Desain Didaktis Untuk Mengatasi Learning Obstacle Topik Persamaan Linear Satu Variabel.

ABSTRAK
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SD PADA MATERI
BANGUN RUANG SEDERHANA
Oleh
Nurhalimah

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan teknik probing promting untuk
meningkatkan pemahaman matematis siswa SD pada materi bangun ruang sederhana.
penelitian ini dilatarbelakangi oleh
kekurangpahaman guru terhadap teknik
pembelajaran matematika. Proses pembelajaran konvensional tanpa melibatkan siswa
berpartisipasi aktif dalam berfikir. Akibatnya pemahaman matematis sangat rendah.
Salahsatu teknik pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman matematis
siswa adalah teknik probing promting. Dengan menerapkan teknik ini diharapkan siswa
dapat mengkontruksi pengetahuan sendiri dengan serangkaian pertanyaan dari pendidik
yang bersifat menuntun dan menggali sehingga dapat menngkatkan pemahaman
matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD pada materi bangun ruang
sederhana. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap sesuai dengan model daur siklus
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Teggart yang dimulai dengan perencanaan

(planning), kemudian pelaksanaan (acting), observasi (observasing) dan refleksi
(reflecting). Tahap ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa meningkat pada siklus pertama 65% menjadi 85% pada
siklus kedua. Rerata nilai meningkat pada siklus pertama 68,92 menjadi 88,57 dengan
indeks gain sebesar 0,71 dengan interpretasi tinggi. Dengan demikian pemahaman
matematis siswa SD pada materi bangun ruang sederhana meningkat setelah menerapkan
teknik probing promting.
Kata Kunci: Teknik Probing Promting, Peningkatan Pemahaman Matematis
Abstract: The aim of this study was to determine the application of promting probing
techniques to improve the understanding of mathematical elementary school students on
the material simple geometry. This research is motivated by the lack of understanding of
teachers towards mathematics learning techniques. Conventional learning process without
involving students actively participate in thinking. Consequently mathematical
understanding is very low. One of the main learning the proper techniques to improve
students' mathematical understanding is promting probing techniques. By applying this
technique is expected that students can construct their own knowledge with a series of
questions from educators who are guided and dug so as to scaling up students'
mathematical understanding. This research was conducted in the fourth grade at the
material simple geometry. The method used in this research is the Classroom Action
Research (CAR). This research was conducted through four stages according to the model

developed by the recycling cycle and Mc Kemmis Teggart that starts with the planning,
then implementation, observation, and reflection (reflecting). This phase is done as much
as two cycles. The results showed that mastery learning students increased in the first
cycle of 65% to 85% in the second cycle. The mean value increased in the first cycle of
68.92 into 88.57 with a gain of 0.71 index with high interpretations. Thus the
Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mathematical understanding of elementary school students on the material simple
geometry to increase after applying promting probing techniques.

Keywords: Probing Technique promting, Understanding of Mathematical.

Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar yang melatarbelakangi perkembangan
Ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika ini lebih kepada tentang pola awal
yang akan menentukan perkembangan pola selanjutnya. Perkembangan ini
melalui simbol-simbol, representasi, dan kajian satu objek yang masuk akal. Oleh
karena itu matematika berisi kumpulan konsep dan operasi perhitungan.
Kompetensi yang dituntut dari mata pelajaran ini adalah terus mengalami
penyempurnaan seiring dengan perkembangan kurikulum. Berdasarkan BNSP
pada KTSP (2006) dan kurikulum 2013 mencantumkan tujuan pembelajaran
matematika sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2) Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika, 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh, 4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan 5)
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ujung tombak dari realisasi pembelajaran untuk mencapai tujuan
kurikulum tersebut adalah pendidik. Di sisi lain pendidik harus mampu
menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik sehingga dicapai satu efektivitas pembelajaran. Ketercapaian ini
dapat dianalisis dari hasil evaluasi/penilaian pembelajaran. Hal ini yang dijelaskan
oleh Sudjana (1990) bahwa penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.

Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2


Permasalahan yang terjadi di lapangan khususnya di kelas IV bahwa
pemahaman siswa terhadap materi bangun ruang masih kurang. Hal ini terlihat
dari observasi awal yang dilakukan pada pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sekolah, didapatkan data nilai matematika siswa 30% yang mencapai nilai KKM,
selebihnya belum mencapai KKM. Nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya 53.57,
padahal KKM untuk mata pelajaran matematika sebesar 70. Berdasarkan test
formatif yang diberikan ini, ternyata hanya mencakup indikator pemahaman
matematis menyatakan konsep dan mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan
konsep. Siswa masih kebingungan dalam membedakan bidang sisi, rusuk dan titik
sudut. Belum lagi jika tes formatif yang diberikan mencakup tes pemahaman
matematis yang levelnya lebih tinggi lagi yakni mengaitkan berbagai konsep yang
relevan.
Hal ini disebabkan oleh kekurangpahaman guru terhadap teknik
pembelajaran matematika. Dalam mengajar guru langsung memberikan informasi
pada siswa tentang sifat-sifat bangun ruang. Siswa hanya mendengar dan
mencatat. Kalau siswa hanya mendengarkan terus menerus, maka siswa akan
mengantuk dan bosan, lama kelamaan perhatian mereka menurun. Dalam proses
tanya jawab, pertanyaan yang diajukan guru hanya sebatas jawaban yang dangkal
seperti halnya jawaban ya, tidak atau jawaban benar-salah tanpa adanya usaha

guru untuk membawa siswanya menjelaskan lebih jauh tentang jawaban mereka.
Kemudian ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, lalu dihadapkan
pada siswa yang salah menjawab atau diam saja, guru langsung berpindah pada
siswa lain. Hal ini berakibat siswa merasa diabaikan dan kecil hati serta
kurangnya partisipasi siswa dalam berpikir.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya pemilihan dan
pelaksanaan teknik pembelajaran yang tepat oleh guru agar membantu siswa
dalam meningkatkan pemahaman matematis. Peneliti akan menerapkan suatu
teknik pembelajaran yang dikenal dengan teknik probing promting . Teknik ini
erat kaitannya dengan strategi questioning (bertanya) yang sangat efektif
meningkatkan partisipasi siswa untuk aktif berpikir sehingga meningkatnya
pemahaman siswa. Guru memberikan serangkain pertanyaan yang sifatnya
menuntun dan menggali informasi sehingga siswa dapat mengkontruksi
Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang telah didapat dan sedang
dialaminya. Hal ini sejalan dengan teori kontruktivisme, bahwa dalam proses
pembelajaran siswa dituntun untuk mengkontrusi pengetahuan bukan menerima
pengetahuan. Guru harus mengubah peranannya, tidak lagi sebagai pemegang
otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner, tetapi menjadi fasilitator yang
membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri.
(Hendriana dan Sumarmo, 2014, hlm. 8)
Dengan alasan tersebut, maka peneliti akan melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Penerapan Teknik Probing Promting untuk
Meningkatkan Pemahaman Matematis Siswa SD pada Materi Bangun Ruang
Sederhana”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, secara umum permasalahan yang diteliti
adalah “Bagaimanakah penerapan teknik probing promting untuk meningkatkan
pemahaman matematis siswa SD pada materi bangun ruang sederhana?”. Masalah
tersebut dapat dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu
sebagai berikut:
1

Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan teknik probing

promting pada materi bangun ruang sederhana?

2

Bagaimanakah peningkatan pemahaman matematis siswa SD dengan
menerapkan teknik probing promting pada materi bangun ruang sederhana?

C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian
ini adalah mengetahui penerapan teknik probing promting untuk meningkatkan
pemahaman matematis siswa SD pada materi bangun ruang sederhana. Kemudian
tujuan khusus penelitian ini:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan teknik
probing promting pada materi bangun ruang sederhana.

Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


4

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa SD
dengan menerapkan teknik probing promting pada materi bangun ruang
sederhana.

D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberika manfaat diantaranya sebagai
berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi
mengenai teknik pembelajaran yang dapat diterapkan dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika dengan
teknik pembelajaran yang mendorong siswa berpikir aktif.
b. Bagi guru
Diharapkan


dapat

memudahkan

guru

dalam

penerapan

teknik

pembelajaran yang efektif dan upaya untuk meningkatkan profesionalisme.
c. Bagi sekolah
Menjadi

alternatif

bagi


sekolah

dalam

upaya

perbaikan

proses

pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama
(Arikunto, 2008, hlm. 3). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk
memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu
pembelajaran dikelas yang dialami langsung dalam interaksi antara pendidik
dengan siswa yang sedang belajar” ( Suhardhono, 2008, hlm. 60). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Penelitian tindakan kelas ( PTK) merupakan suatu penelitian
tindakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Secara umum terdapat empat
tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) pengamatan dan (4) refleksi.

B. Desain Penelitian
Didalam penelitian ini model penelitian yang digunakan yaitu model daur
siklus yang dikembangkan oleh kemmis dan Mc Teggart. Model ini merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dalam
penelitian tindakan kelas ini setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observasing), refleksi
(reflecting).

Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

Rencana
Tindakan I

Siklus I

Pelaksanaan
Tindakan I

Observasi I

Siklus II

Refleksi
Tindakan II

Observasi II

Refleksi
Tindakan I

Rencana
Tindakan II

Pelaksanaan
Tindakan II

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur penelitian Tindakan Kelas diadaptasi dari Model Kemmis dan
Mc. Taggart

C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar yang berstatus negeri.
Sekolah ini berada kecamatan coblong kota Bandung. Secara geografis letak
sekolah ini berada di tengah-tengah kota sehingga memudahkan siswa dalam hal
transportasi. Hubungan dengan masyarakat sekitar dan orang tua siswa terjalin
dengan sangat baik. Tenaga pendidik dan Kependidikan memenuhi sebagian
besar berpendidikan minimal S1/Akta IV. Adapun jumlah seluruh siswa di
sekolah ini sebanyak 305 siswa dengan jumlah 12 rombel/kelas.

D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV
dengan banyaknya siswa sebanyak 27 orang. Terdiri dari 16 siswa laki-laki
dan 11 siswa perempuan.

E. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sekitar bulan april-mei di kelas IV SD Semester 2
tahun ajaran 2014-2015.
Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20

F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama pembelajaran
berlangsung. Instrumen pembelajaran yang digunakan terdiri dari:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP):
b. Lembar kerja Siswa (LKS): digunakan untuk memfasilitasi siswa yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
pengetahuan dari siswa
2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian
Data yang diperoleh Instrumen ini adalah tentang pembelajaran sifat-sifat
bangun ruang sederhana dengan penerapan teknik probing promting. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan terdiri dari:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mengukur unjuk kerja siswa
dan guru yang dilaksanakan melalui pengamatan pada kegiatan pembelajaran
dengan penerapan teknik probing promting.
b. Lembar Tes
Lembar tes yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tes pemahaman
matematis yang berbentuk uraian. Soal tes dalam lembar tes ini
dikembangkan dari indikator pemahaman matematis yang diukur pada
penelitian.
c. Lembar Dokumentasi
Dokumen dalam penelitian ini yaitu: LKS, hasil tes pemahaman matematis
siswa dan foto tentang situasi dalam proses pembelajaran.

G. Prosedur Penelitian
Dalam prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas
empat tahap yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau
observasi dan refleksi.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21

1) Menyusun

instrumen

pembelajaran

berupa

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan teknik probing promting
2) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
3) Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi, dan
lembar test/evaluasi.
4) Melakukan konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing.
5) Mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat dengan menerapkan teknik probing promting. Secara garis besar
pelaksanaan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Tahapan
Teknik probing prompting dilaksanakan dengan bantuan Lembar Kerja
Siswa(LKS). Di dalam

Lembar Kerja Siswa (LKS) terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan atau informasi untuk
membentuk konsep. Setelah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari,
setiap siswa mendapatkan LKS. Dalam pengerjaan LKS siswa diberikan
kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Di akhir pelaksanaan
pembelajaran, pendidik memberikan test secara tertulis untuk mengevaluasi
pemahaman matematis siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
c. Tahap Observasi
1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang telah disediakan.
2) Melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi bangun ruang kubus
d. Tahap Refleksi
1) Menganalisis data yang sudah diperoleh.
2) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil analisis untuk digunakan
pada siklus berikutnya.

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan teknik probing promting.
Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

2) Menyusun Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
3) Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi, dan
lembar evaluasi.
4) Melakukan konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing.
5) Mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat dengan menerapkan teknik probing promting. Secara garis besar
pelaksanaan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Tahapan
Teknik probing prompting dilaksanakan dengan bantuan Lembar Kerja Siswa
(LKS). Di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan atau informasi untuk membentuk
konsep. Setelah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, setiap siswa
mendapatkan LKS. Dalam pengerjaan LKS siswa diberikan kesempatan untuk
berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Di akhir pelaksanaan pembelajaran,
pendidik memberikan test secara tertulis untuk mengevaluasi pemahaman
matematis siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya.
c. Tahap Observasi
1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang telah disediakan.
2) Melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswaterhadap
materi balok.
d. Tahap Refleksi
1) Menganalisis data yang sudah diperoleh.
2) Membuat kesimpulan

H. Pengolahan Data
1. Analisis data Kualitatif
Dalam pengolahan data kualitatif, digunakan analisis data deskriptif
berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran.

Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

2. Analisis data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes peningkatan pemahaman
matematis pada siswa dalam pembelajaran metamatika disetiap siklus.
a. Perhitungan kemampuan pemahaman konsep matematis
Kriteria

penskoran

untuk

jawaban

lembar

tes

kemampuan

pemahaman matematis berpedoman pada Focused Holistic Scoring
Point Scale yang dikemukakan oleh Charles Randall dkk (1987)
dalam buku yang berjudul “How to Evaluate Progress in Problem
Solving” yang kemudian diadaptasi sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Kriteria penskoran untuk tes ini dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Jawaban Tes Kemampuan
Pemahaman Matematis
Skor Kriteria Penskoran
0

Tidak ada jawaban

1

Salah memahami dan menerapkan konsep

2

Hanya sedikit memahami konsep atau jawaban hanya
mengandung sedikit unsur yang benar dan siswatidak
menyelesaikan jawaban

3

Memahami konsep kurang lengkap atau menerapkannya
secara tepat atau memberi contoh dari konsep kurang
lengkap

4

Memahami konsep hampir lengkap atau menerapkannya
secara tepat atau memberi contoh dari konsep hampir
lengkap

5

Memahami konsep dengan lengkap atau menerapkannya
secara tepat atau memberi contoh dari konsep dengan
lengkap

Nurhalimah, 2015
PENERAPAN TEKNIK PROBING PROMTING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS
SISWA SD PADA MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

b. Menghitung nilai rata-rata kelas
X=





(Arikunto, 2009, hlm. 264)
Keterangan:
X

= Nilai rata-rata
= Total nilai yang diperoleh peserta didik

N

= Jumlah semua peserta didik.

c. Menghitung peningkatan kemampuan pemahaman matematis:
=

�1′ −�1

�max − �1

(Hake, 1999)
Keterangan :
< g > = Skor gain ternormalisasi
= Siklus I
= Siklus II
= Skor maksimum ideal

Tabel 3.2 Interprestasi Gain Ternormalisasi
Nilai

Interpretasi

0,71-1,00

Tinggi

0,31-0,70

Sedang