Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah.

(1)

iv ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah

Desilia Atikawati, 2009; Pembimbing pertama: Felix Kasim, DR., dr., M. kes. Pembimbing kedua: Edwin Setiabudi, dr., Sp.PD.

Sebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam kurun waktu 60 tahun merdeka, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun, sedangkan penyakit menahun seperti diabetes mellitus (DM) meningkat tajam. Perubahan pola penyakit diduga berhubungan dengan cara hidup yang berubah. Untuk Indonesia, WHO memprediksikan kenaikan jumlah pasien DM dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien DM tentang upaya pengontrolan kadar glukosa darah di ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu RS Immanuel Bandung, serta mengetahui hubungannya dengan terkontrolnya kadar glukosa darah. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen dan dilakukan pada 30 responden yang dipilih dengan metode incidental sampling. Analisis data univariat dilakukan dalam bentuk penyajian tabel distribusi, sedangkan untuk data bivariat dilakukan dengan menggunakan Chi-square test (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap pasien DM di RS Immanuel Bandung dalam mengontrol glukosa darah sudah baik, sedangkan tingkat perilaku masih tergolong cukup. Hasil lain menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan terkontrolnya glukosa darah dan ada hubungan antara sikap dan perilaku dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.


(2)

v ABSTRACT

Correlation Between Knowledge, Attitude and Practice of Diabetic Patients in Immanuel Bandung Hospital with Blood Glucose Control

Desilia Atikawati, 2009; First supervisor: Felix Kasim, DR., dr., M. kes. Second supervisor: Edwin Setiabudi, dr., Sp.PD.

As positive impact of development held by the government in the last 60 years of Indonesia’s independence, the disease pattern in Indonesia is changing. Infectious diseases and malnutrition problems are decreasing, while chronic diseases, such as diabetes, is increasing rapidly. This alteration is predicted to have correlation with altered life style. WHO predicts that 8,4 million diabetic patients in Indonesia in 2000 will increase to 21,3 million in 2030. This research goal is to find out the level of knowledge, attitude and practice of diabetic patients about how to control their blood glucose level in a smaller population, Immanuel Bandung Hospital, also their correlation with controlled blood glucose. The method is descriptive analysis with questionnaire as the instrument, also involving 30 respondent chosen by incidental sampling method. Univariate data analysis is presented in distribution table, while bivariate data is analyzed with Chi-square test (α = 0,05). The result of this research show that the level of knowledge and attitude of diabetic patients in Immanuel Bandung Hospital are in good criteria, while practice is in moderate criteria. Also, there is no correlation between knowledge with controlled blood glucose, while there is a correlation between attitude and practice with controlled blood glucose.


(3)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sesuai pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah” ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dokter.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan oleh karena bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Felix Kasim, DR., dr., M. Kes. selaku pembimbing utama Karya Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta pengetahuannya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

2. Edwin Setiabudi, dr., Sp.PD selaku pembimbing kedua Karya Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan pengarahan, pengetahuan, serta bimbingannya dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Hana Ratnawati, dr., M. Kes selaku dosen wali dan penguji peneliti yang telah memberikan saran-saran dan tanggapannya mengenai Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Lukas Mulyono Samuel, dr., Sp.PD dan Surya Tanurahardja, dr., MPH., DTM

& H., Sp.AK selaku penguji yang telah memberi saran dan kritik terhadap Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Dosen-dosen Fakultas Kedokteran Maranatha lainnya atas dukungan dan bantuannya kepada peneliti

6. Ibu Cucu selaku suster di poliklinik DM Rumah Sakit Immanuel yang telah memberikan bantuan kepada peneliti untuk mencari dan mendapatkan responden dalam Karya Tulis Ilmiah ini.


(4)

vii

7. Bapak Deni, staf LP2IKM, yang telah membantu peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai Karya Tulis Ilmiah.

8. Ismail Gosse, SE dan Sri Chandrawati, psi. selaku orang tua peneliti yang senantiasa memberikan perhatian, kasih sayang dan dukungan kepada peneliti dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Keluarga peneliti lainnya atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada peneliti.

10.I G. B. I. Angganugraha P. J yang telah memberikan perhatian, dukungan dan bantuan kepada peneliti dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Dania Fitriana Taufik atas dukungannya kepada peneliti.

12.Teman-teman (Aluisha Saboe, Ananda Dwiputri, Annisa N.A.P, Dwirianti Almira, Mona Adelia (alm), Ratih Nurdiany, Ruswandiani Sukarya, Wiwin Wihartini, Adhitya Rahadi, GSK) atas bantuan dan dukungannya kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

13.Teman-teman bimbingan Felix Kasim, DR., dr., M. Kes. atas kerjasamanya dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

14.Teman-teman Fakultas Kedokteran dan di luar Fakultas Kedokteran lainnya atas dukungannya kepada peneliti.

15.Semua pihak yang belum disebutkan namanya satu persatu atas dukungannya kepada peneliti.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bandung, November 2009


(5)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..…... LEMBAR PERSETUJUAN ……….….…... SURAT PERNYATAAN ………... ABSTRAK ………... ABSTRACT ………... KATA PENGANTAR ...………... DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ……….... DAFTAR GAMBAR ..……….

DAFTAR LAMPIRAN ………....

BAB I. PENDAHULUAN ………

1.1 Latar belakang ………

1.2 Identifikasi Masalah ………..

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 1.4 Manfaat Penelitian ………...………...

1.5 Hipotesis Penelitian

1.6 Metodologi Penelitian ………...

1.7 Lokasi dan Waktu ………...

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………..

2.1 Definisi DM... 2.2 Klasifikasi DM…... 2.3 Faktor Risiko... 2.3.1 Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi...

i ii iii iv v vi viii xiv xvii xviii 1 3 3 4 4 5 5 6 8 8 8


(6)

ix

2.3.2 Faktor risiko yang bisa dimodifikasi... 2.3.3 Faktor lain yang terkait risiko diabetes... 2.4 Insulin... 2.4.1 Biosintesis... 2.4.2 Sekresi... 2.4.3 Aksi... 2.5 Patogenesis DM... 2.5.1 DM Tipe 1... 2.5.2 DM Tipe 2... 2.6 Komplikasi Akut DM...

2.6.1 Ketoasidosis... 2.6.2 Hyperglycemic hiperosmolar state... 2.6.3 Hipoglikemia... 2.7 Komplikasi Kronis DM... 2.7.1 Penyakit mata... 2.7.2 Penyakit ginjal... 2.7.3 Neuropati... 2.7.4 Penyakit kardiovaskular... 2.7.5 Komplikasi ekstremitas bawah... 2.7.6 Infeksi... 2.8 Diagnosis DM... 2.9 Penatalaksanaan DM...

2.9.1 Tujuan penatalaksanaan... 2.9.2 Langkah-langkah penatalaksanaan... 2.9.3 Pilar penatalaksanaan DM... 2.9.4 Penilaian hasil terapi... 2.10 Kriteria Pengendalian DM... 2.11 Promosi Perilaku Kesehatan...

8 8 9 9 9 10 11 11 13 15 15 15 16 16 17 18 18 19 19 20 20 24 24 25 27 39 40 41


(7)

x

2.11.1 Perilaku sehat bagi penyandang DM... 2.11.2 Edukasi perubahan perilaku... 2.12 Pencegahan...

2.12.1 Pencegahan primer... 2.12.2 Pencegahan sekunder... 2.12.3 Pencegahan tersier... 2.13 Kerangka Pemikiran.………... 2.13.1 Perilaku Kesehatan... 2.13.2 Domain Perilaku Kesehatan... 2.13.2.1 Pengetahuan (Knowledge)...………... 2.13.2.2 Sikap (Attitude)...…... 2.13.2.3 Praktik atau Tindakan (Practice)... 2.13.3 Perubahan Perilaku...…………... 2.13.4 Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku...

BAB III. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ……….

3.1 Alat/Subjek Penelitian ………... 3.1.1 Alat Penelitian... 3.1.2 Subjek Penelitian... 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………..

3.3 Metode Penelitian ………..

3.3.1 Desain Penelitian ………..

3.3.2 Variabel Penelitian... 3.3.2.1 Definisi Konsepsional... 3.3.2.2 Definisi Operasional... 3.3.3 Besar Sampel Penelitian...……….... 3.4 Kerangka Konsep... 3.5 Hipotesis Penelitian... 3.6Prosedur Kerja...

41 41 44 44 46 46 46 46 48 49 51 52 53 54 56 56 56 56 57 57 57 58 60 60 60 61


(8)

xi

3.7Metode Analisis... 3.7.1 Analisis Data Univariat... 3.7.1.1 Identitas Responden... 3.7.1.2 Kadar Glukosa Darah... 3.7.1.3 Pengetahuan... 3.7.1.4 Sikap... 3.7.1.5 Perilaku... 3.7.2 Analisis Data Bivariat...

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………...

4.1 Analisis Univariat...……….. 4.1.1 Identitas Responden

4.1.1.1 Distribusi Responden Menurut Usia... 4.1.1.2 Distribusi Responden Menurut BMI... 4.1.2 Kadar Glukosa Darah Responden... 4.1.3 Pengetahuan...

4.1.3.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Gejala Diabetes... 4.1.3.2 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perlunya Mengontrol Pola Makan... 4.1.3.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pola Makan yang Baik... 4.1.3.4 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perlunya Olahraga Teratur... 4.1.3.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Olahraga yang Baik... 4.1.3.6 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Perlunya Tambahan Obat Jika Kadar Glukosa 61 62 62 62 62 63 64 64 65 65 65 65 66 67 67 68 68 69 69


(9)

xii

Darah Menjadi Tinggi... 4.1.3.7 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Perlunya Meminum Obat Jika Kadar Glukosa Darah Sudah Normal... 4.1.3.8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Akibat yang Dapat Terjadi Jika Glukosa Darah Terus Menerus Tinggi... 4.1.3.9 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kegunaan Insulin... 4.1.3.10 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penggunaan Insulin... 4.1.3.11 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Menyimpan Insulin... 4.1.3.12 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden... 4.1.4 Sikap...

4.1.4.1 Distribusi Sikap Responden Dalam Meminum Obat Secara Teratur... 4.1.4.2 Distribusi Sikap Responden Dalam Mematuhi

Dokter untuk Tetap Meminum Obat Walaupun Kadar Glukosa Darah Sudah Normal... 4.1.4.3 Distribusi Sikap Responden Dalam Mematuhi

Instruksi Dokter untuk Memakai Suntikan Insulin Setiap Hari... 4.1.4.4 Distribusi Sikap Responden Dalam Mengikuti Pola Makan yang Diatur Dokter... 4.1.4.5 Distribusi Sikap Responden Dalam Melakukan Olahraga Secara Teratur Sesuai Anjuran Dokter 4.1.4.6 Distribusi Sikap Responden Dalam Melakukan

70

70

71

72

72

73 73 74

74

74

74

75


(10)

xiii

Kontrol ke Dokter Secara Teratur... 4.1.4.7 Distribusi Tingkat Sikap Responden... 4.1.5 Perilaku... 4.1.5.1 Distribusi Perilaku Responden Dalam

Keteraturan Meminum Obat... 4.1.5.2 Distribusi Perilaku Responden Dalam

Melakukan Kontrol ke Dokter... 4.1.5.3 Distribusi Perilaku Responden Dalam

Mengikuti Pola Makan yang Diatur Dokter... 4.1.5.4 Distribusi Perilaku Responden Dalam

Melakukan Olahraga Setiap Minggunya... 4.1.5.5 Distribusi Perilaku Responden Dalam

Mengikuti Program Edukasi Diabetes... 4.1.5.6 Distribusi Tingkat Perilaku Responden... 4.2 Analisis Bivariat...………...

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……….…………..

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

RIWAYAT HIDUP ……….

76 76 77

77

77

78

78

79 80 81

85 86

87


(11)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Etiologis DM... Tabel 2.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan

diagnosis DM (mg/dl)…... Tabel 2.3 Kriteria diagnosis DM... Tabel 2.4 Perbandingan antara DM tipe 1 dan 2... Tabel 2.5 Kebutuhan kalori orang dengan DM... Tabel 2.6 Obat Hipoglikemik Oral... Tabel 2.7 Farmakokinetik Insulin Eksogen Berdasar Waktu Kerja... Tabel 2.8 Kriteria pengendalian DM... Tabel 4.1 Distribusi responden menurut usia... Tabel 4.2 Distribusi responden menurut BMI... Tabel 4.3 Distribusi responden menurut terkendalinya kadar glukosa darah.. Tabel 4.4 Distribusi pengetahuan responden tentang gejala diabetes... Tabel 4.5 Distribusi pengetahuan responden tentang perlunya mengontrol

pola makan... Tabel 4.6 Distribusi pengetahuan responden tentang pola makan yang baik. Tabel 4.7 Distribusi pengetahuan responden tentang perlunya olahraga

teratur... Tabel 4.8 Distribusi pengetahuan responden tentang olahraga yang baik... Tabel 4.9 Distribusi pengetahuan responden tentang perlunya tambahan

obat jika kadar glukosa darah menjadi tinggi... Tabel 4.10 Distribusi pengetahuan responden tentang perlunya meminum

obat jika kadar glukosa darah sudah normal... Tabel 4.11 Distribusi pengetahuan responden tentang akibat yang dapat

terjadi jika glukosa darah terus menerus tinggi...

6 20 21 23 30 35 36 40 65 66 67 67 68 69 69 70 70 71 72


(12)

xv

Tabel 4.12 Distribusi pengetahuan responden tentang kegunaan insulin... Tabel 4.13 Distribusi pengetahuan responden tentang cara penggunaan

insulin... Tabel 4.14 Distribusi pengetahuan responden tentang cara menyimpan

insulin... Tabel 4.15 Distribusi tingkat pengetahuan responden secara keseluruhan... Tabel 4.16 Distribusi sikap responden dalam meminum obat secara teratur

sesuai anjuran dokter... Tabel 4.17 Distribusi sikap responden dalam mematuhi dokter untuk tetap

meminum obat walaupun kadar glukosa darah sudah normal... Tabel 4.18 Distribusi sikap responden dalam mematuhi instruksi dokter

untuk memakai suntikan insulin setiap hari... Tabel 4.19 Distribusi sikap responden dalam mengikuti pola makan yang

diatur dokter... Tabel 4.20 Distribusi sikap responden dalam melakukan olahraga secara

teratur sesuai anjuran dokter... Tabel 4.21 Distribusi sikap responden dalam melakukan kontrol ke dokter

secara teratur... Tabel 4.22 Distribusi tingkat sikap responden secara keseluruhan... Tabel 4.23 Distribusi perilaku responden dalam keteraturan meminum obat. Tabel 4.24 Distribusi perilaku responden dalam melakukan kontrol ke

dokter... Tabel 4.25 Distribusi perilaku responden dalam mengikuti pola makan yang diatur dokter... Tabel 4.26 Distribusi perilaku responden dalam melakukan olahraga setiap

minggunya... Tabel 4.27 Distribusi perilaku responden dalam mengikuti program edukasi

diabetes... 72 73 73 73 74 74 75 75 76 76 76 77 77 78 79 80


(13)

xvi

Tabel 4.28 Distribusi tingkat perilaku responden secara keseluruhan... Tabel 4.29 Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan, sikap, dan

perilaku, serta hasil analisisnya di wilayah kerja RS Immanuel bulan Juni-Juli 2009...

80


(14)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Glucose-stimulated insulin secretion... Gambar 2.2 Jalur Transduksi Sinyal Insulin pada Otot Skelet... Gambar 2.3 Perkembangan DM tipe 1... Gambar 2.4 Stadium Metabolik DM Tipe 2... Gambar 2.5 Mekanisme Molekular dari Komplikasi Terkait DM... Gambar 2.6 Algoritma Pemberian Kombinasi Insulin dan OHO...

10 11 12 14 17 38


(15)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Pasien DM……… Lampiran 2 Informed Consent... Lampiran 3 Persetujuan Komisi Kode Etik Penelitian...

91 95 96


(16)

91

Lampiran 1

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah.

Data umum pasien: 1. Nama :

2. Jenis kelamin : 3. Usia :

4. Berat badan : 5. Tinggi badan :

6. Body Mass Index (BMI) : 7. Pekerjaan :

8. Kadar glukosa darah: a. Puasa:

b. 2 jam PP:

Pengetahuan:

1. Apakah anda tahu gejala penyakit diabetes? a. Ya, sebutkan _____________________. b. Tidak.

2. Apakah penderita diabetes harus mengontrol pola makan? a. Ya (ke soal no. 3, soal no. 4 tidak usah diisi). b. Tidak (ke soal no. 4, soal no. 3 tidak usah diisi). 3. Jika jawaban no. 2 “Ya”, pola makan yang baik adalah:

a. Melakukan perencanaan makan dengan ahli gizi, menyesuaikan kesukaan dan kebiasaan makan dengan kebutuhan kalori serta aktivitas sehari-hari.

b. Melakukan perencanaan diet sendiri agar gula darah terkontrol. 4. Jika jawaban no. 2 “Tidak”, alasannya adalah:


(17)

92

b. Pola makan ada hubungannya dengan diabetes, tetapi diabetes dapat sembuh dengan obat saja.

5. Apakah penderita DM harus melakukan olahraga teratur? a. Ya (ke soal no. 6, soal no. 7 tidak usah diisi) b. Tidak (ke soal no. 7, soal no. 6 tidak usah diisi) 6. Jika jawaban no. 5 “Ya”, olahraga yang baik adalah:

a. Olahraga aerobik (jalan kaki, lari, sepeda, senam aerobik, dan lain-lain).

b. Olahraga apa saja asalkan membuat kita kecapekan banyak keringat yang keluar, sehingga gula darah dapat cepat turun. 7. Jika jawaban no. 5 “Tidak”, alasannya adalah:

a. Olahraga tidak ada hubungannya dengan diabetes.

b. Olahraga ada hubungannya dengan diabetes, tetapi diabetes dapat sembuh dengan obat saja.

8. Jika kadar gula jadi tinggi, apakah perlu tambahan obat? a. Ya.

b. Tidak.

9. Jika kadar gula sudah normal, apakah obat tetap harus diminum? a. Ya.

b. Tidak.

10.Apakah anda tahu akibatnya jika gula darah terus-menerus tinggi? a. Ya, sebutkan ____________________

b. Tidak.

Untuk Pengguna insulin (untuk yang tidak menggunakan insulin tidak perlu diisi): 11.Apakah anda tahu kegunaan insulin?

a. Ya. b. Tidak.

12.Apakah anda tahu cara menggunakan insulin? a. Ya.


(18)

93

13.Apakah anda tahu cara penyimpanan insulin? a. Ya, di mana ____________________ b. Tidak.

Sikap:

14.Apakah anda setuju untuk meminum obat secara teratur sesuai anjuran dokter?

a. Setuju. b. Tidak setuju.

15.Apakah anda setuju untuk tetap meminum obat sesuai instruksi dokter walaupun kadar gula darah anda sudah normal?

a. Setuju. b. Tidak setuju.

16.Jika anda diinstruksikan dokter untuk memakai suntikan insulin setiap hari, apakah anda akan mengikuti dokter atau menolak dan tetap menggunakan obat sebagai penurun gula darah?

a. Mengikuti dokter memakai insulin. b. Menggunakan obat saja.

17.Apakah anda setuju untuk mengikuti pola makan yang diatur dokter atau mengatur pola makan sendiri?

a. Mengikuti pola makan yang diatur dokter. b. Mengatur pola makan sendiri.

18.Apakah anda setuju untuk melakukan olahraga teratur sesuai anjuran dokter?

a. Setuju. b. Tidak setuju.

19.Apakah anda setuju untuk melakukan kontrol ke dokter secara teratur? a. Setuju.


(19)

94

Perilaku:

20.Apakah anda meminum obat secara teratur? a. Selalu (setiap hari)

b. Kadang-kadang (4-5 hari dalam seminggu) c. Jarang (< 3 hari dalam seminggu)

21.Kapan anda melakukan kontrol? a. Teratur sesuai perintah dokter. b. Ketika ada keluhan.

22.Apakah pola makan anda sehari-hari sesuai dengan yang dianjurkan dokter?

a. Selalu (setiap hari)

b. Kadang-kadang (4-5 hari dalam seminggu) c. Jarang (< 3 hari dalam seminggu)

23.Berapa kali dalam seminggu anda melakukan olahraga? a. Kurang dari 3 kali/minggu.

b. 3-5 kali/minggu atau olahraga ringan setiap hari.

c. Lebih dari 5 kali/minggu atau olahraga berat setiap hari. 24.Apakah anda mengikuti program penyuluhan/edukasi diabetes?

a. Ya. b. Tidak.


(20)

95

Lampiran 2

LEMBAR INFORMED CONSENT Nama Peneliti Utama : Desilia Atikawati

Anggota Tim Peneliti : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes dr. Edwin Setiabudi, Sp. PD

Fakultas Penanggung Jawab : Fakultas Kedokteran Bidang Penelitian : Public Health

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Immanuel dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah

Lokasi Penelitian : Rumah Sakit Immanuel

Instansi Penanggung Jawab : Universitas Kristen Maranatha

Waktu Penelitian : Februari – Oktober 2009

Menyatakan bahwa nama-nama yang tercantum dibawah ini bersedian menjadi responden dari kegiatan penelitian ini dan bersedia memberikan keterangan yang diperlukan / bersedia menjadi subyek kegiatan penelitian yang dilakukan, tanpa paksaan dan sadar dengan penuh tanggung jawab dilandasi etika dan nilai kejujuran secara normatife yang tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Nama Jenis Kelamin Umur Alamat Tanda Tangan

Bandung, Juni 2009 Peneliti Utama


(21)

96


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pola penyakit saat ini dapat dipahami dalam rangka transisi epidemiologis, suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut hendak mencoba menghubungkan hal-hal tersebut dengan morbiditas dan mortalitas beberapa golongan penduduk dan menghubungkannya dengan faktor sosioekonomi serta demografi masyarakat masing-masing (Slamet Suyono, 2006). Dikenal 3 periode dalam transisi epidemiologis. Hal tersebut terjadi tidak saja di Indonesia tetapi juga di negara-negara yang sedang berkembang.

Periode I. Era pestilence dan kelaparan. Kedatangan orang-orang barat ke Asia pada akhir abad ke-15 menyebabkan datangnya pula penyakit-penyakit menular seperti pes, kolera, influenza, tuberkulosis dan penyakit kelamin yang meningkatkan angka kematian. Harapan hidup bayi-bayi rendah dan pertambahan penduduk juga sangat rendah pada waktu itu.

Periode II. Pandemi berkurang pada akhir abad ke-19. Perbaikan gizi, higiene, serta sanitasi menyebabkan penyakit menular berkurang dan mortalitas menurun. Rata-rata harapan hidup pada waktu lahir meningkat dan jumlah penduduk seperti di Pulau Jawa nampak bertambah.

Periode III. Periode ini merupakan era penyakit degeneratif dan pencemaran. Komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat barat serta adopsi cara kehidupan barat menyebabkan penyakit-penyakit degeneratif, seperti hipertensi, penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus meningkat, tetapi apabila kontak dengan barat kurang dan masih terdapat kehidupan tradisional, seperti di daerah pedesaan, penyakit-penyakit tersebut umumnya jarang ditemukan (Slamet Suyono, 2006).

Sebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam kurun waktu 60 tahun merdeka, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi


(23)

2

berangsur turun, meskipun diakui bahwa angka penyakit infeksi ini masih dipertanyakan dengan timbulnya penyakit baru seperti Hepatitis B dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), juga angka kesakitan tuberkulosis (TBC) yang tampaknya masih tinggi dan akhir-akhir ini flu burung, demam bedarah dengue (DBD), antraks dan polio melanda negeri kita ini. Di lain pihak, penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, di antaranya diabetes mellitus (DM), meningkat dengan tajam. Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional, yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan kebarat-baratan dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam dan mengandung sedikit serat (Selamat Suyono, 2006).

Penyakit DM sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang (Slamet Suyono, 2006). Untuk Indonesia, WHO memprediksikan kenaikan jumlah pasien DM dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003 diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 133 juta jiwa. Dengan prevalensi DM pada daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%, maka diperkirakan pada tahun 2003 terdapat penyandang DM sejumlah 8,2 juta di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural. Selanjutnya, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%), maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang DM di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural (PERKENI, 2006).

Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian pencatatan medik di Rumah Sakit (RS) Immanuel Bandung, jumlah pasien yang terdiagnosis menderita DM tahun 2008 sebesar 1258 pasien. Jumlah tersebut telah mengalami penurunan dari


(24)

3

tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2007 sebesar 1350, tahun 2006 sebesar 1456, tahun 2005 sebesar 1505 dan tahun 2004 sebesar 1778 pasien.

Penelitian tentang perilaku dari Rogers yang dikutip kembali oleh Notoatmojo (2004) mengatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif akan berlangsung langgeng. Pengetahuan penderita tentang DM merupakan sarana yang dapat membantu penderita menjalankan penanganan DM selama hidupnya, sehingga semakin banyak dan semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya, semakin mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya dan mengapa hal itu diperlukan (Waspadji, 2004).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti mengangkat masalah tentang :

1. Pengetahuan, sikap dan perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung mengenai upaya-upaya pengontrolan kadar glukosa darah.

2. Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung terhadap terkontrolnya kadar glukosa darah.

1.3Maksud dan Tujuan

1. Maksud penelitian:

a. Meningkatkan pengetahuan serta kemampuan pasien DM untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan mengontrol kadar glukosa darahnya.


(25)

4

2. Tujuan penelitian:

a. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung tentang upaya pengontrolan kadar glukosa darah.

b. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

1.4Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis:

Karya tulis ini diharapkan dapat menambah informasi tentang penyakit DM, yaitu pengetahuan, sikap, serta perilaku pasien DM terhadap upaya pengontrolan kadar glukosa darah.

2. Manfaat praktis:

Bagi masyarakat, khususnya penderita DM, karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi upaya-upaya peningkatan kualitas hidup pasien DM, terutama dalam mengontrol kadar glukosa darah, sehingga masyarakat yang telah menderita DM dapat mengetahui upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

1.5Hipotesis Penelitian

1. H01: tidak ada hubungan antara pengetahuan pasien DM dengan

terkontrolnya kadar glukosa darah.

2. Ha1: ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien DM dengan

terkontrolnya kadar glukosa darah.

3. H02: tidak ada hubungan antara sikap pasien DM dengan terkontrolnya

kadar glukosa darah.

4. Ha2: ada hubungan antara tingkat sikap pasien DM dengan terkontrolnya


(26)

5

5. H03: tidak ada hubungan antara perilaku pasien DM dengan terkontrolnya

kadar glukosa darah.

6. Ha3: ada hubungan antara tingkat perilaku pasien DM dengan

terkontrolnya kadar glukosa darah.

1.6 Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian: deskriptif analitik. 2. Rancangan penelitian: cross sectional. 3. Instrumen pokok penelitian: kuesioner. 4. Teknik pengambilan data: survey.

5. Populasi penelitian: pasien penderita DM di RS Immanuel. 6. Jumlah sampel: 30 orang.

7. Teknik pengambilan sampel: insidental sampling.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi: Poliklinik DM di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Waktu: Februari – Oktober 2009.


(27)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan pasien DM di RS Immanuel Bandung tentang upaya-upaya untuk mengontrol glukosa darah sudah baik.

2. Tingkat sikap pasien DM di RS Immanuel Bandung dalam mengontrol glukosa darah sudah baik.

3. Tingkat perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung dalam mengontrol glukosa darah masih tergolong cukup.

4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien DM di RS Immanuel Bandung dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

5. Ada hubungan antara tingkat sikap pasien DM di RS Immanuel Bandung dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

6. Ada hubungan antara tingkat perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

7. Hasil analisis tingkat sikap dan perilaku pasien DM yang memiliki hubungan dengan terkontrolnya kadar glukosa darah tidak sesuai dengan kenyataan bahwa kadar glukosa darah pasien DM di poliklinik DM di RS Immanuel Bandung sebagian besar masih belum terkontrol.


(28)

86

5.2 Saran

1. Menghimbau pasien DM untuk mengikuti program edukasi DM secara keseluruhan (terutama yang bertujuan mengubah gaya hidup) dengan cara:

a. Memberikan informasi tempat-tempat yang mengadakan program edukasi DM yang baik dan menyeluruh.

b. Membantu mengatur jadwal edukasi DM sesuai dengan kegiatan pasien.

2. Melakukan review terhadap pasien DM mengenai pengetahuan tentang penyakitnya setelah mengikuti program edukasi secara kontinu dengan cara memberikan tes mengenai pengetahuannya setiap melakukan kontrol ke dokter.

3. Menyelenggarakan penyuluhan mengenai penyakit DM secara luas, sehingga orang-orang yang memiliki faktor risiko DM dapat memeriksakan kadar glukosa darahnya secara dini. Hal ini dapat dilakukan dengan metode testimonial, yaitu menghadirkan beberapa orang yang telah sembuh dari penyakit DM karena memiliki pengetahuan, sikap, serta perilaku yang baik dalam mengontrol kadar glukosa darahnya.

4. Mengoptimalkan peran serta fasilitas pelayanan kesehatan primer yang ada di masyarakat agar dapat dipergunakan secara baik.


(29)

87

DAFTAR PUSTAKA

A. Boedisantoso, Imam Subekti. 2005. Komplikasi akut diabetes melitus. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.156.

Badran, I.G. 2000. Knowledge, attitude and practice the three pillars of excelence and wisdom. http:// www.emro.who.int/publications/emhj/0101/01/htm. 3 Oktober 2009.

Dorland W.A.N. 2006. Dorland’s illustrated medical dictionary. Terjemahan Huriawati Hartanto, dkk. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 931, 1106.

Ermita I. Ilyas. 2005. Manfaat latihan jasmani bagi penyandang diabetes. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.262.

Kartini Sukardji. 2005. Penatalaksanaan gizi pada diabetes melitus. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.52.

Laporan Kelompok Studi WHO. 2000. Pencegahan diabetes mellitus. Jakarta: Penerbit Hipokrates. p.3.

Lennon G.M., Taylor K.G., Debney L., Bailey C.J. 2004. How to achieve optimal diabetic control in patients with insulin-dependent diabetes. http://www.ncbi.nlm.nih.gov. 27 September 2009.

Maitra A., Abbas A.K. 2005. The endocrine system. In V. Kumar, A.K. Abbas, N. Fausto: Robbins and cotran pathologic basis of disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 1193.

Manzella D. 2009. Top 7 risk factors for type 2 diabetes. http:// www. about.com. 18 Agustus 2009.

Masharani U. 2008. Diabetes mellitus and hypoglycemia. In S.J. McPhee, M.A. Papadakis, L.M. Tierney: Current medical diagnosis and treatment. USA: McGraw Hill Companies, Inc. p. 1032.

Mathews S.M. 2007. The Effect of Individual Attitudes Toward Diabetes on Glycemic Control. http://www.pubmed.com. 27 September 2009.


(30)

88

McPherson M.L., Smith M.W., Powers A., Zuckermen I.H. 2008. Association between diabetes patients' knowledge about medications and their blood glucose control. http://www.pubmed.com. 20 Agustus 2009.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes meltus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI.

Powers A.C. 2005. Diabetes mellitus. In D.L. Kasper, A.S. Fauci, D.L. Longo, E. Braunwald, S.L. Hauser, J.L. Jameson: Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. USA: McGraw Hill Company, Inc. p. 2154-5, 2159, 2161-9.

Pradana Soewondo. 2005. Pemantauan pengendalian diabetes melitus. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.151.

R. Djokomoeljanto. 2006. Endokrinologi pada usia lanjut. Dalam R.B. Darmojo, H.H. Martono: Buku ajar geriatri. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p. 318, 320.

Saifuddin Azwar. 2009. Teori dan pengukuran sikap manusia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. p.61-2.

Sarwono Waspadji. 2005. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan pengelolaan yang rasional. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.36-40.

Sidartawan Soegondo. 2005. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.17-23.

_______. 2005. Prinsip dan strategi edukasi diabetes. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.220.

_______. 2005. Obat hipoglikemik oral dan insulin. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.275.

_______. 2008. Hidup secara mandiri dengan diabetes melitus, kencing manis, sakit gula. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p. 84-6, 107, 110.

Slamet Suyono. 2006. Diabetes melitus di Indonesia. Dalam A.W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata, S. Setiati: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. p. 1881, 1874.


(31)

89

Soekidjo Notoatmodjo. 2007. Ilmu dan seni kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. p. 135-9, 142-51, 162-4.

Tjahja Krisna Wibowo. 2009. Pengaruh informasi metode ceramah dan diskusi terhadap perubahan perilaku dan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe 2. http://digilib.uns.ac.id. 27 September 2009.


(1)

5

5. H03: tidak ada hubungan antara perilaku pasien DM dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

6. Ha3: ada hubungan antara tingkat perilaku pasien DM dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

1.6 Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian: deskriptif analitik.

2. Rancangan penelitian: cross sectional. 3. Instrumen pokok penelitian: kuesioner. 4. Teknik pengambilan data: survey.

5. Populasi penelitian: pasien penderita DM di RS Immanuel. 6. Jumlah sampel: 30 orang.

7. Teknik pengambilan sampel: insidental sampling.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi: Poliklinik DM di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Waktu: Februari – Oktober 2009.


(2)

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan pasien DM di RS Immanuel Bandung tentang upaya-upaya untuk mengontrol glukosa darah sudah baik.

2. Tingkat sikap pasien DM di RS Immanuel Bandung dalam mengontrol glukosa darah sudah baik.

3. Tingkat perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung dalam mengontrol glukosa darah masih tergolong cukup.

4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien DM di RS Immanuel Bandung dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

5. Ada hubungan antara tingkat sikap pasien DM di RS Immanuel Bandung dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

6. Ada hubungan antara tingkat perilaku pasien DM di RS Immanuel Bandung dengan terkontrolnya kadar glukosa darah.

7. Hasil analisis tingkat sikap dan perilaku pasien DM yang memiliki hubungan dengan terkontrolnya kadar glukosa darah tidak sesuai dengan kenyataan bahwa kadar glukosa darah pasien DM di poliklinik DM di RS Immanuel Bandung sebagian besar masih belum terkontrol.


(3)

86

5.2 Saran

1. Menghimbau pasien DM untuk mengikuti program edukasi DM secara keseluruhan (terutama yang bertujuan mengubah gaya hidup) dengan cara:

a. Memberikan informasi tempat-tempat yang mengadakan program edukasi DM yang baik dan menyeluruh.

b. Membantu mengatur jadwal edukasi DM sesuai dengan kegiatan pasien.

2. Melakukan review terhadap pasien DM mengenai pengetahuan tentang penyakitnya setelah mengikuti program edukasi secara kontinu dengan cara memberikan tes mengenai pengetahuannya setiap melakukan kontrol ke dokter.

3. Menyelenggarakan penyuluhan mengenai penyakit DM secara luas, sehingga orang-orang yang memiliki faktor risiko DM dapat memeriksakan kadar glukosa darahnya secara dini. Hal ini dapat dilakukan dengan metode testimonial, yaitu menghadirkan beberapa orang yang telah sembuh dari penyakit DM karena memiliki pengetahuan, sikap, serta perilaku yang baik dalam mengontrol kadar glukosa darahnya.


(4)

87

DAFTAR PUSTAKA

A. Boedisantoso, Imam Subekti. 2005. Komplikasi akut diabetes melitus. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.156.

Badran, I.G. 2000. Knowledge, attitude and practice the three pillars of excelence and wisdom. http:// www.emro.who.int/publications/emhj/0101/01/htm. 3 Oktober 2009.

Dorland W.A.N. 2006. Dorland’s illustrated medical dictionary. Terjemahan Huriawati Hartanto, dkk. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 931, 1106.

Ermita I. Ilyas. 2005. Manfaat latihan jasmani bagi penyandang diabetes. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.262.

Kartini Sukardji. 2005. Penatalaksanaan gizi pada diabetes melitus. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.52.

Laporan Kelompok Studi WHO. 2000. Pencegahan diabetes mellitus. Jakarta: Penerbit Hipokrates. p.3.

Lennon G.M., Taylor K.G., Debney L., Bailey C.J. 2004. How to achieve optimal diabetic control in patients with insulin-dependent diabetes. http://www.ncbi.nlm.nih.gov. 27 September 2009.

Maitra A., Abbas A.K. 2005. The endocrine system. In V. Kumar, A.K. Abbas, N. Fausto: Robbins and cotran pathologic basis of disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. p. 1193.

Manzella D. 2009. Top 7 risk factors for type 2 diabetes. http:// www. about.com. 18 Agustus 2009.

Masharani U. 2008. Diabetes mellitus and hypoglycemia. In S.J. McPhee, M.A. Papadakis, L.M. Tierney: Current medical diagnosis and treatment. USA: McGraw Hill Companies, Inc. p. 1032.

Mathews S.M. 2007. The Effect of Individual Attitudes Toward Diabetes on Glycemic Control. http://www.pubmed.com. 27 September 2009.


(5)

88

McPherson M.L., Smith M.W., Powers A., Zuckermen I.H. 2008. Association between diabetes patients' knowledge about medications and their blood glucose control. http://www.pubmed.com. 20 Agustus 2009.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes meltus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB. PERKENI. Powers A.C. 2005. Diabetes mellitus. In D.L. Kasper, A.S. Fauci, D.L. Longo, E.

Braunwald, S.L. Hauser, J.L. Jameson: Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. USA: McGraw Hill Company, Inc. p. 2154-5, 2159, 2161-9. Pradana Soewondo. 2005. Pemantauan pengendalian diabetes melitus. Dalam S.

Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.151.

R. Djokomoeljanto. 2006. Endokrinologi pada usia lanjut. Dalam R.B. Darmojo, H.H. Martono: Buku ajar geriatri. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p. 318, 320.

Saifuddin Azwar. 2009. Teori dan pengukuran sikap manusia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. p.61-2.

Sarwono Waspadji. 2005. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan pengelolaan yang rasional. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.36-40.

Sidartawan Soegondo. 2005. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus terkini. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.17-23.

_______. 2005. Prinsip dan strategi edukasi diabetes. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.220.

_______. 2005. Obat hipoglikemik oral dan insulin. Dalam S. Soegondo, P. Soewondo, I. Subekti: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p.275.

_______. 2008. Hidup secara mandiri dengan diabetes melitus, kencing manis, sakit gula. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.p. 84-6, 107, 110.

Slamet Suyono. 2006. Diabetes melitus di Indonesia. Dalam A.W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata, S. Setiati: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. p. 1881, 1874.


(6)

89

Soekidjo Notoatmodjo. 2007. Ilmu dan seni kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. p. 135-9, 142-51, 162-4.

Tjahja Krisna Wibowo. 2009. Pengaruh informasi metode ceramah dan diskusi terhadap perubahan perilaku dan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe 2. http://digilib.uns.ac.id. 27 September 2009.


Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2010.

3 49 110

GAMBARAN ASUPAN MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN GAMBARAN ASUPAN MAKAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI.

1 4 9

PENDAHULUAN Hubungan Sikap Dan Asupan Karbohidrat Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II Di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 5

PENGARUH OLAHRAGA JALAN SANTAI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus.

4 9 13

PENGARUH OLAHRAGA JALAN SANTAI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS Pengaruh Olahraga Jalan Santai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus.

0 2 11

PENDAHULUAN Hubungan Pola Makan Dengan Status Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 1 5

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA.

0 1 11

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II RAWAT Hubungan Penerapan Standar Diet Diabetes Mellitus Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Rawat Jalan Di Rsu

0 1 17

Hubungan Kadar Glukosa Darah Dengan HbA1c Pada Penderita Diabetes Mellitus.

3 22 23

HUBUNGAN SELF MANAGEMENT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN KADAR GULA DARAH DI RUMAH SAKIT KOTA BANDA ACEH

0 0 8