mengerjakan

tugas

b.

Peraturan sekolah dan masyarakat

merupakan salah satu rangkaian

Peraturan adalah suatu norma,

kegiatan

dalam belajar, yang

kesepakatan atau tata tertib yang

dilakukan didalam maupun diluar

dibuat oleh suatu kelompok untuk

jam pelajran sekolah.

ditaati bersama. Siapapun yang

Kedisplinan

dalam

mengikuti

melanggar dapat dikenai sanksi.

pelajaran di sekolah. Kedisiplinan

Peraturan yang dibuata sekolah

dalam

pelajaran

salah satunya adalah tata tertib

adanya

sekolah yang dibuat oleh seluruh

keaktifan, keteraturan, ketekunan,

warga sekolah yang harus ditaati

dan ketertiban dalam mengikuti

bersama secara tertulis. Peraturan

pelajaran yang terarah pada suatu

yang dibuat dimasyarakat adalah

tujuan belajar.

peraturan yang disepakati oleh

mengikuti

disekolah

menuntut

Beberapa
mempengaruhi
lain:

pernah

membolos setiap hari.

tugas.

c.

serta

tidak

pola

faktor

yang

kedisiplinan

antara

asuh

orang tua,

seluruh

anggota

masyarakat

secara tidak tertulis namun harus

dan

ditaati bersama.

peraturan sekolah dan masyarakat

Lestari (2008), pola asuh otoriter

(Lestari,2012) diantaranya:

adalah setiap orang dalam mendidik

a.

Pola asuh orang tua

anak mengharuskan setiap anak patuh

Pola asuh orang tua adalah suatu

tunduk setiap kehendak orang tua.

cara yang digunakan orang tua

Anak tidak diberi kesempatan untuk

untuk mencoba berbagi strategi

menanyakan

untuk mendorong anak mencapai

menyangkut tentang tugas, kewajiban

tujuan

dan

yang

diinginkan.

Tujuannya meliputi pengetahuan,

hak

dirinya.

nilai moral dan standart perilaku
yang harus dimiliki anak bila

3

segala

yang

sesuatu

diberikan

yang

kepada

Frazier

(Kurniasih,2013),

anak dari pada mendukung proses

mengungkapkan bahwa aspek-aspek

berpikir anak.

dari pola asuh otoriter antara lain:
a.

d.

Pedoman perilaku

dan anak

Orang tua cenderung mengatur

Kontrol yang berlebihan tanpa

anak-anak sehingga tidak ada

adanya kedekatan sejati dan rasa

ruang

untuk

penjelasan.

berdiskusi

atau

saling

Sistem

yang

mengakibatkan

digunakan

dalam

pedoman

tersebut

bersifat

menegakkan

diktator.

cenderung
Orang

otoriter

tua

dapat

pemberontakan.

dapat

mengakibatkan

konflik antara orang tua dan anak.
Menurut

berat

Manurung

Agnesia

(2011) ciri-ciri pola asuh otoriter

Kualitas

hubungan

emosional

adalah:

antara orang tua dan anak

a.

Keluarga sebagai milik orang tua

Pola pengasuhan otoriter dapat

saja, Dalam hal ini, anak anak

membuat kedekatan antara orang

tidak diberi hak untuk membuat

tua

kebijakan atau peraturan yang

dan

hambatan.
pola
merasa

anak

mengalami

Anak-anak

asuh

otoriter

cemas

dan

dengan

diterapkan dalam keluarga.

seringkali

b.

memiliki

Tujuan orang tua berarti tujuan
keluarga,

Artinya

semua

tingkat depresi yang tinggi, serta

keputusan anak harus harus sesuai

memiliki masalah perilaku dan

dengan tujuan orang tua.

pengendalian dorongan, terutama

c.

menghormati

Dengan kata lain, pola asuh

seringkali menggunakan hukuman

b.

Tingkat konflik antara orang tua

c.

Orang

tua

menganggap

anak

saat tidak sedang berhadapan

sebagi

dengan orang tua.

diperintah orang tua, seorang

Perilaku yang mendukung

anak harus siap melakukan tugas

Perilaku yang mendukung pada

ataupun perintah orang tua.

pola

asuh

“menghambat”

ini
perilaku,

disebut

d.

yang

alat,

Apapun

yang

Orang tua tidak mau menerima
kritik ataupun pendapat anak,

memiliki tujuan untuk mengontrol

dalam

4

hal

ini,

anak

tidak

diperkenankan

e.

untuk

memberi

c. Tipe kepribadian orang tua

kritik, saran, dan pendapat kepada

d. Kehidupan perkawinan orang tua

orang tua

e. Alasan orang tua memiliki anak

Orang tua terlalu tergantung atas
kekuatan

formal,

orang

Tujuan dari penelitian ini antara

tua

lain:

merasa memiliki kedudukan yang

1.

lebih tinggi dari anak sehingga

suh otoriter dengan kedisiplinan

orang tua bebas melakukan segala

2.

sesuatu tanpa kompromi
f.

Orang

tua

pendekatan

3.

mengandung

Mengetahui tingkat pola asuh
otoriter pada siswa

unsur paksaan .

4.

Menurut

Mengetahui tingkat kedisiplinan
pada siswa

menggunakan

yang

Mengetahui hubungan antara pola

Gunarsa

Mengetahui sumbangan efektif
pola

asuh

otoriter

terhadap

(Gabiella&Andriyani, 2012) beberapa

kedisiplinan pada siswa SMP.

faktor yang mempengaruhi pola asuh

Berdasarkan diskripsi yang telah

otoriter antara lain:

dikemukakan,

a. Pengalaman masa lalu orang tua

dirumuskan hipotesis: ada hubungan

terkait pola asuh ataupun sikap

negatif antara pola asuh otoriter

orang tua meraka. Biasanya orang

dengan

tua akan menggunakan pola asuh

siswa SMP N 1 Plupuh. Artinya

orang tua meraka yang terdahulu

semakin tinggi pola asuh otoriter,

apabila

maka semakin rendah kedisiplinan

hal

tersebut

dirasa

bermanfaat.

rendah

tua. Tiap orang memiliki nilai
berbeda-beda

mengasuh

mereka.

kedisiplinan

pada

Ada

asuh

otoriter

maka

dalam

anak-anaknya.

dalam

pola

semakin tinggi kedisiplinan siswa.

Ada

METODE PENELITIAN

orang yang mengutamakan segi
intelektual

dengan

dapat

siswa, begitu pula sebaliknya semakin

b. Nilai-nilai yang dianut oleh orang

yang

maka

Variabel yang digunakan yaitu

kehidupan
juga

variabel

yang

pola

asuh

otoriter

dan

variabel kedisiplinan siswa. Populasi

mengutakan segi rohaninya, dll.

pada penelitian ini adalah siswa-siswi

5

kelas VIII SMP N 1 Plupuh dengn

yang menyatakan bahwa salah satu

jumlah 180 siswa. Sampel yang

faktor

digunakan

ini

kedisiplinan yaitu faktor pola asuh

berjumlah 90 siswa, yang terdiri dari

orang tua. Faktor- faktor pola asuh

kelas VIII A,C,D. Sedangkan alat ukur

orang

yang digunakan dalam penelitian ini

demokratis, permisif, dan otoritarian.

dalam

penelitian

yaitu skala kedisiplinan dan skala pola

yang

tua

mempengaruhi

meliputi

Berdasarkan

pola

hasil

asuh

analisis

asuh otoriter. Metode yang digunakan

dapat diketahui pola asuh otoriter

dalam

yaitu

mempunyai rerata empirik sebesar

Cluster Random Sampling. Teknik

80,80 dan rerata hipotetik sebesar 100

analisis

yang berarti yang berarti pola asuh

pengambilan

data

sampel

yang

digunakan

penelitian yaitu menggunakan korelasi

otoriter pada subjek tergolong rendah.

product moment dari Pearson.

Sedangkan
memiliki

hasil

Product Moment diperoleh

rerata

kedisiplinan

empirik

sebesar

121,54 dan rerata hipotetik 105 yang

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan

variabel

analisis

berarti kedisiplinan subjek tergolong
tinggi.

-0,

Berdasarkan

326 dengan sig.= 0,001; p < 0,01. Hal

sumbangan

ini menunjukkan bahwa ada hubungan

efektif variabel pola asuh otoriter

negatif yang sangat signifikan antara

terhadap kepuasan kerja sebesar 10,6

pola asuh otoriter dengan kedisiplinan.

% (pola asuh otoriter) ditunjukkan

Hubungan negatif ini mengbambarkan

oleh koefisien determinan (r²) sebesar

bahwa semakin tinggi pola asuh

0,106. Yang berarti masih terdapat

otoriter

rendah

89,4% faktor lain yang mempengaruhi

juga

kedisiplinan diluar variabel pola asuh

maka

kedisiplinan

semakin

siswa,

begitu

sebaliknya semakin rendah pola asuh

otoriter

otoriter

peraturan yang ditetapkan di sekolah

maka

semakin

tinggi

tersebut

kedisiplinan siswa di SMP N 1

maupun

Plupuh.

(Lestari,2012).

misalnya:

dalam

Berbeda dengan

Hal ini sejalan dengan teori

faktor

masyarakat

penelitian

yang telah dilakukan oleh Nur Kholis,

yang dikemukakan oleh Lestari (2012)

6

Plupuh

2012 menunjukkan 3 siswa (37,5%)
menunjukkan

kedisiplinan

dalam

dan

begitu

juga

sebaliknya.

berpakaian saat disekolah baik, 5
2.

siswa (62,5%) tergolong cukup. Tetapi
pada

penelitian

kelemahan

juga

yaitu

dimiliki siswa tergolong rendah.

terdapat

disini

tidak

3.

menuliskan peran orang tua dalam
mendisiplinkan

perilaku

dari

4.

penelitian

ini

pengaruh

dipengaruhi oleh variabel lain
yang

pola asuh otoriter.

lain

yang

dapat

diluar variabel pola asuh otoriter.

kesimpulan bahwa:

otoriter

mempengaruhi

mempengaruhi kedisiplinan siswa

Dari hasil penelitian dapat diambil

signifikan

dapat

variabel

KESIMPULAN DAN SARAN

hubungan

Sumbangan efektif pola asuh

terhadap

siswa tidak hanya dipengaruhi oleh

Ada

yang

sebesar 10,6 % dan 89,4% sisanya

kedisiplinan, meskipun kedisiplinan

1.

kedisiplinan

otoriter dengan kedisiplinan siswa

menunjukkan bahwa pola asuh otoriter
memiliki

Tingkat

dimiliki siswa tergolong tinggi.

anaknya,

sehingga menunjuk Guru BK.
Hasil

Tingkat pola asuh otoriter yang

Saran yang dapat diberikan antara
negatif

yang

pola

asuh

antara
dengan

lain:
1. Bagi kepala sekolah serta guru

kedisiplinan.
Bagi kepala sekolah dan guru

Hubungan negatif dari penelitian
hendaknya
ini

menggambarkan

dapat

bahwa
mempertahankan

kedisiplinan

semakin tinggi pola asuh otoriter
pada siswa-siswinya.
maka

semakin

rendah
2. Bagi orang tua

kedisiplinan siswa di SMP N 1
Orang

tua

diharapkan

dapat

menerapkan pola asuh demokratis

7

dalam mendidik anak dan selalu

kontibusi dari variabel lain diluar

memantau

variabel pola asuh otoriter.

anak

menciptakan

agar

dapat

perilaku

yang

disiplin

DAFTAR PUSTAKA

3. Bagi siswa
Agnesia, S. (2011). Hubungan Antara
Pola Asuh Otoriter Dengan
Kecenderungan
Perilaku
Agresif Pada Remaja (tidak
diterbitkan).
Skripsi.
Semarang: Fakultas Psikologi
Universitas
Khatolik
Soegijapranata Semarang

Bagi siswa, diharapkan dapat
mempertahankan
yaitu

dengan

kedisiplinan,
melaksanakan

jadwal kegiatan yang telah dibuat

dan

Gunarsa, D. S.(2003). Psikologi untuk
Keluarga
(cetakan
15).
Bandung: Refika Aditama

Bagi peneliti lainnya yang akan

Kurnasih, W. (2013). Regulasi Emosi
Ditinjau dari Pola Asuh
Otoriter. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Psikologi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta

dengan mengerjakan tugas ynag
diberikan

tepat

waktu

mematuhi tata tertib yang ada.
4. Bagi peneliti selanjutnya

melakukan
tema

penelitian

kedisiplinan

dengan

Lestari. (2008). Hubungan antara
Persepi terhadap Pola Asuh
Otoriter Orang Tua dengan
Kecenderungan
Pemalu
(shiness) pada Remaja Awal.
Jurnal Insan, Vol 8 No 3:212219

diharapkan

dapat mengungkap lebih dalam
lagi

mengenai

kedisiplinan.
menyarankan

munculnya
Penulis

untuk

Simamora, H. (2006). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
III. Yogyakarta: STIE YKPN

mengukur

kedisiplinan dari variabel pola

Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group

asuh yang lain, sehingga peneliti

Susilowati. (2009). Kecerdasan Emosi
untuk Mencapai Puncak

selanjutnya dapat menggungkap

8

Prestasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Thoha.

(2007).
Managemen
Kepegawaian
Sipil
di
Indonesia.
Jakarta:Kencana
Prenada Media

Widodo, B. (2013). Perilaku Disiplin
Siswa Ditinjau dari Aspek
Pengendalian
Diri
(Self
control) dan Keterbukaan Diri
(Self Disclosure) pada Siswa
SMK
Wonosari
Caruban
Kabupataen Mediun. Jurnal
Widya Warta. Vol. 1(37): 140151

9

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP N 24 SURAKARTA Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp N 24 Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp N 24 Surakarta.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp N 24 Surakarta.

0 3 5

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN KEMANDIRIAN Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Kemandirian.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU DISIPLIN AKADEMIK PADA SISWA SMP Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Disiplin Akademik Pada Siswa SMP.

0 2 15

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Disiplin Akademik Pada Siswa SMP.

0 3 7

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH OTORITER DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP.

0 2 10

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH OTORITER IBU DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Otoriter Ibu Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Sd.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH OTORITER IBU DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD Hubungan Antara Persepsi Pola Asuh Otoriter Ibu Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Sd.

0 0 18