Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Manusia tidak lepas dari hukum alam, yang salah
satunya yaitu proses penuaan. Proses penuaan (aging
proses) adalah norma (Suling dan Palenkahu, 2002). Proses
menjadi tua (lansia) merupakan suatu kondisi yang wajar dan
tidak dapat dihindari sebagai suatu fase kehidupan manusia.
Seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 60
tahun ke atas (Setianto, 2004). Lansia bukan suatu penyakit,
namun merupakan tahap lanjut usia dari proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan (Pudjiastuti, 2003).
Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
stres fisiologis. Manusia tentunya harus mempersiapkan diri
menghadapi proses penuaan itu. Persiapan tersebut tidak
hanya

persiapan


ekonomis

berupa

jaminan

pensiun

menjelang hari tua tapi juga persiapan secara sosial,
psikologis menghadapi kemungkinan baru dari kondisi
penuaan tersebut.

1

Secara umum di Indonesia, perkembangan kehidupan
jumlah lansiA dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 2007, yang dimana jumlah lansia di Indonesia mencapai
18,96 juta orang. Menurut Komisi Nasional Lanjut Usia,

penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan cukup
signifikan selama 30 tahun terakhir dengan populasi 5,3 juta
jiwa (4,48%) dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Pada
tahun 1971 menjadi 19,3 juta (8,37%) dari total keseluruhan
penduduk Indonesia pada tahun 2009. Menurut BKKBN
(2012), peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan
peningkatan angka harapan hidup sebagai dampak dari
peningkatan kualitas kesehatan. Jumlah lansia yang sakit di
Indonesia pada tahun 2009 sebesar 30,46%, artinya bahwa
dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 30 orang
diantaranya mengalami sakit. Lansia yang sakit di perkotaan
27,20% dan lansia di pedesaan 32,96%. Hal ini menunjukan
bahwa derajat kesehatan penduduk lansia di perkotaan relatif
lebih baik dibandingkan lansia di daerah pedesaan. Bila
dilihat dari perkembangannya, derajat kesehatan penduduk
lansia relatif tidak berbeda. Angka penduduk lansia yang sakit
pada tahun 2005 sebesar 29,98%, tahun 2007 sebesar
31,11%, dan tahun 2009 sebesar 30,46%.
2


Perkembangan jumlah lansia di setiap daerah yang ada
di Indonesia juga mengalami peningkatan. Jika dilihat di kota
Ambon,

secara

umum

dari

data

Kementerian

Sosial

(Kemensos) tahun 2010 tercatat terdapat 152 lansia tanpa
kecacatan dan 109 lansia yang menyandang cacat di Kota
Ambon. Selain itu, dengan jumlah lansi yang meningkat, dan
dengan banyaknya jumlah lansia yang tinggal di panti Jompo

di Kota Ambon tidak terlepas dari peran dan keterlibatan
keluarga dari para lansia disetiap panti jompo yang ada di
Kota Ambon (Kemensos, 2010).
Pada hakekatnya keluarga merupakan sistem terkecil
sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat.
Sebagai satuan terkecil keluarga terditri atas kepala keluarga
dan beberapa orang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 2000). Hal ini juga ditegaskan dalam pengertian
keluarga yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2005, dimana keluarga
merupakan unit terkecil yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat,
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Salah satu pengertian keluarga dalam pandangan psikologis
adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam satu
3

rumah dan masing-masing anggota keluarga merasakan
adanya


hubungan

mempengaruhi,

batin

saling

sehingga

terjadi

saling

dan

saling

memperhatikan,


menyerahkan diri (Efendy dan Makhfudli, 2009).
Keluarga adalah suatu sistem yang berisi sejumlah
relasi yang berfungsi secara unik (Suprajito, 2004). Bentuk
keluarga yang sering dijumpai adalah nuclear family atau
keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksisanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah. Anggota-anggota atau
sekumpulan orang dalam keluarga inilah yang berperan
dalam memberi dukungan atau menerima dukungan antar
sesama anggotanya.
Pada umumnya manusia tidak pernah lepas dari
kecemasan, perasaan khawatir, gelisah dan ketakutan
terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus atau baur dan
mempunyai ciri yang mengazab pada seseorang (Kartono,
2002). Kematian adalah sesuatu yang sangat amat pasti,
akan sekaligus juga mengandung unsur yang amat sangat
tidak pasti. Makna dari kematian yang bersifat mendua
tersebut memang unik. Seseorang jelas akan mati, namun
kapan kematian tersebut berlangsung masih merupakan

4

tanda tanya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kecemasan terhadap kematian merupakan suatu keadaan
yang dirasakan individu sebagai ketakutan atau kekhawatiran
bahwa keberadaanya di dunia akan berakhir.
Perasaan cemas pada lansia cukup tinggi, ini terlihat
ketika sebagian besar lansia di panti mengatakan mereka
tidak mampu mengungkapkan keinginannya lagi seperti saat
masih

bersama-sama

dengan

anggota

keluarganya,

dikarenakan di panti lansia kurang mengenal satu sama lain,

belum mengenal sifat, watak, kepribadian dari penghuni panti.
Lansia perlu untuk menyesuaikan diri dengan penghuni panti
yang lainnya.
Setelah

seseorang

memasuki

masa

lanjut

usia,

dukungan sosial dari orang lain menjadi sangat berharga dan
penting karena akan menambahka ketentraman hidupnya
(Sudiarto, 2002). Dukungan sosial pada lansia sangat
dibutuhkan
dukungan


selama
yang

lansia

diberikan

masih
sebagai

mampu

memahami

penopang

untuk

kehidupannya. Adanya dukungan sosial dari dalam keluarga

juga bisa memberikan rasa nyaman, aman bagi lansia. Dalam
kenyataannya sebagian lansia mampu untuk memahami dan
memanfaatkan dukungan sosial secara optimal tetapi ada
pula lansia yang kurang memahami adanya dukungan sosial
5

dari orang lain. Dukungan sosial adalah informasi verbal atau
nonverbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek di dalam
lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang
dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh
pada tingkah laku penerimanya (Fatimah, 2010). Keluarga
mempunyai peran penting yaitu sebanyak 80% dalam
kehidupan lansia, karena keluarga akan mendukung lansia
dan menjadi sumber support bagi lansia.
Berdasarkan

fenomena

ini,


maka

peneliti

ingin

mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan
kecemasan menghadapi kematian pada lansia di Panti
Inakaka Kota Ambon.

1.2. Batasan Masalah
Masalah penelitan perlu dibatasi agar penulis lebih
berfokus dan berharap dapat menjawab permasalahan
penulisan ini. Fokus penelitian yang akan di lakukan yaitu
tentang

hubungan

dukungan

sosial

keluarga

dengan

kecemasan menghadapi kematian pada lansia di Panti
Inakaka Ambon.

6

1.3. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan dukungan sosial keluarga
dengan kecemasan menghadapi kematian pada lansia di
Panti Inakaka Ambon

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga
dengan kecemasan menghadapi kematian pada lansia di
Panti Inakaka Ambon

1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.1.1. Mengidentifikasi dukungan sosial keluarga pada
lansia di Panti Inakaka Ambon.
1.4.1.2. Mengidentifikasikecemasan menghadapi kematian
pada lansia di Panti Inakaka Ambon.
1.4.1.3. Mengidentifikasi hubungan dukungan sosial keluarga
dengan kecemasan menghadapi kematian pada
lansia di Panti Inaka Ambon

7

1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis
1.5.1.1 Sebagai dasar bagi panti dalam sistem pelayanan
kesehatan dalammemberikan dukungan sosial bagi
lansia yang mengalami kecemasan saat menghadapi
kematian
1.5.1.2 Sebagai

referensi

bagi

keluarga

lansia

atau

masyarakat tentang pentingnya peran dan dukungan
keluarga terhadap lansia.

1.5.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
maupun konstribusi dalam pengembangan ilmu, dalam
bidang keperawatan yaitu gerontik dan bagi peneliti untuk
mengembangkan

tentang

hubungan

dukungan

sosial

keluarga dengan kecemasan menghadapi kematian pada
lansia di Panti Inakaka Ambon

8

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB IV

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Keluarga dalam Memberikan Dukungan Sosial pada Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462010007 BAB I

0 0 6