PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA :Surveipadapesertadidikkelas XII Program KeahlianPemasaran di SMK Negeri 1 Bandung:.

(1)

135/UN40.7.D1/LT/2014 PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MOTIVASI

BERWIRAUSAHA

(Surveipadapesertadidikkelas XII Program KeahlianPemasaran di SMK Negeri 1 Bandung) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh : Dewi Nur Fatimah

0700021

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA

(Survey pada Peserta Didik Kelas XII Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd. NIP. 196107091987032001

Mengetahui, Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.S. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Dewi Nur Fatimah NIM. 0700021


(3)

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP

MOTIVASI BERWIRAUSAHA

(Survei pada peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 1 Bandung)

Oleh

Dewi Nur Fatimah 0700021

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikaan Ekonomi dan Bisnis

© Dewi Nur Fatimah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(4)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dewi Nur Fatimah, 0700021, Pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi

Berwirausaha (Survei pada peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran di SMK

Negeri 1 Bandung), dibawah bimbingan Dr. B. Lena Nuryanti M.Pd

Pendidikan kewirausahaan sangat diperlukan dalam era globalisasi ini, pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha. Dalam pendidikan kewirausahaan diharapkan adanya motivasi berwirausaha peserta didik. motivasi dalam dunia pendidikan dirasakan sangat penting salah satunya adalah motivasi belajar dan motivasi berprestasi. Agar dapat memotivasi peserta didik untuk berwirausaha, maka guru dan pihak sekolah bekerja sama dengan Dunia Usaha/Dunia Industri guna melaksanakan praktek kerja industri.

Penelitian ini bertujuan 1) untuk memperoleh gambaran pelaksanaan praktek kerja industri, 2) untuk memperoleh gambaran motivasi berwirausaha peserta didik. 3) untuk mengetahui berapa besar pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap motivasi berwirausaha peserta didik. Objek penelitian ini adalah peserta didik kelas XII program keahlian pemasaran di SMKN 1 Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah praktek kerja industri (X) terhadap motivasi berwirausaha (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verivikatif dan explanatory survey dengan teknik simple random sampling serta jumlah sampel sebanyak 58 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 16,0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa praktek kerja industri berpengaruh terhadap motivasi berwirausaha peserta didik sebesar 36,97%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa praktek kerja industri memiliki pengaruh positif terhadap motivasi berwirausaha.


(5)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dewi Nur Fatimah, 0700021,The Influence of Industrial Training Program to the Student's

Motivation in Business (A study of the twelfth grade students of SMK Negeri 1 Bandung in

Marketing Major), advised by Dr.B. Lena Nuryanti, M.Pd.

Business education is very important in global era. It's one of the educational ministry program which has a purpose to build and to develop students to be a creative, inovatif and sportive entrepreneur. Students who are supported by entrepreneurship major, can be motivated to be a real entrepreneur. This kind of motivation is to motivate them in studying to get the best achievement goals. It means that students should facilitated to get an industrial training program in the related curriculum.

The purpose of the research are 1) to get the real illustration of the industrial training program. 2) to get the ilistration of student's motivation in business. 3) to know the influence of the industrial training program to the students' motivation in business. The sample of the study is the twelfth grade studentsos SMK Negeri 1 Bandung. The variable of this research are the idustrial training program (x) to the students' motivation in business (y). The method of the research aredescriftive, verivicative, and explanatory survey with the random sampling by 58 sample of population. The data analysis technique ia a liniearregretion by using SPSS 16,00 software system. The result of the research is that the industrial training program is influenced to the students' motivation in business in the amount of 26,11%. Based on the hypothesis, it can be known that the industrial training program has a positive influence to the studenyts' motivation in business.


(6)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 13

1.3 Rumusan Masalah ... 15

1.4 Tujuan Penelitian ... 16

1.5 Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 18 2.1 Kajian Pustaka ... 18

2.1.1 Konsep Belajar dan Mengajar ... 18

2.1.2 Kompetensi Guru... 22

2.1.2.1 Kompetensi Pedagogik ... 23

2.1.2.2 Kompetensi Kepribadian ... 26


(7)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.2.4 Kompetensi Profesional ... 28

2.1.3 Pendidikan Sistem Ganda ... 30

2.1.3.1 Hakekatdan Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)... 30

2.1.4 Praktek Kerja Industri ... 34

2.1.4.1 Pengertian Praktek Kerja Industri ... 34

2.1.4.2 Tujuan Praktek Kerja Industri ... 37

2.1.4.3 Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ... 40

2.1.4.3 Indikator Praktek Kerja Industri ... 42

2.1.5 Motivasi Berwirausaha ... 47

2.1.5.1 Pengertian Motivasi ... 48

2.1.5.2 Motivasi Berwirausaha ... 52

2.1.5.3 Proses Motivasi ... 57

2.1.5.4 Jenis Motivasi ... 60

2.1.5.5 Fungsi Motivasi ... 63

2.1.6 Pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Kewirausahaan .. 63

2.1.7 Orisinalitas Penelitian ... 65

2.2 Kerangka Pemikiran ... 68


(8)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 76

3.1 Objek Penelitian ... 76

3.2 Metode Penelitian ... 77

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 77

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 78

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 85

3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 86

3.2.4.1 Populasi ... 86

3.2.4.2 Sampel ... 87

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... 90

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 91

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 93

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 93

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 102

3.2.7 Teknik Analisis Data ... 104

3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 106

3.2.7.2 Analisis Verifikatif dengan menggunakan Analisis Regresi Sederhana ... 107

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis ... 115

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 116

4.1 Profil dan Identitas Sekolah Menengah Kejuruan ... 116


(9)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2 Identitas Sekolah ... 117

4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Bandung ... 118

4.2 Karakteristik Responden ... 119

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 120

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 121

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa... 122

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Model Pembelajaran Praktik Kerja Industri ... 122

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Kurikulum Pembelajaran Praktik Kerja Industri ... 123

4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Bahan Belajar Mandiri .. 123

4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Strategi Personal ... 124

4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Sumber Belajar ... 126

4.3.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Praktik Magang ... 127

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Pengelolaan Magang ... 128

4.3.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Partisispasi dalam Pengelolaan ... 128

4.3.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Tanggung Jawab dalam Pengelolaan ... 130

4.3.3 Gambaran Terhadap Praktik Kerja Industri ... 131

4.4 Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Berwirausaha ... 135


(10)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Kreativitas ... 135 4.4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Umpan Balik ... 136 4.4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Memperhitungkan

Keberhasilan ... 138 4.4.1.4Tanggapan Responden Terhadap Menyatu Dengan Tugas139 4.4.2 Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan Akan Kekuasaan ... 140

4.4.2.1Tanggapan Responden Terhadap Mempengaruhi

dan Mengendalikan orang lain ... 140 4.4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Respon Dalam

Menghadapi Masalah-Masalah Organisasi ... 141 4.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan Akan Afiliasi ... 143

4.4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan akan

Perasaan Diterima ... 143 4.4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan akan

Perasaan Dihormati ... 144 4.4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan akan

Perasaan Diikutsertakan ... 145 4.4.4 Gambaran Terhadap Motivasi Berwirausaha ... 146 4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Praktik Kerja Industri Terhadap

Motivasi Berwirausaha ... 150 4.5.1 Analisis regresi Linier Sederhana ... 152 4.5.2 Koefisien Determinasi ... 154


(11)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.5.3 Pengaruh Praktek Kerja Industri Terhadap Motivasi Berwirausaha 155

4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 156

4.6.1 Implikasi Hasil Temuan Bersifat Empirik Deskriptif ... 156

4.6.2 Implikasi Hasil Temuan Bersifat Empirik Verifikatif ... 158

4.6.3 Implikasi Hasil Temuan Bersifat Empirik Teoritik ... 158

4.6.4 Implikasi Hasil Temuan Bersifat Empirik Empirik ... 159

4.7 Implikasi Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 164

5.1 Kesimpulan ... 164

5.2 Rekomendasi... 165


(12)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada di suatu daerah menjadi semakin serius. Besarnya tingkat pengangguran merupakan cerminan kurang berhasilnya pembangunan di suatu negara. Separuh dari pengangguran terbuka di Indonesia adalah pengangguran terdidik. Fenomena pengangguran terdidik sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah berlangsung dari tahun ke tahun. Berikut ini merupakan grafik pengangguran terdidik di Indonesia :

10.9

10

8.6 9 8.6 8.12

7.3 7.2

0 2 4 6 8 10 12

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013


(13)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: BPS, data diolah 2013

GAMBAR 1.1

TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA

Besarnya jumlah pengangguran dari tahun ke tahun disebabkan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia sedangkan jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi terus bertambah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan orang yang akan bekerja. Hal tersebut semakin didorong dengan timbulnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari beberapa perusahaan yang mengalami kerugian.

Masalah pengangguran sebenarnya bisa diatasi jika negara mampu menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak mungkin. Namun hal ini sepertinya tidak mungkin bisa secepatnya terealisasi, karena perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang teknologi informasi telah memberikan dampak terhadap percepatan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Perubahan mempengaruhi dinamika kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang pendidikan diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU No.20/2003), Bab II Pasal 3, bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


(14)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Sebagai perwujudan dari amanat undang-undang tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan sub-sistem pendidikan nasional juga mengalami perubahan, demi perbaikan dan peningkatan kualitas hasil pendidikan. SMK menyiapkan lulusannya untuk bekerja dalam bidang tertentu dengan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri atau berwirausaha.

Visi SMK menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan adalah terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan tamatan yang memiliki jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar global.

Misi SMK menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan adalah (1) meningkatkan profesionalisme dan good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, (2) meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan (8 SNP), (3) membangun dan memberdayakan SMK bertaraf internasional sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global, (4) memberdayakan smk untuk mengembangkan potensi lokal menjadi keunggulan komparatif, (5) memberdayakan SMK untuk mengembangkan kerjasama dengan industri, PPPG, LPMP, dan berbagai lembaga


(15)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terkait dan (6) meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan kejuruan yang bermutu.

Sedangkan tujuan SMK menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan adalah (1) mewujudkan lembaga pendidikan kejuruan yang akuntabel sebagai pusat pembudayaan kompetensi berstandar nasional, (2) mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan kompetensi berstandar internasional, (3) Memberikan berbagai layanan pendidikan kejuruan yang permeabel dan fleksibel secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan, (4) Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikan kejuruan, (5) Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa.

Doni Muhardiansyah (2010:6) mengungkapkan SMK sebagai bentuk satuan penyelenggara dari pendidikan menengah kejuruan yang berada di bawah Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan, merupakan lembaga pendidikan yang berorientasi pada pembentukan kecakapan hidup, yaitu melatih peserta didik untuk menguasai keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja (termasuk dunia bisnis dan industri), memberikan pendidikan tentang kewirausahaan, serta membentuk kecakapan hidup (life skill).

Hal itu tersirat di dalam UU No.20/2003 Pasal 18 dan penjelasan Pasal 15 yang mengatur pendidikan menengah kejuruan. Ini juga sejalan dengan tujuan umum dan khusus SMK yang terdapat dalam Dokumen I Kurikulum SMK 2004, bahwa:


(16)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak; (b) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik; (c) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab; (d) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; (e) menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni; (f) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati; (g) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

Tujuan SMK tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam usaha meningkatkan kualitas individu peserta didik. Hal ini ditandai dengan akan terciptanya tenaga-tenaga terampil yang siap memasuki dan membuka lapangan kerja baru, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan produktivitas nasional serta menaikkan peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Peningkatan IPM diharapkan akan merupakan faktor yang dapat mengantisipasi dampak perubahan global yang sudah terasa dewasa ini. Perubahan global yang telah, sedang, dan akan dihadapi bangsa ini adalah lahirnya era perdagangan bebas untuk kawasan Asia Tenggara atau AFTA (Asean Free Trade Area) tahun 2003, era persaingan tenaga kerja secara bebas untuk kawasan Asia Tenggara atau AFLA (Asean Free Labour Area) tahun 2010, dan era kerja sama ekonomi kawasan asia pasifik atau APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) tahun 2020.


(17)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu LIPI menemukan bahwa sebagian besar lulusan SMK kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, sulit untuk bisa dilatih kembali, dan kurang bisa mengembangkan diri. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan dimana produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin rendah.

Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Salah satu faktor penyebab adalah kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan kejuruan semakin terbebani. Kondisi tersebut secara tidak langsung berakibat lembaga pendidikan kejuruan tidak siap dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Bila ditinjau dari segi penghasil lulusan, tingkat pengangguran terdidik berdasarkan jenjang pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut :

TABEL 1.1

JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK TAHUN 2008 – 2012

Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

SD 2.163.426 3.419.614 2.744.943 2.543.700 1.522.465

SMP 1.416.646 2.643.062 2.166.619 2.054.700 1.657.452

SMA\SMK 3.991.502 3.745.035 3.369.959 2.933.600 3.448.137

Diploma 322.836 330.316 519.867 499.400 523.186

Universitas 385.418 409.890 626.202 626.600 820.020

Jumlah 8.279.828 10.547.917 9.427.590 8.658.000 7.971.260


(18)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1 memperlihatkan tingkat pengangguran tertinggi berada pada lulusan SMA\SMK. Salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah penganggran lulusan SMA\SMK di Indonesia, karena daya serap industri sebagai end user hanya mencapai 10% sampai 15% sehingga hampir setiap tahun terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja yang belum terserap oleh lingkungan industri. Akibatnya sekarang pengangguran terdidik terus mengalami peningkatan.

Tingginya angka pengangguran terdidik disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu, faktor dari lulusan yang bersangkutan, biasanya mereka tidak memliki kompetensi yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh penyedia lapangan kerja atau menjadi penyedia lapangan kerja. Sementara untuk faktor lingkungan berkaitan dengan kondisi negara yang belum mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk para pencari kerja. Sedangkan faktor sistem pendidikan yaitu ketidakmampuan lembaga pendidikan, dalam hal ini SMK untuk menciptakan lulusan yang terampil, bukan saja sebagai tenaga kerja tetapi sebagai penyedia lapangan pekerjaan.

Sebenarnya konsep SMK sangat baik, dimana peserta didik dididik untuk siap bekerja dan dibekali pula dengan kemandirian. SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan pendidikan yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai hasil yang maksimal.


(19)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Demikian pula dalam kemandirian dan semangat kewirausahaan menurut tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang di Indonesia, justru semakin rendah kemandirian dan jiwa kewirausahaannya. Gambar 1.2 berikut memperlihatkan kemandirian wirausaha menurut tingkat pendidikan:

Sumber : Modifikasi dari www.kopertis5.org

GAMBAR 1.2

KEMANDIRIAN WIRAUSAHA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

Berdasarkan Gambar 1.2 lulusan SMA/SMK sekitar 60,87% lebih memilih sebagai karyawan atau buruh dibandingkan menjadi wirausaha yang hanya 15,13%. Sebesar 12,3% memilih buruh tidak tetap dan tetap, serta 11,69% menjadi pekerja kelurga. Tingginya angka lulusan SMA/SMK yang bekerja sebagai buruh atau karyawan menunjukkan rendahnya tingkat kemandirian dan semangat kewirausahaan.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

PT SMA/SMK SLTP/MTs SD/MI Tidak/Belum Tamat SD 6.14

15.13 18.8 19.71 20.07

83.18 60.87 39.2 28.59 22.56 3.375 7.5 10.3 13.52 14.98 0 2.405 6.23 9.87 12.22 3.375 2.405 2.03 1.78 1.5 3.93 11.69 23.44 26.53 28.67 pekerja keluarga dibantu buruh tetap Pekerja bebas

dibantu buruh tidak tetap Buruh/karyawan


(20)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMK Negeri 1 Bandung merupakan salah satu bagian dari SMK sebagai penghasil tenaga kerja tingkat menengah dengan akreditasi A, terdiri dari berbagai bidang keahlian antara lain akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran dan usaha perjalanan wisata. Bidang keahlian pemasaran merupakan salah satu program keahlian yang menghasilkan lulusan tenaga kerja terampil dan profesional yang siap pakai.

Salah satu tujuan SMK Negeri 1 Bandung adalah membekali peserta didik untuk berkarir mandiri yang mampu beradaptasi di lingkungan kerja sesuai dibidangnya, dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat. Namun sepertinya tujuan ini masih belum dapat tercapai sepenuhnya. Hal ini terlihat pada Tabel 1.2 berikut ini :

TABEL 1.2

REKAPITULASI LULUSAN SISWA SMK NEGERI 1 BANDUNG

Tahun Lulus

Program Keahlian Bekerja Wirausaha Melanjutkan Jumlah Jurusan Jumlah Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2010/ 2011

Akuntansi 109 95 87,16 0 0,00 9 8,26 104 95,41 Adm. Perkantoran 1103 90 87,38 0 0,00 7 6,80 97 94,17 Pemasaran 71 67 94,37 0 0,00 2 2,82 69 97,18


(21)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPW 34 27 79,41 0 0,00 5 14,71 32 94,12

Jumlah 317 279 88,01 0 0,00 23 7,26 302 95,27

2011/ 2012

Akuntansi 106 88 83,02 0 0,00 11 10,38 99 93,40 Adm. Perkantoran 114 93 81,58 0 0,00 16 14,04 109 95,61 Pemasaran 77 64 83,12 1 1,30 6 7,79 71 92,21

UPW 37 26 70,27 0 0,00 8 21,62 34 91,89

Jumlah 334 271 81,14 1 0,30 41 12,28 313 93,71

2012/ 2013

Akuntansi 147 97 65,99 0 0,00 17 11,56 114 77,55 Adm. Perkantoran 113 89 78,76 0 0,00 6 5,31 95 84,07 Pemasaran 112 77 68,75 1 0,89 9 8,04 87 77,68

UPW 73 59 67,12 1 1,37 14 19,18 74 87,67

Jumlah 445 312 70,11 2 0,45 46 10,34 360 80,90 Sumber: Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) SMKN Program Keahlian Manajemen Bisnis Bandung

Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa persentase peserta didik lulusan SMK Negeri 1 Bandung yang berwirausaha sangat kecil. Seperti pada peserta didik lulusan tahun 2007/2008, tidak ada lulusan yang berwirausaha. Tahun 2008/2009, 0,30% peserta didik lulusan SMK Negeri 1 Bandung melakukan kegiatan wirausaha, sedangkan pada tahun 2009/2010 hanya 0,45 peserta didik yang melakukan kegiatan wirausaha. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar lulusan SMK Negeri 1 Bandung memiliki motivasi kewirausahaan yang relatif rendah.

Tony Wijaya dalam Hartini (2002:76) mengungkapkan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang siap bekerja serta mampu menciptakan pekerjaan sesuai dengan keterampilan dan bakat yang dimilikinya. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan banyak siswa yang belum siap untuk berwirausaha, sebagian yang lain memilih bekerja dengan orang lain dan hanya sedikit yang memutuskan membuka usaha sendiri. Berikut


(22)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.3 menunjukkan pra penelitian yang dilakukan kepada peserta didik SMK Negeri 1 Bandung program studi keahlian pemasaran mengenai motivasi kewirausahaan dengan responden sebanyak 30 responden :

TABEL 1.3

HASIL PRA PENELITIAN TENTANG MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN SMKN 1 BANDUNG PROGRAM STUDI KEAHLIAN PEMASARAN

Kategori F %

Sangat tinggi 1 3,33

Tinggi 3 10

Sedang 9 30

Rendah 14 46,67

Sangat rendah 3 10

Jumlah 30 100

Pra Penelitian Juni 2012

Tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya (56,67%) peserta didik memiliki motivasi kewirausahaan yang relatif rendah. Padahal seharusnya program keahlian pemasaran yang persentase jumlah lulusan yang belum bekerjanya rendah. Karena pada program studi keahlian pemasaran, peserta didik tidak hanya dituntut untuk mengerti pelajaran formal, namun peserta didik dituntut untuk menerapkan jiwa entertpreneur dalam hubungan sosialnya. Kondisi tersebut di atas didukung pula oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan SMK adalah lebih terdorong untuk mencari pekerjaan sebagai pencari kerja (job seeker) dari pada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). (Sumber: www.kopertis5.org).

Tony Wijaya dalam Hartini (2002:77) mengungkapkan bahwa ada beberapa penyebab siswa SMK banyak yang kurang siap membuka usaha sendiri setelah lulus, diantaranya masih banyak menemukan kendala dilapangan antara lain kurangnya


(23)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan dalam berwirausaha, permodalan, rendahnya motivasi, minimnya fasilitas dan sarana praktek kewirausahaan disekolah yang dikelola secara profesional sebagai tempat untuk melatih dan mendekatkan siswa pada kondisi yang sebenarnya, serta kurangnya dukungan keluarga dan pengalaman yang dimiliki.

Buchari Alma (2009:2-3) menyebutkan bahwa banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat, sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat pekerjaan rendah, sehingga mereka tidak tertarik. Landasan filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa motivasi kewirausahaan siswa SMK berada pada kategori rendah dalam menghadapi dunia bisnis. Buchari Alma (2009:1) mengemukakan bahwa wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.

Masalah ini hendaknya menjadi perhatian semua pihak yang memiliki kepentingan bagi masa depan anak bangsa dalam rangka ikut mengatasi angka pengangguran terutama pengangguran terdidik. Sudrajat (2011:13) mengungkapakan tiga upaya yang ditempuh dalam menghadaapi masalah pengangguran yaitu :

(1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Peningkatan Sumber Daya Manusia ini dapat dilakukan dengan jalan pendidikan dan pelatihan kerja professional. (2) menciptakan lapangan kerja baru, penciptaan lapangan kerja baru ini sebenarnya telah banyak dilakukan oleh pemerintah, namun jumlah upaya penciptaan lapangan kerja masih


(24)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relative kecil. Jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran yang ada. (3) menumbuhkembangkan kewirausahaan.

Dari ketiga upaya diatas, menumbuhkembangkan kewirausahaan merupakan salah satu alternatif yang menjadi tugas utama pendidikan formal. Menumbuhkembangkan kewirausahaan berarti menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik melalui proses belajar mengajar, sehingga akan tumbuh jiwa kewirausahaan. Anastasia D. Miranti (2008:5) mengemukakan bahwa :

Salah satu terobosan yang perlu dilakukan untuk mengatasi pengangguran di negeri ini adalah dengan membuka lapangan kerja baru, melatih tenaga-tenaga muda untuk menjadi entrepreneur dalam setiap jenjang pendidikan terutama pendidikan menengah atas (setingkat SMA) dan Perguruan Tinggi adalah hal yang mutlak dilakukan. Menanamkan jiwa atau sikap kewirausahaan harus dilakukan sejak dini, tanpa mempertentangkan apakah kemampuan berwirausaha itu berkat bakat (terlahir) atau hasil pendidikan (terdidik). Selain itu, pendidikan dapat menjadi pendorong kesuksesan berwirausaha.

Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (prakerin) merupakan salah satu inovasi dalam menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK.

Sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum SMK Departemen Pendidikan Nasional (2004:11) menyebutkan bahwa :

Praktik Industri adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri atau asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dan tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap


(25)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan, seperti day release, block release, dan sebagainya.

Sedang M. Kamil (2007:78) mengungkapkan bahwa :

Praktek Kerja Industri (magang) merupakan suatu proses pembelajaran yang mengandung unsur “belajar sambil bekerja” (learning by doing), dimana warga belajar akan membiasakan diri untuk mengikuti proses pekerjaan yang sudah biasa dilakukan oleh sumber belajar, fasilitator.

Sementara itu Kamajaya mengungkapkan bahwa “Praktek kerja industri adalah merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan di SMK (dual system) yang ditujukan untuk memberikan sarana penguasaan kompetensi bagi siswa yang relevan dengan kebutuhan DU/DI dan praktikan diharapkan dapat memiliki wawasan industrialisasi secara utuh”.

Pola pembelajaran di dua tempat seperti ini mutlak dilaksanakan di sekolah

kejuruan. Hal ini seperti pendapat Wena (1997:22) bahwa “bagi lembaga pendidikan

kejuruan praktik industri merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan

pendidikannya”.

Sedang Pakpahan (1997:1) menjelaskan bahwa “praktik industri adalah program bersama antara SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan Dunia Usaha/ Dunia Industri dimana penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar didua tempat yaitu

di sekolah dan di industri”. Dalam melaksanakan praktik industri tersebut SMK menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi baik negeri maupun swasta. Adanya pelaksanaan praktik industri ini diharapkan dapat


(26)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangun mental dan memotivasi para siswa untuk berwirausaha. Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi suatu negara utamanya negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, akan dapat berjalan dengan baik apabila dirangsang oleh adanya aktifitas di bidang kewirausahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian

tentang ” Pengaruh Praktek Kerja Industri terhadap Motivasi Berwirausaha (Survei pada peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran di SMK Negeri 1 Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

SMK Negeri 1 Bandung merupakan salah satu SMK Program Keahlian Manajemen Bisnis yang diharapkan mampu menyiapkan peserta didiknya untuk dapat langsung beradaptasi dalam dunia kerja maupun menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. SMK Negeri 1 Bandung menyiapkan lulusannya untuk bekerja dalam bidang tertentu dengan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri atau berwirausaha. Hal itu tersirat di dalam UU No.20/2003 Pasal 18 dan penjelasan Pasal 15 yang mengatur pendidikan menengah kejuruan. Ini juga sejalan dengan tujuan umum dan khusus SMK yang terdapat dalam Dokumen I Kurikulum SMK 2004, menyatakan bahwa:


(27)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak; (b) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik; (c) menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab; (d) menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia; (e) menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni; (f) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati; (g) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

Namun berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Kerja Khusus (BKK) SMKN 1 Bandung bahwa persentase lulusan yang berwirausaha sangat rendah, dari tahun ke tahun persentase lulusan yang berwirausaha mengalami penurunan, padahal seharusnya program keahlian pemasaran memiliki persentase yang tinggi dan terus meningkat dalam jumlah lulusan yang berwirausaha. Karena pada program studi keahlian pemasaran siswa tidak hanya dituntut untuk mengerti pelajaran formal, namun siswa dituntut untuk menerapkan jiwa entertpreneur dalam hubungan sosialnya.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut :

Upaya yang dilakukan SMK Negeri 1 Bandung dalam menyesuaikan lulusan sekolah dengan dunia industri yang dibutuhkan adalah dengan cara melaksanakan praktek kerja industri (magang). Pelaksanakan praktek kerja industri ini dapat menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi baik negeri maupun swasta, sehingga


(28)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat membangun mental dan memotivasi para siswa untuk berwirausaha.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan praktek kerja industri pada peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Bandung.

2. Bagaimana gambaran motivasi berwirausaha peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Bandung.

3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap motivasi berwirausaha pada peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Bandung.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai :


(29)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Gambaran pelaksanaan praktek kerja industri pada peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Bandung.

2. Gambaran motivasi berwirausaha peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Bandung.

3. Besarnya pengaruh pelaksanaan praktek kerja industri terhadap motivasi berwirausaha pada peserta didik kelas XII Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu pendidikan, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pembelajaran yang menyangkut pelaksanaan praktek kerja industri terhadap motivasi berwirausaha peserta didik, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori bidang pendidikan.

2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran sekolah SMK


(30)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negeri 1 Bandung dalam mengembangkan strategi pembelajaran guna meningkatkan motivasi kewirausahaan peserta didik.

3. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang strategi pembelajaran mengingat masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan motivasi berwirausaha peserta didik dan lulusannya yang belum terungkap dalam penelitian ini.


(31)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh praktek kerja industri terhadap motivasi berwirausaha di SMK Negeri 1 Bandung. Variabel bebasatau independent variabel dalam penelitian ini yaitu praktek kerja industri. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau dependent variabeladalah motivasi berwirausaha. Adapun objek penelitian ini adalahpeserta didik kelas XIIprogram keahlian pemasarantahun ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 1 Bandung.

Objek penelitian di SMKN 1 Bandung, yaitu mengenaipengaruh praktek kerja industridanmotivasi berwirausaha.Sedangkan responden yang akan menjadi bahan penelitian adalah peserta didikkelas XIIprogram keahlianpemasarantahun ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 1 Bandung.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) adalah pendekatan cross sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Oleh karena itu akan diteliti pengaruh praktek kerja industri terhadap motivasi berwirausahapeserta didik SMKN 1 Bandung (Survei pada siswa kelas XII program keahlian pemasaran di SMKN 1 Bandung ).


(32)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:2). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dan verifikatif. Seperti yang diungkapkan oleh Travers dalam Husein Umar (2002:21) ”Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Penelitian yang berupa deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai praktek kerja industri. Sedangkan untuk penelitian verifikatif bermaksud untuk mengetahui kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Ker Linger yang dikutip oleh Sugiyono (2010:17)yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusidan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.


(33)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai objek penelitian. Suharsimi Arikunto (2009:96), menjelaskan bahwa, “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:58) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi praktek kerja industri (X) terdiri dari aspek kurikulum pembelajaran terdiri dari empat faktor, yaitu (1) modul kerja, (2) strategi personalisasi, (3) sumber belajar dan (4) praktek kerja magang. terhadap motivasi berwirausaha (Y) yang terdiri dari kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan afiliasi.

Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini:


(34)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item Praktek Kerja

Industri (Variabel X)

Prakerin/magang merupakan suatu proses

pembelajaran yang mengandung unsur

“belajar sambil bekerja” (learning by doing), dimana

warga belajar (pemagang) akan membiasakan diri untuk mengikuti proses pekerjaan yang sudah biasa dilakukan oleh sumber belajar, fasilitator

(pemagang)

M. Kamil

(2007:78)

Kurikulum pembelajaran

1. Modul Kerja Tingkat ketersediaan lembar kerja prakerin

Interval 1

Tingkat ketepatan lembar kerja prakerin

Interval 2

Tingkat keaktifan pemagang dalam mempelajari bahan belajar mandiri

Interval 3

Tingkat kemudahan dalam mempelajari bahan belajar mandiri (modul)

Interval 4

2. Strategi personalisasi

Tingkat semangat pemagang dalam mengikuti prakerin

Interval 5

Tingkat kemampuan pemagang dalam menyusun program prakerin

Interval 6

3. Sumber Belajar Tingkat ketersediaan referensi dan alat-alat yang mendukung


(35)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item Tingkat

kecocokan referensi dan alat-alat yang mendukung

Interval 8

Tingkat keaktifan mencari dan mempelajari sumber belajar

Interval 9

Tingkat kemampuan memanfaatkan referensi dan alat-alat yang tersedia

Interval 10

4. Praktek Magang Tingkat peluang dalam

memunculkan gagasan atau ide baru

Interval 11

Tingkat kemampuan dalam

menyampaikan pendapat

Interval 12

Pengelolaan Magang 1. Partisipasi dalam

Pengelolaan Tingkat keaktifan berpartisipasi mengelola prakerin

Interval 13

Tingkat meluangkan waktu dalam mengelola prakerin

Interval 14

Tingkat kepemilikan dorongan untuk ikut terlibat dalam mengelola prakerin

Interval 15

2. Tanggungjawab Pengelolaan

Tingkat tanggungjawab kelancaran


(36)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item

Motivasi Berwirausaha

(Variabel Y)

motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran

keberhasilan, yaitu dengan

membandingkan prestasinya sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain.

pelaksanaan prkerin Tingkat kemampuan mengerjakan tugas-tugas

Interval 17

Tingkat kemadirian dalam memecahkan masalah

Interval 18

Tingkat kesesuaian melaksanakan tugas dengan waktu yang telah ditentukan

Interval 19

1. kebutuhan akan prestasi

a. Kreativitas

Tingkat keinovatifan

Interval 20

Tingkat pencarian peluang

Interval 21

Tingkat

penindaklanjutan peluang

Interval 22

Tingkat inisiatif Interval 23 b. Umpan balik Tingkat

keinginan mendapatkan umpan balik

Interval 24

Tingkat mendapatkan umpan balik bagi keberhasilan wirausha


(37)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item Tingkat

mendapatkan umpan balik bagi perbaikan wirausha

Interval 26

c.Memperhitungkan keberhasilan Tingkat keterdorongan menentukan tujuan

Interval 27

Tingkat keterdorongan menghadapi setiap perubahan

Interval 28

Tingkat keterdorongan mempertanggungj awabkan setiap hasil wirausaha

Interval 29

d. Menyatu dengan tugas

Tingkat keterdorongan mencapai tujuan berwirausaha

Interval 30

Tingkat keterdorongan berkomitmen terhadap kegiatan wirausaha.

Interval 31

Tingkat

keloyalan dalam kegiatan

berwirausaha

Interval 32

Tingkat kedisiplinan dalam kegiatan berwirausaha


(38)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item 2. Kebutuhan akan

kekuasaan a. mempengaruhi dan mengendalikan orang lain Tingkat keterdorongan untuk bersaing dengan orang lain.

Interval 34

Tingkat keterdorongan untuk lebih baik dalam

berwirausaha

Interval 35

Tingkat keterdorongan untuk

mempengaruhi orang lain.

Interval 36

b. respons terhadap masalah Tingkat kecepatan menanggapi permasalahan organisasi

Interval 37

Tingkat keaktifan melaksanakan kebijakan organisasi

Interval 38-39

3. kebutuhan akan afiliasi

a. kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain

Tingkat keterdorongan menciptakan


(39)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item hubungan yang

saling

menyenangkan dengan orang lain Tingkat

keterdorongan membina

hubungan yang saling

menyenangkan dengan orang lain

Interval 41-42

b. kebutuhan akan perasaan

dihormati

Tingkat keterdorongan menghargai prestasi kerja orang lain

Interval 43

Tingkat keterdorongan memberikan masukan kepada orang lain

Interval 44-45

c. kebutuhan akan perasaan

diikutsertakan

Tingkat keterdorongan melakukan kerja sama dengan orang lain.

Interval 46

Tingkat keterdorongan membantu orang lain

Interval 47


(40)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Data penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Data primer

Menurut Husein Umar (2008:42) yang dimaksud dengan data primer adalah Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang teribat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung.

Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari respoden, yaitu dengan cara komunikasi dengan responden dan melakukan observasi.Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu peserta didik SMKN 1 Bandung. Selain itu juga data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara terhadap pihak-pihak terkait di SMKN 1 Bandung.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan bahwa sumber data sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.


(41)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis Data Sumber Data Kategori Data

Tingkat pengangguran di Indonesia tahun 2013

Badan Pusat Statistik 2013 Sekunder Jumlah pengangguran terdidik

tahun 2008-2012

Data dan informasi ketenagakerjaan 2012

Sekunder Kemandirian wirausaha

menurut tingkat pendidikan

Modifikasi dari www.kopertis5.org Sekunder Rekapitulasi tamatan siswa

SMKN Bandung Program Keahlian Manajemen Bisnis

Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK) SMKN Bandung Program Keahlian Manajemen Bisnis

Sekunder

Hasil pra penelitian tentang motivasi kewirausahaan smkn 1 bandung program studi keahlian pemasaran

Pra Penelitian 2012 Primer

Tanggapan responden terhadap praktek kerja industri kelas XII program keahlian pemasaran angkatan 2012/2013

Peserta didik kelas XII program keahlian pemasaran angkatan 2013/2014

Primer

Tanggapan responden terhadap motivasi berwirausaha kelas XII program keahlian pemasaran angkatan 2012/2013

Peserta didik kelas XII program keahlian pemasaran angkatan 2013/2014

Primer

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2013

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Anggota Sampel 3.2.4.1Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara


(42)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.

Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII program Keahlian Pemasaran SMKN 1 Bandung berukuran 139peserta didik yang dijadikan populasi penelitian yang terlihat pada Tabel 3.3.

TABEL 3.3

DATA POPULASI PESERTA DIDIK KELAS XII PROGRAM STUDI PEMASARAN SMK NEGERI 1 BANDUNG

Peserta didik kelas XII program studi pemasaran

Jumlah

Kelas XII PS 1 35

Kelas XII PS 2 34

Kelas XII PS 3 34

Kelas XII PS 4 36

TOTAL 139

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2013

3.2.4.2Sampel

Menurut Sugiyono (2010:116) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Salah satu syarat dalam penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat representative, artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. MenurutArikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:


(43)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Keterbatasan biaya 2. Keterbatasan tenaga

3. Keterbatasan waktu yang tersedia.

Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Seperti pendapat Sugiyono (2010:116), yang menyatakan bahwa :

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin dalam Husein Umar(2008:141), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2

1 Ne N n

 

Keterangan:


(44)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N : Ukuran populasi

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e0,1)

Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

N = 140 e = 0.1 Maka :

(hasil pembulatan)

Menurut Winarmo Surakhmad (1998:100) bahwa “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Kemudian agar sampel yang digunakan representatif, maka pada penelitian ini ditentukan sampel yang berjumlah 58 orang. dengan pembagian ukuran sampel masing-masing komunitas sebagai berikut.

TABEL 3.4

UKURAN SAMPEL TIAP KELAS

Kelas Jumlah Populasi Perhitungan Sampel Ukuran Sample

per Kelas

XII PS 1 35 58 14,60

139 35

 15

XII PS 2 34 58 14,1

139 34

 14

,

58159 

n 58

139

n

2,39

0, 01

139 1

139

  n


(45)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

XII PS 3 34 58 14,1

139 34

 14

XII PS 4 36 58 15,02

139 36

 15

Total 139 58

Sumber : Pengolahan data 2012

Berdasarkan Tabel 3.4 ukuran sampel penelitian ini sebanyak 58 yang terbagi dalam kelas XII PS 115, kelas XII PS2 dan XII PS 3 14sertakelas XII PS4 15 sampel.

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2011:116) mengemukakan bahwa: “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Sedangkan menurut Uber Silalahi (2009:236):

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen, atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling. Untuk mendapatkan sampel yang representatif, maka harus diupayakan subjek dalam


(46)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi unsur sampel. Sehingga digunakan teknik simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak tanpa memperhartikan strata.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling, menurut Sugiyono (2011:120),teknik ini digunakan apabila pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai beberapa


(47)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X(praktek kerja industri) dan variabel Y (motivasi berwirausaha).

Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu peserta didik kelas XII program studi pemasaran tahun angkatan 2013/2014. Kuesioner ini mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel praktek kerja industri (X)dan variabel motivasi berwirausaha (Y). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.

Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut: a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval. 2. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari praktek kerja industri dan motivasi berwirausaha.


(48)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2010:172), “Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2009:170)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

 

  )} ( ( }{ ) ( ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy

X

Y


(49)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel atau (rhitung>rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau (rhitung≤ rtabel).

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows.Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan Tabel 3.5 dibawah ini :

TABEL 3.5

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi

Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2009:178)

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji

2

X

2


(50)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

2

1 2

r n r t

 

 ; db = n-2

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika t hitung > t tabel 2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika t hitung ≤ t tabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Adapun variabel yang diuji yaitu praktek kerja industri dan motivasi berwirausaha.Jumlah seluruh responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebanyak 58 orang, dengan dk = n-2 = 58-2=56 dan tingkat kesalahan 5% maka akan diperoleh rtabel = 0,263.

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen praktek kerja industrisebagai variabel X dan motivasi berwirausaha sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk variabel X adalah 19, untuk item pertanyaan variabel Y berjumlah 29 item setelah melakukan uji validitas semua item pertanyaan valid.


(51)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL PRAKTEK KERJA INDUSTRI (X)

NO Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Praktek Kerja Industri 1. Kurikulum

a. Bahan Belajar Mandiri

1

Peserta didik memiliki lembar kerja prakerin (modul) untuk laporan harian kegiatan prakerin

0,325 0,263 Valid

2

Peserta didik mengisi lembar kerja prakerin (modul) dengan tepat sesuai dengan kegiatan prakerin

0,602 0,263 Valid

3

Keaktifan peserta didik

(pemagang) dalam mempelajari bahan belajar mandiri (modul)

0,354 0,263 Valid

4

Peserta didik (pemagang) mudah dalam mempelajari bahan belajar mandiri (modul)

0,440 0,263 Valid

b. Strategi Personal

5 Peserta didik (pemagang)

bersemangat mengikuti prakerin 0,320 0,263 Valid 6

Peserta didik (pemagang) mampu dan paham dalam menyusun program prakerin

0,522 0,263 Valid

c. Sumber Belajar

7

Ketersediaan buku-buku atau referensi lain dan alat-alat yang mendukung proses pelaksanaan prakerin

0,305 0,263 Valid

8

Buku-buku dan alat-alat yang mendukung proses pelaksanaan prakerin cocok untuk digunakan

0,367 0,263 Valid

9

Peserta didik (pemagang) aktif dalam mencari dan mempelajari sumber belajar untuk kelancaran proses pelaksanaan prakerin

0,443 0,263 Valid

10 Peserta didik (pemagang) mampu


(52)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NO Pernyataan rhitung rtabel Ket.

alat yang tersedia bagi kelancaran proses pelaksanaan prakerin

d. Praktek Magang

11

Peserta didik (pemagang) berkesempatan memunculkan gagasan atau ide baru saat pelaksanaan prakerin

0,443 0,263 Valid

12

Peserta didik (pemagang) mampu dalam menyampaikan pendapat yang berhubungan dengan pekerjaan

0,267 0,263 Valid

Pengelolaan Magang a. Partisipasi dalam Pengelolaan

13

Peserta didik (pemagang) berpartisipasi aktif dalam mengelola kegiatan prakerin

0,343 0,263 Valid

14

Peserta didik (pemagang) selalu meluangkan waktu dalam mengelola prakerin

0,546 0,263 Valid

15

Peserta didik (pemagang) selalu memiliki dorongan untuk ikut terlibat dalam mengelola prakerin

0,354 0,263 Valid

b. Tanggung Jawab Pengelolaan

16

Peserta didik (pemagang) selalu bertanggungjawab atas kelancaran proses pelaksanaan prakerin

0,320 0,263 Valid

17

Peserta didik (pemagang) selalu mampu mengerjakan tugas-tugas dalam pelaksanaan prakerin

0,536 0,263 Valid

18

Jika menghadapi masalah saat prakerin, peserta didik (pemagang) selalu berupaya memecahkannya secara mandiri

0,428 0,263 Valid

19

Peserta didik (pemagang)

melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan

0,443 0,263 Valid


(53)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel praktek kerja industri diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada item ketepatanpeserta didik dalam mengisi lembar kerja prakerin dengan tepat sesuai dengan kegiatan prakerin yang bernilai 0,602sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi sedangkan nilai terendah terdapat pada item peryataan tentang kemampuan peserta didik dalam menyampaikan pendapatnya yang berhubungan dengan pekerjaanyang bernilai 0,267 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tidak tinggi.Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel motivasi berwirausaha (Y)dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut ini :

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI BERWIRAUSAHA (Y)

NO Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Motivasi Berwirausaha 1. Kebutuhan akan prestasi

a. Kreativitas

20

Dorongan dalam diri pemagang untuk melakukan kegiatan wirausaha dengan cara-cara baru yang lebih inovatif.

0,739 0,263 Valid

21

Dorongan dalam diri pemagang untuk mencari peluang agar maju dalam melakukan kegiatan wirausaha

0,746 0,263 Valid

22

Dorongan dalam diri pemagang untuk menindaklanjuti setiap peluang dalam melakukan kegiatan wirausaha.

0,667 0,263 Valid

23

Dorongan dalam diri pemagang untuk berinisiatif dalam melakukan kegiatan wirausaha


(1)

166

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dihadapi secara mandiri merupakan indikator terendah dalam pelaksanaan praktek kerja industri dibandingkan dengan indikator lainnya yaitu sebesar 88,67%. Indikator yang belum optimal ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari pihak sekolah maupun Dunia Usaha/Dunia Industri dalam hal peningkatan tanggungjawab pemagang yaitu peserta didik dalam memecahkan masalah prakerin yang timbul secara mandiri.

2. Kebutuhan akan prestasi harus lebih ditingkatkan, terutama dalam kreativitas pemagang yaitu peserta didik dalam melaksanakan praktek kerja industri. Demikian pula kebutuhan akan kekuasaan perlu ditingkatkan, terutama dalam hal merespon terhadap masalah-masalah organisasi. Pemenuhan terhadap kebutuhan afiliasi perlu diperhatikan untuk memotivasi pemagang yaitu peserta didik untuk berwirausaha. Kebutuhan afiliasi dapat dipenuhi salah satunya dengan cara pemberian penghargaan misalnya berupa nilai yang tinggi.


(2)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamasuddin. (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Adeyinka Tella. (2007). Work Motivation, Job Satisfaction, and Organisational

Commitment of Library Personnel in Academic and Research Libraries in Oyo State. Nigeria

Aaltje D. (2012). Relevansi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Kejuruan dengan Kebutuhan Dunia Kerja. APTEKINDO. Indonesia

A.M, Sardiman, (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Anastasia, (2008), warta ISEI Edisi Mei 2008, Bandung

Anita Lie. 2007, Cooperative Learning Diruang-Ruang Kelas. Jakarta:Grasindo. Anwar Prabu, M, (2007), Evaluasi Kinerja SDM, Bandung,: Refika Aditama Alma, Buchari, (2009), Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta

Badan Pusat Statistik, (2013), Tingkat Pengangguran Indonesia

Bambang Banu Siswoyo , (2009), Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan

Dosen dan Mahasiswa

Berthold dan Neumann, (2008), The Motivation of Entrepreneurs:Are Employed

Managers and Self-employed Owners Different?

Daeng Arifin & Pipin Arifin (2010) Keprofesionalan Seorang Guru. Bandung: Pustaka Ak-Kasyaf


(3)

167

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Djati Sutomo. (2007). Menjadi Entreneur Jempolan. Jakarta: Penerbit Republika. Djudju Sudjana. 2004. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:

Remaja Rosda Karya

E Mulyasa, (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosda Karya. Bandung

Elias Habibah and Wan Rafael Abdul Rahman, Achievement Motivation of

University Students, Universiti Pertanian Malaysia Press 1995

Hamalik Oemar 2007 Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung:Sinar Baru Officer. Hamzah B Uno. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta

Hasibuan, Malayu SP. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktivitas. Bumi Aksara, Jakarta

Husain Umar. (2008), Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Indrawijaya, (2009), Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru Algesindo

Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional. 1996. Konsep Pendidikan Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Tersedia : http://aprianto29.wordpress.com/2009/01/13/relevansi-psg-pada-SMK-di-kalteng-dengankebutuhan-pasar-kerja

McClelland, D, C.(1961). The Achieving Society. New York: Van Nostrand Reinhold

Moch. Ali. 1985, Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung, Angkasa. Morales, (2007), The Entrepreneurial Motivation In Academia


(4)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyadi, Hari, (2011), Pengaruh Pendidikan dan Latihan Serta Magang Terhadap

Sikap dan Motivasi Kewirausahaan Implikasinya pada Perilaku Kewirausahaan Mahasiswa

Murniati dan Nasir Usman, (2009), Implementasi Manjemen Strategik dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan: Citra Pustaka Media Perintis Mustofa Kamil, (2010), Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi):

Bandung, Alfabeta

Nana Sudjana. 2004. Penilaian Hasil Proses Bejlaar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Nolker H. Schoenfeldt, (1998), Pendidikan Kejuruan Pengajaran Kurikulum

Perencanaan, Jakarta: Gramedia Putaka Utama.

Rivai, Veithzal, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

S. Jolanda A. Hessels. Motivation Based Policies for an Entrepreneurial EU

Economy. 2006. Scientific Analysis of Entrepreneurship and SMEs

Scott Shanea,*, Edwin A. Lockea, Christopher J. Collins. 2003. Entrepreneurial

motivation. Human Resource Management Review 13

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta __________. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. __________. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto.(2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara


(5)

169

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumantri, Suryana. (2001). Perilaku Organisasi. Bandung: Universitas Padjadjaran Syaeful Sagala, (2007), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin, (2006), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Syamsuddin, Abin, (2005), Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda

Tella, Adeyinka, (2007), Work Motivation, Job Satisfaction, and Organisational

Commitment of Library Personnel in Academic and Research Libraries in Oyo State, Nigeria

Tony Wijaya. 2007. Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.9, Yogyakarta.

Uber Silalahi. 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung:PT Refika Aditama.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional. 2007

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional. 2007. Yogyakarta: Tim Cemerlang.

Wena, Made, (1996), Pendidikan Sistem Ganda, Bandung : Tarsito

Wina Sanjaya, (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikurum Berbasis

Kompetensi. Jakarta :Prenada media.

Winardi, (2002), Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winarno Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik


(6)

Dewi Nur Fatimah, 2014

Pengaruh Praktek Kerja Industri TErhadap Motivasi Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yulianti, Dewi, (2010) Entrepreneurship Motivation On The Chinese Ethnic

Internet, surat kabar dan lain-lain :

www.kopertis5.org


Dokumen yang terkait

ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) PADA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 BLORA

1 12 97

PENGELOLAAN JARINGAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA Pengelolaan Jaringan Praktek Kerja Industri Program Keahlian Multimedia Di SMK Negeri Jumo Temanggung.

0 0 13

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 KOTA TERNATE.

2 6 56

Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri terhadap Motivasi untuk Menciptakan Industri Kreatif Siswa Kelas XII Program Keahlian Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Tonjong Kabupaten Brebes.

0 0 1

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 ADIWERNA TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 68

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 ADIWERNA TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 68

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT KERJA SISWA KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA.

0 0 181

PENGARUH KONSEP DIRI, PRAKTEK INDUSTRI DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN LISTRIK SMK NEGERI 3 JAYAPURA.

0 5 114

PENGARUH MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA TERHADAP KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI SISWA DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 1 132

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA :Surveipadapesertadidikkelas XII Program KeahlianPemasaran di SMK Negeri 1 Bandung: - repository UPI S MBS 0700021 Title

0 0 3