Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Pasien Rumah Sakit Atas Informasi Hasil Rekam Medis: Studi Kasus Prita Mulyasari T1 312006014 BAB IV

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas. Yang pertama,
kejadian yang dialami oleh Prita dapat dikatakan sebagai kesalahan dari pihak dokter
maupun rumah sakit. Salah satu indikasi yang paling jelas adalah adanya kesalahan
pemberian obat oleh pihak dokter akibat diagnosa penyakit yang juga mengalami
kesalahan. Hal ini menyebabkan kerugian secara fisik maupun material pada Prita.
Berdasarkan hal tersebut, kesimpulan kedua yang dapat ditarik adalah adanya
kekuatiran/ketakutan dari pihak dokter maupun rumah sakit untuk memberikan hasil rekam
medis yang seharusnya menjadi hak Prita Mulyasari sebagai pasien RS Omni.
Perlindungan nyang diberikan oleh undang-undang adalah rekam medis adalah dokumen
rahasia milik rumah sakit, sedangkan pasien adalah pemilik kandungan isi catatan medik. 1
Pasien sudah seharusnya memiliki hak terhadap rekam medis dirinya. Logikanya, rekam
medis itu jelas-jelas berisi tentang segala hal yang menyangkut tentang kesehatan
seseorang. Jadi apabila dikaitkan dengan kasus Prita, dimana untuk meminta rekam medis
miliknya dipersulit oleh Pihak Rumah sakit, hal ini bertentangan dengan apa yang tertera di
dalam pasal 47 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Pasal
47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
menyatakan bahwa : “rekam medis tersebut harus disimpan dan dijaga kerahasiannya oleh

dokter dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.” Rekam medis yang disimpan oleh pihak
1

Soeraryo Darsono. Etik Hukum Kesehatan Kedokteran. Semarang : Universitas Diponegoro. hal. 68

1

rumah sakit, dimana tujuan penyimpanan tersebut adalah sebagai pemberkasan rumah sakit
ataupun memudahkan pihak rumah sakit dalam hal mengetahui riwayat sakit pasien,
seharusnya disaat seorang pasien ingin mengetahui rekam medis miliknya, dapat segera
diberikan oleh pihak rumah sakit.

B. SARAN

Melihat dan mengungkap adanya beberapa perbuatan yang melawan hukum dan
kejanggalan-kejanggalan lain yang dialami oleh Prita Mulyasari, penulis mencoba untuk
memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan pelajaran ataupun dasar alasan tertentu
bagi pasien atau konsumen rumah sakit. Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan:
1. Pengertian lebih dalam mengenai hak rekam medis, seharusnya lebih dimengerti oleh
pihak rumah sakit, sehingga dalam pelaksanaannya mengahadapi pasien yang ingin

mengetahui rekam medis miliknya dapat dipermudah dengan kata lain, rumah sakit
beserta semua dokter yang bekerja di dalamnya harus memahami mengenai hak-hak
utama dari seorang pasien/konsumen dengan berasaskan pada kode etik dan sumpah
yang diucapkannya. Pihak rumah sakit harus mengerti bahwa rumah sakit merupakan
perusahaan jasa yang di dalamnya mengandung unsur-unsur hukum. Begitu juga
dengan dokter, dia harus paham bahwa dirinya merupakan orang yang di dalamnya
selain memiliki tanggungjawab hukum sebagai orang, juga bertanggungjawab sebagai
dokter. Maka dari itu, selain harus paham hak dari pasien/konsumen, rumah sakit dan
dokter harus mengerti kewajiban-kewajiban yang mesti dilakukan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen dan UndangUndang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2

2. Pemerintah beserta seluruh aparat penegak hukum harus benar-benar tegas dan bijak
sesuai dengan kaidah hukum di dalam menangani kasus Prita. Perlindungan hukum
harus diberikan secara menyeluruh kepada Prita. Bagi aparat penegak hukum jangan
menilai hukum dengan uang/materi namun harus menekankan prinsip keadilan. Karena
sudah sangat jelas adanya pelanggaran hak yang dialami oleh Prita. Pemerintah maupun
pejabat negara mesti mengerti dan memahami kasus ini secara mendalam, menjadi
pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan agar kejadian yang sudah-sudah
ataupun yang mungkin akan terjadi dapat ditangani lebih baik lagi.

Dengan penjabaran beberapa saran di atas diharapkan kasus-kasus yang mungkin
dan sudah terjadi dapat dijadikan pertimbangan serius di dalam proses penyelesaian
hukumnya. Paling tidak kesadaran pasien/konsumen akan hak-haknya itu benar-benar
dapat dipahami secara langsung. Semoga dengan adanya saran yang diberikan oleh
penulis dapat berguna bagi pasien/konsumen yang menggunakan jasa layanan rumah
sakit.

3

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Hidup Pasien Hemodialisa: Studi Kasus di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta T1 462012035 BAB IV

1 1 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Pasien Rumah Sakit Atas Informasi Hasil Rekam Medis: Studi Kasus Prita Mulyasari

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Pasien Rumah Sakit Atas Informasi Hasil Rekam Medis: Studi Kasus Prita Mulyasari T1 312006014 BAB I

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Pasien Rumah Sakit Atas Informasi Hasil Rekam Medis: Studi Kasus Prita Mulyasari T1 312006014 BAB II

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Pasien Rumah Sakit Atas Informasi Hasil Rekam Medis: Studi Kasus Prita Mulyasari

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB I

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Hak Anak Putus Sekolah Atas Pendidikan T1 312011020 BAB II

0 0 46

PENYIMPANGAN HUKUM KASUS PRITA MULYASARI - Ubaya Repository

0 1 24

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hak Atas Air Bersih dan Aman sebagai Hak Asasi Manusia T1 BAB IV

0 1 3

SKRIPSI HAK PASIEN ATAS INFORMASI: PENERAPANNYA DALAM KASUS PRITA MULYASARI

0 1 82