PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran NHT.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN NHT

Artikel Publikasi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh:
KHUSNUL KHOTIMAH
A54E131005

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MARET, 2015

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama


: Khusnul Khotimah

NIM

: A54E131005

Program Studi

: PSKGJ PGSD

Judul Artikel Publikasi

: Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran

Matematika

Melalui

Model


Pembelajaran NHT.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa artikel publikasi yang saya serahkan ini
benar-benar hasil karya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu/ dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab
sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, 29 Maret 2015
Yang membuat pernyataan,

KHUSNUL KHOTIMAH
NIM. A54E131005

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN NHT

Diajukan Oleh:

KHUSNUL KHOTIMAH
A54E131005

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk dipertanggungjawabkan di hadapan tim penguji skripsi

Surakarta, 29 Maret 2015

( Drs. SUWARNO, SH, MPd. )

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN NHT

Khusnul Khotimah dan Suwarno

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Surakarta


khusnul.imey@gmail.com

Abstract

The background of this research is less interested students because
students think math is difficult, ultimately student learning outcomes and
liveliness in following math learning to be low. Therefore, the need to improve
the quality of education in the field of mathematics. One thing to note is the
increase in the activity of mathematics learning in school.
This study aims to determine the impact of the learning model NHT to
activeness of student learning in mathematics. The subjects of this study was
grade II SDN 1 Soditan District of Lasem Rembang totaling 32 students. Object
of research is the implementation of learning mathematics with NHT learning
models to determine the activity of student learning. The research data were
obtained from result interview, the observation during learning activities and
documentation. Data analysis technique used to obtain the data in the activity of
students in learning by using comparative analysis and data application NHT
learning using critical analysis.
The results of this study showed the activity of student learning in the

classroom has increased. Thus, learning through the application of NHT learning
models can enhance the activity of student learning in mathematics.
Keyword : Activeness Student, Mathematics Learning, Learning Model NHT

Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah siswa kurang berminat karena siswa
menganggap matematika itu sulit, akhirnya hasil belajar siswa dan keaktifan
dalam mengikuti pembelajaran matematika menjadi rendah. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan kualitas pendidikan di bidang matematika. Salah satu hal
yang harus diperhatikan adalah peningkatan keaktifan belajar matematika siswa di
sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan model
pembelajaran NHT terhadap keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
matematika. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Soditan
Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang yang berjumlah 32 siswa. Obyek
penelitiannya adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran NHT untuk mengetahui keaktifan belajar siswa. Data penelitian
yang diperoleh dari hasil wawancara sebelum kegiatan, observasi selama kegiatan
pembelajaran dan dokumentasi. Teknik Analisis data yang digunakan untuk

memperoleh data keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
analisis komparatif dan data penerapan pembelajaran NHT menggunakan
analisis kritis.
Hasil penelitian ini menunjukkan keaktifan belajar siswa dalam kelas
mengalami peningkatan. Dengan demikian pembelajaran melalui penerapan
model pembelajaran NHT dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran matematika.
Kata kunci :

Keaktifan Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika, Model
Pembelajaran NHT

PENDAHULUAN
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar
tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan
kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman
yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak

mudah dilupakan. Proses belajar mengajar justru lebih baik jika dilakukan secara
aktif oleh kedua belah pihak yaitu guru dan peserta didik agar terjadi interaksi
yang seimbang antara keduanya. Untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas
siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Belajar yang bermakna
terjadi apabila siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya
mampu memutuskan apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar cenderung didominasi oleh
guru dengan pembelajaran konvensional yang menggunakan metode ceramah
sehingga menjadikan siswa bosan dan kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31) Belajar aktif adalah
“suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,
mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikimotor”.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Lasmawan (2010:296) dalam IMH Sukmayasa (2013) menyatakan
bahwa model cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan
suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan

peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.
Melalui Model pembelajaran kooperatif inilah, siswa ditekankan untuk
belajar dalam kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai

tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah pemahaman pelajaran matematika
meningkat, keaktifan siswa meningkat, hasil belajar akademik siswa meningkat,
dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan di
sekolah dasar adalah model NHT (Numbered Head Together). Pembelajaran
kooperatif model NHT merupakan sebuah bentuk diskusi kelompok dengan ciri
khasnya yaitu guru hanya menunjuk satu siswa yang mewakili kelompoknya,
tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya itu. Cara
ini menjamin keterlibatan total semua siswa sehingga sangat baik untuk
meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Selain itu
dengan pembelajaran kooperatif model NHT (Number Head Together) siswa
dapat belajar sambil bermain sehingga belajar siswa lebih bermakna.
Hal ini seperti pendapat Jumanta Hamdayana (2014:175) Pembelajaran

kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Dikemukakan juga oleh Hasan Fauzi Maufur (2009) metode kepala bernomor
merupakan metode mengajar yang memanfaatkan media kartu bernomor untuk
memanggil siswa dalam setiap kelompok secara acak. Metode suatu ini berguna
untuk menguji kesungguhan dan keaktifan siswa dalam aktivitas kelompok.
Karena sering dalam suatu tugas kelompok yang berperan aktif hanya satu atau
dua orang siswa. Oleh karena itu untuk mengurangi sikap enggan dan pasif siswa
dalam belajar kelompok, digunakan sistem panggil kartu bernomor.
Berdasarkan uraian di atas dapat diduga “melalui penerapan model
pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas II SDN 1 Soditan
Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2014/ 2015”. Namun,
seberapa besar pengaruh model pembelajaran NHT terhadap keaktifan belajar

siswa pada pelajaran matematika, khususnya siswa kelas II SDN 1 Soditan
belum dapat diungkapkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu proses penyelidikan untuk
memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambar holistis lengkap
yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara
terperinci dan disusun dalam sebuah latar alamiah. (Ulber Silalahi, 2009:77).
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Soditan sebanyak 32
siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan sebagai subyek
penerima tindakan dan guru kelas sebagai subyek pelaksana tindakan.
Pengumpulkan data mengenai keaktifan belajar siswa dan penerapan
model pembelarajan NHT dalam pembelajaran matematika dikumpulkan dengan
menggunakan lembar observasi.
Pada penelitian ini digunakan instrumen sesuai dengan jenis dan sifat
data yang dicari. Sedangkan indikator instrumen keaktifan belajar dibuat
berdasarkan gabungan teori dari beberapa ahli yakni Sudjana, Ardhana dan Indra
Novita yang menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa dapat dilihat atau di
ukur dari adanya ciri- ciri: 1) Interaksi dengan siswa atau guru; 2) Kerjasama
dengan teman sekelompok; 3) Mengerjakan soal dan tugas; 4) Berani
mengemukakan pendapat/ berani menjawab pertanyaan yang diajukan guru; 5)
Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat; 6) Dapat melakukan
sesuatu sesuai contoh; 7) Rasa ingin tahu besar/ kuat; 8) Memperhatikan

penjelasan guru; 9) Aktif berdiskusi dalam kelompok; dan 10) Motivasi dalam
mengikuti pelajaran.
Teknik analisis data keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika dengan analisis komparatif. Dimana hasil persiklus dibandingkan
dengan indikator kinerja per siklus. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud
membandingkan hasil atau dampak tindakan per siklus. Sedangkan data
penerapan pembelajaran kooperatif model NHT (Number Head Together) dengan

menggunakan analisis kritis, yang mengungkap kelemahan dan kelebihan
pelaksanaan tindakan yang hasilnya digunakan sebagai dasar tindakan berikutnya.
Data/ informasi yang digunakan untuk kepentingan penelitian harus data
yang sebenar-benarnya, yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk
memperoleh data yang valid salah satu cara yang dapat ditempuh dengan
menggunakan teknik triangulasi. Menurut Suwartono (2014:76) Triangulasi
merupakan pengumpulan dan pengecekan data menggunakan perspektif berlainan.
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan
triangulasi sumber. Teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran data yang
diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Data yang sama atau
sejenis, akan lebih valid kebenarannya bila digali dan dikomparasikan dari
beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah membandingkan data/ informasi terkait keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran matematika tentang mengukur dan membandingkan berat
benda yaitu sumber data yang diperoleh dari guru kelas dan beberapa siswa kelas
II, hasil observasi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran NHT
(Number Head Togehter), serta data keaktifan siswa saat pembelajaran
berlangsung. Hasil perbandingan data dari sumber data yang berbeda tersebut
kemudian disimpulkan. Sedangkan data penerapan pembelajaran kooperatif model
NHT (Numbered Head Together) dengan menggunakan triangulasi teknik.
Peneliti mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda. Kegiatan yang dilakukan peneliti yakni membandingkan data
yang telah diperoleh dari beberapa

teknik pengumpulan data yang berbeda,

kemudian dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat keabsahan datanya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAN
Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa dan penerapan
model pembelajaran NHT.
Berdasarkan data yang diperoleh, dalam proses pembelajaran matematika
materi mengukur dan membandingkan berat benda ternyata keaktifan belajar

siswa kelas II SDN 1 Soditan masih sangat rendah atau kurang baik, padahal guru
sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menanamkan konsep dan materi yang
disampaikan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran matematika siswa kurang antusias antara lain guru terlalu banyak
menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan metode pembelajaran yang
tepat, tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi muatan
pelajaran, tidak mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dan tidak
menyampaikan hal-hal yang dapat menyenangkan siswa dalam pembelajaran.
Sedangkan siswanya menganggap muatan pelajaran matematika itu sulit, siswa
tidak memperhatikan guru mengajar, bermain sendiri, berbicara dengan temannya
saat diberikan pelajaran, tidak fokus mengikuti pelajaran, dan jika diberikan
pertanyaan cenderung tidak aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
kurang berperan aktif sehingga proses pembelajaran cenderung monoton.
Berdasarkan hasil observasi dari tindakan pra siklus, siklus I dan siklus II,
tampak bahwa penerapan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata
keaktifan siswa satu kelas sebelum dilakukan tindakan 25%, pada siklus I
meningkat 69,69% dan siklus II 89,69%, disajikan dalam tabel 1 dan gambar 1
sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan prosentase keaktifan klasikal/ satu kelas
Tindakan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Prosentase
25,00%
69,69%
89,69%

Keaktifan Siswa Satu Kelas
100
90
80
70

Jumlah

60
50
Prosentase
40
30
20
10
0
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Tindakan

Gambar 1 Diagram perbandingan keaktifan siswa satu kelas

Dilihat dari siswa yang aktif, diperoleh hasil observasi sebelum dilakukan
tindakan, siswa yang aktif hanya 7 siswa atau 21,88%, pada siklus II meningkat
21 siswa atau 65,63% dan pada siklus II 26 siswa atau 81,25%, disajikan dalam
tabel 2 dan gambar 2 sebagai berikut:
Tabel 2 Perbandingan prosentase siswa yang aktif dalam pembelajaran
Tindakan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Tuntas
21,88%
65,63%
81,25%

Belum Tuntas
78,13%
34,38%
18,75%

Ketuntasan Keaktifan Siswa
90
80
70

jumlah

60
50
Tuntas

40

Belum Tuntas

30
20
10
0
Pra siklus

Siklus I

Siklus II

Tindakan

Gambar 2 Diagram prosentase siswa yang aktif dalam pembelajaran

Sedangkan keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT, diperoleh
hasil observasi sebelum dilakukan tindakan 25,45%, pada siklus I 70,91% dan
pada siklus II 85,45%, disajikan dalam tabel 3 dan gambar 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Perbandingan keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT
Tindakan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

% keberhasilan penerapan
model pembelajaran NHT
25,45%
70,91%
85,45%

Prosentase Keberhasilan NHT
90
80
70

Jumlah

60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus

Siklus I
Tindakan

Siklus II

Prosentase keberhasilan NHT

Gambar 3 Diagram prosentase keberhasilan NHT

Hal ini seperti pendapat Jumanta Hamdayana (2014:175) Pembelajaran
kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Dikemukakan juga oleh Hasan Fauzi Maufur (2009) metode kepala bernomor
merupakan metode mengajar yang memanfaatkan media kartu bernomor untuk
memanggil siswa dalam setiap kelompok secara acak. Metode suatu ini berguna
untuk menguji kesungguhan dan keaktifan siswa dalam aktivitas kelompok.
Karena sering dalam suatu tugas kelompok yang berperan aktif hanya satu atau
dua orang siswa. Oleh karena itu untuk mengurangi sikap enggan dan pasif siswa
dalam belajar kelompok, digunakan sistem panggil kartu bernomor.
Hasil observasi penelitian ini sejalan dengan Hasmi (2011-2012) yang
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa di SDN Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru. Penelitian ini

juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indra Novita (2012) yang
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa di MI Sultan Agung Depok Sleman
Yogyakarta.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran

matematika

dapat

meningkat

dengan

menerapkan

model

pembelajaran NHT. Dengan demikian hipotesis penelitian yang berbunyi “melalui
penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika siswa
kelas II SDN 1 Soditan Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang tahun pelajaran
2014/ 2015” diterima kebenarannya.

SIMPULAN
Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilaksanakan sebelum tindakan
hingga siklus II menunjukkan adanya perubahan yaitu terjadi peningkatan
keaktifan belajar siswa melalui model pembelajaran NHT pada pembelajaran
matematika siswa kelas II SDN 1 Soditan.
Penelitian juga mengubah pola mengajar yang dilakukan guru, yaitu guru
yang semula hanya menggunakan metode yang monoton menjadi metode yang
menyenangkan sehingga dalam pembelajaran siswa menjadi semangat dan aktif
dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hartanto, Supri. 2011. Keaktifan Belajar. https://makalahmu.wordpress.com
/2011/08/24/keaktifa-belajar/. Diakses tanggal 24 Agustus 2011.
Maufur, Hasan Fauzi. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang:
PT. Sindur Press.
Murtiyasa, Budi. Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: BP-FKIP
UMS.
Novita, Indra. 2012. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) Kelas V MI Sultan Agung Depok
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: UIN Sultan Kalijaga.
Ocimath. 2012. Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran
Berbasis
Joyful Learning.
https://ochimath.wordpress.com/2012/01/12/peningkatan-keaktifanbelajar-matematika-melalui-metode-penbelajaran-berbasis-joyfullearning/. Diakses tanggal 12 Januari 2012.Rubiyanto, Rubino. 2011.
Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Qinant.
Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sukmayasa, I Made Hendra. Lasmawan, I Wayan. Sariyasa. 2013. Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht Berbantuan Senam Otak
Terhadap
Keaktifan
dan
Prestasi
Belajar
Matematika.
pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article/.../296.
Suwandi, Joko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: PSKJ FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suwartono. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMA AIR, BUMI DAN MATAHARI SUBTEMA MATAHARI MELALUI Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran NHT.

0 4 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran NHT.

0 1 6

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Sawit ).

0 1 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN VIDEO

0 1 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PENALARAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PENALARAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALL (PTK Pembelajaran Matematik

0 0 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT (PTK Pembelajaran Matematika Ke

0 0 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PEMANFAATAN

0 1 18

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DRILL Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode drill (PTK Pembelajaran Matematika Kelas X SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali).

0 2 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui belajar tuntas (mastery learning) berbasis tutor sebaya pada pokok bahasan aritmatika so

0 2 17

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANMATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Di Kelas IV Semest

0 1 15