Persepsi siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 terhadap ciri-ciri kepribadian konselor sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013 TERHADAP CIRI-CIRI KEPRIBADIAN
KONSELOR SEKOLAH
Asthi Pawitra Wijayanti
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas VIII SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013 terhadap kepribadian konselor
sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dan
dikategorikan sebagai penelitian survei.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 sejumlah 80 siswa yang terdiri dari tiga
kelas yaitu, VIIIA 27 siswa, VIIIB 27 siswa, dan VIIIC 26 siswa. Instrumen
penelitian yang dipakai adalah kuesioner Persepsi siswa terhadap ciri-ciri
kepribadian konselor sekolah dengan jumlah 43 item. Aspek-aspek ciri-ciri
kepribadian konselor sekolah menurut persepsi siswa dalam skala ini adalah

mengenali diri sendiri, mampu memahami orang lain, dan memiliki kemampuan
komunikasi dengan orang lain. Teknik analisis data yang digunakan adalah PAP
tipe I.
Hasil penelitian berdasarkan tingkat persepsi siswa kelas VIII SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 terhadap ciri-ciri kepribadian
konselor sekolah adalah 70% pada kategori sangat tinggi, 26% pada kategori
tinggi, 4% pada kategori cukup, 0% pada kategori rendah dan 0% pada kategori
sangat rendah. Persentase setiap kategori jawaban dan masing-masing indikator
ciri-ciri kepribadian konselor sekolah menurut persepsi siswa memperoleh hasil
sebagai berikut: 1). Aspek mengenal diri 92,1% dengan kategori sangat tinggi, 2).
Aspek memahami orang lain 89,1% dengan kategori tinggi, dan 3). Aspek
memiliki kemampuan komunikasi dengan orang lain 91,2% dengan kategori
sangat tinggi.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE PERCEPTIONS OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT

SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA IN 2012/2013
ACADEMIC YEAR TOWARDS THE PERSONALITY
CHARACTERISTICS OF SCHOOL COUNSELORS
By:
Asthi Pawitra Wijayanti
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This study aims to obtain the perceptions of the eighth grade students at
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta in 2012/2013 academic year towards the school
counselors’ personality. This study belongs to descriptive quantitative research
and is categorized as survey research.
The subject is all eighth grade students at SMP BOPKRI 3 Yogyakarta in
2012/2013 academic year. There were 80 students consisting of three classes,
namely, VIIIA (27 students), VIIIB (27 students), and VIIIC 26 students. The
research instrument used is a personality traits questionnaire of students’
perceptions on school counselors, consisting of 43 items. The aspects of school
counselors’ personality traits perceived by the students in this scale are knowing
oneself, being able to understand others, and having good communication skills
with others. The technique of data analysis used is PAP type I.

The results of the perceptions of the eighth grade students at SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta in 2012/2013 academic year towards the school
counselors’ personality show that 70% belongs to very high category, 26%
belongs to high category, 4% belongs to moderate categories, 0% belongs to low
and very low category. The percentage of each category of the answers and each
indicator of personality traits according to the students’ perceptions towards the
school counselors can be described as follows: 1). Aspects of knowing oneself
(92.1%) with very high category, 2). Aspects of understanding others (89.1%)
with high category, and 3). Aspects of having good communication skills with
others (91.2%) with very high category.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013 TERHADAP CIRI-CIRI KEPRIBADIAN
KONSELOR SEKOLAH

Skripsi


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :
Asthi Pawitra Wijayanti
NIM : 071114014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013 TERHADAP CIRI-CIRI KEPRIBADIAN

KONSELOR SEKOLAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :
Asthi Pawitra Wijayanti
NIM : 071114014

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 
 
 
 

ii
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 

iii
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Segala Sesuatu ada masanya, Untuk apapun Di Bawah Langit ada
Waktunya (Pengkhotbah 3: 1)
Ia Membuat Segala Sesuatu Indah pada Waktunya, Bahkan Ia
Memberikan Kekekalan dalam Hati Mereka.
(Pengkhotbah 3: 11)

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi ini kupersembahkan kepada :
¾ Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkatiku
¾ Bapak dan Ibu yang selalu mengingatkan
¾ Mba Ika, Mas Apiet, dan Mas Adi yang selalu memotivasi saya
¾ Dosen pembimbing
¾ Thomas Tito Aninditya yang selalu memberikan motivasi dan nasehat ketika saya
dalam kondisi apapun.
¾ Sahabat-sahabat saya di Depok yang selalu memotivasi saya dalam keadaan
apapun

¾ Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013 TERHADAP CIRI-CIRI KEPRIBADIAN
KONSELOR SEKOLAH
Asthi Pawitra Wijayanti
Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas VIII SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013 terhadap kepribadian konselor
sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif dan
dikategorikan sebagai penelitian survei.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 sejumlah 80 siswa yang terdiri dari tiga
kelas yaitu, VIIIA 27 siswa, VIIIB 27 siswa, dan VIIIC 26 siswa. Instrumen
penelitian yang dipakai adalah kuesioner Persepsi siswa terhadap ciri-ciri
kepribadian konselor sekolah dengan jumlah 43 item. Aspek-aspek ciri-ciri
kepribadian konselor sekolah menurut persepsi siswa dalam skala ini adalah
mengenali diri sendiri, mampu memahami orang lain, dan memiliki kemampuan
komunikasi dengan orang lain. Teknik analisis data yang digunakan adalah PAP
tipe I.
Hasil penelitian berdasarkan tingkat persepsi siswa kelas VIII SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 terhadap ciri-ciri kepribadian
konselor sekolah adalah 70% pada kategori sangat tinggi, 26% pada kategori
tinggi, 4% pada kategori cukup, 0% pada kategori rendah dan 0% pada kategori

sangat rendah. Persentase setiap kategori jawaban dan masing-masing indikator
ciri-ciri kepribadian konselor sekolah menurut persepsi siswa memperoleh hasil
sebagai berikut: 1). Aspek mengenal diri 92,1% dengan kategori sangat tinggi, 2).
Aspek memahami orang lain 89,1% dengan kategori tinggi, dan 3). Aspek
memiliki kemampuan komunikasi dengan orang lain 91,2% dengan kategori
sangat tinggi.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE PERCEPTIONS OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT
SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA IN 2012/2013
ACADEMIC YEAR TOWARDS THE PERSONALITY
CHARACTERISTICS OF SCHOOL COUNSELORS
By:
Asthi Pawitra Wijayanti
Sanata Dharma University
Yogyakarta

2013
This study aims to obtain the perceptions of the eighth grade students at
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta in 2012/2013 academic year towards the school
counselors’ personality. This study belongs to descriptive quantitative research
and is categorized as survey research.
The subject is all eighth grade students at SMP BOPKRI 3 Yogyakarta in
2012/2013 academic year. There were 80 students consisting of three classes,
namely, VIIIA (27 students), VIIIB (27 students), and VIIIC 26 students. The
research instrument used is a personality traits questionnaire of students’
perceptions on school counselors, consisting of 43 items. The aspects of school
counselors’ personality traits perceived by the students in this scale are knowing
oneself, being able to understand others, and having good communication skills
with others. The technique of data analysis used is PAP type I.
The results of the perceptions of the eighth grade students at SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta in 2012/2013 academic year towards the school
counselors’ personality show that 70% belongs to very high category, 26%
belongs to high category, 4% belongs to moderate categories, 0% belongs to low
and very low category. The percentage of each category of the answers and each
indicator of personality traits according to the students’ perceptions towards the
school counselors can be described as follows: 1). Aspects of knowing oneself
(92.1%) with very high category, 2). Aspects of understanding others (89.1%)
with high category, and 3). Aspects of having good communication skills with
others (91.2%) with very high category.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini disusun sebagai tugas akhir memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian
skripsi ini, baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan.
Semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang amat sangat berharga bagi
perkembangan diri penulis. Penulis menyadari bahwa seluruh pengalaman yang
dialami saat mengerjakan sksipsi ini merupakan penyertaan dan pertolongan yang
terindah dari Tuhan
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan, dukungan,
perhatian dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dra. Maria Josepha Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang
telah membimbing dan mendampingi dengan penuh kesabaran ,
memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dan memberikan
dorongan kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah membekali banyak ilmu pengetahuan kepada penulis
selama kuliah.
4. Budi, S.Pd, sebagai Guru Bimbingan Konseling SMP Pangudi Luhur
Sedayu yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan uji coba instrument penelitian.
5. Paryadi, S.Pd, sebagai Kepala Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang
telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian terhadap kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.
6. Tri Nurjayanti, S.Pd. dan Bapak Catur Suryo Nugroho S.Psi. Guru
Bimbingan dan Konseling SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang telah
membantu penulis dalam pengambilan data di sekolah terhadap siswa
kelas VIII.
7. Para Siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang telah
berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
8. Ayahku Drs. R. Mardiyatono dan ibuku Rahayuningsih, S.Pd yang tercinta
yang selalu memberikan dukungan, cinta kasihnya, dan doa.
9. Kakak-kakak ku yang tercinta (Mas Adi, Mba Ika, dan Mas Apiet) yang
selalu memberikan motivasi, perhatian, dan doa.
10. Orang Terkasih, Thomas Tito Aninditya yang selalu memberikan kasih,
bantuan, semangat, serta dukungan untuk penulis.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Teman-teman “Celupers” (Amel, Yovie, Cita, Gita, Tovhan, dan Ryan)
yang memberikan semangat, motivasi dan doa walaupun dari jarak yang
cukup jauh.
12. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006
(Mba Yanu, Mba Elda dan Mas Ligan) atas bantuan masukan dan
pendapatnya dalam proses pengerjaan skripsi ini.
13. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling 2007 (Hesti,
Chacha, Osha, Jojo, Sr Via, Lusi, Lia,Lisa, Jarot, Kiyat, dan lainnya) atas
kebersamaan dan saling berbagi suka dan duka selama duduk di bangku
kuliah dan proses pengerjaan skripsi.
14. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2008
(khususnya untuk osha) terimakasih atas bantuan, motivasi dalam proses
pengerjaan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi
perhatian, bantuan dan dukungan yang baik secara tidak langsung maupun
langsung selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan penulis dalam
mengerjakan skripsi ini. Penulis mohon maaf apabila dalam skripsi ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Terima Kasih.
Tuhan memberkati

Penulis

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................

iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................

vii

ABSTRAK ..................................................................................................

viii

ABSTRACT ..................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ................................................................................

x

DAFTAR ISI ...............................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xvii

DAFTAR GRAFIK .....................................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xix

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

...................................................................

A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah

1
1

..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 4
D. Manfaat Hasil Penelitian................................................................. 5
E. Definisi Operasional........................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi.......................................................................................

7

1. Pengertian Persepsi.................................................................

7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi............................

8

3. Persepsi Siswa tentang Ciri-ciri Kepribadian
Konselor Sekolah ...................................................................

9

B. Karakteristik Remaja.....................................................................

11

1. Pengertian Masa Remaja...........................................................

11

2. Karakteristik Masa Remaja......................................................... 12
3. Tugas Perkembangan Remaja...................................................

16

C. Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah .......................................... 16
1. Pengertian Ciri-ciri Kepribadian.................................................. 17
2. Pengertian Konselor Sekolah....................................................... 18
3. Ciri-ciri Kepribadian Sekolah...................................................... 19

D. Kompetensi dan Tugas Konselor Sekolah.....................................

24

1. Kompetensi Konselor Sekolah..................................................

24

2. Tugas Konselor..........................................................................

27

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................ 30
B. Subyek Penelitian .......................................................................... 31
C. Instrumen Pengumpulan Data........................................................

31

D. Prosedur Pengumpulan Data............................................................. 33
1. Tahap Persiapan .......................................................................

33

2. Tahap Pengumpulan Data.......................................................... 38
E. Teknik Analisis Data......................................................................

39

BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................ 40
B. Pembahasan..................................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................... 50
B. Saran ............................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

52

LAMPIRAN..............................................................................................

55

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi-kisi Kuesioner Ciri-ciri Kepribadian Konselor.....................

32

Tabel 2: Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas ...........................................

36

Tabel 3: Kualifikasi Koefisiensi Korelasi ...................................................

37

Tabel 4: Penggolongan Kualifikasi Berdasarkan PAP Tipe 1 ...................... 40
Tabel 5: Tingkat Persepsi Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta
Terhadap Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah ......................... 42
Tabel 6: Persentase Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ................. 43

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1: Presentase Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Per Aspek .......... 45

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Data Uji Coba ............................................................................. 55

Lampiran 2

: Hasil Pengolahan SPSS .............................................................. 61

Lampiran 3

: Hasil Perhitungan Reliabilitas.................................................... 65

Lampiran 4

: Tabulasi Data Penelitian ........................................................... 70

Lampiran 5

:Kategori Persepsi Siswa Terhadap Ciri-Ciri Kepribadian
Konselor Sekolah SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2012/2013.....................................................................

Lampiran 6

76

: Perhitungan Aspek-aspek Ciri-ciri Kepribadian Konselor
Sekolah Menurut Persepsi Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013........................................ 78

Lampiran 7

: Kuesioner Penelitian ................................................................. 80

Lampiran 8

: Surat Pengantar Uji Coba Instrumen ........................................ 81

Lampiran 9

: Surat Pengantar Penelitian ........................................................ 82

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan di sekolah memiliki tujuan
untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Dengan kata lain, siswa bukan hanya
dibekali dengan ilmu pengetahuan saja tetapi siswa juga dididik untuk memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri. Untuk mencapai tujuan yang maksimal
dalam proses pendidikan, dituntut adanya pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Proses bimbingan dan konseling di sekolah memegang peranan yang
sangat sentral dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku siswa. Pelayanan
bimbingan dan konseling diperlukan dan wajib diselenggarakan di sekolah serta
dilaksanakan oleh tenaga profesional seperti konselor sekolah.
Tenaga profesional yang melayani proses bimbingan dan konseling di
sekolah dinamakan konselor sekolah. Konselor sekolah sebaiknya memiliki ciriciri kepribadian yang dapat mendekatkan mereka kepada siswanya. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Belkin (dalam Pujosuwarno, 1992:7) bahwa “ciri kepribadian
konselor sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses konseling,
disamping pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan professional”. Ciri-ciri
karakteristik konselor sekolah yang baik menurut Belkin (Pujosuwarno ,1992: 8-

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

9) diantaranya adalah konfrontasi, tulus, jujur, hangat, empati, polos, hormat, dan
positive regard.
Pada saat Praktek Pengenalan Lapangan berlangsung pada pertengahan
tahun 2010, dimana bantuan pelayanan bimbingan dan konseling pada siswa
sangat diperlukan, agar siswa lebih berkembang dalam perannya sebagai remaja.
Pada saat melakukan PPL, penulis menemukan banyak masalah mengenai proses
konseling yang terjadi di sekolah tersebut. Masalah yang terjadi adalah banyak
dari para siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta merasa enggan untuk
melakukan proses layanan bimbingan dan konseling dengan konselor sekolah
mereka dan para siswa tersebut lebih memilih untuk melakukan proses bimbingan
dan konseling dengan praktikan PPL. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan
dibenak penulis tentang pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah
tersebut seperti apa. Banyak faktor yang mempengaruhi suatu proses layanan
bimbingan dan konseling bisa berjalan dengan efektif.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa untuk melalui proses memahami diri dan bersikap serta
bertindak sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan. Para siswa yang
sebagian besar adalah remaja, memiliki kebutuhan, karakteristik dan tugas-tugas
perkembangan yang harus dipenuhi. Tugas konselor sekolah adalah membantu
para siswa untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kebutuhan siswa tersebut.
Konselor dikatakan efektif dan profesional dalam tugasnya apabila antara lain
terdapat ciri-ciri kepribadian tertentu yang dapat menunjang pelaksanaannya
proses pelayanan bimbingan. Keadaan ideal yang diharapkan adalah ketika

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

seorang konselor sekolah memiliki ciri-ciri kepribadian yang sesuai dengan
persepsi

siswa. Jika pelayanan bimbingan tidak sesuai dengan ciri-ciri

kepribadian konselor sekolah yang ada, maka proses pelayanan bimbingan tidak
akan berlangsung efektif karena siswa juga mengalami kesulitan untuk membuka
diri dengan konselor sekolah mereka. Apabila konselor sekolah tidak mampu
menunjukkan sikap, sifat dan kemampuan seperti apa yang ada dalam persepsi
siswa dalam pemberian layanan bimbingan di kelas dapat menimbulkan
pandangan yang negatif dalam diri siswa tentang konselor sekolah.
Setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda berkaitan dengan konselor
sekolahnya, termasuk tentang ciri-ciri kepribadian konselor sekolahnya. Dimana
ciri-ciri kepribadian tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
efektif atau tidaknya pelayanan bimbingan tersebut. Untuk mengungkapkan
keadaan dibalik persoalan yang ada, perlu upaya untuk melihat pokok [ersoalan
yang melatar belakangi keenganan siswa untuk datang kepada konselor
sekolahnya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berminat untuk mengeksplorasi sejauh
mana persepsi siswa terhadap kepribadian konselornya melalui penelitian dengan
judul “Persepsi Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun ajaran
2012/2013 Terhadap Ciri-Ciri Kepribadian Konselor Sekolah”. Hasil penelitian
ini kiranya bisa membantu konselor sekolah untuk bisa menjadikan masukan
sejauh mana persepsi siswa berpengaruh terhadap konselor sekolah, agar konselor
sekolah memiki kepribadian yang ideal guna menunjang lebih baiknya intensitas
pelayanan bimbingan konseling disekolah tersebut supaya pelayan dan layanan

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

bimbingan konseling di sekolah tersebut semakin dari semakin baik. Selain itu
hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan
layanan bimbingan konseling di sekolah agar lebih baik kedepannya sehingga
mengimplikasi proses pekayanan bimbingan dan konseling yang berlangsung di
sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah persepsi siswa kelas VIII SMP 3 BOPKRI Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 terhadap ciri-ciri kepribadian konselor sekolah?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas VIII
SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013 terhadap kepribadian
konselor sekolah.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1.

Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan bagi para pembaca
khususnya

mahasiswa

bimbingan

dan

konseling

untuk

mengembangkan dan memperkaya pengetahuan yang dimiliki
menyangkut teori-teori ciri-ciri kepribadian konselor sekolah menurut
persepsi siswa sebagai bekal sebagai calon konselor sekolah nantinya.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

2.

Manfaat Praktis
a. Konselor Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi konselor sekolah
dalam

memperbaiki

kualitas

peningkatan

mutu

pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah.
b. Peneliti
1) Memberikan pengalaman belajar dan meneliti khususnya
menyangkut tentang ciri-ciri kepribadian konselor yang ideal di
mata siswa
2) Penelitian ini juga bisa menjadi jembatan untuk peneliti sebagai
calon konselor, untuk berusaha memiliki ciri-ciri kepribadian
ideal tersebut
E. Batasan Istilah
Berikut ini dijelaskan arti beberapa istilah yang terkait dalam

judul

penelitian.
1. Persepsi Siswa
Persepsi adalah pandangan atau tanggapan individu terhadap benda,
kejadian, tingkah laku, dan hal-hal lain yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam penelitian ini pandangan berarti interpretasi siswa
kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta mengenai ciri-ciri kepribadian
konselor sekolah.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

2. Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah
Sifat dan sikap yang melekat pada pribadi konselor sekolah SMP
BOPKRI 3 Yogyakarta diambil dari teori Belkin yang terdiri dari tiga
aspek yaitu : a) Mengenal diri sendiri, b) Mampu memahami orang lain,
dan c) Memiliki kemampuan komunikasi dengan orang lain.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas teori yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Topik-topik dalam bab ini yaitu persepsi siswa tentang ciri-ciri kepribadian
konselor sekolah, ciri-ciri kepribadian konselor sekolah, serta kompetensi, peran
dan fungsi konselor sekolah.
A.

Persepsi Siswa Tentang Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah
1.

Pengertian Persepsi
Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception”, yang

diambil dari bahasa Latin “perceptio”, yang berarti menerima atau
mengambil. Menurut Leavitt, (Desmita, 2009 : 117), perception dalam
pengertian sempit adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara seseorang
melihat

sesuatu;

sedangkan

dalam

arti

luas,

perception

adalah

“pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau ,engartikan
sesuatu.
Desmita (2009:118) menyatakan bahwa persepsi dapat dipahami
sebagai suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk
memperoleh dan mengintrepetasi stimulus (rangsangan) yang diterima
oleh sistem alat indera manusia. Sedangkan Chaplin (Desmita, 2009 : 117)
mengartikan persepsi sebagai suatu proses mengetahui atau mengenali
objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Menurut Desiserato
(dalam Rakhmat, 2008:51) Persepsi adalah pengalaman tentang objek,

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
 

peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi itu
sendiri sebagai suatu proses memahami, menerima, mengorganisasikan
dan menginterpretasikan rangsangan melalui panca inderanya. Jadi, pada
dasarnya

menyangkut

hubungan

manusia

dengan

lingkungannya,

bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada di
lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks dan ditentukan oleh

dinamika yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia mendengar,
mencium, melihat, merasa, atau bagaimana dia memandang suatu objek
dalam melibatkan aspek psikologis dan panca indera.
David Krech dan Richard S Crutchfield dalam Rakhmad Jalaludin
(2007 ; 51) membagi faktor-faktor yang menemukan persepsi menjadi 2,
yaitu faktor fungsional dan faktor struktural.
a. Faktor Fungsional
Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita
sebut sebagai faktor-faktor personal. Faktor fungsional yang
menentukan persepsi adalah objek-objek yang memenuhi tujuan
individu yang melakukan persepsi.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
 

b. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor yang berasal semata-mata dari sifat
stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang menimbulkan pada
sistem saraf individu. Faktor struktural yang menentukan persepsi
menurut teori Gestalt adalah bila kita ingin memahami suatu
peristiwa. Kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah tetapi
memandangnya dalam hubungan keseluruhan.
3.

Persepsi Siswa tentang Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah
Persepsi siswa tentang ciri-ciri kepribadian konselor sekolah yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan, pendapat dan
penghayatan siswa terhadap suatu objek yaitu konselor sekolah, menjadi
objek persepsi tersebut adalah ciri-ciri kepribadian konselor sekolah.
Berbicara tentang persepsi siswa tentang ciri-ciri kepribadian konselor
sekolah tentunya akan mempunyai cukup banyak arti yang berbeda-beda.
Anggapan mengenai persepsi yang berbeda-beda biasanya dikarenakan
faktor pengalaman pribadi

dan pengalaman orang lain yang

dilihat

langsung ketika berhadapan langsung dengan orang lain.
Setiap siswa tentu memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai
ciri-ciri kepribadian konselor sekolah. Perbedaan persepsi ini terjadi
karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain
dalam pengalamannya di sekolah terhadap konselornya. Oleh karena itu
muncul berbagai konsep mengenai ciri-ciri kepribadian konselor
sekolahnya, baik itu konsep yang positif maupun konsep yang negatif

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
 

tergantung dari siswa yang bersangkutan dalam menilai konselor di
sekolahnya.
Winkel (2007,204) mengemukakan tentang kenyataan persepsi
negatif terhadap konselor sekolah, antara lain :
a. Siswa tidak memahami hakikat pelayanan bimbingan,
b. Siswa enggan memandang konselor sebagai satpam sekolah,
c. Siswa enggan menghadap konselor karena mengira akan dimarahi,
lebih-lebih bila dipanggil,
d. Siswa takut menghadapi konselor karena khawatir akan kena
sindiran teman “sudah berpenyakit stres”,
e. Siswa kurang percaya terhadap konselor dalam menghadapi soalsoal yang bersifat pribadi, siswa takut rahasianya akan dibocorkan.
Untuk menjadi seorang konselor sekolah setidaknya memiliki ciriciri kepribadian tertentu yang dapat mendukung pencapaian tujuan kerja
sebagai konselor sekolah. Kepribadian yang dimiliki seorang konselor
sekolah hendaknya sederhana, jujur, bijaksana, berpikir sehat baik itu
jasmani maupun rohani, mampu berkomunikasi dengan siapa saja,
mempunyai rasa terpanggil terhadap pekerjaannya atau mempunyai minat
pada profesi Bimbingan dan Konseling, mudah menyesuaikan diri,
memiliki perhatian terhadap anak didiknya. perlu diingat bahwa
kepribadian seseorang bukan dibawa dari lahir sehingga kepribadian setiap
orang dapat dikembangkan melalui sosialisasinya.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
 

B. Karakteristik Remaja
1. Pengertian Masa Remaja
Menurut Santrock (2007:20) masa remaja merupakan periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang
melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.
Sedangkan Feist dan Feist (2010:303) berpendapat bahwa masa remaja masuk
dalam periode dari pubertas hingga masa dewasa awal, dimana masa remaja
merupakan salah satu tahapan perkembangan yang paling krusial karena di
akhir periode ini, seseorang harus sudah mendapatkan rasa ego identitas yang
tetap. Walaupun ego identitas tidak dimulai maupun diakhiri dimasa remaja,
krisis antara identitas dan kebingungan identitas mencapai puncaknya selama
tahapan ini. Dari krisis identitas timbul kesetiaan, kekuatan dasar masa
remaja.
Santrock (2007:20) membedakan masa remaja menjadi periode awal dan
periode akhir. Masa Remaja awal (early adolenscence) kurang lebih
berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir
dan perubahan pubertal terbesar terjadi di masa ini. Sedangkan masa remaja
akhir (late adolenscence) kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa
yang kedua dari kehidupan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka siswa kelas
VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta termasuk dalam periode masa remaja awal.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
 

2.

Karakteristik Masa Remaja
Desmita (2009: 36-37) menjelaskan sejumlah karakteristik yang menonjol

pada anak usia SMP ini, yaitu:

a. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
c. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan
keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma
dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan.
f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri
sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.
Setiap tahap perkembangan pada manusia berbeda satu dengan yang lain
dan mempunyai ciri atau karakteristik tersendiri. Begitu juga pada masa remaja
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum
dan sesudahnya.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
 

Hurlock (1992: 207-209) menjelaskan ciri-ciri masa remaja sebagai
berikut:
a.

Masa remaja sebagai periode yang sangat penting
Masa remaja merupakan periode yang sangat penting karena
mempunyai akibat yang langsung dan berjangka panjang terhadap
sikap dan perilaku seseorang.

b.

Masa remaja sebagai periode peralihan
Periode peralihan tidak berarti terputus dari apa yang terjadi
sebelumnya, melainkan sebuah peralihan dari satu tahap berikutnya.
Artinya, apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya
sehingga mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Pada
masa remaja, remaja bukan lagi anak kecil tetapi juga bukan orang
dewasa, oleh karena itu remaja harus meninggalkan segala sesuatu
yang bersifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari pola perilaku
dan sikap yang baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang
sudah ditinggalkan.

c.

Masa remaja sebagai periode perubahan
Masa remaja sebagai masa perubahan, dimana terjadi perubahan
fisik, psikis dan perilaku yang berlangsung pesat. Secara umum ada
empat perubahan yaitu:
1)

Fungsi emosi yang semakin intensif, yang bergantung pada
tingkat perubahan fisik dan psikis yang terjadi.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
 

2)

Perubahan tubuh dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial sehingga menimbulkan masalah baru.

3)

Berubahnya minat pada pola perilaku sehingga nilai-nilai
berubah.

4)

Bersikap

ambivalen

terhadap

setiap

perubahan.

Remaja

menuntut kebebasan tetapi takut bertanggung jawab akan akibat
tingkah lakunya.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik
oleh laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan karena
sepanjang masa kanak-kanak, masalah yang dialami anak-anak
sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan
remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalahnya. Penyebab
lainnya adalah karena para remaja merasa dirinya sudah mandiri,
sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri dan cenderung
menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan
kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan.
Tetapi lambat laun mereka mulai mendambakan identitas dirinya
sendiri dan berani berbeda dengan teman-temannya dalam banyak
segi hidupnya.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
 

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Masa remaja disebut sebagai usia yang menakutkan karena adanya
anggapan negatif mengenai remaja, yaitu remaja adalah anak-anak
yang tidak rapi, anak-anak yang tidak dapat dipercaya dan cenderung
berperilaku merusak.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Masa remaja disebut sebagai masa yang tidak realistik karena remaja
memandang diri dan orang lain menurut keinginannya sendiri dan
bukan sebagaimana adanya.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Masa remaja merupakan ambang masa dewasa, hal ini ditandai
dengan cara berpakaian, bertindak dan berperilaku seperti orang
dewasa pada umumnya.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (Hurlock,1992:10) tugas-tugas perkembangan remaja
terdiri dari:
a. Mencapai suatu hubungan yang baru dan lebih matang antara lawan
jenis yang seusia.
b. Dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminin.
c.

Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya
secara lebih efektif.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
 

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan utnuk
berperilkau dan mengembangkan ideologi.
Dari uraian diatas telah jelas bahwa remaja perlu mengetahui dan
memahami perannya, agar dapat melaksanakan tugas perkembangan yang
dibebankan kepadanya dengan baik. Keberhasilan dalam melaksanakan tugas
perkembangan pada masa remaja menunjukan bahwa remaja dapat menyesuaikan
diri dengan tuntutan lingkungan sehingga remaja merasa bahagia apabila berhasil
melaksanakan tugas perkembangannya. Remaja juga dapat mengalami kegagalan
dalam menjalankan tugas perkembangannya. Kegagalan ini bisa membuat remaja
merasa kecewa, putus asa dan tidak berguna.
Ketika remaja melaksanakan tugas perkembangannya mereka juga harus
tetap mendapatkan bimbingan dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Orang
yang paling tepat dalam mendampingi siswa dalam tugas perkembangannya di
sekolah adalah konselor sekolah. Agar program pelayanan bimbingan dapat
berjalan dengan baik, seorang konselor sekolah harus memahami karakteristik
keremajaan siswa-siswinya.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
 

C. Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah
1.

Pengertian Ciri-ciri Kepribadian
Ciri-ciri dapat diartikan sebagai suatu tanda atau sifat yang khas untuk

membedakan sesuatu hal yang khusus dari hal yang lainnya. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007:215)
Istilah atau kata “kepribadian” (personality) berasal dari dari bahasa
Latin yaitu persona, mengacu pada topeng yang dipakai oleh aktor romawi
dalam pertunjukan roman Yunani. Menurut Feist & Feist (2010: 03-04)
Ketika psikolog menggunakan istilah “kepribadian”, mereka mengacu pada
sesuatu yang lebih dari sekedar peran yang dimainkan seseorang. Para
teoritikus kepribadian tidak setuju dengan definisi tunggal kepribadian,
mereka menyusun teori yang unik dan vital karena mereka memiliki
pandangan yang berbeda mengenai sifat dasar manusia, dan karena masingmasing dari mereka melihat kepribadian dari sudut pandang pribadi.
Walaupun tidak ada definisi tunggal yang bisa diterima oleh semua
teoritikus kepribadian, menurut Feist & Feist (2010:04-05) dapat dikatakan
bahwa:
“Kepribadian adalah pola sifat dan karakteristik tertentu, yang
relatif permanen dan memberikan, baik konsistensi maupun
individualitas pada perilaku seseorang. Sifat (trait) merupakan
faktor penyebab adanya perbedaan antarindividual dalam
perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu, dan stabilitas
perilaku dalam berbagai situasi. Jadi masing-masing orang
mempunyai kepribadian yang berbeda, walaupun memiliki
kesamaan dalam beberapa hal dengan orang lain. Karakteristik
(characteristic) merupakan kualitas tertentu yang dimiliki
seseorang termasuk di dalamnya beberapa karakter seperti
temperamen, fisik, dan kecerdasan.”

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
 

Winkel dan Hastuti (2007:183) berpendapat bahwa ciri-ciri kepribadian
dapat diartikan sebagai “semua sifat yang melekat pada diri pribadi seseorang
dan semua sikap yang diambil dalam menunaikan tugas-tugasnya”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkah laku, sifat dan perilaku
individu yang dapat membedakannya dengan orang lain.
2. Pengertian Konselor Sekolah
Konselor sekolah merupakan petugas profesional, artinya secara formal
telah disiapkan dan dididik secara khusus untuk menguasai seperangkat
kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling.
Menurut Winkel dan Hastuti (2007 : 167-168) konselor sekolah adalah
seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan
tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan.
Sukardi (1985 : 19) mengatakan bahwa konselor sekolah adalah
merupakan petugas profesional, artinya secara formal mereka telah disiapkan
oleh lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang. Jadi dapat dikatakan
bahwa seorang konselor di sekolah memang telah disiapkan untuk menjadi
tenaga-tenaga profesional dalam pengetahuan, pengalaman, dan kualitas
pribadinya dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konselor sekolah
merupakan seorang konselor sekolah yang profesional yang telah menempuh
pendidikan khusus di Perguruan tinggi, berpendidikan profesi konselor dan
mencurahkan waktunya pada layanan bimbingan konseling di sekolah.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
 

3. Ciri-ciri Kepribadian Konselor Sekolah
Dalam kehidupannya sehari-hari dan melaksanakan tugasnya di sekolah
seorang konselor sekolah hendaknya memiliki ciri-ciri kepribadian yang baik
agar pelaksanaan dan pelayanan bimbingan berjalan dengan lancar dan tidak
mengundang persepsi yang negatif bagi perannya di sekolah. Ciri-ciri
kepribadian konselor sekolah terlihat dari sifat dan sikap yang tampak dalam
keseharian dan cara kerjanya dalam melakukan pelayanan bimbingan,
bersikap ramah, memiliki sopan santun dalam beretiket, mampu menyimpan
rahasia konseli dengan baik, dan tidak memiliki sifat munafik dalam
kesehariannya.
Seorang konselor sekolah di dalam menjalankan tugas-tugasnya harus
mampu melakukan peranan yang berbeda-beda dari situasi ke situasi yang
lainnya. Pada situasi tertentu terkadang konselor harus berperan sebagai
seorang teman dan pada situasi yang berikutnya berperan sebagai pendengar
yang baik atau sebagai pengobar/pembangkit semangat, atau peranan-peranan
lain yang dituntut oleh klien dalam proses konseling. Kualitas-kualitas dan
nilai-nilai pribadi merupakan alas yang mendasari segala sesuatu yang lain.
Ketrampilan dan teknik-teknik yang dimiliki konselor adalah penting namun
hal ini saja tidak mencukupi
Siswohardjono

(1991;193-198)

menyatakan

bahwa kualitas

atau

kepribadian konselor ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
a. Sifat, sikap kebiasaan yang dimiliki dan keserasian semua itu dalam
komposisi pribadi seseorang. Pernyataannya dapat kita amati dalam

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
 

tingkah laku dan tanggapan-tanggapan yang diberikan terhadap
rangsang yang dihadapinya, misalnya peramah, penyabar, penuh
pemahaman, dan sebagainya.
b. Ditentukan oleh sifat yang menonjol yang dimiliki seseorang. Orang
yang mengikuti pendapat ini akan melukiskan pribadi seseorang
dengan satu sifat atau sikap yang menonjol yang dimiliki orang yang
dilukiskan itu, berbeda dengan mereka yang mengikuti pendapat
pertama, yang dalam melukiskan pribadi akan menyebutkan sejumlah
atribut : ia penyabar, pendiam dan dapat dipercaya.
c. Memantapkan pribadi, kemasakan pribadi dapat juga dipakai sebagai
kriteria; misalnya seseorang dikatakan “tak berpribadi”, “ia berpribadi
dewasa”.
d. Kesehatan pribadi; pribadi yang sehat akan berfungsi secara penuh. Ia
hidup berdamai dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya. Ia
tidak

labil,

artinya

tidak

mudah

diombang-ambingkan

oleh

pengalaman yang kurang menyenangkan.
Seorang konselor sekolah harus menyiapkan diri menjadi pribadi yang
utuh, terbuka, sportif dan tulus yang tidak semata-mata melaksanakan
tugasnya hanya berdasarkan aturan kerja ynag telah ipersiapkan terlebih
dahulu. Winkel dan Hastuti (2007: 187) mengemukakan bahwa kualitas
kepribadian konselor sekolah “lebih penting dari penguasaan teori, aneka
metode dan teknik, meskipun hal-hal itu tidak dapat diabadikan”. Winkel juga

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
 

mengatakan bahwa konselor sekolah yang tidak memiliki kepribadian yang
baik, akan mengalami hambatan yang serius dalam pekerjaannya.
Seorang konselor yang profesional hendaknya memiliki ciri-ciri
kepribadian yang berkualitas seperti yang dijelaskan oleh Belkin (Winkel dan
Hastuti, 2007:184-186). Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Konselor sekolah atau konselor sekolah mampu mengenali diri
sendiri. Hal ini ditandai dengan :
1) Merasa aman dengan diri sendiri artinya mempunyai rasa percaya
diri, rasa harga diri, tidak merasa cemas dan gelisah dengan diri
sendiri.
2) Percaya pada orang lain berarti mampu memberikan sesuatu dari
kepribadian orang lain.
3) Memiliki keteguhan hati berarti berani untuk memberikan
pelayanan bimbingan, dan mengambil resiko tidak selalu
mendapat tanggapan yang positif atau mendapatkan balas jasa
dalam bentuk dikagumi serta dihargai.
b. Konselor Sekolah mampu memahami orang lain. Kualitas ini
menuntut keterbukaan hati dan kebebasan dari cara berpikir yang
kaku menurut keyakinan/ pandangan pribadi.
1) Keterbukaan hati berarti tidak mengambil sikap mengadili orang
lain, meskipun dapat menilai tindakan dan perbuatan orang
menurut norma-norma moralitas yang obyektif. Keterbukaan hati

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
 

seorang konselor memungkinkan untuk menjadi peka terhadap
pikiran dan perasaan orang lain.
2) Konselor Sekolah hendaknya memiliki kemampuan untuk
berempati, yaitu mampu mendalami pikiran dan menghayati
perasaan orang lain seolah-olah konselor sekolah sekolah pada
saat ini menjadi orang lain tersebut, tanpa terbawa-bawa sendiri
oleh semua itu dan kehilangan kesadaran akan pikiran serta
perasaan pada diri sendiri.
c. Konselor sekolah memiliki kemampuan komunikasi dengan orang
lain. Hal ini dapat ditandai dengan :
1) Konselor sekolah bertindak sejati dan berhati tulus, artinya
berkata-kata

dan

berbuat

tanpa

memakai

topeng

atau

bersandiwara, sungguh terlibat tanpa berpura-pura.
2) Bebas dari kecenderungan untuk menguasai orang lain, artinya
konselor secara sadar tidak memaksakan kehendaknya sendiri
atas orang lain dan memaksa orang lain ke cara berpikir dan
bertindak tertentu.
3) Mampu mendengarkan dengan baik artinya berusaha menangkap
apa yang sebenarnya diungkapkan oleh orang lain, menggali
makna yang terkandung dalam ungkapan orang lain.
Selain itu menurut Prayitno (Sukardi, 1985:30-32), seorang konselor
sekolah hendaknya memperhatikan sembilan hal yang berkaitan dengan kriteria
kepribadian seorang konselor sekolah, sebagai berikut:

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
 

a. Seorang konselor harus berperangai yang wajar dan dapat dicontoh.
b. Konselor harus memiliki emosi yang stabil, tenang dan memberikan
kesejukan batin demi terwujudnya suasana bimbingan yang baik.
c. Konselor dituntut mandiri untuk membantu klien agar mandiri.
d. Konselor hendaknya berbobot sebagai orang yang layak dimintai
bantuan.
e. Penampilan

konselor

hendaknya

menampakkan

integritas/

keterpaduan kepribadiannya, yaitu dewasa, matang, dan emosinya
yang stabil.
f. Seorang konselor hendaknya mampu mawas: mawas terhadap diri
sendiri, mawas terhadap lingkungannya, dan mawas terhadap pribadi
orang yang dibimbingnya. Dengan demikian konselor akan menjadi
orang yang arif dan bijaksana.
g. Konselor juga perlu bersikap berani, yaitu berani memasuki usaha
bimbingan dengan menampilkan pribadi tanpa topeng ter

Dokumen yang terkait

Hubungan pemberian biasiswa terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas II SLTP Negeri se Kabupaten Bondowoso tahun ajaran 2000/2001

0 4 61

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Persepsi siswa tehadap kepribadian guru hubungannya dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI : ( studi kasus di kelas VIII SMPN 3 Bogor )

0 58 118

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014

3 16 92

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185