PENDAHULUAN Strategi Manajemen Media Radio Pas Fm Solo Dalam Meningkatkan Kinerja Kualitas Penyiar Untuk Menjaga Eksistensi Radio(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Manajemen Media Radio Pas Fm Solodalam Meningkatkan Kinerja Penyiar Untuk Menjaga Eksis

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radio adalah salah satu media massa yang memiliki usia yang tua. Media radio memiliki kekuatan yang besar, hal ini karena radio memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan media massa lain. Pertama, radio bersifat langsung, sehingga untuk mencapai pendengar tidak memerlukan tekhnik penyampaian yang berbelit.

Kedua, tidak mengenal jarak dan waktu. Sehingga seberapa jauh pendengar masih

dapat terjangkau sesuai dengan batas penyiaran yang diizinkan oleh pemerintah, dan radio dapat didengarkan kapanpun. Ketiga, radio memiliki daya tarik dan imajinasi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat siaran yang serba hidup. Suasana hidup ini diciptakan oleh musik, komentar dari penyiar, serta efek-efek suara yang digunakan (Effendi, 1981).

Sama seperti organisasi media massa lainnya, radio juga memiliki manajemen media yang bertugas dan bertanggung jawab atas suksesnya sebuah radio swasta. Manajemen sendiri memiliki arti suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui pihak-pihak lain (Morissan, 2011). Manajemen media disini memiliki fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Setiap media massa memiliki strategi sebagai upaya untuk mencapai target perusahaan. Strategi sendiri adalah suatu peranan aktif dan rasional untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi (Morissan, 2011).


(2)

Selain iklan, dan progam yang dihadirkan, keberhasilan dan keberadaan radio dianggap berhasil dari kualitas penyiarnya. Hal ini juga mampu mendongkrak jumlah pendengar jika pendengar mulai suka dengan tekhnik penyiaran dan penyampaian pesan oleh penyiar yang santai dan terasa dekat oleh pendengar. Seorang penyiar, harus mempunyai pengetahuan tekhnis dan karakteristik radio. Penyiar minimal harus memiliki suara yang bagus, bisa mengoperasikan peralatan yang digunakan selama siaran, serta harus memiliki kemampuan menulis, khususnya bahan yang akan digunakan selama mengudara (Prayudha, 2005).

“Penyiaran adalah tak lain hanya suatu usaha untuk mengkomunikasikan informasi untuk memberitahukan sesuatu. Meskipun informasi yang disampaikan dapat diterima jutaan pendengar, namun ditujukan kepada pendengar perorangan, dan komunikasi tersebut akan sempurna apabila pendengar dapat mendengar, mengerti, tertarik dan melakukan apa yang telah ia dengar” (Henneke, 1954).

Pendengar adalah orang-orang yang ingin mendapatkan informasi dan ingin memiliki hubungan persahabatan dan kekeluargaan dengan radio. Selain itu pendengar adalah calon klien penanam modal dengan beriklan di stasiun radio tersebut. Sehingga jika sebuah radio tidak dapat memuaskan pendengar, maka pendengar dapat dengan mudah mengganti gelombang radio tersebut kegelombang radio lain. Sehingga untuk meraup pendengar dan klien yang banyak, maka sebuah radio harus memiliki penyiar yang tidak hanya berwawasan tinggi, tetapi juga hangat dan bersahabat.

Perlu dimengerti, bahwa pendengar radio itu bersifat aktif. Mereka tidak bersifat pasif seperti apa yang orang-orang kira selama ini. Sehingga pendengar tidak begitu saja menelan dan menerima mentah-mentah informasi yang


(3)

dihadirkan oleh seorang penyiar. Sehingga pendengar bisa menerima atau bahkan menolak informasi tersebut. Bahkan bisa jadi pendengar memberikan reaksi yang jauh berbeda dengan yang dibayangkan oleh penyiar (Effendy, 1990).

Untuk mendapatkan perhatian serta kesetiaan pendengar yang memiliki pengaruh positif pada keeksisan sebuah stasiun radio,seorang penyiar radio harus memiliki beberapa keterampilan yang mampu mendongkrak performanya dalam

menyampaikan informasi ke pendengar. Pertama adalah suara. Suara yang

dimaksud adalah suara yang jelas, bergema dan tenang. Kedua adalah cara

pengucapan. Penyiar harus bisa meminimalisir adanya kesalahan pengucapan ketika menyampaikan informasi. Ketiga seorang penyiar harus memperhatikan artikulasi. Kejelasan dalam menyampaikan informasi adalah hal yang penting agar

pendengar mampu memahami apa yang disampaikan penyiar. Keempat adalah

penekanan. Hal ini untuk menunjukkan ke pendengar hal-hal yang penting dan tidak pada suatu informasi yang dibacakan. Kelima adalah kecepatan dalam menyampaikan pesan. Kemampuan untuk mengetahui lambat dan jeda harus dimiliki oleh seorang penyiar agar tidak terkesan terburu-buru dalam menyampaikan informasi. (Prayudha, 2005).

Dari sejumlah radio yang mengudara dikota Solo, Pas fm adalah radio yang tidak hanya menyuguhkan hiburan dan lagu semata, namun juga sarat akan informasi-informasi yang dibutuhkan. Dengan membidik segmentasi pebisnis kalangan menengah keatas, informasi yang dihadirkan adalah informasi yang mampu membantu performa kerja pendengarnya. Seperti motivasi dan inovasi


(4)

kerja, informasi update beberapa mata uang asing dan komoditas, serta informasi seputar produk-produk baru yang diluncurkan.

Pas fm adalah radio berbasis berita dan informasi yang menyuguhkan informasi-informasi bisnis terkini untuk para pendengarnya yang mayoritas adalah pebisnis di Surakarta. Pas fm mengudara pada jaringan FM, dan berada di saluran 90.9 Fm. Pas fm memiliki segmentasi pendengar kalangan menengah ke atas, dengan pendengar utama berusia di atas 30 tahun ke atas, dan dari kalangan pebisnis. Di kota Solo sendiri, radio berbasis informasi dan berita bisnis terbilang semakin pesat. Sebut saja Solopos fm, Metta fm, Karavan fm, dan sejumlah radio lain juga mulai menghadirkan berita dan informasi bisnis. Namun jika dibandingkan dengan kompetitornya, format siaran yang dihadirkan Pas fm lebih terkini dengan pembaruan informasi nilai tukar rupiah terhadap dolar setiap 15 menit sekali.

Pas fm adalah salah satu radio jaringan yang dimiliki oleh CPP Radionet. Pas fm ada dibeberapa kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Solo. Meskipun ada disetiap kota tersebut, namun untuk format siaran tidak jauh berbeda antara satu kota dengan yang lain. Beberapa acara bahkan disamakan dengan talkshow serentak di empat kota dengan menggunakan metode rellay, atau menayangkan acara dari satu radio yang berbeda. Pas fm Solo sendiri memiliki acara lokal yang diproduksi sendiri. Seperti Bincang Bisnis, Live

Report,Cafe and Resto, dan Solo Weekly Report. Dan acara off air yang rutin


(5)

diseragamkan disetiap masing-masing kota adalah Visioning Indonesia, Business

Wisdom, dan Popo On The Radio.

Kedekatan antara Pas fm Solo dengan para pendengarnya yang mayoritas adalah seorang pebisnis tentu banyak mengundang para klien dari pemilik usaha untuk beriklan disini. Sehingga manajemen dari Pas fm Solo memiliki strategi dan bidikan segmentasi khusus dalam menggaet pengiklan. Selain karena progam acara yang dihadirkan, tentu kualitas dari penyiar yang membawakan adalah hal yang sangat mempengaruhi acara tersebut disukai atau tidak oleh pendengar. Seorang penyiar radio dengan konsep berita tentunya harus memiliki kemampuan yang berbeda dengan radio dengan konsep musik.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk terus meningkatkan kualitas penyiar sebuah radio siaran swasta, yang juga mampu mempengaruhi hasil dari siaran tersebut. Maka radio Pas fm Solo melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan kualitas penyiarnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya radio tersebut agar penyiar radio Pas fm Solo mampu menyajikan acara dan informasi dengan baik, dan mampu menjaga eksistensi Pas fm Solo sendiri agar tidak ditinggalkan oleh pendengarnya. Strategi yang diterapkan oleh Pas fm Solo ini tentunya akan memberikan manfaat dan dampak pada peningkatan kualitas penyiar yang ada. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh manajemen radio Pas fm Solo dalam meningkatkan kualitas penyiar.


(6)

Kualitas seorang penyiar radio Pas Fm Solo tidak hanya dilihat dari seperti apa suara yang dikeluarkan. Tidak hanya sekedar sebagus apa suara seorang penyiar itu sendiri. Namun juga dinilai dari kedekatan dan keakraban dengan pendengar selama mengudara. Selain itu gaya dan pembawaan dalam penyampaian informasi yang terkesan lugas dan smart atau pintar. Dari gaya siaran tersebut maka seorang penyiar radio bisnis akan memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan radio dengan segmentasi lain. Sebagai penambahan referensi diri, para penyiar dituntut untuk selalu menambah wawasan dengan meniru gaya siaran dari beberapa penyiar berita lain yang direkomendasikan oleh manajemen.

Sama seperti organisasi pada umumnya, Pas fm yang merupakan organisasi penyiaran memiliki tujuan tertentu atau yang lebih familiar dengan sebutan Visi dan Misi perusahaan. Visi sendiri merupakan sesuatu yang menjadi tujuan akhir dari sebuah organisasi, sehingga gerakan dari orgasnisasi ini dirancang semuanya menuju pada Visi tersebut. Hampir sama dengan Visi, Misi sendiri adalah sesuatu yang menjadi tujuan organisasi dengan jangka pendek (Djamal&Fachruddin, 2011). Memiliki penyiar yang berkualitas serta memiliki integritas serta etos kerja yang tinggi adalah tujuan dari Pas fm dalam menjaga ke eksistensian radio serta strategi dalam menghadapi persaingan di industri media massa swasta yang semakin berkembang khususnya di kota Solo.

Untuk mendukung penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang telah penulis temukan. Penelitian pertama, Triyono dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, pernah meneliti strategi radio Global fm dalam


(7)

meningkatkan kualitas penyiar pada tahun 2010. Penelitian ini menghasilkan strategi yang dijalankan oleh Global fm dalam meningkatkan kualitas penyiar melalui beberapa tahap, yang terdiri dari perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi. Tahapan-tahapan tersebut harus dijalankan sebaik mungkin. Kedua, adalah penelitian milik Emy Ika Pranantiwi pada tahun 2008 dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang komunikasi organisasi sebagai upaya meningkatkan mutu penyiar. Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang komunikasi organisasi yang dilakukan oleh radio Unisi agar penyiar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Sehingga dapat menciptakan suasana komunikasi yang baik yang dapat menciptakan iklim usaha yang baik.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif. Dalam skripsi ini penulis juga membaginya menjadi empat bab. Bab satu berisi pendahuluan, yaitu latar belakang masalah yang akan menggambarkan secara keseluruhan isi dari penelitian ini. Bab kedua berisi tentang deskripsi perusahaan yang menjadi bahan penelitian agar lebih menjelaskan tentang profil perusahaan dan macam progam yang dihadirkan. Pada bab tiga, terdapat pembahasan dan teori serta metode yang penulis gunakan. Dan bab empat atau terakhir berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian ini. Model kutipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kutipan tidak langsung dengan mengikuti sistem Harvard.


(8)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, dapat ditarik sebuah rumusan masalah penelitian : Bagaimana Strategi Komunikasi Radio Pas Fm Solo Dalam Meningkatkan Kualitas Penyiar Untuk Menjaga Eksistensi Radio?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik sebuah tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh radio Pas fm Solo sebagai upayanya untuk menjaga eksistensi radio ditengah maraknya persaingan bisnis media massa saat ini, dengan melakukan peningkatkan kinerja kualitas penyiar yang ada di Pas fm Solo.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dari penelitian ini pembaca dapat mengetahui salah satu jenis penelitian kualitatif dalam bidang komunikasi, khususnya

broadcasting atau penyiaran. Sehingga pembaca mendapat gambaran

tentang salah satu jurusan dalam perkuliahan Ilmu Komunikasi dibidang penyiaran. Penelitian ini diharapkan juga bisa bermanfaat sebagai salah satu referensi dalam pembuatan laporan penelitian pembaca. Serta memberikan kontribusi dalam bidang akademis, khususnya lagi dalam dunia penyiaran atau broadcasting radio.


(9)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Manajemen Pas Fm Solo

Diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan sebagai upaya untuk perbaikan serta meningkatkan rating radio Pas Fm Solo.

b. Bagi Mahasiswa

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penulisan penelitian baik skripsi atau karya ilmiah lainnya khususnya di bidang broadcasting atau penyiaran radio.

c. Bagi Penulis

Meningkatkan kemampuan dan pemahaman penulis mengenai teknik siaran serta pengetahuan tentang manajemen media massa yang ada di radio.

E. Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi Organisasi

Teori ini menggambarkan tentang penunjukan dan penafsiran pesan dari unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari sebuah organisasi tertentu (Mulyana, 2006). Komunikasi organisasi dapat terjadi kapanpun, minimal satu orang yang menduduki suatu jabatan pada suatu instansi atau organisasi. Komunikasi ini menekankan tentang kegiatan-kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam sebuah batas organisasi (Mulyana, 2006).


(10)

Komunikasi organisasi mampu menciptakan iklim usaha sebuah instansi yang merefleksikan suasana kerja organisasi atau sejumlah perasaan dan sikap orang yang bekerja dalam organisasi tersebut. Seorang yang memiliki jabatan dalam sebuah organisasi harus mampu memimpin dan mengatur perusahaan yang dibangunnya agar tetap mampu bertahan dari persaingan-persaingan yang ada. Hubungan antara orang-orang yang berada pada iklim organisasi akan menentukan makna dari kata-kata yang bersangkutan.

Fokus dalam komunikasi organisasi ini adalah transaksi verbal dan nonverbal yang sedang terjadi. Proses transaksi ini dianggap seperi memahat makna bersama. Perspektif subyektif menekankan peranan orang-orang yang ada dan proses dalam menciptakan makna (Stewart&Thomas, 1990).

Teori Weick tentang berorganisasi menggunakan komunikasi sebagai sebuah dasar bagi pengorganisasian manusiadan memberikan sebuah dasar pemikiran untuk untuk memahami cara manusia berorganisasi (Littlejohn, 2008). Sehingga menurut teori ini, organisasi terbentuk dari aktivitas komunikasi yang terjadi.

Ada lima aspek yang dapat menjelaskan ruang lingkup organisasi (Littlejohn, 2008) :

a. Organisasi diciptakan melalui komunikasi

b. Kegiatan organisasi memiliki fungsi untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama


(11)

c. Kegiatan komunikasi dalam organisasi membentuk pola yang mempengaruhi kehidupan dalam organisasi

d. Proses komunikasi menciptakan karakter dan budaya organisasi

e. Pola kekuasaan dan pengawasan dalam komunikasi organisasi

menghilangkan dan menciptakan hambatan. 2. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi sendiri adalah perencanaan dari sebuah manajemen organisasi untuk mencapai tujuan yang telah diharapkan. Strategi komunikasi adalah penggabungan dari rencana komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan (Effendy, 2003).

Dalam menyusun strategi komunikasi juga harus mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat. Berikut faktor-faktor pendukung dan penghambat :

a. Sasaran komunikasi b. Situasi dan kondisi

c. Pemilihan media komunikasi d. Pengkajian tujuan pesan komunikasi e. Peranan komunikator dalam komunikasi f. Daya tarik sumber


(12)

Sementara, secara umum strategi komunikasi dilakukan dengan 10 tahapan yang bertujuan agar tercapainya visi dan misi dari sebuah tujuan organisasi (Effendi, 2003) :

¾ Menganalisa Progam atau sebuah masalah ¾ Menganalisa situasi dan kondisi yang ada ¾ Analisis khalayak

¾ Tujuan komunikasi

¾ Strategi komunikasi yang dilakukan

¾ Merencanakan kegiatan melalui pengembangan media

¾ Produksi dan uji coba media yang diterapkan

¾ Penggunaan media

¾ Media monitoring dan sistem pengelolaan informasi ¾ Evaluasi dan menganalisa masalah

Dari tahapan-tahapan diatas, diharapkan sebuah perusahaan memiliki cara dalam menghadapi persaingan di dunia usaha, khususnya di dunia penyiaran swasta yang memiliki tujuan meraup keuntungan dari klien yang mempercayakan iklan usahanya di perusahaan tersebut agar produknya dapat dikenal.

3. Analisis SWOT

Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisa strategi adalah Analisa SWOT. Analisa ini adalah suatu metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada suatu instansi. Dalam proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari


(13)

pandangan kegiatan perusahaan tersebut dan identifikasi faktor yang ada. Baik faktor internal ataupun eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut (David, 1997).

4. Manajemen Media Penyiaran

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah diterapkan (Stoner, 1981). Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Manajemen

Wayne Mondy (1993): the process of planning, organizing, influencing and

controlling to accomplish organizational goals through the coordinated use of

human and material resources. Yaitu sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, memengaruhi dan pengawasan yang bertujuan agar dapat tercapainya sebuah tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia yang ada dan materi.

Tingkatan manajemen sendiri ada tiga yaitu : Manajer tingkat bawah

(lower level manager), manajer tingkat menengah(middle manager), manajer

puncak(top manager). Menurut Peter Pringle, manajer umum memiliki tanggung jawab pada setiap aspek operasional perusahaan atau stasiun penyiaran. Dalam pelaksanaannya, manajer umum harus melakukan empat fungsi manajemer, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta memberikan pengaruh, dan pengawasan (Morissan, 2011). Dalam organisasi media massa juga terdapat


(14)

manajemen media yang berfungsi untuk mengendalikan jalannya pekerjaan disebuah organisasi media.

Masalah yang ada pada suatu badan penyiaran pada umumnya terdiri dari tiga hal, yaitu bidang administrasi, progam, dan tekhnik, yang semuanya dipimpin oleh satu direktur utama. Direktur utama akan mengoordinasi tiga bidang organisasi tersebut. Dalam teori manajemen, pembagian wewenang oleh satu pimpinan pada jajaran dibawahnya mempunyai jumlah terbatas (Djamal&Fachruddin, 2011).

Manajemen di sebuah media penyiaran juga harus memperhatikan struktur organisasi sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi promosi, demosi, mutasi, hingga pengunduran diri karyawannya. Setiap karyawan harus diperhitungkan sebagai penerus pemimpin perusahaan. Hal ini menjadi sesuatu yang perlu dilakukan karena setiap orang yang bekerja memiliki target dalam karir mereka dengan memperoleh jabatan yang lebih tinggi.

Dalam sebuah perusahaan penyiaran, pimpinan tertinggi disebut dengan

Station Manager. Pimpinan perusahaan memiliki tanggung jawab penuh terhadap

seluruh bagian stasiun penyiaran. Tetapi ia juga memiliki dua tanggung jawab utama, yaitu menetapkan target pemasaran, dan mengendalikan pengeluaran perusahaan (Morissan, 2011).


(15)

Berikut contoh susunan manajemen media di organisasi penyiaran kecil :

Permasalahan pemekaran organisasi sangat bergantung pada kebijakan manajemen penyelenggaraan, penyiaran, yaitu apakah yang diperlukan adalah sebuah instansi yang ramping tetapi memiliki banyak fungsi, atau yang gemuk tetapi dengan beban tugas yang lebih sedikit.

Setiap bagian pada susunan manajemen penyiaran memiliki tugasnya masing-masing yang mendukung jalannya proses penyiaran, mulai dari peralatan yang digunakan, materi yang akan disiarkan, hingga proses penyampaian pesan ke audience. Dalam lembaga penyiaran di Indonesia, visi dan misi perusahaan telah diatur dalam UU No.32/2002 tentang penyiaran.

5. Keterampilan Penyiar

Penyiar radio adalah orang yang bisa mengkomunikasikan gagasan, konsep dan ide sekaligus membawakan dan menyiarkan suatu progam di radio. Penyiar radio memiliki tanggung jawab pada acara yang dibawakan, sehingga acara tersebut bisa berjalan dengan lancar (Bachtiar, 2006).

MANAGER UMUM

TEKNIK  PROGAM  PEMASARAN ADMINISTRASI 

PEMBERITAAN


(16)

Seorang penyiar harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan informasinya. Menurut ahli radio siaran, Ben G. Henneke (1954) keahlian dalam penyiaran radio meliputi: Komunikasi gagasan, Komunikasi kepribadian, Proyeksi kepribadian, Pengucapan, dan Kontrol suara. Dalam proyeksi kepribadian mencakup: keaslian, kelincahan, keramah-tamahan, dan kesanggupan dalam menyesuaikan diri. Sementara dalam kontrol suara juga mencakup: pola titi-nada, kerasnya suara, tempo, dan kadar suara.

Untuk memuaskan para pendengar, seorang penyiar harus memiliki kemampuan dan bisa berperan dalam banyak hal. Penyiar dapat mewakili citra dari stasiun radio. Selain siaran, seorang penyiar memiliki tugas dan tanggung jawab lainnya sesuai dengan kemampuan mereka jika diperlukan. Selain suara bagus, penyiar juga harus bisa mengoperasikan peralatan siaran. Serta bisa menyiapkan dan menulis bahan siarannya sendiri.

Seorang penyiar harus memiliki kemampuan untuk mendukung siaran, baik itu teknis dan teoritis. Antara lain : suara, pengucapan, artikulasi, penekanan, warna kata, kecepatan atau tempo, infleksi atau perubahan nada suara, perilaku, gaya, pemahaman, penghafalan, dan sinkronisasi (Prayudha, 2005).

Bahasa yang digunakan dalam radio banyak dikenal orang sebagai bahasa radio. Namun sebenarnya adalah bahasa yang digunakan dalam radio adalah bahasa baku. Meskipun bahasa baku, tetapi yang digunakan bukanlah bahasa yang kaku. Bahasa tutur adalah bahasa yang oral yang dalam mengaplikasikannya memiliki sifat yang singkat, lokal, padat, lugas dan menarik (Masduki, 2001).


(17)

Dalam melatih pernafasan selama siaran ada beberapa cara yang dapat digunakan, salah satunya adalah Humming Exercise, tekhnik ini dilakukan selama tiga menit, dengan mengeluarkan suara dengan nada naik dan turun. Seperti nada suara do re mi fa so la si do – do si la so fa mi re do. Hal ini dapat meningkatkan kekuatan suara (Prayudha, 2005).

Selain kemampuan dalam mengolah kata dan nada siaran, seorang penyiar juga harus memiliki keterampilan penyiar yang lain, (Effendy, 1990) yaitu:

™ Menyediakan waktu sebelum siaran

Sebelum memulai siarannya, seorang penyiar perlu cukup waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu. Minimal 15 menit sebelum mengudara, penyiar harus sudah berada di kabin siaran. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan baca, naskah, ucap dan lainnya akibat dari terburu-buru.

™ Mempelajari acara siaran

Acara yang akan dibawakan selama mengudara harus dipelajari dengan benar-benar. Apakah ada hari spesial apda hari itu, atau ada acara yang harus dibawakan yang tidak sama dengan acara reguler seperti biasanya.

™ Menghubungi operator

Memiliki hubungan baik dengan rekan kerja adalah salah satu keharusan yang dimiliki seorang penyiar. Tak terkecuali dengan operator. Hal ini untuk menanyakan dan mempersiapkan alat-alat yang


(18)

digunakan selama siaran. Seperti mixer, mikrofon, hingga komputer yang digunakan. Semua harus dipersiapkan secara matang.

™ Bertindak cepat dan bijaksana

Dalam bekerja pasti ada saatnya mengalami sebuah masalah atau kesulitan. Sehingga seorang penyiar diharapkan mampu menangani problematika saat proses siaran berlangsung dengan cepat, tetapi tidak meninggalkan serta jauh dari peraturan perusahaan.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati (Ghony&Almanshur, 2012). Penelitian ini bersifat induktif, sehingga peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan gambaran dari peristiwa yang sedang terjadi. Pendekatan deskriptif bertujuan menjelaskan masalah penelitian, peristiwa, sesuai dengan kenyataan yang ada. Dengan membuat deskriptif secara sistematis, faktual, akurat tentang fakta atau objek tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2008).


(19)

2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor Pas fm Solo. Tepatnya di Jl. Raya Solo Baru AA 19 Sukoharjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 4 minggu, dimulai pada bulan Oktober sampai dengan November 2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang yang terlibat dalam jalannya siaran di radio Pas fm Solo. Mulai dari Stasiun Manager, Produser, dan seluruh PenyiarPas fm Solo. Tekhnik pemilihan sampel penelitian adalah purposive sampling. Yaitu menentukan sampel namun memiliki tujuan tersendiri (Ardial, 2014).

Dalam penelitian ini, penulis mengambil semua subjek yang terlibat dalam siaran di Pas fm Solo. Adapun kriteria yang penulis ambil seperti berikut :

a. Seluruh penyiar Pas fm Solo yang berjumlah 5 orang

b. Subjek yang diambil selain penyiar adalah produser yang membantu proses jalannya siaran berjumlah satu orang dan seorang Stasiun Manager yang berjumlah satu orang

c. Penyiar yang hanya menyiarkan progam acara di hari Senin hingga Sabtu. Karena untuk acara di hari Minggu adalah progam acara dengan bahasa Mandarin


(20)

4. Tekhnik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi dilakukan sejak bulan Agustus 2014. Observasi dilakukan di kantor Pas fm Solo. Dan melihat serta mengamati semua kegiatan baik kegiatan siaran dan kegiatan kantor yang dilakukan disana. Karena berbeda dengan radio lain, Pas fm adalah radio berita bisnis tentu cara melatih penyiar juga dilakukan dengan cara yang berbeda.

Penulis melakukan metode pengamatan observasi partisipatif atau terlibat. Sehingga peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dan kegiatan yang dilakukan sebagai penyiar radio dan produser saat jam kerja di radio Pas fm Solo. Observasi partisipatif yang dilakukan penulis tergolong dalam jenis Partisipasi Lengkap. Partisipasi ini dalam mengumpulkan datanya, peneliti terlbat sepenuhnya dengan apa yang dilakukan oleh subjek penelitian. Sehingga suasana yang terbangun adalah suasana alami karena peneliti melakukan sesuatu secara penuh (Ghony&Almanshur, 2012).

b. Wawancara

Pengumpulan data penulis menggunakan wawancara mendalam. Terdapat tiga tipe wawancara mendalam : terstruktur, terfokus, atau semi struktur dan tak tersruktur (Minichiello, 1999). Tahapan wawancara yang dilakukan dengan bertanya, menginterpretasi,


(21)

menyimpulkan, memeriksa, dan verifikasi. Untuk mendapatkan data, penulis menemui langsung subjek penelitian.

Peneliti menggunakan jenis pertanyaan terbuka. Jenis ini memungkinkan responden menjabarkan pertanyaan dengan jawaban yang lebih luas (Ghony&Almanshur, 2012).

Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan para penyiar, produser, dan stasiun manajer Pas fm Solo. Dengan menggunakan alat bantu rekam untuk memback up data wawancara.

5. Tekhnik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan memahami seluruh data yang telah didapat. Proses analisis yang pertama dengan mempelajari seluruh data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang berbeda, yang berupa hasil wawancara dan catatan dilapangan. Kemudian membuat rangkuman dari hasil penelitian dan proses terakhir adalah menggabungkan beberapa hasil wawancara yang telah ada.

Adapun sistematis yang dilakukan dalam analisis data adalah : a. Mengumpulkan hasil data yang didapat dari interview serta

observasi ke narasumber

b. Menyusun seluruh data yang didapat secara urut dan sesuai dari hasil wawancara

c. Melakukan interpretasi dari data yang yang telah disusun


(1)

Seorang penyiar harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan informasinya. Menurut ahli radio siaran, Ben G. Henneke (1954) keahlian dalam penyiaran radio meliputi: Komunikasi gagasan, Komunikasi kepribadian, Proyeksi kepribadian, Pengucapan, dan Kontrol suara. Dalam proyeksi kepribadian mencakup: keaslian, kelincahan, keramah-tamahan, dan kesanggupan dalam menyesuaikan diri. Sementara dalam kontrol suara juga mencakup: pola titi-nada, kerasnya suara, tempo, dan kadar suara.

Untuk memuaskan para pendengar, seorang penyiar harus memiliki kemampuan dan bisa berperan dalam banyak hal. Penyiar dapat mewakili citra dari stasiun radio. Selain siaran, seorang penyiar memiliki tugas dan tanggung jawab lainnya sesuai dengan kemampuan mereka jika diperlukan. Selain suara bagus, penyiar juga harus bisa mengoperasikan peralatan siaran. Serta bisa menyiapkan dan menulis bahan siarannya sendiri.

Seorang penyiar harus memiliki kemampuan untuk mendukung siaran, baik itu teknis dan teoritis. Antara lain : suara, pengucapan, artikulasi, penekanan, warna kata, kecepatan atau tempo, infleksi atau perubahan nada suara, perilaku, gaya, pemahaman, penghafalan, dan sinkronisasi (Prayudha, 2005).

Bahasa yang digunakan dalam radio banyak dikenal orang sebagai bahasa radio. Namun sebenarnya adalah bahasa yang digunakan dalam radio adalah bahasa baku. Meskipun bahasa baku, tetapi yang digunakan bukanlah bahasa yang kaku. Bahasa tutur adalah bahasa yang oral yang dalam mengaplikasikannya memiliki sifat yang singkat, lokal, padat, lugas dan menarik (Masduki, 2001).


(2)

Dalam melatih pernafasan selama siaran ada beberapa cara yang dapat digunakan, salah satunya adalah Humming Exercise, tekhnik ini dilakukan selama tiga menit, dengan mengeluarkan suara dengan nada naik dan turun. Seperti nada suara do re mi fa so la si do – do si la so fa mi re do. Hal ini dapat meningkatkan kekuatan suara (Prayudha, 2005).

Selain kemampuan dalam mengolah kata dan nada siaran, seorang penyiar juga harus memiliki keterampilan penyiar yang lain, (Effendy, 1990) yaitu:

™ Menyediakan waktu sebelum siaran

Sebelum memulai siarannya, seorang penyiar perlu cukup waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu. Minimal 15 menit sebelum mengudara, penyiar harus sudah berada di kabin siaran. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan baca, naskah, ucap dan lainnya akibat dari terburu-buru.

™ Mempelajari acara siaran

Acara yang akan dibawakan selama mengudara harus dipelajari dengan benar-benar. Apakah ada hari spesial apda hari itu, atau ada acara yang harus dibawakan yang tidak sama dengan acara reguler seperti biasanya.

™ Menghubungi operator

Memiliki hubungan baik dengan rekan kerja adalah salah satu keharusan yang dimiliki seorang penyiar. Tak terkecuali dengan operator. Hal ini untuk menanyakan dan mempersiapkan alat-alat yang


(3)

digunakan selama siaran. Seperti mixer, mikrofon, hingga komputer yang digunakan. Semua harus dipersiapkan secara matang.

™ Bertindak cepat dan bijaksana

Dalam bekerja pasti ada saatnya mengalami sebuah masalah atau kesulitan. Sehingga seorang penyiar diharapkan mampu menangani problematika saat proses siaran berlangsung dengan cepat, tetapi tidak meninggalkan serta jauh dari peraturan perusahaan.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati (Ghony&Almanshur, 2012). Penelitian ini bersifat induktif, sehingga peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan gambaran dari peristiwa yang sedang terjadi. Pendekatan deskriptif bertujuan menjelaskan masalah penelitian, peristiwa, sesuai dengan kenyataan yang ada. Dengan membuat deskriptif secara sistematis, faktual, akurat tentang fakta atau objek tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2008).


(4)

2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kantor Pas fm Solo. Tepatnya di Jl. Raya Solo Baru AA 19 Sukoharjo.

b. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 4 minggu, dimulai pada bulan Oktober sampai dengan November 2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang yang terlibat dalam jalannya siaran di radio Pas fm Solo. Mulai dari Stasiun Manager, Produser, dan seluruh Penyiar Pas fm Solo. Tekhnik pemilihan sampel penelitian adalah purposive sampling. Yaitu menentukan sampel namun memiliki tujuan tersendiri (Ardial, 2014).

Dalam penelitian ini, penulis mengambil semua subjek yang terlibat dalam siaran di Pas fm Solo. Adapun kriteria yang penulis ambil seperti berikut :

a. Seluruh penyiar Pas fm Solo yang berjumlah 5 orang

b. Subjek yang diambil selain penyiar adalah produser yang membantu proses jalannya siaran berjumlah satu orang dan seorang Stasiun Manager yang berjumlah satu orang

c. Penyiar yang hanya menyiarkan progam acara di hari Senin hingga Sabtu. Karena untuk acara di hari Minggu adalah progam acara dengan bahasa Mandarin


(5)

4. Tekhnik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi dilakukan sejak bulan Agustus 2014. Observasi dilakukan di kantor Pas fm Solo. Dan melihat serta mengamati semua kegiatan baik kegiatan siaran dan kegiatan kantor yang dilakukan disana. Karena berbeda dengan radio lain, Pas fm adalah radio berita bisnis tentu cara melatih penyiar juga dilakukan dengan cara yang berbeda.

Penulis melakukan metode pengamatan observasi partisipatif atau terlibat. Sehingga peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dan kegiatan yang dilakukan sebagai penyiar radio dan produser saat jam kerja di radio Pas fm Solo. Observasi partisipatif yang dilakukan penulis tergolong dalam jenis Partisipasi Lengkap. Partisipasi ini dalam mengumpulkan datanya, peneliti terlbat sepenuhnya dengan apa yang dilakukan oleh subjek penelitian. Sehingga suasana yang terbangun adalah suasana alami karena peneliti melakukan sesuatu secara penuh (Ghony&Almanshur, 2012).

b. Wawancara

Pengumpulan data penulis menggunakan wawancara mendalam. Terdapat tiga tipe wawancara mendalam : terstruktur, terfokus, atau semi struktur dan tak tersruktur (Minichiello, 1999). Tahapan wawancara yang dilakukan dengan bertanya, menginterpretasi,


(6)

menyimpulkan, memeriksa, dan verifikasi. Untuk mendapatkan data, penulis menemui langsung subjek penelitian.

Peneliti menggunakan jenis pertanyaan terbuka. Jenis ini memungkinkan responden menjabarkan pertanyaan dengan jawaban yang lebih luas (Ghony&Almanshur, 2012).

Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan para penyiar, produser, dan stasiun manajer Pas fm Solo. Dengan menggunakan alat bantu rekam untuk memback up data wawancara.

5. Tekhnik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan memahami seluruh data yang telah didapat. Proses analisis yang pertama dengan mempelajari seluruh data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang berbeda, yang berupa hasil wawancara dan catatan dilapangan. Kemudian membuat rangkuman dari hasil penelitian dan proses terakhir adalah menggabungkan beberapa hasil wawancara yang telah ada.

Adapun sistematis yang dilakukan dalam analisis data adalah : a. Mengumpulkan hasil data yang didapat dari interview serta

observasi ke narasumber

b. Menyusun seluruh data yang didapat secara urut dan sesuai dari hasil wawancara

c. Melakukan interpretasi dari data yang yang telah disusun