Perancangan dan Uji Coba Pelatihan Moral Sebagai Upaya Pencegahan Merokok pada Remaja.

ABSTRAK
Prahatia Kurnia Putri. 190420130006. Perancangan dan Uji Coba Pelatihan
Moral Sebagai Upaya Pencegahan Merokok pada Remaja
Pembimbing: Dr. Poeti Joefiani, M.Si dan Esti Wungu, Psi., M.Ed
Merokok berbahaya bagi remaja karena organ tubuh remaja masih
berkembang sehingga lebih rentan terpapar nikotin serta lebih beresiko menjadi
pencandu dibandingkan perokok di usia dewasa. Namun kenyataannya setiap tahun
terjadi peningkatan perokok remaja di Indonesia. Karena perilaku merokok pada
remaja menyangkut kerugian pada diri sendiri dan juga orang lain, maka merokok
merupakan salah satu masalah sosial menyangkut moral yang harus menjadi
perhatian.
Berdasarkan masalah tersebut, peneliti menyusun pelatihan moral
berdasarkan teori moral oleh Lickona (1991) dan Joefiani (2013). Pelatihan ini terdiri
dari 6 sesi yang menstimulasi aspek pengetahuan, perasaan dan keteguhan moral akan
membentuk tindakan moral ketika remaja dihadapkan pada situasi yang menyangkut
merokok atau tidak. Pelatihan tersebut antara lain: 1) Mengenal Aku, (2) Video
Bahaya Rokok, (3) Memunculkan Pertimbangan Finansial (4) Menghayati Video
Anak Merokok, (5) Alasan Merokok, (6) Bertindak dalam Situasi Kritis : Self
Assertive dan Roleplay. Metode pembelajaran dari pelatihan ini berdasarkan teori
pengalaman langsung Bandura, yaitu peserta mendapatkan pembelajaran melalui
praktik, sehingga media pelatihan berupa lembar kerja, video, diskusi dan ceramah.

Rancangan penelitian merupakan quasi experiment dengan one-group
pretest-postest design. Sampel dalam penelitian ini adalah 14 remaja yang duduk di
bangku SMP, usia 12-14 tahun, beresiko menjadi perokok dan belum menjadi
perokok regular (occasional smoker). Uji coba dilakukan dengan durasi 2 jam selama
2 hari berturut-turut. Pre-test dan post-test menggunakan alat ukur moral Joefiani
(2013) yang dimodifikasi sesuai dengan situasi sosial yang dibutuhkan, yaitu situasi
sosial untuk merokok pada remaja.
Hasil pre-test dan post-test diuji beda dengan T-Test Wilcoxon dan analisa
deskriptif. Data menunjukkan hasil two-tailed significancy = 0.59 (dengan α > 0.05),
yang menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan setelah pelatihan.
Berdasarkan analisa deskriptif, 50% menunjukkan peningkatan moral setelah
pelatihan. 64% peserta mengalami peningkatan pada pengetahuan dan keteguhan
moral, 36% peserta yang mengalami peningkatan perasaan moral, dan 50% peserta
menunjukkan peningkatan pada tindakan moral.
Kata kunci : Moral, Preventif Merokok, Program Pelatihan, Remaja

ABSTRACT

Prahastia Kurnia Putri. 190420130006. Moral Training Designation and Try Out
as Smoking Preventive for Teenager

Supervisor: Dr. Poeti Joefiani, M.Si and Esti Wungu, Psi., M.Ed
Smoking is dangerous for teenager because their organs are still not fully
developed, their organs are more vulnerable to be exposed by tobacco's nicotine and
teenager are more at risk to become a nicotine addict than those who start smoking
at adult age. But in Indonesia, numbers of teenager smoker increase every year.
Teenager smoker not only causes bad influence for themselves but also other people,
that is why teenager smoker is moral social situation.
Researcher designed moral training program based on moral theory by
Lickona (1991) and Joefiani (2013). This training program consists of 6 sessions that
stimulates moral aspect: moral knowledge, moral feeling, moral firmness that would
establish moral action to not smoke, these sessions are: (1) Knowing Me, (2) 'Danger
of Smoking' Video, (3) Financial Reasoning, (4) To feel Children Smoking Video, (5)
Smoking Reasoning, (6) Act in Critical Situation : Self Assertive and Roleplay.
Learning methods from this training is based on Bandura's experiental learning
theory, where participants learns from practices, therefore learning medias formed in
worksheet, video, discussion and lecture.
Research design is quasi experiment with one-group pre-test - pos-test design.
This research sample is 14 Junior High School students, age 12-14 years old, at risk
to be a regular smoker (occasional smoker). Training try out was held for 2 hours in
2 days. Pre-test and post-test was measured with Moral Questionnaire which is

modified from Joefiani's Moral Questionnaire (2013), which in this research the
questionnaire is specified for smoking problem.
Pre-test and post-test results was analyzed with T-Test Wilcoxon and
descriptive analysis. Data shows two tailed significancy = 0.59 (α > 0.05), means
there are no significant differences after trining program. Based on descriptive
analysis, 50% participants shows enhancement after training program. 64% show
enhancement in moral knowledge and firmness, 36% in moral feeling and 50%
participants show enhancement in moral action.
Keywords: Moral, Smoking Preventive, Training Program, Adolescent