Analisis beban jaringan diskless thin client LTSP.

(1)

ABSTRAK

Diskless thin client merupakan sistem jaringan komputer dimana komputer client tidak memiliki hard disk. Semua sofware aplikasi maupun sistem operasi yang dibutuhkan komputer client, dilayani dan dikelola oleh komputer server. Salah satu platform penyedia layanan diskless thin client ini adalah LTSP (Linux Terminal Server Project).

Pada proyek tugas akhir ini, dirancang sebuah pengujian. Pengujianjaringan diskless thin client ini akan menggunakan sebuah server sebagai penyedia layanan LTSP dan dua buah komputer client yang akan digunakan sebagai display dan media untuk menjalankan aktifitas copy data.Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui beban jaringan pada sisi server dan client pada infrastruktur jaringan diskless thin client LTSP.


(2)

ABSTRACT

Diskless thin client is a computer network system where the client computer does not have a hard disk. All software applications and operating system required client computer, serviced and maintained by server computer, one platform service provider diskless thin client is LTSP (Linux Terminal Server Project).

In this final project, designed a test. Testing diskless thin client network will use an LTSP server as a service provider and two client computers that will be used as a display and media to run a data copy activities. This test aims to determine the network load on the server side and the client on a diskless thin client network infrastructure LTSP.


(3)

ANALISIS BEBAN JARINGAN DISKLESS THIN CLIENT LTSP

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh: Aditya Henanda

075314054

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ANALYSIS NETWORK LOAD DISKLESS THIN CLIENT LTSP

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain a Degree

in Informatics Engineering Study Program

by: Aditya Henanda

075314054

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat hasil karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang tercantum dan disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Juli 2015

Penulis,


(8)

HALAMAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Aditya Henanda Nomor Mahasiswa : 075314054

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS BEBAN JARINGAN DISKLESS THIN CLIENT LTSP

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 23 Juli 2015 yang menyatakan,


(9)

ABSTRAK

Diskless thin client merupakan sistem jaringan komputer dimana komputer client tidak memiliki hard disk. Semua sofware aplikasi maupun sistem operasi yang dibutuhkan komputer client, dilayani dan dikelola oleh komputer server. Salah satu platform penyedia layanan diskless thin client ini adalah LTSP (Linux Terminal Server Project).

Pada proyek tugas akhir ini, dirancang sebuah pengujian. Pengujian jaringan diskless thin client ini akan menggunakan sebuah server sebagai penyedia layanan LTSP dan dua buah komputer client yang akan digunakan sebagai display dan media untuk menjalankan aktifitas copy data. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui beban jaringan pada sisi server dan client pada infrastruktur jaringan diskless thin client LTSP


(10)

ABSTRACT

Diskless thin client is a computer network system where the client computer does not have a hard disk. All software applications and operating system required client computer, serviced and maintained by server computer, one platform service provider diskless thin client is LTSP (Linux Terminal Server Project).

In this final project, designed a test. Testing diskless thin client network will use an LTSP server as a service provider and two client computers that will be used as a display and media to run a data copy activities. This test aims to determine the network load on the server side and the client on a diskless thin client network infrastructure LTSP.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan , tempat dimana penulis memanjatkan doa dan terima kasih atas diberikannya kemudahan dan cobaan dalam mengerjakan karya tulis ini. 2. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku dekan fakultas Sains dan

Teknologi Teknik Informatika.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. sebagai dosen pembimbing akademis.

4. Bapak Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom., selaku dosen pembimbing tugas akhir penulis.

5. Bapak Iwan Binanto, M.Cs dosen pembimbing.

6. Yosep patah nugroho atas bantuannya ikut membimbing mengerjakan tugas akhir ini.

7. Kakak tercinta atas doa, bimbingan dan kesabaran mendidik penulis. 8. Untuk pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.


(12)

MOTTO

“Semua yang tidak mungkin adalah mungkin bagi orang percaya” (iman pribadi)

“Tegarlah seperti batu karang karena hidup adalah perjuangan, pengalaman dan kegagalan membuat orang lebih bijak”


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip kerja Thin Client Server Computing ... 9

Gambar 2.2 cara kerja thin client LTSP ... 12

Gambar 3.1 Rancangan Jaringan Thin Client ... 14

Gambar 3.2 Rancangan Jaringan Thin Client menggunakan topologi star ... 15

Gambar 3.3 Screenshot konfigurasi ip server ... 18

Gambar 3.4 Screenshot konfigurasi dhcp server... 19

Gambar 3.5 Screenshot konfigurasi dhcp interface ... 19

Gambar 3.6 Screenshot proses instalasi ltsp-build-client ... 20

Gambar 3.7 Screenshot proses update image ... 21

Gambar 3.8 Screen shot tampilan aplikasi wireshark ... 24

Gambar 4.1 hasil screenshot paket sniffing pengujian tahap awal ... 28

Gambar 4.2 contoh screenshot hasil pengujian scenario pertama ... 29

Gambar 4.3 contoh screenshot hasil pengujian skenario kedua ... 32

Gambar 4.4 contoh screenshot hasil pengujian skenario ketiga ... 35

Gambar 4.5 grafik perbandingan perubahan besar paket ... 39

Gambar 4.6 grafik perbandingan lama waktu transfer data ... 40

Gambar 4.7 grafik perbandingan delay ... 41

Gambar 4.8 grafik perbandingan throughput ... 42


(14)

Gambar 4.10 grafik perbandingan lama waktu transfer data ... 44 Gambar 4.11 grafik perbandingan delay ... 45 Gambar 4.12 grafik perbandingan throughput ... 46


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan pengalamatan IP address Jaringan Thin Client ... 16

Tabel 3.2 Spesifikasi CPU Server ... 16

Tabel 3.3 Spesifilasi Laptop Client1 ... 17

Tabel 3.4 Spesifilasi Laptop Client2 ... 17

Tabel 4.1 tabel hasil pengujian, skenario pertama ... 30

Tabel 4.2 tabel rata-rata hasil pengujian skenario pertama ... 31

Tabel 4.3 tabel hasil pengujian, skenario kedua ... 33

Tabel 4.4 tabel rata-rata hasil pengujian skenario kedua ... 34

Tabel 4.5 tabel hasil pengujian, skenario ketiga ... 36

Tabel 4.6 tabel rata-rata hasil pengujian skenario ketiga ... 37


(16)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR JUDUL ( Bahasa Inggris ) ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN KEASLIAN HASIL KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

MOTTO ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

BAB I I PENDAHULUAN ... 1

I.1.Latar Belakang ... 1

I.2.Rumusan Masalah ... 3

I.3.Tujuan ... 3

I.4.Batasan Masalah ... 3


(17)

I.6.Sistematika Penulisan ... 4

BAB II II LANDASAN TEORI ... 6

II.1. Thin Client ... 6

II.1.1. Perbedaan Thin Client Server Computing dengan Jaringan Lain ... 7

II.1.2. Keuntungan dan Keterbatasan Thin Client Server Computing ... 8

II.1.3. Prinsip Kerja Thin Client Server Computing ... 9

II.2. Thin Client Server Computing LTSP ... 10

II.2.1. Cara Kerja Sistem LTSP ... 12

BAB III III PERANCANGAN ... 14

III.1 Rancangan Jaringan Thin Client dalam pengujian ... 14

III.2 Arsitektur Jaringan Thin Client ... 14

III.3 Topologi Jaringan Thin Client ... 15

III.4 Perangkat Keras Jaringan Infrastruktur Thin Client ... 16

III.5 Konfigurasi LTSP ... 17

III.6 Parameter Pengukuran dan Pengujian Jaringan Diskless Thin Client ... 22

III.7 Rancangan Penggunaan Perangkat Lunak Pendukung Pengujian Diskless Thin Client ( Wireshark ) ... 23


(18)

BAB IV

IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ... 27

IV. 1 Implementasi Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Diskless Thin Client LTSP untuk Aktivitas Copy Data ... 27

IIV. 1 Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Diskless Thin Client LTSP ... 28

IV.2.1. Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Skenario Pertama ... 29

IV.2.2. Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Skenario Kedua ... 32

IV.2.3. Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Skenario Ketiga... 35

IV.3. Analisa Hasil Pengujian Jaringan Diskless Thin Client LTSP ... 38

IV.3.1. Perbandingan Hasil Pengujian Skenario Pertama dan kedua .... 38

IV.3.2. Perbandingan Hasil Pengujian Skenario Pertama dan Ketiga ... 42

BAB V V Kesimpulan dan Saran... 47

V.1. Kesimpulan ... 47

V.2. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 50


(19)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan PC (Personal Computer) semakin hari meningkat, sehingga menuntut banyak hal untuk terus dikembangkan dengan berbagai teknologi yang handal dan canggih. Penggunaan PC sudah cukup popular karena harganya yang terjangkau dan unjuk kerja serta kompatibelnya baik, pengguna PC juga bebas memilih spesifikasi PC sesuai dengan kebutuhannya. Pengoprasian PC juga relatif mudah, dapat dipelajari dan digunakan untuk setiap kalangan masyarakat.

Dengan populernya PC, saat ini PC digunakan sebagai alat maupun media sumber informasi, alat bantu mempermudah pekerjaan sehari – hari dan bahkan sebagai media hiburan. Saat ini PC tidak hanya digunakan oleh perseorangan secara priadi di rumah – rumah tetapi juga digunakan secara bersamaan dalam sebuah tempat atau lingkungan tertentu, dengan adanya hal ini PC dapat kita jumpai secara umum seperti di dalam mall, perpustakaan, sekolah, universitas dan bahkan digunakan sebagai bisnis seperti warnet atau game center. Dalam penggunaan PC sekala besar atau banyak dalam sebuah tempat, di butuhkan server untuk mengelola dan melayani pengguna PC secara bersamaan dalam tempat tersebut. Dalam pengelolaan penggunaan PC secara banyak dan bersamaan dalam sebuah tempat memunculkan berbagai masalah seperti informasi atau data yang terpecah pecah dari satu komputer dengan komputer yang lainnya dan perawatan data pc dalam sekala banyak di sebuah tempat tertentu yang dapat menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah mekanisme untuk mengelola hal tersebut.

Penulis disini mengambil sebuah studi kasus tentang pembangunan bisnis game center dimana dalam lingkungan ini (game center) menggunakan


(20)

banyak PC yg terhubung dengan server yang bertindak sebagai pengelola data informasi dan pelayanan jasa aplikasi multimedia. Dalam tempat ini (game center) muncul berbagai masalah, salah satunya tentang aplikasi multimedia game online yang harus selalu up to date dan tidak hanya tentang pemberharuan data multimedia game tetapi juga perawatan PC itu sendiri. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah solusi untuk menangani pemberharuan data dan aplikasi pada setiap unit PCnya. Jika pada kebanyakan game center yang penulis jumpai, proses pemberharuan data dilakukan secara manual contoh: patching atau pemberharuan data multimedia game online yang dilakukan secara satu persatu pada setiap unit computer apalagi jika harus melakukan maintenance atau perawatan PC tersebut, maka teknisi akan melakukannya dengan cek satu persatu setiap unit PC. Tentunya hal ini banyak menghabiskan waktu, bandwidth, tenaga dan pikiran.

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah solusi untuk menangani pemberharuan data dan maintenance atau perawatan dalam jumlah banyak secara praktis dan efeisien (cepat, hemat, dan tepat). Dalam hal ini penulis telah menjumpai sebuah game center milik teman penulis yang menerapkan sistem hardiskless PC yaitu PC client tanpa hardisk atau thin client dengan adanya solusi ini memungkinkan maintenance yang lebih terpusat ada server dalam pemberharuan data dan trouble shooting kerusakan hardware PC, mudah serta menghemat banyak waktu dan biaya. Menurut pendapat penulis hal ini merupakan sebuah solusi yang cukup tepat dan efisien pada kasus pembangunan game center maupun penggunaan pc yang digunakan secara massalseperti di lab, perkantoran dan sebagainya.

Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengimplementasikan jaringan thin client sebagai solusi untuk memenejemen pc client. Penulis akan menggunakan LTSP dengan Operasi Sistem Linux. Software ini merupakan PXE adalah singkatan dari Preboot Execution Environtment. PXE adalah salah satu cara menjalankan computer tanpa hardisk atau cd-room, artinya BIOS


(21)

akan secara otomatis menjalankan perintah yang dikirim melalui jaringan. Cara ini membutuhkan server yang bertindak sebagai penyedia layanan PXE dan komputer client harus memiliki kemampuan booting melalui jaringan.

I.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah yaitu :

Bagaimana pengaruh beban jaringan pada infrastruktur jaringan diskless thin client LTSP

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pembangunan server – thin client

2. Implementasi jaringan diskless thin client LTSP

3. Mengetahui beban jaringan pada sisi server dan client pada infrastruktur jaringan diskless thin client LTSP

I.4 Batasan Masalah

1. Pengujian implementasi jaringan diskless thin client menggunkan 1 buah laptop server dan 2 buah laptop sebagai client.

2. Implementasi jaringan LTSP menggunakan kabel cat 6 dan Ethernet switch TP-Link 10/100Mbps.

3. Penulis melakukan pengambilan data sebanyak 10 kali untuk setiap pengujian.

4. Pengamatan yang dilakukan pada tugas akhit ini adalah beban jaringan pada jariangan diskless thin client LTSP.


(22)

I.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur:

a. Teori Thin Client

b. Teori perangkat keras atau hardware computer dan fungsinya

2. Perencanaan skenario pengujian dan alat pengujian 3. Pengumpulan data

4. Analisis data

I.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan judul/rumusan masalah ditugas akhir.

BAB III PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan perencanaan desain pengujian.


(23)

Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan atas analisa dan saran berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Thin Client

Jaringan Thin Client adalah suatu lingkungan jaringan, yang mana client berfungsi sebagai terminal yang mengakses data dan aplikasi dari komputer server. Secara terpusat pengolahan data dilakukan oleh server. Sedangkan client hanya memproses input dari keyboard, mouse, dan keluaran berupa tampilan atau gambar (display), hal ini karena proses seutuhnya dilakukan oleh server. Server utama berfungsi menyediakan aplikasi atau pusat data dan sumber daya lainnya untuk sejumlah besar terminal (client). Terminal (client) hanya cukup mengoperasikan mouse, keyboard dan monitor, client dapat menjalankan berbagai aplikasi yang terinstall pada server.

Thin Client Server Computing (TCSC) merupakan suatu konsep jaringan komputer yang menekankan proses komputasi pada sisi Client yang berkinerja seminimal mungkin. Dalam konsep TCSC, terdiri dari Server dan Client, sisi client disebut juga dengan Thin Client karena dapat menjalankan banyak aplikasi yang terinstal pada Server dengan spesifikasi dibawah standar (sisi client), seperti menjalankan MS Office XP dengan prosesor 486 [3].

Pada generasi pertama jaringan komputer, konsep Thin Client Server Computing (TCSC) juga sudah digunakan dan lebih dikenal dengan istilah dumb terminal, yaitu client hanya digunakan untuk memberi input dan melihat hasil dari server lewat tampilan [3].


(25)

Salah satu kelebihan dari konsep Thin Client Server Computing adalah kompetibilitas sistem yang sudah ada, seperti Client-Server, bisa diterapkan bersamaan dalam satu jaringan dengan Thin Client Server Computing. Karena dalam penerapannya Thin Client Server Computing tidak merubah secara keseluruhan sistem maupun infrastruktur yang sudah ada [3].

II.1.1 Perbedaan Thin Client Server Computing dengan Jaringan Lain

PC (Personal Computer) yang dilengkapi dengan Sistem Operasi, RAM, ROM, Prosesor, Hard disk, dan aplikasi yang terinstal pada PC terebut, disebut juga fat client yang siap digunakan pada jaringan dengan menyediakan akses untuk membagi bersama sumber daya dan data. Yang mana segala proses aplikasi dan pengambilan data dilakukan pada komputer itu sendiri. Perbedaan antara thin client dan fat client, adalah bahwa fat client tetap dapat digunakan walaupun tidak terhubung dalam jaringan atau dengan kata lain fat client dapat berdiri sendiri. Sedangkan thin client tidak akan dapat digunakan jika terputus dari jaringan. Thin client merupakan suatu sistem jaringan yang sangat sederhana yang dapat menggantikan fat client (PC). Thin client menghadirkan suatu pendekatan sistem jaringan berbasis server (server-based) [3].


(26)

II.1.2 Keuntungan dan Keterbatasan Thin Client Server Computing

Terdapat beberapa keuntungan dan keterbatasan dalam menerapkan jaringan Thin Client, keuntungan tersebut adalah [3]:

 Fleksibilitas, jaringan thin client jauh lebih fleksibel dan sederhana dalam penyediaan dan pengembangan aplikasi yang beragam.

 Kemudahan adminstrasi dan manajemen, untuk memperbaharui (upgrade) perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) dilakukan secara terpusat pada komputer server, sehingga pemeliharaan akan jauh lebih mudah.

 Biaya dan Waktu, menggunakan jaringan thin client cenderung bertahan lama, hal ini karena untuk memperbaharui (upgrade) perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) cukup hanya dilakukan pada server. Upgrade tersebut dilakukan pada server agar kemampuan server meningkat atau berkinerja tinggi dalam memberikan pelayanan pada client.

Sedangkan keterbatasan dari jaringan Thin Client adalah sebagai berikut [3]:

 Ketahanan Jaringan Thin Client memerlukan kehandalan dan kinerja tinggi server dan infrastruktur jaringan. Pengguna (user) tidak memiliki kebebasan dalam jaringan tersebut. Setiap kegagalan atau kemunduran jaringan akan menghambat produktivitas dari semua pengguna (user).


(27)

 Menggunakan Thin Client tidak akan berfungsi dengan baik bila digunakan dalam bidang komputasi, seperti penggunaan aplikasi yang membutuhkan kerja prosesor dan grafis secara intensif, seperti aplikasi sistem informasi geografi (GIS).

II.1.3 Prinsip Kerja Thin Client Server Computing.

Konsep dasar cara kerja Thin Client Server Computing (TCSC) adalah melakukan komputasi sesuai dengan input dari sisi Thin Client dan mengirimkan hasil output berupa gambar atau display yang akan ditampilkan dimonitor client. Dengan demikian, pada sisi client tidak diperlukan kemampuan komputasi yang besar mengingat aplikasi yang diperlukan semua sudah dijalankan oleh server [3].

Gambar 2.1 Prinsip kerja Thin Client Server Computing [3] Komunikasi antara Thin Client dengan Server [3]:

 Dari thin client ke server: input keyboard dan mouse.  Dari server ke thin client: berupa gambar atau tampilan


(28)

Untuk memungkinkan server melakukan proses sesuai input dari sisi client dan mengirimkan hasilnya kembali, diperlukan software Terminal Server/Aplication Server, atau sistem operasi yang sudah memiliki fasilitas tersebut.

II.2 Thin Client Server Computing LTSP

Linux Terminal Server Project (LTSP) merupakan sebuah teknologi terminal server pada sistem operasi Linux yang memungkinkan komputer-komputer dengan spesifikasi rendah menjalankan sistem operasi terbaru tanpa ada masalah dari segi performa, karena resource dari aplikasi yang dijalankan pada komputer-komputer tersebut ditanggung oleh sebuah server berspesifikasi tinggi

LTSP pada sisi server terdiri dari berbagai layanan server sehingga komputer client menjalankan perangkat sesuai dengan kecepatan dari server. Layanan yang digunakan untuk LTSP antara lain : DHCP, TFTP, NBD, SSH, FUSE [6].

DHCP berfungsi melakukan booting menggunakan jaringan. Client tidak memiliki Harddisk, CD-ROM, bahkan Floppy disk. DHCP server yang digunakan tidak hanya sekedar memberi nomor IP, tetapi juga sebagai bootloader agar client dapat memuat kernel dan menjalankan OS. Proses memuat kernel dibantu oleh layanan TFTP [6].

TFTP (Trivia File Transfer Protocol), sama seperti ftp di Internet. Hanya saja TFTP digunakan untuk melakukan transfer yang lebih sedikit. Kernel yang dimuat oleh client tidak sama dengan kernel


(29)

yang dimuat oleh server, melainkan kernel khusus yang sudah dioptimisasi [6].

Setelah kernel diload, client akan melakukan proses booting khusus. Root filesystem yang di-boot bukanlah filesystem utama pada server, melainkan root filesystem khusus untuk LTSP yang diletakkan di folder /opt/ltsp/ pada server (dimount dengan bantuan NBD Server), karena OS dijalankan di jaringan memiliki proses dan inisasi berbeda dengan menjalankan OS secara mandiri [6].

Chroot yang dijalankan di client tidak berisikan aplikasi-aplikasi yang siap digunakan (hanya berisi skrip-skrip khusus untuk inisasi di client). Setelah proses inisiasi di client selesai, maka klien akan menjalankan desktop manager bernama LDM (LTSP Display Manager) untuk melakukan login. Setelah pengguna melakukan login, dengan bantuan SSH ke server client akan menjalankan binary-binary yang ada di server serta menjalankan desktop yang sama dengan apa yang terpasang pada Root server. Setelah proses ini, client dapat menggunakan desktop yang ada di server, dengan resource yang ditanggung server. Posisi client (jika dalam desktop) dengan server sejajar, tidak ada perbedaan IP [6].

Klien dapat mendengar suara menggunakan kartu suara lokal, melalui bantuan ESOUND dan PULSEAUDIO. Bahkan, membav ca flashdisk yang terpasang di klien dengan bantuan plugin ltsp-mount dari FUSE [6].


(30)

II.2.1 Cara Kerja Sistem LTSP

Langkah-langkah proses berjalannya sistem LTSP dapat dijelaskan pada gambar berikut ini [9]:

Gambar 2.2 cara kerja thin client LTSP [9]

1. Pada saat komputer klien melakukan booting dari Lancard, Klien akan merequest IP Address dari LTSP Server melalui protokol DHCP (server), DHCP akan membaca file konfigurasidhcp.conf yang berada pada /etc/ltsp/dhcp.conf.

2. Setelah klien mendapatkan IP address dari protocol DHCP, Server kemudian memuat Linux kernel dari preconfigured Linux Image (pxelinux.0 atau nbi.img) kedalam BOOT Rom klien dengan


(31)

menggunakan protokol TFTP (Trivial File Transfer Protokol) yang telah berjalan pada services LTSP Server.

3. Pada saat bersamaan Server akan melakukan mount filesystem baru yang dilakukan oleh protokol NBD (Network File System) khas berada di /opt/ltsp/i386. Ia tidak dapat menambatkan sistem berkas baru sebagai /. Pertama−tama harus dimount sebagai /mnt. Kemudian, ia akan melakukan pivot_root. pivot_root akan menukar sistem berkas root sekarang dengan sistem berkas baru. Ketika selesai, sistem berkas NBD akan dimount pada /, dan sistem berkas root lama akan dimount pada/oldroot. dan meload image dari /opt/ltsp/images/i386.img.

4. Server akan membaca file konfigurasi lts.conf, jika pada file lts.conf terdapat konfigurasi sound maka daemon pulseaudio akan dijalankan, untuk mengizinkan klien melakukan koneksi ke server dan menjalankan file audio. Server juga menjalankan service ltspfsd untuk memungkinkan klien menggunakan USB Flash Drive dan meload screen session yang digunakan pada file lts.conf. default session screen adalah session_7.

5. Klien akan membangun saluran SSH (Secure Shell tunnel) untuk berhubungan ke Server LTSP yang kemudian memulai LDM (LTSP Display Manager) login manager pada klien.


(32)

BAB III PERANCANGAN

III.1 Rancangan Jaringan Thin Client dalam pengujian

Rancangan jaringan yang di bangun pada jaringan ini menggunakan rancangan jaringan thin client LSTP dengan menggunakan operating system Xubuntu, yang dibangun guna untuk melayani 2 client sebagai pengujian jaringan diskless thin client.

III.2 Arsitektur jaringan thin client

Arsitektur jaringan yang dibangun dalam pengujian ini terdiri dari bagian pengguna atau client dan bagian server. Bagian client terdiri dari dua laptop yang berfungsi sebagai perangkat masukan dan keluaran. Bagian server bengfungsi sebagai pusat pemrosesan aktivitas pengguna yang dirancang menggunakan jaringan diskless thin client LTSP.


(33)

Server akan terhubung dengan client (workstation diskless) menggunakan ethernet lan pada jaringan thin client. Komunikasi client – server menggukan PXE boot.

III.3 Topologi Jaringan Thin Client

Topologi yang digunakan pada jaringan thin client ini menggunakan topologi star. Pada topologi star ini masing – masing work station hub atau switch yang terhubung ke server. Topologi ini menggunakan hub atau switch untuk menghubungkan komputer yang satu ke komputer yang lain. Hub atau switch berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dari komputer dan meneruskan ke semua komputer yang terhubung dengan Hub atau Swich tersebut [1].

Gambar 3.2 Rancangan Jaringan Thin Client menggunakan topologi star [1]

Pengalamatan ip pada jaringan thin client menggunakan DHCP server. Konfigurasi DHCP dilakukan dengan menggunakan alamat IP 192.168.80.0 dengan rentang 192.168.80.230 sampai 192.168.80.240. server pada jaringan ini menggunakan alamat ip statis 192.168.80.220, netmask 255.255.255.0 dengan gateway 192.168.80.1


(34)

Perangkat Keras

Alamat IP Subnet Mask Alamat Broadcast PC server 192.168.80.220 255.255.255.0 192.168.80.255 PC client1 192.168.80.230 192.168.80.0 192.168.80.255 PC client2 192.168.200.11 192.168.80.0 192.168.80.255 Tabel 3.1 Rancangan Pengalamatan IP address Jaringan Thin Client

Tabel perancangan ini digunakan pada jaringan thin client LTSP.

III.4 Perangkat Keras Jaringan Infrastruktur Thin Client

Ada beberapa jenis perangkat keras yang digunakan untuk membangun jaringan thin client berbasis diskless. Seperti CPU (penulis menggunakan laptop), LAN card, Kabel UTP, switch , mouse , keyboard dan monitor. Berikut adalah spesifikasi perangkat keras cpu untuk server dan client

Tabel 3.2 Spesifikasi CPU Server

No. Komponen Keterangan

No. Komponen Keterangan

1. Laptop Dell inspiron 1140

2. Prosesor Pentium U4100. 2CPU 1.3GHz

3. Memori 2 gb DDR II


(35)

1. Laptop Toshiba satellite 2. Prosesor Centrino duo

3. Memori 2gb ddr II

Tabel 3.3 Spesifikasi laptop Client1

No. Komponen Keterangan

1. Laptop Toshiba c640

2. Prosesor Dual core

3. Memori 2gb ddr II

Tabel 3.4 Spesifikasi laptop Client2

III.5 Konfigurasi dan Instalasi LTSP

Berikut ini adalah langkah langkah dalam membangun jaringan diskless thin client LTSP

1. Install Xubuntu 14.04

Setelah proses instalasi Xubuntu selesai akan di lanjutkan dengan proses pembangunan jaringan diskless thin client LTSP.

2. Konfigurasi LTSP Server, konfigurasi IP terlebih dahulu Ketik perintah pada terminal:

sudo su (login sebagai super user terlebih dahulu) nano /etc/network/interfaces


(36)

Gambar 3.3 Screenshot konfigurasi ip server

Setelah melakukan konfigurasi di atas, restart IP konfig dengan cara

ifdown eth0 && ifup eth0

3. Installasi LTSP Server

Setelah melakukan konfigurasi IP, selanjutnya proses instalasi LTSP server. Ketik pada terminal:

apt-get install ltsp-server-standalone openssh-server

4. Konfigurasi DHCP Server

Setelah proses instalasi selesai, lakukan konfigurasi dhcp server. Ketik perintah pada terminal:


(37)

Gambar 3.4 Screenshot konfigurasi dhcp server

5. Pilih Network yang akan digunakan sebagai jalur DHCP. Melakukan konfigurasi eth0 sebagai jalur interfaces. nano /etc/default/isc-dhcp-server


(38)

6. Aktifkan DHCP Server nya.

Setelah melakukan konfigurasi dhcp server. Lakukan pengecekan dhcp server dengan, restart dhcp server dengan perintah:

service isc-dhcp-server start

7. Installasi LTSP-Build-Client nya.

Langkah selanjutnya, install paket ltsp client ltsp-build-client

Gambar 3.6 Screenshot proses instalasi ltsp-build-client

8. Konfigurasi Thin Client Admin User.

Bagian akan membuat user yang bertidak sebagai admin pada LTSP

Sudo -s -H

chroot /opt/ltsp/i386 useradd -m client1 -G sudo


(39)

passwd 123 exit

9. Update Image untuk Client

Langkah terakhir update image client untuk mengupload seluruh konfigurasi yang kita lakukan.

ltsp-update-sshkeys ltsp-update-image

Gambar 3.7 Screenshot proses update image

10.Reboot LTSP Server nya untuk menyelesaikan konfigurasi. Restart pc server untuk mengaktifkan seluruh konfigurasi yang telah dilakukan


(40)

11.Aktifkan kembali system DHCP Server.

Setelah restart server. Aktifkan kembali dhcp server service isc-dhcp-server restart

12.Uji coba Client, pilih booting pertama kali menggunakan Ethernet atau LAN pada setting BIOS.

Login dengan username yang sudah dibuat oleh Server, kemudian enter dan lalu masukkan password dari si User tersebut.

III.6 Parameter Pengukuran dan Pengujian Jaringan Diskless Thin Client

Parameter yang digunakan dalam pengujian ini lama waktu transfer data, throughput, delay terhadap besar paket yang di transmisikan .antar server dan client pada jaringan diskless thin client dan jaringan thin client LTSP.

a. Throughput

Throughput parameter yang merepresentasikan jumlah data yang di transmisikan dari satu pengguna ke pengguna tujuan pada satu waktu. Pengukuran throughput pada jaringan diskless thin client bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi terhadap jumlah data yang di transmisikan server ke pengguna selama aktivitas berlangsung [4].

b. Delay

Delay merupakan penundaan waktu suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu titik yang lain yang


(41)

menjadi tujuannya. Untuk menghitung delay dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [4].

Dimana:

Delay (sec) Tx = delay yang dikirimkan oleh server menuju client . Time between first and last packet = waktu paket yang dikirim oleh server menuju client. Jumlah paket = jumlah paket data yang difilter.

c. lama waktu transfer data (time between first and last packet) lama waktu transfer data atau time between first and last packet (dalam pengmatan paket sniffing menggunakan wireshark) adalah lama waktu transmisi data atau jumlah paket kedatangan sampai ke tujuan [4].

III.7 Rancangan Penggunaan Perangkat Lunak Pendukung Pengujian Diskless Thin Client ( Wireshark )

Aplikasi yang digunakan untuk mengukur beban jaringan diskless thin client berdasarkan parameter yang di tinjau pada pengamatan ini. Menggunakan Wireshark.


(42)

Gambar 3.8 Screenshot tampilan aplikasi wireshark [7]

Wireshark merupakan salah satu tools atau aplikasi “Network Analyzer” atau Penganalisa Jaringan. Penganalisaan Kinerja Jaringan itu dapat melingkupi berbagai hal, mulai dari proses menangkap paket-paket data atau informasi yang berlalu-lalang dalam jaringan, sampai pada digunakan pula untuk sniffing (memperoleh informasi penting seperti password email, dll) [7].

III.8 Skenario Pengujian Kinerja Jaringan Diskless Thin Client

Pada pengamatan ini pengujian akan dilakukan dengan melakukan copy data yang dilakukan pada sisi client. Skenario ini akan di implementasikan pada jaringan Diskless thin client LTSP. Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pengukuran jaringan diskless thin client LTSP.


(43)

Pengamatan ini dilakukan untuk pengujian kinerja Diksless Thin Client. Server akan melayani aktivitas copy data file “Data” sebesar 99.9 Mbytes.

Pengujian yang dilakukan penulis akan di sesuaikan dengan 3 buah skenario berikut :

1) Skenario pertama

Penulis akan melakukan aktivitas pengujian skenario pertama, dengan kondisi CPU server telah menyala dan menjalankan aplikasi wireshark untuk melakukan sniffing paket pada Ethernet LAN, sedangkan 1 buah CPU client telah menyala dan siap melakukan aktivitas meng-copy data file “Data” sebersar 99.9Mbytes

2) Skenario Kedua

Penulis akan melakukan aktivitas pengujian skenario kedua ,dengan kondisi CPU server telah menyala sebagai penyedia data dan layanan jaringan Diskless Thin Client LTSP, sedangkan 1 buah CPU client telah menyala dan menjalankan aplikasi wireshark untuk melakukan sniffing pada ethernet LAN, siap melakukan aktivitas meng-copy data file “Data” sebersar 99.9Mbytes


(44)

3) Skenario Ketiga

Penulis akan melakukan aktivitas pengujian skenario ketiga ,dengan kondisi CPU server telah menyala sebagai penyedia data dan layanan jaringan Diskless Thin Client LTSP serta menjalankan aplikasi wireshark untuk melakukan paket sniffing pada Ethernet LAN, sedangkan 2 buah CPU client telah menyala, siap melakukan dan keduanya siap melakukan aktivitas meng-copy data file “Data” sebersar 99.9Mbytes.


(45)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS

IV. 1. Implementasi Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Diskless Thin Client LTSP untuk Aktivitas Copy Data

Setelah melakukan instalasi Operasi Sistem Xubuntu pada komputer server dan melakukan instalasi LTSP server serta mengkonfiguasinya dan menghubungkan computer server dan client pada switch dengan topologi star. Penulis dapat mulai melakukan pengujian dan analisa beban jaringan pada jaringan Diskless Thin Client LTSP. Aktivitas pengujian dilakukan oleh penulis dengan melakukan aktivitas meng-copy data dilakukan dengan melakukan meng-copy data file dengan nama “data” sebesar 99.9Mbytes pada sisi computer client. Pengujian dilakukan selama 10 kali percobaan untuk setiap skenario pengujian beban jaringan diskless thin client LTSP.

Pengujian dilakukan pada sistem jaringan thin client LTSP dengan jumlah pengguna keseluruhan 3 pengguna (1 cpu sebagai server dan 2 sebagai client). Data yang di ambil pada Pengujian ini merupakan data yang dihasilkan dari packet sniffing Ethernet menggunakan aplikasi Wireshark.

Pengujian dilakukan dengan menyesuaikan skenario pengambilan data. Pada pengujian ini, aplikasi yang di jalankan selain aplikasi pendukung pembangunan jaringan diskless thin client adalah wireshark yang akan di gunakan untuk packet sniffing pada jaringan LAN atau pada ethernet.


(46)

IV. 2. Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Diskless Thin Client LTSP

Tahap awal proses pengujian penulis melakukan aktivitas idle baik pada server dan pada sisi client. Pada tahap ini tidak terdapat paket apapun saat dilakukan paket sniffing menggunakan aplikasi wireshark pada sisi server.

Selanjutnya penulis menguji dengan melakukan aktivitas menggerakkan mouse pada sisi client selama kurang lebih 1menit, hasil sniffing paket nya sebagai berikut

Gambar 4.1 hasil screenshot paket sniffing pengujian tahap awal

Pada proses pengujian awal dengan aktivitas menggerakkan mouse pada sisi client ini didapat hasil, besar paket yang di kirimkan sebesar 7986558 Bytes atau sama dengan 7.8 Mbytes dengan throughput 0.832 Mbit/sec atau sebesar 0.1Mbyte/s.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan aktivitas sekecil apapun pada jaringan diskless thin client akan terdapat paket yang di kirimkan dalam bentuk protocol SSH dan TCP sebagai bentuk layanan yang di berikan jaringan diskless thin client LTSP


(47)

Setelah tahap pengujian awal ini, penulis akan melakukan pengujian utama sesuai dengan yang telah di rancang pada bab III seperti di bawah ini.

IV.2.1.Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Skenario Pertama

Hasil pengujian yang di dapatkan dari packet sniffing menggunakan Wireshark pada skenario pertama

Gambar 4.2 contoh screenshot hasil pengujian scenario pertama

Berikut adalah tabel lengkap hasil pengujian dan pengamatan paket sniffing menggunakan wireshark pada skenario pertama dengan perulangan 10 kali:


(48)

(49)

berdasarkan data tabel pengujian packet sniffing di atas maka didapatkan rata-rata menjadi serpti tabel di bawah ini

rata-rata

Jumlah Paket 153577.6

Besar ukuran paket (Bytes) 121050835.8 Lama Waktu Transfer data (sec) 45.1894

delay (sec) 0.000294172

throughput (Avg.mbit/sec) 22.0955

Tabel 4.2 tabel rata-rata hasil pengujian skenario pertama

Besar paket yang di kirimkan dari sisi server sebesar 121050835.8 Bytes atau 115.44 MBytes. Jika dibandingkan dengan data asli sebesar 99.MBytes, pada hasil sniffing paket yang dikirimnya menjadi lebih besar besar hal in terjadi karena pada sistem jaringan Diskless Thin Client LTSP mengirimkan atau membangun paket SSH (Secure Shell tunnel) yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi atau me remote control server dengan client untuk aktivitas transfer data. Dengan jumlah paket yang telah di enkripsi tersebut waktu transfer file dari server menuju client 45.1894 sec dengan delay 0.3 ms. Throughput yang di hasilkan sebesar 22.0955 Mbit/sec atau sama dengan 2.7Mbytes/sec

Pada skenario pertama ini, rata-rata hasil pengujian dengan perulangan 10kali dengan data asli sebesar 99.9 Mbytes yang di komunikasikan atau transfer antara server dan client menjadi 115.44 Mbytes (besar data) dan jumlah paket 156764.7 dengan Througput 2.7Mbytes/sec, selama 45.1894 sec dan delay 0.3 ms.


(50)

IV.2.2.Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Skenario Kedua

Hasil pengujian yang di dapatkan dari packet sniffing menggunakan Wireshark pada skenario kedua

Gambar 4.3 contoh screenshot hasil pengujian skenario kedua

Berikut adalah tabel lengkap hasil pengujian dan pengamatan paket sniffing menggunakan wireshark pada skenario kedua dengan perulangan 10 kali:


(51)

(52)

berdasarkan data tabel pengujian packet sniffing di atas maka didapatkan rata-rata menjadi seperti tabel di bawah ini

Tabel 4.4 tabel rata-rata hasil pengujian skenario kedua

Besar paket yang di kirimkan dari sisi server sebesar 127783268 Bytes atau 121.863 MBytes. Jika dibandingkan dengan data asli sebesar 99.9Mbytes, pada hasil sniffing paket yang dikirimnya menjadi lebih besar besar hal in terjadi karena pada sistem jaringan Diskless Thin Client LTSP mengirimkan atau membangun paket SSH (Secure Shell tunnel) yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi atau remote control server dengan client untuk aktivitas transfer data. Dengan jumlah paket yang telah di enkripsi tersebut waktu transfer file dari server menuju client 45.6082 sec dengan delay 0.29 ms. Throughput yang di hasilkan sebesar 22.9348 Mbit/sec atau sama dengan 2.866 Mbytes/sec

Pada skenario kedua ini, rata-rata hasil pengujian dengan perulangan 10kali dengan data asli sebesar 99.9 Mbytes yang di komunikasikan atau transfer antara server dan client menjadi 121.836Mbytes (besar data) dan jumlah paket 156764.7 dengan Througput 2.866Mbytes/sec, selama 45.6082 sec dan delay 0.29ms.

rata-rata

Jumlah Paket 156764.7

Besar ukuran paket (Bytes) 127783268 Lama Waktu Transfer dat (sec) 45.6082

delay (sec) 0.000290968


(53)

IV.2.3.Pengujian dan Analisa Beban Jaringan Skenario Ketiga

Hasil pengujian yang di dapatkan dari packet sniffing menggunakan Wireshark pada skenario ketiga.

Gambar 4.4 contoh screenshot hasil pengujian skenario ketiga

Berikut adalah tabel lengkap hasil pengujian dan pengamatan paket sniffing menggunakan wireshark pada skenario ketiga dengan perulangan 10 kali:


(54)

(55)

berdasarkan data tabel pengujian packet sniffing di atas maka didapatkan rata-rata menjadi seperti tabel di bawah ini

rata-rata

Jumlah Paket 306442.9

Besar ukuran paket (Bytes) 244104488.1 Lama Waktu Transfer data (sec) 55.7559

delay (sec) 0.000181861

throughput (Avg.mbit/sec) 35.1139

Tabel 4.6 tabel rata-rata hasil pengujian skenario ketiga

Besar paket yang di kirimkan dari sisi server sebesar 244104488.1 Bytes atau 232.796 MBytes. Jika dibandingkan dengan data asli sebesar 99.9Mbytes, pada hasil sniffing paket yang dikirimnya menjadi kurang lebih 2 kali lebih besar dari data asli hal ini terjadi karena adanya 2 buah permintaan layanan transfer data pada komputer client yang sedang melakukan aktivitas copy data. Dengan jumlah paket yang telah di enkripsi tersebut waktu transfer file dari server dan client 55.7559 sec dengan delay 0.18 ms. Throughput yang di hasilkan sebesar 35.1139Mbit/sec atau sama dengan 4.389 Mbytes/sec

Pada skenario kedua ini, rata-rata hasil pengujian dengan perulangan 10kali dengan data asli sebesar 99.9 Mbytes yang di komunikasikan atau transfer antara server dan client menjadi 232.796 MBytes (besar data) dengan Througput 4.389 Mbytes/sec, selama 55.7559 sec dan delay 0.18 ms.


(56)

IV. 3. Analisa Hasil Pengujian Jaringan Diskless Thin Client LTSP

Berdasarkan hasil pengukuran beban jaringan diskless thin client ltsp maka dapat direpresentasikan dalam seperti di bawah ini.

Berikut adalah tabel rata-rata dari 10 kali hasil pengujian 3 skenario beban jaringan diskless thin client LTSP

Skenario pertama

Skenario kedua Skenario ketiga Besar Ukuran

paket (Mbytes)

115.44 121.836 232.796

waktu transfer data (sec)

45.1894 45.6082 55.7559

Delay (ms) 0.3 0.29 0.18

Througput (Mbytes)

2.7 2.866 4.389

Tabel 4.7 tabel perbandingan 3 skenario pengujian beban jaringan LTSP

IV.3.1 Perbandingan Hasil Pengujian Skenario Pertama dan kedua

Berdsarkan pengujian di atas maka dapat di simpulkan hasil pengujian dari 2 buah skenario (skenario pertama dan kedua) seperti berikut:

a) Perbandingan Besar Ukuran Paket

Besar ukuran paket asli yang digunakan penulis untuk melakukan pengujian adalaah sebesar 99.9Mbytes. Setelah dilakukan pengujian paket sniffing maka hasilnya menjadi:


(57)

Gambar 4.5 grafik perbandingan perubahan besar paket

Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa besar paket pada sisi client menjadi lebih besar saat dilakukan pengujian paket sniffing, pada pengujian ini aplikasi wireshark dijalankan pada komputer client. Grafik perbandingan perubahan besar paket di atas tidak jauh berbeda dengan grafik perbandingan pada sekenario pertama. Hal ini terjadi karena pada saat menjalankan aplikasi wireshark pada sisi client, sesungguhnya server yang melakukan aktifitas paket sniffing dengan menggunakan aplikasi wireshark tersebut.

b) Perbandingan Waktu Transfer

Berikut adalah perbandingan waktu transfer aktivitas copy data melalui jaringan diskless thin client LTSP

115.44 121.836 112 114 116 118 120 122 124 server client


(58)

Gambar 4.6 grafik perbandingan lama waktu transfer data

Pada grafik di atas dapat di ketahui bahawa lama waktu transfer data pada sisi client menjadi lebih lama atau panjang jika di bandingkan dengan waktu pada server. Hal ini terjadai karena besar paket pada client bertambah karena adanya aktivitas paket sniffing dimana aktivitas ini membutuhkan aplikasi wireshark untuk melakukan pengujian paket sniffing, yang membuat besar paket menjadi bertambah pada sisi client.

c) Perbandingan Delay

Berikut adalah perbandingan delay aktivitas copy data melalui jaringan diskless thin client LTSP

45.1894 45.6082 44.9 45 45.1 45.2 45.3 45.4 45.5 45.6 45.7 server client

Lama Waktu Transfer data

(sec)


(59)

Gambar 4.7 grafik perbandingan delay

Perbandingan delay antara server dan client pada 2 kedua skenario yang berbeda ini tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok.

d) Perbandingan Troughput

Berikut adalah perbandingan Throughput aktivitas copy data melalui jaringan diskless thin client LTSP

0.3 0.29 0.284 0.286 0.288 0.29 0.292 0.294 0.296 0.298 0.3 0.302 server client

delay (sec)


(60)

Gambar 4.8 grafik perbandingan throughput

Pada grafik di atas dapat di ketahui bahwa throughput pada sisi client lebih besar atau lebih cepat dibandingkan dengan server. Hal ini terjadai karena besar paket pada client lebih besar karena adanya aplikasi wireshark yang berjalan pada sisi client. Pada jaringan diskless thin client LTSP, semakin besar beban atau besar paket yang di komunikasikan atau di transfer antara server dan client maka akan menuntut kerja server lebih tinggi. Dalam hal ini kerja server menjadi lebih besar karena adanya aplikasi tambahan yang berjalan pada client sehingga server berusaha untuk meningkatkan performa jaringan diskless thin client LTSP.

IV.3.2 Perbandingan Hasil Pengujian Skenario Pertama dan Ketiga

Berdasarkan pengujian di atas maka dapat di simpulkan hasil pengujian dari 2 buah skenario (skenario pertama dan ketiga) seperti berikut: 2.7 2.866 2.6 2.65 2.7 2.75 2.8 2.85 2.9 server client

throughput

(Avg.Mbytes/sec)


(61)

a) Perbandingan Besar Ukuran Paket

Besar ukuran paket asli yang digunakan penulis untuk melakukan pengujian adalaah sebesar 99.9Mbytes. Setelah dilakukan pengujian paket sniffing maka hasilnya menjadi:

Gambar 4.9 grafik perbandingan perubahan besar paket

Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa besar paket server yang melayani aktivitas 2 client menjadi kurang lebih 2 kali lebih besar. Hal ini terjadi karena server jaringan diskless thin client LTSP melayani dua buah client yang melakukan aktivitas meng-copy data pada sisi client.

b) Perbandingan Waktu Transfer

Berikut adalah perbandingan waktu transfer aktivitas copy data melalui jaringan diskless thin client LTSP

115.44 232.796 0 50 100 150 200 250

server 1 client server 2 client


(62)

Gambar 4.10 grafik perbandingan lama waktu transfer data

Pada grafik di atas dapat di ketahui bahawa lama waktu transfer data pada server yang menangani 2 buah client menjadi lebih panjang. Hal ini terjadi karena besar paket pada server yang melayani 2 buah client menjadi 2 kali lebih besar sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan komunikasi dalam sistem jaringan diskless thin client LTSP.

c) Perbandingan Delay

Berikut adalah perbandingan delay aktivitas copy data melalui jaringan diskless thin client LTSP

45.1894 55.7559 0 10 20 30 40 50 60

server 1 client server 2 client

Lama Waktu Transfer data

(sec)


(63)

Gambar 4.11 grafik perbandingan delay

Perbandingan delay antara server yang melayani 1 client dan server yang melayani 2 client terlihat berbeda. Server dengan 2 client memiliki delay lebih kecil karena pada kondisi ini server berusaha mengoptimalkan performa jaringan karena beban yang di transmisikan lebih besar.

d) Perbandingan Troughput

Berikut adalah perbandingan Throughput aktivitas copy data melalui jaringan diskless thin client LTSP

0.3 0.18 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

server 1 client server 2 client


(64)

Gambar 4.12 grafik perbandingan throughput

Pada grafik di atas dapat di ketahui bahwa throughput pada server dengan aktivitas 2 client lebih besar atau lebih cepat dibandingkan dengan server yang melayani 1 buah client. Hal ini terjadi karena semakin berat dan banyak paket yang di trasmisikan dalam jaringan diskless thin client LTSP menuntut kinerja LTSP server yang lebih baik. Jadi semakin banyak paket yang di kirimkan maka penyedia layanna LTSP server akan berusaha mengoptimalkan kemampuan performa jaringan untuk memenuhi layanan-layanan yang akan di berikan.

2.7 4.389 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

server 1 client server 2 client


(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dan analisis hasil pengujian, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Implementasi jaringan diskless thin client LTSP pada pengujian kali ini dapat berjalan dengan baik. Proses instalasi, konfigurasi LTSP server dapat berfungsi dengan baik dan berhasil membangun jaringan diskless thin client LTSP, dan dapat digunakan untuk melakukan aktivitas pengujian paket sniffing.

2. Besarnya beban paket jaringan pada jaringan diskless thin client LTSP dipengaruhi oleh banyaknya aktifitas yang terjadi pada skema jaringan diskless thin client LTSP. Aktifitas yang di maksut ini merupakan kegiatan menjalankan aplikasi pada sisi client atau hanya sekedar menggerakan mouse.

3. Banyaknya jumlah client pada jaringan diskless LTSP akan menambah beban server diskless thin client LTSP, hal ini terjadi karena semakin banyak client aktif maka semakin banyak aktifitas yang terjadi. Semakin banyak aktifitas maka waktu transfer paket akan cenderung semakin meningkat.


(66)

V.2 Saran

pada pengamatan dan pengujian kali ini penulis menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah client kurang lebih 10 client untuk mengetahui hubungan beban jaringan dan performa jaringan yang dibutuhkan oleh penyedia layanan LTSP server.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Stallings, W., 2000, Data and Computer Communications 6th Edition, Prentice Hall Inc, New Jersey, 2000.

[2] Sopandi, D., 2008, Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer Bandung, Jawa Barat: Informatika.

[3] Utami, E., dan Yansen, Y., 2012, “Solusi Terbaik Memanfaatkan Komputer Low Spesifikasi Dengan Sistem Thin Client Server Computing Menggunakan Citrix Metaframe”, [PDF],. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer,AMIKOM, Yogyakarta.

[4] Nugroho, Y., 2014, “Analisis Pengaruh Gain Antena Dan TX Power Minimal Pada 802.11g Terhadap Kebutuhan Maksimal Transfer Data Studi Kasus Pada Microtik A52HPN”. Skripsi. FST, Teknik Informatika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

[5] Connor, M., 2001, PXE Using Etherboot: How To, [online], (http://www.ltsp.org, 2001 , diakses 14 Mei 2015)

[6] Purbo, O., Kresno ,A., Hartanto, A., dan Handoko, L., 2001. Linux Untuk Warung Internet, Elek Media Komputindo, Gramedia Jakarta. [7] Nourita, R., 2010, Tutorial Dasar WireShark, [online],

(http://www.academia.edu/6056421/Tutorial_Dasar_WireShark_Hala

man_1, diakses 22 juni 2015)

[8] Sulung, 2003, Alasan Perusahaan Beralih ke Thin Client Server Computing, PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta. [9] Putra , T., 2011 , Cara Kerja Sistem LTSP , [online],

(https://rexzax.wordpress.com/2008/11/20/cara-kerja-sistem-ltsp-5/,


(68)

LAMPIRAN LTSP ,sniffing server 1client


(69)

Data2


(70)

Data 4


(71)

Data 6


(72)

Data 8


(73)

Data 10

Ltsp server : ss client


(74)

Data2


(75)

Data4


(76)

Data 6


(77)

Data8


(78)

Data 10

LTSP server 2 client


(79)

Data2


(80)

Data4


(81)

Data6


(82)

Data8


(83)

(1)

60 Data 10

LTSP server 2 client


(2)

Data2


(3)

62 Data4


(4)

Data6


(5)

64 Data8


(6)