STUDI PENERAPAN PANEL SURYA DI BADAN GEOLOGI BANDUNG.

(1)

PROYEK AKHIR

STUDI PENERAPAN PANEL SURYA DI BADAN GEOLOGI BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proyek Akhir

Oleh :

Mohamad Risnandar (1002309)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO JUSUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Studi Penerapan Panel Surya Di Badan Geologi Bandung

Oleh

Mohamad Risnandar

Sebuah Proyek Akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan

©Mohamad Risnandar Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Proyek Akhir ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 5

1.3. Rumusan Masalah... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

1.6. Struktur Organisasi Proyek Akhir ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Panel Surya... 9

2.1.1. Cara Kerja Panel Surya ... 9

2.1.2. Jenis Panel Surya ... 10

2.1.3. Potensi Panel Surya ... 11

2.1.4. Efisiensi Daya Panel Surya ... 12

2.1.5. Kebutuhan Panel Surya ... 13

2.1.6. Perangkat Pendukung Panel Surya ... 14


(5)

vii

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

2.1.6.2. Solar Charge Controller ... 15

2.1.6.3 Inverter ... 16

2.1.6.4. Kabel ... 16

2.2. Penerangan Jalan Umum (PJU) ... 18

2.2.1. Istilah dan Definisi yang Berhubungan dengan PJU ... 18

2.2.2. Fungsi Penerangan Jalan ... 21

2.2.3. Jenis Lampu Penerangan Jalan ... 21

2.2.4. Pencahayaan Pada Ruas Jalan ... 28

2.2.5. Rasio Kemerataan Pencahayaan (Uniformity Rasio) ... 29

2.2.6. Pemilihan Jenis dan Kualitas Lampu ... 29

2.2.7. Penempatan Lampu Penerangan ... 30

2.2.8. Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan ... 32

2.2.9. Pemasangan Rumah Lampu Penerangan ... 37

2.3. Solar Tree ... 40

2.4. Cahaya... 41

2.4.1. Armatur ... 43

2.4.2. Absorsi ... 44

2.4.3. Refleksi ... 45

2.4.4. Transmisi ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 47

3.2. Gambar Situasi Lapangan ... 48

3.3. Flow Chart ... 49

3.3.1. Flow Chart Penelitian ... 50


(6)

viii

3.5. Alat dan Bahan Penelitian ... 51

3.6. Proses Pengambilan Data ... 52

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 54

4.1. Pemaparan Data ... 54

4.1.1. Spesifikasi PJU ... 54

4.1.1.1. Panel Surya ... 55

4.1.1.2. Baterai ... 56

4.1.1.3. Battery Charge Regulator (BCR) ... 57

4.1.1.4. Data Logger ... 58

4.1.1.5. Kotak Baterai ... 58

4.1.1.6. Lampu Penerangan (Armature) ... 58

4.1.1.7. Tiang Lampu ... 60

4.1.1.8. Pengkabelan... 61

4.1.2. Spesifikasi Sistem Solar Tree ... 62

4.1.2.1. Panel Surya ... 62

4.1.2.2. Baterai ... 63

4.1.2.3. Battery Charge Regulator (BCR) ... 63

4.1.2.4. Inverter ... 66

4.1.2.5. Data Logger ... 68

4.1.2.6. Kotak Baterai ... 68

4.1.2.7. Lampu Penerangan ... 68

4.1.2.8. Tiang Lampu ... 69

4.1.2.9. Pengkabelan... 70

4.2. Pembahasan ... 71


(7)

ix

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

4.2.1.1. Penerangan Jalan Umum ... 72

4.2.1.2. Solar Tree ... 73

4.2.2. Kapasitas Secara Keseluruhan Panel Surya dan Baterai ... 73

4.2.2.1. Penerangan Jalan Umum ... 74

4.2.2.2. Solar Tree ... 76

4.2.3. Fungsi Dan Cara Kerja Solar Tree di Badan Geologi Bandung ... 78

4.2.4. Biaya Listrik Jika Menggunakan Sumber Listrik dari PLN ... 79

4.2.5. Efisiensi Penggunaan Panel Surya ... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1. Simpulan ... 86

5.2. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Efisiensi Daya Panel Surya ... 12

Tabel 2.2 Jenis Lampu Penerangan Jalan Secara Umum... 21

Tabel 2.3 Kode Induk Perlindungan IP ... 24

Tabel 2.4 Kualitas Pencahayaan ... 28

Tabel 2.5 Rasio Kemerataan Pencahayaan ... 29

Tabel 2.6 Sistem Penempatan Lampu Penerangan Jalan ... 30

Tabel 2.7Tipikal Distribusi Pencahayaan dan Klasifikasi Lampu ... 32

Tabel 2.8 Penataan Letak Lampu Penerangan Jalan... 34

Tabel 4.1 Spesifikasi Panel Surya Monokristalin ... 53

Tabel 4.2 Spesifikasi Battery 12 SMG 130 ... 54

Tabel 4.3 Spesifikasi Battery Charge Regulator LS2024R ... 55

Tabel 4.4 Spesifikasi Lampu OSRAM HPML SL4 ... 57

Tabel 4.5 Spesifikasi Panel Surya Polikristalin ... 60

Tabel 4.6 Spesifikasi Battery 12 SMG 130 ... 61

Tabel 4.7 Spesifikasi Battery Charge Controller SOLARCON SCB-series ... 62

Tabel 4.8 Spesifikasi Inverter APOLLO S-210 series ... 64

Tabel 4.9 Spesifikasi Lampu OSRAM ... 67


(9)

vi

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Panel Surya ... 9

Gambar 2.2 Panel Surya Monokristalin ... 10

Gambar 2.3 Panel Surya Polikristalin ... 10

Gambar 2.4 Panel Surya Silikon Amorphous ... 11

Gambar 2.5 Panel Surya yang Terbuat dari GaAs (Gallium Arsenide) ... 11

Gambar 2.6 Potensi Tenaga Surya Dunia ... 12

Gambar 2.7 Kabel NYA ... 17

Gambar 2.8 Kabel NYM ... 17

Gambar 2.9 Kabel NYY ... 18

Gamabr 2.10 Penempatan Lampu Penerangan ... 31

Gambar 2.11 Penempatan Lampu PJU di Kiri/Kanan Jalan di Jalan Dua Arah .. 35

Gambar 2.12 Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan ... 35

Gambar 2.13 Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berhadapan di Jalan Dua Arah ... 36

Gambar 2.14 Penempatan Lampu PJU di Median Jalan di Jalan Dua Arah ... 36

Gambar 2.15 Bentuk dan Kontruksi Lampu Tanpa Tiang ... 37

Gambar 2.16 Tipikal Tiang Lampu Lengan Tunggal ... 38

Gambar 2.17 Tipikal Tiang Lampu Lengan Ganda ... 39

Gambar 2.18 Tipikal Lampu Tegak Tanpa Lengan ... 40

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (google map) ... 47

Gambar 3.2 Badan Geologi Gedung D (tampak depan) ... 48


(10)

vii

Gambar 3.4 Flow Chart Penelitian ... 50

Gambar 4.1 Blok Diagram PJU ... 52

Gambar 4.2 Panel surya monokristalin ... 53

Gambar 4.3 Battery tipe 12 SMG 130 ... 54

Gambar 4.4 Battery Charge Regulator (BCR) tipe LS2024R ... 55

Gambar 4.5 Lampu OSRAM HPML SL 4 ... 57

Gambar 4.6 Tiang PJU Single ARM ... 58

Gambar 4.7 Wiring Diagram PJU ... 59

Gambar 4.8 Panel Surya Polikristalin ... 60

Gambar 4.9 Baterai Charge Regulator tipe SOLARCON SCG-series ... 62

Gambar 4.10 Inverter tipe APOLLO S-210 series ... 64

Gambar 4.11 Detail tiang tampak atas ... 68

Gambar 4.12 Detail tiang tampak bawah ... 68


(11)

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

Abstract : In fact the study is about the application of solar panels which applicated for public street lighting and illumination of the garden (Solar Tree). This research was conducted on Geology institution in Bandung is located at Jalan Dipenogoro 57, Bandung 40122. The depletion of fossil energy sources make the availability of many parties began to switch to using renewable energy, including solar panels, surely, with all the disadvantages and advantages of applying solar panel devices. The purpose of this research is to find out if the power required is already fulfilled the power emitted by the solar panels? What are the functions and workings of the solar tree? application of solar panels is in terms of the economy is eficien?. Research methods used in this research is a case study of the techniques of data collection using observation, interviews, Literature Studies and documentation. From the results of this study revealed that the power needed to light already being met by solar panels, all the functions and workings of the solar tree barely resembles the public street lighting but with a design in such a way that it looks beautiful in terms of aesthetics, researchers drew the conclusion that the devices installed solar panels in the geological Agency is in compliance with the needs of electricity consumption for Public street lighting and Solar Tree, and researchers also recommend several things to progress public street lighting solar panels and Solar Tree, one of which is to add a battery at public street lighting and reduced some units of solar panels on the Solar Tree.

Abstrak : Pada hakikatnya penelitian ini adalah tentang penerapan panel surya yang diaplikasikan untuk penerangan jalan umum dan penerangan taman (Solar Tree). Penelitian ini dilakukan di Badan Geologi Bandung yang terletak di Jalan Dipenogoro 57, Bandung 40122. Semakin menipisnya ketersediaan sumber energi fosil membuat banyak pihak mulai beralih menggunakan energi terbarukan, salah satunya panel surya, tentunya dengan segala kekurangan dan kelebihan menerapkan perangkat panel surya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah daya yang diperlukan sudah terpenuhi daya yang dikeluarkan Panel Surya? Apa fungsi dan cara kerja solar tree? Efisienkah penerapan panel surya ini dari segi ekonomi?. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, Wawancara, Studi Literatur dan Dokumentasi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa daya yang dibutuhkan untuk penerangan sudah terpenuhi semua oleh panel surya, fungsi dan cara kerja solar tree hampir menyerupai PJU tetapi dengan desain sedemikian rupa sehingga terlihat indah dari segi estetika, peneliti menarik kesimpulan bahwa perangkat-perangkat panel surya yang sudah terpasang di Badan Geologi sudah sesuai dengan kebutuhan konsumsi listrik untuk Penerangan Jalan Umum dan Solar Tree, dan Peneliti juga merekomendasi beberapa hal untuk kemajuan PJU panel surya dan Solar Tree, salah satunya adalah dengan menambahkan baterai pada PJU dan mengurangi beberapa unit panel surya pada Solar Tree.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan sumber energi masa depan kita sulit diprediksi termasuk kebutuhan akan sumber energi listrik. Energi listrik tidak dapat diciptakan begitu saja, diperlukan energi lain untuk dikonvesikan yang nantinya akan menjadi listrik itu sendiri. Konvensi itu sendiri adalah proses perubahan energi dari satu bentuk energi menjadi energi lain. Seperti pada prinsip hukum kekekalan energi yang dimana dikatakan bahwa “energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi yang lain”, begitu pula dengan listrik. Perusahaan pembangkit listrik akan terus memenuhi kebutuhan listrik kita dengan menggunakan bahan bakar fosil ataupun nuklir. Energi listrik sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya alam karena pada dasarnya listrik membutuhkan sumber daya alam untuk menjadi pembangkit listrik seperti air terjun, panas bumi, angin, matahari, fosil (BBM) dan lain-lain. Di indonesia sangat berlimpah sumber daya alam terbarukan yang bisa dijadikan pembangkit listrik tetapi selama ini Indonesia masih terpaku pada penggunaan pembangkit listrik bertenaga bahan bakar minyak. Menurut Istadi (2011, hlm. 5) bahwa “Peranan BBM masih 63% dalam pemakaian energi final nasional tahun 2003 di Indonesia. Indonesia yang dulu menjadi negara pengekspor minyak, sejak 2004 berubah status menjadi negara pengimpor minyak”. Banyak peneliti nasional maupun internasional yang memprediksi beberapa tahun kedepan energi fosil di Indonesia akan habis dan bebeapa tahun kedepannya lagi bukan cuma Indonesia tetapi energi fosil seluruh dunia akan habis. Ketergantungan manusia pada energi fosil ini sudah pada tahap membahayakan, kekayaan alam di bumi terus dikeruk tanpa memperhitungkan ketersediaan stok yang ada dan ditambah lagi pembakaran dari energi fosil tersebut membuat polusi yang dimana itu bisa merusak bumi. Jika energi fosil ini sesuai prediksi peneliti atau tepatnya akan habis, tidak hanya berdampak secara teknis tetapi akan berdampak juga pada


(13)

2

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

sektor lain seperti ekonomi, ketahanan pangan dan sektor-sektor lain karena pada dasarnya BBM sangat berperan vital di kehidupan masyrakat Indonesia pada khususnya dan Dunia pada umumnya. Sudah semestinya kita mulai beralih ke penggunaan pembangkit yang lebih ramah pada lingkungan atau yang lebih sedikit mengkonsumsi bahan bakar minyak. Panel surya adalah salah satu pembangkit listrik yang ramah lingkungan karena tidak memerlukan bahan bakar minyak dan 0% polusi.

Di hari yang cerah radiasi matahari memiliki masukan daya sebesar 1 Kw per meter persegi. Dalam 1,5 mil persegi akan ditempati sebuah pembangkit listrik dengan daya 200 MW. Jadi sekitar 4000 MW radiasi matahari jatuh pada tanah yang ditempati pembangkit listrik tenaga surya. Bila kita dapat menutupi area yang sama dengan panel surya yang memiliki tingkat efisiensi 50% kita dapat mengbangkitkan kuantitas listrik tanpa mebakar bahan bakar apapun, tetapi sayangnya tingkat efisiensi panel surya yang ada saat ini maksimal hanya 12%. Jadi jika dipikirkan secara logika panel surya tidak cocok digunakan di negara kepulauan kecil seperti Inggris raya, tetapi tidak begitu dengan Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang cukup efektif untuk menggunakan panel surya, karena indonesia diuntungkan dengan letak geografis yang berada di garis khatulistiwa jadi matahari menyinari wilayah indonesia relatif cukup lama jika dibandingkan dengan negara lain yang tidak dilintasi garis khatulistiwa. Dengan keuntungan dari letak geografis ini semestinya Indonesia bisa mengambil untung dari hal tersebut dengan membuat lebih banyak PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) atau sekedar mengaplikasikan panel surya pada tempat publik. Salah satu tempat publik yang menerapkan panel surya sebagai sumber listriknya adalah lampu jalan.

Banyak kini jalan-jalan di pusat kota atau bahkan jalan pribadi milik perusahaan yang sudah menerapkan panel surya tersebut sebagai sumber listrik, salah satunya adalah Badan Geologi Bandung yang sudah menerapkan panel surya tersebut pada fasilitasnya seperti panel surya pada penerangan jalan umumnya (PJU). Panel surya pada penerangan jalan umum adalah berupa


(14)

3

perangkat panel surya yang dihubungkan langsung dengan lampu jalan, bekerja untuk menyimpan energi dari matahari pada siang hari dan menggunakan energi tersebut untuk lampu jalan pada malam hari nya. Bukan hanya panel surya pada penerangan jalan umum saja bahkan Badan Geologi Bandung sudah menerapkan perangkat solar tree.

Perangkat ini merupakan perangkat panel surya yang diinovasikan. Sesuai dengan namanya Solar Tree yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah pohon dari panel surya. Jadi Solar Tree adalah beberapa panel surya yang didesain dan dibentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk menyerupai pohon dengan fungsi tertentu tergantung dari tujuan pemasangan perangkat tersebut. Biasanya fungsi dari perangkat Solar tree ini adalah untuk penerangan di tempat umum, wifi, sumber listrik dan lain-lain. Perangkat Solar Tree ini mudah dijumpai di luar indonesia seperti di negara-negara maju, di Indonesia sendiri perangkat ini masih sangat jarang ditemui karena mungkin disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya kesadaran orang Indonesia untuk menggunakan energi alternatif selain listrik dari PLN dan juga biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk menggunakan perangkat Solar Tree ini. Tidak hanya memiliki fungsi-fungsi tertentu sebagai sumber listrik, secara visual desain dari perangkat Solar Tree ini indah untuk dilihat.

Di dalam penelitian ini, peneliti memilih objek penelitian pada panel surya yang diterapkan di Badan Geologi Bandung sebagai penerangan jalan umum dan solar tree. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti alasan Badan Geologi Bandung menggunakan panel surya tersebut, menurut kepala sub bagian rumah tangga ada beberapa faktor. Beliau sudah sangat mengetahui penanaman investasi di awal secara ekonomi sangat tinggi tetapi dengan menggunakan panel surya ini beliau mengharapkan Badan Geologi menjadi pelopor bagi kalangan “plat merah” pada khusunya dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk penggunaan energi alternatif ramah lingkungan dan juga Badan Geologi berharap mendapat keuntungan karena energi surya ini tidak terbatas ketersediaan stoknya.


(15)

4

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

Dari hasil wawancara tersebut peneliti menjadi sangat tertarik dengan penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung tersebut. Peneliti mendapatkan beberapa point yang ingin diteliti, untuk membuktikan seberapa efektif penerapan panel surya pada PJU, seberapa efektif penerapan panel surya menjadi perangkat solar tree, dan apa dampak penerapan panel surya ini terhadap lingkungan.

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, penulis ingin mengetahui keefektifan penerapan panel surya pada penerangan jalan umum dan perangkat

solar tree. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul Studi Penerapan Panel Surya Di Badan Geologi Bandung.


(16)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka fokus permasalahan dan batasan masalah dalam penelitian ini adalah menganalisis kelebihan dan kekurangan penggunaan panel surya pada perangkat penerangan jalan umum (PJU) dan perangkat Solar Tree di Badan Geologi Bandung.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas bisa dikatakan masih terlalu luas pokok permasalahannya maka dari itu peneliti merumuskan kembali beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah tersebut adalah :

1. Berapa besar daya panel surya yang dibutuhkan untuk bisa mencukupi kebutuhan listrik pada penerangan jalan umum dan Solar Tree di Badan Geologi Bandung?

2. Apakah kebutuhan daya pada penerangan outdoor di Badan Geologi Bandung sudah tercukupi dengan panel surya?

3. Apa fungsi dan cara kerja perangkat Solar Tree yang digunakan di Badan Geologi?

4. Berapa besar biaya konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk penerangan jalan umum di Badan Geologi Bandung jika menggunakan listrik dari PLN?

5. Seberapa efisien penerapan panel surya pada penerangan jalan umum di Badan Geologi Bandung?

1.4. Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui besar panel surya yang dibutuhkan untuk bisa mencukupi

kebutuhan listrik pada penerangan jalan umum dan Solar Tree di Badan Geologi Bandung.


(17)

6

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

2. Mengetahui kapasitas panel surya yang ada di Badan Geologi secara keseluruhan.

3. Mengetahui fungsi dan cara kerja perangkat Solar Tree yang diterapkan di Badan Geologi Bandung

4. Mengetahui besar biaya konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk penerangan jalan umum di Badan Geologi Bandung jika menggunakan listrik dari PLN.

5. Mengetahui efisiensi penerapan panel surya pada penerangan jalan umum di Badan Geologi Bandung.

1.5. Manfaat Penelitian Secara Teoritis

Manfaat secara teoritis dari penelitian ini yaitu diharapkan agar masyarakat lebih terbuka untuk memahami tentang energi listrik terbarukan, dalam hal ini yaitu Panel Surya. Jika pemahaman masyarakat tentang panel surya ini sudah baik maka diharapkan juga kedepannya banyak masyarakat yang mulai beralih dalam menggunakan sumber energi yang lama menjadi sumber energi terbarukan yang stoknya tidak terbatas. Penyebaran ilmu tentang panel surya ini bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan penelitian ini. Dengan banyaknya masyarakat yang beralih dalam menggunakan sumber energi maka bisa juga meringankan beban pemerintah dalam mensubsidi BBM dan juga merawat bumi dengan mengurangi polusi.

Secara Praktis

Melalui penelitian ini peneliti berharap ada beberapa manfaat yang dihasilkan baik bagi penulis maupun bagi akademik, yaitu :


(18)

7

1. Manfaat bagi penulis

Bagi penulis adalah mampu menganalisa dan meningkatkan kemampuan penulis dalam memahami pada umumnya hal-hal yang berkaitan dengan panel surya (solar cell) dan pada khususnya panel surya yang diterapkan pada perangkat penerangan jalan umum (PJU) dan perangkat Solar Tree. 2. Manfaat bagi akademik

Bagi akademik adalah menambah jumlah atau koleksi buku-buku tugas akhir sebagai kebutuhan perpustakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan panel surya (solar cell) pada umumnya dan panel surya yang diterapkan pada perangkat penerangan jalan umum (PJU) dan perangkat

Solar Tree pada khususnya.

3. Manfaat Bagi Badan Geologi

Bagi Badan Geologi adalah menambah dan memberikan pengetahuan tentang perangkat yang di terapkan di Badan Geologi, dalam hal ini yang dimaksud adalah Panel surya

4. Manfaat Bagi PT SEI (Surya Energi Indotama)

Bagi PT SEI adalah memberi masukan buat PT SEI agar bisa menyempurnakan kembali perangkat-perangkat yang dibuat PT SEI dalam hal ini dikhususkan pada PJU dan Solar Tree

1.6. Struktur Organisasi Proyek Akhir

Di dalam Proyek akhir yang peneliti buat terdapat 5 bab. Bab I terdiri dari pendahuluan yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi proyek akhir.

Kemudian di bab II berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang materi-materi penelitian secara umu yang di dapat dari berbagai sumber yaitu buku dan Internet.

Selanjutnya di bab III berisi tentang metode penelitian yang berisi dari beberapa bagian, yaitu lokasi dan waktu penelitian, gambar situasi lapangan,


(19)

8

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

pelaksanaan survey lapangan, alat dan bahan penelitian , dan proses pengambildan data.

Lalu di bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian adalah data-data yang didapat dari lapangan (Badan Geologi Bandung dan PT SEI). Data-data yang didapat masih mentah. Selanjutnya di pembahasan yaitu pembahasan dari data-data yang didapat di hasil penelitian sebelumnya, yang berupa perhitungan-perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.

Selanjutnya di bab V berisi tentang simpulan dan saran. Simpulan adalah seluruh data yang sudah didapat dan dibahas di bab-bab sebelumnya disimpulkan kembali, sedangkan saran adalah solusi dari kekurangan perangkat dari sudut pandang peneliti.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat studi kasus, sehingga materi penelitian yang diperoleh pada umumnya bersifat data-data teknis alat dan perangkat yang menunjang penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung.

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitan dilaksanakan di Badan Geologi Bandung Jl. Diponegoro No.57. Bandung, Jawa Barat.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (google map)

Karena status Badan Geologi disini sebagai pengguna atau konsumen dari panel surya yang diterapkan tersebut, jadi peneliti mengambil data kelengkapan ke produsen dari panel surya tersebut. PT. SEI (Surya Energi Indotama) adalah produsen dari panel surya yang diterapkan oleh Badan Geologi tersebut. PT. SEI terletak di Jl.soekarno-hatta 442 gedung C lantai 2, Bandung, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dari bulan Mei-Juli. Karena peneliti membutuhkan data pada saat lampu PJU dan solar Tree dalam keadaan hidup dan mati maka waktu penelitian dilakukan pada siang dan malam hari.


(21)

48

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung 3.2. Gambar situasi lapangan

Gambar berikut menunjukan lokasi penelitian di Badan Geologi Bandung


(22)

49

Gambar 3.3 PJU dan Solar Tree di Badan Geologi Bandung 3.3 Flow Chart

Floz chart „diagram alir‟ telah dikenal luas dan umum digunakan untuk

menggambarkan alur proses atau langkah-langkah secara berurutan. Banyak digunakan antara lain untuk menggambarkan proses bisnis, langkah-langkah penyelesaian masalah, atau Standart Operational Procedure (SOP).


(23)

50

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung 3.3.1 Flow Chart Penelitian

TIDAK

YA

TIDAK

YA

Gambar 3.4 Flow Chart Penelitian Mulai

Survey dan Pengambilan Data

Verifikasi Data

Data Lengkap?

Pengolahan Data

Hasil Sesuai Kebutuhan?

Penulisan Laporan


(24)

51

Gambar di atas menunjukan proses penelitian tentang penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung. Berikut alur dari penelitian tersebut, mula-mula menentukan lokasi mana yang menjadi tempat melakukan penelitian. Setelah mendapatkan lokasi yang tepat untuk penelitian maka dipilihlan Badan Geologi Bandung. Setelah menentukan dan mendiskusikan dengan dosen pembimbing dan telah disetuji maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu verifikasi data atau pengambilan data dari tempat penelitian seperti spesifikasi perangkat, jumlah perangkat dan kelengkapan data lainnya. Selanjutnya peneliti dibantu oleh dosen pembimbing memeriksa kelengkapan data, sekiranya data sudah lengkap maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data meliputi hal-hal seperti perhitungan daya, kapasitas baterai, keunggulan dan kekurangan panel surya dan hal-hal lainnya. Selanjutnya peneliti dibantu oleh dosen pembimbing memeriksa kembali hasil pengolahan data, apakah kebutuhannya sudah terpenuhi, jika sudah maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penulisan laporan.

3.4. Pelaksanaan Survei Lapangan

Pelaksanaan survey pengambilan data di lapangan meliputi :

Pengambilan data teknis berupa soft file dan print out dari Badan Geologi dan PT. SEI.

 Pengambilan foto dokumentasi dari PJU dan solar tree di Badan Geologi pada siang hari dan malam hari.

3.5. Alat dan Bahan Penelitian  Alat tulis

 Kalkulator

 Laptop


(25)

52

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung 3.6. Proses Pengambilan Data

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data sehingga mendapatkan hasil penelitian yang akurat yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi jenis terus terang yaitu dengan cara peneliti mendatangi langsung lokasi penelitian dan berterus terang kepada pihak yang berwenang bahwa peneliti akan mengadakan penelitian di lokasi tersebut. Dalam penelitian ini kegiatan peneliti secara terbuka dapat dilihat dan dikontrol oleh pihak perusahaan atau badan yang akan diteliti. Kegiatan peneliti yang dilakukan selama penelitian adalah berawal dari meminta ijin kepada pihak perusahaan atau badan yang akan diteliti, kemudian setelah mendapatkan ijin tersebut peneliti melihat-lihat objek penelitian yaitu panel surya yang ada di Badan geologi dan setelah itu meminta beberapa data awal untuk keberlangsungan peneltian.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang secara langsung atau bertatap muka untuk bertukar ide atau informasi sehingga didapatkan pokok permasalahan yang dicari. Teknik wawancara ini dipakai peneliti dalam penelitian untuk mencari informasi, ide atau data. Wawancara dilakukan ke beberapa pihak yang berwenang atau kompeten dalam bidang penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti. Karena di dalam penelitian ini terlibat 2 lokasi yaitu Badan Geologi Bandung dan PT SEI, maka dari itu peneliti melakukan wawancara kepada perwakilan yang berkompeten dari masing-masing lokasi penelitian tersebut, yaitu pembimbing dari Badan Geologi Bandung dan pembimbing dari PT SEI.

3. Studi Literatur

Studi literatur merupakan kegiatan penelitian dengan cara memahami dan menganalisis data dari berbagai literatur baik itu buku, skripsi, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan panel surya dan segala sesuatau


(26)

53

tentang perneapannya di Badan Geologi Bandung, sebagai bahan refrensi peneliti.

4. Dokumentasi

Arikunto (2010, hlm. 274) mengemukakan bahwa “studi dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya”.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data terakhir. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menganalisis dokumen-dokumen, baik yang tertulis maupun berupa gambar. Studi dokemntasi ini bertujuan untuk mempertegas data yang diperoleh melalu gambar terhadap keberhasilan penelitian.


(27)

86 Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan untuk studi penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung adalah:

1. PJU dengan kebutuhan daya minimal sebesar 960 WH, kebutuhan baterai minimal sebesar 78,43 AH dan kebutuhan solar charge controller minimal sebesar 11.04 A, itu semua sudah terpenuhi dengan perangkat yang sudah diterapkan yaitu dengan 2 unit panel surya dengan daya masing-masing 180 Wp, 2 unit baterai dengan kapasitas masing-masing 12V 130AH (rangkaian seri) dan 1 unit solar charge controller dengan kapsitas 24V 20A.

2. Solar Tree dengan kebutuhan daya minimal sebesar 1920 WH dan kebutuhan baterai minimal sebesar 158,86 AH, itu semua sudah terpenuhi dengan perangkat yang sudah diterapkan yaitu dengan 36 unit panel surya dengan daya 50 Wp dan 8 unit baterai dengan kapasitas masing-masing 12V 130 AH (rangkaian 2 seri 4 pararel).

3. Prediksi jika menggunakan sumber listrik dari PLN dengan menggunakan beban yang sama maka biaya yang harus dikeluarkan Badan Geologi sebesar Rp 17.301.600

4. Prediksi biaya yang dikeluarkan Badan Geologi dengan menggunakan panel surya ini atau bisa disebut biaya pemeliharaan adalah sebesar Rp 34.361.600

5. Panel Surya adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan (0% polusi) dengan sumber energi berlimpah (energi matahari), harga perangkat panel surya diprediksi dalam beberapa waktu ke depan akan menurun seiring dengan persaingan harga pasar oleh produsen panel surya, ditambah lagi Indonesia kini mulai mempertimbangkan pemberian insentif kepada pungguna panel surya. Harga pemeliharaann cenderung murah dan statis


(28)

87

karena tidak ada bagian di perangkat panel surya yang bergerak dan harga perangkat yang perlu diganti rutin pun cenderung statis.

5.2. Saran

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan, adapun beberapa saran agar penerapan panel surya di Badan Geologi bisa menjadi lebih efisien

1. Akan lebih baik jika menambahkan 2 unit baterai lagi dalam setiap unit PJU, jadi setiap PJU terdapat 4 baterai (2 seri dan 2 pararel). Dengan menggunakan 4 baterai tersebut maka penyimpanan arus baterai akan makin bertambah dari yang sebelumnya hanya 1 hari.

2. Akan lebih baik jika mengurangi 4 unit panel surya dalam setiap 1 unit Solar Tree. Dengan melakukan hal tersebut tentunya akan mengurangi biaya bagi pengguna (konsumen) dan juga akan tetap mempertahankan dari segi estetika karena masih bisa di desain untuk simetris.


(29)

88 Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Chandra, N. (2011). Armatur Lampu. Tersedia di:

http://noenchandra.blogspot.com/2011/11/armatur-lampu.html [Diakses 20 Juni]

Daryanto.(2011). Teknik Listrik Lanjutan. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Dwi Hidayat, A. (2013). Jenis-jenis Kabel Listrik Instalasi Rumah Tinggal. Tersedia di: http://ariefl114.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-kabel-listrik-instalasi.html [Diakses 15 juni]

Jacky. (2013). Pengetahuan Tentang Accu / Battery / Accumulator (mobil motor). Tersedia di:

http://persaudaraansejati.blogspot.com/2013/04/tips-mengingat-kembali-kode-aki-battery.html [ Diakses 14 juni]

Melati. (2011). Prinsip Kerja Solar Cell (Panel Surya). Tersedia di: http://panel-surya.blogspot.com/p/dewasa-laki-laki.html [Diakses 18 Juni] PT. Surya Energi Indotama (SEI) (2013). Pekerjaan Pengadaan Solar System.

Bandung: PT. Lembaga Elektronika Nasional (LEN)

Setiawan, E & Van Harten, P. (1980). Instalasi Arus Kuat 2. Jakarta: Bina Cipta Aksara

Sulasno. (2009). Teknik konversi energi listrik dan sistem pengaturan. Yogyakarta: Graha Ilmu Yogyakarta

Tanpa nama. (2012). Artikel. Tersedia di:

http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html [Diakses 20 Juni]

Tanpa nama. (2012). SOLAR CELL : Pertimbangan Pemilihan Material Bahan. Tersedia di: http://panelsuryaindonesia.com/konsep-panel-surya/25-solar-cell-pertimbangan-pemilihan-material-bahan [Diakses 15 juni]

Yanti. (2014). Panel Surya. Tersedia di:

http://gudangpanelsuryakalimantan.blogspot.com/2014_01_01_archive.html [Diakses 20 Juni]


(1)

51

Gambar di atas menunjukan proses penelitian tentang penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung. Berikut alur dari penelitian tersebut, mula-mula menentukan lokasi mana yang menjadi tempat melakukan penelitian. Setelah mendapatkan lokasi yang tepat untuk penelitian maka dipilihlan Badan Geologi Bandung. Setelah menentukan dan mendiskusikan dengan dosen pembimbing dan telah disetuji maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu verifikasi data atau pengambilan data dari tempat penelitian seperti spesifikasi perangkat, jumlah perangkat dan kelengkapan data lainnya. Selanjutnya peneliti dibantu oleh dosen pembimbing memeriksa kelengkapan data, sekiranya data sudah lengkap maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data meliputi hal-hal seperti perhitungan daya, kapasitas baterai, keunggulan dan kekurangan panel surya dan hal-hal lainnya. Selanjutnya peneliti dibantu oleh dosen pembimbing memeriksa kembali hasil pengolahan data, apakah kebutuhannya sudah terpenuhi, jika sudah maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu penulisan laporan.

3.4. Pelaksanaan Survei Lapangan

Pelaksanaan survey pengambilan data di lapangan meliputi :

Pengambilan data teknis berupa soft file dan print out dari Badan Geologi dan PT. SEI.

 Pengambilan foto dokumentasi dari PJU dan solar tree di Badan Geologi pada siang hari dan malam hari.

3.5. Alat dan Bahan Penelitian  Alat tulis

 Kalkulator  Laptop  Kamera


(2)

Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6. Proses Pengambilan Data

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data sehingga mendapatkan hasil penelitian yang akurat yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi jenis terus terang yaitu dengan cara peneliti mendatangi langsung lokasi penelitian dan berterus terang kepada pihak yang berwenang bahwa peneliti akan mengadakan penelitian di lokasi tersebut. Dalam penelitian ini kegiatan peneliti secara terbuka dapat dilihat dan dikontrol oleh pihak perusahaan atau badan yang akan diteliti. Kegiatan peneliti yang dilakukan selama penelitian adalah berawal dari meminta ijin kepada pihak perusahaan atau badan yang akan diteliti, kemudian setelah mendapatkan ijin tersebut peneliti melihat-lihat objek penelitian yaitu panel surya yang ada di Badan geologi dan setelah itu meminta beberapa data awal untuk keberlangsungan peneltian.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang secara langsung atau bertatap muka untuk bertukar ide atau informasi sehingga didapatkan pokok permasalahan yang dicari. Teknik wawancara ini dipakai peneliti dalam penelitian untuk mencari informasi, ide atau data. Wawancara dilakukan ke beberapa pihak yang berwenang atau kompeten dalam bidang penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti. Karena di dalam penelitian ini terlibat 2 lokasi yaitu Badan Geologi Bandung dan PT SEI, maka dari itu peneliti melakukan wawancara kepada perwakilan yang berkompeten dari masing-masing lokasi penelitian tersebut, yaitu pembimbing dari Badan Geologi Bandung dan pembimbing dari PT SEI.

3. Studi Literatur

Studi literatur merupakan kegiatan penelitian dengan cara memahami dan menganalisis data dari berbagai literatur baik itu buku, skripsi, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan panel surya dan segala sesuatau


(3)

53

tentang perneapannya di Badan Geologi Bandung, sebagai bahan refrensi peneliti.

4. Dokumentasi

Arikunto (2010, hlm. 274) mengemukakan bahwa “studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data terakhir. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menganalisis dokumen-dokumen, baik yang tertulis maupun berupa gambar. Studi dokemntasi ini bertujuan untuk mempertegas data yang diperoleh melalu gambar terhadap keberhasilan penelitian.


(4)

86 Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan untuk studi penerapan panel surya di Badan Geologi Bandung adalah:

1. PJU dengan kebutuhan daya minimal sebesar 960 WH, kebutuhan baterai minimal sebesar 78,43 AH dan kebutuhan solar charge controller minimal sebesar 11.04 A, itu semua sudah terpenuhi dengan perangkat yang sudah diterapkan yaitu dengan 2 unit panel surya dengan daya masing-masing 180 Wp, 2 unit baterai dengan kapasitas masing-masing 12V 130AH (rangkaian seri) dan 1 unit solar charge controller dengan kapsitas 24V 20A.

2. Solar Tree dengan kebutuhan daya minimal sebesar 1920 WH dan kebutuhan baterai minimal sebesar 158,86 AH, itu semua sudah terpenuhi dengan perangkat yang sudah diterapkan yaitu dengan 36 unit panel surya dengan daya 50 Wp dan 8 unit baterai dengan kapasitas masing-masing 12V 130 AH (rangkaian 2 seri 4 pararel).

3. Prediksi jika menggunakan sumber listrik dari PLN dengan menggunakan beban yang sama maka biaya yang harus dikeluarkan Badan Geologi sebesar Rp 17.301.600

4. Prediksi biaya yang dikeluarkan Badan Geologi dengan menggunakan panel surya ini atau bisa disebut biaya pemeliharaan adalah sebesar Rp 34.361.600

5. Panel Surya adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan (0% polusi) dengan sumber energi berlimpah (energi matahari), harga perangkat panel surya diprediksi dalam beberapa waktu ke depan akan menurun seiring dengan persaingan harga pasar oleh produsen panel surya, ditambah lagi Indonesia kini mulai mempertimbangkan pemberian insentif kepada pungguna panel surya. Harga pemeliharaann cenderung murah dan statis


(5)

87

karena tidak ada bagian di perangkat panel surya yang bergerak dan harga perangkat yang perlu diganti rutin pun cenderung statis.

5.2. Saran

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan, adapun beberapa saran agar penerapan panel surya di Badan Geologi bisa menjadi lebih efisien

1. Akan lebih baik jika menambahkan 2 unit baterai lagi dalam setiap unit PJU, jadi setiap PJU terdapat 4 baterai (2 seri dan 2 pararel). Dengan menggunakan 4 baterai tersebut maka penyimpanan arus baterai akan makin bertambah dari yang sebelumnya hanya 1 hari.

2. Akan lebih baik jika mengurangi 4 unit panel surya dalam setiap 1 unit Solar Tree. Dengan melakukan hal tersebut tentunya akan mengurangi biaya bagi pengguna (konsumen) dan juga akan tetap mempertahankan dari segi estetika karena masih bisa di desain untuk simetris.


(6)

88 Mohamad Risnandar, 2014

Studi Penerapan Panel Surya di Badan Geologi Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Chandra, N. (2011). Armatur Lampu. Tersedia di:

http://noenchandra.blogspot.com/2011/11/armatur-lampu.html [Diakses 20 Juni]

Daryanto.(2011). Teknik Listrik Lanjutan. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Dwi Hidayat, A. (2013). Jenis-jenis Kabel Listrik Instalasi Rumah Tinggal. Tersedia di: http://ariefl114.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-kabel-listrik-instalasi.html [Diakses 15 juni]

Jacky. (2013). Pengetahuan Tentang Accu / Battery / Accumulator (mobil – motor). Tersedia di: http://persaudaraansejati.blogspot.com/2013/04/tips-mengingat-kembali-kode-aki-battery.html [ Diakses 14 juni]

Melati. (2011). Prinsip Kerja Solar Cell (Panel Surya). Tersedia di: http://panel-surya.blogspot.com/p/dewasa-laki-laki.html [Diakses 18 Juni] PT. Surya Energi Indotama (SEI) (2013). Pekerjaan Pengadaan Solar System.

Bandung: PT. Lembaga Elektronika Nasional (LEN)

Setiawan, E & Van Harten, P. (1980). Instalasi Arus Kuat 2. Jakarta: Bina Cipta Aksara

Sulasno. (2009). Teknik konversi energi listrik dan sistem pengaturan. Yogyakarta: Graha Ilmu Yogyakarta

Tanpa nama. (2012). Artikel. Tersedia di:

http://www.esdm.go.id/berita/artikel/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html [Diakses 20 Juni]

Tanpa nama. (2012). SOLAR CELL : Pertimbangan Pemilihan Material Bahan. Tersedia di: http://panelsuryaindonesia.com/konsep-panel-surya/25-solar-cell-pertimbangan-pemilihan-material-bahan [Diakses 15 juni]

Yanti. (2014). Panel Surya. Tersedia di:

http://gudangpanelsuryakalimantan.blogspot.com/2014_01_01_archive.html [Diakses 20 Juni]