ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) PADA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 BLORA

(1)

ANALISIS KEBERHASILAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN) PADA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN

SMK NEGERI 2 BLORA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh: Sri Hartuti NIM 7101406123

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. DR. Joko Widodo, M. Pd Ismiyati, S. Pd, M. Pd NIP. 196701061991031003 NIP.198009022005012002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001


(3)

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Februari 2013

Sri Hartuti


(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Gagal, adalah saat aku menyerah dan berhenti untuk berusaha. (Sri Hartuti)

Persembahan


(5)

v

PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Keberhasilan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Pada Kelas XII Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Studi Strata 1 (satu) gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Semarang. Dalam penelitian skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan menuntut ilmu di UNNES. 2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi

kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.

3. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si, Pembantu Dekan Bidang Akademik yang telah memberi ijin penelitian.

4. Prof. Dr. Joko Widodo, M. Pd, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penelitian skripsi ini. 5. Ismiyati, S. Pd, M. Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan saran selama penelitian skripsi ini.

6. Drs. Sugiyanto, M. Pd, Kepala SMK Negeri 2 Blora yang telah memberikan ijin penelitian.


(6)

vi

7. Drs. Didik Supriadi, Waka Humas yang telah membantu dalam penelitian 8. Siswa-siswi kelas XII-AP SMK Negeri 2 Blora atas kerjasama dan

kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, Februari 2013


(7)

vii

SARI

Hartuti, Sri. 2013. “Analisis Keberhasilan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora.Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. DR. Joko Widodo, M. Pd, Pembimbing II: Ismiyati, S. Pd, M. Pd.

Kata kunci : Keberhasilan Prakerin, Contect, Input, Process, Product.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang akan mempengaruhi keberhasilan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) pada kelas XII program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora.

Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian evaluasi. Variabel yang akan di teliti adalah evaluasi suatu program dengan menggunakan evaluasi model CIPP (Context, Input, Procces dan Product). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII AP yang ada di SMK Negeri 2 Blora yang berjumlah 79 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket) dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stastistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata yang terjadi pada aspek Contect adalah sebesar 31,73 yang termasuk dalam kriteria baik. 51 siswa berpendapat bahwa Contect dari prakerin termasuk dalam kriteria baik dengan persentase sebesar 64,56%. Sebanyak 27 responden berpendapat sangat baik dengan persentase 34,18%. Sisanya sebanyak 1 responden mengungkapkan bahwa Contect dari prakerin telah dilaksanakan dengan cukup baik dengan persentase 1,26%. Rata-rata yang terjadi dalam aspek Input adalah sebesar 36,16 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. 59 respoden (74,69%) berpendapat bahwa aspek Input dalam kriteria baik. 18 responden (22,78%) berpendapat sangat baik. 2 responden (2,53%) berpendapat cukup baik. Rata-rata yang terjadi dalam aspek Procces adalah sebesar 24,42 yang termasuk dalam kriteria baik. 42 responden (53,16%) berpendapat bahwa aspek proses dari prakerin dalam kriteria baik. 37 siswa (46,84%) berpendapat cukup baik. Rata-rata yang terjadi dalam aspek Product adalah sebesar 19,58 termasuk dalam kriteria cukup baik. 45 responden (56,96%) berpendapat baik. 34 responden (43,04%) berpendapat bahwa cukup baik.

Simpulan penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi keberhasilan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) pada kelas XII program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora Aspek konteks adalah pemahaman dan kesadaran mereka mengetahui tugas dan ta nggung jawab masing- masing. Aspek masukan memberikan gambaran tentang ketersediaan alat sebagai sarana praktekdan pembimbingan yang dilakukan selama praktek berlangsung. Aspek proses meliputi ketepatan dan keterampilan siswa dalam pengerjaan tugasdan penguasaan materi yang diterima di sekolah. Aspek hasil merupakan respon yang


(8)

viii

ditunjukkan oleh pihak industry atau sebagai timbal balik yang diberikan oleh pihak industry kepada pihak sekolah. Disarankan kepada siswa hendaknya lebih memperhatikan pembelajaran yang telah di ikuti dengan seksama agar antara teori dengan praktek sehingga dapat diselaraskan. Pihak sekolah agar menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan pihak industri agar tercipta suasana yang nyaman dan penyesuaian yang mudah dengan lingkungan tempat praktek.


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Konsep Dasar Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)... 11

2.2 Peran Prakerin Dalam Pemberdayaan Kompetensi Lulusan SMK ... 12


(10)

x

2.4 Kriteria Keberhasilan Prakerin ... 15

2.5 Konsep Dasar Pendidikan Kejuruan ... 16

2.6 Pendidikan Kejuruan di SMK ... 18

2.7 Penelitian yang Relevan ... 20

2.8 Kerangka Berfikir... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Pendekatan Penelitian... 26

3.1.1 Metode penelitian ... 26

3.2 Variabel Penelitian ... 27

3.3 Teknik Pengumpilan Data ... 28

3.3.1 Teknik Dokumentasi... 28

3.1.1 Teknik Angket atau Kuesioner ... 28

3.4 Validitas dan Reliabilitas... 29

3.4.1 Validitas Konkuren ... 29

3.4.2 Reliabilitas ... 30

3.5 Metode Analisis Data ... 31

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Hasil Penelitian... 33

4.1.1 Gambaran Umum Tentang SMK Negeri 2 Blora ... 33

4.2 Statistik Deskriptif ... 34

4.3 Pembahasan ... 41

BAB V PENUTUP ... 58


(11)

xi

5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN ... 62


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Tabel Tempat Praktek Kerja Industri SMK Negeri 2 Blora ... 5

1.2 Tabel Kriteria Penilaian Prakerin ... 6

4.1 Tabel Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Contect dari Prakerin ... 36

4.2 Tabel Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Input dari Prakerin ... 37

4.3 Tabel Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Process dari Prakerin ... 39


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Permohonan Pengisian Angket Penelitian ...62

2. Instrumen Uji Coba Penelitian...64

3. Daftar Nama Siswa Pengisian Angket Kelas XIIAP1 ...68

4. Daftar Nama Siswa Pengisian Angket Kelas XIIAP2 ...70

5. Kisi-kisi Kuesioner Instrumen Penelitian ...72

6. Instrumen Penelitian ...74

7. Alat-alat yang Terdapat di SMK Negeri 2 Blora ...78

8. Suasana Pengisian Angket ...82

9. Validitas Uji Instrumen...82

10. Reliabilitas Uji Instrumen ...82

11. Tabulasi Data Uji Coba Instrumen ...82

12. Tabulasi Data Instrumen ...82

13. Surat Ijin Observasi ...100

14. Surat Ijin Penelitian ...101


(14)

BAB I PEN D AHULUAN

1.1Latar Belakang Mas alah

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mand ir i dan mengikut i pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan menjadi individu yang produktif ya ng mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan me miliki kesiapan unt uk menghadapi persaingan kerja. Selain me miliki pengetahuan yang c ukup siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan juga diharapkan telah mempunya i keahlian dala m bidang yang telah dipelajari sebelumnya di sekolah.

Pada program keahlian Administrasi Perkantoran, kompetensi yang akan dituj u adalah agar siswa ma mpu berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan relas i yang juga me mperhatikan norma dan lingkungan masyarakat. Siswa mampu menge mbangkan kemampuan unt uk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengeva luasi tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Selain itu s iswa juga diharapkan mahir dala m mengelo la surat atau dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga atau instansi ya ng bersangkutan. Mampu menerapkan dan mengembangkan


(15)

kemampuan menge lola administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggung jawabkan.

Untuk mencapai tujuan- tujuan yang telah d ipaparkan dalam kompetensi yang akan dit uju o leh Sekolah Menengah Ke juruan, maka diperlukan suatu proses pembelajaran yang me ngarahkan siswa kepada praktek-praktek perkantoran yang nyata agar siswa dapat mengena l dan me mperoleh pengala man langsung sebagai bekal keterampilan setelah lulus sekolah. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai adalah Praktek Kerja Industri.

Konsep Prakerin menurut Direktorat Jenderal Menengah & Kejuruan (1996:2) yaitu praktik keahlian produktif, dilaksanakan di

industri dalam bentuk “Praktik Kerja Industri” berbentuk kegiatan

mengerjakan produksi atau jasa (pekerjaan yang sesungguhnya) di perusahaan atau industr i. Dengan kata lain pembelajaran t idak hanya berada dalam lingkungan sekolah me la inkan belajar sekaligus bekerja langsung d i tempat kerja yang na nt i akan diatur penempatannya saat pelaksanaan prakerin. Prakerin juga dapat diartikan sebagai ikut bekerja sekaligus belajar menempatkan diri sebagai seorang karyawan yang sebenarnya di kantor. Prakerin me mpunyai tuj uan untuk me mberikan pengalama n kerja secara langsung pada siswa yang nant i akan s angat berguna saat mereka menjadi seorang karyawan yang sesungguhnya. Prakerin sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan siswa dengan pengalama n bekerja langsung d i industri dengan arahan dari pembimbing ya ng terkait dengan program prakerin.


(16)

Prakerin dilaksanakan dalam 2 (dua) waktu dalam satu tahun ajaran. Prakerin rut in d ilaksanakan pada bulan Juli unt uk grup A atau kelompok pertama dan pada bulan September untuk grup B atau kelompok kedua selama 2 bulan. Prakerin dilaksanakan oleh siswa kelas XII pada Sekolah Menengah Kejuruan sesuai denga n ketentuan yang telah ditetapkan oleh p ihak sekolah. Pelaksanaan prakerin menggunakan model block release yang d imana waktu belajar di industr i tela h diat ur dan disepakati bersama antara pihak sekolah dengan pihak i ndustri sebelum kegiatan prakerin dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan juga d ilakukan kegiatan monit oring yang dilakukan oleh pihak industr i ataupun pihak sekolah. Monitoring dilakukan unt uk menent ukan t ingkat keberhasilan yang d icapai oleh siswa di tempat magang. Kegiatan monit oring dibuktikan dengan adanya buku yang menje laskan kegiatan apa saja yang telah d ikerjakan siswa saat melaksanakan kegiatan prakerin. dalam buku monitoring tercantum kegiatan apa saja dan waktu pengerjaan tugas yang diberikan kepada siswa.

Keberhasilan prakerin d itunjukkan dengan tercapainya kompetensi- kompetensi atau tujuan- tujuan diadakannya prakerin. Sebagai tolok ukur dari keberhasilan prakerin ini adalah dengan adanya perubahan yang terjadi pada siswa praktikan setelah melaksanakan prakerin. Perubahan dapat dilihat dari t ingkat kemamp uan s iswa dalam me laksanakan tugas- tugas perkantoran saat melaksanakan prakerin atau di tempat magang. denga n adanya perubahan yang terjadi dala m d iri


(17)

siswa baik perubahan dalam segi ke mampuan maupun pengetahuan siswa setelah me laksanakan kegiatan prakerin. Diadakannya prakerin me mpunyai t ujuan a gar siswa dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan layaknya pegawai yang sesungguhnya, tidak hanya me lalui teori- teori yang diajarkan di sekolah tetapi juga prakte k atau bekerja langsung guna mengukur t ingkat kemampuan s iswa. Dengan kata lain prakerin me mberikan pengala man yang nyata tentang pekerjaan yang nant i akan dihadapi siswa setelah lulus dari sekolah.

Sebagai tanda bahwa siswa telah me laksanakan kegiatan prakerin sekolah me mberikan sebuah sertifikat keterampilan yang akan diberikan setelah masa prakerin selesai. Pemberian sertifikat ini dengan tujuan pengakuan atas keterampilan s iswa dala m menerapkan teori yang didapat dari sekolah ke dalam lingkunga n kerja yang sesungguhnya.

Menurut data yang ada selama 3 tahun terakhir SMK Negeri 2 Blora telah bekerjasama dengan berbagai instans i baik industr i maupun pemerintaha n untuk me laksanakan program prakerin. Seperti yang dapat kita lihat dalam tabel berikut :

1.1 Tabel tempat Praktek Kerja Industri SMK Negeri 2 Blora


(18)

1. 2007/2008

a. Setda Kab. Blora b. Kantor Kec. Blora c. Kantor Diknas

Blora

d. Kantor PMD e. BRSD Blora f. Dep. Agama Blora g. Kantor Pariwisata h. Kantor Kejaksaan

12 3 4 3 3 4 2 4 12 3 4 2 3 4 2 4

Jumlah 8 35 34

2. 2008/2009

a. Setda Kab. Blora b. Kantor Kec. Blora c. Kantor Diknas

Blora

d. BRSD Blora e. Dep. Agama Blora f. PPT Migas Cepu g. Kantor Kejaksaan h. BRI Blora

10 3 2 4 3 4 3 10 11 4 3 4 2 5 2 8

Jumlah 8 39 39

3. 2009/2010

a.Setda Kab. Blora b.Kantor Kec. Blora c.Kantor Diknas

Blora

d.BRSD Blora e.Kantor Pos Blora f. PPT Migas Cepu g.Kantor Kejaksaan h.PANWAS

i. BKD Kab. Blora j. Kelurahan Jepon k.NAKERTRANSOS l. Kantor Kec.Todanan 8 3 2 4 2 4 3 2 4 3 3 2 8 3 2 4 2 - 3 2 4 3 2 2


(19)

Sumber: Da ftar tempat prakerin SMK Negeri 2 Blora 2007-2009

Data yang diperoleh pada 3 tahun terakhir ini dapat diketahui bahwa perolehan nila i siswa telah me menuhi kriter ia yang telah ditentukan dengan perolehan nila i antara 7,00- 8,99 oleh Mintarsih.

1.2 Tabel Kriteria Nila i Prestasi OJT

KRITERIA NILAI PRESTASI OJT

Angka Huruf

0,00 – 6,99 7,00 – 8,99 9,00 – 10

Tidak LULUS

LULUS (Berhasil Ba ik) LULUS (Berhasil Istimewa)

Hal ini dapat menandakan bahwa siswa SMK Negeri 2 Blora telah melaksanakan program prakerin de ngan baik. Suatu pelatihan dikatakan efektif j ika pelat iha n ini dapat memot ivasi peserta pelatihan unt uk meningkatkan kinerja, keterampilan, kesempatan unt uk berpartisipasi aktif, member ikan kesempatan untuk berlatih. Memberikan umpan balik tepat waktu mengenai k inerja pelatihan, me mberikan penguatan selama magang, ma mpu beradaptasi dengan masalah- masalah tertentu dan mendorong trans fer positif dari pelat ih dan pekerja. Seperti yang dikatakan oleh Wood (1995:180).

“To be effective, training methods should; mot ivat ed the t rainee to improve his or perf ormance, clearly demonst rat e desired sk ills, provide and apportunity to practice, provide timely feedback on the trainee’s performance, prov ide some means f or reinforcement while t he t rainee learns, be st ruct ured f rom simple t o complex t ask, be adapt ed t o specif ic


(20)

problems, encourage posit ive t ransf er f rom t raining t o t he j ob (Wood, 1995:180).

Menurut Suobere Puyate (2008: 3) dalam Olaitan (2006) mendefinisikan bahwa kejuruan/pendid ikan teknis sebagai aspek pendidikan yang merupakan keterampilan berorientasi akuis i- bentuk pelatihan, d idasarkan pada penerapan matemat ika dan pengetahuan ilmiah da lam b idang tertent u untuk aktua lisasi d iri dan pengembangan. Sower (1971) menyatakan kejuruan/teknik pendidikan adalah pro ses sosial, terutama yang bersangkutan dengan orang- orang dan bagian mereka adalah menyiapkan orang- orang yang ma mpu bekerja dan meningkatkan potensi tenaga kerja.

Lain ha lnya dengan yang tercantum dala m On-t he-j obTraining in Apprent iceship oleh Canadian Apprent iceship Forum bahwa pengenalan tempat ma gang ter lebih dahulu j uga akan me mpunyai dampak positif bagi s iswa. Memperkenalkan tempat mereka bekerja merupakan satu cara yang sangat tepat untuk me nunjukkan bagaimana suasana magang yang akan siswa kerjakan. Menjelaskan secara detail tentang tugas- tugas yang akan dilakukan siswa dalam bekerja sebelum siswa terjun la ngsung ke dalam bagian dari perusahaan. Tujuannya adalah agar siswa cepat menangkap dan memberikan umpan balik yang baik perusahaan.

Pengenalan dengan lingkungan sebelum pelaksanaan prakerin juga dituj ukan agar siswa dapat mengena li lingkungan tempat kerja yang akan mereka masuki saat pelaksanaan kegiatan. Siswa dikenalkan


(21)

kepada lingkungan yang berbeda dengan sekolah sebagai tempat pembelajaran. Umpan balik atau f eedback akan cepat tercipta dengan adanya interaksi yang baik antara siswa dengan karyawan yang ada pada instansi terkait. Maka dari itu perlu adanya pengena lan terhadap lingkungan te mpat pembelajaran yang baru.

The Role of Unobserved Het e rogeneity and On-the-Job Training in the Employer Size-Wage Effect in Aust ralia mengatakan :

Such result s point specif ically to complementarit y between workers' sk ill and capital intensiveness, and to larger f irms' pract ice of mat ching sk illed workers together in larger plant s.

The diff iculty in t est ing t his conj ecture is t hat j ob t raining is rarely observ ed in dat a sets used t o examine size -wage eff ects. Fort unately, t he HILDA Survey dat a contains a battery of quest ions regarding j ob t raining. Thus the present st udy also advances t he lit erat ure by being t he f irst study to est imate the direct impact of job t raining on size -wage effect s using indiv idual-level data”.

Artinya bahwa antara keterampilan dan modal sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu perusahaan. Modal yang besar harus di imbangi dengan pekerja yang terampil pula. Biasanya t ingkat kesulitan berada pada pekerja, kurangnya penga matan terhadap keterampilan seorang pekerja. Memberikan pertanyaan tentang pelat iha n keterampilan me mbuat perusahaan dapat memperkirakan dampak pelatihan kerja pada ukuran upah dalam tingkat individu.

SMK Negeri 2 Blora merupakan SMK kelompok bisnis dan manajeme n yang telah me laksanakan Prakerin dengan baik. Salah satu program keahlian yang ada disana adalah Administras i Perkantoran yang terdiri dari 2 kelas yang terdir i dari kelas AP1 dan kelas AP2. Tidak


(22)

hanya program keahlian Administrasi saja yang terdapat disana tetapi terdapat juga program keahlian lain ya itu Akuntans i, Penjualan dan Tata Busana yang pada tiap program keahlian wajib me laksanakan kegiatan prakerin. Pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 2 Blora ini dapat dikatakan berhasil sebab sesuai hasil observasi awal yang dilakukan terkumpul data yang menyebutkan bahwa dari tahun 2007 sampai 2010 nila i rata- rata 8 bahkan tempat yang di gunakan untuk praktek juga mengala mi penambahan j umlah. Dengan keberhasilan ya ng te lah di tunj ukan inilah, menar ik unt uk dilakukan analis is tentang keberhasilan yang d i peroleh pihak SMK Negeri 2 Blora dalam me laksanakan prakerin dengan judul : “Analisis Keberhasilan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) Pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Ad ministrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora.

1.2 Pe rmasalahan

Sesuai dengan latar belakang yang te lah di ura ikan sebelumnya maka permasalahan yang da pat di ambil adalah faktor apa saja yang akan mempengaruhi keberhasila Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) pada kelas XII program keahlia n Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora.

1.3 Tujuan Pe ne litian

Tujua n dala m penelit ian ini adalah unt uk mengetahui faktor apa saja yang akan mempengar uhi keberhasilan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) pada kelas XII program keahlia n Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora


(23)

1.4 Manfaat Pe ne litian 1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya , khususnya masala h faktor yang me mpengaruhi keberhasilan Praktek Kerja Industri.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan kepada guru agar dapat meningkatkan kompetensi yang d imiliki sehingga gur u dapat mengajar dan mend idik siswa dengan baik.

b. Memberikan masukan kepada pihak sekolah agar menyediakan fasilitas belajar yang lebih me madai khususnya pada mata pelajaran yang bersangkutan.

c. Penelit i mendapatkan pengalaman dan pengetahuan ya ng dapat di gunakan sebagai acuan dalam melakukan penelit ia n selanjut nya.


(24)

BAB II

LAND ASAN TEOR I

2.1 Konse p D asar Praktek Ke rja Indus tri (PR AKERIN )

Pendidikan sistem ganda (magang) yang di Jerman dikenal dengan dual sistem of education dapat diartikan suatu bentuk penye lenggaraan pendidikan keahlian profes ional, yang memadukan sec ara sistematik dan sinkron program pend idikan d i sekolah dan program penguasaan keahlian/ keterampilan yang didapat mela lui bekerja langsung di dunia kerja/industri guna mencapai tingkat keahlian tertentu dan menumbuhkan sikap profesional (Sula iman, Wena 1996: 16).

Menurut Anwar dalam Ida Rohmah (2010: 35) prakerin atau magang adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesiona l yang me madukan secara sistematis dan sinkron program di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh me lalui ke giatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

Menurut Ha ma lik dalam Ida Rohma h (2010: 35) prakerin diart ikan sebagai penempatan individu di lingkungan perusahaan, dimana d ia bekerja dengan bimb ingan staf atau pimp ina n perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu.

Prakerin sebagai pendidikan dan pelatihan kerja dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada


(25)

penguasaan keterampilan fungs iona l yang sesuai dengan ke butuhan dunia kerja (Depdikbud, 2003: 30).

Prakerin merupakan suatu bentuk penempatan individu atau siswa kedalam suatu proses kegiatan praktek yang dilakukan sebagai sarana dalam pembelajaran. Prakerin mempersiapkan individu yang teramp il sesuai dengan program keahlian yang te lah dipelajari di sekolah. Dibekali dengan beberapa keterampila n yang sesuai dengan program keahlian yang mereka pilih diharapkan siswa dapat menjadi tenaga terampil yang siap unt uk bekerja. Siswa dipersiapkan sebagai tenaga terampil yang nant inya dapat mena mbah jumlah tenaga kerja yang d ibutuhkan oleh berbagai pihak pencari pekerja.

2.2 Pe ran Prake rin D alam Pe mbe rdayaan Kompe te ns i Lulus an SM K Peran prakerin dalam pemberdayaan kompetensi lulusan SMK menurut Wardiman dalam bukunya Wena (1996: 34) yaitu:

a. Hasil belajar peserta didik akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betul- betul memilik i keahlian profesional sebagai bekal unt uk meningkatkan taraf hidup nya, dan sebagai bekal untuk pengembangan dir i secara berkelanjutan.

b. Lead-t ime untuk mencapai keahlian profes ional me njadi s ingkat. Setelah tamat sekolah dengan s istem ganda, tidak memerlukan waktu latihan la njutan lagi untuk mencapai t ingkat keahlian siap pakai.

c. Keahlian profesiona l yang diperoleh me lalui pendidikan dengan sistem ganda dapat mengangkat harga dan rasa percaya diri


(26)

tamatan, yang selanj utnya dapat mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.

Kursus dan pelatihan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan unt uk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan s ikap kewirausahaan serta pengembangan kepribadian profesiona l. Kursus dan pelatihan dikembangkan mela lui sertifikasi dan akreditasi ya ng bertaraf nasiona l dan internasiona l (Depdikbud, 2003:30).

2.3 Imple me ntas i Praktek Ke rja Indus tri (PR AKER IN )

Wena (1996: 32) menyebutkan beberapa model penyelenggaraan pendidikan sistem ganda yait u:

a. Model day release, dimana dari 6 hari waktu belajar dalam satu minggu, berapa hari di ind ustri/perusahaan dan berapa hari di sekolah.

b. Model block release, waktu belajar disepakati bersama perbulan/catur wulan/ se mester di industr i/ perusahaan dan bulan/ catur wulan/ semester mana di sekolah.

c. Model hours release, dimana d isepakati jam- jam belajar yang harus dilepas dari sekolah dan dilaksanakan di industri/ perusahaan.

SMK Negeri 2 Blora me milih menggunakan model block release, yang pelaksanaannya telah disepakati dan diatur sebelumnya sebelum prakerin d ilaksanakan. Pelaksanaan dibagi menjad i 2 tahap ya it u tahap


(27)

pertama dilaksanakan pada bulan Juli- Agust us sedangkan tahap kedua dilaksanakan pada bulan September-Oktober seperti yang tertulis pada daftar tempat praktek kerja industri di SMK Negeri 2 Blora.

Dalam pembelajaran praktek di industri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Wena, 1996: 229) antara lain:

a. Pengajaran praktek harus berpijak pada pembelajaran teori di sekolah dan perkembangan jenis pekerjaan di industr i. Sebaliknya pembelajarn di sekolah juga harus tetap berpijak pada perkembangan jenis pekerjaan di dunia industr i.

b. Pengajaran praktek harus diatur sedemikia n rupa, sehingga peserta didik mendapat pengalaman kerja secara lengkap. c. Pengajaran praktek harus diatur mula i dari materi praktek

yang bersifat sederhana menuj u ma teri yang bersifat lebih kompleks.

d. Dalam pembelajaran praktek di industri siswa t idak semata-mata belajar keterampilan kerja yang bersifat motorik saja tetapi siswa jga har us belajar keterampilan- keterampilan yang bersifat kognit if maup un afektif.

e. Agar proses pembelajaran praktek dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka petunjuk kerja praktek yang bersifat sederhana dan mudah dipahami mut lak harus ada.


(28)

2.4 Krite ria Ke be rhas ilan Prake rin

Seperti yang tertuang pada Wena (1996: 50) pada dasarnya kebijakan link and match dalam dunia pendidikan bertujuan untuk me ningkatkan kualitas program dan hasil pendidikan itu send ir i. Jadi program dapat dikatakan berhasil j ika suatu kebijakan itu dapat mencapai tujuan yang ingin d icapai, seperti ha lnya dala m program prakerin s iswa dit unt ut unt uk me laksanakan kegiatan-kegiatan perkantoran yang sesungguhnya. Siswa menjadi terampil ba ik me nggunakan alat- alat perkantoran maupun me laksanakan prosedur perkantoran yang ada di tempat praktek yang nant inya akan menjadi sebuah pengala ma n dalam me ncari kerja.

Pendidikan dan pelatihan kerja dilaksanakan unt uk me ningkatkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan fungs iona l yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja (Depdikbud, 2003: 30). Dengan adanya pernyataan tersebut maka yang dikatakan berhasil adalah dimana siswa telah memilik i keterampila n yang sesuai dengan bidang ya ng te lah d ipelajari baik di sekolah maupun di industr i sebagai bekal dalam mendapatkan pekerjaan atau berwirausaha setelah me lakukan pendidikan forma l di sekolah. Keberhasilan tersebut ditandai dengan pemberian sertifikat keterampilan kepada siswa setelah me laksanakan program praktek kerja industri. Keterampila n yang didapat harusnya telah disesuaikan dengan kurik ulum dan program keahlian yang tela h diikut i selama proses pembelajaran di sekolah. Dengan kesesuaian pelatihan kerja diharapkan siswa dapat menge mbangkan dir i menjadi pr ibadi ya ng cakap dan terampil dalam bidangnya.


(29)

2.5 Konse p D asar Pe ndidikan Ke juruan

SMK adalah suatu fungs i untuk menyia pkan siswa sebagai produk unggul yang dapat bersaing di pasar bebas. Siswa SMK disini di did ik menjadi seseorang yang terampil dalam bidang tertentu yang nant inya akan menjadi sebuah sumber daya manus ia yang di but uhkan o leh pasar atau perusahaan industri. Dapat diartikan juga bahwa SMK merupakan wadah mencetak tenaga- tenaga terampil d i bidang tertentu dan dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. ( UU No. 040/U/1992)

Seperti yang dikatakan oleh Sukamto (Wena 1996 :2) pendidikan kejuruan adalah semua program pendidikan di berbagai jenjang, yang bertujuan unt uk me mbantu anak didik menge mbangkan potensinya kearah suatu pekerjaan atau karier. Jadi disini siswa di didik untuk mengena li dan mengembangkan bakat yang telah ada di diri siswa tersebut dalam suatu proses pembelajaran. Siswa dibimbing sesuai dengan bakat dan minat suatu program keahlian yang telah d ip ilihnya sendir i be rbeda dengan sekolah umum yang hanya mengajarkan materi- materi pengetahuan umum yang tidak spesifik.

Menurut Tho mson dalam bukunya Wena (1996:2) pendidikan kejuruan adalah seperangkat program pendidikan yang me mbantu ma nus ia dalam menge mbangkan pekerjaan dan kariernya. Pendapat ini berarti

pendidikan merupakan langkah awa l dalam menemukan dan

mengembangkan bakat yang terda pat dalam dir i seseorang untuk jenjang karier yang akan digelut inya kelak. Siswa diberikan beberapa keterampilan yang sesua i dengan minat ya ng te lah dite ntukan sebelumnya diawal proses


(30)

pembelajaran. Minat siswa terhadap sebuah program keahlian akan mengantarkan siswa unt uk me mperoleh sebuah keterampilan yang akan me mbawanya dalam sebuah lingkunga n pekerjaan.

Menurut Wena (1996:3) pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan me mbekali peserta didik dengan seperangkat pengetahuan (kognit if), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Pembelajaran ketiga ranah ini di maksudkan agar siswa dapat menjadi insan yang komprehensif (cakap) artinya tidak hanya me ngandalkan s isi motorik (keterampilan) saja tetapi menyelaraskan kesemua ranah yang ada disamping me mpunyai pengetahuan yang cukup seseorang juga dapat mengapresiasikan pengetahuan kedalam s ikap riil di masyarakat yang nant inya me merlukan keterampilan unt uk mewuj udkan tindakan tersebut.

Pengetahuan yang didapatkan dari proses pembelajaran di seko lah dan keterampilan yang diperoleh saat melaksanakan praktek kerja di industry merupakan komponen yang sangat berpengaruh bagi s iswa kejuruan dala m menent ukan pekerjaan apa yang akan mereka gelut i setelah me laksanakan proses belajar di sekolah.

2.6 Pe ndidikan Ke juruan di SM K

Pendidikan K ejuruan di SMK bertujuan unt uk :

a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi menus ia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berperasaan halus, berilmu, cakap, kreatif, inovat if, ma nd ir i, demokratis dalam sikap dan perilaku serta memaha mi sistem


(31)

ketatanegaraan demokratis, memiliki ta nggung jawab sosial, me miliki wawasan kebangsaan, mengharga i p lura lis m dan hak - hak asasi manusia, peduli pada pelestarian lingkungan, me miliki integr itas d an taat kepada hokum termasuk kesadaran membayar pajak dan sikap antikorupsi, serta tidak tercabut dari akar budaya Indonesia.

b.Membentuk manus ia berkualitas secara spirit ual, emos ional, intelektual dan fis ik, yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta me miliki s ikap wirausaha untuk mendukung peningkatan daya saing bangsa.

c. Memberi bekal kompetensi keahlian kepada peserta didik unt uk bekerja dalam bidang tertent u. (Peraturan Pemerintah Repub lik Indonesia Tahun 2003)

Pendidikan kejuruan di SMK berfungs i unt uk:

a. Menyiapkan peserta didik menjadi manus ia sebagaimana dimaksud pada ayat tujuan pendidikan kejuruan.

b.Menyiapkan peserta didik menjadi manus ia produktif, mampu bekerja mand ir i atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia kerja sebagai tenaga kerja tingkat menengah.

c. Menyiapkan peserta didik agar ma mpu me milih karir, ulet, dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian ya ng diminati. d.Menyiapkan peserta didik unt uk mamp u menge mbangkan dir i secara


(32)

Dengan demikia n pendidikan kejuruan bertujuan unt uk me mpersiapkan peserta didik unt uk ma mpu memasuk i lapangan kerja, dapat mengembangkan diri secara berkela njutan dan beradaptasi untuk menjadi tenaga kerja yang profesiona l. Dengan kata lain para peserta didik diharapkan mampu menge mbangkan potensi dasar yang telah mereka dapatkan di sekolah agar dapat beradaptasi dengan segera terhadap perubahan- perubahan yang terjadi. Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan yang terjadi pada persaingan pencarian kerja yang sesungguhnya setelah tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan. Denga n adanya perubahan yang terjadi d iharapkan siswa ma mpu dan ma u untuk sela lu mengembangkan potensi dan keterampilan mereka agar dapat diterima oleh dunia kerja.

Menurut kur ikulum 1986 Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat 6 (enam) kelompok pendidikan kejuruan yaitu:

a. Kelompok Pertanian dan Kehutanan

b. Kelompok Rekayasa

c. Kelompok Usaha dan Perkantoran

d. Kelompok Kesehatan dan Kemasyarakatan e. Kelompok Kerumah- Tanggaan

f. Kelompok Budaya (Wena, 1996: 5)

Kurikulum ta hun 1991- 1994 Sekolah Menengah K ejuruan mengala mi pengembangan. Dala m kurik ulum ini j uga terdapat 6 (enam) kelompok pendidikan kejuruan yaitu:


(33)

b. Kelompok Teknologi dan Industri c. Kelompok Bisnis dan Manajemen d. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat e. Kelompok Pariwisata

f. Kelompok Seni dan Kerajinan (Wena, 1996: 7)

2.7 Pe ne litian yang Re levan

a. Safitr i, Dia n. 2009. Pengaruh Kesesuaian Te mpat PSG, Minat, dan Motivasi Siswa Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan PSG Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Shalahuddin 1 Malang.

Hasil penelit ia n menunj ukkan bahwa (1) kesesuaian tempat PSG me miliki pengaruh s ignifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan P SG (2) minat siswa me miliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan PSG (3) motivasi s iswa dalam me laksanakan PSG memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan PSG (4) kesesuaian tempat PGS, minat dan motivasi s iswa memi lik i pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap keberhasila n pelaksaan PSG. Sehingga dapat disimp ulkan bahwa kesesuaian tempat PSG, minat dan motivasi s iswa baik secara parsial ma upun s imultan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan PSG siswa kelas XII Akuntansi SMK Shalahuddin 1 Malang. b. Samsul Maarip, 2008. Faktor-Faktor Pengha mbat Pelaksanaan Kegiatan

Praktek Kerja Industri (Prakerin) Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntans i SMK Antonius Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008.

Hasil penelit ian menunjukkan faktor- faktor penghambat pelaksanaan Prakerin siswa kelas XI program keahlian akuntans i SMK


(34)

Antonius Semarang tahun pelajaran 2007/2008 dan terdapat faktor penghambat yang paling me mpengaruhi pe laksanaan kegiatan Prakerin siswa kelas XI program keahlian akuntans i SMK Antonius Se marang tahun pelajaran 2007/2008. Terdapat tiga faktor pengha mbat uta ma yang berasal dari guru pemb imbing dan sekolah, empat faktor pengha mbat utama yang berasal dari siswa, dan lima faktor penghambat utama dari dari dunia usaha/industri. Dar i has il penelit ian tersebut maka terdapat beberapa hal yang harus dilakukan unt uk mengatasi faktor- faktor pengha mbat tersebut yait u: 1) bagi s iswa he ndaknya lebih me mpersiapkan diri denga n baik dan me maksimalkan segala pembekalan dari sekolah, 2) bagi sekolah dan guru pembimbing hendaknya lebih meningkatkan kerjasama dengan pihak DU/DI, 3) bagi pihak DU/DI he ndaknya lebih me mberikan kebebasan kepada siswa praktek dalam me njalankan kegiatan Prakerin.

2.8 Ke rangka Be rfikir

SMK merupakan suatu pola pendidikan yang mengarah pada terciptanya suatu tenaga ahli di s uatu bidang tertentu yang siap menjadi tenaga yang profesional yang dib utuhkan oleh dunia kerja. Sebagai penunjang dari kebijakan tersebut adalah dengan adanya suatu pendidikan sistem ganda yang merupakan imple mentasi dari kebijakan link and match. Adanya kebijakan link and mat ch mendorong berbagai pihak untuk menc iptakan sebuah pembelajaran yang berbasis praktek atau bekerja langsung pada sebuah lingkungan pekerjaan yang nyata, sehingga siswa akan memperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan saat mene mpuh jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.


(35)

Dalam program pendidikan siste m ganda (PSG) pembelajaran terjadi di dua tempat berbeda yaitu d i sekolah dan dunia kerja. Di sekolah siswa dibekali pengetahuan tentang teori dasar pendidikan dan keahlian keterampilan yang akan berguna dalam praktek kerja industr i di dunia kerja. Peningkatan kualitas siswa pendidikan SMK tercermin dari me ningkatnya prestasi belajar mereka. Dengan adanya peningk atan prestasi yang terjadi di suatu SMK maka akan meningkat pula kualitas siswa lulusan SMK sehingga lulusan SMK lebih mudah me masuki dunia kerja yang sesuai dengan misi SMK.

Praktek kerja industr i merupakan pelaksanaan belajar sekaligus bekerja langsung d i dunia kerja yang dilakukan ole h siswa sesuai arahan/petunjuk pembimb ing lapangan. Tuj uan d iadakan praktek kerja industri ini adalah agar s iswa me mperoleh ga mbaran yang nyata dan jelas mengenai sit uasi dan kondis i pekerjaan di dunia kerja yang sesungguhnya, sehingga setelah lulus para siswa tidak terlalu canggung dala m me masuki pasaran kerja karena sudah pernah dilatih bekerja semasa sekolah. Dengan adanya praktek kerja industri d iharapkan siswa dapat mendiskripsikan bagaimana lingkungan tempat mereka beke rja nantinya.

Kerja siswa dapat dikatakan berhasil apabila telah me mperoleh standart nila i yang merupakan akumulasi t iga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Depdikbud 1994:6). K etiga unsur tersebut siswa me mperolehnya dari pengetahuan ya ng d iperoleh di sekolah yang nant inya akan diaplikasikan di te mpat kerja yang sesungguhnya. Siswa me mperoleh keterampilan yang sesungguhnya dalam melaksanakan prakerin, mereka


(36)

dituntut unt uk mengerjakan pekerjaan yang sesungguhnya layaknya seorang karyawan. Siswa bertindak dan bersikap sebagai karyawan yang akan berinteraksi dengan karyawan lain.

Prestasi yang didapatkan dalam praktek kerja industr i ini berupa suatu sertifikat penghargaan yang dapat menunjukan bahwa siswa telah me laksanakan praktek kerja industri di perusahaan atau industr i tertentu. Sertifikat diberikan kepada siswa yang te lah me laksanakan prakerin dengan alokasi waktu yang tela h ditent ukan sebelumnya. Sertifikat keterampilan yang diberikan kepada siswa akan berguna saat siswa telah lulus dari sekolah, sertifikat keterampilan tersebut dapat menunj ukkan bahwa seseorang telah me mpunya i s uatu keterampilan tertent u yang telah diakuio leh pihak sekolah atau lembaga pendidikan la in.

Prins ip belajar menur ut Gestalt dala m bukunya Sla meto (2003:9) bahwa,belajar bukan semata- mata mengulangi hal- hal ya ng harus dipelajari tetapi mengert i atau me mperoleh insight, pembelajaran yang berdasarkan insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang rele van sehingga siswa dapat menggunakan pengetahuan yang te lah d ite rimanya di sekolah sebagai bekal dalam me laksanakan praktek kerja. Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan unt uk me mberikan pengalama n yang sesuai dengan program keahlian yang te lah dip ilih s iswa diawal proses belajar. Sekolah memberikan ke sempatan kepada siswa untuk belajar sekaligus bekerja dengan tujuan s iswa me ndapatkan pengalaman yang nyata tentang lingkungan kerja yang sesungguhnya.


(37)

Praktek kerja industri sebagai penga la man masa lampau s iswa yang nant inya merupakan bekal dalam mencar i pekerjaan yang sesua i dengan program keahlian yang te lah dipe lajari saat di sekolah. Siswa ditunt ut unt uk belajar sekaligus bekerja dan berbaur dengan karyawan lain di tempat kerja. Siswa bertindak sebagai karyawan yang sesungguhnya dalam me laksanakan prakerin.

Keberhasilan s iswa dalam praktek ditentukan oleh ke mampuan siswa dalam me laksanakan pekerjaan yang diharapkan oleh dunia usaha dan dunia industr i denga n me manfaatkan teori yang tela h d idapatkan di sekolah. Tingkat keberhasilan belajar dapat ditunj uk kan dari tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa. Faktor yang dapat me mpengaruhi t ingkat keberhasilan praktek kerja industri ini antara la in adalah faktor intern yang terdir i atas faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. F aktor ekstern yang dapat mempengaruhi keberhasilan praktek kerja industri ini terdir i dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor lain ya ng dapat mempengar uhi suat u praktek kerja industri adalah keterampilan dan s ikap untuk me nye lesaikan t ugas yang diberikan oleh pejabat yang terkait di tempat praktek kerja.

Dengan demik ian keberhasilan suatu praktek kerja industri dipengaruhi oleh banyak faktor, berdasarkan hal inilah pene lit i ingin mengetahui t ingkat keberhasilan praktek kerja industr i di SMK Negeri 2 Blora dengan kerangka berfik ir sebagai berikut:


(38)

Gambar 2.1

Sumber: Sla meto (2003: 54-72) dengan modifikasi Faktor- faktor yang

dapat mempengaruhi keberhasilan praktek kerja

Prose s praktek

kerja

Keberhas ilan praktek

kerja

Sertifikas i praktek


(39)

BAB III

M ETOD E PEN ELITIAN

3. 1 Pe nde katan Pe nelitian 3. 1. 1 Metode Penelit ian

Metode penelit ian yang d ipakai dalam kasus ini adalah penelit ia n evaluas i sebagai sebuah proses menentukan hasil yang te lah tela h dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan unt uk me ndukung tercapainya tujuan (Arikunto, 2008:1). Evaluas i program adalah upaya unt uk me ngetahu i efektivitas komponen program dalam me ndukung pencapaian tujuan program (Arikunto, 2008:17). Evaluasi program merupakan rentetan peristiwa penelit ian mula i dari perencanaan, sampai dengan me ngetahui hasil. Pelaksana evaluasi (evaluator) dapat mengetahui b agian mana dari komponen dan sub komponen yang belum terlaksana dan apa sebabnya.

Stufflebeam (1971) mengatakan bahwa evaluas i mer upakan proses mengga mbarkan, memperoleh dan me nyaj ikan informas i ya ng berguna unt uk me nilai a lternat if keputusan. Pendekatan yang d ipakai adalah perbandinga n berdasarkan kriteria intern, ya itu proses ditempuh pada saat masih berada pada fase pengembangan dan masih menga la mi perbaikan-perbaikan. Hasil yang d icapai akan menjadi dasar bagi penyempur naan rencana, proses maupun peningkatan hasil yang d icapai (Daryanto, 2008:91).

Stake melukiskan pendekatan ini dengan menggunakan dua cara evaluas i ya itu menetapkan contingenc ies antara ant ecedent s, t ransact ions


(40)

dan out comes dan menetapkan congruence antara apa yang diharapkan (kriteria) dan apa yang nyata terjadi (performance).

3. 2 Variabe l Pe ne litian

Variabel penelit ian adalah obyek penelitia n atau apa yang menjadi tit ik perhatian suatu pene lit ian (Ar ikunto, 2006:118). Variabel yang akan di telit i dis ini adalah eva luas i suatu program atau kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang sering disebut Prakerin dengan me nggunakan evaluasi model CIPP. Stufflebeam, menggolongkan s istem pendidikan atas 4 dimensi ya itu Cont ext, Input, Procces dan Product yang dis ingkat menjadi CIPP (Daryanto, 2008:88).

a. Evaluasi Konteks (Context)

Evaluasi konteks adalah upaya untuk mengga mbarkan dan merinci lingkungan kebutuha n yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dila yani, dan tujuan proyek.

b. Evaluasi Masukan (Input)

Evaluasi masukan adalah kema mpuan awal s iswa dan sekolah dalam menunjang program yang telah dilaksanakan, seperti penyediaan orang atau petugas yang akan membantu mengeva luas i.

c. Evaluasi Proses (Process)

Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dala m program, “siapa” (who) orang yang

ditunjuk sebagai penanggung jawab, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses di arahkan pada seberapa jauh kegiatan


(41)

yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

d. Evaluasi Produk atau Hasil (Product)

Evaluasi produk atau hasil d iarahkan pada hal- hal yang me nunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah.

3. 3 Teknik Pe ngumpulan D ata 3.3.1. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai ha l- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Ar ikunto 2006: 158). Metode dokumentasi dalam penelit ian ini digunakan unt uk mengumpulkan atau me mpeloleh data tentang siswa kelas XII di SMK Negeri 2 Blora .

3.3.2. Teknik Angket atau Kuesioner

Menurut Ar ikunto (2006: 151) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informas i dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui. Metode angket atau kuesioner digunakan sebagai cara unt uk memperoleh data atau infor masi dari responden dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan untuk t iap - tiap pertanyaan telah dite ntukan skor nila inya.

Angket dalam penelit ian ini digunakan untuk me ndapatkan informasi tentang bagaimana proses yang telah terjadi dalam program prakerin mulai dari perencanaan program sampai dengan hasil yang telah dicapai sesuai


(42)

jawaban dari siswa langs ung/ responden langsung dan hasilnya berupa angka yang nant inya akan ditabulasikan.

Angket disini merupakan pernyataan-pernyataan yang akan diberikan kepada responden, dalam setiap pernyataan disediakan beberapa alternatif respon yang mas ing- masing dari alternat if tersebut mempunyai nila i sebagai berikut :

1. Untuk jawaban Sangat Baik (SB) diberi skor 5 2. Untuk jawaban Baik (B) diberi skor 4

3. Untuk jawaban Cukup Baik (CB) diberi skor 3 4. Untuk jawaban Kurang Baik (KB) diberi skor 2

5. Untuk jawaban Tidak Baik (TB) diberi skor 1 (Ghozali, 2006: 41) 3. 4 Validitas dan Re liabilitas

3.4.1. Validitas Konkuren (Concurrent Validity)

Menurut Ar ikunto (2006:168) valid itas adalah suatu ukuran yang menunj ukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen ya ng valid atau sahih me mpunyai va lid itas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memilik i valid itas rendah.

Validitas yang digunakan adalah validitas konkuren yaitu menunj ukkan pada hubungan antara tes skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang (Sumarna, 2004 : 55). Sebuah tes dikatakan memiliki cocurrent validit y apabila hasilnya sesuai dengan pengalama n.


(43)

Digunakan validitas konkuren dengan alasan bahwa Prakerin merupakan sebuah proses nyata yang tela h d ilakukan oleh sekolah dan hasilnya diharapkan dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Rumus

= koefisien korelasi antara variable x dan y, dua variable lain yang dikorelasikan

= jumlah perkalian antara x dan y = kuadrat dari x

= kuadrat dari y

3.4.2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 :170). Digunakan metode internal konsistensi (Internal Consistensy) yaitu reliabilitas yang berkaitan dengan unsur-unsur yang membentuk sebuah tes, yaitu soal-soal yang membentuk tes (Sumarna, 2004 : 113).

Internal consistensy di dasarkan pada homogenitas atau korelasi antar skor jawaban pada setiap butir tes. Digunakan metode internal consistensy sebab dalam penelitian ini butir soal yang digunakan merupakan soal-soal yang membentuk suatu tes.


(44)

= reliabilitas tes k = jumlah soal

= jumlah varian dari skor soal = jumlah varian dari skor total

Untuk menguji coba instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha :

r 2 2 11 1 1 t b k k Keterangan : r

11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Σσb 2

: Jumlah varians butir

σt 2

: Varians total (Arikunto, 2006: 180) 3. 5 M ETOD E AN ALISIS D ATA

3.5.1. Stastistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah s uatu teknik pengo lahan data yang tujuannya unt uk me luk iskan dan mengana lisa kelompok data tanpa me mbuat atau me narik kesimpulan atau populas i yang d iamat i (Ar ikunto, 2008 : 143). Statistik jenis ini memberikan cara unt uk mengurangi jumlah data jika dalam bentuk yang dapat diolah dan mengga mbarkannya dengan tepat mengena i rata- rata, perbedaan, hubungan dan sebagainya. Statistik


(45)

deskriptif merupakan bidang ilmu stat istika yang me mpelajari cara -cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelit ian. Kegiatan yang ter masuk dalam kategori tersebut adalah kegiatan collect ion atau pengumpulan data, grouping atau pengelompokkan data, penentuan nilai dan fungs i stat istik serta yang terakhir termasuk pembuatan grafik dan gambar. Sebagian besar analis is statist ik me mang dikalk ulasikan dengan menggunakan prosedur frekuensi, tetapi prosedur analis is deskriptif me mliki keunggula n, ya itu leb ih efis ien da lam beberapa hal karena tidak me lakukan sort ing atau pengurutan data nila i ke tabel frekuensi.


(46)

BAB IV

HASIL PEN ELITIAN D AN PEMBAHASAN

5.1Has il Pe ne litian

5.1.1 Gambaran Umum te ntang SMK Nege ri 2 Blora

SMK Negeri 2 Blora merupakan Sekolah Menenga h Kejuruan kelompok bisnis dan manaje men ya ng berada di kabupaten Blora yang terletak di jalan Rajawali II Blora. Tepatnya berada di sebelah selatan stadion Kridosono Blora. SMK Negeri 2 Blora berdiri pada 20 Mei 19 75 sesuai dengan Mend ikbud RI 096/O. 1975 yang sekarang di kepalai oleh Drs. Sugiyanto, S. Pd.

SMK Negeri 2 Blora memiliki visi ya it u menjad i sebuah lembaga pendidikan dan latihan yang mampu menghas ilkan sumber daya manus ia yang profesiona l, berbudi pekerti, berjiwa wirausaha dan mampu berkompetisi di t ingkat nasional.

Sedangkan misi ya ng dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan sistem Pendid ikan berbasis kompetensi dengan me manfaatkan teknologi infor masi dan komunikasi

2. Meningkatkan peran serta Dunia Usaha/Dunia Industr i dalam pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan

3. Membentuk siswa yang berbudi pekerti luhur 4. Menerapkan nila i budaya dan karakter bangsa 5. Menanamkan jiwa kewirausahaan


(47)

6. Mengembangkan kemampuan s iswa unt uk berfik ir positif, kreatif, dan inovatif.

Dan sebagai lembaga pend idikan SMK Negeri 2 Blora juga me mpunyai tuj uan sebaga berikut :

1. Mempersiapkan tamatan yang me milik i kepribadian dan berakhlak mulia sebagai tenaga kerja tingkat menenga h yang kompeten, sesuai program keahlian pilihannya.

2. Membekali peserta didik unt uk berkarir, ma ndir i yang mampu beradaptasi di lingk ungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat.

3. Membekali peserta didik sikap profesional untuk mengembangkan diri dan mampu berkompetisi di t ingkat nasiona l, regiona l dan internasiona l.

5.1.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah s uatu teknik pengolahan data yang tujuannya unt uk me luk iskan dan mengana lisa kelompok data tanpa me mbuat atau menar ik kesimpula n atas populasi yang dia mat i (Ar ikunto, 2008: 143). Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statist ika yang me mpelajari cara- cara pengumpula n, penyusunan, dan penyajian data suatu penelit ian. Kegiatan yang termasuk dala m kategori tersebut adalah kegiatan collect ion atau pengumpulan data, grouping atau pengelompokkan data, penentuan nila i dan fungsi statist ik serta yang terakhir ter masuk pembuatan


(48)

grafik dan ga mbar. Sebagian besar analis is stat istik me mang dikalkulas ikan dengan menggunakan prosedur frekuensi, tetapi prosedur analis is deskriptif me mliki keunggula n, ya itu leb ih efis ien da lam beberapa hal karena tidak me lakukan sort ing atau pengurutan data nila i ke tabel frekuensi.

Keberhasilan prakerin dapat tercermin dari hasil penelit ia n tiap komponen model evaluas i CIPP yang diantara komponen tersebut adalah Cont ect, Input , Process dan Product.

1. Cont ect

Indikator yang terdapat dalam aspek Contect adalah hakekat dari prakerin it u sendir i ya itu suat u bentuk penyelenggaraan pendidikan yang bersifat non for mal yang diadakan oleh seko lah dan industr i sebagai suatu bentuk kerjasama dalam meningkatkan keterampilan s iswa terhadap suatu bidang tertentu. Prakerin merupakan kegiatan pembelajaran di luar sekolah yang bersifat maga ng atau penerapan teori- teori yang tela h diperoleh dari sekolah. Prakerin juga dapat diartikan sebagai kegiatan pembelajaran sekaligus bekerja langsung di te mpat praktek, yang nant inya siswa akan ikut merasakan langsung bagaimana suasana kerja yang terdapat di suatu instansi.

Tujua n dari diadakannya prakerin adalah untuk mena mbah keterampilan s iswa dalam bidang tertentu, misalnya program keahlian Administrasi Perkantoran. Selain sebagai penambah keterampilan, prakerin juga bertujuan unt uk menyediakan lulusan yang siap bekerja sesuai dengan keterampilan atau program keahlian yang te lah mereka pelajari di sekolah. Selain me milki tuj uan, prakerin juga me mpunyai fungsi sebagai tolok ukur


(49)

dalam me nila i keterampila n yang te lah siswa milik i. Artinya prakerin sebagai suatu bentuk penilaia n terhadap pembelajaran yang d iberikan d i sekolah sebagai dasar dari pelaksanaan praktek yang akan diikut i setelah siswa menginjak kelas XII.

Dari has il penelit ian dapat diketahui t ingkat keberhasilan dari komponen konteks ditinjau dari indikator hakekat dari prakerin, tujuan dan fungs i prakerin adalah sebagai berikut.

4.1 Tabel frekuensi jawaban responden mengena i Contect dari prakerin

Kriteria Rentang Frekuensi Persentase

Sangat Baik 34 – 40 27 34,18%

Baik 27 – 33 51 64,56%

Cukup Baik 21 – 26 1 1,26%

Kurang Baik 14 – 20 - -

Tidak Baik 7 – 13 - -

Jumlah 79 100%

Sumber : Data primer yang telah di olah

Rata- rata yang terjadi pada aspek Cont ect adalah sebesar 31,73 yang termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 51 siswa berpendapat ba hwa Cont ect dari prakerin yang me liput i hakekat, tujuan dan fungsi dari prakerin termasuk dalam kriteria baik dengan persentase sebesar 64,56%. Sebanyak 27 responden berpendapat bahwa Contect dari prakerin telah dilaksanakan dengan sangat baik dengan persentase 34,18%. Sedangkan sisanya sebanyak 1 responden mengungkapkan bahwa Contect dari prakerin telah


(50)

dilaksanakan dengan cukup baik dengan persentase 1,26%. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman siswa tentang tuj uan dan fungs i dari prakerin.

2. Input

Indikator yang terdapat dalam aspek Input disini meliput i s iswa yang sedang melaksanakan kegiatan prakerin, sarana/prasarana, guru pembimbing, pembimb ing perusahaan dan materi pembelajaran. Siswa kelas XII wajib me ngikut i kegiatan prakerin yang d ilaksanankan selama 2 bulan pada perusahaan atau instansi ya ng te lah disepakati bersama sebelum pelaksanaan prakerin yang sebenarnya. Siswa yang akan melaksanakan prakerin telah d ibekali dengan pengetahuan dasar yang diberikan sela ma pembelajaran di sekolah.

Dilihat dari has il penelit ia n dapat diketahui keberhasila n prakerin dari komponen Input ditinjau dari indikator sarana/prasarana, guru pembimbing, pembimb ing perusahaan, siswa serta materi pembelajaran.

5.2Tabel distribus i jawaban responden tentang aspek Input dari prakerin

Kriteria Rentang Frekuensi Persentase

Sangat Baik 39 – 46 18 22,78%

Baik 31 – 38 59 74,69%

Cukup Baik 23 – 30 2 2,53%

Kurang Baik 15 – 22 - -

Tidak Baik 7 – 14 - -

Jumlah 79 100%

Sumber : Data primer yang telah diola h

Rata- rata yang terjadi dalam aspek Input adalah sebesar 36,16 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan


(51)

bahwa sebanyak 59 respoden (74,69%) berpendapat bahwa aspek input dalam prakerin yang me liput i s iswa, materi pembe lajaran, pembimb ing, sarana dan prasarana di sekolah termasuk dalam kriteria baik. Sebanyak 18 responden (22,78%) berpendapat bahwa aspek input yang terdapat dalam prakerin termasuk dalam kriter ia sangat baik. Sebagai sisanya adalah 2 responden (2,53%) berpendapat bahwa aspek input yang ter dapat dalam prakerin termasuk dalam kriteria cukup baik.

3. Process

Proses atau tindakan yang dilakukan dalam kegiatan prakerin me mpunyai beberapa indikator yang sangat berpengaruh terhadap jalannya kegiatan prakerin. Kemampuan s iswa dalam menangkap materi pembelajaran di sekolah maupun tugas yang d iberikan saat melaksanakan tugas di te mpat prakerin sangat berpengaruh denga n penila ian yang akan diberikan kepada siswa nantinya. Program yang d iberikan dari pihak industri t idak sepenuhnya dapat dilaksanakan. Terlaksananya program pembelajaran di industr i ini dipengaruhi o leh kegiatan apa yang dilaksanakan oleh pihak industri, penguasaan materi/kompetensi dasar siswa yang bersangkutan, pekerjaan apa yang yang diberikan kepada siswa serta pemberian kesempatan untuk menye lesaikan suatu pekerjaan di tempat praktek.

Hasil penelit ia n yang d idapat dari komponen proses ditinjau dari indikator kemampuan siswa, waktu, penugasan dan pengerjaan tugas.


(52)

4.3 Tabel distribus i jawaban responden tentang aspek Process dari prakerin

Kriteria Rentang Frekuensi Persentase

Sangat Baik 31 – 35 - -

Baik 25 – 30 42 53,16%

Cukup Baik 19 – 24 37 46,84%

Kurang Baik 12 – 18 - -

Tidak Baik 6 – 11 - -

Jumlah 79 100%

Sumber : Data primer yang telah diola h

Rata- rata yang terjadi dalam aspek Procces adalah sebesar 24,42 yang ter masuk dalam kr iteria baik. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 42 responden (53,16%) berpendapat bahwa aspek proses dari prakerin yang meliput i waktu, penugasan, kemampuan s iswa serta pengerjaan tugas berada pada kriteria baik. Sebanyak 37 siswa (46,84%) berpendapat bahwa aspek proses dalam prakerin termasuk dalam kriter ia cukup baik.

4. Product

Product merupakan hasil akhir atau f eedback yang terjadi karena adanya proses yang tela h dilakukan. Sebagai hasil at au t imbal balik yang terjadi setelah me laksanakan prakerin. Terjadi antara kedua belah pihak baik dari pihak sekolah maupun pihak industri. Keberhasilan prakerin dihubungkan dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan, adanya sebuah timbal ba lik yang d ilakukan oleh p ihak industri


(53)

kepada pihak sekolah sebagai suatu kerjasama dalam menya lurkan tenaga kerja siap pakai dari lulusan sekolah kejuruan.

Tujua n lain ya ng ingin dicapai dala m kegiatan ini adalah sebagai pencetak tenaga kerja yang siap pakai guna me menuhi kebutuha n tenaga kerja yang teramp il di bidangnya. Menjalin kerjasama dengan berbagai instansi yang nant inya dapat membantu dalam pencarian link pekerjaan yang baik dan dapat dipercaya.

Dari has il penelit ia n diketahui bahwa keberhas ila n prakerin dilihat dari komponen produk yang didasarkan pada indikator hubungan dengan pihak industr i, lingkungan, pencapaian tujuan.

4.4 Tabel distribus i jawaban responden tentang aspek Product dari prakerin

Kriteria Rentang Frekuensi Persentase

Sangat Baik 25 – 29 - -

Baik 20 – 24 45 56,96%

Cukup Baik 15 – 19 34 43,04%

Kurang Baik 10 – 14 - -

Tidak Baik 5 – 9 - -

Jumlah 79 100%

Sumber : Data primer yang telah diola h

Rata- rata yang terjadi dalam aspek Produt adalah sebesar 19,58 yang termasuk dalam kriter ia cukup baik. Berdasarkan tabel 4.4 sebanyak 45 responden (56,96%) berpendapat bahwa aspek Product atau hasil yang telah d icapai dalam prakerin telah masuk dala m kriter ia baik. Sedangkan


(54)

sisanya sebanyak 34 responden(43,04%) berpendapat bahwa has il yang telah dicapai termasuk dalam kriteria cukup baik.

5.3Pe mbahasan

Pendidikan siste m ganda atau sering d isebut dengan prakerin merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesiona l, yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pe ndid ikan di sekolah dan program penguasan keahlian/keterampilan yang didapat melalui bekerja langsung di dunia kerja/ industri guna me ncapai tingkat keahlian tertentu dan menumbuhkan s ikap profesional. Prakerin atau sering pula disebut dengan pratek kerja lapangan juga d iartikan sebagai bekerja sekaligus belajar sebagai seorang karyawan di dala m suat u perusahaan atau istans i.

Seperti yang d ikatakan Hamalik pada Ida Rohmah (2010: 35) prakerin d iartikan sebagai pene mpatan ind ividu di lingkungan perusahaan, dimana dia bekerja dengan bimbingan staf atau p impinan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Prakerin me mberikan kesempatan kepada siswa unt uk me mpraktekkan teori- teori yang tela h mereka pelajari sesuai dengan program keahlian yang mereka tekuni di sekolah. Sebagai sarana pembelajaran kegiatan prakerin juga sangat membantu s iswa dalam belajar, mereka terlibat langsung dala m suatu pekerjaan yang riil guna mena mbah keterampilan dan me nge mbangkan kema mpuan s iswa dala m berfik ir dan menyelesaikan pekerjaan. Mengembangkan kepribadian yang profesional dan sanggup berwirausaha denga n keterampilan yang te lah mereka miliki selama melakukan pembelajaran baik pembelajaran di sekolah maupun


(55)

pembelajaran di industr i. Siswa diharapakan ma mpu mengembangkan potensi yang ada dalam d iri siswa sebagai ca lon tenaga teramp il yang dipersiapkan untuk bekerja setelah mereka lulus dari sekolah.

Siswa didid ik untuk mengenali bakat apa yang ada di dalam d ir inya sehingga siswa mampu menerapkan potensi yang ada di dirinya dengan tepat sesuai dengan minat pada suatu program keahlian yang te lah mereka pilih diawal me masuki Sekolah Menengah Kejuruan. Ketertarikan seorang siswa terhadap program keahlia n yang tela h dipilih merupakan awal dari pengembangan potensi ya ng ada dalam dir i sehingga minat pada suatu program keahlian merupakan cerminan dari pekerjaan apa yang mereka inginkan nantinya setelah menye lesaikan studinya di sekolah kejuruan.

Prakerin sebagai kegiatan wajib yang harus diikut i ole h semua siswa kejuruan yang telah me masuki ta hun k etiga pembelajaran di sekolah. Prakerin sebagai salah satu syarat dalam mengik uti pembelajaran sebagai siswa kejuruan unt uk mendapatkan sertifikat keterampilan yang akan diberikan setelah siswa menye lesaikan praktek kerja (magang) dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan dan disepakati bersama oleh pihak yang akan bekerjasama dalam kegiatan praktek kerja (magang) tersebut. Prakerin atau praktek kerja di dunia industr i ini me mpunyai kontribusi pent ing da lam pend idikan kejuruan, sebab praktek kerja yang sesungguhnya akan merangsang kepekaan siswa terhadap dunia kerja yang nant i akan mereka gelut i setelah menye lesaikan studinya. Dala m prakerin siswa tidak hanya menga ndalkan pada sisi motorik (keterampilan) saja me lainkan siswa juga ditunt ut untuk mempu nya i pengetahuan (kognit if)


(56)

yang cukup dan pelaksanaan tindakan (afektif) sebagai seorang pelaksana pekerjaan di suatu industr i.

SMK Negeri 2 Blora merupakan Sekolah Menegah Kejuruan yang bergerak dalam bidang bis nis dan manajemen ya ng na nt inya juga ikut mencetak tenaga kerja terampil dan cakap dalam suatu keahlian tertentu. Salah satu program keahlian yang diajarkan di SMK Negeri 2 Blora ini adalah program keahlian Ad ministrasi Perkantoran. Program keahlian ini mengajarkan tentang tata cara atau kegiatan a pa saja yang terjadi di sebuah kantor. Pengenalan dan penggunaan beberapa alat- alat kantor yang sering digunakan dalam menye lesaikan pekerjaan di sebuah tempat bekerja. Dikenalkan denga n beberapa aplikasi dengan menggunakan perangkat komputer sehingga s iswa ma mpu unt uk me nye lesaikan pekerjaan yang diperoleh dengan cepat. Program pembelajaran lain selain tata cara perkantoran yang terdapat dalam program keahlian Ad ministrasi Perkantoran antara lain : 1) kerjasama dengan kolega dan pelanggan; 2) mengikut i prosedur keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja; 3) berkomunikasi me lalui telepon; 4) me mberikan pelayanan kepada pelangga n; 5) mengaplikasikan dasar komunikasi; 6) mengikut i aturan kerja sesuai dengan lingkungan kerja; 7) me lakukan prosedur administrasi; 8) menggunakan peralatan kantor; 9) menangani pengadaan dan pengumpulan dokumen; 10) merencanakan dan melakukan pertemuan; 11) me nangani surat masuk dan surat keluar; 12) me mbuat dan menja ga system kearsipan unt uk menja min integr itas; 13) mencatat dikte untuk menghasilkan naskah; 14) menciptakan dan menghasilkan dokumen; 15) menghasilkan dokumen


(57)

sederhana; 16) mengatur perjalanan dinas/bisnis; 17) memproses transaksi keuangan.

SMK Negeri 2 Blora merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang telah melaksanakan kegiatan prakerin sebagai proses pembelajaran non forma l d i luar sekolah. Prakerin dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah d itentukan oleh pihak sekolah, yait u se lama 2 (dua) bula n belajar dan bekerja di industr i yang telah disepakati lebih dulu sebelum pelaksanaan prakerin dengan jalan diadakan sosialisasi bersama dengan pihak industr i. Model pembelajaran yang d ipakai adalah model block release yaitu waktu belajar di industr i telah disepakati bersama oleh pihak sekolah maupun pihak industr i. Selama 2 bulan s iswa bekerja layaknya seorang karyawan di industri sebagai syarat dalam me mperoleh sertifikat keterampilan dari sekolah yang nant inya j uga menjadi s yarat kelulusan dalam uj ian nas ional yang d iadakan oleh pemerintah. Eva luas i atau pemberian nila i dilak ukan oleh p ihak industr i dengan me lihat k inerja yang d itunj ukkan oleh s iswa praktek. Penila ian ini d idasarkan pada kedisiplinan dalam mengikut i kegiatan praktek yang dibuktikan dengan adanya bukti absensi ya ng akan diserahkan kepada pihak sekolah setelah p rakerin selesai. Pihak industri me mberikan rekomendasi nilai kepada pihak sekolah seagai bahan pertimbangan pemberian nila i akhir setelah me laksanakan prakerin.

Prakerin sebagai s uatu kegiatan yang dilakukan guna me mperdalam pengetahuan dan keterampila n siswa d ikatakan berhasil j ika kegiatan ini telah mamp u mencapai tujuan yang diinginkan baik dari pihak sekolah maupun p ihak industr i. Tujuan ya ng ingin d icapai pihak sekolah adalah


(58)

me mbekali s iswa dengan keterampilan yang cukup sebagai modal yang berguna saat siswa mencari pekerjaan. Sedangkan bagi pihak industri t ujuan yang ingin dicapai adalah ik ut berperan bagi system pendid ikan nas ional guna mena mbah keterampilan s iswa dan menjadikan pribadi yang siap kerja. Selain t ujua n tersebut kedua belah pihak yang b ekerjasama dalam kegiatan prakerin ini mempunya i t ujua n yang sama yait u me mberikan pelajaran yang nyata atau riil guna me mperkenalkan siswa dalam kehidupan kerja yang sesungguhnya. Tuj uan utama yang ingin d icapai dari kegiatan prakerin ini adalah menc iptak an seseorang yang me mpunyai keterampilan yang cukup untuk s iap menjadi tena ga kerja yang d ibut uhkan bagi dunia usaha dan industr i, menjad i pribadi yang terampil dala m bidang tertentu tanpa menghilangkan aspek pengetahuan yang d imilki saat mas ih dalam bangku sekolah.

Dengan adanya prakerin dapat mendorong seseorang untuk lebih percaya diri dala m meningkatkan taraf hidup setelah menjadi lulusan yang berkualitas dan mampu unt uk menge mbangkan potensi yang ada didalam diri seseorang. Dengan bermodal keterampila n yang cukup seseorang ma mpu mencari pekerjaan yang sesua i dengan keterampilan yang mereka miliki.

Kesiapan dalam pelaksanaan prakerin sangat penting agar s iswa juga ma mpu unt uk mempersiapkan dir i menjadi siswa praktek yang nant inya akan terjun langsung ke dalam dunia kerja. Langkah awal dalam proses pelaksanaan prakerin adalah pembekalan yang diberikan o leh guru pembimbing atau wakil pokja yang bertanggung jawab dalam proses


(59)

kelangsungan prakerin. Pembekalan dan pengarahan wajib dilakukan oleh pihak sekolah guna menje laskan tentang prosedur dan aturan-aturan yang berlaku saat melaksanakan prakerin. Pembekalan dilakukan guna unt uk me mberikan sosialisasi kepada siswa mengenai prakerin. Materi yang disampaikan dalam pe mbekalan me lip ut i persiapan administratif dan mental bagi s iswa sebelum pelaksanaan prakerin. Siswa diberikan ga mbaran umum tentang bagaimana kondis i tempat maga ng ya ng akan mereka gunakan sebagai tempat prakerin yang nant inya merupakan lingkunga n kerja baru bagi siswa. Termasuk didalamnya penyamp a ian etika, sopan santun dan cara berpakaian selama prakerin. Pembekalan ini bertujuan agar siswa dapat me mbawa diri di dalam tempat kerja yang baru dan dapat menjadi bagian dari sebuah system kerja di tempat magang.

Dalam proses pembelajaran program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Blora siswa dibekali denga n beberapa kompetensi dasar yang salah satunya adalah penguasaan alat - alat perkantoran. SMK Negeri 2 Blora mempunya i beberapa alat yang sering digunakan ole h kantor dala m me laksanakan pros es perkantoran. Siswa diajarkan bagaimana mengoperasikan alat- alat kantor yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Alat- alat kantor yang terdapat di sekolah antara lain mesin ket ik manua l, perangkat komputer, mesin fax dan j uga mes in foto copy. Berbagai alat tersebut merupakan sarana praktek yang akan digunakan dala m pembelajaran d i sekolah. Siswa d ikenalkan dengan berbagai macam alat perkantoran yang sela yaknya ada di tempat kerja yang nant inya akan me mberikan pengetahuan tenta ng a lat- alat perkantoran dan


(60)

cara kerjanya. Sebelum melaksanakan prakerin s iswa melakukan suatu praktek pengoperasian alat-alat kantor sebagai bekal pengetahuan saat pelaksanaan kegiatan prakerin.

Pelaksanaan prakerin t idak lepas dari pengawasan guru pembimbing, atau sebagai pihak yang bertanggung jawab atas siswa yang me laksanakan prakerin di sebuah perusahaan atau instansi. Guru pembimbing menyediakan absensi bagi s iswa yang me laksanakan praktek sebagai bukti kegiatan yang te lah dilaksanakan. Selain buku absensi kehadiran terdapat juga buku monitoring kegiatan yang nant inya akan digunakan sebagai laporan kepada pihak sekolah bahwa siswa yang bersangkutan telah melaksanakan prakerin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Buku monitoring dis ini berisi tentang kegiatan apa saja ya ng dikerjakan oleh siswa di tempat magang.

Pemberian buku monitor ing ini bertujuan sebagai catatan kegiatan siswa selama me laksanakan prakerin. Siswa wajib mencatat apa saja yang telah dikerjakan selama di tempat kerja. Dari hasil catatan kegiatan tersebut dapat diketahui sejauh ma na pencapaian yang telah d ilakukan oleh siswa. Adanya buku monitoring p ihak sekolah dapat mengetahui kompetensi apa saja yang telah mereka terima dan pelajari serta sejauh mana kemampuan siswa dalam melaksanakan prakerin. Banyak ha l yang dapat diketahui me lalui buku monitor ing termasuk d i dala mnya adalah intens itas pembimbingan oleh instruktur, job deskripsi, jam kerja yang diberikan, waktu istirahat, suasana kerja dan lain sebagainya.


(61)

Tidak hanya dari p ihak sekolah yang bertanggun g jawab atas kerja siswa di tempat praktek, tetapi pihak kantor juga mempunya i hak yang sama dalam me ngawasi siswa yang me laksanakan praktek kerja di dalam kantornya. Dari pihak kantor menyediakan seorang koordinator yang akan mengawasi serta memb imbing s iswa dalam me laksanakan praktek. Pembimbing yang te lah disediakan oleh p ihak kantor atau instans i ini bertugas untuk me mberikan tugas kepada siswa praktek dan memberikan penilaian te ntang k inerja yang terdapat pada siswa praktek. Pembimbing lapangan adalah seorang karyawan yang bertanggung jawab atas kinerja siswa magang. Pembimbing lapangan sebagai pengawas sekaligus me mbantu siswa dalam me nye lesaikan tugas yang tela h diberikan.

Komunikasi yang terjadi antara siswa dan pihak pembimbing haruslah baik sehingga t idak akan terjadi suatu missed communicat ion yang nant inya akan mengha mbat aktivitas di dalam instans i tempat siswa praktek. Pembimbing lapangan me mpunya i peran yang dominan da lam pe laksanaan prakerin, sebab dalam keseharian pelaksanaan praktek siswa le bih sering berinteraksi dengan pembimb ing lapangan daripada dengan pembimbing dari sekolah. Pembimbing lapangan bertugas membant u dan mengatur t ugas yang akan diselesaikan o leh s iswa praktek. Seorang pemb imbing lapangan adalah orang atau karyawan yang akan me mbantu dan mengarahkan s iswa dalam mener ima tugas. Kelancaran proses belajar juga tidak lepas dari hubungan antara siswa dengan pihak industri. Keharmonisan yang terjadi antara siswa dengan karyawan lain me mungk inkan s iswa dapat berbaur dengan karyawan lain ya ng dapat memperlancar proses penyelesaian tugas.


(62)

Pembimbingan yang tepat dan jelas mendorong s iswa untuk belajar dan me mahami keterangan ya ng d isampaikan ole h pembimb ing lapangan dan akan menimbulkan suatu kerjasama yang baik antara siswa praktek da n pembimbing lapangan.

Siswa cepat belajar dan ma mpu menguasai tugas tersebut dengan baik karena terdapat pembimbingan yang baik pula oleh pemb imbing lapangan. Siswa me lakukan koordinasi atau tanya jawab dengan pembimbing lapangan apabila me nga lami kesulitan dala m mengerjakan tugas yang diberikan. Segala kesulitan ya ng terjadi di dalam kantor dikonsultas ikan dan dibicarakan dengan jelas layaknya seorang mur id dan guru. Tidak adanya unsur pembedaan dengan karyawan juga mengak ibatkan siswa cepat menyerap pengetahuan layaknya seorang karyawan yang sebenarnya. Siswa cenderung senang dengan situas i dan kondisi yang sangat ramah yang terdapat di dalam tempat praktek.

Siswa sebagai pelaksana pekerjaan layaknya seorang karyawan perusahaan atau instans i ya ng menyedia kan tempat pelaksanaan kegiatan prakerin yang wajib dilakukan sebagai siswa sekolah kejuruan. Siswa merupakan faktor dominan yang me mpengaruhi keberhasilan prakerin yang dilaksanakan oleh sekolah kejuruan. Siswa mengerjakan pekerjaan layaknya seorang karyawan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau instansi terkait sesua i dengan program keahlian yang mereka ikut i. Siswa dituntut unt uk mampu me ngerjakan tugas yang d iberikan kepada mereka yang sedang melaksanakan praktek kerja atau magang, walaupun dalam kenyataannya tugas yang d iberikan kepada siswa terkadang juga t idak


(63)

sesuai dengan program keahlia n yang te lah d ipelajarinya di sekolah. Siswa praktek mengerjakan tugas dengan mengikut i instruksi yang diberikan oleh pembimbing lapangan.

Kelemahan yang terjadi dis ini terdapat pada guru pemb imbing yang bertanggung jawab atas siswa praktek. Intensitas pembimb ingan yang dilakukan o leh guru pembimb ing kurang me menuhi kebutuhan siswa. Kurangnya inte nsitas pembimb ingan ini d isebabkan karena lokasi tempat tempat praktek yang jauh dari sekolah yang t idak me mungk inkan unt uk guru pemb imbing sering melakukan pemantauan ke tempat praktek. Kantor Migas Cepu misalnya, jarak yang sangat jauh inila h yang t idak me mungk inkan dari pihak sekolah unt uk melakukan kunjunga n secara rut in ke tempat praktek. Perjalanan yang dite mpuh dari kota Blora ke Cepu bisa me makan waktu hampir satu jam perjalanan.

Waktu yang diberikan kepada siswa untuk melaksanakan prakerin tergolong sangat singkat ya itu dala m waktu 2 bulan saja, namun dengan waktu yang singkat ini s iswa juga dapat belajar dengan baik yang didukung dengan adanya pembimbigan terhadap siswa dengan baik. Dengan adanya pembimbingan ya ng tepat siswa menjadi ant usias dan ter motivasi saat me laksanakan prakerin. Untuk memperoleh nila i yang sempurna siswa menyelesaikan t ugas yang diberikan dengan rapi dan tepat waktu sehingga para pembimb ing baik dari sekolah ma upun dari instansi terkait dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan yang mereka miliki.

Kedisip linan sangat berperan penting dala m pe nentuan nila i yang diperoleh siswa praktek, mula i dari dis iplin dalam kehadiran sampai


(64)

dengan dis iplin terhadap peraturan yang te lah d itent ukan oleh p ihak instansi te mpat praktek. Siswa diharapkan dapat memenuhi absensi yang telah d itentukan ya itu 2 bulan kehadiran. Penugasan yang d iberikan merupakan kegiatan baru yang akan dikerjakan oleh siswa, maka dari itu me merlukan waktu belajar unt uk beradaptasi dengan lingkungan tempat praktek mereka yang baru dengan d iarahkan oleh pe mbimb ing lapangan. Diawal kegiatan praktek siswa pasti mene mui ha mbatan ya itu penyesuaian diri terhadap lingkungan baru ya ng mereka hadapi. Siswa dihadapkan pada lingkungan kerja nyata yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Suasana belajar yang baru yang berbeda menyebabkan siswa menga lami sedikit kesulita n dalam beradaptasi.

Hubungan yang terjadi antara pihak sekolah dengan pihak industri (tempat magang) terjalin dengan baik. Dapat dilihat dari saat awal pelaksanaan prakerin, pihak sekolah ikut me libatkan pihak industr i dalam mensosia lisasikan kegiatan prakerin. Keterlibatan pihak industr i dalam persiapan prakerin diharapakan untuk me mbantu memecahkan masalah yang mungk in akan timbul saat kegiatan prakerin berlangsung. Masalah yang sering t imb ul ini antara la in me ngena i penugasan yang kurang sesuai dengan program keahlian ya ng te lah d ipelajari o leh s iswa d i sekolah. Pihak industri d iharapakan lebih me mperhatikan tentang t ugas ya ng akan diberikan kepada siswa, kesesuaian tugas dengan kompetensi yang siswa miliki akan dapat memberikan pe ngalaman yang baik bagi siswa guna mena mbah pengetahuan siswa setelah me laksanakan kegiatan prakerin. Selain untuk me mbahas masalah yang sering timbul saat prakerin, kegiatan


(65)

sosialisasi ya ng me libatkan pihak industri ini j uga bertujuan unt uk me mpererat hubunga n antara pihak sekolah dengan p ihak industr i unt uk kedepannya dapat dijadikan sebagai suatu bentuk kerjasama yang lebih la ma.

Namun yang perlu d isayangkan dis ini adalah kegiatan sosialisasi tentang prakerin t idak diikut i o leh semua pasangan atau calon tempat magang yang bersangkutan denga n kegiatan prakerin. pihak sekolah hanya mengundang beberapa perwakilan dari te mpat ma gang tersebut yang nant inya akan diajak untuk me mbahas tugas dan kegiatan yang akan siswa kerjakan di tempat magang. Pihak sekolah memberikan pengert ian bahwa akan ada siswa yang magang (bekerja) di tempat mereka biasa bekerja. Para karyawan diharapkan mamp u me mberikan sebuah penga lama n kerja yang sesungguhnya sebagai penge mbangan dari teori- teori yang te lah diter ima siswa dari sekolah.

Pihak industr i sebisa mungk in terlibat langsung dalam berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan prakerin. disamp ing sekolah, tempat magang juga merupakan tempat pembelajaran bagi siswa selanjut nya. Perlu d iingat bahwa siswa datang ke industri bukan unt uk bekerja tetapi untuk belajar dan mena mbah keterampilan da lam bidang tertentu sebagai pengala man kerja. Oleh sebab itu te mpat magang harus layaknya seperti tempat pembelajaran yang dalam kesehariannya siswa akan mendapatkan ilmu atau penga lama n baru yang berkaitan dengan program keahlian ya ng d ipelajari d i sekolah. Dengan kata la in tempat magang merupakan tempat belajar bagi s iswa dengan jala n belajar sekaligus bekerja


(1)

79

LAMPIRAN 8

ALAT-ALAT PERKAN TORAN YANG TERDAPAT DI TEMPAT PRAKTEK

SMK NEGERI 2 BLOR A

Mesin ketik manual


(2)

Mesin fax dan mesin stensil


(3)

81


(4)

(5)

83

LAMPIRAN 9


(6)

Dokumen yang terkait

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Praktek Kerja Industri Bidang Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2010/2011)

0 3 18

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Praktek Kerja Industri Bidang Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2010/2011)

1 22 18

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN MINAT KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 PURBALINGGA TAHUN AJARAN

49 202 133

PENGARUH PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG.

1 2 66

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PADA SISWA KELAS III PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI SMK N 2 BLORA.

0 0 141

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT KERJA SISWA KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA.

0 0 181

IMPLEMENTASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA.

0 1 208

PENGELOLAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

7 61 259

MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PADA KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SE-KOTA YOGYAKARTA.

2 3 196

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 3 PACITAN.

0 1 165