Hati-Hati Mata Iritasi.
TEMPO
o Sen;n
o Selasa 0 Rabu 0 Kam;s
4
123
17
OJan
18
5
19
20
OPeb
.Mar
6
21
7
22
8
23
9
10
24
0
Jumat o Sabtu .
11
12
13
27
28
25
26
OApr o Me; OJun OJul 0 Ags OSep
iau
I
I
I
f
Hati.hati
Mata
Iritasi
Gara-gara mata gatal
dan merah, ditambah
penanganan yang salah,
Jason Tedjasukmana
hampir buta. Vernal
conjunctivitis atau iritasi
mata sering dialami
banyak orang, tapi
dfanggapenteng..Jika
parah, jalank~luarnya
pencangkokan kornea atau
perawatan yang memakan
w~Jctulama, serta tak bpleh
kfmadebu, .polusiud~a,
d$1 sinar matahad.
\
Kliping Humas Unpad 2010
-
-
--
M;nggu
~ 29
OOkt
15
ONov
30
16
31
ODes
Pernahdipuja,kemampuan
pe/atihJepang,TakeshiOkada
kini diragukan. - SF'(JRT
II
KESEHATAN
.
---
OTOGRAFER
harus
mencari
temp at yang terang ketika memotret Jason Tedjasukmana
di
Hotel Mandarin,
Jakarta,
Selasa siang pekan lalu. "Mata
saya peka terhadap flash," katanya. Memang tampak mata kanan wartawan
majalah Time itu seperti memicing. Sedangkan yang kiri normal. "Masih terasa ada seperti buliran-buliran
pasir
di mata kanan saya," ujarnya.
Pria berdarah campuran IndonesiaAmerika Serikat itu saat ini merasa cepat lelah ketika berhadapan dengan layar komputer, dan tersiksa bila berada
di tempat berdebu, polusi udara, serta
cahaya matahari. "Saya belum berani
meliput daerah-daerah
bencana dalam
kondisi begini," kata Jason.
Yang membuat penggemar gado-gado
Jalan Empu Sendok ini tetap bertahan
di Indonesia adalah kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke
Indonesia pada pertengahan Maret ini.
"Setelah Obama pulang, saya kembali
lagi ke Michigan, untuk pengobatan
lanjutan," ujar Presiden
Klub Koresponden Asing di Jakarta itu.
Siksaan itu bermula setahun yang
lalu. Mata Jason terasa gatal, merah,
dan buram saat melihat.
Lalu dia
datang ke dokter spesialis mata. Dokter
mendiagnosisnya
iritasi. Tak puas pada
satu dokter, pria kelahiran 42 tahun silam itu pergi ke dokter lain. "Sampai
delapan dokter, hasilnya iak memuaskan," ujarnya. Bahkan matanya semakin buram. "Seperti ada benjolan di dalam kelopak mata," ujarnya.
Jason lalu terbang ke Singapura, berharap dokter negeri berlambang singa
duyung itu memberikan
solusi. Tapi
dokter negeri jiran itu menyatakan
terlambat. Jason harus cangkok Kornca. "SaYH kaget, tak mau ambil risiko,
biayanY
o Sen;n
o Selasa 0 Rabu 0 Kam;s
4
123
17
OJan
18
5
19
20
OPeb
.Mar
6
21
7
22
8
23
9
10
24
0
Jumat o Sabtu .
11
12
13
27
28
25
26
OApr o Me; OJun OJul 0 Ags OSep
iau
I
I
I
f
Hati.hati
Mata
Iritasi
Gara-gara mata gatal
dan merah, ditambah
penanganan yang salah,
Jason Tedjasukmana
hampir buta. Vernal
conjunctivitis atau iritasi
mata sering dialami
banyak orang, tapi
dfanggapenteng..Jika
parah, jalank~luarnya
pencangkokan kornea atau
perawatan yang memakan
w~Jctulama, serta tak bpleh
kfmadebu, .polusiud~a,
d$1 sinar matahad.
\
Kliping Humas Unpad 2010
-
-
--
M;nggu
~ 29
OOkt
15
ONov
30
16
31
ODes
Pernahdipuja,kemampuan
pe/atihJepang,TakeshiOkada
kini diragukan. - SF'(JRT
II
KESEHATAN
.
---
OTOGRAFER
harus
mencari
temp at yang terang ketika memotret Jason Tedjasukmana
di
Hotel Mandarin,
Jakarta,
Selasa siang pekan lalu. "Mata
saya peka terhadap flash," katanya. Memang tampak mata kanan wartawan
majalah Time itu seperti memicing. Sedangkan yang kiri normal. "Masih terasa ada seperti buliran-buliran
pasir
di mata kanan saya," ujarnya.
Pria berdarah campuran IndonesiaAmerika Serikat itu saat ini merasa cepat lelah ketika berhadapan dengan layar komputer, dan tersiksa bila berada
di tempat berdebu, polusi udara, serta
cahaya matahari. "Saya belum berani
meliput daerah-daerah
bencana dalam
kondisi begini," kata Jason.
Yang membuat penggemar gado-gado
Jalan Empu Sendok ini tetap bertahan
di Indonesia adalah kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke
Indonesia pada pertengahan Maret ini.
"Setelah Obama pulang, saya kembali
lagi ke Michigan, untuk pengobatan
lanjutan," ujar Presiden
Klub Koresponden Asing di Jakarta itu.
Siksaan itu bermula setahun yang
lalu. Mata Jason terasa gatal, merah,
dan buram saat melihat.
Lalu dia
datang ke dokter spesialis mata. Dokter
mendiagnosisnya
iritasi. Tak puas pada
satu dokter, pria kelahiran 42 tahun silam itu pergi ke dokter lain. "Sampai
delapan dokter, hasilnya iak memuaskan," ujarnya. Bahkan matanya semakin buram. "Seperti ada benjolan di dalam kelopak mata," ujarnya.
Jason lalu terbang ke Singapura, berharap dokter negeri berlambang singa
duyung itu memberikan
solusi. Tapi
dokter negeri jiran itu menyatakan
terlambat. Jason harus cangkok Kornca. "SaYH kaget, tak mau ambil risiko,
biayanY