PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA FRAKTUR Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Fraktur Humeri 1/3 Proksimal Sinistra Di RSUD Sragen.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA FRAKTUR
HUMERI 1/3 PROKSIMAL SINISTRA DI RSUD SRAGEN

Naskah Publikasi

Diajukan Guna Melengkapi Tugas
dan Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Oleh:
Bagus Pambudi
J100141042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1

2


PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA FRAKTUR HUMERI 1/3
PROKSIMAL SINISTRA DI RSUD SRAGEN
(Bagus Pambudi, 2014, 43 halaman)
Abstrak
Latar Belakang : Fraktur 1/3 proksimal humeri sinistra adalah suatu perpatahan
pada kontinuitas struktur tulang yang terletak pada 1/3 atas dari bagian tulang
humeri sisi kiri. Open Reduksi Internal Fiksasi (ORIF) dengan Plate and Screw
adalah suatu pembedahan dengan pemasangan internal fiksasi pada tulang yang
mengalami fraktur dengan di pasang plate dan screw yang berfungsi untuk
mempertahankan posisi fregmen tulang agar tidak mengalami pergeseran dan
akan tetap menyatu. Pada kondisi fraktur dengan pemasangan plate and screw
menimbulkan problema seperti nyeri, keterbatasan lingkup gerak sendi, dan
penurunan kekuatan otot.
Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri,
meningkatkan keterbatasan lingkup gerak sendi, dan meningkatkan kekuatan otot
pada kasus fraktur humeri 1/3 proksimal dengan menggunakan Infra Red dan
Terapi Latihan.
Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian nyeri pada
nyeri tekan T1: 72 menjadi T6 : 54, nyeri gerak : T1: 78 menjadi T6: 58.
Peningkatan lingkup gerak sendi S: T1: 50 – 0 – 85 menjadi T6 : 50 – 0 – 100, F:

T1: 85 – 0 – 60 menjadi T6: 90 – 0 – 65, T: T1: 5 – 0 – 90 menjadi T6: 5 – 0 –
105, R(F=0): T1: 40 – 0 – 90 menjadi T6: 45 – 0 – 90, R(F=90): T1: 80 – 0 – 45
menjadi 85 – 0 – 45. Kekuatan otot fleksor shoulder T1: 4- menjadi T6: 4-,
ekstensor shoulder T1: 4 menjadi T6: 4, adduktor shoulder T1: 4 menjadi T6: 4,
abduktor shoulder T1: 4- menjadi T6: 4, eksorotator shoulder T1: 4 menjadi T6: 4,
endorotator shoulder T1: 4 menjadi T6: 4.
Kesimpulan : Infra Red (IR) dan Terapi Latihan (TL) dapat mengurangi nyeri,
meningkatkan LGS, dan meningkatkan kekuatan otot pada bahu kiri pada kondisi
fraktur humeri 1/3 proksimal.
Kata kunci : Fraktur 1/3 proximal humeri sinistra , Open Reduksi Internal Fiksasi
(ORIF), Plate and screw, Infra Red (IR), Terapi Latihan (TL)

3

tulang (Apley dan Solomon, 1995).

Pendahuluan
Dalam

upaya


peningkatan

Fraktur diklasifikasikan menjadi (1)

Fisioterapi

Fraktur tertutup yaitu fraktur apabila

sebagai salah satu tenaga kesehatan

permukaan kulit yang di atasnya

yang

dalam

tidak robek atau tetap, (2) Fraktur

meningkatkan kesehatan masyarakat.


terbuka yaitu fraktur jika kulit di

Fisioterapi

merupakan

bentuk

atasnya tertembus dan dapat terjadi

pelayana

dan

pemeliharaan

kontaminasi dan infeksi (Apley and

kesehatan kepada masyarakat dan


Solomon, 1995). Fraktur dibeda-

ikut

bedakan sesuai letak dan kerusakan

kesehatan

masyarakat

berperan

aktif

bertanggung

jawab

untuk


mengembangkan dan memulihkan

jaringan sehingga

kapasitas fisik serta kemampuan

ditimbulkan berbeda pula.

fungsional (WCPT,2000).

masalah

yang

Dalam karya tulis ilmiah ini

Seiring berkembangnya zaman

penulih


mengemukakan

rumusan

yang semakin ramai, lalu lintas

masalah sebagai berikut: (1) Apakah

semakin

padat

Infra Red dapat mengurangi nyeri

pribadi

maupun

oleh


kendaraan

umum.

Angka

pada penderita fraktur humeri 1/3

kecelakaan yang di timbulkan tidak

proksimal dengan pemasangan plate

sedikit dan selalu meningkat setiap

and screw? (2) Apakah forced pasive

tahunnya.

Kecelakaan


sering

exercise dapat memperluas gerak

disebabkan

oleh

kelalaian

sendi shoulder ke arah flexi dan

pengendara

atau

kurangnya

abduksi? (3) Apakah resisted active


kesadaran pengendara akan tata tertib

exercise

lalu

kekuatan otot doltoid dan trapezius ?

lintas

dan

perlengkapan

dapat

meningkatkan

berkendara. Kecelakaan lalu lintas


(4) Apakah hold relax dan contrac

menimbulkan

dengan

relax dapat meningkatkan LGS dan

satunya

mengurangi nyeri?

berbagai

korban

keadaan

salah

fraktur.

Tujuan penulisan karya tulis

Fraktur adalah suatu patahan

ilmiah adalah : (1) Mengetahui

pada hubungan kontinuitas struktur

manfaat Infra Red dapat mengurangi
1

nyeri pada penderita fraktur humeri

Internal

1/3 proksimal dengan pemasangan

pembedahan

plate

internal fiksasi pada tulang yang

and

screw.

(2)Mengetahui

Fiksasi)

adalah

dengan

suatu

pemasangan

mengalami fraktur.

manfaat forced pasive exercise dapat

Tulang humerus adalah tulang

memperluas gerak sendi shoulder ke
(3)

panjang yang membentuk lengan atas

Mengetahui manfaat resisted active

yang mempunyai hubungan dengan

exercise

sendi bahu. Persendian bahu terdiri

arah

flexi

dan

dapat

abduksi.

meningkatkan

kekuatan otot doltoid dan trapezius.

dari

(4) Mengetahui manfaat hold relax

sternoclavicular, sendi glenohumeral,

dan

sendi acromioclavicular, dan sendi

contrac

relax

dapat

empat

sendi,

yaitu

sendi

scapulothoracal.

meningkatkan LGS dan mengurangi

Frakture dapat terjadi akibat : (1)

nyeri.

peristiwa

Pada penelitian ini diharapkan

trauma

tunggal

baik

bermanfaat untuk penderita agar

langsung maupun tidak langsung, (2)

mendapatkan

tekanan yang berulang-ulang, (3)

tindakan

sesuai

problem penderita yang efektif dan

kelemahan

sesuai

tulang (Apley dan Solomon, 1995).

bukti

bermanfaat

bagi

ilmiah.
pasien

Selain

yang

Patologi

juga

abnormal

yang

pada

terjadin

bermanfaat bagi praktisi fisioterapi

diakibatkan operasi yang dilakukan

untuk memperluas wawasan dan

pada

pengetahuan.

menimbulkan

lengan

bagian
luka

atas

incisi

yang

menyebabkan terjadinya kerusakan
jaringan lunak dibawah kulit maupun

Tinjauan Pustaka

pembuluh darah sehingga nociceptor

Fraktur adalah suatu perpatahan
tulang

akan merangsang timbulnya nyeri.

(Apley, 1995). Fraktur humeri 1/3

Nyeri yang timbul menyebabkan

proximal sinistra adalah patah tulang

pasien enggan untuk bergerak dalam

yang terjadi pada tulang humeri kiri

waktu yang lama sehingga sendi

yang terletak pada 1/3 bagian atas

menjadi

dari tulang. ORIF (Open Reduksi

berimbas pada keterbatasan gerak

pada

kontinuitas

struktur

2

kaku

yang

nantinya

sendi. Kekakuan sendi post fraktur

fungsionam baik karena secara

terjadi karena adanya fibrosis pada

umum

kapsul, ligamen, dan otot pada

penderita baik dan hanya terjadi

sekitar sendi. Kemudian akan diikuti

keterbatasan fungsi pada bahu

penurunan kekuatan otot karena tidak

kiri.

dan

akhirnya

Quo

penurunan

aktifitas

berhubungan dengan kosmetik,

lama

menyebabkan

fungsional

d) Quo ad cosmetican

pernah digunakan dalam waktu yang
cukup

aktivitas

ad

cosmetican

adalah

fungsional.

dikatakan baik apabila tidak

Prognosis

mengganggu

a) Quo ad vitam

penderita. Pada kasus ini quo ad

penampilan

Pada kasus ini quo ad vitam baik

cosmetikan baik karena tidak

karena

menggangu penampilan.

fraktur dan tindakan

operasi yang dilakukan tidak

Diskripsi

problematika

mempengaruhi jiwa dan sistem

fisioterapi adalah :

kardiovaskuler.

1. Impairment : Permasalahan yang
ditimbulkan

adalah

nyeri,

Quo ad sanam adalah mengenai

keterbatasan

lingkup

gerak

kesembuhan

sendi, dan penurunan kekuatan

b) Quo ad sanam

penderita,

otot.

dikatakan baik jika tidak terjadi
komplikasi

yang

2. Functional Limitation : Adanya

ditimbulkan

oleh penyembuhan fraktur. Pada

keluhan-keluhan

dalam

kasus ini quo ad sanam baik

keseharian

seperti

kerena tidak ada komplikasi

toileting, menggosok punggung

yang muncul.

saat mandi, berpakaian, dan
gerakan lain yang melibatkan

c) Quo ad fungsionam
Quo

ad

fungsionam

lengan kirinya.

adalah

3. Disability:

mengenai fungsional penderita,

Penderita

tidak

bersosialisasi

dengan

tidak

mampu

mengganggu fungsional pasien.

optimal

Pada

masyarakat.

dikatakan

baik

kasus

ini

pasien

jika

quo

ad
3

di

lingkungan

Intervensi yang digunakan adalah

mengeluh

Infra

kirinya saat bergerak dan ditekan

Merah

adalah

pancaran

nyeri

gelombang elektromagnetik dengan

serta

panjang gelombang 7700 A° - 4 juta

keterbatasan



(Sujatno,

Latihan

Ig,

yang

pada

didapat

bahu

adanya

lingkup

gerak

2003).

Terapi

sendi. Nyeri sangat dirasakan

digunakan

adalah

bila bahu digerakkan kearah

forced passive movement, resisted

fleksi dan abduksi.

active exercice, hold relax dan

c. Riwayat penyakit sekarang

contrak relax.

Memperinci

keluhan

menggambarkan

riwayat

penyakit secara lengkap yang

Pelaksanaan Studi Kasus
Pengkajian

dan

Fisioterapi

yang

meliputi kapa dan bagaimana

dilakukan sebagai berikut :

terjadinya,

1. Anamnesis

kualitas keluhan, faktor yang

Pada

kasus

ini

anamnesis

lokasi

memperberat

keluhan,

dan

yang

dilakukan secara autoanamnesis.

memperingan. Dari anamnesis

a. Identitas pasien

secara auto diperoleh informasi

Nama : Ny. S, jenis kelamin
: Perampuan, umur
Tahun,

:

Agama

:

pada tanggal 11 Mei 2014 pasien

60

mengalami

kecelakaan

yang

Islam,

menyebabkan patah tulang pada

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

lengan kirinya. Tindakan operasi

(Pensiun Guru SMA), Alamat :

dilakukan satu hari setelahnya

Sragen, No RM : 027070

atau tanggal 12 Mei 2014 dan

b. Keluhan utama

pasien dirawat inap selama satu

Keluhan utama merupakan

hari di Rumah Sakit Karima

tanda atau gejala dominan yang

Utama. Kemudian pasien dirujuk

dikeluhkan

ke

mendorong
mencari

sehingga

pasien

Pada

utama

yaitu

Rehabilitasi
untuk

2. Pemeriksaan Fisik

ini

a. Tanda-tanda vital

pasien
4

RSUD

mendapatkan

tindakan dari Fisioterapi.

dan

kasus

poli

Sragen

untuk

pertolongan

pengobatan.
keluhan

pasien

Pemeriksaan

tanda

bahunya ke arah abduksi dan

vital
:

fleksi.

120/90 mmHg, Denyut nadi :

c. Palpasi

meliputi:Tekanan

70

kali

darah

per

Pemeriksaan

menit,

palpasi

Pernapasan : 24 kali per

adalah pemeriksaan dengan

menit, Temperatur : 37 C,

cara meraba, memegang, dan

Tinggi badan : 150 cm, Berat

menekan

badan : 50 Kg, Inspeksi

pasien

yang

adanya

keluhan.

b. Inspeksi

bagian

tubuh
dirasakan
Didapat

hasil yaitu: (1) adanya nyeri

Merupakan pemeriksaan
mengamati

tekan, (2) tidak ada spasme,

keadaan dan kondisi umum

(3) tidak ada perbedaan suhu

pasien.

lokal pada daerah fraktur

dengan

cara

Inspeksi

ada

2

macam yaitu: Statis melihat

bahu

keadaan pasien pada saat

kanan, (4) tidak ada oedem.

hasil

yaitu:

dengan

d. Kognitif,

pasien dalam keadaan diam.
Didapat

kiri

bahu

Intrapersonal,

Interpersonal

(a)

Kognitif : pasien dapat

tampak bekas incisi pada sisi
lateral humeri sinistra, (b)

menceritakan

kembali

tidak ada oedem, (c) saat

trauma yang dialami dengan

diam pasien tidak merasakan

jelas

nyeri. Dinamis, Pemeriksaan

bagaimana

inspeksi

(waktu,

tempat,
terjadinya).

secara

dinamis

Intrapersonal:

adalah

melihat

kondisi

mempunyai motivasi atau

pasien

dalam

keadaan

keinginan

untuk

pasien

sembuh.

bergerak contohnya seperti

Interpersonal : pasien dapat

pasien

berkomunikasi dengan baik

menggerakkan

kepada terapis.

bahunya. Didapat hasil yaitu
pasien

tampak

3. Pemeriksaan Spesifik

merasakan

a. Nyeri

nyeri ketika menggerakkan

5

Pemeriksaan menggunakan

d. Antropometri

skala VAS didapay hasil

Tabel

Nyeri diam saat terlentang

antropometri menggunakan meteran.

(0), Nyeri tekan pada sisi

2.

Hasil

No Dari
acromion
ke distal
1
5 cm
2
10 cm
3
15 cm

lateral humeri kiri (72),
Nyeri gerak saat gerakan
fleksi dan abduksi shoulder

pemeriksaan

Lengan Lengan
kiri
kanan
25 cm
23 cm
20 cm

25 cm
23 cm
20 cm

kiri (78).
b. Kekuatan Otot

Diagnosa Fisioterapi adalah :

Pemeriksaan menggunakan

1. Impairment

MMT pada sendi shoulder

Adanya nyeri tekan dan nyeri

yaitu fleksor (4-), ekstensor

gerak pada gerakan fleksi dan

(4), adduktor (4), abduktor

abduksi

(4-), horizontal add (4),

keterbatasan lingkup gerak

horizontal

abd

(4),

sendi ke arah fleksi dan

endorotator

(4),

dan

abduksi

eksorotator (4).

bahu.

bahu.

penurunan

c. LGS

Adanya

Terdapat

kekuatan

otot

penggerak bahu kiri.

Tabel 1. Hasil pemeriksaan LGS

2. Functional Limitation

menggunakan Goneometer

Adanya
dalam

No Pemeriksaan LGS
1 Gerak aktif S (50° – 0° – 85°)
F (85° – 0° – 60°)
T (5° – 0° – 90°)
R(F=0°) (40° –
0° – 90°)
R(F=90°) (85° –
0° – 45°)
2 Gerak pasif S (50° - 0° - 85°)
F (90° - 0° - 60°)
T (5° - 0° - 100°)
R(F=0°) (40° - 0°
- 90°)
R(F=90°) (85° 0° - 60°)

keluhan-keluhan
keseharian

pasien

seperti toileting, menggosok
punggung

saat

mandi,

berpakaian, dan gerakan lain
yang

melibatkan

lengan

kirinya.
3. Disability
Pasaien
bersosialisasi

tidak

bisa
dengan

masyarakat secara maksimal.

6

Tujuan Fisioterapi yaitu :
Tujuan

jangka

merah

pendek

ditambah

yaitu

alat.

jangka panjang yaitu Meningkatkan

2. Exercise

kemampuan

Persiapan alat pada terapi

fungsional pada bahu kiri.
jangka

panjang

pasien

berhenti matikan dan rapikan

meningkatkan kekuatan otot. Tujuan

Tujuan

ketika

atau

kurang hangat. Setelah timer

meningkatkan LGS pada bahu kiri,

mengembalikan

dikurangi

merasakan terlalu panas atau

mengurangi nyeri pada bahu kiri

dan

dapat

latihan ini adalah cukup dengan

yaitu

menyiapkan tempat duduk atau

meningkatkan dan mengembalikan

bed.

kemampuan fungsional pada bahu

Persiapan

pasien

yaitu

memposisikan pasien senyaman

kiri.

mungkin dengan posisi duduk di

Tindakan Fisioterapi yang diberikan

kursi atau di bed.

adalah : Infra red dan Exercise
(Passive exercise, Active exercise,
Hold relax, dan contrac relax)
Pelaksanaan

fisioterapi

Hasil Dan Pembahasan

yang

Setelah

dilakukan :

tindakan

fisioterapi sebanyak 6 kali dengan

1. Infra red

menggunakan infra red dan terapi

Pasangkan sinar infra merah

latihan didapat hasil :

pada sisi lateral bahu mengenai

1. Penurunan nyeri

area fraktur tegak lurus dengan

Terdapat

permukaan kulit. Jarak sinar

2. Peningkatan LGS

Atur timer 15 menit.

Terdapat peningkatan LGS

Lakukan monitoring kepada

pada

pasien setiap 5 menit selama

gerakan

ekstensi bahu kiri.

terapi. Tanya kepada pasien
saat

nyeri

nyeri gerak (78 menjadi 54).

30 – 45 cm atau toleransi pasien.

rasa

penurunan

tekan (72 menjadi 54) dan

dengan permukaan kulit adalah

tentang

dilakukan

terapi

berlangsung. Jarak sinar infra
7

flexi

dan

3. Peningkatan kekuatan otot
Terdapat
kekuatan

otot

3. Meningkatkan kekuatan otot

peningkatan

Resisted

pada

membuat otot bekerja secara

otot

penggerak bahu kiri.

active

movement

maksimal sehingga kekuatan otot

Pembahasannya adalah :

dapat bertambah.

1. Menurunkan nyeri
Infra

red

efek

Simpulan Dan Saran

kulit

Kesimpulan dari data yang diperoleh,

mengadakan reaksi eritema yaitu

dapat disimpulkan bahwa fraktur

berwarna

humeri

panas

menimbulkan

yang

membuat

kemerah-merahan.

Sehingga

pembuluh

mengalami
membuat

pelebaran
proses

1/3

proximal

dengan

darah

penanganan dengan metode operasi

yang

pemberian ORIF berupa plate and
screw

metabolisme

memberikan

keuntungan.

dengan

dilakukannya

pada lapisan superficial kulit

Namun

lancar dan pemberian oksigen

tindakan tersebut muncul masalah

dan nutrisi pada jaringan menjadi

yang dialami pasien yaitu nyeri,

lancar. Holod relax membuat otot

keterbtatasan LGS, dan penurunan

menjadi

nyaman

relax

kekuatan otot. Sesuai masalah yang

sehingga

rasa

dapat

muncul dalam hal ini fisioterapi

dan
nyeri

sangat diperlukan dengan modalitas

berkurang.

yang dimiliki.

2. Meningkatkan LGS
Forced pasive movement dapat

Saran

mengulur

jaringan

pasien

kompenen

sendi

dalam

yang
perlu

di

Contrac

otot

meningkatkan

menimbulkan kontraksi dan sendi

fungsionalnya.

membuat

adalah

melakukan

latihan

sendiri ketika di rumah seperti yang

sehingga

lingkup gerak akan lebih luas.
relax

disampaikan

bergerak aktif melawan tahanan
sehingga LGS akan bertambah.

8

ajarkan

terapis

untuk

kemampuan

Daftar Pustaka
Appley, G. A and Solomon, Louis,
1995; Orthopedi dan Fraktur
Sistem Appley; Edisi ketujuh,
Widya Medika, Jakarta.
Garrison, S. J, 1996; Dasar-dasar
Terapi Latihan dan Rehabilitasi
Fisik; Terjemahan Hipocrates,
Jakarta.
Russe, O. A, and John, J.G, 1975;
International SFTR Method of
Measuring and Recording Joint
Motion; First edition, Hans
Hubber Pur
Bern Stuttgart Vienna, Switzerland.
Sujatno. 2002 ; Sumber Fisis.
Surakarta; Akademi Fisioterapi
Surakarta
WCPT, 2000. Definisi Fisioterapi.
Yokohama; Kongres WCPT

9