Konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
Oleh:
Lusi Ekarina
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri siswa kelas VIII SMP
Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 serta implikasinya terhadap
usulan topik-topik bimbingan Pribadi Sosial. Pertanyaan yang harus dijawab dalam

penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013? (2) Topik-topik bimbingan apa sajakah yang
sesuai bagi siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013? Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan
adalah kuantitatif dengan metode survey. Subyek penelitian adalah semua siswa kelas
VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 115
orang. Alat yang digunakan adalah instrument skala konsep diri siswa yang disusun
sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek konsep diri yakni aspek diri-fisik, dirisosial, diri-etik moral, diri- pribadi dan diri-keluarga. Teknik analisis data yang
digunakan untuk mengetahui konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
YogyakartaTahun Ajaran 2012/2013 serta implikasinya terhadap usulan topik-topik
bimbingan pribadi sosial berdasarkan dengan kategorisasi jenjang (ordinal). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 secara umum positif. Dan hanya sebagian kecil
siswa kelas VIII SMP Sella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang
memiliki konsep diri negatif.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
STUDENTS’ SELF-CONCEPT OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT
SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR
AND ITS IMPLICATIONS TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS
OF SOCIAL PERSONAL GUIDANCE
By:
Lusi Ekarina
Sanata Dharma University
Yogyakarta,
2013
This study aims to obtain the description of the students’ self-concept of the
eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic year
and its implications towards the suggested topics of social personal guidance. There
are two questions to be answered in this study: (1) What is the students’ self-concept
of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic

year? (2) What are the appropriate and relevant topics of social personal guidance for
the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic
year?
This study belongs to descriptive research with survey method. The subject is
all students of the eighth grade at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013
academic year, consisting of 115 people. The instrument used in this study is the
students’ self-concept scale instrument which was compiled by the researcher herself
based on the concept of self-aspects, i.e. the physical aspect of oneself, self-social,
moral-ethical, personal, and family aspect. The technique of data analysis technique
used is to determine the students’ self-concept of the eighth grade students at SMP
Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic year and its implications towards
the suggested topics of social personal guidance, based on the categorization level
(ordinal).
The results of this study show that the students’ self-concept of the eighth
grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic year is
positive. There is only a small number of students who has negative self-concept.

ix

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Lusi Ekarina
NIM : 071114031


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Lusi Ekarina
NIM : 071114031

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


Motto

“Serahkanlah Perbuatanmu Kepada Tuhan, Maka
Terlaksanalah Segala Rencanamu......”
(Amzal: 16: 3)

Tiada Keberhasilan
tanpa
Perjuangan, Ketekunan, Semangat
dan Pengorbanan

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus Sang Penolong Sejati
Bunda Maria
Keluargaku : Umak, Ama, Uo, Akok, Aba, Kakak, Anen,
Mbak, Ina, Bang Hendri, Dayang, Anong, Ian, Biak, Gayoh,
Dek Ti dan teman dan sahabatku yang telah memberikan
kepercayaan, cinta, perhatian, semangat, dukungan, doa, dan
selalu memotivasi kepadaku.

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 01 Maret 2013
Penulis

Lusi Ekarina

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Lusi Ekarina
NIM

: 071114031

Demi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul:
KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 01 Maret 2013
Yang menyatakan

Lusi Ekarina

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL
Oleh:
Lusi Ekarina
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri siswa kelas VIII SMP
Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 serta implikasinya terhadap
usulan topik-topik bimbingan Pribadi Sosial. Pertanyaan yang harus dijawab dalam
penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013? (2) Topik-topik bimbingan apa sajakah yang
sesuai bagi siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013? Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan
adalah kuantitatif dengan metode survey. Subyek penelitian adalah semua siswa kelas
VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 115
orang. Alat yang digunakan adalah instrument skala konsep diri siswa yang disusun
sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek konsep diri yakni aspek diri-fisik, dirisosial, diri-etik moral, diri- pribadi dan diri-keluarga. Teknik analisis data yang
digunakan untuk mengetahui konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
YogyakartaTahun Ajaran 2012/2013 serta implikasinya terhadap usulan topik-topik
bimbingan pribadi sosial berdasarkan dengan kategorisasi jenjang (ordinal). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 secara umum positif. Dan hanya sebagian kecil
siswa kelas VIII SMP Sella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang
memiliki konsep diri negatif.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
STUDENTS’ SELF-CONCEPT OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT
SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA IN 2012/2013 ACADEMIC YEAR
AND ITS IMPLICATIONS TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS
OF SOCIAL PERSONAL GUIDANCE
By:
Lusi Ekarina
Sanata Dharma University
Yogyakarta,
2013
This study aims to obtain the description of the students’ self-concept of the
eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic year
and its implications towards the suggested topics of social personal guidance. There
are two questions to be answered in this study: (1) What is the students’ self-concept
of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic
year? (2) What are the appropriate and relevant topics of social personal guidance for
the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic
year?
This study belongs to descriptive research with survey method. The subject is
all students of the eighth grade at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013
academic year, consisting of 115 people. The instrument used in this study is the
students’ self-concept scale instrument which was compiled by the researcher herself
based on the concept of self-aspects, i.e. the physical aspect of oneself, self-social,
moral-ethical, personal, and family aspect. The technique of data analysis technique
used is to determine the students’ self-concept of the eighth grade students at SMP
Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic year and its implications towards
the suggested topics of social personal guidance, based on the categorization level
(ordinal).
The results of this study show that the students’ self-concept of the eighth
grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2012/2013 academic year is
positive. There is only a small number of students who has negative self-concept.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniannya yang begitu besar kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
keterlibatan dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih secara tulus kepada :
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan
memberi kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
2. Br. Y. Triyana, S.,SS., MS., dan Juster Donal Sinaga, M.Pd., selaku dosen
pembimbing yang dengan penuh pengertian, kesabaran, kegembiraan, dan
ketulusan hati memberikan bimbingan, waktu, tenaga, pikiran, saran, dan
semangat kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan
bekal, dukungan, bantuan, dan bimbingan kepada penulis selama menjalani
masa studi.
4.

A.Setyandari,

S.Pd.,S.Psi.,Psi.,M.A.,

yang

te la h

bersedia

membantu

memperlancar segala urusan mulai dari persiapan sampai selesai ujian skripsi.
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5.

Dra. Anna Harsanti, selaku Kepala Sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

6.

Sr. Maria Tuto Unarajang CB, S.Pd., selaku guru BK SMP Stella Duce 2
Yogyakarta yang membantu penulis dalam menyebarkan instrument di kelas
selama proses penelitian.

7.

Fransisca Romana Pipiet CS, S.Pd., selaku guru BK SMP Stella Duce 2
Yogyakarta yang membantu penulis dalam proses penelitian.

8. Siswa-siswi kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi responden dan mengisi kuesioner penelitian.
9. Br. Valentinus Naryo, FIC. M.Pd., selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur
I Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan ujicoba
instrument penelitian.
10. Veronica Kismiyati, S.Pd., dan ibu Natalia Tatik Heryanti, S.Pd., selaku guru
BK SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta yang telah membantu dan
mendampingi selama proses ujicoba instrumen penelitian.
11. Siswa siswa kelas VIII E dan VIII F SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta yang
telah menjadi renponden uji coba instrument penelitian.
12. Semua keluarga yang telah mendukung dan mendoakan penulis selama proses
perkuliahan dan proses penulisan skripsi.
13. Semua teman-teman BK USD angkatan 2007 (Hesti, Sr.via, Sr.Bibi, Lisa, Lia,
Toto, Sr. Imel, Ocha, Sr.Tres, Ani, Sr. Tarsi serta yg lain) yang selalu
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

memberikan dukungan, semangat dan saling berbagi suka duka selama proses
perkuliahan dan penulisan skripsi.

Penulis

Lusi Ekarina

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO…..…………………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... . v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….... vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…..................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
E. Definisi Operasional………………………………………………….. . 7
F. Batasan Istilah ..................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Diri
1. Penertian Konsep Diri .............................................................. 9
2. Perkembangan Konsep Diri ..................................................... 11
3. Aspek-aspek Konsep Diri ....................................................... 12
a. Aspek Diri-Fisik ........................................................ 13
b. Aspek Diri-Sosial ...................................................... 13
c. Aspek Diri-Etik Moral............................................... 13
d. Aspek Diri-Pribadi .................................................... 14
e. Aspek Diri-Keluarga ……………………………….. 14
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ....................... 14
5. Penggolongan Konsep Diri ...................................................... 16
a. Konsep Diri Positif…………………………………... 16
b. Konsep Diri Negatif ……………………………….. . 21
B. Remaja SMP …………………………………………………………. . 24
1. Pengertian Remaja ……………………………………………. 24
a. Masa Remaja Awal ………………………………… 24
b. Masa Remaja Tengah …………………………….. ... 24
c. Masa Remaja Akhir ………………………………… 25
C. Pelayanan Bimbingan Pribadi Sosial ………………………… ............ 25
1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial ……………………….... 25
2. Peran Bimbingan dalam Pengembangan Konsep Diri Siswa ….27

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29
B. Subyek Penelitian ........................................................................... 29
C. Instrument Pengumpulan Data ........................................................ 30
D. Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 32
1. Uji Validitas .................................................................................. 32
2. Uji Reliabilitas ............................................................................. . 34
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 35
F. Teknik Analisis Data……………………………………………… .. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.................................................................. ………. 41
B. Pembahasan .................................................................................... 44
C. Usulan Topik-topik Bimbingan………………………………………50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 53
B. Saran ............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56
LAMPIRAN .................................................................................................. 58

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

: Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII
SMP Stella Duce 2 Yogyakarta ................................................. 30

Tabel 2

: Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Siswa
(sebelum Uji Coba) ……………………… ................................ 32

Tabel 3

: Contoh Perbaikan Skala Konsep Diri ………………………….. 33

Tabel 4

: Hasil Uji Daya Beda Per Item .................................................... 35

Tabel 5

: Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri (Setelah Uji Coba)..................... 35

Tabel 6

: Patokan Koefisiensi Korelasi ........................................ .. ............ 37

Tabel 7

: Jadwal Pengumpulan Data Penelitian......................................... 38

Tabel 8

: Penyusunan Skala Konversi Skala Lima ..................................... 39

Tabel 9

: Penentuan Kategori Skor ……………………………………... .. 40

Tabel 10

: Penentuan Kategori Skor ……………… ................................... 40

Tabel 11

: Penentuan Kategori Skor Tiap Item ……………………............. 41

Tabel 12

: Penentuan Kategori Skor ………………………. ....................... 42

Tabel 13

: Kategorisasi Tingkat Konsep Diri Siswa Kelas VIII
SMP Stella Duce 2 Yogyakarta …………………………….. ..... 43

Tabel 14

: Persentase Item-item I nstrumen Konsep Diri Siswa Kelas VIII
SPM Stella Duce 2 Yogyakarta ……………………………… .. 44

Tabel 15

: Data 2 Item yang Tergolong Pada Kategori
Sedang dan Rendah …………………………………………. .... 50

Tabel 16

: Uaulan Topik-Topik Bimbingan Berdasarkan Aspek yang
Tergolong dalam Butir Item yang Terindikasi
Sedang dan Rendah………………………………………… ...... 51
xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:

Instrumen Skala Konsep Diri Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 2
YogyakartaTahun Ajaran 2012/2013.

Lampiran 2:

Tabulasi Data Uji Coba Konsep Diri Siswa Kelas VIII SMP
Pangudi Luhur I Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

Lampiran 3:

Tabulasi Skor Item Ganjil.

Lampiran 4:

Tabulasi Skor Item Genap.

Lampiran 5:

Tabel Perhitungan Skor Ganjil dan Genap.

Lampiran 6:

Item Total Correlation.

Lampiran 7:

Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas.

Lampiran 8:

Tabulasi Skor Penelitian Konsep Diri Siswa
Kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013 Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan
Pribadi Sosial.

Lampiran 9:

Surat Ijin Penelitian.

Lampiran 10:

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitin.

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan yang dilalui
oleh setiap orang dalam rentan waktu kehidupannya. Pada masa ini remaja
mulai dihadapkan pada perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan
perkembangannya. Perubahan-perubahan pada diri remaja tersebut mendapat
pengaruh besar dari lingkungan di sekitarnya, seperti perubahan secara
emosianal, sosial,perubahan bentuk tubuh, perubahan minat dan pola perilaku.
(Hurlock, 1990:206-207)
Penyesuaian diri remaja dimulai dengan mencari atau bergabung
dengan kelompok teman sebayanya di luar keluarga. Hal ini sesuai dengan
yang dikatakan Hurlock (1990:208), bahwa penyesuaian diri dengan standar
kelompok teman sejenis lebih penting dari teman lawan jenis. Tetapi remaja
mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas jika disamakan dengan
teman-tamannya. Menurut Erikson identitas diri yang dicari remaja berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat
(Hurlock,1990:208). Remaja yang tidak mampu mengenali dirinya dengan
baik dan menerima diri apa adanya, serta tidak tau cara bersikap atau
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

bertingkah laku yang baik cenderung mengalami kekaburan identitas diri.
Artinya, ada ketidakjelasan tentang status mereka sebagai seorang remaja.
Sebaliknya apabila remaja tersebut mampu mengenali dan menerima diri apa
adanya, serta mampu bertingkah laku sesuai dengan tugas perkembangannya
cenderung memiliki dan menyadari identitas diri yang jelas. Pemahaman
remaja akan dirinya setelah mengalami berbagai perubahan berpengaruh pula
terhadap penilaian terhadap dirinya.
Setiap orang tentu memiliki konsep diri. Konsep diri yang dimiliki
oleh setiap orang berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh linngkungan
dimana individu itu berada. Oleh sebab itu konsep diri sangat penting bagi
setiap individu untuk dapat berkembang dengan baik.
Konsep diri (self concept) adalah keseluruhan gambaran, pandangan,
keyakinan dan penghargaan perasaan-perasaan seseorang tentang dirinya
sendiri (Hurlock,1990:58). Konsep diri berasal dan berakar pada pengalaman
masa kanak-kanak dan berkembang terutama sebagai akibat dari hubungan
remaja dengan lingkungan disekitarnya. Cara orang lain memperlakukannya
turut membentuk gagasan pada diri remaja tersebut tentang keadaan dirinya
sebagai seorang pribadi.
Konsep diri merupakan inti dari pola kepribadian seseorang. Pada
masa kanak-kanak, pola kepribadian sudah terbentuk serta cenderung stabil
dan seiring dengan proses perkembangan, hanya mengalami beberapa
perbaikan. Keberhasilan seseorang untuk memperbaiki kepribadiannya
tergantung dari beberapa faktor. Pertama, individu harus membentuk diri ideal

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

yang realistik. Kedua, individu harus membuat penilaian yang realistik
mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ketiga, individu harus mempunyai
konsep diri yang stabil. Keempat, individu harus mampu mengembangkan
sikap menerima diri sendiri (Pujijogyanti,1985:2).
Konsep diri sangat perlu bagi remaja untuk dapat mengaktualisasikan
diri dalam kehidupannya. Menurut Rogers, “kepribadian yang sehat bukan
merupakan

suatu

keadaan

yang

ada,

melainkan

suatu

proses”

(Schultz,1991:50). Konsep diri bukan bawaan sejak lahir. Konsep diri adalah
hasil dari proses belajar melalui pengalaman hidup dan perlakuan dari
lingkungan di sekitarnya yang akhirnya menpengaruhi remaja dalam
memberikan penilaian terhadap dirinya secara positif maupun negatif. Remaja
perlu untuk mengembangkan konsep diri. Dengan terbentuknya konsep diri
yang

baik,

maka

remaja

akan

memiliki

kemampuan

untuk

bisa

mengembangkan diri dalam segala hal.
Memiliki konsep diri yang positif sangat diperlukan remaja untuk dapat
berperilaku atau melakukan interaksi sosial yang baik dan bergaul dengan
lingkungan dimana remaja itu berada. Dalam pergaulan sosial, apabila remaja
merasa diri diterima, dihargai dan dicintai, maka remaja itupun mampu
menerima, menghargai dan mencintai dirinya sendiri (Sinurat,1991:2).
Dengan kata lain, apabila remaja tersebut mampu mengembangkan penilaian
yang baik tentang diri sehingga konsep diri yang terbentuk adalah konsep diri
yang positif. Remaja yang merasa dirinya tidak diterima, ditolak atau tidak
dicintai, maka remaja itu akan sulit pula untuk menerima keadaan dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Konsep diri yang terbantuk adalah konsep diri yang negatif. Konsep diri yang
positif atau negatif membawa dampak berbeda dalam perilaku remaja. Remaja
yang memiliki konsep diri positif cenderung lebih terbuka dan mampu
mengembangkan diri dalam bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Sedangkan remaja yang memiliki konsep diri negatif cenderung lebih tertutup
dan sulit mengembangkan diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih tergolong
remaja perlu memiliki dan mengembangkan konsep diri yang positif, terlebih
dalam melakukan interaksi sosial. Dalam menumbuhkan dan mengembangkan
konsep diri siswa di sekolah, peran dari guru pembimbing dalam memberikan
bimbingan menjadi penting. Kehidupan para siswa lebih banyak berhadapan
dengan dirinya, misalnya timbul beberapa keinginan serta perasaan yang silih
berganti dari yang sangat sedih kesangat gembira, ingin membangun cita-cita
tetapi tidak tahu caranya, dan pergaulan dengan anggota keluarga maupun
dengan lawan jenis yang bermasalah (Winkel dan Sri Hastuti, 2004:118).
Masalah-masalah yang timbul tersebut bersumber dari pengalaman mengenai
konsep dirinya yang kurang.
Konsep diri yang positif merupakan modal penting dalam menjalin
pergaulan dengan orang lain. Oleh sebab itu para siswa perlu mendapat
bimbingan untuk menemukan dan mengembangkan konsep diri yang positif.
Bimbingan yang dapat dilakukan untuk menemukan dan mengembankan
konsep diri siswa adalah melalui bimbingan pribadi-sosial. Bimbingan
pribadi-sosial

berarti bimbingan

yang dilakukan

dalam

menghadapi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

pergumulan batin seseorang, membantu mengatur diri sendiri serta bimbingan
untuk membina hubungan dengan sesama atau pergaulan sosial (Winkel dan
Sri Hastuti, 2004:118). Melalui bimbingan ini para siswa dibantu untuk dapat
menemukan dirinya dan berusaha untuk dapat mengembangkan konsep
tentang dirinya yang positif.
Konsep diri sangat penting dalam kehidupan para remaja. Mereka
harus memiliki konsep diri yang positif. Pada masa remaja perlu ada
bimbingan untuk memantapkan konsep diri ini. Untuk membangun konsep
diri positif para remaja tersebut maka perlu adanya bimbingan dari orang
dewasa. Orang dewasa yang dimaksud adalah para guru dan orang tua.
Konsep diri positif yang dimiliki para siswa akan mempengaruhi
perkembangan siswa kearah yang lebih positif. Selain itu konsep diri positif
akan membantu siswa mencapai prestasi di sekolah. Konsep diri positif
membantu siswa untuk dapat melihat dan menemukan tentang dirinya, mampu
mengatasi permasalahan yang dihadapinya dan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah.
Mengingat pentingnya konsep diri dan peran dalam kehidupan para
remaja, peneliti mencoba mengungkap konsep diri siswa kelas VIII SMP
Stella Duce 2 Yogyakarta. Alasan peneliti mengambil subjek penelitian para
siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta karena siswa-siswa kelas VIII
merupakan bagian dari kelompok masa remaja yang rentan usiannya 15/16
tahun. Pada usia tersebut, pada umumnya remaja sudah cukup mampu
membangun konsep diri mengenai dirinya sendiri seperti konsep diri berperan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

penting untuk mencapai keberhasilan dalam prestasi belajar. Selanjutnya
peneliti dapat menyusun atau menemukan topik-topik bimbingan yang relevan
untuk menumbuhkembangkan konsep diri yang positif. Guru pembimbing
memiliki

kewajiban

untuk

memberi

bimbingan

dalam

menemukan,

menumbuhkan dan mengembangkan konsep diri yang positif dalam diri tiap
siswa. Bimbingan yang diberikan guru pembimbing atau konselor sekolah
kepada siswa diharapkan mampu membantu siswa untuk memahami diri dan
lingkungan.
Melihat atau memandang pentingnya konsep diri positif bagi siswa
kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, maka perlu diberikan materi-materi
bimbingan terkait dengan konsep diri agar siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki konsep diri positif. Untuk
dapat merumuskan materi-materi konsep diri tersebut, maka terlebih dahulu
perlu didapatkan gambaran konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
Dalam rangka itu penelitian ini bertujuan mengungkap konsep diri
siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Maka dengan penelitian ini,
peneliti ingin mengetahui dan memastikan bagaimana
Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

konsep diri di SMP

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep diri para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Topik-topik bimbingan apa sajakah yang sesuai bagi para siswa kelas VIII
SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 terkait dengan
konsep diri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep diri para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Menyusun topik-topik bimbingan yang relevan dengan konsep diri sesuai
dengan kenyataan yang dialami oleh siswa SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Para siswa
Hasil penelitian dapat digunakan untuk membantu para siswa mengenal
dirinya, sehingga siswa dapat mengembangkan konsep diri secara positif.
2. Guru pembimbing
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru
pembimbing dalam menyusun program bimbingan di sekolah, terutama
bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan konsep diri para siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

3. Guru bidang studi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dan membantu para
siswa mengembangkan konsep diri secara positif.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan
penghargaan perasaan siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 tentang dirinya sendiri yang terdiri dari 5 aspek,
yaitu diri-fisik, diri-etik moral, diri-pribadi, diri-keluarga dan diri-sosial.
2. Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya
sendiri serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan
sesama di berbagai lingkungan (Winkel dan Sri Hastuti 2004:118).
F. Batasan Istilah
1. Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan
penghargaan

perasaan

seseorang

tentang

dirinya

sendiri

(Harlock,1990:58). Konsep diri merupakan proses seseorang mulai
mengenali sebagian diri mereka mulai dari penampilan diri-fisik, diri-etik
moral, diri- pribadi, diri-keluarga, dan diri-sosial.
2. Siswa kelas VIII SMP adalah semua siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

3. Bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan
batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya
sendiri serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan
sesama di berbagai lingkungan (Winkel dan Sri Hastuti 2004:118).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan
penghargaan, perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (Hurlock, 1990).
Pendapat ini hampir sama seperti yang dikemukakan oleh Djaali (2007:
109) yang mengartikan konsep diri sebagai pandangan seseorang tentang
dirinya sendiri mengenai apa yang ia ketahui dan ia rasakan tentang
perasaannya, serta bagaimana perilaku itu berpengaruh terhadap orang lain.
Hal ini dipertegas Sinurat (1991) yang berpendapat bahwa konsep diri
adalah keseluruhan pandangan dan penghargaan/ perasaan seseorang
tentang dirinya sendiri.
Sedangkan Bruns (1993: 66) mengatakan konsep diri dapat dipandang
sebagai seperangkap sikap-sikap terhadap diri dan penghargaan diri atau
evaluasi tentang diri. Suatu sikap merupakan organisasi dari keyakinankeyakinan yang relatif abadi disuatu situasi yang memberi kecendrungan
kepada seseorang untuk memberi respons didalam suatu cara yang
istimewa. Sikap terdiri dari kemampuan kognitif dan kemampuan afektif.
Demikian pula konsep diri sebagai seperangkat sikap terhadap diri terdiri
dari komponen kognitif, komponen evektif, evaluasi diri.

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

Komponen

kognitif

merupakan

pengetahuan

seseorang

untuk

mempersepsikan keadaan dirinya atau dikatakan sebagai gambaran
seseorang tentang keadaan dirinya sendiri. Keadaan diri sebagai yang
gemuk, kurus, berkulit putih, berkulit hitam, dapat menimbulkan pelepasan
secara emosional dan evaluasi diri. Komponen afektif merupakan seberapa
kuat seseorang merasakan bermacam segi perasaannya.
Evaluasi diri merupakan tingkatan saat seseorang merasa positif maupun
negatif mengenai karakteristik-karakteristik yang khusus mengenai dirinya
(Burns, 1993: 15). Evaluasi diri tersebut memberi kecenderungan bagi
seseorang untuk memberi respons ataupun bertingkah laku. Konsep diri
bukan merupakan unsur bawaan. Setiap orang tidak dilahirkan dengan
konsep diri. Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh peristiwa belajar
dan pengalaman, terutama yang berhubungan dengan dirinya, seperti harga
diri, kegagalan/ kesuksesan yang dicapai (Surakhmad, 1980:40)
Sikap dan perilaku orang lain terhadap dirinya akan sangat
mempengaruhi seseorang dalam menilai dan memandang dirinya. Jadi dari
beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri
merupakan kombinasi dari yang dilihat seseorang tentang diri (citra diri),
seberapa kuat seseorang merasakan bermacam segi perasaannya (intensitas
afektif), apakah seseorang mempunyai pendapat menyenangkan atau tidak
menyenangkan tentang dirinya (evaluasi diri) dan apa yang kemungkinan
besar diperbuat seseorang didalam memberi respons kepada evaluasi
tentang dirinya (Burns, 1993: 73-74)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

2. Perkembangan Konsep Diri
Konsep diri dapat berkembang melalui suatu proses yang terus berlanjut
disepanjang kehidupan manusia. Diri (self) berkembang ketika individu
merasakan bahwa dirinya memiliki keunikan diri sendiri (Agustiani, 2006:
143). Selama periode awal kehidupan konsep diri individu sepenuhnya
disadari oleh persepsi tentang diri sendiri. Kemudian dengan pertambahan
usia, pandangan tentang diri ini menjadi lebih banyak disadari oleh nilainilai yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain (Agustiani, 2006:143).
Perkembangan konsep diri dinilai dari masa kanak-kanak. Pada usia
kanak-kanak peran orang tua menjadi sangat dominan dalam proses
perkembangan konsep dirinya (Hurlock, 1990: 234). Konsep diri yang
berkembang pertama-tama adalah konsep diri primer. Konsep diri primer
adalah konsep diri yang terbentuk dalam diri anak dengan didasarkan atas
pengalaman anak di rumah dan dibentuk dari berbagai konsep terpisah yang
masing-masing merupakan hasil dari pengalaman dengan anggota keluarga
(Hurlock, 1989 :121).
Seiring dengan proses perkembangan dalam fase kehidupannya,
interaksi sosial dengan orang-orang disekitarnya turut mempengaruhi
perkembangan konsep diri anak. Selama masa pertengahan dan akhir, anak
mulai memainkan peran yang dominan dengan kelompok teman sebaya
menggantikan orang tua sebagai orang yang turut berpengaruh pada konsep
dirinya (Agustiani, 2006 : 144). Hal tersebut memunculkan istilah konsep
diri sekunder yaitu konsep diri yang terbentuk pada diri anak berdasarkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

pengalaman anak dengan lingkungan di sekitarnya atau bagaimana anak
melihat dirinya dimata orang lain.
Pada akhir masa anak atau bisa disebut masa remaja, konsep diri yang
terbentuk sudah mulai stabil. Tetapi dengan dimulainya masa pubertas
maka terjadi perubahan drastis pada konsep diri remaja. Agustiani
mengatakan bahwa remaja yang masih muda mempersepsikan dirinya
sebagai

orang

dewasa

dalam

banyak

cara,

walaupun

ketitadaktergantungannya dari orang dewasa masih belum mungkin terjadi
dalam beberapa tahun, remaja mulai terarah pada peraturan tingkah laku
sendiri (Agustiani, 2006 : 144). Lebih lanjut dikatakan bahwa nillai-nilai
dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep diri pada akhir masa
remaja cenderung menetap dan relatif merupakan pengatur tingkah laku
yang bersifat permanen.
Kehidupan remaja tidak terlepas dari peran seorang guru pembimbing di
sekolah, karena pada dasarnya seorang yang disebut remaja masih
tergolong siswa atau pelajar. Peran guru pembimbing adalah memberi
bimbingan dalam menemukan, menumbuhkan dan mengembangkan konsep
diri yang positif dalam diri tiap siswa atau berdasarkan beberapa uraian.
3. Aspek-Aspek Konsep Diri
Beberapa aspek yang mendasari konsep diri menurut Berzonsky
(1981: 238-239) dan Fitts (Agustiani, 2006: 139-141) yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

a. Diri Fisik (physical self)
Diri fisik merupakan penilaian individu terhadap segala sesuatu
yang dimiliki oleh individu seperti bentuk tubuk (positif, gemuk, kurus),
pakaian, benda yang dimiliki, kesehatan, dan penampilan diri (cantik,
jelek, menarik tidak menarik). Gambaran tentang tubuh merupakan hal
penting dari diri fisik yang mendasari individu berpikir dan menilai
keadaan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.
b. Diri Sosial (social self)
Diri sosial merupakan penilaian individu terhadap interasksi
dirinya dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya meliputi
bagaimana struktur, peran dan status sosial yang dimainkan oleh
individu atau remaja khususnya dan sejauh mana penilaian individu
terhadap baik buruknya perilaku perbuatan mereka. Setiap peranan yang
dimainkan individu akan dapat memunculkan adanya suatu penghargaan
sosial dari orang lain tentang bagaimana penilaian setiap perbuatan dan
tingkah lakunya. Bagi remaja sendiri, adanya penerimaan dan
pengakuan sosial dari kelompok teman sebaya misalnya, menjadi suatu
dasar untuk perkembanan setiap perilakunya.
c. Diri- Moral (moral self)
Diri moral merupakan pandanan individu terhadap dirinya di lihat
dari standar pertimbanan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut
persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan dan nilai-nilai
moral yang dipegang meliputi batasan baik dan buruk seperti nilai-nilai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

dan prinsip-prinsip yan memberi arti dan arah tujuan bagi kehidupan
individu.
d. Diri- Psikis (psychological self)
Diri psikis meliputi pikiran, perasaan dan sikap-sikap individu
terhadap dirinya sendiri. Diri psikis berkaitan pula dengan bagaimana
seseorang dalam memandang dirinya berdasarkan pada sifat, karakter
maupun perasaan-perasaan yang di munculkan ketika menghadapi
stimulus tertentu.
e. Diri- Keluarga (family self)
Diri keluarga mertupakan perasaan dan harga diri individu dalam
kedudukannya serbagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukan
seberapa jauh individu merasa berharga terhadap peran atau fungsi yang
dimainkan sebagai anggota keluarga.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Konsep Diri
Faktor yang mempengaruhi proses konsep diri adalah keluarga dan
sekolah (Desmita 2009: 196). Dalam kondisi keluarga, konsep diri
dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, terutama pengalaman
khusus yang membentuk perkembangan psikologis. Pengalaman khusus ini
lebih banyak berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga, terutama
menyangkut aspek-aspek: hubungan orang tua-anak dan iklim intelektual
keluarga. Hubungan orang tua anak mencakup

penerimaan-penolakan

orang tua terhadap anak, perlindungan dan kebebasan yang diberikan
kepada anak. Sedangkan iklim intelektual keluarga mencakup kesempatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

untuk berdialog logis, tukar pendapat dan gagasan, kegemaran membaca
dan minat kultural, pengembangan kemampuan memecahkan masalah,
pengembangan hobi dan perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak.
Di sekolah, konsep diri dipengaruhi oleh faktor iklim lembaga sosial
di mana individu terlibat di dalamnya. Bagi peserta didik, faktor sosial yang
dominan yang memengaruhi dirinya adalah sekolah, yang mencakup:
hubungan guru-siswa dan iklim intelektual sekolah. Hubungan guru-siswa
mencakup: penerimaan-penolakan guru terhadap siswa, sikap dominatif
(otoriter, kaku banyak tuntutan) dan hubungan yang bebas ketegangan atau
penuh ketegangan. Sedangkan iklim intelektual sekolah merujuk pada
sejauh mana perlakuan guru terhadap siswa dalam memberikan kemudahan
bagi perkembangan intelektual siswa sehingga tumbuh perasaan kompeten,
perhatian terhadap perbedaan individual siswa, intensitas tugas-tugas
belajar,

kecenderungan untuk mandiri,

sistem penilaian,

kegiatan

ekstrakurikuler, dan pengembangan inisiatif siswa.
Sementara menurut Schneiters (dalam Ali, 2005: 181), ada 5 faktor
yang mempengaruhi proses penyesuaian diri yaitu kondisi fisik,
kepribadian, lingkungan, edukasi/pendidikan, agama, dan budaya.
Kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses konsep diri. Aspekaspek yang berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri adalah hereditas dan konstitusi fisik (kapasitas pribadi dan sifat
atau kecenderungan pribadi), sistem utama tubuh (system syaraf, kelenjar
dan otot), dan kesehatan fisik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

Pengaruh unsur kepribadian terhadap konsep diri adalah kemauan dan
kemampuan untuk berubah, pengaturan diri, realisasi diri dan inteligensi.
Sedangkan faktor lingkungan sebagai fariabel yang berpengaruh terhadap
konsep diri meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan
sumbangan nilai-nilai, keyakinan, praktik-praktik yang memberi makna
sangat mendalam, tujuan serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu.
Faktor agama memiliki sumbangan yang berarti terhadap perkembangan
kondep diri individu. Sedangkan budaya merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kehidupan individu. Hal ini nampak dari karakteristik
budaya yang diwariskan kepada individu melalui berbagai media dalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor
keluarga, sekolah, kondisi fisik, kepribadian, lingkungan serta agama dan
budaya dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri siswa.

g. Penggolongan Konsep Diri
Penggolongan konsep diri secara umum menurut Burns (1993: 234)
digolongkan sebagai berikut:
a. Konsep Diri Positif
Konsep diri positif bersinonim dengan evaluasi diri positif,
penghargaan diri positif, perasaan harga diri positif dan penerimaan diri
positif. Memiliki konsep diri positif yaitu jika seseorang mampu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

menerima, menghargai dan menilai keadaan diri apa adanya secara
positif dan orang lain menerima, menilai dan memandang dirinya secara
positif pula (Burns, 1993: 234). Senada dengan pernyataan di atas, jika
kita diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan diri
kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita
(Rakhmat, 2005: 101).
Seseorang yang memiliki konsep diri positif selalu berusaha
untuk menilai dan menerima keadaan diri apa adanya. Konsep diri
positif akan selalu mendorong seseorang untuk berpikir positif, optimis,
tidak mudah menyerah atau putus asa. Konsep diri positif diperoleh
melalui kasih sayang, penerimaan dan penghargaan yang diberikan oleh
tokoh-tokoh disekitarnya (Sinurat,1991:2).
Orang yang memiliki konsep diri positif menurut Brooks &
Emmert (Rakhmmat, 2005: 105-106) ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Individu yakin akan kemampuannya untuk mengatasi masalah.
Artinya jika individu merasa memiliki kemampuan untuk mengatasi
masalah, maka masalah apapun yang dihadapi pada akhirnya
individu dapat mengatasinya bahkan saat individu menghadapi
kegagalan atau kemunduran. Kemampuan-kemampuan yang perlu
dimiliki individu untuk mengatasi masalah (Staf Yayasan Cipta Loka
Caraka, 1989:149) yaitu: a. bersikap objektif, b. mempertimbangkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

untung rugi atau akibat-akibat yang akan ditimbulkan, c. bersikap
kreatif dan luwes, dan d. bersikap optimis.
a) Bersikap tenang dan obyektif
Hindari mengatasi masalah dengan terburu-buru dalam keadaan
binggung

a ta u

perasaan

teganggu.

Seorang

remaja

sering

membiarkan perasaan mengaburkan pertimbangan akal sehat, maka
sebaiknya untuk sementara remaja melepaskan diri dari persoalan
guna memikirkannya dengan lebih tenang dan obyektif.
b) Mempertimbangkan untung rugi atau akibat-akibat yang di
timbulkan.
Telitilah berbagai cara pemecahan, misalnya berapa banyak waktu
yang digunakan untuk menimbang-nimbang pemecahan berdasarkan
pada penting tidaknya masalah itu serta memperhitungkan akibatakibat yang baik dan yang akan datang bagi diri sendiri maupun
orang lain.
c) Bersikap kreatif dan luwes
Masalah-masalah yang dihadapi mungkin menuntut pemecahan baru
serta kreatif. Jangan selalu mengunakan cara yang itu-itu saja dalam
menghadapi tantangan hidup. Bersikap luwes berarti berani
mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang perlu dalam sepanjang
kehidupan. Jika individu bersikeras dan tetap berpegang pada satu
pandanmgan atau rencana yang tidak jalan, individu akan kehilangan
kesempatan untuk berkreasi dalam mengatasi masalah-masalahnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

Maka diharapkan individu bersikap luwes, mau menggunakan
alternatif lain dalam pemecahan maslah-masalahnya.
d) Bersikap optimis
Apabila individu yang bersikap optimis, ia tidak akan mundur karena
kehilangan dan tidak melakukan sesuatu yang tidak ada. Sebaliknya,
apabila individu menghadapi masalah-masalahnya maka individu
tersebut sudah pesimis terhadap suatu masalah sehingga menangapi
masalah tersebut dengan tidak wajar. Hal ini menunjukan
kemampuanya dalam mengatasi masalah sudah di perlemah maka
diperlukan sikap yang optimis, bahwa masalah tersebut dapat di
selesaikan.
2) Individu merasa setara dengan orang lain
Artinya individu merasa sama dengan orang lain, tidak mengangap
dirinya lebih positif/negatif dari orang lain. Ia tidak mengangap
dirinya lebih berharga dari pada orang lain dan mengusahakan agar
setiap orang tidak di rugikan tetapi mengusahakan agar kedua belah
pihak sama-sama diuntungkan, meskipun terdapat perbedaan dalam
kemampuan tertentu, latar belakang budaya/sikap yang di miliki
orang lain.
3) Individu

mampu

mengungkapan

perasaan,

pikiran

maupun

kebutuhanya secara langsung dan jujur pada orang lain.
Setiap individu mampu mengungkapkan hal-hal yang dirasakan dan
dipikirkanpada orang lain apa adanya, dengan cara berbagai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

perasaan d

Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang

0 25 79

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014

3 16 92

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185